brand merek: Suzuki

  • Suzuki Grand Vitara Terbaru Meluncur di GJAW 2025, Harga Rp 416 Juta

    Suzuki Grand Vitara Terbaru Meluncur di GJAW 2025, Harga Rp 416 Juta

    Jakarta

    PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) meluncurkan Suzuki Grand Vitara terbaru di pameran Gaikindo Jakarta Auto Week atau GJAW 2025. Kendaraan tersebut mendapat pembaruan minor dibandingkan model sebelumnya.

    Dony Ismi Saputra selaku Deputy Sales and Marketing Managing Editor PT SIS mengatakan, perubahan minor itu diharapkan mampu memberikan nilai lebih terhadap kendaraan baru tersebut.

    “Melalui peluncuran Grand Vitara minor change kami berkomitmen untuk memberikan peningkatan nilai tambah yang telah disesuaikan dengan masukan dan kebutuhan pasar,” kata Dony Ismi saat peluncuran produk di ICE BSD, Tangerang, Jumat (21/11).

    Pabrikan memberikan pembaruan di sejumlah bagian, terutama di area eksterior kendaraan. Mobil itu kini hadir dengan opsi warna pearl cave black yang premium dan pelek baru yang lebih sporty.

    Selain itu, pembaruan lainnya terdapat di bagian interior dengan penambahan 7 inch digital TFT MID, kursi dengan ventilasi yang bisa diatur, electronic parking brake dan lampu LED di bagian dalam.

    Selain eksterior dan fitur, tak ada yang baru dari Suzuki Grand Vitara terbaru. Kendaraan tersebut masih menggunakan mesin K15C bersilinder empat dengan kapasitas 1.462cc dan teknologi Smart Hybrid Vehicle by Suzuki atau SHVS. Pembekalan tersebut membuat mobil mampu menyemburkan tenaga 103 dk dan torsi 136,8 Nm.

    Kemudian fitur lainnya dipertahankan, seperti panaromic sunroof, lampu LED, cruise control, HUD dan masih banyak lagi.

    Suzuki Grand Vitara terbaru tersedia dalam dua varian berbeda, yakni single tone seharga Rp 416 jutaan san two tone yang Rp 3 jutaan lebih mahal. Seluruhnya berstatus on the road Jakarta.

    (sfn/din)

  • 10
                    
                        Profil Irjen Gatot Repli, Jenderal Berharta Rp 100 Juta yang Sebut Polri Babu Masyarakat
                        Nasional

    10 Profil Irjen Gatot Repli, Jenderal Berharta Rp 100 Juta yang Sebut Polri Babu Masyarakat Nasional

    Profil Irjen Gatot Repli, Jenderal Berharta Rp 100 Juta yang Sebut Polri Babu Masyarakat
    Penulis
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Dosen Kepolisian Utama Tingkat I STIK Lemdiklat Polri, Irjen Gatot Repli Handoko menegaskan, institusi kepolisian pada dasarnya merupakan pelayan publik.
    Menurutnya, setiap masukan dari masyarakat menjadi bahan penting bagi
    Polri
    untuk terus berbenah.
    Gatot menjelaskan bahwa pelayanan kepolisian dilakukan hingga ke tingkat paling bawah demi memastikan keamanan masyarakat terjamin.
    Pernyataan tersebut disampaikan Gatot saat hadir dalam diskusi Dialektika Demokrasi bertajuk “Reformasi Polri: Harapan Menuju Institusi Penegakan Hukum yang Profesional dan Humanis” yang digelar di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (13/11/2025).
    “Yang paling penting adalah mindset pola pikir, pola pikir ini sampai ke bawah ini harus benar-benar budaya pelayanan, istilahnya kami ini babunya, kami babunya masyarakat,” ujar Gatot.
    Gatot mengatakan, polisi kini harus mengedepankan pelayanan kepada masyarakat. Polri juga akan menjadikan kritik sebagai asupan energi supaya mereka bisa lebih berkembang.
    “Jadi, kita harus mengedepankan pelayanan, dan diharapkan juga ke depan semua yang berkaitan dengan aspirasi, kritik, masukan bagi kami bukan suatu hal yang bertentangan, tetapi menjadi asupan energi lebih berkembang,” ujar Gatot.
    Lantas, siapakah Irjen
    Gatot Repli Handoko
    ini? Berikut profilnya:
    Irjen Gatot Repli Handoko
    lahir pada 1 April 1969, yang merupakan lulusan Akademi Kepolisian (Akpol) dan lulus pada 1991.
    Sejak awal kariernya, ia banyak berkecimpung dalam fungsi pengamanan, hingga kemudian dipercaya menduduki sejumlah posisi strategis.
    Gatot pernah bertugas sebagai Kabid Sabhara di Polrestabes Surabaya, sebelum kemudian berpindah ke Divisi Humas Polri.
    Pada 25 Januari 2022, Gatot ditunjuk sebagai Kepala Bagian Penerangan Umum (Kabag Penum) Divisi Humas Polri.
    Setelah itu pada 20 Juni 2022, ia resmi menjabat sebagai Kepala Biro Multimedia (Karo Multimedia) Divisi Humas Polri.
    Di posisi ini, Gatot memimpin pengelolaan konten digital Polri, memperkuat strategi komunikasi di media daring, dan mendorong pemanfaatan teknologi untuk membuka akses informasi yang lebih transparan kepada publik.
    Kini, ia menempati posisi sebagai Dosen Kepolisian Utama Tk. I STIK Lemdiklat Polri. Berikut riwayat karier Irjen Gatot Repli Handoko:
    Selain memiliki rekam jejak panjang dalam kepolisian, Irjen Gatot Repli Handoko juga melaporkan total harta kekayaannya sebesar Rp 100 juta dalam LHKPN 2021 yang disampaikan pada 3 Februari 2022.
    Dalam laporan tersebut, Gatot tercatat memiliki satu unit mobil Suzuki keluaran 2013 dengan nilai Rp 75 juta, serta simpanan kas sebesar Rp 25 juta.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Segini Kapasitas Produksi Pabrik Suzuki di Indonesia

    Segini Kapasitas Produksi Pabrik Suzuki di Indonesia

    Jakarta

    PT Suzuki Indomobil Motor (SIM) saat ini mengoperasikan tiga pabrik di Indonesia: dua di Tambun, Jawa Barat dan satu di Cikarang, Jawa Barat. Lantas, berapa kapasitas produksi yang mampu dikerjakan fasilitas tersebut?

    Minoru Amano selaku Presiden Direktur (Presdir) SIM menjelaskan, pabrik Tambun 1 hanya memproduksi motor dengan kapasitas 128 ribu unit/tahun. Kemudian pabrik Tambun 2 membuat mobil dengan kapasitas 92 ribu unit/tahun.

    “Kemudian pabrik di Cikarang hanya memproduksi mobil dengan kapasitas produksi 107 ribu unit/tahun,” ujar Minoru Amano saat menyampaikan materi di Cikarang, Jawa Barat, belum lama ini.

    Suzuki Fronx diproduksi di Cikarang. Foto: Septian Farhan Nurhuda / detikcom

    Maka, secara akumulatif, kapasitas produksi pabrik Suzuki di Indonesia mencapai 327 ribu unit kendaraan/tahun. Nominal tersebut merupakan gabungan kendaraan roda dua dan roda empat.

    Pabrik Suzuki di Tambun sudah beroperasi sejak 1981 atau 44 tahun lalu. Sedangkan pabrik di Cikarang baru memulai produksinya pada 2015 atau 10 tahun silam.

    Kini, kombinasi seluruhnya telah ‘melahirkan’ 3,2 juta unit mobil dan 11,8 juta unit motor. Bukan hanya domestik, kendaraan tersebut juga diekspor ke 100 negara lebih.

    “Setiap unit yang kami kirimkan ke pasar mancanegara adalah representasi kompetensi industri serta kepercayaan terhadap kualitas tenaga kerja Indonesia,” tuturnya.

    “Ekspor tidak hanya memperluas jejak bisnis global Suzuki, tetapi juga memberikan multiplikasi manfaat ekonomi bagi ekosistem pemasok lokal, sumber daya manusia, hingga perekonomian nasional. Kami akan terus memperkuat sekaligus mengamankan posisi sentral Indonesia di panggung otomotif dunia,” tambahnya.

    Suzuki Fronx diproduksi di Cikarang. Foto: Septian Farhan Nurhuda / detikcom

    Sejarah ekspor dimulai dengan pengiriman model ekspor perdana, yakni Carry Futura serta RC100. Konsistensi Suzuki pada kegiatan usaha ini merupakan bukti keseriusan perusahaan secara jangka panjang.

    Sejak 1993, Suzuki telah berhasil mengekspor lebih dari 0,8 juta mobil dan 1,5 juta sepeda motor. Kendaraan mereka dikirim ke banyak kawasan, seperti Asia, Amerika Latin, Timur Tengah, Oseania, Afrika hingga Eropa.

    Amano juga menegaskan, sejak pertama masuk Indonesia setengah abad lalu, Suzuki sudah menanam investasi hingga Rp 22 triliunan. Nominal tersebut direalisasikan dalam bentuk pembangunan tiga pabrik di Cikarang dan Tambun barusan.

    (sfn/dry)

  • Suzuki Tebar Teaser Mobil Baru, Grand Vitara Facelift?

    Suzuki Tebar Teaser Mobil Baru, Grand Vitara Facelift?

    Jakarta

    Suzuki tampaknya sedang menyiapkan satu lagi mobil baru untuk pasar Indonesia. Melalui akun media sosialnya, Suzuki menebar teaser mobil baru yang diduga akan meluncur di Gaikindo Jakarta Auto Week (GJAW) 2025, besok, Jumat (21/11/2025).

    Di media sosialnya, Suzuki hanya menampilkan siluet mobil baru tersebut. Teaser itu berupa siluet sebagian buritan dari mobil itu. Tidak banyak informasi yang disediakan, hanya diinformasikan peluncuran dilakukan pada 21 November 2025 pukul 15.30 WIB.

    Siluet di gambar teaser itu identik dengan bagian belakang Suzuki Grand Vitara. Maka, diduga mobil yang akan meluncur di GJAW tersebut adalah Grand Vitara terbaru.

    Rumor yang beredar, Suzuki akan meluncurkan edisi spesial dari Grand Vitara. Kabarnya, Suzuki Grand Vitara Phantom Blaq Edition akan dijual di Indonesia. Mobil itu sebelumnya sudah meluncur di India.

    Mengutip laman Maruti Suzuki India, Suzuki Grand Vitara Phantom Blaq Edition tampil menonjol, berkat balutan warna eksklusif Matte Black yang memberi kesan mewah, sekaligus elegan.

    Suzuki Grand Vitara Phantom Blaq Edition hadir untuk konsumen yang mengutamakan gaya dan kecanggihan.

    Interiornya tetap mengusung nuansa serba hitam seperti versi standar, namun dengan sentuhan berbeda, melalui jok kulit sintetis perforasi dan aksen warna emas sampanye yang mempertegas kemewahan.

    Soal fitur, Grand Vitara Phantom Blaq Edition dibekali panoramic sunroof, kursi depan berventilasi, hingga sistem hiburan SmartPlay Pro+ berukuran 9 inci dengan dukungan Android Auto dan Apple CarPlay nirkabel. Juga ada sistem audio premium Clarion, kamera 360 derajat, Head-Up Display (HUD), wireless charging dock, serta Suzuki Connect.

    Tapi, bagaimana spesifikasi dan fitur Grand Vitara terbaru yang akan meluncur di Indonesia? Kita tunggu saja peluncurannya besok.

    (rgr/din)

  • Investasi Rp 22 Triliun, Bangun 3 Pabrik

    Investasi Rp 22 Triliun, Bangun 3 Pabrik

    Jakarta

    Lebih dari separuh abad di Indonesia, Suzuki telah memberikan kontribusi nyata untuk industri otomotif nasional. Karuan saja, selama periode tersebut, pabrikan asal Hamamatsu ini telah membangun banyak pabrik dan menanam investasi puluhan triliun rupiah!

    Minoru Amano selaku Presiden Direktur PT Suzuki Indomobil Motor (SIM) dan Suzuki Indomobil Sales (SIS) mengatakan, sejak pertama masuk Indonesia pada 1970, pihaknya sudah berinvestasi sebesar Rp 22 triliun. Nominal tersebut juga direalisasikan dalam bentuk pembangunan tiga pabrik di Cikarang dan Tambun, Jawa Barat.

    Bukan hanya untuk pasar domestik, pabrik-pabrik Suzuki di Indonesia juga membuat kendaraan untuk pasar ekspor. Bahkan, kendaraan mereka sudah dikirim ke 100 negara lebih sejak 1993.

    “Setiap unit yang kami kirimkan ke pasar mancanegara adalah representasi kompetensi industri serta kepercayaan terhadap kualitas tenaga kerja Indonesia,” ujar Minoru Amano di Cikarang, Jawa Barat, Selasa (18/11).

    Suzuki Fronx diproduksi di Cikarang. Foto: Septian Farhan Nurhuda / detikcom

    “Ekspor tidak hanya memperluas jejak bisnis global Suzuki, tetapi juga memberikan multiplikasi manfaat ekonomi bagi ekosistem pemasok lokal, sumber daya manusia, hingga perekonomian nasional. Kami akan terus memperkuat sekaligus mengamankan posisi sentral Indonesia di panggung otomotif dunia,” tambahnya.

    Sejarah ekspor dimulai dengan pengiriman model ekspor perdana, yakni Carry Futura serta RC100. Konsistensi Suzuki pada kegiatan usaha ini merupakan bukti keseriusan perusahaan secara jangka panjang.

    Ekspor Suzuki Fronx dan Satria. Foto: Doc. Suzuki Indonesia

    Sejak 1993, Suzuki telah berhasil mengekspor lebih dari 0,8 juta mobil dan 1,5 juta sepeda motor. Kendaraan mereka dikirim ke banyak kawasan, seperti Asia, Amerika Latin, Timur Tengah, Oseania, Afrika hingga Eropa.

    Dalam menjalankan industrinya, Suzuki melibatkan lebih dari 800 mitra pemasok. Menariknya, pemasok tersebut didominasi perusahaan lokal dengan catatan 55 persen dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) hingga 32 persen.

    (sfn/rgr)

  • CBU dari Indonesia, Suzuki Fronx Mild Hybrid Debut di Malaysia dengan Fitur Lengkap

    CBU dari Indonesia, Suzuki Fronx Mild Hybrid Debut di Malaysia dengan Fitur Lengkap

    JAKARTA – Naza Eastern Motors resmi menghadirkan Suzuki Fronx Hybrid di Malaysia, menawarkan satu-satunya opsi mild hybrid di segmennya dengan harga mulai 147.888 ringgit atau sekitar Rp595 jutaan.

    Mengutip Paultan, Rabu, 19 November, Fronx Hybrid yang dipasarkan di Malaysia merupakan model CBU dari Indonesia. SUV kompak ini hadir dengan dimensi panjang 3.995 mm, lebar 1.765 mm, tinggi 1.550 mm, serta jarak sumbu roda 2.520 mm—proporsi yang dirancang untuk lincah di kota namun tetap nyaman untuk perjalanan jarak jauh.

    Untuk jantung pacunya, Suzuki menyematkan mesin bensin K15C 1.5 liter empat silinder yang menghasilkan tenaga 103 PS pada 6.000 rpm dan torsi 138 Nm pada 4.400 rpm. Tenaga disalurkan ke roda depan melalui transmisi otomatis enam percepatan lengkap dengan paddle shift, memberikan sensasi berkendara yang lebih responsif.

    Sistem mild hybrid yang mengandalkan baterai lithium-ion menjadikan konsumsi bahan bakar lebih efisien. Dengan tangki 37 liter, Fronx Hybrid diklaim mampu menempuh jarak lebih dari 700 km berdasarkan standar WLTP—cocok untuk kebutuhan harian maupun perjalanan antarkota.

    Dari sisi kenyamanan dan kendali, Fronx Hybrid memakai suspensi MacPherson strut di depan dan torsion beam di belakang, serta ground clearance 170 mm. Mobil ini dibekali pelek 16 inci dengan ban 195/60R16, rem cakram berventilasi di depan, dan rem tromol di belakang.

    Tampilan luarnya diperkuat dengan lampu depan LED lengkap dengan DRL dan high beam assist, lampu belakang LED, serta aksen skid plate di bagian depan, samping, dan belakang. Interiornya mengusung kombinasi pelapis kain dua warna dan kulit sintetis, setir multifungsi tiga palang dengan paddle shift, serta kolom kemudi yang dapat diatur tilt dan telescopic.

    Untuk keselamatan, Suzuki Fronx Hybrid di Malaysia sudah dilengkapi paket ADAS lengkap, termasuk adaptive cruise control, blind spot monitor, rear cross traffic alert, lane departure warning, lane departure prevention, lane keep assist, dan vehicle sway warning. Fitur lain mencakup kontrol stabilitas elektronik, ABS+EBD, bantuan rem, dua titik ISOFIX di bangku belakang, serta enam airbag sebagai standar.

  • Daftar Pabrikan Paling Banyak Produksi Mobil di Indonesia

    Daftar Pabrikan Paling Banyak Produksi Mobil di Indonesia

    Jakarta

    Ada 26 pabrikan yang memproduksi mobil di Indonesia. Dari 26 pabrikan tersebut, ini yang paling banyak produksi mobil di Indonesia.

    Toyota bukan hanya unggul soal penjualan mobil di Indonesia. Produksi juga paling banyak. Dalam data yang dirilis Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), Toyota merupakan pabrikan yang paling banyak memproduksi mobil di dalam negeri.

    Selama 10 bulan tahun 2025, Toyota sudah memproduksi 425.818 unit mobil di Indonesia. Unggul jauh dibandingkan produsen lainnya. Di posisi kedua ada Mitsubishi Motors yang mencatatkan angka produksi 139.448 unit. Masih dari produsen Jepang, posisi ketiga dihuni oleh Daihatsu yang mencatatkan angka produksi sebanyak 106.934 unit.

    Suzuki menempati posisi keempat. Total selama Januari hingga Oktober 2025, Suzuki memproduksi 71.249 unit mobil di Indonesia. Melengkapi posisi lima besar, ada pabrikan Korea Selatan, Hyundai. Hyundai tercatat telah memproduksi 62.487 unit mobil.

    10 Pabrikan Paling Banyak Produksi Mobil di Indonesia

    Bagaimana dengan pabrikan China? Diketahui sudah ada beberapa pabrikan China yang memproduksi mobil di Indonesia. Namun yang paling banyak ada Chery dan juga Wuling. Lengkapnya, berikut ini daftar 10 pabrikan yang paling banyak produksi mobil di Indonesia.

    1. Toyota: 425.818 unit
    2. Mitsubishi Motors: 139.448 unit
    3. Daihatsu: 106.934 unit
    4. Suzuki: 71.249 unit
    5. Hyundai: 62.487 unit
    6. Honda: 44.683 unit
    7. Isuzu: 26.610 unit
    8. Mitsubishi Fuso: 20.869 unit
    9. Chery: 19.313 unit
    10. Wuling: 16.114 unit

    Dalam waktu dekat pabrikan mobil yang memproduksi di Indonesia bakal bertambah. Terdekat ada BYD dan VinFast yang diketahui tengah mengebut pembangunan pabriknya di Tanah Air. Adapun produksi di Indonesia berarti pabrikan tersebut tak hanya memenuhi kebutuhan di pasar domestik. Produksi juga dihitung untuk mobil yang diekspor dari Indonesia ke berbagai negara.

    (dry/din)

  • Mobil 800 Ribu Unit, Motor 1,5 Juta Unit

    Mobil 800 Ribu Unit, Motor 1,5 Juta Unit

    Jakarta

    PT Suzuki Indomobil Motor (SIM) tak hanya membuat mobil dan motor untuk pasar domestik, melainkan juga ekspor. Bahkan, secara akumulatif, ada jutaan unit kendaraan yang telah dipasarkan ke luar negeri sejak tiga dekade terakhir!

    Minoru Amano selaku Presiden Direktur PT SIM mengatakan, ekspor mobil Suzuki sudah dimulai sejak 1993. Sementara ekspor motor dimulai setahun setelahnya. Kini, kendaraan roda dua masih mendominasi.

    “Suzuki sudah mengekspor 800 ribu unit mobil sejak 1993. Sementara ekspor motor sudah tembus 1,5 juta unit sejak 1994,” ujar Minoru Amano saat menyampaikan materi di pabrik Suzuki di Cikarang, Jawa Barat, Selasa (18/11).

    Suzuki Fronx diproduksi di Cikarang. Foto: Septian Farhan Nurhuda / detikcom

    Mobil dan motor Suzuki buatan Indonesia dipasarkan ke 100 negara lebih dan tersebar ke banyak wilayah, mulai dari Asia, Oceania, Eropa hingga Amerika Latin. Hal itu menandakan, Indonesia merupakan salah satu pusat produksi pabrikan Hamamatsu di dunia.

    Kini, ada sejumlah mobil buatan Suzuki yang dikirim ke luar negeri, yakni Ertiga, XL7, APV, Carry, dan yang terbaru, Fronx. Sedangkan untuk motor ada Nex II, Address, GSX-S 150, GSX-R 150 dan Satria-series.

    “Setiap unit yang kami kirimkan ke pasar mancanegara adalah representasi kompetensi industri serta kepercayaan terhadap kualitas tenaga kerja Indonesia,” tuturnya.

    “Ekspor tidak hanya memperluas jejak bisnis global Suzuki, tetapi juga memberikan multiplikasi manfaat ekonomi bagi ekosistem pemasok lokal, sumber daya manusia, hingga perekonomian nasional. Kami akan terus memperkuat sekaligus mengamankan posisi sentral Indonesia di panggung otomotif dunia,” kata dia menambahkan.

    Sebagai catatan, mobil pertama buatan Suzuki Indonesia yang diekspor ke mancanegara adalah Futura dengan tujuan utama Malaysia. Kemudian motor pertama mereka yang dikirim ke luar negeri adalah RC100 dan RC110 dengan tujuan Vietnam.

    (sfn/dry)

  • Bikin 1 Suzuki Fronx di Pabrik Cikarang, Cuma Butuh Waktu 8,5 Jam

    Bikin 1 Suzuki Fronx di Pabrik Cikarang, Cuma Butuh Waktu 8,5 Jam

    Jakarta

    Suzuki Fronx diproduksi di pabrik Cikarang, Jawa Barat. Kendaraan tersebut dibuat di plant yang sama dengan XL7 dan Ertiga.

    Fauzan Dwi Sugiarto selaku salah satu penanggung jawab di pabrik Suzuki di Cikarang mengatakan, butuh 8,5 jam untuk memproduksi satu unit Suzuki Fronx hingga benar-benar selesai. Khusus untuk welding saja memerlukan pengerjaan dua jam.

    “Jadi dari proses paling awal, yang masih dalam bentuk pelat hingga benar-benar selesai dan bisa dikemudikan, waktu pengerjaannya 8,5 jam,” ujar Fauzan saat dikonfirmasi detikOto di pabrik Suzuki di Cikarang, Jawa Barat, Selasa (18/11).

    Suzuki Fronx diproduksi di Cikarang. Foto: Septian Farhan Nurhuda / detikcom

    Durasi tersebut sudah termasuk pressing, welding, painting, assembling, hingga inspection. Seluruh pengerjaannya dilakukan sangat hati-hati untuk menghasilkan produk dengan kualitas terbaik.

    Pada tahap final inspection, ada banyak pengecekan yang dilakukan, mulai dari wheel alignment, headlight tester-turning radius, sideslip tester, drum tester, brake tester, under body, engine room, DSBS II, shower test, rattle noise, high speed dan final check.

    Setelah tahapan tersebut selesai, mobil dianggap sudah siap dikemudikan. Sebelum akhirnya dipasarkan secara massal di dalam dan luar negeri.

    “Dengan kemampuan pabrik yang sekarang, kami kurang lebih bisa memproduksi 130-150 unit Suzuki Fronx dalam sehari,” kata Fauzan.

    Suzuki Fronx diproduksi di Cikarang. Foto: Septian Farhan Nurhuda / detikcom

    Suzuki Fronx yang dibuat di pabrik Cikarang punya tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) yang cukup tinggi untuk produk yang terhitung baru, yakni mencapai 63 persen. Suzuki memang bekerja sama dengan banyak pemasok komponen lokal dalam pembuatan mobil di Indonesia.

    Sebagai catatan, Suzuki Fronx buatan pabrik Cikarang tak hanya dipasarkan di Indonesia, melainkan juga di Asia Tenggara. Kabarnya, ada 30 ribu unit Suzuki Fronx buatan lokal yang akan diekspor ke negara-negara di kawasan terkait hingga 2027.

    (sfn/din)

  • Orang Indonesia Masih Banyak Ragu Beli Mobil China

    Orang Indonesia Masih Banyak Ragu Beli Mobil China

    Jakarta

    Meski makin banyak merek China berdatangan, tidak semua orang Indonesia langsung percaya. Pakar menyebut masih banyak orang Indonesia yang meragukan mobil China.

    Ada 16 merek mobil China yang berkecimpung di pasar otomotif Indonesia. Dari belasan merek tersebut, tercatat tidak semuanya laris. Hanya ada beberapa merek yang sanggup bersaing dengan deretan produsen Jepang di daftar mobil terlaris.

    Bertarung dengan para produsen Jepang memang bukan perkara mudah. Banyak pekerjaan rumah yang harus dibereskan para produsen China, utamanya dalam membuktikan kualitas hingga kemudahan dalam perawatan mobilnya. Hal inilah yang jadi pemicu orang Indonesia masih banyak yang meragukan mobil China.

    “Tampaknya masih banyak orang Indonesia yang meragukan kualitas mobil China, termasuk di segmen premium, meskipun terdapat peningkatan penjualan secara keseluruhan,” ungkap pengamat otomotif sekaligus akademisi ITB Yannes Pasaribu saat dihubungi detikOto belum lama ini.

    Produsen Jepang sekelas Toyota, Honda, Daihatsu, Mitsubishi, hingga Suzuki sudah punya jaringan purna jual yang sangat luas. Jelas ini memudahkan penggunanya dalam melakukan perawatan berkala. Pun bila ada penggantian suku cadang, waktu tunggunya tak lama.

    Di sisi lain, merek mobil China pernah menyisakan cerita kelam saat dulu meramaikan pasar Indonesia. Banyak yang tidak tahan lama dan memutuskan hengkang. Konsumen pun dibuat bingung dengan perawatan mobil setelah para produsen tersebut angkat kaki. Tak cuma itu, kualitas mobil China dulu juga banyak jadi sorotan lantaran dinilai ringkih tak seperti mobil Jepang ataupun Eropa.

    “Terutama di segmen pembeli usia di atas 50 tahun yang masih memiliki kekhawatiran terhadap durabilitas produknya, layanan purna jual yang dianggap kurang matang, dan nilai jual kembalinya yang parah, walaupun inovasi teknologi China telah berkembang pesat sejauh ini,” lanjut Yannes.

    Menurut Yannes, layanan purna jual masih menjadi salah satu fokus utama orang Indonesia sebelum membeli mobil. Belum lagi harga jual kembali yang tak bisa dikesampingkan. Deretan mobil Jepang memang masih menjanjikan harga jual kembali yang cukup bagus ketimbang mobil China.

    “Ini karena konsumen mempertimbangkan biaya perawatan jangka panjang, ketersediaan suku cadang, dan kemudahan akses ke bengkel resminya. Di sini sebenarnya kunci kekuatan produsen Jepang,” jelas Yannes.

    “Keunggulan ini memberi rasa aman bagi konsumen dan sulit ditandingi dalam waktu singkat oleh banyak merek baru, termasuk berbagai produk dari China,” pungkas Yannes.

    (dry/din)