brand merek: Prada

  • Ibunda Ceritakan Penyiksaan Prada Lucky oleh Seniornya: Mama Saya Dicambuk

    Ibunda Ceritakan Penyiksaan Prada Lucky oleh Seniornya: Mama Saya Dicambuk

    Sepriana menyaksikan langsung kondisi anaknya hanya bisa terbaring di atas kasur rumah sakit. Badannya penuh luka.  

    “Di tangan, di kaki, di badan, di belakang. Semua ada (luka),” kata sang bunda.

    Sepriana juga cerita bahwa Prada Lucky sempat cerita ke mama angkatnya saat pertama kali disiksa oleh para seniornya di markas tentara.

    “Dia bilang, mama saya dicambuk. Dia lari ke bawah, ke mama angkatnya, ke badannya telah hancur semua. Dari tangan dua-dua, kaki, belakang,” jelas Sepriana.

    Saat itu, Prada Lucky mengaku tengah disiksa oleh para seniornya. Dia tak terima, sang anak kebanggaannya tersebut disiksa hingga tewas. Apalagi, tak mudah bagi Lucky untuk menjadi seorang prajurit TNI.

    Sepriana minta para pelaku dihukum berat. Bahkan harus dihukum mati. 

    “Yang hukuman pukul, cambuk, itu juga semuanya proses. Tidak ada pilih kasih. Semuanya proses. Saya mama kandung, saya yang melahirkan dia. Kalau kalian tidak proses, kalian bunuh saya,” tegas dia sambil meneteskan air mata.

  • Ibu Prada Lucky Ungkap Sosok yang Aniaya Putranya

    Ibu Prada Lucky Ungkap Sosok yang Aniaya Putranya

    Ibu korban, Paulina Mirpey tak henti menangis meratapi jasad putranya yang terbujur kaku. Sedangkan ayah, Christian Namo berusaha tegar menahan duka mendalam.

    Rupanya, sebelum kematian Prada Lucky, sang ibu sudah mendapatkan firasat buruk. Selama tiga malam, dia bermimpi didatangi anaknya.

    “Ibunya mimpi kalau Lucky datang ke rumah dengan raut muka sedih. Mimpi yang sama selama tiga hari,” ungkap paman Lucky, Rafael Davids, Kamis 7 Agustus 2025.

    Saat itu, sang ibu tak mendapat kabar apapun dari Lucky maupun dari kesatuan tempat Prada Lucky mengabdi. Instingnya sebagai seorang ibu, membuat ibu empat anak itu memutuskan berangkat ke Nagekeo.

    Namun betapa kagetnya saat tiba di Nagekeo. Dia mendapatkan anaknya sudah sekarat terbaring di rumah sakit.

    “Tidak ada informasi dari kesatuan ke orang tua. Tiba di sana baru kaget, ternyata Lucky di rumah sakit karena disiksa,” ungkapnya.

    Setelah empat hari dirawat intensif di Rumah Sakit Umum Daerah Aeramo, Kabupaten Nagekeo, Prada Lucky mengembuskan nafas terakhirnya.

    “Dia mungkin tunggu ayahnya tiba di rumah sakit, karena sesaat ayahnya tiba, Lucky langsung berhenti nafaz,” ucapnya penuh haru.

    Prada Lucky meninggal dunia setelah tiga hari dirawat intensif di ruang ICU RSUD Aeramo, Kecamatan Aesesa, pada Rabu (6/8/2025).

     

  • Legislator Minta Prajurit Aniaya Prada Lucky hingga Tewas Dihukum Setimpal

    Legislator Minta Prajurit Aniaya Prada Lucky hingga Tewas Dihukum Setimpal

    Jakarta

    Anggota Komisi I DPR, Oleh Soleh, meminta kasus kematian Prada Lucky Chepril Saputra Namo diusut tuntas. Dia mengatakan prajurit TNI yang diduga menganiaya Lucky hingga tewas harus dihukum setimpa.

    “Peristiwa ini sangat memprihatinkan. Tidak boleh ada pembiaran. Pelakunya harus diadili dan dihukum setimpal. Kekerasan di tubuh TNI tidak boleh lagi terjadi,” kata Oleh kepada wartawan, Jumat (8/8/2025).

    Legislator PKB ini menyebut kematian Prada Lucky di tangan seniornya melanggar hukum dan merusak citra TNI. Dia mengecam peristiwa yang terjadi di institusi TNI itu.

    “TNI adalah penjaga kedaulatan negara. Disiplin dan jiwa korsa seharusnya menjadi kekuatan positif, bukan digunakan untuk melakukan kekerasan terhadap sesama prajurit,” ujarnya.

    Oleh meminta polisi militer bergerak cepat mengusut kasus tersebut. TNI, kata dia, harus segera mengumumkan siapa saja yang menjadi pelaku kekerasan.

    4 Prajurit TNI Ditangkap

    Polisi Militer (POM) TNI menangkap empat prajurit yang diduga menganiaya Prada Lucky Namo. Adapun Prada diketahui meninggal dunia saat masuk ICU akibat luka berat.

    “Betul, sudah ada (empat prajurit TNI) yang diamankan oleh pihak POM yang terindikasi kuat melakukan penganiayaan hingga korban mengalami trauma berat saat masuk ICU,” kata Dandim 1625 Ngada, Letkol Czi Deny Wahyu Setiyawan, dilansir detikBali, Jumat (8/8).

    Deny menyebut Pangdam IX Udayana memerintahkan agar kasus ini diproses secara transparan. Pangdam IX Udayana, lanjutnya, memantau langsung penanganan dugaan penganiayaan yang menyebabkan kematian Prada Lucky.

    “Yang jelas, petunjuk Bapak Pangdam harus transparan dan dipantau langsung oleh Bapak Pangdam IX Udayana,” ujar Deny.

    (dwr/haf)

  • Ketika Anak Dibunuh Secara Keji: Jeritan Hati Anggota TNI yang Kehilangan
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        8 Agustus 2025

    Ketika Anak Dibunuh Secara Keji: Jeritan Hati Anggota TNI yang Kehilangan Regional 8 Agustus 2025

    Ketika Anak Dibunuh Secara Keji: Jeritan Hati Anggota TNI yang Kehilangan
    Tim Redaksi
    KUPANG, KOMPAS.com
    – Sersan Mayor (Serma) Christian Namo berdiri tegap di belakang mobil ambulans yang membawa jenazah putra tercintanya, Prajurit Dua (Prada) Lucky Chepril Saputra Namo (23), Kamis (7/8/2025).
    Dengan mata melotot dan tangan kanannya menengadah, Christian berteriak mempertanyakan kehadiran negara saat anaknya meninggal dengan cara yang tidak wajar.
    Di halaman depan kamar jenazah Rumah Sakit Bhayangkara Kupang, Christian yang bertugas di Komando Distrik Militer (Kodim) 1627 Rote Ndao, berulang kali meminta keadilan untuk anak lelaki sulungnya.
    Meski beberapa rekan kerjanya berusaha menenangkan, upaya tersebut tidak berhasil. Christian terus meluapkan kekesalannya.
    “Kamu saksikan semua, yang bunuh anak saya sifat PKI, keji. Ingat baik-baik itu,” teriak Christian dengan lantang.
    Kekesalan Christian disebabkan kematian putranya, yang bertugas di Batalion Teritorial Pembangunan (TP) 834 Waka Nga Mere Nagekeo, NTT, diduga akibat penganiayaan oleh para seniornya.
    Kekecewaannya semakin meningkat karena keinginan untuk mengotopsi jenazah Lucky di Rumah Sakit Wira Sakti Kupang dan Rumah Sakit Bhayangkara Kupang tidak terwujud.
    Di Rumah Sakit Wira Sakti, tidak ada dokter yang tersedia melakukan otopsi, sementara di Rumah Sakit Bhayangkara, dokter meminta surat pengantar dari polisi.
    “Saya hanya ingin membuktikan penyebab meninggal sang buah hati melalui otopsi. Saya meminta negara harus hadir untuk membantuku, termasuk mengungkap pelaku pembunuh anak saya,” ungkap Christian.
    Setelah beberapa waktu, rekan-rekannya, termasuk komandan dan keluarga, berhasil membujuk Christian melunakkan sikapnya.
    Ia kemudian meminta sopir ambulans membawa jenazah putranya ke rumah duka di Rumah Dinas TNI Angkatan Darat, Kodim 1617 Rote Ndao, yang terletak di Kuanino, Kecamatan Kota Raja, Kota Kupang.
    Sesampainya di rumah duka, ratusan pelayat dan keluarga menyambut kedatangan jenazah Lucky dengan tangisan.
    Hingga berita ini diturunkan, Korem 161 Wira Sakti Kupang dan Kodam Udayana belum memberikan tanggapan saat dihubungi oleh Kompas.com.
    Sebelumnya, diberitakan bahwa Prada Lucky Chepril Saputra Namo meninggal dunia pada Rabu (6/8/2025), diduga akibat penganiayaan oleh seniornya.
    Lucky sempat dirawat intensif di Unit Perawatan Intensif (ICU) RSUD Aeramo, Kabupaten Nageko, Nusa Tenggara Timur.
    Komandan Brigade Infanteri (Brigif) 21/Komodo, Letkol Inf Agus Ariyanto, membenarkan bahwa salah satu prajurit di Batalion Teritorial Pembangunan (TP) 834 telah meninggal.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Ibunda Ceritakan Penyiksaan Prada Lucky oleh Seniornya: Mama Saya Dicambuk

    Cerita Ayah dan Ibu Prada Lucky Terkulai Lemas Lihat Kondisi Anaknya Sekarat Hingga Meninggal

    Ayah korban, Sersan Mayor Christian Namo tak bisa menahan emosi. Dia takkan membiarkan pelaku lolos dari hukum. 

    “Dianiaya senior dan saya akan kejar pelakunya sampai ke manapun. Anak saya sudah tidak ada, saya tuntut keadilan,” ungkapnya sambil meneteskan air mata..

    Berdasarkan informasi yang dihimpun, Prada Lucky sempat mengalami tindakan kekerasan di barak militer sebelum dilarikan ke rumah sakit. Prada Lucky sempat mengaku jika ia dianiaya seniornya kepada dokter yang merawatnya di ruang radiologi. 

    “Dia mengaku kepada dokter dipukuli oleh seniornya di barak,” ungkapnya.  

    Serma Cristian Namo kembali meluapkan emosinya. Dia meminta para pelaku yang menyiksa anaknya untuk dipecat dari TNI AD lalu dijatuhi hukuman mati.

    “Saya meminta agar keadilan ditegakkan, karena ini menyangkut nyawa,” tegasnya.

    Dia akan terus menuntut keadilan agar para pelaku dihukum mati. “Saya tuntut keadilan pakai jalur hak asasi manusia, nyawa saya jadi taruhannya,” ungkapnya. 

    “Kalau tidak ada keadilan, saya akan gali kembali kuburan untuk dibawa ke orang-orang yang paling bertanggungjawab,” sambungnya

  • Ibunda Ceritakan Penyiksaan Prada Lucky oleh Seniornya: Mama Saya Dicambuk

    Kematian Tragis Prada Lucky: Baru 3 Bulan jadi TNI, Babak Belur di Dalam Barak

    Sersan Mayor Christian Namo mengungkapkan kondisi sang putra sebelum meninggal dunia. Tubuh Prada Lucky dipenuhi luka lebam dan sayatan. Selain luka sayatan, ada juga luka seperti sulutan api rokok.

    Bahkan, pada bagian punggung korban penuh bekas hantaman benda keras, sementara lengan dan kakinya terdapat luka bakar mirip sundutan rokok. Sersan Mayor Christian Namo menduga, putranya tewas akibat ginjal pecah dan paru-paru bocor.

    “Dianiaya senior,” kata dia.

  • Wajah Emosi Ayah Prada Lucky: Semua Harus Dihukum Mati

    Wajah Emosi Ayah Prada Lucky: Semua Harus Dihukum Mati

    Liputan6.com, Jakarta Sersan Mayor Christian Namo emosi, anaknya, Prada Lucky Chepril Saputra Namo (23) meninggal secara tidak wajar. Korban diduga dianiaya oleh seniornya di barak. Dengan suara lantang, dia ingin semua pelaku yang terlibat dalam penganiayaan anaknya, dihukum mati.

    “Kalau bisa semua dihukum mati,” kata Christian Namo di Nusa Tenggara Timur (NTT), Kamis (7/8).

    Dengan hukuman berat, dia berharap tidak ada lagi kasus serupa terulang. Dia tidak ingin ada prajurit TNI lain yang bernasib sama dengan anaknya.

    “Biar tidak ada satu catatan, biar tidak ada Lucky yang lain, Lucky-Lucky yang lain. Ingat baik-baik. Anak tentara aja dibunuh kok, bagaimana mau yang lain,” tegas dia.

    Korban yang bertugas di Batalyon TP 834 Wakanga Mere, Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur (NTT), ini meninggal setelah beberapa hari dirawat intensif di ruang ICU RSUD Aeramo, Kecamatan Aesesa.

    Prada Lucky mengikuti tes calon tamtama pada Februari 2025 dan dinyatakan lolos dari ribuan peserta.

    Setelah pengumuman lulus, ia mengikuti pendidikan selama tiga bulan di Bali. Lalu, pada 5 Juni 2025, Prada Lucky kembali ke rumahnya untuk menggelar syukuran atas kelulusannya bersama teman dan keluarga besarnya.

  • Ibu Prada Lucky Ungkap Sosok yang Aniaya Putranya

    Ayah Prada Lucky Emosi: Anak Tentara Saja Dibunuh, Bagaimana yang Lain?

    Sersan Mayor Christian menempuh jalur hak asasi manusia. Tidak pakai cara kekuatan tentara yang dimilikinya. Namun dia berpesan, harus ada keadilan dalam hukum di Indonesia.

    Dia menuntut agar para pelaku penganiayaan anaknya itu dihukum mati. Tujuannya satu, tidak ada lagi korban berjatuhan di kemudian hari.

    “Saya tentara, tentara merah putih, jiwa saya merah putih. Kalau bisa semua dihukum mati. Biar tidak ada satu catatan, biar tidak ada Lucky yang lain, Lucky-Lucky yang lain. Ingat baik-baik. Anak tentara saja dibunuh kok, bagaimana mau yang lain,” katanya lagi.

    Pada bagian punggung korban penuh bekas hantaman benda keras, sementara lengan dan kakinya terdapat luka bakar mirip sundutan rokok. 

    Sejauh ini belum ada pernyataan resmi dari Batalion TP 834/WM terkait penyebab pasti kematian. Sementara penyelidikan oleh Polisi Militer (Pomdam) IX/Udayana sedang berlangsung.

    Berdasarkan informasi yang dihimpun, Prada Lucky sempat mengalami tindakan kekerasan di barak militer sebelum dilarikan ke rumah sakit. Prada Lucky sempat mengaku jika ia dianiaya seniornya kepada dokter yang merawatnya di ruang radiologi.

    “Dia mengaku kepada dokter dipukuli oleh seniornya di barak,” ungkap Sersan Mayor Christian.

  • 5 Fakta Kematian Prada Lucky, Badan Penuh Luka Diduga Dianaya Senior

    5 Fakta Kematian Prada Lucky, Badan Penuh Luka Diduga Dianaya Senior

    Saat itu, sang ibu tak mendapat kabar apapun dari Lucky maupun dari kesatuan tempat Prada Lucky mengabdi. Instingnya sebagai seorang ibu, membuat ibu empat anak itu memutuskan berangkat ke Nagekeo.

    Namun, betapa kagetnya saat tiba di Nagekeo. Dia mendapatkan anaknya sudah sekarat terbaring di rumah sakit.

    “Tidak ada informasi dari kesatuan ke orang tua. Tiba di sana baru kaget, ternyata Lucky di rumah sakit karena disiksa,” kata Rafael.

    Prada Lucky mengembuskan napas terakhirnya setelah empat hari dirawat intensif di Rumah Sakit Umum Daerah Aeramo, Kabupaten Nagekeo.

    “Dia mungkin tunggu ayahnya tiba di rumah sakit, karena sesaat ayahnya tiba, Lucky langsung berhenti napas,” ucapnya penuh haru.

  • Ayah Prada Lucky Menangis: Dia Cerita pada Dokter Dipukuli Senior di Barak

    Ayah Prada Lucky Menangis: Dia Cerita pada Dokter Dipukuli Senior di Barak

    Ibu korban, Paulina Mirpey tak henti menangis meratapi jasad putranya yang terbujur kaku. Sedangkan ayah, Christian Namo berusaha tegar menahan duka mendalam.

    Rupanya, sebelum kematian Prada Lucky, sang ibu sudah mendapatkan firasat buruk. Selama tiga malam, dia bermimpi didatangi anaknya.

    “Ibunya mimpi kalau Lucky datang ke rumah dengan raut muka sedih. Mimpi yang sama selama tiga hari,” ungkap paman Lucky, Rafael Davids, Kamis 7 Agustus 2025.

    Saat itu, sang ibu tak mendapat kabar apapun dari Lucky maupun dari kesatuan tempat Prada Lucky mengabdi. Instingnya sebagai seorang ibu, membuat ibu empat anak itu memutuskan berangkat ke Nagekeo.

    Namun betapa kagetnya saat tiba di Nagekeo. Dia mendapatkan anaknya sudah sekarat terbaring di rumah sakit.

    “Tidak ada informasi dari kesatuan ke orang tua. Tiba di sana baru kaget, ternyata Lucky di rumah sakit karena disiksa,” ungkapnya.

    Setelah empat hari dirawat intensif di Rumah Sakit Umum Daerah Aeramo, Kabupaten Nagekeo, Prada Lucky mengembuskan nafas terakhirnya.

    “Dia mungkin tunggu ayahnya tiba di rumah sakit, karena sesaat ayahnya tiba, Lucky langsung berhenti nafaz,” ucapnya penuh haru.

    Prada Lucky meninggal dunia setelah tiga hari dirawat intensif di ruang ICU RSUD Aeramo, Kecamatan Aesesa, pada Rabu (6/8/2025).