brand merek: Samsung

  • Permintaan Chip AI Nvidia Blackwell Meroket, Tapi Tak Akan Dijual ke China

    Permintaan Chip AI Nvidia Blackwell Meroket, Tapi Tak Akan Dijual ke China

    Jakarta

    CEO Nvidia, Jensen Huang, mengatakan permintaan global untuk chip AI tercanggih perusahaannya, Blackwell, kini berada di level yang sangat tinggi. Dalam kunjungan ke Taiwan akhir pekan lalu, Huang menyebut kolaborasi dengan TSMC menjadi kunci kesuksesan Nvidia di tengah lonjakan kebutuhan chip AI.

    Berbicara di acara yang digelar oleh TSMC di Hsinchu, Huang mengungkapkan bahwa Nvidia kini tidak hanya membuat GPU (graphics processing unit), tetapi juga CPU, switch, dan jaringan pendukung Blackwell.

    “Kami sangat bergantung pada pasokan wafer dari TSMC. Mereka melakukan pekerjaan luar biasa mendukung kami,” ujar Huang, seraya menyebut permintaan chip saat ini jauh melampaui kapasitas produksi, seperti dikutip detikINET dari Reuters, Selasa (11/11/2025).

    CEO TSMC C.C. Wei mengonfirmasi bahwa Huang telah memesan lebih banyak ‘wafer’, namun menolak mengungkapkan jumlah pastinya. Hubungan erat kedua perusahaan ini memang telah membawa Nvidia menjadi perusahaan publik pertama di dunia dengan valuasi mencapai USD 5 triliun, menjadikan Huang dijuluki ‘Manusia Lima Triliun Dolar’.

    Meski bisnis sedang melesat, Huang menegaskan bahwa Nvidia tidak berencana menjual chip Blackwell ke China. Ia mengatakan saat ini Nvidia tak berencana mengirim produk apa pun ke China.

    Langkah ini sejalan dengan kebijakan pemerintahan Donald Trump, yang melarang ekspor chip AI paling canggih ke negara tersebut dengan alasan keamanan nasional.

    Spekulasi sempat muncul bahwa Trump dan Presiden Xi Jinping akan membahas kemungkinan penjualan versi terbatas Blackwell saat pertemuan di Korea Selatan minggu lalu.

    Namun hingga kini, belum ada tanda-tanda kesepakatan. Huang bahkan menyebut bahwa pangsa pasar Nvidia di China kini nol persen, karena pemerintah Beijing tidak ingin Nvidia beroperasi di sana.

    Huang juga menyinggung potensi kekurangan memori akibat permintaan yang melonjak. Ia memastikan bahwa tiga produsen besar yaituSK Hynix, Samsung, dan Micron telah meningkatkan kapasitas secara besar-besaran untuk mendukung Nvidia.

    (asj/fay)

  • Jadwal Peluncuran Galaxy S26 Bikin Penggemar Tersenyum

    Jadwal Peluncuran Galaxy S26 Bikin Penggemar Tersenyum

    Jakarta

    Kabar baik datang bagi para penggemar Samsung. Bocoran terbaru dari Korea Selatan menyebut bahwa jadwal peluncuran seri Galaxy S26 kemungkinan akan dimajukan ke Januari 2026, lebih cepat dibanding prediksi sebelumnya yang mengarah ke Februari atau bahkan Maret 2026.

    Informasi ini datang dari sumber industri yang dikenal akurat dalam memantau rantai pasokan Samsung. Perubahan jadwal ini dilaporkan terjadi setelah proses produksi komponen seri Galaxy S26 berjalan lebih mulus dibanding seri sebelumnya.

    Disebutkan pula seri Galaxy S26 disebut akan hadir dalam tiga model utama: Galaxy S26, Galaxy S26 Plus, dan Galaxy S26 Ultra. Meski begitu, Samsung dikabarkan tidak akan melanjutkan varian Edge, menyusul penjualan seri Galaxy S25 Edge yang dinilai kurang memuaskan di pasar global.

    Untuk dapur pacu, varian Galaxy S26 dan Galaxy S26 Plus diprediksi menggunakan Exynos 2600 SoC buatan Samsung, yang disebut membawa peningkatan efisiensi daya dan integrasi kecerdasan buatan (AI) yang lebih dalam.

    Sementara itu, Galaxy S26 Ultra masih akan mengandalkan chipset Snapdragon 8 Elite Gen 5 dari Qualcomm untuk performa premium, terutama dalam pengolahan gambar dan pengalaman gaming, demikian dilansir dari GSM Arena.

    Meski bocoran ini masih bersifat spekulatif dan belum dikonfirmasi secara resmi oleh Samsung, laporan dari Korea Selatan-yang sering kali akurat-memberi harapan baru bagi para penggemar Android. Peluncuran lebih awal berarti konsumen bisa lebih cepat menikmati inovasi terbaru, termasuk kemungkinan integrasi Galaxy AI yang lebih matang dan dukungan untuk ekosistem One UI 8.5 berbasis Android 16.

    (afr/afr)

  • Ditendang China, Begini Nasib Penjilat Donald Trump

    Ditendang China, Begini Nasib Penjilat Donald Trump

    Jakarta, CNBC Indonesia – Permintaan chip Nvidia Blackwell masih sangat tinggi. Ini diungkapkan CEO Jensen Huang di tengah perusahaannya tidak bisa berbisnis di China.

    “Nvidia membangun GPU (unit pemrosesan grafis), kami juga membangun CPU (unit pemrosesan pusat), jaringan, sakeras dan sebagainya. Ada banyak chip terkait Blackwell,” jelasnnya dalam acara dengan Taiwan Semiconductor Manufacturing Co, dikutip dari Reuters, Senin (10/11/2025).

    CEO TSMC CC Wei mengonfirmasi permintaan wafer perushahaannya dari Nvidia. Namun dia tak menyebut jumlah permintaan tersebut.

    Huang juga memuji mitra lama Nvidia itu dan menyebutnya melakukan pekerjaan yang sangat baik. Dia memastikan kesuksesan perusahaannya mungkin tidak bisa terjadi tanpa bantuan TSMC.

    Soal kekurangan memori, Huang mengatakan Nvidia telah bermitra dengan tiga produsen. Semua perusahaan disebutnya melakukan peningkatan kapasitas untuk mendukung Nvidia.

    “Kami punya tiga produsen memori yang sangat hebat, SK Hynix, Samsung, Micron. Semuanya produsen memori luar biasa hebat dan telah meningkatkan kapasitas luar biasa mendukung kami,” kata Huang.

    Huang mengatakan pihaknya telah menerima sampel chip tercanggih dari seluruh pembuat memori. Soal kemungkinan kenaikan harga, Huang mengembalikan pada setiap perusahaan.

    “Merekalah yang memutuskan bagaimana menjalankan bisnisnya,” ungkapnya.

    Nvidia diketahui terjepit antara persaingan dagang antara China dan Amerika Serikat (AS). Perusahaan dilarang menjual chip canggihnya ke China oleh pemerintah Donald Trump, namun penggantinya H20 tak begitu diminati oleh Beijing.

    Huang tetap berusaha untuk tetap bisa berbisnis di China. Dia diketahui mulai membujuk dan kerap memuji habis-habisan Trump supaya larangan yang dibebankan kepada Nvidia bisa dilonggarkan.

    Dalam konferensi AI tahunan belum lama ini, dia memuji kebijakan Trump dan membuat AS tetap berada di garis terdepan perlombaan AI. Huang juga berharap banyak dari pertemuan Trump dengan Presiden Xi Jinping di Korea Selatan agar perusahaan tetap bisa berjualan Blackwell di China.

    “Kami selalu berharap kembali ke China, dan saya pikir Nvidia di China sangat bagus. Demi kepentingan terbaik Amerika Serikat (AS), ini demi kepentingan terbaik China,” jelasnya dikutip dari Reuters.

    (dem/dem)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Melihat Lebih Dekat Samsung Galaxy S25 Ultra yang Mewah

    Melihat Lebih Dekat Samsung Galaxy S25 Ultra yang Mewah

    Samsung Galaxy S25 Ultra resmi dirilis pada Kamis (25/1). Kabar baiknya, HP ini sudah bisa dipesan di Indonesia mulai 23 Januari. Sebelum kamu memesan penerus dari Galaxy S24 Ultra tersebut, mari kita lihat visual S25 Ultra lebih dekat lewat video berikut!

  • Realme GT8 Pro Edisi Aston Martin F1 Rilis: Kolektor Mewah Spek Gahar

    Realme GT8 Pro Edisi Aston Martin F1 Rilis: Kolektor Mewah Spek Gahar

    Jakarta

    Realme merilis GT8 Pro Aston Martin F1 Limited Edition di China. Varian kolektor ini tampil berbeda berkat sentuhan desain motorsport: dua opsi Deco kamera (kotak dan bulat) dengan tekstur karbon, kaca belakang racing metallic paint, bingkai logam sewarna, hingga logo silver wing khas tim F1.

    Aksesoris pun dipersonalisasi-dari case khusus, SIM ejector edisi terbatas, sampai antarmuka UI bertema balap lengkap dengan watermark kamera eksklusif. Di sisi performa, ponsel ini dibekali spesifikasi gahar.

    SpesifikasiKomponenDetailDesain & Edisi KhususDua Deco kamera (kotak & bulat), case kustom, SIM ejector khusus, logo silver wing, kaca belakang cat metalik, frame logam sewarna, UI racing & watermark eksklusifLayar6,79 inci OLED 2K+ (1440 × 3136), puncak 7000 nit, Dolby Vision, 100% DCI-P3, 3200Hz instant touch, DC dimming hardware-levelProsesor & GPUSnapdragon 8 Elite Gen 5 (3nm), Adreno 840, R1 Graphics chipMemori & Penyimpanan16GB LPDDR5X + 1TB UFS 4.1Perangkat LunakAndroid 16, realme UI 7.0Kamera Belakang50MP utama Ricoh GR 1/1,56″, OIS, f/1,8 + 50MP ultra-wide 116°, f/2,0 + 200MP Samsung HP5 periskop 3x, f/2,6; 6x lossless, hingga 120x hybrid zoomKamera Depan32MP, f/2,4Keamanan & SensorSidik jari ultrasonik dalam layar, IR blasterKetahananIP66 + IP68 + IP69AudioUSB-C audio, stereo speakers, Hi-Res AudioKonektivitas5G SA/NSA, Dual 4G VoLTE, Wi-Fi 7 (802.11 be), Bluetooth 6.0, NFC, USB-C; Navigasi: Beidou (B1I/B1C/B2a), GPS (L1/L5), GLONASS (G1), Galileo (E1/E5a), QZSS (L1/L5)Baterai & Pengisian7000 mAh; 100W kabel, 50W nirkabel (GT8 Pro)Dimensi & Bobot161,80 × 76,87 × 8,2 mm; 218 gDual SIMNano + NanoSpesifikasi Realme GT 8 Pro Aston Martin F1 Edition Foto: Realme

    GT8 Pro edisi Aston Martin F1 hadir dengan modul lensa beraksen mekanis, kurva aerodinamis “double wing”, dan transisi panel cekung untuk grip lebih nyaman. Pilihan warna Passionate Lemon terinspirasi warna tim F1, dipadukan kaca belakang berfinishing cat metalik. Paket penjualan menyertakan dua desain Deco (kotak & bulat) berikut case yang senada-menegaskan statusnya sebagai perangkat kolektor.

    Panel 6,79 inci 2K+ OLED mendukung Dolby Vision, 100% DCI-P3, dan puncak kecerahan hingga 7000 nit. Untuk gim kompetitif, layar menyediakan 3200 Hz instant touch sampling dan peredupan DC di tingkat perangkat keras demi kenyamanan mata.

    Desain Deco Realme GT 8 Pro Aston Martin F1 Edition Foto: Realme

    Chip Snapdragon 8 Elite Gen 5 (3nm) dengan GPU Adreno 840 ditemani R1 Graphics chip untuk stabilitas frame dan kontrol suhu lebih baik. Konfigurasi memori 16GB LPDDR5X + 1TB UFS 4.1 memastikan ruang lega dan multitugas tanpa hambatan. Konektivitas sudah lengkap: 5G SA/NSA, Wi-Fi 7, Bluetooth 6.0, NFC, dan sistem penentuan posisi multikonstelasi.

    Sistem tiga kamera belakang mencakup 50MP Ricoh GR anti-glare (1/1,56″, OIS) sebagai kamera utama, 50MP ultra-wide 116°, dan 200MP Samsung HP5 untuk telefoto periskop 3x dengan 6x lossless hingga 120x hybrid zoom. Di depan, ada 32MP untuk swafoto tajam. Tersedia watermark kamera eksklusif Aston Martin F1 langsung dari aplikasi kamera bawaan.

    Realme GT 8 Pro Aston Martin F1 Edition Foto: Realme

    Baterai 7000 mAh mendukung 100W kabel dan 50W nirkabel (khusus GT8 Pro). Keamanan-biometrik memakai sensor sidik jari ultrasonik dalam layar, plus infrared blaster. Daya tahan bodi juga tinggi berkat sertifikasi IP66 + IP68 + IP69.

    Harga & KetersediaanRealme GT 8 Pro Aston Martin F1 Edition Foto: Realme

    Realme GT8 Pro Aston Martin F1 Limited Edition ditawarkan satu varian 16GB/1TB seharga CNY 5.499 (sekitar Rp 12,8 juta). Perangkat sudah dijual di China. Realme belum mengonfirmasi ketersediaan global ataupun Indonesia.

    (afr/rns)

  • Ada Konglomerat RI, Ini Daftar Crazy Rich Asia Serbu Data Center

    Ada Konglomerat RI, Ini Daftar Crazy Rich Asia Serbu Data Center

    Jakarta, CNBC Indonesia – Taipan di kawasan Asia tengah berlomba untuk membangun pusat data atau data center skala raksasa seiring ledakan kebutuhan komputasi kecerdasan buatan (AI). Dari Malaysia, India, Korea Selatan, Taiwan, hingga Thailand, proyek data center bernilai miliaran dolar bermunculan. Indonesia pun tak ketinggalan, dengan sejumlah konglomerat dalam negeri terjun memperlebar bisnis digital ini.

    Demam AI menjadi pemicu utama perlombaan tersebut. Perusahaan raksasa seperti Amazon, Google, Microsoft hingga Nvidia terus membutuhkan infrastruktur untuk melatih dan menjalankan model kecerdasan buatan, sehingga kapasitas data center global melonjak tajam.

    Menurut konsultan properti Cushman & Wakefield, kapasitas data center di Asia-Pasifik diproyeksikan melonjak lebih dari dua kali lipat menjadi lebih dari 29 gigawatt (GW) pada 2030 dari 12GW pada 2024.

    Di Malaysia, YTL Power International milik konglomerat Francis Yeoh menjadi salah satu pemain yang tampil menonjol. Perusahaan ini membangun kawasan pusat data seluas 664 hektare di Johor, bekerja sama dengan Nvidia untuk membangun infrastruktur AI. Dari total rencana investasi US$4,3 miliar, sekitar US$2,4 miliar sudah digelontorkan untuk membangun kapasitas 200MW.

    Johor kini muncul sebagai pusat baru data center karena pasokan lahan, listrik, dan air yang melimpah. PM Anwar Ibrahim bahkan menegaskan ambisi Malaysia menjadi negara terdepan AI pada 2030, demikian dikutip dari laporan Forbes, Senin (10/11/2025).

    Di India, taipan Gautam Adani bekerja sama dengan Google menggelontorkan US$15 miliar untuk membangun kampus pusat data terbesar di Andhra Pradesh. Mukesh Ambani juga berencana membangun pusat data AI berkapasitas 1GW di Gujarat.

    Korea Selatan menyaksikan SK Group bekerja sama dengan Amazon Web Services untuk membangun pusat data senilai US$5 miliar di Ulsan, sementara Kakao dan Samsung terus memperluas investasi infrastruktur komputasi canggih.

    Di Taiwan, Foxconn milik Terry Gou bersama Nvidia membangun fasilitas AI 100MW senilai US$1,4 miliar. Thailand pun bergerak cepat, dengan Central Pattana, Gulf Development, serta B.Grimm Power menggandeng mitra global untuk membangun pusat data di negara tersebut.

    Konglomerat RI Tak Mau Kalah

    Di Indonesia, sinyal perluasan data center juga terlihat. DCI Indonesia sudah menjadi salah satu operator pusat data terbesar di Asia Tenggara.

    Pada Agustus, DCI Indonesia menjadi perusahaan publik paling berharga kedua di Indonesia dengan kapitalisasi pasar lebih dari US$ 37 miliar.

    IPO pada 2021 menjadikan para pendirinya, Otto Toto Sugiri, Marina Budiman, dan Han Arming Hanafia,sebagai miliarder. Sugiri mengatakan perusahaan tersebut meningkatkan kapasitas untuk memenuhi lonjakan permintaan.

    DCI, yang saat ini memiliki kapasitas 119MW di Jakarta, berencana meningkatkan kapasitas lebih dari sepuluh kali lipat menjadi 1,9GW, termasuk fasilitas hyperscale baru di Pulau Bintan.

    Kesuksesan DCI menarik konglomerat lain masuk ke sektor ini, seperti Sinar Mas Group (Franky Widjaja) bermitra dengan K2 Strategic untuk membangun data center di kawasan Jakarta.

    Lalu ada Triputra Group (Theodore Rachmat) yang bekerja sama dengan ST Telemedia dari Singapura untuk membangun dan memperluas jaringan pusat data nasional. Selain itu, investor teknologi dan telekomunikasi besar RI juga tengah menyiapkan langkah serupa untuk menangkap peluang pertumbuhan AI.

    Namun, percepatan pembangunan pusat data yang sangat intensif ini menimbulkan kekhawatiran terkait pasokan listrik dan air. Beberapa pengembang, seperti YTL, berinvestasi pada energi surya, sementara yang lain menjajaki opsi lepas pantai, seperti rencana Samsung Electronics dan OpenAI untuk membangun pusat data terapung.

    Namun laporan PwC memperkirakan bahwa pada 2030, energi hijau hanya dapat menutupi kurang dari sepertiga tambahan kebutuhan listrik.

    “Kesenjangannya sangat besar, dan menutupnya adalah sesuatu yang sangat penting,” tulis laporan itu.

    Sejumlah analis juga mempertanyakan apakah ekspansi pusat data ini berpotensi menciptakan gelembung. Namun Jitesh Karlekar, direktur riset pusat data Asia-Pasifik di JLL, menilai bahwa dengan lompatan besar penggunaan AI di sektor kritis seperti kesehatan, pendidikan, dan pertahanan.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Oppo Reno 15 Resmi Rilis 17 November 2025, Cek Spesifikasinya

    Oppo Reno 15 Resmi Rilis 17 November 2025, Cek Spesifikasinya

    Jakarta, CNBC Indonesia – Seri Oppo Reno 14 baru saja diperkenalkan pada Mei 2025 di China, lalu diboyong ke Tanah Air pada Juli 2025. Tak sampai setahun berlalu, seri Oppo Reno 15 dikonfirmasi akan meluncur pada 17 November 2025 atau pekan depan.

    Jadwal peluncuran seri Oppo Reno 15 diumumkan langsung oleh akun resmi Oppo di Weibo. Dalam poster teaser-nya, disebutkan jam peluncuran pada 19.00 waktu setempat atau 18.00 WIB.

    Peluncuran itu masih dalam periode belanja ‘Double Eleven’ (11.11) di China yang biasanya merupakan momentum masyarakat melakukan pembelian produk. Banyak brand yang akan menggelontorkan diskon besar-besaran.

    Dikutip dari Gadgets360, Senin (10/11/2025), seri Oppo Reno 15 akan hadir dalam 3 varian. Masing-masing Oppo Reno 15, Reno 15 Pro, dan Reno 15 Mini. Model Mini merupakan varian terbaru di seri Reno 15 dan menandai perubahan besar bagi HP kelas menengah tersebut. Kabarnya, seri Oppo Reno 15 akan hadir di India pada bulan depan.

    Belum jelas kapan seri Reno 15 akan tiba di Indonesia. Jika merujuk pada seri Reno 14, dibutuhkan waktu 2 bulan hingga HP kelas menengah tersebut bisa dibeli di Tanah Air.

    Dari segi spesifikasi, Oppo Reno 15 dikatakan akan memiliki layar 6,45-inci. Varian paling premium, Oppo Reno 15 Pro memanfaatkan layar flat 1,5K berukuran lebih besar 6,78-inci.

    Terakhir, Oppo Reno 15 Mini juga mengandalkan layar flat 1,5K berukuran paling kecil 6,32-inci. Semua varian akan dilapisi bingkai metal dan memiliki fitur anti-air dan anti-debu IP68 dan IP69.

    Oppo Reno 15 Pro dan Mini dikatakan akan dilengkapi tiga kamera utama. Masing-masing 200MP dengan sensor Samsung ISOCELL HP5, 50MP untuk fungsi ultrawide, dan 50MP untuk fungsi periskop. Kamera selfie-nya mengandalkan lensa beresolusi 50MP.

    Sebelumnya, Oppo Reno 15 Pro digadang-gadang akan ditenagai chipset Dimensity 8450 dari MediaTek. Namun, kabar terbaru menyebut chipset-nya akan menganndalkan Dimensity 9400.

    Baterainya cukup besar dengan kapasitas 6.500mAh, dilengkapi fitur pengisian daya cepat 50W.

    Berbagai bocoran ini belum bisa diyakini 100% hingga seri Oppo Reno 15 benar-benar diumumkan secara resmi. Kita tunggu saja!

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Samsung Perluas Smart TV hingga 115 Inci, Apa Saja Teknologi Barunya?

    Samsung Perluas Smart TV hingga 115 Inci, Apa Saja Teknologi Barunya?

    Liputan6.com, Jakarta – Di tengah meningkatnya kebutuhan hiburan digital, televisi (smart TV) tetap menjadi pusat aktivitas keluarga di rumah.

    Menurut studi terbaru, sebagaimana dikutip dari Samsung Newsroom, Senin (10/11/2025), sekitar 38,7% pengguna internet di Indonesia masih menjadikan smart TV sebagai perangkat utama untuk menikmati konten digital, setelah smartphone dan laptop.

    Menariknya, tren menunjukkan permintaan terhadap TV berlayar besar–khususnya di atas 70 inci–terus meningkat.

    Menjawab kebutuhan itu, Samsung menghadirkan lini TV layar besar dengan pilihan ukuran mulai dari 75 inci hingga 115 inci, menawarkan pengalaman menonton yang lebih imersif dan jernih.

    “Sebagai merek TV nomor satu di dunia selama 19 tahun berturut-turut, Samsung terus menghadirkan inovasi melalui seri Crystal UHD, QLED, The Frame, OLED, Neo QLED 4K, hingga Neo QLED 8K. Big Screen TV kami dirancang bukan hanya untuk hiburan, tapi juga mendukung pekerjaan, pendidikan, dan momen kebersamaan keluarga,” ujar  Head of Audio Visual Business Samsung Electronics Indonesia, Lo Khing Seng.

    Layar yang lebih besar tidak hanya memperluas pandangan, tetapi juga membawa detail gambar yang lebih tajam dan warna yang lebih kaya.

    Samsung menyematkan teknologi baru Big Inch Picture Enhancer yang mampu meredam noise dan memperkuat warna hitam, menghasilkan kontras yang lebih dalam dan realistis.

    Selain itu, teknologi Glare Free membantu mengurangi pantulan cahaya dari sinar matahari atau lampu ruangan, sehingga tayangan tetap nyaman ditonton di segala kondisi pencahayaan.

    Samsung juga menghadirkan pengalaman menonton layaknya di bioskop melalui teknologi AI Picture dan AI Sound pada seri Neo QLED dan QLED. Kedua fitur berbasis kecerdasan buatan (AI) ini secara otomatis menyesuaikan tampilan dan suara sesuai jenis konten, memberikan hasil gambar yang optimal dan audio seimbang.

    Ada pula fitur Active Voice Amplifier (AVA) yang mampu menganalisis kebisingan di sekitar ruangan. Jika suara vacuum cleaner atau percakapan lain mengganggu, TV akan menyesuaikan volume agar dialog di film tetap terdengar jelas.

    Dengan kemampuan ini, tayangan film, serial, atau olahraga favorit dapat dinikmati dengan kualitas gambar ultra-detail dan suara sinematik, langsung dari ruang keluarga.

     

  • Harga HP Bakal Makin Mahal, Ternyata Ini Biang Keroknya

    Harga HP Bakal Makin Mahal, Ternyata Ini Biang Keroknya

    Jakarta, CNBC Indonesia – Harga HP dan perangkat elektronik diprediksi bakal merangkak naik dalam beberapa tahun ke depan. Penyebabnya karena Taiwan Semiconductor Manufacturing Company (TSMC), raksasa produsen chip dunia, akan menaikkan harga produksi chip tercanggihnya mulai 2026. Chip merupakan komponen penting dalam HP hingga sejumlah perangkat elektronik lainnya.

    TSMC disebut akan menaikkan harga chip untuk node di bawah 5 nanometer, teknologi yang digunakan untuk prosesor kelas premium seperti pada ponsel flagship, laptop, dan perangkat AI.

    Menurut laporan TrendForce, kenaikan rata-rata diperkirakan mencapai 3 hingga 4 persen. Namun, untuk node paling canggih, kenaikannya bisa menembus 10 persen.

    Tidak berhenti di situ, chip 2nm, yang diproyeksikan menjadi tulang punggung performa smartphone flagship di masa depan, akan mengalami kenaikan harga tahunan selama empat tahun berturut-turut mulai Januari 2026. Artinya, hingga 2030, biaya produksi chip ultra-premium tersebut bisa melonjak dua digit.

    Kenaikan harga ini terjadi karena permintaan global terhadap chip berperforma tinggi terus melonjak, terutama dari perusahaan teknologi besar dan startup AI.

    Kebutuhan untuk GPU dan prosesor kuat masih tinggi, sementara pasokan belum mampu mengimbangi permintaan. Kondisi ini memaksa TSMC mengalokasikan lebih banyak sumber daya untuk proses manufaktur chip tercanggih, sekaligus mengurangi fokus pada chip yang lebih matang seperti 6nm dan 7nm.

    Situasi ini berisiko menekan produsen smartphone besar seperti Apple, Samsung, Xiaomi, hingga pembuat chip seperti Qualcomm dan MediaTek.

    Jika prediksi tersebut terbukti, produsen chip terbesar di dunia akan segera menghadapi lonjakan biaya manufaktur yang signifikan. Baik karena inflasi, permintaan pasar, atau volatilitas dalam ledakan AI, perusahaan seperti Nvidia dan Qualcomm kemungkinan besar akan meneruskan sebagian besar kenaikan tersebut kepada konsumen melalui harga produk yang lebih tinggi.

    (hsy/hsy)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Review Samsung Galaxy Tab S11 Ultra: Tablet Gahar untuk Produktivitas

    Review Samsung Galaxy Tab S11 Ultra: Tablet Gahar untuk Produktivitas

    Jakarta

    Samsung kembali memperkuat posisinya di pasar tablet premium dengan merilis Galaxy Tab S11 Ultra, perangkat layar besar yang menyasar profesional, kreator, dan pengguna yang membutuhkan perangkat fleksibel untuk bekerja hingga hiburan.

    Tablet ini pertama kali diumumkan pada Galaxy Event di Berlin pada 4 September 2025 dan mulai dijual di Indonesia dengan harga mulai Rp 23 juta untuk varian Wi-Fi 12GB/256GB. Lantas, seberapa besar peningkatan dan apakah perangkat ini layak disebut sebagai “pengganti laptop” yang sesungguhnya?

    Desain

    Galaxy Tab S11 Ultra mempertahankan bahasa desain khas Samsung yang premium. Mengusung bodi unibody berbahan Armor Aluminum yang sama digunakan pada Galaxy S25 series.

    Dimensinya kini sedikit ringkas dibandingkan pendahulunya: tebal hanya 5,1 mm, lebar 208 mm, tinggi 326 mm, dan berat 692 gram (varian Wi-Fi). Ini membuatnya setipis iPad Pro 13 inch, meskipun layarnya lebih besar sehingga terasa lebih portabel walau ukurannya jumbo.

    Samsung Galaxy Tab S11 Ultra Foto: Adi Fida Rahman/detikINET

    Samsung masih mempertahankan sertifikasi IP68 untuk ketahanan debu dan air (tahan rendam hingga 1,5 meter selama 30 menit), fitur langka di kelas tablet. Port USB-C 3.2 Gen 1 mendukung transfer data cepat, sementara slot microSDXC memungkinkan ekspansi hingga 2TB.

    Bagian depan dilindungi oleh Corning Gorilla Glass Victus 2 yang tahan gores,. Desain motch kamera depan kini lebih kecil dan berbentuk tetesan air (teardrop), mengurangi gangguan visual dibandingkan model sebelumnya yang punya dua kamera depan.

    Samsung Galaxy Tab S11 Ultra kini punya notch tetesan air Foto: Adi Fida Rahman/detikINET

    Di belakang, modul kamera berbentuk oval sederhana dengan dua lensa. Perubahan terbesar ada pada S Pen yang kini menempel secara magnetis di tepi atas tableta sehingga lebih mudah diakses dan terlihat-tidak lagi harus meraba-raba di belakang.

    Sayang magnetnya lemah, berisiko mudah lepas dan hilang. Ditambah lagi case bundling tidak lagi punya area penyimpanan S Pen sehingga perlu menyimpannya dalam tas. Jadi tidak praktis seperti generasi sebelumnya.

    Tak sampai di situ, S Pen juga kehilangan fitur Bluetooth Low Energy. Hanya saja hal ini tidak mengganggu bagi sebagian pengguna.

    Samsung Galaxy Tab S11 Ultra punya S Pen baru Foto: Adi Fida Rahman/detikINET

    Hampir terlewat, bentuk S Pen berubah menjadi hexagonal (segi enam) dengan ujung berbentuk kerucut mirip pensil klasik dan terasa ringan. Bentuk ini rupanya bukan sekadar estetika, terbukti mencegah stylus berguling saat diletakkan di permukaan datar sehingga lebih stabil. Saat digunakan juga terasa nyaman di tangan, baik menulis atau menggambar.

    Secara keseluruhan kualitas build-nya terasa solid, dengan finishing matte pada warna Gray yang anti-sidik jari. Desain ini ideal untuk pengguna mobile, meski bobotnya masih terasa berat jika dipegang satu tangan dalam waktu lama.

    Untuk kebutuhan produktivitas Samsung memberikan keyboard case yang sedikit berbeda dari model sebelumnya. Ada sejumlah keluhan yang dirasakan, yakni keyboard baru ini tak ada backlight, sudut layar tidak bisa disesuaikan setelah terpasang, dan absennya touchpad yang bikin kami perlu membawa mouse.

    Magnetik di bagian bawah keyboard case Samsung Galaxy Tab S11 Ultra Foto: Adi Fida Rahman/detikINET

    Untungnya pengalaman mengetik masih nyaman. Kita bisa ketik cepat tanpa banyak kesalahan.

    Ada tombol AI khusus di sebelah spasi untuk membuka cepat Google Gemini untuk pertanyaan teks, ini berguna ketika tengah bekerja di lingkungan tenang tanpa perlu suara. Selain itu ada penyangga magnetik di bagian bawah yang membuat tablet ini dapat berdiri lebih kokoh saat digunakan.

    Layar

    Galaxy Tab S11 Ultra Foto: Adi Fida Rahman/detikINET

    Layar menjadi salah satu senjata utama Galaxy Tab S11 Ultra, dengan panel Dynamic AMOLED 2X berukuran 14,6 inch-sama seperti pendahulunya, tapi dengan peningkatan kecerahan yang signifikan. Resolusi 2960 x 1848 piksel (rasio 16:10) menghasilkan kerapatan 239 ppi, cukup tajam untuk teks, gambar, dan video.

    Refresh rate adaptif hingga 120 Hz memastikan scrolling halus, sementara kecerahan puncak 1600 nits membuatnya unggul di lingkungan terang, seperti outdoor atau ruangan bercahaya. Warna vivid dan saturasi tinggi khas Samsung, kontras mendalam, serta dukungan HDR10+ membuat video dan gambar terlihat memukau.

    Lapisan anti-reflektif mengurangi silau. Secara keseluruhan, ini adalah layar tablet Android terbaik saat ini, ideal untuk multitasking, mengedit konten atau menonton streaming.

    Samsung Galaxy Tab S11 Ultra dibekali quad speaker. Foto: Adi Fida Rahman/detikINET

    Bicara nonton, Galaxy Tab S11 Ultra memiliki kualitas audio yang memanjakan telinga. Ini berkat sistem quad speaker stereo yang disusun secara simetris. Speaker ini termasuk yang terkeras di antara tablet Android, mampu menghasilkan volume tinggi dengan kekuatan yang mengejutkan mengingat bodinya tipis hanya 5,1 mm. Dukungan Dolby Atmos meningkatkan pengalaman imersif saat menonton.

    Kamera

    Meski bukan fokus utama tablet, sistem kamera Galaxy Tab S11 Ultra tetap kompeten. Kamera depan tunggal 12 MP dengan field of view lebar ideal untuk video call, menghilangkan kebutuhan dual-lens sebelumnya-meski notch-nya terasa kurang perlu.

    Di belakang, ada dual setup: sensor utama 13 MP (f/2.0, autofocus) dan ultrawide 8 MP (f/2.2, 120° FoV), sama seperti Tab S10 Ultra. Hasil foto tajam di cahaya baik, dengan dynamic range luas dan warna akurat, cocok untuk scan dokumen atau foto cepat.

    Performa

    Galaxy Tab S11 Ultra. Foto: Adi Fida Rahman/detikINET

    Ditenagai chipset MediaTek Dimensity 9400+ berbasis prosesor 3nm. Tidak mengejutkan karena Samsung telah memakai chip flagship MediaTek pada generasi sebelumnya.

    Samsung mengkalim tablet ini menawarkan peningkatan performa hingga 24% pada CPU, 27% pada GPU, dan 33% pada NPU dibandingkan Tab S10 Ultra. Hanya ada satu kondigurasi yang dijual di Indonesia, yakni RAM 12GB (LPDDR5X) dipadukan penyimpanan 256 GB berjenis UFS 4.0.

    Benchmark menunjukkan kekuatannya: Geekbench 6 mencetak 2596 (single-core) dan 8670 (multi-core). Dalam pengujian real-world, tablet ini menangani multitasking berat seperti menjalankan empat app simultan (Chrome, Spotify dan Instagram, dan Capcut) tanpa lag. Gaming seperti Genshin Impact berjalan lancar di pengaturan tinggi 60 FPS, dengan manajemen termal yang baik-suhu hanya naik 5-7°C setelah 30 menit.

    Dukungan Wi-Fi 7, Bluetooth 5.4, dan opsional 5G membuat konektivitas andal. Secara keseluruhan, performa ini menjadikannya saingan kuat iPad Pro M4 untuk tugas produktivitas dan kreatif.

    Samsung Galaxy Tab S11 Ultra Foto: Adi Fida Rahman/detikINETBaterai

    Kapasitas baterai 11.600 mAh-peningkatan 400 mAh dari Tab S10 Ultra-memberikan daya tahan impresif. Dalam tes loop video 1080p (kecerahan 50%), tablet bertahan 17 jam 21 menit; untuk browsing web, mencapai 14-15 jam.

    Pengisian cepat 45W wired (tanpa charger di kotak) capai 21% dalam 15 menit dan 38% dalam 30 menit-penuh dalam 90 menit. Efisiensi prosesor 3nm berkontribusi besar, dengan idle drain minimal (kurang dari 1% per jam).

    Fitur seperti reverse charging (untuk charge ponsel) menambah nilai, meski tidak ada wireless charging. Baterai ini cukup untuk seharian kerja, edit video, dan streaming tanpa khawatir.

    One UI 8.1Foto sebelum dan sesudah diedit pakai Galaxy AI Foto: Screenshot detikINET

    Galaxy Tab S11 Ultra berjalan pada Android 16 dengan kulit One UI 8.1, yang dioptimalkan untuk layar besar. Antarmuka mendukung mode tablet dan DeX-mode desktop yang mirip PC, kini dengan Extended Mode untuk dual-screen saat terhubung ke monitor eksternal. Pengguna bisa buat hingga empat workspace kustom, dengan Edge Panels untuk akses cepat app dan tools.Yang paling menonjol adalah integrasi Galaxy AI yang ditingkatkan, didukung NPU kuat.

    Fitur seperti Circle to Search, Live Translate, dan Note Assist bekerja mulus. AI baru seperti Sketch to Image dan Transcript Assist sangat berguna untuk kreator. Karena layar yang lapang kita bisa melihat gambar sebelum dan sesudah di edit menggunakan Galaxy AI.

    Samsung janji tujuh tahun update OS dan keamanan, hingga Android 23-terpanjang untuk tablet Android. Pengalaman software-nya bersih, dengan widget lockscreen yang fleksibel, meski beberapa fitur AI butuh koneksi internet.

    Opini detikINET

    Samsung Galaxy Tab S11 Ultra adalah tablet Android terbaik saat ini, dengan keseimbangan sempurna antara desain ramping, layar memukau, performa ganas, dan fitur AI inovatif yang membuatnya layak sebagai pengganti laptop ringan.

    Samsung Galaxy S11 Ultra untuk produktivitas Foto: Adi Fida Rahman/detikINET

    Harga Rp23 juta mungkin terasa mahal, tapi nilai jangka panjang-termasuk S Pen gratis, keyboard case cover, ekspansi storage, dan update panjang-membuatnya worth it untuk profesional dan kreator.

    Jadi jika kamu butuh layar besar untuk kerja dan hiburan, ini pilihan utama. Tapi bisa pilih Galaxy Tab S11 standar jika anggaran terbatas namun tetap ingin tablet mumpuni untuk aktivitas harian.

    Halaman 2 dari 3

    Simak Video “Video Unboxing Samsung Galaxy Tab S11 Ultra: Layar Besar Spek Gahar”
    [Gambas:Video 20detik]
    (afr/afr)