brand merek: Samsung

  • Daftar HP Realme yang Akan Kebagian Update Android 16, Cek Model Kamu! – Page 3

    Daftar HP Realme yang Akan Kebagian Update Android 16, Cek Model Kamu! – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Google telah meluncurkan Android 16 ke lini smartphone dan tablet Pixel mereka, setelah raksasa mesin pencari tersebut mengumumkan OS barunya tersebut di Google I/O.

    Hadir dengan beragam peningkatan dalam hal fitur, tampilan, fungsi, hingga keamanan, banyak pengguna HP Android sangat menanti kapan ponsel mereka bisa mencicipi Android 16 tersebut.

    Setelah sebelumnya lini smartphone dan tablet Samsung, Oppo, Xiaomi, Redmi, dan Poco, mereka asal China lainnya, Realme juga dipastikan akan mendapatkan pembaruan OS dari Google tersebut.

    Saat ini, raksasa teknologi berbasis di China tersebut sedang melakukan uji coba Android 16 lewat Realme UI 7.0. Meski belum ada jadwal resmi, beberapa perangkat telah masuk daftar beta tester.

    Pada umumnya, perusahaan seperti Realme ini akan mulai menggulirkan pembaruan Android 16 untuk lini smartphone flagship lebih dulu, dilanjutkan untuk perangkat kelas menengah dan ke bawah.

    Berikut ini HP Realme yang diperkirakan akan menerima pembaruan Android 16 saat final dirilis, sebagai mana dikutip dari Android Update Tracker, Sabut (21/6/2025).

     

  • Awal Baru Era Fotografi Mobile

    Awal Baru Era Fotografi Mobile

    Jakarta

    Vivo kembali mengguncang pasar flagship dengan meluncurkan Vivo X200 Ultra, sebuah smartphone premium yang membawa pengalaman fotografi mobile ke level dan era baru. Gebrakan terbaru dari Vivo ini sukses menyita perhatian para pegiat gadget dan fotografi hingga ke kancah internasional.

    Vivo X200 Ultra hadir sebagai varian tertinggi dari Vivo X200 Series yang sejak awal menonjolkan keunggulan pada sisi kamera. Pada seri Ultra ini, Vivo semakin mematangkan racikan hardware dan software untuk menunjang kualitas pencitraan yang dihasilkan pada smartphone terbarunya ini.

    Apalagi, kolaborasinya dengan ZEISS kali ini tidak hanya pada level pemrosesan gambar dan konfigurasi kamera, namun juga diwujudkan dalam sebuah lensa tambahan yang termasuk dalam paket photography kit.

    Penasaran fitur apa saja dan bagaimana pengalaman penggunaan, khususnya memotret menggunakan Vivo X200 Ultra? Simak ulasan singkatnya berikut ini:

    Desain

    Vivo X200 Ultra hadir dengan desain yang mengesankan baik untuk dipandang mata maupun saat berada dalam genggaman. Smartphone ini memadukan material kaca yang halus pada bagian belakang, dengan bingkai berbahan metal. Untuk sebuah perangkat flagship, Vivo X200 Ultra sukses menghadirkan feel premium dalam genggaman.

    Vivo X200 Ultra Foto: Kelvin Christiandy Sutiono

    Smartphone ini menghadirkan tiga pilihan warna, yaitu silver, merah, dan hitam. Khusus varian silver, Vivo berhasil membuatnya tampil elegan dengan efek tekstur garis, namun tetap halus saat disentuh. Ini berkat aplikasi lapisan kaca berkualitas tinggi pada bagian belakangnya.

    Vivo X200 Ultra juga sukses menarik perhatian dengan bump kamera yang lebih tebal jika dibandingkan dengan seri Pro dan smartphone flagship lainnya. Bump kamera tebal ini menjadi sebuah pernyataan bahwa perangkat ini superior dalam hal kamera, walau mungkin bukan favorit semua orang.

    Bump kamera besar turut mengindikasikan Vivo X200 Ultra memiliki berat yang lebih dibandingkan dengan handphone flagship lainnya, yaitu 229g untuk varian silver dan 232g untuk varian merah dan hitam. Namun begitu, Vivo berhasil membagi beratnya ini secara merata, dan dengan desain cergonomis membuat tangan tidak mudah pegal menggenggamnya walau dalam jangka waktu yang lama.

    Layaknya iPhone 16 series, Vivo X200 Ultra menghadirkan tombol camera control sebagai pintasan yang memudahkan saat ingin mengakses kamera dengan cepat, maupun untuk mengatur tingkat exposure dan focal length. Sentuhan kecil yang memberikan sensasi foto menggunakan kamera profesional.

    Vivo X200 Ultra punya bump kamera tebal. Foto: Kelvin Christiandy SutionoLayar

    Vivo X200 Ultra mengusung layar 8T LTPO AMOLED dengan refresh rate adaptif hingga 120 Hz dan kecerahan maksimal hingga 4500 nits. HP ini juga hadir dengan layar yang lebih besar dibandingkan dengan versi Pro, berukuran 6,82 inch dengan resolusi lebih tinggi 3168×1440 (QHD+).

    Dalam memenuhi kebutuhan harian, Vivo X200 Ultra memberikan pengalaman visual yang imersif dan menyenangkan, baik untuk menonton video, scrolling di media sosial, bahkan saat bermain game. Hal ini dimungkinkan, salah satunya berkat dukungan Dolby Vision dan HDR Vivid yang membuat warna pada berbagai konten yang ditayangkan semakin menonjol.

    Kamera

    Foto: Kelvin Christiandy Sutiono

    Impresif, mungkin adalah satu kata yang paling pas untuk mendeskripsikan bagaimana Vivo merancang kemampuan fotografi dan kualitas hasil foto pada smartphone ini. Bukan hanya tentang konfigurasi kamera dan kemampuan pemrosesan gambar yang sangat baik, namun bagaimana Vivo melangkah lebih jauh melalui kolaborasinya bersama ZEISS, termasuk dengan menghadirkan ZEISS 2.35x Telephoto Converter yang termasuk dalam photography kit.

    Pertama, mari mulai dengan konfigurasi kamera pada smartphone ini. Vivo X200 Ultra menghadirkan konfigurasi yang superior dengan tiga buah kamera di bagian belakang.

    Kamera utama pada Vivo X200 Ultra, yang juga menghadirkan salah satu perubahan menarik, adalah dengan digunakannya sensor Sony LYT-818 50MP (f/1.69) berukuran 1/1.28″, yang secara default menangkap gambar pada focal length 35mm.

    Focal length 35mm pada dasarnya merupakan jarak ideal untuk kegiatan street photography. Bagi penggunaan sehari-hari, jarak 35mm menawarkan kemudahan karena memberikan sudut pandang yang lebih natural — mirip dengan apa yang dilihat oleh mata. Hal ini memudahkan kita dalam hal proses framing dan mengatur komposisi foto.

    Vivo X200 Ultra Foto: Kelvin Christiandy SutionoVivo X200 Ultra – Default Focal Length (35mm) Foto: Kelvin Christiandy Sutiono

    Bagi yang terbiasa dengan 23-24mm tidak perlu khawatir. Opsi ini tetap tersedia, di mana Vivo X200 Ultra akan melakukan crop pada lensa ultra-wide 14mm menjadi setara dengan 28mm. Walaupun kualitas gambar yang dihasilkan akan sedikit menurun karena adanya pemotongan digital, namun hasil foto yang dihasilkan tetap cukup baik dan terjaga.

    Hal ini dimungkinkan karena kamera ultra-wide pada Vivo X200 Ultra menggunakan sensor yang sama dengan kamera utama, yakni Sony LYT-818 50MP dengan bukaan f/2.0. Penggunaan sensor ini turut menjadikan Vivo X200 Ultra sebagai smartphone dengan kualitas foto ultra-wide terbaik saat ini.

    Bila umumnya Anda seringkali menghindari mengambil foto menggunakan kamera ultra-wide karena hasilnya yang sering blur dan tidak sesuai harapan, Vivo X200 Ultra menawarkan pengalaman yang berbeda. Walaupun tidak sempurna pada berbagai skenario tertentu, secara umum kualitas foto ultra-wide pada perangkat ini dapat diandalkan. Tajam dan mampu menghasilkan akurasi warna yang baik.

    Vivo X200 Ultra – Ultrawide (14mm) Foto: Kelvin Christiandy Sutiono

    Dalam hal perekaman video, Vivo X200 Ultra juga menunjukkan komitmen Vivo untuk tidak hanya menghadirkan perangkat yang unggul dalam fotografi, namun juga videografi profesional. Vivo X200 Ultra mampu merekam hingga 8K 30fps untuk yang membutuhkan resolusi tinggi dan 4K hingga 120fps, memberikan fleksibilitas yang baik khususnya untuk kreator konten maupun videografer mobile.

    Vivo X200 Ultra juga mendukung perekaman 4K 60fps 10-bit Log yang memungkinkan hasil video lebih tajam, smooth, dan mampu memberikan fleksibilitas dalam hal gradasi warna yang lebih luas dan dinamis saat pengeditan. Sebuah fitur yang umumnya ditemukan pada kamera profesional.

    Keseriusan Vivo dalam hal fotografi dan videografi juga turut diwujudkan dengan konfigurasi dual chip VS1 untuk pra-pemrosesan dan V3+ untuk pasca-pemrosesan yang masing-masing memberikan dampak signifikan terhadap fleksibilitas dan kualitas gambar yang mampu dihasilkan oleh smartphone ini.

    Pada kamera ketiga, Vivo menyematkan kamera telefoto periskop 200MP dengan sensor Samsung HP9 dan lensa ZEISS APO (Apochromatic). Kombinasi ini berhasil menghasilkan pembesaran optikal yang tajam, jernih, dan menghasilkan warna yang akurat hingga 3,7 kali (setara dengan 85mm).

    Kamera depan pada Vivo X200 Ultra tidak lupa mendapatkan peningkatan fitur. Beresolusi 50MP, kamera ini mendukung autofocus dan mampu melakukan perekaman video hingga 4K 60fps. Dapat diandalkan untuk kebutuhan selfie harian, video call, hingga livestreaming maupun vlog, walau dalam skenario low-light, hasil foto mungkin tidak terlalu sesuai dengan harapan.

    Photography Kit

    Vivo dan Zeiss membuat Photography Kit. Foto: Kelvin Christiandy Sutiono

    Komitmen dan keseriusan Vivo dalam hal fotografi dan videografi kali ini amat patut mendapatkan apresiasi. Pada paket penjualan yang dijual terpisah, Vivo turut menghadirkan photography kit untuk melengkapi pengalaman fotografi di X200 Ultra.

    Walau bukan brand pertama yang menghadirkan photography kit untuk smartphone, kehadiran lensa tambahan ZEISS 2.35x Telephoto Converter yang termasuk dalam photography kit ini ibarat sebuah ekstra shot espresso dalam secangkir kopi, memberikan dorongan rasa yang memperkaya keseluruhan pengalaman memotret.

    Inovasi hasil kolaborasi dengan ZEISS ini tidak hanya menghadirkan fleksibilitas dalam hal pengambilan gambar jarak jauh, namun juga secara signifikan meningkatkan pengalaman fotografi menggunakan smartphone ke level yang baru, yang lebih baik.

    Vivo X200 Ultra Foto: Kelvin Christiandy SutionoVivo X200 Ultra Foto: Kelvin Christiandy SutionoVivo X200 Ultra Foto: Kelvin Christiandy SutionoVivo X200 Ultra Foto: Kelvin Christiandy Sutiono

    Kualitas optik yang ditawarkan Vivo X200 Ultra dengan kehadiran ZEISS 2.35x Telephoto Converter memberikan hasil yang semakin bersaing dengan kamera profesional, baik dalam hal ketajaman, kedalaman detail, hingga akurasi warna.

    Diperlukan case khusus untuk dapat memasangkan ZEISS 2.35x Telephoto Converter dengan sempurna pada Vivo X200 Ultra, yang juga terdapat dalam paket photography kit ini. Pada case khusus ini terdapat mounting dengan sistem penguncian mekanis layaknya kamera sungguhan, sehingga memberikan rasa yang lebih kokoh saat dipasang. Walaupun material plastik, case ini terbilang solid dan memiliki desain yang elegan.

    Pada photography kit juga turut dihadirkan camera grip, yang ketika dipasangkan dengan Vivo X200 Ultra, membuat seolah smartphone ini bertransformasi menjadi sebuah kamera mirrorless. Pada camera grip ini terdapat tombol shutter fisik, dial manual untuk pengaturan zoom dan exposure, serta tombol untuk memulai perekaman video, dan tidak lupa dilengkapi dengan baterai berkapasitas 2.300 mAh.

    Pengoperasiannya juga dibuat layaknya kamera profesional, yang mengakomodir fitur tekan penuh untuk pengambilan foto, dan tekan setengah untuk pengaturan fokus. Kehadiran photography kit pada Vivo X200 Ultra ini pada dasarnya membawa sebuah pengalaman baru yang menyenangkan untuk dunia mobile photography.

    Performa

    Foto: Kelvin Christiandy Sutiono

    Vivo X200 Ultra ditenagai oleh Snapdragon 8 Elite dengan fabrikasi 3nm yang dipadukan dengan RAM LPDDR5X hingga 16GB dan memori penyimpanan UFS 4.1 berkapasitas besar hingga 1TB. Konfigurasi ini tentu tidak lagi asing untuk smartphone high-end, yang secara tidak langsung memberikan gambaran bagaimana andalnya smartphone ini untuk melibas berbagai kegiatan harian.

    Pada pengetesan yang dilakukan, smartphone ini mencatatkan skor Antutu lebih dari 2,8 juta. Sementara uji Geekbench 6 berhasil menyentuh 2953 single-core dan 9157 multi-core.

    Hasil bencmark Vivo X200 Ultra Foto: Kelvin Christiandy Sutiono

    Berbagai kegiatan berat seperti bermain game, multitasking, hingga render video berukuran besar dapat dilakukan dengan mudah, layaknya smartphone flagship high-end pada umumnya. Sedangkan daya dan software menjadi faktor yang membuat smartphone ini berbeda dibanding dengan kompetitornya.

    Vivo X200 Ultra mengusung baterai berukuran besar 6000 mAh dalam bodi yang tergolong tipis yakni 8,69mm. Dalam penggunaan berat, smartphone ini mampu mencatat screen-on time hingga 8-9 jam. Sedangkan untuk penggunaan umum harian, Vivo X200 Ultra mampu bertahan seharian lebih dalam satu kali pengisian daya.

    Dalam hal pengisian daya, Vivo X200 Ultra mendukung pengisian daya 90W (dengan kabel) dan 40W (tanpa kabel/wireless), dan juga telah mendukung teknologi reverse charging.

    Kombinasi baterai berkapasitas besar dan pengisian daya yang cepat pada smartphone ini menjadi perpaduan yang menyenangkan, khususnya saat smartphone ini diajak untuk melakukan kegiatan fotografi yang intens.

    Beralih ke software, mengingat Vivo X200 Ultra hanya diluncurkan secara resmi di Cina, smartphone ini mengadopsi OriginOS 5 yang dibangun di atas basis Android 15. Bagi pengguna smartphone Vivo pada umumnya, sistem operasi ini mungkin akan sedikit berbeda dari Funtouch OS yang diaplikasikan pada smartphone Vivo yang meluncur resmi secara global.

    Vivo X200 Ultra punya tombol shutter Foto: Vivo

    Namun begitu, OriginOS 5 menawarkan pengalaman pengoperasian yang lancar dan responsif melalui pengaturan widget yang lebih dinamis, kemampuan multitasking yang lancar, serta visual yang lebih eksploratif.

    Dalam hal ketahanan, Vivo X200 Ultra dilengkapi dengan sertifikasi IP68 dan IP69 sehingga membuat smartphone ini tahan terhadap debu maupun air, mulai dari cipratan, tekanan tinggi, hingga terendam di dalam air. Layar pada Vivo X200 Ultra juga telah didukung dengan Armor Protection yang memberikan perlindungan ekstra terhadap gesekan maupun benturan.

    Sebagai seri paling tinggi, pengalaman mendengarkan audio pada Vivo X200 Ultra juga cukup baik dengan dukungan aptX Lossless and LDAC, melengkapi pengalaman keseluruhan yang memuaskan terhadap smartphone ini.

    Opini detikINET

    Vivo X200 Ultra bukan sekadar smartphone, melainkan sebuah pernyataan dari Vivo tentang masa depan fotografi mobile. Dengan perpaduan desain premium, layar imersif, performa tangguh, daya tahan baterai superior, dan terutama, kemampuan kamera yang revolusioner berkat kolaborasi dengan ZEISS dan photography kit inovatifnya, smartphone ini benar-benar membawa pengalaman memotret dengan smartphone ke level yang belum pernah ada sebelumnya.

    Vivo X200 Ultra Foto: Vivo

    Meski bump kamera yang besar dan bobot yang sedikit lebih berat mungkin menjadi pertimbangan bagi sebagian orang, namun semua itu terbayar lunas dengan kualitas foto dan video yang dihasilkan. Vivo X200 Ultra adalah pilihan tepat bagi kamu yang mencari pengalaman fotografi mobile terbaik, nyaris setara dengan kamera profesional.

    Apakah kamu siap menyambut era baru fotografi mobile bersama Vivo X200 Ultra?

    *) Kelvin Christiandy Sutiono adalah seorang gadget enthusiast yang pernah berkarier di industri smartphone Tanah Air, dikenal karena ketertarikannya pada inovasi teknologi dan perkembangan perangkat mobile.

    Halaman 2 dari 4

    Simak Video “Video: Intip Ketangguhan Vivo V50 Lite”
    [Gambas:Video 20detik]
    (afr/afr)

  • iPhone Lipat Pertama Segera Tiba, Samsung Ketiban Durian Runtuh

    iPhone Lipat Pertama Segera Tiba, Samsung Ketiban Durian Runtuh

    Jakarta, CNBC Indonesia – Apple dikabarkan tengah bersiap merilis iPhone lipat pertamanya pada tahun depan. Informasi ini diungkap oleh analis kenamaan Ming-Chi Kuo.

    Kuo menyebut perangkat tersebut kemungkinan akan menggunakan layar buatan Samsung Display.

    Samsung disebut bakal memproduksi hingga 8 juta panel layar lipat untuk Apple pada 2026. Meski demikian, komponen lain seperti engsel masih belum difinalisasi. Kuo juga memprediksi iPhone lipat ini akan dijual dengan harga premium.

    Kuo merupakan analis dari TF International Securities yang selama ini dikenal akurat dalam memprediksi rantai pasok elektronik, khususnya produk-produk Apple.

    Dalam unggahan di platform X, ia menambahkan bahwa rencana Apple ini masih bisa berubah tergantung pada kondisi pasar dan kesiapan teknis, demikian dikutip dari CNBC Internasional, Jumat (20/6/2025).

    Apple sendiri belum memberikan komentar resmi terkait laporan tersebut.

    Langkah ini dinilai sebagai upaya Apple untuk mendongkrak kembali daya tarik iPhone, yang saat ini masih menjadi tulang punggung pendapatan perusahaan dengan nilai penjualan mencapai US$201 miliar di tahun fiskal 2024. Namun, pendapatan iPhone tercatat stagnan sejak puncaknya pada 2022.

    Sementara itu, para kompetitor seperti Samsung dan Huawei sudah lebih dulu menjajal pasar ponsel lipat sejak 2019. Meski menawarkan pengalaman layar besar dalam format ringkas, perangkat lipat masih menghadapi berbagai kendala seperti bekas lipatan layar dan durability.

    Selain itu, daya tarik pasar terhadap ponsel lipat belum sepenuhnya baik. Firma riset TrendForce mencatat, hanya 1,5% dari seluruh ponsel yang terjual saat ini merupakan ponsel lipat.

    Counterpoint menambahkan bahwa pasar ponsel lipat hanya tumbuh 3% pada 2024 dan diprediksi menyusut di 2025.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Google Tinggalkan Samsung, Produksi Chip Tensor Pixel 10 Beralih ke TSMC

    Google Tinggalkan Samsung, Produksi Chip Tensor Pixel 10 Beralih ke TSMC

    Bisnis.com, JAKARTA — Google telah membuat keputusan besar dengan memindahkan produksi chip Tensor generasi kelima (G5) hingga G9 dari Samsung Foundry ke TSMC, raksasa manufaktur chip asal Taiwan.

    Tensor G5 adalah chipset terbaru yang akan digunakan pada smartphone Google Pixel 10. Chipset ini memiliki nama kode “Laguna” dan diproduksi oleh TSMC menggunakan proses 3nm (N3E). Tensor G5 menjanjikan peningkatan performa, efisiensi daya, dan kemampuan pemrosesan AI dibandingkan dengan generasi sebelumnya. 

    Chip Tensor G5 ini akan debut bersama Pixel 10 yang dirilis tahun ini, dan langkah ini akan berlanjut hingga Pixel 14.

    Mengutip GSMArena dan Android Authority, Jumat (20/6/2025) keputusan ini mengejutkan para eksekutif Samsung, yang kini tengah menggelar pertemuan internal untuk mencari tahu penyebab hilangnya kontrak strategis tersebut dan merumuskan langkah pemulihan ke depan.

    “Kehilangan Google adalah kasus yang menunjukkan masalah kompleks Samsung  sekaligus. Saya mengerti bahwa ada banyak diskusi dan kekhawatiran yang terjadi secara internal juga,” kata sumber di industri,

    Perpindahan ini bukan tanpa alasan. Selama empat generasi sebelumnya (Tensor G1 hingga G4), Samsung menjadi mitra eksklusif Google untuk fabrikasi chip Tensor di lini Pixel 6 hingga Pixel 9. Namun, sejumlah masalah teknis dan bisnis menjadi pemicu utama perubahan arah ini.

    Tingkat keberhasilan produksi chip 3nm Samsung disebut hanya sekitar 50%, jauh di bawah TSMC yang mencapai 90%. Rendahnya yield ini membuat biaya produksi lebih tinggi dan efisiensi chip menjadi kurang optimal.

    Selain itu chip Samsung juga disebut mudah panas dan boros daya, sehingga banyak pengguna Pixel mengeluhkan performa dan daya tahan baterai. TSMC dinilai mampu menghadirkan chip yang lebih dingin dan efisien.

    Masalah lain adalah, Google menginginkan desain chip yang lebih kustom dan fitur yang lebih beragam, sementara sumber daya desain semikonduktor Samsung dinilai belum mampu memenuhi kebutuhan tersebut.

    Kehilangan Google sebagai klien utama menjadi pukulan telak bagi Samsung Foundry. Selain Exynos, Google adalah pelanggan besar terakhir yang masih mengandalkan Samsung untuk chip smartphone kelas atas. Sebelumnya, Apple, AMD, Qualcomm, dan Nvidia juga telah beralih ke TSMC demi kualitas dan efisiensi lebih baik.

    Samsung kini tengah melakukan evaluasi besar-besaran, termasuk kemungkinan memisahkan divisi foundry menjadi entitas terpisah dan memperkuat pengembangan chip untuk otomotif dan robotik menurut laporan SamMobile. Namun, Samsung masih punya harapan dengan chip Exynos 2600 berbasis teknologi 2nm Gate All Around (GAA) yang akan debut di Galaxy S26 tahun depan. Jika berhasil, chip ini bisa menjadi showcase kebangkitan Samsung di industri foundry.

    Pixel 10 akan menjadi ponsel pertama yang menggunakan Tensor G5 buatan TSMC dengan fabrikasi 3nm. Selain itu, Google juga dikabarkan mengganti modem dari Samsung ke MediaTek T900, dan GPU akan dipasok oleh Imagination Technologies. Tensor G5 sendiri akan fokus pada efisiensi daya, sementara lonjakan performa baru akan hadir di Tensor G6.

  • Catat! Ini Bocoran Tanggal Samsung Gelar Unpacked 2025, Galaxy Z Fold 7 dan Flip 7 Siap Meluncur? – Page 3

    Catat! Ini Bocoran Tanggal Samsung Gelar Unpacked 2025, Galaxy Z Fold 7 dan Flip 7 Siap Meluncur? – Page 3

    Bocoran soal Galaxy Z Fold 7 kembali muncul. Kali ini, bocoran membahas soal perubahan yang dihadirkan Samsung pada HP layar lipatnya tersebut.

    Dikutip dari GizChina, Selasa (17/6/2025), salah satu perubahan paling mencolok pada Galaxy Z Fold 7 adalah modul kamera belakang yang lebih besar.

    Bocoran gambar menunjukkan Samsung mungkin meningkatkan ukuran sensor atau menambahkan lensa baru agar bisa meningkatkan kemampuan fotografi.

    Diperkirakan, ini merupakan respons terhadap kompetitor seperti Huawei dan Xiaomi, yang telah menghadirkan kamera flagship-level pada perangkat lipat mereka.

    Selain itu, HP Samsung ini dikabarkan akan memiliki bodi yang lebih tipis, membuatnya lebih nyaman digenggam dan portabel.

    Samsung tampaknya berfokus pada pengurangan ketebalan saat perangkat dalam keadaan terlipat, sehingga lebih mudah dimasukkan ke dalam saku.

  • Alasan Pemilik Harus Restart iPhone dan HP Android Secara Rutin

    Alasan Pemilik Harus Restart iPhone dan HP Android Secara Rutin

    Jakarta, CNBC Indonesia – Sering kali kita lupa atau malas mematikan ponsel, apalagi merestartnya. Restart HP secara rutin padahal bisa mencegah berbagai masalah mulai dari HP lemot hingga ancaman peretasan.

    Samsung melalui laman resmi mereka menyarankan agar pengguna menjadikan restart ponsel sebagai rutinitas harian, sedangkan Badan Keamanan Nasional Amerika Serikat (NSA) menyarankan restart minimal seminggu sekali demi keamanan data.

    Menurut Samsung Filipina, restart berkala bisa menjadi solusi atas ponsel yang melambat atau mendadak freeze. Bahkan, sebelum pergi ke pusat servis, pengguna disarankan mencoba restart terlebih dahulu.

    Samsung juga menyediakan fitur restart otomatis yang bisa diatur sesuai jadwal, caranya:

    Buka Settings > Battery and device care
    Ketuk ikon titik tiga (More options)
    Pilih Automation
    Aktifkan Auto restart at set times
    Atur jadwal restart sesuai kebutuhan

    Ponsel akan restart otomatis dalam waktu satu jam dari jadwal yang ditentukan, asalkan: layar dalam keadaan mati, ponsel tidak sedang digunakan, baterai di atas 30%, kunci SIM tidak aktif.

    Intelijen AS Anjurkan Restart Rutin

    Bukan hanya vendor ponsel, lembaga intelijen Amerika Serikat pun mengimbau hal serupa. NSA merekomendasikan pengguna smartphone, terutama iPhone, untuk melakukan restart minimal seminggu sekali sebagai bagian dari praktik keamanan siber.

    Meski restart tidak menjamin ponsel bebas dari serangan siber kompleks, langkah sederhana ini bisa menghambat serangan berantai yang memanfaatkan banyak celah keamanan sekaligus.

    Seperti dijelaskan oleh Direktur Teknis NSA, Neal Ziring, bahwa restart dapat memaksa penyerang untuk mengulang dari awal rantai serangan.

    NSA juga memberikan saran lain seperti mematikan Bluetooth dan Wi-Fi saat tidak digunakan. Dan selalu memperbarui sistem operasi dan aplikasi

    NSA juga mengingatkan untuk menonaktifkan layanan lokasi, menggunakan sandi layar yang kuat, serta enghindari penggunaan aksesori tak dikenal, terutama kabel atau USB misterius

    Jadi walaupun terdengar sepele, restart ponsel secara rutin bisa menjadi langkah kecil dengan dampak besar.

    (dem/dem)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Samsung Smart Monitor M9 Hadir, Usung QD-OLED dan AI Canggih

    Samsung Smart Monitor M9 Hadir, Usung QD-OLED dan AI Canggih

    Jakarta

    Samsung Electronics Indonesia resmi meluncurkan lini terbaru smart monitor mereka, yang menghadirkan inovasi signifikan untuk kebutuhan kerja dan hiburan. Sorotan utama ada pada model flagship Smart Monitor M9 (model M90SF) yang kini ditenagai teknologi QD-OLED, serta model Smart Monitor M8 (model M80F) dan M7 (model M70F) yang mendapatkan pembaruan signifikan dengan fitur Samsung Vision AI.

    Hadirnya teknologi QD-OLED pada M9 dan fitur Samsung Vision AI di seluruh lini produk terbaru ini diklaim menghadirkan layar yang lebih personal dan terhubung. “Seri Samsung Smart Monitor terus berevolusi menurut cara orang bekerja, menonton, dan bermain,” ujar Hoon Chung, Executive Vice President, Visual Display (VD) Business, Samsung Electronics.

    “Dengan diperkenalkannya QD-OLED dan peningkatan yang berbasis AI, M9 memberikan pengalaman layar yang lebih responsif dan lebih bagus – semua di dalam satu layar yang serbaguna.”

    Samsung Smart Monitor M9 menandai debut teknologi QD-OLED pada lini Smart Monitor. Panel 4K QD-OLED 32 inci ini menjanjikan kontras yang sangat dalam dan warna yang hidup, menghadirkan pengalaman visual yang imersif, baik untuk produktivitas, streaming, maupun gaming.

    Samsung Smart Monitor M9 Foto: Samsung

    Tak hanya itu, M9 dilengkapi dengan Samsung OLED Safeguard+ yang dirancang untuk menjaga performa layar tetap optimal seiring waktu. Sistem pendingin milik Samsung ini didesain khusus untuk mengurangi risiko burn-in. Ditambah lagi, teknologi Glare-Free pada M9 meminimalkan pantulan, memastikan visibilitas dan kenyamanan yang konsisten bahkan dalam kondisi pencahayaan terang.

    Samsung Smart Monitor M9 ditenagai oleh sejumlah fitur berbasis AI yang bekerja sama untuk meningkatkan kualitas gambar dan suara secara real-time. Fitur-fitur tersebut meliputi AI Picture Optimizer, 4K AI Upscaling Pro, dan Active Voice Amplifier (AVA) Pro. Teknologi ini memungkinkan layar untuk beradaptasi secara otomatis, memberikan performa optimal sesuai dengan konten yang sedang ditampilkan dan kondisi lingkungan sekitar.

    Dengan desain slim metal yang memadukan estetika premium, Smart Monitor M9 juga memiliki bentuk fungsional yang menciptakan tampilan modern dan melengkapi ruang kerja apa pun.

    Sebagai pengakuan atas performa warna yang tepat dan dapat diandalkan, Samsung Smart Monitor M9 telah meraih sertifikasi Pantone Validated. Sertifikasi ini menjamin bahwa M9 telah lulus standar pengujian ketat dan mampu mereplikasi lebih dari 2.100 warna serta lebih dari 110 warna SkinTone dari library Pantone. Disandingkan dengan layar QD-OLED yang cemerlang, monitor pintar ini memastikan tampilan visual sesuai keinginan pembuat konten, memberikan kepercayaan diri dan kejelasan untuk aplikasi apa pun.

    Samsung Smart Monitor M8 Foto: Samsung

    Tidak ketinggalan, Samsung Smart Monitor M8 dan Smart Monitor M7 yang baru membawa pengalaman smart monitor Samsung ke pengguna yang lebih luas, menawarkan layar 4K UHD 32 inci dengan kualitas gambar yang hidup dan fitur AI yang sudah terpasang. Kedua model ini dilengkapi dengan teknologi panel VA canggih dari Samsung, menghasilkan gambar dengan detail tajam dan kontras mendalam, menjadikannya ideal untuk produktivitas sehari-hari, streaming, dan lainnya.

    Didesain untuk fleksibilitas, ketiga model Smart Monitor ini terintegrasi dengan SmartThings, mendukung Multi Control antar perangkat Samsung, dan menawarkan Multi View untuk bekerja serta menikmati hiburan secara bersamaan. Dengan akses Microsoft 365, pengguna dapat membuat dan mengedit dokumen langsung dari monitor tanpa PC, menjadikan lini produk ini solusi praktis untuk pengaturan kerja modern.

    Samsung Smart Monitor M7 Foto: Samsung

    Samsung Smart Monitor M9, M8, dan M7 tersedia dalam ukuran layar 32 inci dan akan diluncurkan ke pasar internasional mulai bulan ini. Untuk memastikan kegunaan dan dukungan jangka panjang, Samsung menawarkan hingga tujuh tahun pembaruan One UI Tizen untuk lini produk Smart Monitor, memungkinkan pengguna untuk terus mendapatkan manfaat dari fitur dan layanan terbaru.

    Seri Samsung Smart Monitor terbaru ini sudah tersedia untuk pre-order mulai 17 Juni sampai 1 Juli 2025. Harga dibanderol mulai dari Rp4.999.000 hingga Rp18.999.000. Selama masa pre-order, dapatkan harga khusus dan hadiah menarik, seperti Samsung Galaxy Watch untuk pembelian Smart Monitor M9, Logitech Pebble 2 Combo untuk pembelian M8, dan Logitech MK240 Combo untuk pembelian M7.

    (afr/afr)

  • Galaxy Watch Boyong Fitur Deteksi Gempa Real-time yang Bisa Selamatkan Nyawa – Page 3

    Galaxy Watch Boyong Fitur Deteksi Gempa Real-time yang Bisa Selamatkan Nyawa – Page 3

    Saat ini, jutaan smartphone Android sudah didukung fitur pendeteksi gempa. Jadi, smartphone bisa dibilang merupakan seismograf berukuran kecil. 

    Cara kerjanya? Ketika ada cukup banyak smartphone yang mendeteksi gerakan yang tak biasa, server Google akan melakukan triangulasi data, mengonfirmasi gempa bumi, dan memicu peringatan dalam hitungan detik. 

    Notifikasi pada jam tangan mencerminkan versi smartphone, memperlihatkan perkiraan skala gempa dan jarak si pengguna dari pusat gempa.

    Dengan begitu, jam pintar Samsung ini seolah memberikan waktu bagi pengguna untuk berpindah ke tempat yang lebih aman dari gempa. 

    Update ini tentunya begitu penting bagi siapa pun yang sedang tak membawa smartphone Android mereka. Misalnya ketika sedang berolah raga, berlari, mendaki, hingga melakukan tugas lainnya. 

    Apalagi, Galaxy Watch dengan dukungan konektivitas seluler bawaan tak perlu smartphone atau jaringan WiFi untuk bisa terhubung internet. Jam-jam ini jadi bisa menerima peringatan secara mandiri. 

  • Top 3 Tekno: Daftar HP Samsung yang Kebagian Android 16 hingga Trump Mobile T1 – Page 3

    Top 3 Tekno: Daftar HP Samsung yang Kebagian Android 16 hingga Trump Mobile T1 – Page 3

    Belum lama ini, publik dikejutkan dengan aksi Presiden AS Donald Trump dan keluarganya yang menyebut, akan mengumumkan Trump Mobile.

    Iya, kamu tidak salah baca. Trump Mobile merujuk pada brand smartphone Donald Trump beserta keluarganya.

    Adapun model pertama dari Trump Mobile yang akan dirilis adalah Trump Mobile T1 yang belum lama ini foto-fotonya menampilkan ponsel dengan balutan warna emas mencolok.

    The Verge mengungkap, Trump Mobile T1 akan hadir dengan harga USD 499 atau setara Rp 8,1 jutaan.

    Uniknya, smartphone Trump Mobile ini digadang-gadang jadi smartphone yang dibuat di Amerika Serikat. Rencana peluncurannya akan dilakukan pada akhir tahun 2025 ini.

    Menurut seorang juru bicara Trump Organization, “Manufaktur untuk smartphone ini akan dilakukan di Alabama, California, dan Florida.”

    Namun, belakangan penelusuran The Verge, sebagaimana dikutip Tekno Liputan6.com, Rabu (18/6/2025), mengungkap kalau organisasi Trump ini kemungkinan menyembunyikan seluruh rantai pasokan asalnya dari HP Android Trump Mobile M1.

    Media tersebut mengungkap, kemungkinan Trump Mobile T1 menjadi perangkat white label dengan sebagian besar atau seluruh produksinya ditangani oleh pembesut smartphone China.

    Baca selengkapnya di sini 

     

  • Giliran Google Sindir Apple dan iOS 26 yang Tiru Fitur Android

    Giliran Google Sindir Apple dan iOS 26 yang Tiru Fitur Android

    Jakarta

    Apple mengumumkan sederet fitur baru iOS 26 di ajang WWDC 2025 pekan lalu. Seminggu kemudian, Google menyindir Apple dan fitur baru iOS 26 yang sudah lama ada di Android.

    Sindiran itu disampaikan dalam video terbaru bertajuk ‘#BestPhonesForever: Responding to MORE Rumors’ yang diunggah di YouTube. Sama seperti video lainnya di seri ini, video ini memperlihatkan percakapan antara Pixel dan iPhone.

    Dalam video tersebut, Pixel menyinggung fitur baru iPhone yang mirip seperti fitur yang sudah ada di Android sejak lama. Namun iPhone hanya menjawab bahwa kemiripan itu hanya kebetulan.

    “Saya mengumumkan penerjemahan langsung untuk SMS,” kata iPhone dalam video berdurasi satu menit itu, seperti dikutip dari MacRumors, Kamis (19/6/2025).

    “Dan ternyata saya sudah memilikinya sejak empat tahun lalu,” kata Pixel.

    “Yeah, kebetulan yang gila”.

    iPhone juga mengungkit dua fitur baru lainnya yang akan hadir di iOS 26 yaitu Hold Assist dan Call Screening. Lagi-lagi Pixel membalas kalau fitur itu sudah tersedia di ponselnya selama bertahun-tahun.

    Google pertama kali meluncurkan fitur Live Translate di Pixel 6 pada tahun 2021. Sama seperti Live Translate di iOS 26, fitur Android ini dapat menerjemahkan SMS dan panggilan telepon secara otomatis.

    Pada tahun 2020, Google merilis fitur Hold for Me di untuk Pixel 3 ke atas. Cara kerjanya mirip dengan Hold Assist di iOS 26, di mana fitur ini dapat menunggu saat menelepon customer service atau semacamnya, dan memberi tahu pengguna saat sudah ada agen yang menjawab.

    Video itu diakhiri dengan iPhone bertanya kepada Pixel tentang apa yang sedang Google persiapkan untuk Pixel 10 series, kemungkinan agar Apple bisa mencari inspirasi lagi untuk iPhone dan update iOS berikutnya.

    Google bukan satu-satunya raksasa teknologi yang mengejek fitur baru iOS 26. Tidak lama setelah Apple mengumumkan deretan fitur baru iOS 26, Samsung mengatakan fitur-fitur tersebut sudah tersedia lebih dulu di perangkat mereka.

    Desain antarmuka ‘Liquid Glass’ di iOS 26 yang transparan seperti kaca juga sempat disindir oleh Microsoft karena mirip seperti antarmuka Aero di Windows Vista.

    (vmp/afr)