brand merek: Tesla

  • SpaceX Terlalu Perkasa, Trump Gagal Kasih Pelajaran ke Elon Musk

    SpaceX Terlalu Perkasa, Trump Gagal Kasih Pelajaran ke Elon Musk

    Jakarta

    Presiden Amerika Serikat Donald Trump berseteru dengan Elon Musk, bahkan mengancam akan membatalkan kontrak pemerintah yang diberikan pada Elon Musk dan SpaceX. Namun ia mendapati bahwa hal itu tidak semudah yang ia kira.

    Dikutip detikINET dari Yahoo News, staf pemerintahan Trump yang bertugas meninjau kontrak pemerintah SpaceX menyatakan bahwa mengakhirinya akan berdampak serius pada NASA dan Departemen Pertahanan.

    Menurut Wall Street Journal, setelah peninjauan, hanya beberapa kontrak SpaceX yang dapat menghadapi pengawasan lebih lanjut. Namun, tidak satu pun dari kontrak tersebut yang dibatalkan, karena tidak ada pesaing yang dapat melakukan pekerjaan itu dengan lebih murah atau lebih andal dari SpaceX.

    Hal ini tidak mengejutkan, mengingat SpaceX sejauh ini adalah perusahaan terbesar di dunia dalam hal mengirimkan barang atau astronaut ke luar angkasa. Tahun lalu saja, SpaceX menyumbang 83% dari peluncuran satelit global.

    Pemerintah AS telah menjalin kontrak dengan perusahaan tersebut bertahun-tahun. SpaceX telah menerima setidaknya USD 21 miliar dana dari pembayar pajak, dengan tambahan USD 13 miliar yang masih akan datang.

    Musk bukan satu-satunya miliarder dalam permainan luar angkasa dan pemerintah AS memang khawatir tentang monopoli SpaceX. Blue Origin milik Jeff Bezos memenangkan tujuh kontrak dalam putaran terakhir pemerintahan Trump, meskipun SpaceX meraih 28 kontrak.

    “Tidak ada yang bisa menggantikan SpaceX,” kata analis pertahanan dan luar angkasa Todd Harrison.

    SpaceX bukan satu-satunya perusahaan Musk yang memiliki hubungan dengan pemerintah AS. Awal minggu ini, pemerintah mengumumkan kesepakatan senilai USD 200 juta antara Pentagon dan perusahaan xAI milik Musk untuk mengembangkan kapabilitas kecerdasan buatan dalam domain peperangan.

    Secara total, pria yang pernah menjadi kepala departemen DOGE yang bertugas memangkas pengeluaran pemerintah telah menyapu bersih kontrak-kontrak pemerintah senilai USD 38 miliar. Banyak dari kontrak ini, yang USD 15,7 miliar di antaranya diberikan kepada Tesla, ditandatangani mantan Presiden Joe Biden.

    (fyk/fay)

  • Minggir! Sosok Ini Geser Elon Musk Jadi ‘Anak Emas’ Donald Trump

    Minggir! Sosok Ini Geser Elon Musk Jadi ‘Anak Emas’ Donald Trump

    Jakarta

    Jensen Huang CEO Nvidia, menggeser Elon Musk jadi ‘anak emas’ dari Presiden AS Donald Trump. Dia dianggap kuat dalam merevolusi kecerdasan buatan (AI).

    Dalam beberapa kesempatan sebelumnya, nampak kedekatan erat antara Musk dan Trump. Akan tetapi, Huang dianggap memiliki peran politik baru, menurut Dan Ives Managing Director and Senior Equity Research Analyst.

    “Dia berada di posisi yang sangat kuat untuk menavigasi lanskap politik … (karena) hanya ada satu chip di dunia yang mendorong revolusi AI, dan itu adalah Nvidia,” kata Ives.

    Pandangan tentang pengaruh politik Huang semakin kuat, karena Nvidia pekan lalu mengumumkan dalam kunjungan terbaru CEO-nya ke Beijing bahwa mereka berharap untuk segera melanjutkan penjualan chip AI H20 ke China.

    Melansir CNBC, ekspor chip H20 ke China telah dibatasi awal tahun ini. Ini adalah hal yang secara terbuka ditentang oleh Huang.

    “Ini merupakan kemenangan bersejarah bagi Nvidia dan Jensen … dan saya pikir ini menunjukkan semakin besarnya pengaruh politik Huang dalam pemerintahan Trump,” ungkap Ives. Huang pun telah bertemu dengan Trump di Washington D.C. tepat sebelum kunjungannya ke China.

    Pembatalan pembatasan H20 telah dikaitkan dengan negosiasi perdagangan antara AS dan China. Namun, beberapa pakar mengatakan kepada CNBC bahwa lobi Huang memainkan peran besar di dalamnya.

    CEO Nvidia tersebut telah bertemu dengan Trump berkali-kali tahun ini, termasuk bergabung dengannya dalam perjalanan ke Timur Tengah pada bulan Mei, yang menghasilkan kesepakatan AI besar-besaran yang akan mengirimkan ratusan ribu chip AI canggih Nvidia ke Uni Emirat Arab.

    Kesepakatan dengan Emirat telah dipandang sebagai cara bagi Amerika untuk mendorong kepemimpinan teknologi globalnya, memperkuat jajaran teknologinya di pasar baru, di tengah persaingan potensial seperti Huawei dari Tiongkok.

    Setelah perjalanan tersebut, Huang semakin gencar menyuarakan keberatannya terhadap pembatasan chip AS, dengan alasan bahwa pembatasan tersebut akan mengikis kepemimpinan teknologi Amerika demi keuntungan pemain domestik Tiongkok.

    Menurut laporan dari New York Times, narasi ini juga disebarkan Huang kepada Trump dan para pejabatnya di balik layar.

    Sebelum Huang, banyak yang beranggapan bahwa Musk adalah ‘anak emas’ Trump. Bukan rahasia bahwa Musk memegang peranan penting dalam memenangkan Trump dalam pemilihan umum.

    Tak cuma dengan donasi besar-besaran untuk kampanye, bos SpaceX itu juga menjadikan platform media sosial yang ia beli (X) menjadi alat propaganda.

    Saking dekatnya dengan Trump, saham Tesla milih Musk juga sempat terbang tinggi. Tak main-main, Musk pun sempat menjadi kepala Lembaga Efisiensi Pemerintahan AS (DOGE), sebelum akhirnya mengklaim berhasil menyentuh tujuannya dan mundur.

    Menurut CNBC Indonesia, kedekatan Trump dan Musk tak bertahan lama. Musk mengkritik kebijakan anggaran baru Trump pasca ia meninggalkan DOGE untuk fokus mengurus bisnisnya yang kian terpuruk.

    Sampai akhirnya, Musk seakan mengumumkan ‘perang’ terbuka antara Trump. Musk sampai-sampai menciptakan partai politik baru yang akan melawan Republik.

    (ask/ask)

  • 10 CEO dengan Gaji Paling Tinggi di Dunia, No.1 Bukan Google

    10 CEO dengan Gaji Paling Tinggi di Dunia, No.1 Bukan Google

    Jakarta, CNBC Indonesia – CEO (Chief Executive Officer) adalah jabatan eksekutif tertinggi dalam struktur organisasi perusahaan yang bertanggung jawab atas keseluruhan manajemen dan operasional bisnis. Seorang CEO menjadi pemimpin utama yang mengarahkan visi perusahaan, mengambil keputusan strategis, serta mewakili perusahaan di hadapan investor, mitra, dan publik.

    Dengan tanggung jawabnya yang besar, tak heran kalau CEO juga punya gaji yang besar.

    Secara keseluruhan, gaji CEO mencetak rekor baru pada 2024 lalu. Setengah dari eksekutif tertinggi dalam analisis tahunan The Wall Street Journal menerima setidaknya US$17,1 juta atau sekitar Rp278 miliar, naik dari US$15,8 juta atau Rp256 miliar pada tahun sebelumnya.

    Laporan The Wall Street Journal merekam data dari MyLogIQ dan mencakup CEO dari lebih dari 400 perusahaan S&P 500 yang melaporkan kompensasi hingga pertengahan Mei 2025, untuk tahun fiskal yang berakhir setelah 30 Juni 2024.

    Rick Smith, pendiri sekaligus CEO Axon Enterprise, menduduki peringkat pertama dalam daftar CEO dengan bayaran tertinggi tahun 2024. Smith menerima paket kompensasi senilai US$165 juta atau setara dengan sekitar Rp2,68 triliun (kurs Rp16.250 per dolar AS).

    Bayaran tersebut jauh melampaui kompensasi yang diterima para pimpinan perusahaan raksasa seperti CEO General Electric Larry Culp, CEO Blackstone Steve Schwarzman, dan CEO Apple Tim Cook. Smith menjadi satu-satunya pimpinan perusahaan di indeks S&P 500 yang menerima bayaran di atas US$100 juta pada tahun lalu.

    CEO JPMorgan Jamie Dimon, berada di posisi ke-23 dengan total bayaran sebesar US$37,7 juta atau sekitar Rp613 miliar. Sementara itu, CEO Meta Mark Zuckerberg menempati urutan ke-63 dengan kompensasi senilai US$27 juta atau sekitar Rp439 miliar, yang sebagian besar digunakan untuk layanan keamanan.

    Elon Musk dari Tesla menjadi satu-satunya CEO yang tidak menerima bayaran, alias US$0, karena paket gajinya masih menjadi sengketa hukum. Selain Musk, beberapa pimpinan perusahaan besar lainnya juga menerima kompensasi yang tergolong rendah.

    Warren Buffett, CEO Berkshire Hathaway, hanya menerima bayaran sebesar US$0,41 juta atau sekitar Rp6,7 miliar. Sementara itu, CEO Amazon Andrew Jassy memperoleh US$1,60 juta atau setara Rp26 miliar sepanjang 2024.

    Seperti kebanyakan CEO, sebagian besar kompensasi Rick Smith berasal dari penghargaan saham, bukan gaji tetap. Paket saham tersebut diberikan pada Mei 2024 dan dikaitkan dengan target pasar dan operasional yang harus dicapai selama beberapa tahun ke depan.

    Ini bukan pertama kalinya Smith menerima bayaran besar sejak memimpin perusahaan sejak 1993. Pada tahun 2019, Axon melaporkan kompensasi senilai US$246 juta atau sekitar Rp4 triliun untuk Smith melalui skema penghargaan saham yang serupa, ketika Axon belum masuk indeks S&P 500.

    Smith menjalankan perusahaan bersama saudaranya, Thomas Smith, selama dua dekade. Bersama-sama mereka mengamankan hak paten teknologi dan mengembangkan Taser menjadi alat standar yang digunakan kepolisian di berbagai negara.

    Lebih jauh, berikut daftar 10 CEO dengan bayaran terbesar versi The Wall Street Journal:

    1. CEO Axon Enterprise Rick Smith – US$164,53 juta
    2. CEO General Electric Lawrence Culp Jr. – US$88,95 juta
    3. CEO Blackstone Stephen Schwarzman – US$84,03 juta
    4. CEO Apple Tim Cook – US$ 74,61 juta
    5. CEO KKR Joseph Bae – US$73,09 juta
    6. CEO Carrier Global David Gitlin – US$65,73 juta
    7. CEO KKR Scott Cuttall – US$64,2 juta
    8. CEO Netflix Theodore Sarandos – US$61,92 juta
    9. CEO Simon Property Group David Simon – US$61,39 juta
    10. CEO Netflix Greg Peters – US$60,27 juta

    (hsy/hsy)

    [Gambas:Video CNBC]

  • SpaceX Siap Suntik Rp 32 Triliun ke Startup AI Milik Elon Musk? – Page 3

    SpaceX Siap Suntik Rp 32 Triliun ke Startup AI Milik Elon Musk? – Page 3

    Langkah investasi ini bukan tanpa alasan. SpaceX kabarnya telah mulai menggunakan teknologi xAI dalam layanan mereka.

    Salah satunya, chatbot Grok milik xAI kini sudah digunakan untuk mendukung sistem layanan pelanggan Starlink, layanan internet satelit yang juga dikembangkan oleh SpaceX.

    Lebih lanjut, laporan tersebut menyebut bahwa integrasi antara produk xAI dan layanan-layanan milik SpaceX akan terus berkembang dalam waktu dekat.

    Strategi Musk Satukan Semua Perusahaannya

    Untuk diketahui, Bukan rahasia lagi bahwa Elon Musk memiliki strategi untuk mengintegrasikan berbagai perusahaannya agar saling mendukung dan memperkuat.

    Sebelumnya, Musk juga diketahui telah menggabungkan xAI dengan X (dulu Twitter) awal tahun ini.

    Pendekatan ini dianggap sebagai cara Musk untuk mempercepat adopsi teknologi AI buatannya di berbagai sektor, mulai dari media sosial, otomotif, hingga industri luar angkasa.

    Meski sempat dihujani kritik, khususnya setelah Grok membuat komentar antisemit yang kontroversial, produk AI tersebut tetap mendapat tempat di berbagai lini bisnis Musk.

    Bahkan, mobil listrik Tesla juga dilaporkan akan segera dilengkapi dengan integrasi Grok secara langsung.

  • Diet ala Miliarder, Ternyata Ini yang Dimakan Elon Musk-Mark Zuckerberg Tiap Hari

    Diet ala Miliarder, Ternyata Ini yang Dimakan Elon Musk-Mark Zuckerberg Tiap Hari

    Jakarta

    Kehidupan miliarder terkenal seperti Mark Zuckerberg dan Elon Musk seringkali menjadi perhatian khusus. Salah satu yang bikin penasaran adalah makanan apa saja yang dikonsumsi miliarder setiap hari.

    Dikutip dari Times of India, Mark Zuckerberg disebut bukan orang yang sulit soal makanan. Bos Facebook ini akan mengonsumsi apapun selama makanan tersebut praktis.

    Meski tidak memiliki aturan diet yang ketat, pada tahun 2011 ia sempat melakukan tantangan pribadi untuk hanya makan daging yang ia sembelih sendiri. Ini termasuk daging ayam, babi, bahkan kambing. Meski eksperimennya telah berakhir, itu mencerminkan ketertarikan Zuckerberg terhadap sumber makanannya.

    Pola makannya relatif fleksibel dan sederhana. Ia lebih memilih efisiensi dibanding mengikuti tren kesehatan.

    Dalam beberapa tahun terakhir, ia menggeluti berbagai olahraga intens seperti mixed martial arts (MMA) dan jujitsu. Karena intensitasnya sangat tinggi, Zuckerberg bahkan bisa mengonsumsi 4.000 kalori setiap hari mengompensasi kalori yang terbakar. Padahal, umumnya manusia mengonsumsi 2.000 kalori sehari.

    Makanan favoritnya adalah menu-menu protein tinggi seperti daging tanpa lemak, telur, dan sesekali mengonsumsi makanan cepat saji.

    “Tidak sedang menurunkan berat badan, jadi saya butuh sekitar 4 ribu kalori per hari untuk mengimbangi semua aktivitas,” katanya dalam sebuah unggahan media sosial di Thread.

    Elon Musk. Foto: REUTERS/Nathan Howard

    Kebiasaan makan Elon Musk bisa dibilang tidak sesehat dibandingkan Mark Zuckerberg. Dalam salah satu unggahannya di X, pemilik Tesla ini bahkan mengaku suka makan donat setiap hari.

    Elon mengaku sering melewatkan sarapan. Ia hanya akan mengonsumsi cokelat bar atau kopi, itupun jika memang tersedia. Makan siang biasanya diselipkan di sela-sela rapat, hanya sekitar 5 menit, dengan menu apapun yang disediakan.

    Menurut laporan, ia sangat menyukai daging sapi, pizza, minuman bersoda, hingga wine.

    Jeff Bezos bersama pasangannya. Foto: Mark Sutton/Formula 1 via Getty Images

    Pemimpin Amazon ini bisa dikatakan memiliki gaya hidup sehat. Ia memiliki jadwal olahraga dan makan yang lebih teratur setiap hari.

    Dikutip dari Body and Soul, Bezos mulai bekerja pada pukul 10 pagi setelah sarapan bersama keluarga. Ia diketahui menjalani pola makan tinggi protein dan lemak. Kabarnya, ia sangat menyukai hidangan gurita mediterania, kentang, bacon, dan yogurt bawang putih.

    Kehidupannya ini jauh lebih baik dibanding dulu. Bahkan pada tahun 2017 ia mengaku tidak pernah melihat label informasi gizi pada kemasan makanan.

    “Saya belum pernah membaca label nutrisi seumur hidup saya; saya makan apa pun yang rasanya enak bagi saya,” katanya saat itu.

    Meski kini sudah menerapkan hidup sehat, ia tidak masalah jika sesekali harus ‘cheat day’. Dalam beberapa kesempatan, terkadang ia masih mengonsumsi makanan ringan dan makanan cepat saji.

    Bezos rutin olahraga setiap hari. Oleh pelatihnya, Bezos disarankan olahraga yang berdampak rendah, tapi resistensi tinggi, seperti mendayung dan angkat beban. Bezos juga suka aktivitas luar ruangan seperti lari di bukit, kayak, dan paddleboarding.

    (avk/kna)

  • Diet ala Miliarder, Ternyata Ini yang Dimakan Elon Musk-Mark Zuckerberg Tiap Hari

    Diet ala Miliarder, Ternyata Ini yang Dimakan Elon Musk-Mark Zuckerberg Tiap Hari

    Jakarta

    Kehidupan miliarder terkenal seperti Mark Zuckerberg dan Elon Musk seringkali menjadi perhatian khusus. Salah satu yang bikin penasaran adalah makanan apa saja yang dikonsumsi miliarder setiap hari.

    Dikutip dari Times of India, Mark Zuckerberg disebut bukan orang yang sulit soal makanan. Bos Facebook ini akan mengonsumsi apapun selama makanan tersebut praktis.

    Meski tidak memiliki aturan diet yang ketat, pada tahun 2011 ia sempat melakukan tantangan pribadi untuk hanya makan daging yang ia sembelih sendiri. Ini termasuk daging ayam, babi, bahkan kambing. Meski eksperimennya telah berakhir, itu mencerminkan ketertarikan Zuckerberg terhadap sumber makanannya.

    Pola makannya relatif fleksibel dan sederhana. Ia lebih memilih efisiensi dibanding mengikuti tren kesehatan.

    Dalam beberapa tahun terakhir, ia menggeluti berbagai olahraga intens seperti mixed martial arts (MMA) dan jujitsu. Karena intensitasnya sangat tinggi, Zuckerberg bahkan bisa mengonsumsi 4.000 kalori setiap hari mengompensasi kalori yang terbakar. Padahal, umumnya manusia mengonsumsi 2.000 kalori sehari.

    Makanan favoritnya adalah menu-menu protein tinggi seperti daging tanpa lemak, telur, dan sesekali mengonsumsi makanan cepat saji.

    “Tidak sedang menurunkan berat badan, jadi saya butuh sekitar 4 ribu kalori per hari untuk mengimbangi semua aktivitas,” katanya dalam sebuah unggahan media sosial di Thread.

    Elon Musk. Foto: REUTERS/Nathan Howard

    Kebiasaan makan Elon Musk bisa dibilang tidak sesehat dibandingkan Mark Zuckerberg. Dalam salah satu unggahannya di X, pemilik Tesla ini bahkan mengaku suka makan donat setiap hari.

    Elon mengaku sering melewatkan sarapan. Ia hanya akan mengonsumsi cokelat bar atau kopi, itupun jika memang tersedia. Makan siang biasanya diselipkan di sela-sela rapat, hanya sekitar 5 menit, dengan menu apapun yang disediakan.

    Menurut laporan, ia sangat menyukai daging sapi, pizza, minuman bersoda, hingga wine.

    Jeff Bezos bersama pasangannya. Foto: Mark Sutton/Formula 1 via Getty Images

    Pemimpin Amazon ini bisa dikatakan memiliki gaya hidup sehat. Ia memiliki jadwal olahraga dan makan yang lebih teratur setiap hari.

    Dikutip dari Body and Soul, Bezos mulai bekerja pada pukul 10 pagi setelah sarapan bersama keluarga. Ia diketahui menjalani pola makan tinggi protein dan lemak. Kabarnya, ia sangat menyukai hidangan gurita mediterania, kentang, bacon, dan yogurt bawang putih.

    Kehidupannya ini jauh lebih baik dibanding dulu. Bahkan pada tahun 2017 ia mengaku tidak pernah melihat label informasi gizi pada kemasan makanan.

    “Saya belum pernah membaca label nutrisi seumur hidup saya; saya makan apa pun yang rasanya enak bagi saya,” katanya saat itu.

    Meski kini sudah menerapkan hidup sehat, ia tidak masalah jika sesekali harus ‘cheat day’. Dalam beberapa kesempatan, terkadang ia masih mengonsumsi makanan ringan dan makanan cepat saji.

    Bezos rutin olahraga setiap hari. Oleh pelatihnya, Bezos disarankan olahraga yang berdampak rendah, tapi resistensi tinggi, seperti mendayung dan angkat beban. Bezos juga suka aktivitas luar ruangan seperti lari di bukit, kayak, dan paddleboarding.

    (avk/kna)

  • Tesla Buka Showroom Pertama di India, Luncurkan Model Y

    Tesla Buka Showroom Pertama di India, Luncurkan Model Y

    Tesla Buka Showroom Pertama di India, Luncurkan Model Y

  • Donald Trump Tetapkan Tarif 93,5% untuk Bahan Baterai dari China

    Donald Trump Tetapkan Tarif 93,5% untuk Bahan Baterai dari China

    Bisnis.com, JAKARTA — Departemen Perdagangan Amerika Serikat memberlakukan bea masuk antidumping awal sebesar 93,5% untuk impor grafit China, yang merupakan komponen utama baterai. Pemerintah AS menyimpulkan bahan-bahan itu mendapatkan subsidi secara tidak adil.

    Dilansir dari Bloomberg, Departemen Perdagangan mengeluarkan penetapan awal yang menegaskan bea masuk antidumping dalam sebuah dokumen pada Kamis (17/7/2025) waktu Amerika Serikat (AS). Penetapan akhir akan diumumkan paling lambat Desember 2025.

    Grafit merupakan bahan baku utama untuk membuat anoda baterai. Hampir 180.000 metrik ton produk grafit diimpor ke AS tahun lalu, dengan sekitar dua pertiganya berasal dari China, menurut BloombergNEF.

    China mendominasi kapasitas pemrosesan grafit, dengan Badan Energi Internasional (IEA) menyebut material tersebut sebagai salah satu yang paling rentan terhadap potensi risiko pasokan dan membutuhkan upaya diversifikasi yang mendesak.

    Grafit diperkirakan akan tetap menjadi material anoda paling umum untuk semua jenis baterai litium-ion dalam jangka menengah, menurut IEA, sementara silikon baru diperkirakan akan mulai menggerogoti pangsa pasarnya mulai 2030.

    Bea masuk antidumping untuk grafit akan meningkatkan ketegangan di sepanjang rantai pasok kendaraan listrik global, yang telah menghadapi kontrol ekspor China atas beberapa mineral penting dan teknologi baterai.

    Bea masuk baru tersebut akan menambah tarif yang ada sehingga tarif efektif menjadi 160%, menurut American Active Anode Material Producers. Kelompok dagang itu, yang mewakili produsen grafit AS, mengajukan gugatan kepada dua lembaga federal meminta penyelidikan untuk mengetahui apakah perusahaan-perusahaan China melanggar undang-undang antidumping, pada Desember 2024.

    “Keputusan Departemen Perdagangan membuktikan bahwa China menjual AAM [active anode material] dengan harga di bawah nilai wajar ke pasar domestik,” ujar juru bicara kelompok dagang produsen anoda, Erik Olson.

    Kepala divisi material baterai di perusahaan konsultan CRU Group, Sam Adham, menilai bahwa tarif impor itu akan menjadi pukulan bagi produsen baterai. Menurutnya, tarif 160% setara dengan biaya tambahan US$7 per KWh untuk sel baterai kendaraan listrik rata-rata, atau seperlima dari kredit pajak manufaktur baterai—yang berasal dari Undang-Undang Pengurangan Inflasi dan lolos dari rancangan anggaran Presiden Trump.

    “Hal itu pada dasarnya menghapus keuntungan produsen baterai Korea Selatan selama satu atau dua kuartal penuh,” kata Adham.

    Tesla Inc. dan pemasok baterai utamanya, Panasonic Inc., termasuk di antara perusahaan yang mendesak pemblokiran tarif baru tersebut, dengan alasan bahwa mereka bergantung pada impor grafit China karena industri dalam negeri belum cukup berkembang untuk memenuhi standar kualitas dan volume yang disyaratkan.

    Bea masuk tambahan untuk baterai akan menambah tekanan yang dihadapi industri energi terbarukan. Meskipun penyimpanan energi tetap mempertahankan insentif pajak utama dalam rancangan anggaran Trump, peraturan Departemen Keuangan yang membatasi penggunaan sel surya China mempersulit kepatuhan bagi banyak pengembang.

    Risiko dan biaya rantai pasokan akan memperlambat laju pertumbuhan penyimpanan di jaringan listrik AS, menurut Wood Mackenzie.

  • Petaka Driver Online Mendekat ke RI, China-AS Satukan Kekuatan

    Petaka Driver Online Mendekat ke RI, China-AS Satukan Kekuatan

    Jakarta, CNBC Indonesia – Petaka bagi profesi driver online sudah di depan mata. Pasalnya, industri taksi otomatis tanpa sopir (robotaxi) berkembang kian pesat. Kompetisi antar penyedia layanan robotaxi juga makin gencar.

    China dan Amerika Serikat (AS) adalah 2 negara yang saat ini paling kompetitif dalam pengembangan robotaxi. Di China, nama-nama besar seperti Apollo Go (Baidu), Pony.ai, dan WeRide terus-terusan melakukan ekspansi, bahkan ke pasar luar China.

    Di AS, Waymo juga terus memperluas jangkauan layanan komersilnya. Tesla milik Elon Musk juga sudah mulai melakukan uji coba di Austin dan berencana membawa layanannya ke California dan Arizona.

    Terbaru, Uber yang merupakan raksasa ride-hailing asal AS menyatukan kekuatan dengan Baidu yang merupakan penyedia robotaxi Apollo Go asal China.

    Kedua perusahaan mengumumkan kesepakatan strategis dalam jangka panjang (multi-year) untuk mengoperasikan ribuan kendaraan otomatis (AV) milik Apollo Go pada platform Uber.

    Kerja sama ini difokuskan di berbagai pasar, bahkan di luar AS dan China. Uber dan Baidu menyasar pasar dekat Indonesia, yakni Asia dan Timur Tengah pada akhir tahun ini. Belum jelas apakah Indonesia akan menjadi bagian dari ekspansi tersebut. 

    Pemerintah Indonesia juga sejauh ini belum memiliki regulasi yang jelas tentang industri robotaxi yang makin populer.

    Uber akhir-akhir ini gencar menjalin kemitraan dengan produsen AV karena berupaya melindungi bisnis transportasi online miliknya dengan memanfaatkan perkembangan robotaxi.

    Dalam beberapa bulan terakhir saja, Uber telah sepakat untuk menempatkan AV dari Waymo (Alphabet), Volkswagen, May Mobility, dan Pony.ai pada platformnya di berbagai kota di seluruh dunia.

    Dalam beberapa kasus, Uber mengambil saham langsung di perusahaan-perusahaan mitranya. Pada Mei 2025, Uber mengumumkan perluasan kemitraan dengan WeRide asal China yang mencakup investasi sebesar US$100 juta.

    Uber dilaporkan juga mempertimbangkan untuk membantu pendirinya, Travis Kalanick, membiayai akuisisi Pony.ai.

    Meskipun kemitraan ini telah berkembang pesat, tahap-tahapnya masih sangat awal. Dalam hal ini, penumpang awalnya tidak akan dapat memesan awak AV Baidu di aplikasi Uber.

    Sebaliknya, perusahaan mengatakan penumpang “mungkin akan diberikan pilihan” untuk melakukan perjalanan mereka dengan Apollo Go AV yang sepenuhnya tanpa pengemudi. Hal ini serupa dengan cara kerja beberapa kemitraan Uber lainnya yang sudah ada.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • ScaleAI PHK 200 Karyawan Usai Dapat Investasi Rp233 Triliun dari Meta

    ScaleAI PHK 200 Karyawan Usai Dapat Investasi Rp233 Triliun dari Meta

    Bisnis.com, JAKARTA—  Startup teknologi asal Amerika Serikat, Scale AI, melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap sekitar 200 karyawan atau sekitar 14% dari total tenaga kerjanya. 

    Tak hanya itu, perusahaan juga memutus kontrak kerja sama dengan 500 kontraktor global. Langkah ini menandai pergeseran fokus bisnis perusahaan yang selama ini dikenal sebagai penyedia layanan pelabelan data untuk melatih model kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) 

    Dalam memo internal yang diperoleh Bloomberg, CEO interim Scale AI, Jason Droege, menyatakan perusahaan telah melakukan ekspansi terlalu cepat di lini bisnis pelabelan data yang menjadi inti operasional mereka sejak awal berdiri. 

    Kini, Scale AI memutuskan untuk mengalihkan fokus ke sektor penjualan korporasi dan pemerintahan, yang dinilai lebih menjanjikan secara jangka panjang.

    PHK massal ini terjadi hanya sebulan setelah Meta merekrut CEO Scale AI sebelumnya dalam kesepakatan senilai US$14,3 miliar atau sekitar Rp233 triliun. 

    Seiring dengan langkah tersebut, sejumlah pelanggan utama Scale AI disebut-sebut telah menghentikan kerja sama, memperbesar tekanan internal perusahaan dan mendorong restrukturisasi secara menyeluruh. Scale AI bukan satu-satunya perusahaan AI yang harus melakukan penyesuaian arah bisnis secara drastis. 

    Seiring dengan makin ketatnya persaingan dan dinamika kebutuhan pasar, banyak perusahaan teknologi termasuk yang bergerak di bidang AI dipaksa mengevaluasi ulang strategi dan beban operasional mereka.

    Fenomena PHK yang terjadi di Scale AI menjadi bagian dari gelombang pemangkasan tenaga kerja yang melanda industri teknologi global sejak 2022. 

    Lonjakan investasi di bidang AI membuat banyak perusahaan beralih ke otomatisasi, mengurangi kebutuhan tenaga kerja manusia. Data dari situs pelacak layoffs.fyi mencatat lebih dari 264.000 karyawan teknologi diberhentikan sepanjang 2023, naik dari 165.000 pada tahun sebelumnya.

    Hingga pertengahan 2024, angka PHK terus bertambah, dengan lebih dari 132.900 pekerja di 410 perusahaan kehilangan pekerjaan. 

    Laporan dari Trueup.io dan BestBrokers memperkirakan ada lebih dari 700 pengumuman PHK sejak awal tahun, berdampak pada hampir 204.000 pekerja, terutama di Amerika Serikat dan Inggris.

    Beberapa nama besar seperti Dell, Intel, dan Tesla juga melakukan PHK besar-besaran tahun ini, sebagian besar dikaitkan dengan efisiensi bisnis dan investasi pada AI. 

    Microsoft bahkan secara eksplisit menyebut fokusnya pada pengembangan AI sebagai salah satu alasan restrukturisasi, sementara Google menyampaikan perlunya percepatan kinerja sebagai dasar pengurangan karyawan.