brand merek: Prada

  • Ternyata Ginjal dan Paru-paru Prada Lucky Hancur Akibat Penganiayaan Senior

    Ternyata Ginjal dan Paru-paru Prada Lucky Hancur Akibat Penganiayaan Senior

    GELORA.CO  – Anggota TNI yang tewas dianiaya seniornya Prada Lucky Chepril Saputra Namo ternyata sempat merasakan sakit yang luar biasa terlebih dahulu sebelum dinyatakan tewas. 

    Kondisi mengenaskan Prada Lucky itu diungkapkan oleh kakak korban Lusi Namo seperti dimuat Tribunnews.com Minggu (10/8/2025). 

    Lusi mendapatkan informasi dari dokter yang merawat Prada Lucky, bahwa ginjal dan paru-paru hingga hancur akibat penganiayaan sehingga membutuhkan tiga kantong darah.

    Menurutnya, dugaan kekerasan itu terjadi saat pergantian piket dari hari Senin hingga Jumat.

    Di dalam sel, kata dia, korban dan rekannya tidur di lantai tanpa tempat tidur.

    Dalam pengakuannya, Lusi mengatakan sempat melihat ada bekas sepatu pada perut Prada Lucky.

    “Richard juga kena, tapi yang saya tahu lebih parah Lucky.”

    “Saya lihat perutnya ada bekas sepatu dan dugaan saya itu diinjak,” jelasnya.

    Lusi menambahkan, beberapa hari sebelum koma, Prada Lucky masih berkomunikasi lewat panggilan video dan terlihat dalam kondisi baik.

    Prada Lucky juga sempat bercerita pernah dipukul senior meski sedang sakit.

    “Senior pikir dia pura-pura tidak mau kerja di dapur,” tambah Lusi.

    Lusi menjelaskan, kabar masuknya Prada Lucky ke rumah sakit diterima keluarga dari pihak rumah sakit yang diminta tolong oleh korban untuk menghubungi orang tuanya di Kupang, NTT.

    Lusi pun mengaku terkejut karena selama hidup bersama keluarga, adiknya tidak pernah mengalami sakit parah.

    “Waktu masuk rumah sakit, butuh tiga kantong darah.”

    “Selama ini hanya sakit biasa, saat dengar itu saya langsung perasaan tidak enak,” imbuhnya.

    Diketahui Prada Lucky Chepril Saputra Namo tewas setelah sebelumnya mendapatkan perawatan intensif di RSUD Aeramo, Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur (NTT) karena dianiaya seniornya. 

    Pada Lucky tewas pada Rabu (6/8/2025) pukul 11.23 Wita.

    Dari laporan intelijen sementara seperti dimuat Pos-Kupang Jumat (8/8/2025) Prada Lucky ternyata dianiaya 20 seniornya.

    “Bahwa memang benar telah terjadi pemukulan terhadap Prada Lucky Chepril Saputra Namo yang dilakukan oleh beberapa orang seniornya,” demikian isi laporan intelijen yang ditujukan kepada Asintel Kasdam IX/Udayana.

    Laporan dimaksud merujuk pada hasil pemeriksaan Staf-1/Intel Yonif 834/WM terhadap personil yang terlibat dalam pemukulan Prada Lucky Namo.

    Pelaku pemukulan dikelompokan menjadi dua, yakni pemukulan menggunakan selang dan pemukulan menggunakan tangan. 

    Total pelaku sebanyak 20 orang yang juga personel TNI. Yakni sebanyak 16 orang memukul memakai selang dan empat orang dengan tangan kosong. 

    Akibat penganiayaan itu berdampak pada kondisi kesehatan Prada Lucky Namo. Pada Senin (4/8/2025) pukul 23.30 Wita, Prada Lucky Namo masuk ruang ICU RSUD Aeramo, Nagekeo

  • Kematian Prada Lucky, PMKRI: Keadilan Harus Ditegakkan demi Nilai-nilai Kemanusiaan
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        10 Agustus 2025

    Kematian Prada Lucky, PMKRI: Keadilan Harus Ditegakkan demi Nilai-nilai Kemanusiaan Regional 10 Agustus 2025

    Kematian Prada Lucky, PMKRI: Keadilan Harus Ditegakkan demi Nilai-nilai Kemanusiaan
    Tim Redaksi
    KUPANG, KOMPAS.com –
    Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Cabang Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), mendesak aparat penegak hukum di lingkungan Tentara Nasional Indonesia (TNI) untuk segera mengusut tuntas dan secara terbuka kasus kematian Prada Lucky Chepril Saputra Namo (23).
    “Kita juga mendesak agar proses hukum terhadap para pelaku ini diinformasikan secara terbuka ke publik, supaya publik tahu perkembangannya,” kata mandataris terpilih Ketua PMKRI Cabang Kupang, Apolonaris Mhau, kepada
    Kompas.com
    , Minggu (10/8/2025) petang.
    Apolonaris menyampaikan dukacita mendalam atas meninggalnya Prada Lucky, yang diduga akibat kekerasan oleh seniornya.
    Ia menilai peristiwa ini membuka mata publik bahwa praktik kekerasan, dalam bentuk apa pun, tidak boleh diberi ruang hidup di tengah masyarakat.
    “Kami tidak sedang mengadili siapa pun, tapi kami menolak diam atas hilangnya nyawa anak bangsa akibat kekerasan. Negara harus hadir, hukum harus bekerja, dan budaya kekerasan harus dihentikan,” tegas Apolonaris.
    Sebagai organisasi yang menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dan keadilan, PMKRI Cabang Kupang menilai bahwa kasus ini adalah ujian bagi negara dan seluruh elemen penegak hukum.
    Apolonaris juga menegaskan bahwa PMKRI menolak pembiaran budaya kekerasan, baik dalam sistem pembinaan, pendidikan, maupun organisasi yang bersifat hirarkis.
    “Keadilan harus ditegakkan, bukan hanya demi korban, tetapi demi martabat kita sebagai bangsa yang menjunjung nilai-nilai kemanusiaan,” katanya.
    PMKRI mendorong semua pihak—mulai dari masyarakat sipil, institusi pendidikan, hingga komunitas lokal—untuk mengampanyekan budaya antikekerasan dan perlindungan terhadap hak asasi manusia (HAM).
    Sebelumnya diberitakan, seorang prajurit TNI AD, Prada Lucky Chepril Saputra Namo (23), yang bertugas di Batalion Teritorial Pembangunan (TP) 834 Waka Nga Mere, Nagekeo, NTT, meninggal dunia pada Rabu (6/8/2025). Ia diduga menjadi korban penganiayaan oleh seniornya.
    Sebelum wafat, Lucky sempat mendapat perawatan intensif di ICU RSUD Aeramo, Kabupaten Nagekeo, namun nyawanya tidak tertolong.
    Komandan Brigade Infanteri (Brigif) 21/Komodo, Letkol Inf Agus Ariyanto, membenarkan bahwa salah satu prajurit dari Batalion TP 834 telah meninggal dunia.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Ibunda Ungkap Fakta Baru soal Kondisi Prada Lucky Saat di Barak

    Ibunda Ungkap Fakta Baru soal Kondisi Prada Lucky Saat di Barak

    Sebanyak 24 anggota TNI diperiksa dalam kasus meninggalnya prajurit TNI AD di Nusa Tenggara Timur bernama Prada Lucky Chepril Saputra Namo yang diduga dianiaya seniornya.

    Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Darat Brigadir Jenderal TNI Wahyu Yudhayana mengatakan mereka yang diperiksa adalah terduga pelaku penganiayaan dan saksi atas meninggalnya Prajurit Dua (Prada) Lucky Chepril saat bertugas di Batalyon Teritorial Pembangunan 834 Waka Nga Mere, Nagekeo, Nusa Tenggara Timur (NTT).

    “Hingga saat ini, ada lebih dari 24 orang yang sedang diperiksa, baik sebagai terduga pelaku maupun saksi. Semua dimintai keterangan dalam proses pemeriksaan ini,” kata Wahyu saat ditemui di Pusdiklatpassus, Batujajar, Bandung Barat dilansir Antara, Jumat (8/8/2025).

    Saat ini, kata Kadispenad, semua terduga pelaku penganiayaan Prada Lucky dan saksi dalam kasus yang terjadi di salah satu satuan di bawah Kodam IX/Udayana itu tengah diperiksa intensif oleh Detasemen Polisi Militer (Denpom) di Kupang, NTT.

  • Komisi XIII DPR RI Minta Panglima TNI Tindak Tegas Pelaku Pembunuhan Prada Lucky

    Komisi XIII DPR RI Minta Panglima TNI Tindak Tegas Pelaku Pembunuhan Prada Lucky

    Liputan6.com, Jakarta – Anggota Komisi XIII DPR RI Umbu Rudi Kabunang meminta Panglima TNI menindak tegas pelaku dugaan penganiayaan yang menyebabkan kematian Prada Lucky Chepril Saputra Namo.

    Ia menegaskan, penegakan hukum harus dilakukan secara transparan dan objektif demi menjamin keadilan bagi korban serta membersihkan institusi TNI dari budaya kekerasan.

    “Semua pelaku harus diungkap dan dihukum seberat-beratnya, bahkan dikeluarkan dari TNI. Proses hukum harus transparan dan objektif, karena ini menyangkut hak hidup dan perlindungan dari negara,” ujar Umbu Rudi, Minggu (10/8/2025).

    Prada Lucky, prajurit TNI yang baru dua bulan bertugas di Batalyon Infanteri 834/WM Nagekeo, meninggal dunia pada Rabu 6 Agustus 2025 setelah dirawat di ICU RSUD Aeramo akibat luka-luka yang diduga kuat akibat penganiayaan oleh seniornya. Tubuh korban ditemukan penuh lebam dan luka sayatan.

    Umbu Rudi menekankan, pengusutan tidak boleh berhenti pada pelaku langsung.

    “Harus ditelusuri rantai komando. Siapa yang membiarkan, siapa yang tahu tapi tidak bertindak,” ucap dia.

    Menurut Umbu Rudi, pengungkapan kasus ini penting untuk menunjukkan bahwa TNI berkomitmen menjunjung tinggi HAM dan melindungi setiap prajuritnya. Ayah korban, Sersan Mayor Christian Namo, berharap pelaku dijatuhi hukuman berat.

    “Hukum mati pelaku,” katanya singkat saat prosesi pemakaman di TPU Kapadala, Kupang, Sabtu 9 Agustus 2025.

    Sementara itu, Anggota Komisi I DPR RI Dapil NTT II Gavriel Putranto Novanto menyatakan keprihatinan dan duka mendalam atas meninggalnya Prada Lucky Chepril Saputra Namo, prajurit muda TNI AD Batalyon TP 834 Wakanga Mere, Nagekeo, Nusa Tenggara Timur, yang diduga kuat menjadi korban kekerasan oleh beberapa seniornya.

    “Saya menyampaikan belasungkawa yang sedalam-dalamnya kepada keluarga besar almarhum Prada Lucky, khususnya kepada ayah beliau, Serma Christian Namo, yang juga merupakan anggota TNI aktif,” ucapnya.

     

    Tangis Sepriana Paulina Mirpey pecah saat menceritakan derita putranya, Prada Lucky Chepril Saputra Namo (23), prajurit TNI AD yang diduga tewas akibat penganiayaan.

  • 4 Prajurit TNI Ditetapkan Tersangka Kasus Kematian Prada Lucky

    4 Prajurit TNI Ditetapkan Tersangka Kasus Kematian Prada Lucky

    Jakarta

    TNI terus melakukan penyidikan terkait kematian Prada Lucky Chepril Saputra Namo yang diduga tewas dianiaya. Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat (Kadispenad) Brigjen TNI Wahyu Yudhayana mengatakan sebanyak 4 prajurit ditetapkan sebagai tersangka.

    “Saat ini dari sejumlah personel yang diperiksa baik terduga pelaku maupun saksi-saksi, sementara oleh penyidik Pomdam IX/Udayana sudah ditetapkan 4 orang tersangka dan dilaksanakan penahanan di Subdenpom IX/1-1 di Ende,” kata Wahyu kepada wartawan, Minggu (10/8/2025).

    Keempat tersangka tersebut yakni Pratu AA, Pratu EDA, Pratu PNBS dan Pratu ARR. Wahyu mengatakan penyidik masih mendalami peran masing-masing tersangka.

    “Dan pemeriksaan kepada yang bersangkutan akan dilanjutkan sebagai tersangka untuk diketahui peran masing-masing sehingga nantinya dapat ditentukan pasal yang akan dikenakan termasuk tahapan-tahapan lanjutannya,” tutur dia.

    Selain itu, sebanyak 16 prajurit lainnya masih diperiksa. Wahyu mengatakan tidak menutup kemungkinan akan ada penambahan tersangka.

    Prada Lucky diduga tewas karena dianiaya senior sesama prajurit TNI. Prada Lucky diketahui baru menjadi anggota selama dua bulan. Dia mengembuskan napas terakhirnya di RSUD Aeramo, Mbay, Nagakeo.

    Dilansir detikBali, Sabtu (9/8), Ibu Lucky, Sepriana Paulina Mirpey, bersama suaminya, Sersan Mayor Christian Namo, memberikan pelukan dan penghormatan terakhir kepada putra kedua dari empat bersaudara itu.

    Christian lantas mencium Lucky dari dalam peti jenazahnya. Aksi itu disusul oleh sang ibu, Sepriana bersama tiga orang anak dan rumpun keluarga Lucky.

    “Sayang e, kami tidak sanggup,” teriak kedua orang tua bersama adik dan kakak Lucky di samping peti jenazah.

    (lir/lir)

  • Amarah Keluarga Prada Lucky di Pemakaman: Anak Kami Tewas dalam Pembantaian…
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        9 Agustus 2025

    Amarah Keluarga Prada Lucky di Pemakaman: Anak Kami Tewas dalam Pembantaian… Regional 9 Agustus 2025

    Amarah Keluarga Prada Lucky di Pemakaman: Anak Kami Tewas dalam Pembantaian…
    Tim Redaksi
    KUPANG, KOMPAS.com –
    Suasana duka dalam ibadah pemakaman Prada Lucky Chepril Saputra Namo (23) berubah menjadi mimbar tuntutan keadilan yang sarat amarah pada Sabtu (9/8/2025).
    Di hadapan ribuan pelayat di Rumah Dinas TNI AD Kodim 1617 Rote Ndao, yang berada di Kuanino, Kecamatan Kota Raja, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), Otniel, perwakilan keluarga Prada Lucky Chepril Saputra Namo (23), dengan suara bergetar namun tegas mendesak pimpinan TNI mengusut tuntas kasus ini.
    Sebab, kematian Prada Lucky adalah sebuah pembantaian, bukan wafat di medan perang.
     
    “Kepada pimpinan tertinggi (TNI) yang punya wewenang. Usut semua sampai tuntas. Karena ketika kita biarkan, citra TNI pasti tercoreng,” kata Otniel.
    “Kita mau biarkan mereka, atau mempertahankan citra TNI. Bapa ibu, TNI adalah kebanggaan rakyat tetapi jika kita biarkan, maka ini akan mencoreng nama besar TNI,” tambah Otniel.
    Menurut Otniel, keluarga tidak menyesali kematian Lucky, karena bagi keluarga hidup dan mati tidak bisa terpisahkan. Bagaikan dua sisi mata uang yang tidak bisa dipisahkan.
    Namun yang disesalkan adalah cara dari kematian Lucky.
    “Kami dipaksa untuk kuat karena keadaan, kami dipaksakan untuk ikhlas karena kenyataan,” ujar Otniel.
    “Kalau anak kami gugur di medan juang, tentunya kami akan menangis kegirangan. Tapi anak kami meninggal dalam pembantaian,” sambungnya.
    Dia menyebut, oknum yang diduga menganiaya Lucky, adalah para preman yang berseragam. Sehingga preman-preman itu tidak boleh dibiarkan.
    “Mereka ibarat batu kerikil di bawah sepatu. Mereka ibarat duri dalam daging. Ke mana pun pergi, selalu membawa masalah. Itu yang kami ingatkan,” tegasnya.
    “Mari kita usut dan proses mereka sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Kami sangat dirugikan,” tegasnya.
    Sebelumnya diberitakan, seorang prajurit TNI Angkatan Darat (AD), Prada Lucky Chepril Saputra Namo (23), yang bertugas di Batalion Teritorial Pembangunan (TP) 834 Waka Nga Mere Nagekeo, NTT, meninggal dunia pada Rabu (6/8/2025). Lucky tewas diduga akibat dianiaya seniornya.
    Sebelum meninggal, Lucky telah menjalani perawatan intensif di Unit Perawatan Intensif (ICU) RSUD Aeramo, Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur.
    Komandan Brigade Infanteri (Brigif) 21/Komodo, Letkol Inf Agus Ariyanto membenarkan bahwa salah satu prajurit di Batalion Teritorial Pembangunan (TP) 834 meninggal.(K57-12).
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Tangis Histeris Ibunda Prada Lucky Saat Ibadah Tutup Peti “Mama Hancur, Nak!”

    Tangis Histeris Ibunda Prada Lucky Saat Ibadah Tutup Peti “Mama Hancur, Nak!”

    GELORA.CO  — Suasana haru menyelimuti TPU Kapadala di Kelurahan Airnona, Kecamatan Kota Raja, Kupang, Nusa Tenggara Timur, ketika jenazah Prada Lucky Chepril Saputra Namo (23) dimakamkan secara militer.

    Prosesi yang dihadiri ribuan pelayat ini diawali dengan ibadah bersama di kediaman keluarga di kawasan Asrama TNI Kuanino.

    Dimana peti jenazah dibalut bendera Merah Putih dan dihantarkan ke peristirahatan terakhir dengan tembakan salvo dari prajurit Kodim Kupang dan Brigif Komodo.

    Keluarga almarhum hadir penuh duka.

    Sang ibu, Sepriana Paulina Mirpey, tampak terisak, dan teriakan pilu menyuarakan ketidakikhlasan keluarga melepas kepergian putra mereka.

    “Mama belum terima nak, mama tidak terima kamu pergi seperti ini,” seru Sepriana

    Penundaan pemakaman sengaja dilakukan hingga kakak perempuannya tiba di Kupang, untuk melakukan penghormatan terakhir.

    Upacara kedinasan dilaksanakan lanjutan dengan prosesi resmi di rumah duka, dipimpin oleh Kas Brigif Letkol Bayu Sigit Dwi Untorodi sebagai inspektur upacara

    Iringan tembakan penghormatan menunjukkan betapa tinggi penghargaan kepada Prada Lucky, sekaligus mencerminkan duka mendalam yang dirasakan satuan dan keluarga.

    Di tengah duka, ayah Prada Lucky, Sersan Mayor Christian Namo, menyampaikan tuntutan tegas agar proses hukum tetap berjalan secara transparan dan adil.

    Meskipun jenazah telah dimakamkan, dia menyerukan agar pihak yang bertanggung jawab dihukum berdasarkan aturan yang berlaku .

    Kasus tragis ini telah memicu penyelidikan serius.

    Saat ini, Polisi Militer (Pomdam IX/Udayana), melalui Sub Denpom IX/1-1 Ende, mendalami dugaan penganiayaan yang dialami Prada Lucky.

    Sebanyak 20 prajurit telah dimintai keterangan, dan empat di antaranya sedang ditahan untuk penguatan proses investigasi

    Kematian Prada Lucky sebelumnya merupakan peristiwa mengejutkan di Nagekeo.

    Ia dikabarkan meninggal akibat henti jantung pada Rabu, 6 Agustus 2025, setelah dirawat intensif di RSUD Aeramo selama beberapa hari.

    Tubuhnya penuh luka lebam, luka bakar seperti bekas sundutan rokok, dan sayatan yang mengindikasikan adanya tindakan kekerasan fisik.

    Pemakaman secara militer ini tidak hanya menjadi tanda penghormatan atas pengabdian Prada Lucky, namun juga menandai awal dari perjuangan keluarga menuntut keadilan atas kepergian yang masih menyisakan tanda tanya.

    Publik menunggu dengan seksama agar investigasi dapat mengungkap kebenaran dan mencegah tragedi serupa kembali terulang

  • Detik-Detik Terakhir Saat Prada Lucky Berjuang Lewat CPR dan Nafas Buatan

    Detik-Detik Terakhir Saat Prada Lucky Berjuang Lewat CPR dan Nafas Buatan

    GELORA.CO  — Video memilukan yang beredar memperlihatkan perjuangan terakhir Prada Lucky Chepril Saputra Namo sebelum ia menyerah pada ajal.

    Dalam potongan gambar yang terekam di RSUD Aeramo, dua dokter bekerja tanpa henti.

    Salah satunya melakukan resusitasi jantung paru (CPR), sementara dokter berseragam TNI berusaha memberi nafas buatan.

    Momen dramatis ini mencerminkan upaya maksimal menyelamatkan nyawa, meski tak berhasil menghentikan nasib tragis yang menanti dada muda Prada Lucky.

    Korban, yang baru dua bulan mengabdi sebagai prajurit TNI di Batalyon TP 834/Wakanga Mere, Kabupaten Nagekeo, sempat berbicara dengan dokter di ruang radiologi.

    Dengan suara lemah, ia mengungkapkan bahwa dirinya dipukul oleh seniornya.

    Dari tindakan kekerasan itu membuat tubuhnya dipenuhi luka lebam, sayatan, bahkan ada juga bekas luka bakar mirip sundutan rokok di lengan dan kaki

    Semua luka-luka itu terpampang mengenaskan di tubuh prajurit 23 tahun itu

    Atas kejadian itu kini Polisi Militer telah memeriksa 20 orang rekan satuan Lucky, dan empat di antaranya kini ditahan.

    Di tengah hingar-bingar berita dan simpati yang mengalir deras, tim investigasi militer tetap berpegang pada asas praduga tak bersalah, berharap kebenaran segera terungkap

  • Tangis Pecah Sang Ibu di Pemakaman Prada Lucky: Mama Hancur, Nak

    Tangis Pecah Sang Ibu di Pemakaman Prada Lucky: Mama Hancur, Nak

    Sebelumnya, ayah Prada Lucky, Sersan Mayor Christian Namo mengungkapkan, diduga kuat kematian putranya bukan disebabkan sakit biasa, melainkan akibat kekerasan berat yang dilakukan seniornya.

    “Anak saya tewas karena ginjal pecah dan paru-paru bocor. Dia dianiaya seniornya. Saya akan kejar pelaku sampai ke mana pun. Anak saya sudah tidak ada, saya tuntut keadilan,” ujar Christian, Kamis (8/8/2025).

    Sebelum dirawat, Prada Lucky sempat mengalami penganiayaan di barak. Kepada tim medis di ruang radiologi RSUD Aeramo, korban bahkan sempat mengaku bahwa dirinya menjadi korban kekerasan oleh seniornya.

    “Dia bilang ke dokter, dipukul oleh senior di barak,” ungkapnya.

  • Tangis Pecah Sang Ibu di Pemakaman Prada Lucky: Mama Hancur, Nak

    Isak Tangis Iringi Pemakaman Prada Lucky

    Liputan6.com, Jakarta – Isak tangis mengiringi pemakaman Prada Lucky Chepril Saputra Namo di Kelurahan Kuanino, Kupang, Sabtu (9/8/2025) siang. Ratusan pelayat dari berbagai penjuru hadir untuk memberikan penghormatan terakhir kepada prajurit muda TNI AD yang meninggal tragis karena diduga dianiaya oleh seniornya.

    Prosesi ibadat syukur pemakaman digelar pukul 12.30 WITA di rumah duka. Hadir jajaran petinggi TNI, termasuk Komandan Korem 161/Wira Sakti Kupang, perwakilan Brigif Komodo Kupang, pemerintah daerah, anggota DPD asal NTT Paul Liyanto, rekan sejawat, sahabat dekat, dan masyarakat umum.

    Suasana haru semakin pecah ketika ibunda Prada Lucky, Sepriana Paulina Mirpey, menangis saat peti jenazah ditutup. Sang ayah, Serma Kristian Namo, berdiri tegar di sisi peti, memberi penghormatan terakhir untuk putra tercintanya.

    Dalam sambutannya, perwakilan keluarga menyampaikan duka bercampur amarah. Keluarga menegaskan tidak akan berhenti menuntut keadilan.

    “Harus diusut tuntas dan para pelaku mendapatkan hukuman yang setimpal. Ini bukan hanya demi keluarga kami, tetapi demi tegaknya keadilan bagi seluruh masyarakat,” kata perwakilan keluarga Prada Lucky.

    Sementara ibu Prada Lucky, Seprianau Paulina Mirpey meminta agar pelaku penganiayaan anaknya dihukum berat.

    “Meraka harus dihukum mati,” tegasnya.