brand merek: Prada

  • Ini kegiatan Presiden Prabowo selama kunjungan ke Thailand

    Ini kegiatan Presiden Prabowo selama kunjungan ke Thailand

    ANTARA – Presiden Prabowo Subianto melakukan kunjungan kenegaraan ke Thailand guna mempererat hubungan bilateral antar kedua negara. Kepala Negara pun dijadwalkan akan melakukan serangkaian kegiatan penting di Thailand pada Senin (19/5). (Pradanna Putra Tampi/Arif Prada/Rijalul Vikry)

    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • 6
                    
                        Jan Hwa Diana Ditetapkan Jadi Tersangka 
                        Surabaya

    6 Jan Hwa Diana Ditetapkan Jadi Tersangka Surabaya

    Jan Hwa Diana Ditetapkan Jadi Tersangka
    Editor
    SURABAYA, KOMPAS.com
    – Polrestabes Surabaya menetapkan pemilik Sentoso Seal, Jan Hwa Diana sebagai tersangka. 
    “Iya sudah ditetapkan tersangka,” ucap Kasi Humas Polrestabes Surabaya, AKP Rina Shanty Dewi Nainggolan, Kamis (8/5/2025).
    Lebih jauh mengenai penetapan tersangka ini, Rina belum menyampaikannya.
    Ia hanya mengatakan bahwa laporan terkait Jan Hwa Diana yang masuk ke Polrestabes Surabaya hanya tentang dugaan perusakan mobil.
    Adapun laporan lainnya masuk Polda Jawa Timur. 
    Kasus dugaan perusakan mobil dilayangkan seorang kontraktor bernama Paul Sthevanus.
    Pengacaranya, Jemmy Nahak menyampaikan bahwa awalnya Paul bermula mengerjakan proyek plafon lantai 5 rumah Diana di Prada Permai VIII Nomor 2-4, Dukuh Pakis, Surabaya.
     
    Proyek itu deal senilai Rp 400 juta. Saat proyek sudah dikerjakan sekitar 80 persen, Paul mengajak Yanto ke rumah Jan Hwa Diana di kawasan Surabaya Barat, bermaksud mengambil peralatan
    scaffolding.

    Sebab, peralatan itu rencananya digunakan Paul untuk mengerjakan proyek di tempat lain.
    Namun, dari kunjungan itu, Paul dibuat geram dan memutuskan melaporkan suami Jan Hwa Diana, Handy Soenaryo, ke Polrestabes Surabaya.
    “Sampai sana ternyata mendapat penolakan. Klien saya dan temannya dilarang ambil barang, terus dibilang pencuri. Lalu atas perintah Jan Hwa Diana, suaminya, Handy Soenaryo diminta merusak roda mobil menggunakan gerinda,” kata Jemmy saat diwawancara 1 Mei lalu.
    “Bahkan, klien saya juga didesak mengembalikan 50 persen pembayaran dana renovasi,” imbuhnya.
    Jan Hwa Diana adalah pemilik UD Sentoso Seal, sebuah perusahaan distributor kendaraan bermotor.
    Saat ini, ia juga dilaporkan oleh mantan karyawannya atas tuduhan menahan ijazah.
    Kasus dugaan penahanan ijazah ini bahkan telah menarik perhatian hingga menyebabkan gudang milik Diana disidak oleh Wakil Menteri Ketenagakerjaan Immanuel Ebenezer dan Wakil Wali Kota Surabaya, Armuji.
     
    Artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul Owner Sentoso Seal Jan Hwa Diana Ditahan Dugaan Kasus Pengrusakan Mobil di Surabaya Barat.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Motif 3 TNI Aniaya Warga hingga Tewas di Bali, Korban Gadaikan 3 Sepeda Motor demi Judi
                
                    
                        
                            Denpasar
                        
                        7 Mei 2025

    Motif 3 TNI Aniaya Warga hingga Tewas di Bali, Korban Gadaikan 3 Sepeda Motor demi Judi Denpasar 7 Mei 2025

    Motif 3 TNI Aniaya Warga hingga Tewas di Bali, Korban Gadaikan 3 Sepeda Motor demi Judi
    Tim Redaksi
    DENPASAR, KOMPAS.com
    – Tiga anggota Yonif 900/Satya Bhakti Wirottama (SBW) Kodam IX/Udayana telah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus
    penganiayaan
    yang mengakibatkan
    kematian
    seorang warga bernama Komang Juliartawan (31) di Kabupaten
    Buleleng
    , Bali.
    Ketiga tersangka tersebut adalah Sertu KSY, Pratu MR, dan Prada PAH.
    Menurut hasil pemeriksaan sementara, penganiayaan tersebut terjadi setelah korban menjual tiga unit sepeda motor milik orangtua Prada PAH.
    “Bahwa sebelum peristiwa tersebut (penganiayaan), korban menggelapkan dan menjual sepeda motor milik orang tua kandung Prada PAH dan uangnya telah dihabiskan untuk berjudi,” ungkap Kepala Penerangan Daerah Militer (Kapendam) IX/Udayana, Kolonel Inf Candra, dalam siaran persnya pada Rabu (7/5/2025).
    Candra menambahkan bahwa kasus ini terungkap berkat laporan dari pihak keluarga kepada Subdenpom IX/3-1 Singaraja.
    Namun, ia belum memberikan rincian lebih lanjut mengenai kronologi penganiayaan yang dialami korban.
    “Kakak korban, Gede Kamar Yadnya (44), menyampaikan bahwa adiknya, Komang Juliartawan, telah meninggal dunia di RSUD Buleleng akibat dugaan penganiayaan oleh oknum Anggota Yonif 900/SBW,” ujar Candra.
    Setelah menerima laporan tersebut, pihak Kodam IX/Udayana segera melakukan penyelidikan.
    Hasil penyelidikan menunjukkan bahwa ketiga pelaku telah ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan oleh Subdenpom IX/3-1 Singaraja.
    Candra menegaskan bahwa pihaknya berkomitmen memastikan penyelidikan kasus ini berlangsung secara transparan sesuai dengan aturan hukum yang berlaku di Indonesia.
    “Kodam IX/Udayana menjunjung tinggi supremasi hukum dan tidak akan mentolerir segala bentuk pelanggaran, terlebih yang mencederai kepercayaan masyarakat terhadap institusi
    TNI
    .”
    “Siapa pun yang terbukti bersalah akan diproses secara hukum dengan tegas dan transparan,” tuturnya.
    Sebelumnya, insiden ini terjadi setelah anggota TNI menganiaya pelaku pencurian sepeda motor berinisial N hingga tewas, dengan dugaan bahwa N mencuri sepeda motor keluarga anggota TNI tersebut.
    “Benar, informasinya korban meninggal dunia,” kata Candra saat dikonfirmasi mengenai insiden tersebut.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 9
                    
                        Korban: Saya Sempat Diteriaki "Maling, Maling" oleh Jan Hwa Diana dan Suaminya, Lalu Mobil Saya Dirusak
                        Surabaya

    9 Korban: Saya Sempat Diteriaki "Maling, Maling" oleh Jan Hwa Diana dan Suaminya, Lalu Mobil Saya Dirusak Surabaya

    Korban: Saya Sempat Diteriaki “Maling, Maling” oleh Jan Hwa Diana dan Suaminya, Lalu Mobil Saya Dirusak
    Tim Redaksi
    SURABAYA, KOMPAS.com
    – Pengusaha yang terjerat kasus
    penahanan ijazah
    karyawan,
    Jan Hwa Diana
    dilaporkan terkait perusakan mobil.
    Korban mengaku juga sempat diteriaki maling saat mengambil barangnya sendiri.
    Pelapor, Paul Stephanus mengatakan, kasus tersebut bermula ketika Diana dan suaminya, Handy Sunaryo meminta dibuatkan kanopi di lantai 5 rumahnya di Jalan Prada, Dukuh Pakis, Surabaya, akhir 2024 lalu.
    “Saya sudah kerjakan, itu kan kanopi yang bisa jalan pakai motor, bukan yang diam. Saya nilai kerjaan saya sudah ini (selesai) 75 persen,” kata Paul, saat dikonfirmasi, Kamis (1/5/2025).
    Kemudian, Paul mengajak salah seorang temannya, Nimus untuk mengambil alatnya yang masih berada di rumah Diana tersebut.
    Dia pun turut membawa sebuah mobil sedan dan pikap.
    “Ada 1 kotak alat, 1 botol oksigen karena saya mengerjakan besi, terus yang ketiga ini adalah scaffolding. Scaffolding saya sewa, sewanya juga jatuh tempo jadi saya mau pindah,” ucapnya.
    Akan tetapi, Diana dan suaminya, Handy Sunaryo, melarang pelapor membawa alatnya pergi dari rumahnya.
    Bahkan, wanita tersebut sempat meneriaki kedua korban dengan sebutan maling.
    “Waktu kita lagi menurunkan alat dari lokasi kerja, Bu Diana dengan suaminya Pak Handi itu datang. Dia melihat saya keluarkan alat itu, tanpa tanya apapun langsung diteriaki maling-maling,” ujarnya.
    Selain itu, Diana juga meminta kepada salah satu anak dan karyawannya untuk merusak ban 2 mobil yang dibawa korban.
    Akhirnya, korban tidak bisa meninggalkan lokasi karena kendaraannya rusak.
    “Mungkin untuk memastikan lagi (tidak pergi), mobil kita dirusak sekalian, bannya dicopotin, terus ban mobil teman saya ini digerinda, supaya tidak bisa bawa barang dari situ,” ujarnya.
    Lebih lanjut, korban menduga, Diana meminta agar uang muka (down paiment/DP) dari pengerjaan kanopi tersebut dikembalikan.
    Sedangkan, kontraktor itu memiliki kontrak menyelesaikan atap rumah seharga Rp 400 juta.
    “Kita laporkan sekeluarga, suami kan Pak Handi, istri Diana, terus (terlapor) ketiga, anaknya namanya Nando, keempat itu pegawainya yang bantu (merusak mobil), Pak Iwan,” ucapnya.
    Diberitakan sebelumnya, kuasa hukum korban, Jemmy Nahak mengatakan, kliennya, yakni Paul Stephnus bersama temannya, Nimus telah melaporkan kasus itu ke Polrestabes Surabaya, Sabtu (19/4/2025).
    Laporan mengenai kasus dugaan pengerusakan 2 buah mobil itu, telah diterima oleh pihak SPKT dengan nomor laporan LP/B/353/IV/2025/SPKT/Polrestabes Surabaya/Polda Jawa Timur.
    Sementara, pihak Jan Hwa Diana belum dapat dimintai konfirmasi mengenai pelaporan tersebut.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Tampang Agus Pencuri Nekat Bobol Rumah Anggota Brimob Polda Aceh, Gondol Kulkas hingga AC – Halaman all

    Tampang Agus Pencuri Nekat Bobol Rumah Anggota Brimob Polda Aceh, Gondol Kulkas hingga AC – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, Medan – Rumah seorang anggota Satuan Brimob Polda Aceh, Fahrial Hamdani, menjadi sasaran pencurian.

    Lokasi pencurian ini terletak di Jalan Seroja Gang Pribadi, Kelurahan Sunggal, Kecamatan Medan Sunggal.

    Pelaku pencurian ini bernama Agus Rianto, seorang pria berusia 44 tahun yang merupakan warga Jalan Telaga Sari Gang Ikhlas, Desa Sei Mencirim, Kecamatan Kutalimbaru, Kabupaten Deli Serdang.

    Bersama rekannya yang masih buron, Agus nekat melakukan tindakan kriminal ini saat Fahrial sedang tidak berada di rumah.

    Proses Pencurian

    Berdasarkan informasi dari Kapolsek Medan Sunggal, Kompol Bambang Gunanti Hutabarat, Agus melakukan pencurian dengan cara yang cukup terencana.

    Ia telah mengamati rumah korban selama beberapa bulan sebelumnya, melihat bahwa rumah tersebut sering kosong.

    “Mereka ini mencuri kulkas dan mesin AC hanya untuk mengambil tembaganya lalu dijual,” jelas Kompol Bambang dalam wawancara yang dilakukan pada Sabtu, 26 April 2025.

    Setelah memastikan bahwa rumah tersebut sepi, Agus mulai melancarkan aksinya.

    Ia memanjat tembok belakang rumah dan memotong bagian atap untuk mengakses mesin AC.

    Tidak hanya mesin AC, Agus juga mencuri kulkas milik korban.

    Setibanya di dalam, ia membongkar kulkas untuk mengambil tembaga yang ada di dalamnya.

    Tembaga ini dijual ke pengepul barang bekas, dan hasil penjualannya digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari serta diduga untuk membeli narkoba.

    Satu pelaku masih diburu

    Setelah melakukan aksinya, Agus akhirnya ditangkap oleh Unit Reserse Kriminal Polsek Medan Sunggal.

    Pada saat interogasi, Agus, yang akrab dipanggil “Prada”, mengaku telah merencanakan pencurian ini jauh sebelumnya, berkat pengamatannya yang teliti terhadap kebiasaan pemilik rumah.

    Meski Agus sudah ditangkap, rekannya yang terlibat dalam pencurian masih dalam pengejaran pihak kepolisian.

    (ribun-Medan.com/Fredy Santoso)

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Rosan sebut nilai investasi triwulan satu 2025 naik 15,9 persen

    Rosan sebut nilai investasi triwulan satu 2025 naik 15,9 persen

    ANTARA – Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM mencatat realisasi investasi pada triwulan satu 2025 mencapai Rp465,2 triliun. Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM Rosan Perkasa Roeslani pada Rabu (23/4), menyebut angka tersebut naik 15,9 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. (Cahya Sari/Arif Prada/Rijalul Vikry)

  • Penuturan Pedagang Tas KW Super di Mangga Dua yang Pelanggannya Istri Pejabat hingga Artis – Halaman all

    Penuturan Pedagang Tas KW Super di Mangga Dua yang Pelanggannya Istri Pejabat hingga Artis – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kawasan Mangga Dua di Jakarta Utara masih menjadi destinasi favorit para pencinta fashion, terutama bagi mereka yang ingin tampil gaya tanpa harus merogoh kocek terlalu dalam.

    Meski era belanja daring makin mendominasi, eksistensi pusat perbelanjaan di kawasan ini tetap kuat, terutama karena satu hal, barang bermerek dengan harga miring.

    Barang-barang yang ditawarkan pun sangat menggoda—mulai dari tas, dompet, hingga sepatu dengan desain yang nyaris identik dengan produk aslinya.

     

    Istilah yang digunakan oleh para pedagang dan pembeli adalah ‘mirror’ atau KW super, yakni replika kelas atas yang sulit dibedakan dari produk orisinal.

    “Kalau di sini memang rata-rata jual barang mirror. Kualitasnya bagus, tampilan juga hampir sama kayak aslinya,” ujar Rio (nama samaran), salah satu pedagang yang telah bertahun-tahun berjualan di kawasan Mangga Dua, saat ditemui pada Senin (21/4/2025).

    Menurut Rio, sebagian besar barang mirror tersebut diimpor dari China dan sudah lama menjadi incaran berbagai kalangan.

    Yang paling sering datang, kata dia, adalah ibu-ibu sosialita, bahkan tak jarang istri pejabat dan beberapa artis ternama turut berbelanja di kios-kios Mangga Dua.

    “Saya pernah lihat ada Mbak N, artis terkenal itu, belanja tas di sini. Banyak juga istri pejabat yang datang diam-diam,” ungkapnya.

    Harga yang jauh lebih terjangkau menjadi alasan utama mengapa barang mirror sangat digemari.

    Rio menyebut, jika tas Hermes asli bisa dihargai hingga Rp 150 juta, versi mirrornya di Mangga Dua bisa didapat hanya dengan Rp 10-15 juta.

    “Barangnya mirip banget, beda tipis lah sama yang asli. Banyak orang nggak bakal bisa bedain,” tambahnya.

    Pada Senin sore itu, suasana di salah satu pusat perbelanjaan di Jalan Mangga Dua Raya, Pademangan, cukup ramai meski bukan akhir pekan. Gedung berlantai empat tersebut dipenuhi tenant yang menjajakan berbagai barang fashion dari berbagai merek populer.

    Di salah satu lorong yang menjajakan tas dan aksesori wanita, TribunJakarta.com mendatangi sebuah kios yang memajang deretan tas selempang dengan berbagai merek ternama seperti Louis Vuitton, Gucci, dan Prada.

    Seorang pegawai kios dengan ramah menyapa dan langsung menawarkan beberapa pilihan. Ia menjelaskan bahwa seluruh barang yang dijual adalah “mirror”, alias replika kelas atas.

    “Harga beda-beda, ini Gucci Rp 2,8 juta, Prada ini Rp 1,9 juta. Semua barang mirror ya, Bu,” ucapnya sembari menunjukkan tas-tas yang tertata rapi di etalase.

    Meski bukan barang asli, para pembeli tetap menganggap produk mirror ini sebagai alternatif menarik—terutama karena desain, tekstur, dan detailnya dibuat sedemikian rupa hingga menyerupai versi original.

    Mangga Dua pun tetap menjadi “surga belanja” bagi mereka yang ingin tampil mewah tanpa harus merogoh dompet terlalu dalam.

    Meski kerap menimbulkan perdebatan soal etika dan hak cipta, kawasan ini tetap tak kehilangan daya tariknya bagi sebagian besar masyarakat urban Jakarta.

    SUASANA MANGGA DUA – Suasana di salah satu pusat perbelanjaan di kawasan Mangga Dua, Pademangan, Jakarta Utara, Minggu (20/4/2025). Kawasan belanja Mangga Dua tengah disorot setelah Pemerintah Amerika Serikat menyebutnya sebagai salah satu pasar barang bajakan. (TRIBUNJAKARTA.COM/GERALD LEONARDO AGUSTINO)

    Pembeli masih ramai

    Sementara itu pembeli masih ramai mendatangi kawasan belanja Mangga Dua tanpa memedulikan soal keaslian barang yang mereka beli di sana.

    Hal ini pun diamini Ita (30), salah seorang karyawan toko pakaian di ITC Mangga Dua.

    Ia menyebut, meski disebut-sebut menjual barang tiruan, toko-toko di Mangga Dua tetap dipadati pembeli setiap harinya.

    “Saya di sini karyawan. Barang-barang di sini lumayan bagus sih ya, barang-barang impor juga ada di sini, produk lokal juga banyak, bahannya bagus, premium juga,” ujar Ita, Selasa (22/4/2025).

    Ita mengungkapkan, barang-barang terutama pakaian yang dijual di Mangga Dua sangat variatif.

    Sebagian besar yang dijajakan di sana produk buatan lokal, sementara sisanya barang-barang impor.

    Harga yang ditawarkan pun terbilang cukup bersaing, sehingga menjadi daya tarik Mangga Dua untuk selalu ramai didatangi pengunjung.

    “Kalau yang impor biasanya produk luar. Termasuk murah di sini, di bawah rata-rata, ada yang di bawah Rp 100.000, ada yang di atas Rp 100.000,” lanjut Ita.

    Ia menilai, pengunjung tetap banyak berdatangan, terutama dari kalangan masyarakat menengah ke bawah yang mencari pakaian murah dengan kualitas lumayan.

    “Masih banyak orang yang nyari barang ke sini. Menengah ke bawah banyak juga sih yang ke sini, lebaran kemarin ramai kok,” ungkapnya.

    Diberitakan sebelumnya, kawasan perbelanjaan Mangga Dua disebut sebagai pasar barang bajakan oleh Pemerintah Amerika Serikat.

    Hal ini tercantum dalam laporan 2025 National Trade Estimate Report on Foreign Trade Barriers yang dikeluarkan Kantor Perwakilan Dagang Amerika Serikat (USTR).

    Laporan itu menyebutkan kawasan Mangga Dua terus menerus berada dalam daftar pantauan prioritas dan Tinjauan Pasar Terkenal untuk Pemalsuan dan Pembajakan Tahun 2024.

    Diketahui, dalam laporan Kantor Perwakilan Dagang Amerika Serikat, Mangga Dua menjadi salah satu lokasi yang ditemui banyak barang dagangan diperdagangkan.

    Laporan itu menyebut Mangga Dua menjadi pasar yang populer untuk berbagai barang palsu, termasuk tas, dompet, mainan, barang berbahan kulit, dan pakaian.

    Dokumen tersebut juga menyatakan, tidak ada penegakkan hukum yang tegas dilakukan oleh pemerintah terkait keberadaan barang bajakan yang dijual bebas.

    “Mangga Dua remains a popular market for a variety of counterfeit goods, including handbags, wallets, toys, leather goods, and apparel. There has been little or no enforcement actions against counterfeit sellers. Stakeholders continue to report that warning letters issued to sellers have been largely ineffective and they raise concerns about the lack of criminal prosecutions. Indonesia should take robust and expanded enforcement actions in this and other markets, including through actions by the IP Enforcement Task Force,” begitu isi halaman 46 dalam dokumen berjudul 2024 Review of Notorious Markets for Counterfeiting dan Piracy.

    Sementara itu, Menteri Perdagangan Budi Santoso mengeklaim bahwa pemerintah terus mengawasi perdagangan barang-barang ilegal di Mangga Dua yang dikeluhkan pemerintah AS sebagai sarang barang bajakan.

    Kendati melakukan pengawasan, Budi mengaku perlu menyelidiki lebih lanjut tuduhan bahwa Mangga Dua menjadi lokasi perdagangan barang-barang bajakan.

    “Jadi apapun nanti, termasuk yang di Mangga Dua kita akan terus rutin melakukan (pengawasan). Kami kan belum ekspos ya, karena kan kami harus selidiki dulu sebelum benar-benar datanya kita dapat,” kata Budi di Kantor DPP PAN, Jakarta, Minggu (20/4/2025).

    Budi enggan mengungkap secara detil ketika ditanya penindakan yang sudah dilakukan oleh Kementerian Perdagangan selama ini.

    Ia hanya memastikan bahwa perusahaan yang terbukti mendagangkan barang ilegal bakal dijatuhi beragam sanksi, mulai dari penyitaan barang hingga penutupan operasional.

    Budi pun menegaskan, barang ilegal tidak boleh masuk dan diperdagangkan di wilayah Indonesia.

    “Barang ilegal ya baik dari manapun, mau dari negara manapun, kalau itu ilegal, itu kan memang tidak boleh. Ya di aturan kita, di UU kita, di Permendag kita kan melarang barang-barang yang ilegal masuk,” ujar Budi. (TribunJakarta/Gerald)

  • Pengakuan Pedagang Mangga Dua: Tas Hermes Rp 150 Juta di Sini Rp 10 Juta, yang Nyari Istri Pejabat

    Pengakuan Pedagang Mangga Dua: Tas Hermes Rp 150 Juta di Sini Rp 10 Juta, yang Nyari Istri Pejabat

    Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Gerald Leonardo Agustino

    TRIBUNJAKARTA.COM, PADEMANGAN – Popularitas kawasan belanja Mangga Dua sudah tak perlu lagi diragukan.

    Sejumlah pusat perbelanjaan yang ada di kawasan itu masih menjadi tempat berlabuh bagi para pecinta fashion untuk mencari barang-barang bermerek tapi harganya murah.

    Tak peduli orisinalitasnya, pembeli memburu barang-barang bermerek di Mangga Dua karena pas di kantong, apalagi rupanya identik dengan produk aslinya.

    Barang-barang yang banyak dijajakan di kios-kios di pusat perbelanjaan di Mangga Dua ini disebut “mirror” alias KW super.

    Dengan tampilan yang sangat menyerupai produk aslinya, berbagai barang seperti tas, dompet, hingga sepatu menjadi incaran para perempuan pecinta fashion.

    “Di sini memang banyak barang KW super gitu, orang nyebutnya mirror. Kalau dibilang kualitasnya mah nggak kalah sama yang asli,” ujar Rio (bukan nama sebenarnya), salah satu pedagang yang telah bertahun-tahun berjualan di kawasan tersebut, kepada TribunJakarta.com, Senin (21/4/2025).

    Menurut Rio, tas-tas mewah tiruan itu diimpor dari China dan banyak diminati berbagai kalangan.

    Yang paling sering terlihat ialah ibu-ibu sosialita yang disinyalir merupakan istri pejabat.

    Ada juga beberapa artis yang pernah dilihat Rio tengah berbelanja tas di Mangga Dua.

    “Banyak banget yang ke sini istri pejabat. Artis juga ada. Saya pernah ngeliat ada Mbak N, salah satu artis terkenal itu, belanja tas di sini,” ungkapnya.

    Perbedaan harga yang mencolok menjadi daya tarik utama.

    Rio menyebut, tas Hermes asli yang bisa dibanderol hingga Rp 150 juta, di Mangga Dua harganya bisa 90 persen lebih murah.

    “Kalau aslinya misalnya Hermes bisa Rp 150 juta, paling di sini Rp 10 juta atau Rp 15 juta dapat. Kondisi barangnya jelas mirip banget sama aslinya, impor dari China biasanya,” ucap Rio.

    Pada Senin (21/4/2025) sore, TribunJakarta.com mengunjungi salah satu pusat perbelanjaan di Mangga Dua, tepatnya yang berlokasi di Jalan Mangga Dua Raya, Pademangan, Jakarta Utara.

    Tak cuma di akhir pekan, nyatanya keramaian pembeli di kawasan belanja Mangga Dua juga terlihat di hari biasa.

    Pusat perbelanjaan itu memiliki empat lantai dan di setiap lantainya terdapat puluhan tenant yang memperdagangkan barang-barang fashion beragam rupa.

    Pada salah satu lantai di pusat perbelanjaan itu, ada sebuah lorong yang di kiri dan kanannya terdapat sejumlah kios yang memperdagangkan tas dan aksesoris wanita.

    Barang-barang di kios-kios itu adalah barang bermerek yang jenamanya sudah populer di kalangan perempuan.

    TribunJakarta.com pun mencoba mendatangi salah satu kios untuk bertanya-tanya soal barang-barang yang dijual di sana.

    Pegawai kios itu pun menawarkan beberapa tas selempang bermerek.

    Ia menawarkan barang dengan merek populer seperti Louis Vuitton (LV), Gucci, hingga Prada.

    Perempuan itu lalu menyebutkan bahwa tas-tas itu merupakan barang “mirror”.

    Dijuluki “mirror”, yang dalam Bahasa Indonesia berarti cermin.

    Maksudnya, produk-produk KW super ini adalah barang yang secara rupa sangat mirip dengan aslinya.

    Harga tas selempang itu pun bervariasi, mulai dari Rp 1,5 hingga Rp 3 juta.

    “Ini barang mirror, beda-beda harganya, kayak ini Gucci Rp 2,8 juta, terus ini ada Prada, Rp 1,9 juta,” ucap salah seorang pegawai kios.

    Diberitakan sebelumnya, kawasan perbelanjaan Mangga Dua disebut sebagai pasar barang bajakan oleh Pemerintah Amerika Serikat.

    Hal ini tercantum dalam laporan 2025 National Trade Estimate Report on Foreign Trade Barriers yang dikeluarkan Kantor Perwakilan Dagang Amerika Serikat (USTR).

    Laporan itu menyebutkan kawasan Mangga Dua terus menerus berada dalam daftar pantauan prioritas dan Tinjauan Pasar Terkenal untuk Pemalsuan dan Pembajakan Tahun 2024.

    Diketahui, dalam laporan Kantor Perwakilan Dagang Amerika Serikat, Mangga Dua menjadi salah satu lokasi yang ditemui banyak barang dagangan diperdagangkan.

    Laporan itu menyebut Mangga Dua menjadi pasar yang populer untuk berbagai barang palsu, termasuk tas, dompet, mainan, barang berbahan kulit, dan pakaian.

    Dokumen tersebut juga menyatakan, tidak ada penegakkan hukum yang tegas dilakukan oleh pemerintah terkait keberadaan barang bajakan yang dijual bebas.

    “Mangga Dua remains a popular market for a variety of counterfeit goods, including handbags, wallets, toys, leather goods, and apparel. There has been little or no enforcement actions against counterfeit sellers. Stakeholders continue to report that warning letters issued to sellers have been largely ineffective and they raise concerns about the lack of criminal prosecutions. Indonesia should take robust and expanded enforcement actions in this and other markets, including through actions by the IP Enforcement Task Force,” begitu isi halaman 46 dalam dokumen berjudul 2024 Review of Notorious Markets for Counterfeiting dan Piracy.

    Sementara itu, Menteri Perdagangan Budi Santoso mengeklaim bahwa pemerintah terus mengawasi perdagangan barang-barang ilegal di Mangga Dua yang dikeluhkan pemerintah AS sebagai sarang barang bajakan.

    Kendati melakukan pengawasan, Budi mengaku perlu menyelidiki lebih lanjut tuduhan bahwa Mangga Dua menjadi lokasi perdagangan barang-barang bajakan.

    “Jadi apapun nanti, termasuk yang di Mangga Dua kita akan terus rutin melakukan (pengawasan). Kami kan belum ekspos ya, karena kan kami harus selidiki dulu sebelum benar-benar datanya kita dapat,” kata Budi di Kantor DPP PAN, Jakarta, Minggu (20/4/2025).

    Budi enggan mengungkap secara detil ketika ditanya penindakan yang sudah dilakukan oleh Kementerian Perdagangan selama ini.

    Ia hanya memastikan bahwa perusahaan yang terbukti mendagangkan barang ilegal bakal dijatuhi beragam sanksi, mulai dari penyitaan barang hingga penutupan operasional.

    Budi pun menegaskan, barang ilegal tidak boleh masuk dan diperdagangkan di wilayah Indonesia.

    “Barang ilegal ya baik dari manapun, mau dari negara manapun, kalau itu ilegal, itu kan memang tidak boleh. Ya di aturan kita, di UU kita, di Permendag kita kan melarang barang-barang yang ilegal masuk,” ujar Budi.
     
     
    Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

     
     
     

  • Dijuluki ”Mirror” Barang Branded KW Super di Mangga Dua Jadi Incaran Istri Pejabat hingga Artis

    Dijuluki ”Mirror” Barang Branded KW Super di Mangga Dua Jadi Incaran Istri Pejabat hingga Artis

    Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Gerald Leonardo Agustino

    TRIBUNJAKARTA.COM, PADEMANGAN  – Kawasan belanja Mangga Dua kini jadi buah bibir setelah disebut dalam laporan Pemerintah Amerika Serikat yang menyebutkan bahwa pusat perbelanjaan di sana merupakan sarang barang bajakan.

    Nyatanya, hasil laporan dari pemerintah Negeri Paman Sam itu benar adanya. Mangga Dua memang tempat diperdagangkannya barang-barang palsu yang dibuat menyerupai produk keluaran merek aslinya.

    Pada Senin (21/4/2025) sore, TribunJakarta.com mengunjungi salah satu pusat perbelanjaan di Mangga Dua, tepatnya yang berlokasi di Jalan Mangga Dua Raya, Pademangan, Jakarta Utara.

    Tak cuma di akhir pekan, nyatanya keramaian pembeli di kawasan belanja Mangga Dua juga terlihat di hari biasa.

    Pusat perbelanjaan itu memiliki empat lantai dan di setiap lantainya terdapat puluhan tenant yang memperdagangkan barang-barang fashion beragam rupa.

    Pada salah satu lantai di pusat perbelanjaan itu, ada sebuah lorong yang di kiri dan kanannya terdapat sejumlah kios yang memperdagangkan tas dan aksesoris wanita.

    Barang-barang di kios-kios itu adalah barang bermerek yang jenamanya sudah populer di kalangan perempuan.

    TribunJakarta.com pun mencoba mendatangi salah satu kios untuk bertanya-tanya soal barang-barang yang dijual di sana.

    Pegawai kios itu pun menawarkan beberapa tas selempang bermerek.

    Ia menawarkan barang dengan merek populer seperti Louis Vuitton (LV), Gucci, hingga Prada.

    Perempuan itu lalu menyebutkan bahwa tas-tas itu merupakan barang “mirror”.

    Dijuluki “mirror”, yang dalam Bahasa Indonesia berarti cermin.

    Maksudnya, produk-produk KW super ini adalah barang yang secara rupa sangat mirip dengan aslinya.

    Harga tas selempang itu pun bervariasi, mulai dari Rp 1,5 hingga Rp 3 juta.

    “Ini barang mirror, beda-beda harganya, kayak ini Gucci Rp 2,8 juta, terus ini ada Prada, Rp 1,9 juta,” ucap salah seorang pegawai kios.

    Dari kios itu, TribunJakarta.com lalu berkeliling ke tenant-tenant lainnya di Mangga Dua seraya berbincang-bincang dengan salah satu pedagang.

    Rio, bukan nama sebenarnya, membenarkan terkait keberadaan barang-barang impor bajakan di Mangga Dua.

    Menurut dia, Mangga Dua sudah sangat terkenal sebagai tempatnya barang-barang KW super yang kualitasnya tak kalah dengan produk aslinya.

    “Di sini memang banyak barang KW super gitu, orang nyebutnya mirror. Kalau dibilang kualitasnya mah nggak kalah sama yang asli,” kata Rio kepada TribunJakarta.com.

    Saking populernya Mangga Dua sebagai “syurga” barang bajakan, tak sedikit istri pejabat dan artis yang kerap kali dijumpai tengah berburu produk branded KW super di sana.

    Apalagi, bagi kalangan sosialita, tas ataupun aksesoris dan semacamnya yang dijajakan di Mangga Dua ramah di kantong.

    “Banyak banget yang ke sini istri pejabat. Artis juga ada, saya pernah ngeliat ada Mbak N, salah satu artis terkenal itu, belanja tas di sini,” kata Rio.

    “Kalau aslinya misalnya Hermes bisa Rp 150 juta, paling di sini Rp 10 juta atau Rp 15 juta dapat. Kondisi barangnya jelas mirip banget sama aslinya, impor dari China biasanya,” pungkas Rio.

    Disorot Amerika Serikat

    Diberitakan sebelumnya, kawasan perbelanjaan Mangga Dua disebut sebagai pasar barang bajakan oleh Pemerintah Amerika Serikat.

    Hal ini tercantum dalam laporan 2025 National Trade Estimate Report on Foreign Trade Barriers yang dikeluarkan Kantor Perwakilan Dagang Amerika Serikat (USTR).

    Laporan itu menyebutkan kawasan Mangga Dua terus menerus berada dalam daftar pantauan prioritas dan Tinjauan Pasar Terkenal untuk Pemalsuan dan Pembajakan Tahun 2024.

    Diketahui, dalam laporan Kantor Perwakilan Dagang Amerika Serikat, Mangga Dua menjadi salah satu lokasi yang ditemui banyak barang dagangan diperdagangkan.

    Laporan itu menyebut Mangga Dua menjadi pasar yang populer untuk berbagai barang palsu, termasuk tas, dompet, mainan, barang berbahan kulit, dan pakaian.

    Dokumen tersebut juga menyatakan, tidak ada penegakkan hukum yang tegas dilakukan oleh pemerintah terkait keberadaan barang bajakan yang dijual bebas.

    “Mangga Dua remains a popular market for a variety of counterfeit goods, including handbags, wallets, toys, leather goods, and apparel. There has been little or no enforcement actions against counterfeit sellers. Stakeholders continue to report that warning letters issued to sellers have been largely ineffective and they raise concerns about the lack of criminal prosecutions. Indonesia should take robust and expanded enforcement actions in this and other markets, including through actions by the IP Enforcement Task Force,” begitu isi halaman 46 dalam dokumen berjudul 2024 Review of Notorious Markets for Counterfeiting dan Piracy.

    Sementara itu, Menteri Perdagangan Budi Santoso mengeklaim bahwa pemerintah terus mengawasi perdagangan barang-barang ilegal di Mangga Dua yang dikeluhkan pemerintah AS sebagai sarang barang bajakan.

    Kendati melakukan pengawasan, Budi mengaku perlu menyelidiki lebih lanjut tuduhan bahwa Mangga Dua menjadi lokasi perdagangan barang-barang bajakan.

    “Jadi apapun nanti, termasuk yang di mangga dua kita akan terus rutin melakukan (pengawasan). Kami kan belum ekspos ya, karena kan kami harus selidiki dulu sebelum benar-benar datanya kita dapat,” kata Budi di Kantor DPP PAN, Jakarta, Minggu (20/4/2025).

    Budi enggan mengungkap secara detil ketika ditanya penindakan yang sudah dilakukan oleh Kementerian Perdagangan (Kemendag) selama ini.

    Ia hanya memastikan bahwa perusahaan yang terbukti mendagangkan barang ilegal bakal dijatuhi beragam sanksi, mulai dari penyitaan barang hingga penutupan operasional. Budi pun menegaskan, barang ilegal tidak boleh masuk dan diperdagangkan di wilayah Indonesia. “Barang ilegal ya baik dari manapun, mau dari negara manapun, kalau itu ilegal, itu kan memang tidak boleh. Ya di aturan kita, di UU kita, di Permendag kita kan melarang barang-barang yang ilegal masuk,” ujar Budi.

    Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

  • Dijual Rp 390 Juta, Ternyata Biaya Produksi Tas Mewah Rp 1,2 Juta

    Dijual Rp 390 Juta, Ternyata Biaya Produksi Tas Mewah Rp 1,2 Juta

    Jakarta, Beritasatu.com – Ketegangan perang dagang dan tarif antara Amerika Serikat (AS) dan China kembali memunculkan sorotan terhadap rantai pasok global. Kali ini produsen asal China mengungkap biaya untuk produksi satu tas mewah yang ternyata tidak semahal harga jual di pasaran.

    Melansir Indian Times, Jumat (18/4/2025), sebuah video viral yang diunggah akun media sosial @senbags2 menghebohkan jagat maya. Dalam video tersebut, seorang pria yang mengaku sebagai produsen tas mewah asal China membongkar fakta mengejutkan. Ternyata, mayoritas tas tangan berlabel mewah ternyata diproduksi di China, meskipun labelnya sering kali menyebut negara lain.

    “Selama lebih dari 30 tahun, kami menjadi produsen OEM (original equipment manufacturer) untuk merek-merek besar, seperti Gucci, Prada, dan Louis Vuitton,” ungkapnya dalam video tersebut.

    “Meski kami yang memproduksi tas dengan kualitas tinggi dan keterampilan tinggi, nilai tambah utamanya justru dikantongi hanya oleh brand,” tambahnya dalam video viral tersebut.

    Ia juga menyampaikan kekhawatirannya mengenai pergeseran geopolitik dan tekanan negara-negara Barat untuk mengurangi ketergantungan pada manufaktur China.

    “Banyak brand mencoba memindahkan produksi ke luar negeri. Namun, mereka segera menyadari bahwa pabrik-pabrik di luar sini tidak bisa menandingi standar kami. Biayanya jauh lebih mahal, efisiensinya rendah, dan infrastruktur kurang memadai,” tambah narasi tersebut.

    Di tengah perang dagang yang terus meningkat, pernyataan ini memunculkan diskusi luas tentang transparansi biaya produksi di balik kemewahan label internasional. Apakan benar biaya produksi tas mewah mahal hingga harganya ikut terkerek?

    Tak hanya itu, beberapa klip video lainnya yang beredar di platform X menunjukkan pemasok Tiongkok mengaku memproduksi barang-barang untuk merek, seperti Chanel, Estée Lauder, Bobbi Brown, dan lainnya.

    Menariknya, beberapa dari mereka menawarkan produk serupa tanpa label merek, tetapi dengan bahan dan kualitas yang diklaim setara dengan barang bermerek.

    Salah satu pernyataan yang paling mencengangkan datang dari pemasok tas Birkin. Ia mengungkapkan bahwa tas yang dijual dengan harga hingga US$ 34.000 (sekitar Rp 390 juta) sebenarnya hanya memerlukan biaya produksi sekitar US$ 1.400 (sekitar Rp 21 juta).

    “Margin keuntungan kami tipis, sedangkan merek mendapatkan keuntungan besar hanya dari penempelan logo,” katanya.

    Fenomena ini menimbulkan pertanyaan besar bagi konsumen. Apakah harga selangit dari produk mewah benar-benar mencerminkan kualitas, atau sekadar nilai merek?

    Dalam konteks perang dagang yang sedang berlangsung, informasi ini semakin membuka mata publik tentang bagaimana kekuatan manufaktur China tetap menjadi tulang punggung industri global, termasuk dalam hal biaya produksi tas mewah yang jauh lebih murah dibanding harga jualnya, meskipun tak selalu diakui secara terbuka oleh brand internasional.