brand merek: Tesla

  • China Ciptakan Baterai Lithium Berdaya Simpan 2 Kali Lipat Lebih Kuat dari Tesla

    China Ciptakan Baterai Lithium Berdaya Simpan 2 Kali Lipat Lebih Kuat dari Tesla

    Bisnis.com, JAKARTA – Peneliti Universitas Tianjin China mengembangkan terobosan baterai logam litium yang mampu menyimpan energi dua kali lebih banyak dibandingkan dengan baterai kendaraan listrik milik Tesla.

    Sebagai informasi, sel baterai Tesla memiliki kepadatan energi sebesar 300 watt-jam per kilogram. Di bawahnya, ada Blade teknologi buatan BYD dengan tingkat kepadatan energi sebesar 150 watt-jam per kilogram.

    Mengutip Independent.co.uk, baterai temuan China ini memiliki kepadatan energi lebih dari 600 watt-jam per kilogram. 

    Dalam konteks industri kendaraan listrik, terobosan ini penting mengingat kepadatan energi menentukan besar daya yang dapat disimpan dalam perangkat; semakin tinggi kepadatan, semakin kecil dan ringan baterai yang dapat dibuat.

    Temuan mengenai ihwal tersebut – yang dipublikasikan dalam jurnal Nature – menunjukkan adanya peningkatan 200% – 300% dibandingkan dengan kepadatan energi dan daya tahan baterai logam litium saat ini.

    Adapun, keberhasilan ini tak lepas dari rancangan ulang terhadap lingkungan solvasi ion litium yang mengatasi keterbatasan desain elektrolit. Sementara di rancangan terdahulu, elektrolit baterai litium bergantung pada struktur solvasi sehingga menciptakan hambatan terhadap kinerja.

    Elektrolit baru yang dikembangkan bernama delocalised electrolyte dengan mikro lingkungan solvasi yang lebih tidak teratur dan terdelokalisasi. Kondisi ini disebut mengurangi hambatan transportasi ion sekaligus meningkatkan stabilitas – dua faktor penting dalam kinerja dan umur siklus baterai.

    Selain itu, dijelaskan juga desain elektrolit baru ini menciptakan lingkungan yang lebih heterogen, memungkinkan dinamika ion litium yang lebih cair.

    Saat para ilmuwan menguji elektrolit ini pada sel pouch baterai logam litium berkapasitas tinggi yang umum digunakan, hasilnya mampu memberikan kepadatan energi yang belum pernah dicapai sebelumnya.

    Yakni, 604,2 watt-jam per kilogram sembari mempertahankan siklus stabil lebih dari 100 kali pengisian ulang.

  • Berkat Z Fold7 dan Z Flip7, Samsung Pepet Apple di AS

    Berkat Z Fold7 dan Z Flip7, Samsung Pepet Apple di AS

    Jakarta

    DI 2014, Apple dan Samsung bersaing ketat menguasai pasar smartphone di Amerika Serikat. Samsung sukses menjual HP layar besar dan para penggemar iPhone menuntut respons. Apple akhirnya merilis iPhone 6 dan memberi konsumen pilihan layar besar. iPhone menang.

    Lebih dari satu dekade kemudian, angka penjualan terbaru di AS menunjukkan bahwa persaingan Apple-Samsung kembali panas. Dan sekali lagi, semuanya tentang layar.

    Di kuartal kedua 2025, pengiriman dari Samsung melonjak di AS, market share naik dari 23% menjadi 31% dari periode sebelumnya, menurut data dari Canalys. Pangsa pasar Apple di kuartal tersebut turun menjadi 49% dari 56%.

    Goyahnya iPhone membuat saham Apple turun 7,5% tahun ini, lebih buruk dari semua perusahaan teknologi raksasa AS selain Tesla. Sementara saham Samsung naik sekitar 35% pada tahun 2025.

    Bulan Juli, Samsung memperkenalkan sepasang ponsel baru yang inovatif yaitu Z Fold7 yang sangat tipis dan Z Flip7 menyerupai ponsel lipat jadul dengan fitur modern. Kedua ponsel ini ditambahkan ke katalog ponsel flagship Samsung, termasuk ponsel tipis dan ringan Galaxy S25 Edge, melengkapi Galaxy S25.

    Perangkat-perangkat ini mendapat banyak perhatian di media sosial, terutama terkait uji ketahanan. Ada pengguna mengunggah siaran langsung yang menunjukkan dirinya membengkokkan Z Fold 7 lebih dari 200.000 kali. Video itu sangat populer, dengan satu versi klip ditonton lebih dari 15 juta kali di YouTube.

    Sebulan terakhir, perangkat premium Samsung, termasuk Z Fold 7, disebut lebih dari 50.000 kali di media sosial, dan 83% di antaranya bersifat positif atau netral, menurut data dari Sprout Social.

    Samsung menawarkan rangkaian produk jauh lebih luas dengan harga yang berbeda dibandingkan Apple. Ada ponsel kelas bawah, yang menyumbang sebagian besar peningkatan penjualan Samsung di AS, serta perangkat kelas atas yang harganya lebih mahal dari iPhone.

    Jajaran ponsel Samsung Galaxy S dan Z harganya berkisar dari USD 650 hingga USD 2.400. “Rentang perangkatnya sangat luas,” kata analis Canalys, Runar Bjorhovde, yang dikutip detikINET dari CNBC.

    iPhone kurang lebih terlihat sama sejak 2017, layar kaca persegi panjang dengan layar sentuh dan beberapa kamera di bagian belakang. Ada juga beberapa tablet. Sedangkan Samsung dan perusahaan lain mulai melampaui bentuk candy bar dan bereksperimen dengan bentuk baru.

    Apple diperkirakan akan mulai melakukan hal yang sama, dimulai dengan kemungkinan peluncuran iPhone lebih ramping bulan depan yang akan bersaing dengan Galaxy Edge.

    “Apple jelas bertaruh bahwa model iPhone Air 5,5mm-nya akan mengangkat peruntungannya karena ada keinginan kuat untuk faktor bentuk baru,” tulis direktur Loop Capital, John Donovan, pada

    Analis JPMorgan Chase, Samik Chatterjee, menulis Apple mungkin merilis ponsel lipat tahun depan untuk bersaing dengan Z Fold. “Fokus investor beralih ke peluncuran musim gugur 2026 dengan Apple diperkirakan meluncurkan iPhone lipat pertama sebagai bagian dari jajaran iPhone 18 pada September 2026,” tulis Chatterjee.

    (fyk/fyk)

  • Kamera iPhone 18 Ternyata Buatan Samsung, Rencana Apple Terungkap

    Kamera iPhone 18 Ternyata Buatan Samsung, Rencana Apple Terungkap

    Jakarta, CNBC Indonesia – Samsung akan bekerja sama dengan Apple membuat sensor kamera iPhone. Namun belum ada informasi terperinci soal pekerjaan di fasilitas semikonduktor Samsung di Austin, Texas.

    Apple hanya mengatakan akan bekerja sama dengan Samsung membuat teknologi baru dan belum ada sebelumnya.

    “Meluncurkan teknologi baru yang inovatif membuat chip, yang belum pernah digunakan dimanapun di dunia,” kata Apple, dikutip dari Financial Times, Kamis (14/8/2025).

    Chip yang diproduksi itu disebut Apple akan mengoptimalkan kinerja produk perusahaan, termasuk iPhone.

    Beberapa sumber mengatakan kerja sama itu terkait membuat sensor gambar bertumpuk tiga lapis. Teknologi ini nampaknya akan digunakan pada iPhone 18, yang dirilis tahun depan.

    Kerja sama kedua perusahaan jadi pertama kali setelah sempat terjadi perpecahan pada 2010. Saat itu terdapat sengketa paten dan membuat Apple mencoret nama Samsung menjadi mitra pembuat chip dan beralih ke TSMC.

    Sejumlah analis juga mengatakan kesepakatan itu juga jadi penanda kembalinya Samsung ke industri. Bukan hanya dengan Apple, raksasa Korea Selatan diketahui juga bekerja sama dengan Tesla untuk pabriknya di Taylor City, Texas senilai US$16,5 miliar atau sekitar Rp 265,9 triliun.

    Yuak dari Kiwoom Securities mengatakan kesepakatan dengan Apple bukan sesuatu yang besar. Namun berarti untuk Samsung karena menjadi pemasok tunggal sensor gambar bagi pembuat iPhone.

    “Ini meningkatkan rasio operasi pabrik Samsung di AS dan dapat mengurangi kerugian pabrik pengecoran,” jelasnya.

    (dem/dem)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Pendiri xAI milik Elon Musk Mengundurkan Diri, Bikin Modal Ventura

    Pendiri xAI milik Elon Musk Mengundurkan Diri, Bikin Modal Ventura

    Bisnis.com, JAKARTA— Salah satu pendiri startup kecerdasan buatan Artificial Intelligence (AI) milik Elon Musk, xAI, Igor Babuschkin telah mengundurkan  diri dari perusahaan. 

    Babuschkin memimpin tim teknik di xAI dan membantu membangun perusahaan rintisan tersebut menjadi salah satu pengembang model AI terkemuka di Silicon Valley hanya beberapa tahun setelah didirikan.

    “Saya masih ingat hari pertama saya bertemu Elon, kami mengobrol berjam-jam tentang AI dan apa yang mungkin terjadi pada masa depan. Kami berdua merasa bahwa dibutuhkan perusahaan AI baru dengan misi yang berbeda,” kata Babuschkin dalam sebuah postingan di X.

    Babuschkin meninggalkan xAI untuk meluncurkan perusahaan modal ventura miliknya sendiri, Babuschkin Ventures, yang menurutnya akan mendukung penelitian keamanan AI dan mendukung perusahaan rintisan yang memajukan umat manusia dan mengungkap misteri alam semesta. 

    Babuschkin mengatakan dirinya terinspirasi untuk mendirikan perusahaan tersebut setelah makan malam bersama Max Tegmark, pendiri Future of Life Institute, di mana mereka membahas bagaimana sistem AI dapat dibangun dengan aman untuk mendorong perkembangan generasi mendatang. 

    Melansir laman Reuters, kepergian Babuschkin menyusul kepergian kepala hukum xAI, Robert Keele, awal bulan ini, dan terjadi di tengah persaingan yang semakin ketat di antara para pemain AI seperti OpenAI, Google, dan Anthropic, yang menggelontorkan sumber daya untuk pelatihan dan penerapan sistem canggih.

    Bulan lalu, CEO X yang dimiliki Musk, Linda Yaccarino, juga mengundurkan diri, hanya beberapa bulan setelah platform tersebut digabungkan ke dalam xAI.

    Musk secara terpisah sedang berjuang menghadapi kepergian para eksekutif di Tesla (TSLA.O). 

    Sebelumnya, Elon Musk mengumumkan akuisisi platform media sosial X (sebelumnya Twitter) oleh perusahaan AI-nya, xAI, seharga US$33 miliar atau sekitar Rp546 triliun.

    Langkah ini mempertegas ambisi Musk untuk memadukan kemampuan kecerdasan buatan canggih dari xAI dengan jangkauan luas yang dimiliki X.

    Dalam sebuah tweet yang mengumumkan transaksi tersebut, Musk mengungkapkan bahwa akuisisi ini adalah transaksi semua saham yang menilai xAI sebesar US$80 miliar dan X sebesar US$33 miliar, termasuk utang sebesar US$12 miliar yang dimiliki X. 

    “Kombinasi ini akan membuka potensi besar dengan memadukan kemampuan dan keahlian AI canggih xAI dengan jangkauan luas X,” tulis Musk.

    CEO X, Linda Yaccarino, merespons dengan optimisme, mengatakan bahwa masa depan perusahaan kini lebih cerah dari sebelumnya, meskipun nilai X sempat merosot sekitar $11 miliar sejak akuisisi Twitter pada tahun 2022. 

    Namun, Musk telah menunjukkan keteguhan dalam visinya untuk menjadikan X sebagai platform yang lebih dari sekadar media sosial, dengan rencana ambisius untuk mengubahnya menjadi aplikasi segalanya.

  • Duduk di Mobil, Digaji Rp 500 Ribu/Jam

    Duduk di Mobil, Digaji Rp 500 Ribu/Jam

    Jakarta

    Kata siapa dapat gaji besar harus kerja super keras? Buktinya, perusahaan otomotif asal Amerika Serikat (AS), Tesla, siap bayar pegawainya Rp 500 ribu/jam hanya untuk duduk di dalam kendaraan. Kamu minat?

    Disitat dari laman resmi Tesla, Rabu (13/8), Tesla lagi mencari ‘Vehicle Operator, Autopilot’ alias penguji mobil tanpa sopir di Flushing, New York. Bayarannya berkisar US$ 25,25 sampai US$ 30,60 per jam, atau kira-kira Rp 400-500 ribu per jam.

    Bayangkan, kalau kerja tiga jam per hari saja, kamu bisa menerima Rp 1,3 jutaan. Nah, kalau dikalikan sebulan, bisa Rp 30-40 jutaan!

    Tugasnya memang bukan nyetir seperti sopir biasa. Kandidat bakal duduk di balik kemudi mobil engineering Tesla, memantau sistem mengemudi otonom sambil mengumpulkan data kamera dan audio selama berjam-jam.

    Tesla Robotaxi. Foto: Tesla via Reuters

    Selain itu, mereka juga harus siap start-stop perangkat perekam, cek kesehatan software dan hardware, kasih feedback, tulis laporan harian, dan memastikan mobil aman sebelum berangkat.

    Jadi meskipun terlihat ‘cuma duduk’, fokus dan kewaspadaan tetap wajib 100 persen. Tesla butuh orang yang matanya tajam kayak elang, bukan yang gampang ngantuk di kursi sopir.

    Menariknya, Carscoops melaporkan, Tesla belum mengajukan izin resmi untuk menguji kendaraan otonom di negara bagian New York. Aturan setempat pun mengharuskan selalu ada pengemudi pengaman di balik kemudi, meskipun mobilnya bisa jalan sendiri.

    Strategi ini mirip yang Tesla lakukan di San Francisco, di mana mereka juga belum mendapat izin operasi penuh tapi tetap jalan dengan skema ride-hailing plus pengemudi pengaman.

    Elon Musk sebelumnya sudah berjanji bahwa pada 2026, setengah wilayah AS bisa merasakan Robotaxi Tesla. Jadi, perekrutan di NYC ini kemungkinan besar cuma pemanasan sebelum gebrakan besar itu terjadi.

    Kalau jadi kenyataan, pekerjaan ‘duduk di kursi sopir Tesla’ ini bisa jadi profesi idaman. Nggak perlu keringetan, nggak perlu capek macet-macetan di jalan raya, tapi gajinya bikin senyum sampai akhir bulan.

    (sfn/rgr)

  • Intip Tesla Model 3+ Terbaru dengan Baterai Super Irit, Mampu Tempuh 830 Km

    Intip Tesla Model 3+ Terbaru dengan Baterai Super Irit, Mampu Tempuh 830 Km

    JAKARTA – Tesla resmi menambah portofolionya di China dengan meluncurkan Model 3+, atau dikenal sebagai varian berpenggerak roda belakang Long Range di negara tersebut.

    Mengutip dari laman Carnewschina, Selasa, 12 Agustus, Model 3+ ini menjadi model mobil Tesla dengan jangkauan terjauh hingga saat ini. Dari data yang dibagikan jarak tempuhnya mencapai 830 km dalam sekali pengisian daya.

    Versi baru ini berakselerasi dari 0 hingga 100 km/jam dalam 5,2 detik, dibandingkan dengan 6,1 detik untuk Model 3 berpenggerak roda belakang standar.

    Secara spesifikasi, Model 3+ menggunakan baterai NMC terner 78,4 kWh yang dipasok oleh LG. Mobil ini dibanderol mulai dari 269.500 yuan atau kisaran Rp610 jutaan.

    Tesla juga telah memperbarui varian Model 3 Performance berpenggerak semua roda. Jangkauan kini mencapai 647 km, meningkat dari 623 km dalam hitungan CTC. Harga awalnya tetap 339.500 yuan atau kisaran Rp769 jutaan.

    Mobil ini ditenagai oleh motor listrik 225 kW yang terpasang di belakang, menghasilkan 302 hp atau meningkat sedikit dibandingkan motor penggerak roda belakang standar Model 3.Kecepatan tertingginya tercatat di angka 200 km/jam.

    Kehadiran Tesla Model 3+ dengan jangkauan luar biasa ini tentu bisa menjadi pilihan terbaik bagi calon pelanggan, yang menginginkan mobil dengan jarak tempuh luar biasa.

  • Tesla Model 3+ Meluncur, Jakarta-Surabaya Tanpa Mampir Ngecas

    Tesla Model 3+ Meluncur, Jakarta-Surabaya Tanpa Mampir Ngecas

    Jakarta

    Tesla resmi menghadirkan varian terbaru Model 3 di pasar China dengan nama Long Range Rear-Wheel Drive (LR RWD), yang oleh banyak media dijuluki Model 3+. Model ini disebut-sebut bisa menempuh jarak hingga 830 km. Artinya, bisa tempuh jarak Jakarta-Surabaya (783 km) tanpa mampir ngecas di SPKLU (Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum).

    Mengutip Paultan, Tesla LR RWD menjadi model Tesla dengan jarak tempuh terpanjang yang pernah dijual di Negeri Tirai Bambu. Dibanderol 269.500 yuan atau Rp 610 juta, Model 3+ diposisikan antara tipe standar Rear-Wheel Drive (RWD) 235.500 yuan (Rp 533,7 juta) dan tipe Long Range All-Wheel Drive (AWD) 285.500 yuan (Rp 647 juta).

    Sementara itu, varian tertinggi Tesla Model 3 Performance AWD tetap di harga 339.500 yuan (Rp 769,3 juta), namun kini jangkauannya meningkat dari 623 km menjadi 647 km.

    Keistimewaan Model 3+ terletak pada jarak tempuhnya yang mencapai 830 km berdasarkan standar CLTC. Jika dikonversi ke kondisi jalanan di Indonesia, mobil listrik Tesla tersebut sanggup menempuh perjalanan Jakarta-Surabaya tanpa perlu berhenti untuk isi ulang baterai. Sebagai perbandingan, Model 3 RWD hanya sanggup menempuh 634 km, sementara LR AWD mencatat 753 km.

    Berdasarkan dokumen yang diajukan Tesla ke Kementerian Industri dan Teknologi Informasi (MIIT) China, Model 3+ menggunakan baterai nikel mangan kobalt (NMC) buatan LG berkapasitas 78,4 kWh. Baterai ini identik dengan yang digunakan pada LR AWD, dan menjadi peningkatan signifikan dibanding baterai lithium iron phosphate (LFP) 62,5 kWh pada RWD standar.

    Performa juga tak kalah menarik. Tesla menyebut Model 3+ mampu melesat 0-100 km/jam hanya dalam 5,2 detik, lebih cepat dari RWD yang membutuhkan 6,1 detik. Tenaga motor listriknya mencapai 306 PS (302 dk atau 225 kW), lebih besar dari RWD yang hanya 264 PS (260 dk atau 194 kW).

    Menariknya, spesifikasi Model 3+ di China ini serupa dengan LR RWD yang telah dipasarkan di Jerman sejak Oktober 2024. Versi Eropa tersebut punya jarak tempuh 702 km berdasarkan standar WLTP yang lebih realistis, namun masih di bawah klaim CLTC untuk pasar China.

    Dengan kombinasi jarak tempuh super panjang dan performa yang kencang, Model 3+ berpotensi menjadi pilihan favorit bagi konsumen yang menginginkan mobil listrik jarak jauh, namun tetap punya performa tinggi.

    (lua/dry)

  • Kata Elon Musk, Uang Segini Bisa Bikin Kamu Kaya kalau Investasi di Tesla

    Kata Elon Musk, Uang Segini Bisa Bikin Kamu Kaya kalau Investasi di Tesla

    Jakarta

    Elon Musk berpikir investasi di Tesla bisa membuat seseorang kaya. Berdasarkan tweet-nya di platform miliknya, X, berinvestasi USD 150.000 atau setara Rp 2,4 miliar di saham Tesla (TSLA) dapat membuat seseorang kaya.

    Pada tanggal 6 Agustus, seorang pengguna di X, Cole Grinde, membagikan tangkapan layar kinerja saham Tesla sejak pertama kali melantai di bursa pada tahun 2010. Dari grafiknya memang terlihat kenaikan yang tinggi.

    “Investasi USD 150.000 di Tesla kemungkinan besar akan menjadikan Anda seorang jutawan,” tulisnya.

    Menanggapi unggahan tersebut, Musk setuju dengan keterangan tersebut. “Saya pikir ini mungkin benar,” jawab miliarder itu pada hari yang sama.

    Pada tanggal 6 Agustus, seorang pengguna di X, Cole Grinde, membagikan tangkapan layar kinerja saham Tesla sejak pertama kali melantai di bursa pada tahun 2010. Dari grafiknya memang terlihat kenaikan yang tinggi. Foto: via X

    Kendati demikian, keadaan Tesla sedang tidak baik-baik saja. Penjualan Tesla menurun di berbagai pasar di seluruh dunia, dengan penjualan di Eropa turun dalam persentase dua digit di negara-negara seperti Prancis dan Inggris. Tesla hanya mengirimkan 987 unit pada bulan Juli, menandai penurunan sebesar 60%.

    Lebih lanjut, Tesla mendapat skor baik pada metrik Momentum, Kualitas, dan Pertumbuhan, tetapi menawarkan Nilai yang buruk. Hal ini didapatkan dari pengamatan Benzinga Edge Stock Rankings.

    Meski begitu, Musk siap menerima lebih dari 96 juta saham Tesla sebagai bagian dari kompensasi CEO-nya. Nilai saham tersebut lebih dari USD 29 miliar atau sekitar Rp 471 triliun. Namun, jumlah tersebut masih kurang dari USD 56 miliar (Rp 911 triliun) yang awalnya disetujui oleh dewan Tesla, sebelum dibatalkan oleh hakim Delaware pada tahun 2024.

    Sementara itu, pesaing Tesla, BYD Co. Ltd. (OTC:BYDDY) (OTC:BYDDF), mengumumkan akan memperkuat kehadirannya di pasar Eropa dengan memperkenalkan dua sub-mereknya, Yangwang dan Denza, ke wilayah tersebut tahun depan. Persaingan ketat keduanya menjadi topik yang cukup disorot di dunia.

    (ask/fay)

  • China Bikin Baja Super yang Tahan Panas Matahari Buatan

    China Bikin Baja Super yang Tahan Panas Matahari Buatan

    Jakarta

    Para ilmuwan China mengumumkan mereka telah melakukan pencapaian yang dianggap mustahil oleh banyak komunitas riset internasional, yaitu berhasil menciptakan baja super yang cukup kuat untuk bertahan di lingkungan ekstrem di dalam reaktor fusi nuklir.

    Disebut CHSN01, paduan material ini dapat bertahan dalam suhu dingin ekstrem helium cair dan gaya magnet dahsyat yang dibutuhkan untuk fusi. Pencapaian ini, yang dirinci oleh South China Morning Post, telah digunakan di reaktor fusi BEST China, yang saat ini sedang dibangun dan diperkirakan akan selesai pada 2027.

    Tantangan Membangun Reaktor Fusi

    Di dalam reaktor fusi, suhu melonjak hingga jutaan derajat untuk mereplikasi proses energi Matahari. Itu sebabnya, teknologi ini disebut sebagai Matahari buatan. Namun, magnet yang membatasi plasma tersebut harus didinginkan hingga minus 269°C (tepat di atas nol mutlak) agar tetap bersifat superkonduktor.

    Magnet tersebut juga mampu menahan medan magnet hingga 20 Tesla, hampir dua kali lipat kekuatan yang digunakan dalam proyek ITER di Prancis, yang merupakan eksperimen fusi terbesar di dunia.

    Kombinasi ekstrem antara dingin dan kekuatan ini menghancurkan sebagian besar logam. Faktanya, proyek ITER mengalami kemunduran pada 2011 ketika baja kriogeniknya menjadi getas dan kehilangan keuletan selama pengujian.

    Material seperti baja tahan karat 316LN, yang banyak digunakan dalam penelitian fusi, sudah dianggap mendekati batas kemampuan. Itulah sebabnya, ketika China mulai berbicara tentang pengembangan sesuatu yang lebih baik, para ahli internasional bersikap skeptis.

    Perlombaan Matahari Buatan

    Penelitian pada CHSN01 dimulai lebih dari sepuluh tahun yang lalu, dengan para peneliti menyesuaikan kandungan vanadium, karbon, dan nitrogen untuk meningkatkan kinerja. Hasilnya menjanjikan, tetapi belum memenuhi persyaratan tingkat fusi.

    Titik balik terjadi pada 2020, ketika Zhao Zhongxian, seorang pakar fisika kriogenik ternama dan penerima penghargaan sains tertinggi China, bergabung dengan tim.

    Pengaruhnya membantu membentuk kembali pendekatan proyek. Pada 2021, China telah menetapkan standar ketatnya sendiri, kekuatan luluh 1.500 MPa dan elongasi lebih dari 25% pada suhu kriogenik, kombinasi yang memungkinkan kekuatan dan fleksibilitas luar biasa dalam kondisi dingin.

    Dua tahun kemudian, pengujian menunjukkan bahwa CHSN01 mampu menahan medan magnet 20 Tesla dan tekanan 1.300 MPa tanpa kegagalan. Pada Mei 2023, baja tersebut sudah dipasang di reaktor BEST, dengan 500 ton paduan digunakan untuk selubung konduktor saja.

    Menjadi Pembangkit Listrik

    Jika ITER dirancang murni untuk penelitian dan tidak akan menghasilkan listrik, reaktor BEST China memiliki tujuan yang berbeda, yakni produksi listrik komersial. Artinya, material di dalamnya harus lebih tahan lama dan mampu menangani kondisi yang lebih menantang daripada desain internasional saat ini.

    Fisikawan Li Laifeng dari Chinese Academy of Sciences telah mencatat sejak 2011 bahwa reaktor masa depan akan membutuhkan medan magnet yang lebih kuat daripada batas 11,8 Tesla yang ditetapkan ITER. CHSN01, ujarnya, memposisikan China untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

    Material tersebut juga sepenuhnya diproduksi di dalam negeri, mengurangi ketergantungan pada baja impor bermutu tinggi dan memberi China kendali atas teknologi dengan aplikasi potensial yang jauh melampaui fusi, mulai dari akselerator partikel hingga eksplorasi luar angkasa.

    (rns/fay)

  • Petaka Besar Buat Driver Online, Dampaknya Meluas

    Petaka Besar Buat Driver Online, Dampaknya Meluas

    Jakarta, CNBC Indonesia – Industri taksi otomatis tanpa sopir (robotaxi) akan membawa petaka besar bagi profesi driver online. Pasalnya, robotaxi bisa beroperasi tanpa membutuhkan pengemudi.

    Saat ini memang robotaxi masih dalam tahap awal pengembangan. Para raksasa teknologi masih berlomba-lomba melakukan uji coba hingga bisa memegang perizinan untuk menggelar robotaxi yang aman.

    China dan AS menjadi dua negara yang paling gencar mengembangkan robotaxi. Raksasa ride-hailing seperti Uber juga kencang menggandeng mitra produsen robotaxi untuk menawarkan layanan taksi otomatis komersil.

    Terbaru, Tesla milik Elon Musk juga makin cepat mengekspansi layanannya. Dikutip dari CNBC International, Senin (11/8/2025), Tesla telah mendapatkan izin untuk menggelar bisnis ride-hailing berbasis robotaxi di Texas.

    Hal ini akan membuat Tesla bersaing langsung dengan perusahaan kawakan seperti Uber dan Lyft.

    Robotaxi Tesla memiliki izin untuk mengoperasikan “perusahaan jaringan transportasi” hingga 6 Agustus 2026, menurut daftar di situs web Departemen Perizinan dan Regulasi Texas, atau TDLR. Izin tersebut diterbitkan minggu ini.

    Sebagain informasi, Tesla telah menjalankan layanan pemesanan kendaraan terbatas untuk penumpang yang diundang di Austin sejak akhir Juni 2025. Beberapa penumpang terpilih sebagian besar adalah influencer dan analis media sosial.

    Banyak yang membuat konten terkait pengalaman menunggangi robotaxi Tesla dan membagikannya ke platform populer seperti X dan YouTube.

    Armada robotaxi Tesla di Austin terdiri dari kendaraan Model Y yang dilengkapi dengan sistem kemudi otomatis parsial terbaru Tesla. Perusahaan mengoperasikan mobil-mobil tersebut dengan seorang valet, atau pengawas keselamatan manusia di kursi penumpang depan, yang bertugas mengintervensi jika terjadi masalah dengan perjalanan. Kendaraan-kendaraan tersebut juga diawasi dari jarak jauh oleh karyawan di pusat operasi.

    Dalam laporan kinerja Tesla pada bulan lalu, Musk meyakini perusahaannya bisa melayani setengah populasi AS pada akhir 2025 dengan layanan ride-hailing otomatis.

    Izin dari Texas merupakan yang pertama kali dikantongi Tesla untuk menjalankan perusahaan jaringan transportasi. TLDR mengatakan izin itu memungkinkan Tesla mengoperasikan bisnis ride-hailing di berbagai wilayah di negara bagian tersebut, termasuk kendaraan otomatis.

    Bahkan, Tesla tak perlu menggunakan pengawas atau valet manusia dalam mengoperasikan layanan ride-hailing.

    Tesla tak segera merespons permintaan komentar dari CNBC International.

    Sebelumnya, CNBC International melaporkan layanan robotaxi Tesla tertangkap kamera melanggar aturan lalu lintas saat uji coba pilot di Austin. Tak ada kecelakaan yang dilaporkan, namun penyelidikan ke Tesla tetap dilakukan.

    Dalam satu insiden, kreator konten Joe Tegtmeyer melaporkan robotaxi Tesla yang ia tumpangi tak berhenti saat ada sinyal kereta melintas. Pegawai Tesla harus melakukan intervensi untuk keamanannya.

    Texas selama ini dikenal lebih ‘longgar’ dalam regulasi untuk pengujian robotaxi dan pengoperasiannya di jalan raya, dibandingkan di negara-negara bagian AS lainnya.

    Kendati demikian, undang-undang baru yang ditandatangani Gubernur Texas dari Partai Republik, Greg Abbott, akan mulai berlaku tahun ini. Undang-undang ini mewajibkan produsen kendaraan otomatis untuk mendapatkan persetujuan dari negara bagian sebelum memulai operasi tanpa pengemudi.

    Undang-undang baru ini juga memberi Departemen Kendaraan Bermotor Texas wewenang untuk mencabut izin jika perusahaan AV dan mobil mereka tidak mematuhi standar keselamatan.

    Upaya Tesla dalam bidang AV menghadapi sejumlah tantangan di seluruh negeri, termasuk penyelidikan federal, tuntutan hukum tanggung jawab produk, dan penarikan kembali produk setelah tabrakan yang menyebabkan cedera atau kerusakan terjadi saat pengemudi menggunakan sistem Autopilot dan FSD (Full Self-Driving) milik perusahaan.

    Hakim federal di Miami pada minggu lalu memutuskan bahwa Tesla harus menanggung tanggung jawab 33% atas kecelakaan fatal yang melibatkan sistem Autopilot miliknya.

    Departemen Kendaraan Bermotor California (DMV) telah menuntut Tesla menggembar-gemborkan iklan sistem bantuan driver yang sesat. Buku panduan pemilik Tesla menyatakan bahwa fitur Autopilot dan FSD di mobil mereka merupakan sistem “hands-on” yang mengharuskan pengemudi siap untuk mengemudikan atau mengerem kapan saja.

    Namun, Tesla dan Musk telah berbagi pernyataan selama bertahun-tahun yang menyatakan bahwa Tesla dapat “mengemudi sendiri”.

    Sejak 2016, Musk telah menjanjikan mobil listrik (EV) Tesla akan berubah menjadi mobil yang sepenuhnya otomatis, hanya dengan pembaruan software secara over-the-air (OTA).

    Pada 2019, Musk mengatakan Tesla akan mengoperasikan 1 juta robotaxi pada 2020. Klaim itu membantunya mengumpulkan US$2 miliar pada saat itu dari investor institusional.

    Janji-janji itu tak terbukti. Tesla nyatanya tertinggal dalam pasar robotaxi di belakang para pesaingnya seperti Waymo milik Alphabet (Google) di AS dan Apollo Go milik Baidu di China.

    Sepanjang tahun ini, saham Tesla sudah anjlok 18% dan mencatat penurunan terbesar di daftar saham emiten teratas.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]