brand merek: Porsche

  • Mobil Ini Harga Jual Kembalinya Anjlok Banget, Bisa Turun 73 Persen!

    Mobil Ini Harga Jual Kembalinya Anjlok Banget, Bisa Turun 73 Persen!

    Jakarta

    Depresiasi harga mobil dapat turun karena berbagai faktor, seperti permintaan, kondisi ekonomi, dan usia mobil.Namun dalam jangka 5 tahun, ini daftar mobil yang penurunannya sampai 73 persen!

    Dalam studi yang dilakukan iSeecars, menganalisis lebih dari 800.000 mobil bekas berusia 5 tahun yang terjual dari Maret 2024 hingga Februari 2025. Mayoritas yang mengalami penyusutan harga lebih tinggi adalah mobil listrik, sementara model hybrid bisa bertahan lebih baik.

    Kendaraan listrik sekarang kehilangan 58,8% dari nilainya setelah pemakaian 5 tahun, sementara hybrid kehilangan sekitar 40% dari nilai kendaraan baru.

    “Penyusutan tetap menjadi aspek termahal dalam membeli kendaraan baru, dan variasi antara jenis kendaraan dan model tertentu adalah sesuatu yang harus dipertimbangkan konsumen ketika meneliti pembelian mereka berikutnya,” kata Analis Eksekutif iSeeCars Karl Brauer.

    “Perbedaan antara membeli kendaraan hybrid versus kendaraan listrik bisa puluhan ribu dolar dalam nilai yang hilang,” tambahnya lagi.

    Tidak mengherankan, mobil listrik mengalami depresiasi tertinggi. Jaguar I-Pace memimpin lantaran crossover listrik itu kehilangan 72,2% nilainya setelah lima tahun, setara 51.953 USD atau sekitar Rp 861 jutaan.

    Posisi kedua sedikit mengejutkan karena itu adalah BMW Seri 7 ini kehilangan 67,1% dari nilainya. Dalam laporan tersebut setara 65.249 USD atau mencapai Rp 1,08 miliaran.

    Melengkapi lima posisi teratas adalah Tesla Model S (65,2%), Infiniti QX80 (65,0%), dan Maserati Ghibli (64,7%). Lebih jauh di bawah daftar adalah Tesla Model X (63,4%), Cadillac Escalade ESV (62,9%), dan Mercedes S-Class (60,7%).

    Sementara daftar model dengan depresiasi tertinggi dipenuhi dengan EV dan kendaraan mewah, mobil sport memiliki depresiasi terendah setelah lima tahun.

    Porsche mendapat kemenangan 1-2 karena 911 berada di urutan pertama dengan 19,5% dan diikuti oleh 718 Cayman dengan 21,8%.

    Saksikan juga Sosok: Terang Tanpa Mata

    (riar/din)

  • Saham produsen mobil Eropa anjlok terdampak kebijakan tarif Trump

    Saham produsen mobil Eropa anjlok terdampak kebijakan tarif Trump

    Roma (ANTARA) – Saham berbagai produsen mobil Eropa anjlok tajam pada Kamis (27/3) setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengumumkan tarif permanen sebesar 25 persen untuk mobil dan suku cadang otomotif yang dibuat di luar AS, yang akan mulai berlaku pekan depan.

    Para investor bereaksi cepat terhadap pengumuman tersebut, yang menyebabkan aksi penjualan aset secara masif dan cepat (sell-off) pada saham otomotif Eropa.

    Indeks Stoxx Europe 600 untuk produsen mobil dan suku cadang turun 1,6 persen pada hari itu, memperburuk tren penurunan indeks tersebut selama setahun terakhir yang hampir menyentuh 25 persen, karena sektor ini sudah berada di bawah tekanan akibat melemahnya permintaan, meningkatnya biaya bahan bakar, dan transisi ke kendaraan listrik.

    Di antara produsen mobil individual, Stellantis, raksasa otomotif Italia-Prancis, mengalami penurunan terbesar dengan merosot 4,5 persen.

    Volkswagen, produsen mobil terbesar di Eropa, turun 1,5 persen, sementara Mercedes (-2,6 persen), BMW (-2,4 persen), dan Porsche (-3,4 persen) juga mengalami penurunan yang signifikan.

    Renault menjadi satu-satunya produsen mobil besar yang bertahan dari tren negatif ini, ditutup naik 0,6 persen setelah pulih dari kerugian awal.

    Gejolak pasar ini terjadi setelah pengumuman tarif Trump pada Rabu (26/3) malam waktu setempat, dan para analis mengaitkan penurunan tajam pada saham-saham produsen mobil secara langsung dengan kekhawatiran investor atas dampak tarif terhadap ekspor Eropa ke AS.

    Uni Eropa (UE) awalnya berencana memperkenalkan tarifnya sendiri terhadap impor dari AS mulai 1 April, tetapi pekan lalu, para pemimpin Eropa memutuskan untuk menunda langkah tersebut setidaknya selama dua pekan.

    Para pemimpin Eropa terlibat dalam negosiasi dengan Washington untuk menunda, mengurangi, atau membatalkan tarif tersebut, tetapi sejauh ini, belum ada kesepakatan yang dicapai.

    Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni menyerukan sikap hati-hati dan memperingatkan agar tidak meningkatkan ketegangan perdagangan dengan menerapkan tarif balasan terhadap barang-barang asal AS.

    Namun, Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Menteri Ekonomi Jerman Robert Habeck menyerukan respons tegas dari Uni Eropa untuk menghadapi kebijakan baru AS tersebut.

    Terlepas dari aksi sell-off di saham otomotif itu, pasar saham Eropa secara keseluruhan menunjukkan kinerja yang beragam pada Kamis. Indeks FTSE MIB di Milan, Italia, stagnan, sementara DAX di Frankfurt, Jerman, turun 0,7 persen, dan CAC 40 di Paris, Prancis, turun 0,6 persen.

    Pewarta: Xinhua
    Editor: Martha Herlinawati Simanjuntak
    Copyright © ANTARA 2025

  • Trump ‘Bom’ Otomotif Dunia, Perusahaan Mobil Kacau-Tsunami PHK

    Trump ‘Bom’ Otomotif Dunia, Perusahaan Mobil Kacau-Tsunami PHK

    Jakarta, CNBC Indonesia – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengumumkan penggenaan tarif 25% untuk impor mobil Kamis. ‘Bom’ baru Trump ini menggemparkan dunia, dengan para produsen global memperingatkan adanya kenaikan harga langsung dan para pemilik dealer meneriakkan kemungkinan pemutusan hubungan kerja (PHK) di negara-negara pengekspor mobil besar dunia.

    Tarif 25% ini merupakan putaran awal dari tarif lain yang lebih luas, yang akan dikenakan AS pekan depan. Namun, kebijakan itu saja bisa menambah ribuan dolar biaya rata-rata kendaraan di AS dan melemahkan permintaan di sektor yang tengah berjuang mengelola transisi ke mobil listrik.

    “Seluruh industri otomotif, rantai pasokan global dan perusahaan serta pelanggan harus menanggung konsekuensi negatifnya,” kata Volkswagen Jerman dalam sebuah pernyataan, dikutip Reuters, Jumat (28/3/205).

    “Tidak ada ‘pemenang’ secara absolut, hanya pemenang relatif, dengan sejumlah besar biaya yang ditetapkan untuk diperkenalkan ke industri,” kata analis Barclays dalam sebuah catatan.

    “Tarif Trump hasil yang lebih kejam daripada yang diantisipasi kebanyakan orang,” tambahnya.

    Mengutip data riset GlobalData, Amerika merupakan importir terbesar dunia. Sebagian besar diimpor dari Jepang, Korea Selatan (Korsel), Jerman, lalu Kanada dan Meksiko.

    Meski begitu, kelompok pendukung Trump di antaranya Serikat Pekerja Otomotif AS, mengatakan negeri itu kini harus fokus pada peningkatan produksi dalam negeri. Meski proses pemindahan fasilitas kemungkinan akan memakan waktu bertahun-tahun, di mana biaya akan meningkat dan produksi dapat turun.

    “Produsen Mobil AS berkomitmen pada visi Presiden Trump untuk meningkatkan produksi otomotif dan lapangan kerja di AS dan akan terus bekerja sama dengan Pemerintah untuk membuat kebijakan yang berkelanjutan yang membantu warga Amerika,” klaim American Automotive Policy Council (AAPC) meski mengingatkan “sangat penting agar tarif diterapkan dengan cara yang menghindari kenaikan harga bagi konsumen”.

    Perusahaan Mobil Kacau

    Kebijakan Trump berdampak pada kekacauan bagi perusahaan mobil global. Kebijakan baru ini telah membuat saham sejumlah perusahaan otomotif besar turun drastis Kamis sore waktu AS.

    General Motors kehilangan 7% di bursa AS sementara Ford Motor dan Stellantis 3%, dalam perdagangan Kamis sore. Volkswagen, BMW, Mercedes-Benz, Porsche, dan Continental juga kehilangan 5,5 miliar euro (Rp 98 triliun) dalam nilai pasar gabungan kemarin.

    Produsen kini harus memutuskan apakah akan melokalisasi lebih banyak produksi di AS atau menanggung biaya tarif dan meneruskannya ke konsumen. Beberapa perusahaan, termasuk Volvo Cars, Audi milik Volkswagen, Mercedes-Benz, dan Hyundai, telah mengatakan akan memindahkan sebagian produksi sementara Ferrari, akan menaikkan harga 10% untuk sejumlah model, diikuti pemasok suku cadang mobil Valeo asal Prancis.

    Industri otomotif Eropa misalnya menyerukan kesepakatan translantik untuk menghindari tarif. Namun belum diketahui bagaimana poin keputusan itu.

    “Tarif akan berdampak pada produksi hampir seketika,” kata Cox Automotive, perusahaan layanan otomotif dan penyedia teknologi di Amerika Utara.

    Perusahaan itu memperkirakan gangguan pada hampir semua produksi kendaraan Amerika Utara pada pertengahan April. Di mana produksi sekitar 20.000 mobil per hari akan hilang, atau sekitar 30%.

    “Kita tahu bahwa presiden menganggap indeks Dow Jones sebagai barometer utama keberhasilannya,” kata analis di Bernstein Research.

    “Sulit untuk menilai durasi kebijakan yang seperti gergaji mesin tersebut jika kebijakan tersebut menyebabkan kemerosotan pasar yang tampaknya tidak bersifat sementara,” tambahnya.

    Tsunami PHK

    Sementara itu, firma konsultan Anderson Economics Group (AEG) mengatakan tarif Trump untuk otomotif ini bisa membuat tsunami PHK. Bakal ada pengurangan karyawan besar-besaran signifikan di seluruh dunia.

    Ini setidaknya terjadi di Amerika Utara, seperti Kanada dan Meksiko, mitra utama AS. Asosiasi Manufaktur Suku Cadang Otomotif, merujuk bnnbloomberg, mengatakan fakta itu tak terelakkan.

    “Jika (Trump) bersikeras mengenakan tarif pada Kanada dan Meksiko, imbalannya akan mempertaruhkan pekerjaan satu juta pekerja otomotif Amerika. Ia tidak mengerti betapa saling terkaitnya kita atau tidak peduli,” katanya.

    Hal sama juga dikatakan kepala pabrik Unifor 88, yang mewakili pekerja di CAMI Automotive di Ingersoll, Kanada, dikutip CTV. PHK, tegasnya, hampir pasti.

    “Saya kira hampir pasti. Saya kira seluruh industri Kanada berpotensi tutup dalam beberapa minggu tergantung pada bagaimana semua ini berjalan,” kata Mike Van Boekel.

    “Saat ini ada banyak kecemasan. Orang-orang jelas khawatir. Kita hanya butuh waktu sekarang untuk mencari tahu dengan tepat apa yang akan terjadi dengan tarif dan bagaimana hasilnya,” katanya lagi.

    (sef/sef)

  • Lihat Ada Celah Lucid dan Ford Goda Pemilik Tesla di AS yang Kecewa dengan Insentif Menggiurkan

    Lihat Ada Celah Lucid dan Ford Goda Pemilik Tesla di AS yang Kecewa dengan Insentif Menggiurkan

    JAKARTA – Tesla sudah cukup lama bertengger di posisi atas sebagai produsen kendaraan listrik terlaris di dunia. Reputasi Tesla ini pun sulit digoyang oleh sejumlah pabrikan lain. Tapi kini celah itu ada, kepemilikan mobil kini semakin sarat dengan nuansa politik. Kontroversi yang terus menerus melibatkan CEO Tesla, Elon Musk, di luar dunia otomotif, memicu gelombang kekecewaan di kalangan pemilik Tesla yang tak hanya di Eropa tapi juga di kandang sendiri, Amerika Serikat (AS). 

    Melihat adanya peluang ini, dilaporkan CarBuzz, 21 Maret, Lucid Motors dan Ford berlomba-lomba menawarkan insentif menggiurkan untuk menarik pemilik Tesla yang ingin beralih.

    Lucid Motors, dengan sedan mewahnya Air, secara terang-terangan menargetkan pemilik Tesla yang merasa tidak puas. Mereka menawarkan insentif total minimal 4.000 dolar AS (setara Rp65,2 juta), terdiri dari 2.000 dolar AS sebagai trade-in allowance dan 2.000 dolar AS lagi sebagai conquest bonus (penawaran khusus yang diberikan oleh produsen mobil kepada pelanggan yang beralih dari merek pesaing) khusus bagi pemilik Tesla. Tawaran ini hanya berlaku bagi pembelian Lucid Air Sedan, yang sering disebut sebagai pesaing Tesla Model S, dan hanya untuk pendaftaran di Texas, New York, New Jersey, Maryland, Georgia, California, Florida, Colorado, Virginia, Arizona, Massachusetts, atau Illinois.

    Nah ternyata Lucid tidak hanya mengincar pemilik Tesla semata, Lucid juga menawarkan conquest deal sebesar 2.000 dolar AS bagi pemilik mobil dari merek premium seperti Acura, Audi, BMW, Cadillac, Jaguar, Land Rover, Mercedes-Benz, Porsche, dan Volvo. Namun, kembali lagi insentif ini juga hanya berlaku untuk pembelian Lucid Air Sedan, bukan SUV Gravity yang baru diluncurkan.

    Tawaran ini berlaku hingga akhir Maret, sehingga pemilik Tesla yang ingin beralih harus segera mengambil keputusan.

    Persaingan sengit ini tidak hanya melibatkan Lucid. Ford juga turut meramaikan pasar dengan menawarkan conquest deal untuk pemilik Tesla yang ingin beralih ke kendaraan listrik buatan Amerika. Langkah ini mengikuti jejak Polestar, yang bahkan menawarkan diskon hingga 20.000 dolar AS untuk kendaraan listriknya.

    “Perang penawaran ini membuktikan bahwa pasar kendaraan listrik semakin kompetitif. Insentif terus-menerus ditawarkan, jadi jika Anda melewatkan kesempatan ini, kemungkinan besar akan ada tawaran lain dalam waktu dekat,” kata seorang analis otomotif.

    Fenomena ini menunjukkan bahwa preferensi mobil tidak lagi sekadar soal spesifikasi teknis, tetapi juga mencerminkan nilai-nilai politik dan pribadi pemiliknya. Dengan kontroversi yang melingkupi Tesla, merek-merek lain melihat peluang untuk merebut pangsa pasar dengan menawarkan insentif yang menarik.

  • Dulu Bikin Showroom Porsche Hancur, Kini Tabrak Ferrari

    Dulu Bikin Showroom Porsche Hancur, Kini Tabrak Ferrari

    Jakarta

    Pengendara Mitsubishi Xpander lagi-lagi menabrak mobil mewah. Dulu, pengendara Xpander menabrak showroom Ivan’s Motor hingga membuat Porsche ringsek. Baru-baru ini, Xpander menabrak mobil Ferrari.

    Kecelakaan Xpander menabrak Ferarri itu terjadi di kawasan Pantai Indah Kapuk (PIK), Jakarta Utara. Kecelakaan ini mengakibatkan kedua kendaraan ringsek.

    Dalam video yang beredar, dinarasikan pengemudi mobil Xpander dalam kondisi mabuk saat menabrak Ferrari. Namun, polisi belum memastikan dugaan sopir mabuk tersebut.

    Dikutip detikNews, Kasat Lantas Polres Metro Jakarta Utara Kompol Donni Bagus Wibisono mengatakan peristiwa terjadi pada Minggu (16/3/2025) dini hari. Tidak ada korban jiwa dalam kecelakaan tersebut, hanya kedua kendaraan mengalami kerusakan.

    “Kejadian sekira Minggu pagi pukul 03.00 WIB. (Kerugian) materi,” kata Donni.

    Dalam kejadian itu, Xpander yang dikemudikan pria inisial WA melaju dari arah utara menuju selatan. Mobil tersebut kemudian oleng dan menabrak Ferrari yang sedang parkir di bahu jalan.

    “Setibanya di lokasi, oleng ke kiri menabrak kendaraan sedan Ferrari B-2104-SXS yang sedang diparkir di bahu jalan sisi kiri oleh pengemudinya saudara H,” kata Donni.

    Tidak ada korban jiwa dalam kecelakaan itu. Tapi, kedua mobil tersebut mengalami kerusakan.

    “Akibat dari kecelakaan lalu lintas tersebut, kendaraan yang terlibat mengalami kerusakan,” ujarnya.

    Setahun yang lalu, pada Maret 2024, sebuah Xpander merusak showroom mobil mewah Ivan’s Motor. Mitsubishi Xpander menabrak Porsche 911 GT3 yang tengah terparkir. Kap Porsche itu bahkan sampai terbuka. Ketika itu, berdasarkan keterangan polisi, diketahui pengemudi dalam pengaruh minuman keras sebelum insiden terjadi. Pengemudi Xpander yang menabrak showroom Porsche itu ditetapkan sebagai tersangka dan disangkakan pasal 200 KUHP dan 406 KUHP.

    (rgr/dry)

  • 5 Hal yang Bikin Bill Gates Tak Mau Keluar Uang, Never!

    5 Hal yang Bikin Bill Gates Tak Mau Keluar Uang, Never!

    Jakarta

    Bill Gates memang bergelimang harta, tapi dia tidak akan mengeluarkan uangnya untuk sejumlah hal. Diperkirakan, kekayaan bersih William Henry Gates III mencapai USD 108,9 miliar atau sekitar Rp 1.791 triliun, namun dirinya tetap bersahaja.

    Dari pakaian yang dia kenakan pun, terlihat Founder of Microsoft ini terlihat sederhana. Lantas, apa saja hal yang tidak akan membuat Gates mengeluarkan uangnya? Dirangkum dari Nasdaq, Kamis (13/3/2025) berikut ini di antaranya:

    1. Pengeluaran yang berlebihan

    Seperti Warren Buffett, orang lain dalam daftar orang terkaya di dunia, Bill Gates sangat cermat dalam pengeluarannya. Dia menekankan pentingnya berhati-hati dalam mengelola uang daripada menghabiskannya secara berlebihan.

    Kebijakan Gates dalam hal uang dan pengeluaran mencerminkan filosofi moderasi dan kehati-hatian, bahkan dengan status miliardernya. Ia sederhana dan tidak pernah lupa untuk memperhitungkan pandangan ke depan dalam hal keuangan dan penghematan.

    2. Barang mewah untuk anak

    Percaya pada nilai pendidikan dan amal, Gates menekankan investasi di bidang-bidang ini daripada barang-barang mewah untuk anak-anaknya. Gates sering bicara tentang bagaimana bukanlah ide terbaik bagi anak-anak untuk memberi mereka banyak uang.

    Sebaliknya, ia menganjurkan agar anak-anak dan orang dewasa muda sama-sama belajar tentang nilai uang ketimbang membiarkan apa pun dan semua yang mereka inginkan diberikan kepada mereka.

    3. Makanan berlebihan

    Baginya, kepraktisan dan kebutuhan makanan, khususnya penyediaan ketahanan pangan di negara-negara berkembang, lebih penting ketimbang makan mewah dan berlebihan. Kata Gates, makan berlebihan identik dengan pengeluaran berlebihan.

    4. Yacht dan Lamborghini

    Gates memiliki reputasi tidak memiliki barang-barang yang sangat mewah seperti kapal pesiar dan Lamborghini, seperti yang pernah dijelaskan oleh Luxury Launches. Meskipun demikian, hal itu tidak serta-merta menghentikan Gates untuk menyelenggarakan pesta ulang tahunnya yang ke-66 di atas kapal pesiar super sewaan pada tahun 2021, bersama pendiri Amazon Jeff Bezos.

    Ia juga pemilik Porsche 959. Tapi tidak begitu banyak mobil yang ia miliki. Jadi, dapat dikatakan bahwa ia tidak berfoya-foya mengingat kekayaan bersihnya yang besar.

    5. Eksplorasi ruang angkasa

    Gates telah menyatakan skeptisismenya tentang ambisi Elon Musk untuk menjajah Mars. Dia terang-terangan mempertanyakan apakah itu merupakan penggunaan uang yang baik.

    Ia percaya bahwa mendanai pengembangan vaksin merupakan penggunaan uang yang lebih baik daripada menempatkan orang di Planet Merah.

    “Sebenarnya cukup mahal untuk pergi ke Mars,” katanya dalam sebuah wawancara pada tahun 2023.

    “Anda dapat membeli vaksin campak dan menyelamatkan nyawa dengan biaya seribu dolar per nyawa yang diselamatkan. Itu hanya semacam landasan bagi Anda, jangan pergi ke Mars,” imbuhnya.

    (ask/fay)

  • Kenapa Xiaomi Sukses Bikin Mobil Listrik, Sementara Apple Gagal?

    Kenapa Xiaomi Sukses Bikin Mobil Listrik, Sementara Apple Gagal?

    Jakarta

    Produsen smartphone asal China, Xiaomi, sukses memproduksi dan menjual mobil listrik. Bahkan belum sampai setahun sejak mulai memproduksi mobil listrik pertamanya, Xiaomi telah merakit sebanyak 100 ribu unit mobil listrik. Jika Xiaomi sukses bikin mobil listrik, kompetitornya Apple justru mengalami kegagalan.

    Sebelum Xiaomi sukses dengan mobil listriknya, Apple lebih dulu dirumorkan bakal membuat mobil listriknya sendiri.Perusahaan teknologi asal Amerika Serikat itu sempat dikaitkan dengan banyak produsen mobil, dari Hyundai, Kia, Porsche, BYD, hingga Toyota.Tapi pada awal 2024, proyek ambisius ini resmi dibatalkan. Sekitar 600 karyawan yang terlibat dalam proyek tersebut pun diberhentikan.

    Di sisi lain, Xiaomi justru sukses meluncurkan mobil listrik pertamanya, SU7, di China pada Maret 2024. Dan dalam waktu singkat, perusahaan ini telah menerima 135.000 pesanan. Lalu, kenapa Xiaomi bisa berhasil sementara Apple gagal total?

    Ekosistem Terintegrasi

    Mengutip laman Carscoops, kesuksesan Xiaomi di industri kendaraan elektrifikasi membuat mereka kini lebih unggul dibanding para pesaingnya seperti Apple dan Samsung. Diketahui saat ini semua perusahaan teknologi berlomba-lomba menciptakan ekosistem yang saling terhubung.

    Apple, misalnya, punya integrasi antara iPhone, MacBook, dan iPad. Samsung juga menerapkan strategi serupa dengan perangkatnya. Namun, Xiaomi melangkah lebih jauh dengan memasukkan mobil listrik SU7 ke dalam ekosistemnya.

    Xiaomi SU7 dapat terhubung dengan perangkat lain buatan Xiaomi, seperti smartphone, smartwatch, hingga perangkat rumah pintar. Mobil ini pun bisa memanfaatkan data pengguna untuk mengatur waktu pengisian daya atau menyesuaikan pengaturan kabin sesuai kebiasaan pemiliknya. Ini adalah sesuatu yang belum pernah dilakukan Apple.

    Produksi mobil listrik Xiaomi SU7 tembus 100 ribu unit Foto: Doc. Xiaomi

    Dukungan Rantai Pasok

    Keberhasilan Xiaomi juga tak lepas dari dukungan ekosistem industri kendaraan listrik di China. Berbeda dengan Apple yang harus mencari mitra manufaktur, juga pemasok dari berbagai negara, Xiaomi bisa langsung mengakses rantai pasok yang sudah ada di dalam negeri China.

    China telah menginvestasikan miliaran dolar untuk membangun industri kendaraan listrik. Xiaomi mendapat suplai baterai dari dua raksasa industri, BYD dan CATL. Selain itu, Xiaomi juga mengambil alih pabrik Beijing Auto Group untuk memproduksi mobil listrik SU7.

    Keunggulan Komparatif

    Persaingan industri mobil listrik di China sangat ketat dan berdarah-darah. Xiaomi juga tidak sendirian di industri ini. Huawei yang sama-sama perusahaan smartphone, juga agresif mengembangkan mobil listrik dengan menggandeng beberapa produsen otomotif China. Tapi Xiaomi punya strategi harga yang menarik. Dengan harga mulai dari 30.000 USD (sekitar Rp 492 juta), SU7 menawarkan desain mewah ala Porsche dengan teknologi canggih.

    Faktanya, sejak SU7 diluncurkan, penjualan Porsche di China turun 30%. Ini menunjukkan Xiaomi bukan sekadar pesaing lokal, tapi bisa menjadi ancaman bagi brand global.

    Ke depan, Xiaomi berencana meluncurkan model SUV dan membangun pabrik baru untuk meningkatkan produksi. Jika strategi ini berhasil, bukan tak mungkin Xiaomi akan merambah pasar internasional dan menantang merek-merek besar di luar China.

    (lua/din)

  • Jerman Masih Tertinggal dalam Hal Kesetaraan Gender di Perusahaan

    Jerman Masih Tertinggal dalam Hal Kesetaraan Gender di Perusahaan

    Jakarta

    Pada awal Maret, Petra Scharner-Wolff resmi menjadi CEO Otto Group, sebuah perusahaan online shopping ternama asal Jerman. Di Jerman, Otto adalah perusahaan ikonik yang terkenal dengan katalog dagang raksasanya. Barang jualannya banyak ditemui di rumah-rumah tangga selama puluhan tahun.

    Pada masa jayanya dulu, katalog Otto terbit dua kali setahun, terdiri lebih dari 1.000 halaman, dan berisi segala macam produk, mulai dari pakaian, mainan, hingga set kamar tidur lengkap.

    Saat ini, Otto tidak lagi mencetak katalog, namun telah bertransformasi menjadi salah satu platform e-commerce terbesar di dunia.

    Tahun lalu, perusahaan yang dimiliki secara pribadi ini memiliki sekitar 38.500 karyawan dan menghasilkan pendapatan sebesar €15 miliar. Platform online Otto kini menawarkan 18 juta produk untuk dijual.

    Perubahan di jajaran direksi berarti keluarga Otto tidak akan bertanggung jawab secara langsung untuk pertama kalinya dalam sejarah perusahaan. Kenaikan jabatan Petra Scharner-Wolff juga merupakan kemenangan kecil bagi kesetaraan di dunia bisnis yang didominasi laki-laki.

    ADVERTISEMENT

    `;
    var mgScript = document.createElement(“script”);
    mgScript.innerHTML = `(function(w,q){w[q]=w[q]||[];w[q].push([“_mgc.load”])})(window,”_mgq”);`;
    adSlot.appendChild(mgScript);
    },
    function loadCreativeA() {

    var adSlot = document.getElementById(“ad-slot”);
    if (!adSlot) return;
    adSlot.innerHTML = “;

    if (typeof googletag !== “undefined” && googletag.apiReady) {
    googletag.cmd.push(function () {
    googletag.display(‘div-gpt-ad-1708418866690-0’);
    googletag.pubads().refresh();
    });
    } else {
    var gptScript = document.createElement(“script”);
    gptScript.src = “https://securepubads.g.doubleclick.net/tag/js/gpt.js”;
    gptScript.async = true;
    gptScript.onload = function () {
    window.googletag = window.googletag || { cmd: [] };
    googletag.cmd.push(function () {
    googletag.defineSlot(‘/4905536/detik_desktop/news/static_detail’, [[400, 250], [1, 1], [300, 250]], ‘div-gpt-ad-1708418866690-0’)
    .addService(googletag.pubads());
    googletag.enableServices();
    googletag.display(‘div-gpt-ad-1708418866690-0’);
    googletag.pubads().refresh();
    });
    };
    document.body.appendChild(gptScript);
    }
    }
    ];

    var currentAdIndex = 0;
    var refreshInterval = null;
    var visibilityStartTime = null;
    var viewTimeThreshold = 30000;

    function refreshAd() {
    var adSlot = document.getElementById(“ad-slot”);
    if (!adSlot) return;
    currentAdIndex = (currentAdIndex + 1) % ads.length;
    adSlot.innerHTML = “”;
    ads[currentAdIndex]();
    }

    var observer = new IntersectionObserver(function (entries) {
    entries.forEach(function (entry) {
    if (entry.intersectionRatio > 0.1) {
    if (!visibilityStartTime) {
    visibilityStartTime = new Date().getTime();
    requestAnimationFrame(checkVisibility);
    }
    } else {
    visibilityStartTime = null;
    if (refreshInterval) {
    clearInterval(refreshInterval);
    refreshInterval = null;
    }
    }
    });
    }, { threshold: 0.1 });

    function checkVisibility() {
    if (visibilityStartTime && (new Date().getTime() – visibilityStartTime >= viewTimeThreshold)) {
    refreshAd();
    if (!refreshInterval) {
    refreshInterval = setInterval(refreshAd, 30000);
    }
    } else {
    requestAnimationFrame(checkVisibility);
    }
    }

    document.addEventListener(“DOMContentLoaded”, function () {
    var adSlot = document.getElementById(“ad-slot”);
    if (!adSlot) {
    console.error(“❌ Elemen #ad-slot tidak ditemukan!”);
    return;
    }
    ads[currentAdIndex]();
    observer.observe(adSlot);
    });

    var mutationObserver = new MutationObserver(function (mutations) {
    mutations.forEach(function (mutation) {
    if (mutation.type === “childList”) {
    visibilityStartTime = new Date().getTime();
    requestAnimationFrame(checkVisibility);
    }
    });
    });

    mutationObserver.observe(document.getElementById(“ad-slot”), { childList: true, subtree: true });

    Jerman tertinggal dalam kesetaraan gender di jajaran direksi

    Salah satu cara untuk mengukur kesetaraan gender adalah dengan menghitung perempuan dalam peran kepemimpinan di perusahaan. Meskipun pengukuran ini tidak sempurna karena tidak menghitung semua perempuan di pasar kerja atau memperhitungkan kesenjangan gaji berdasarkan gender, paling tidak, gagasan ini telah diterima.

    Dari 160 perusahaan besar yang terdaftar di bursa saham di Jerman pada bulan Maret 2025, perempuan mengisi 19,7% dari tim kepemimpinan eksekutif dan 37,4% dari dewan direksi, demikian menurut laporan oleh AllBright Foundation, sebuah lembaga nirlaba Swedia-Jerman yang mempromosikan lebih banyak perempuan dan keberagaman dalam bisnis. Secara keseluruhan, terdapat 561 pria dan 138 perempuan di tim kepemimpinan eksekutif.

    Jika melihat pada 40 perusahaan besar yang terdaftar di indeks saham DAX Jerman, hanya delapan yang memiliki tiga atau lebih perempuan di tim kepemimpinan eksekutif mereka. Porsche Holding adalah satu-satunya yang tidak memiliki perempuan sama sekali di tim puncak mereka.

    Sebagian masalahnya adalah budaya perusahaan yang konservatif di negara ini, ujar Co-direktur AllBright Foundation, Wiebke Ankersen. “Perusahaan-perusahaan sudah beroperasi dengan baik dalam waktu yang lama dan tidak ada cukup tekanan untuk melakukan perubahan,” keluh Ankersen kepada DW.

    Apakah semua ini disebabkan oleh proses alamiah? Atau ada masalah tambahan seperti aturan pajak yang membuat perempuan menikah kurang dimotivasi untuk bekerja.

    “Juga ada masalah kekurangan puluhan ribu tempat penitipan anak,” kata Ankersen. “Perempuan di Jerman sering kali hanya bekerja beberapa jam seminggu atau di bawah tingkat kualifikasi mereka dan bahkan tidak mengejar karier manajerial,” imbuhnya.

    Ada beberapa alasan lain mengapa partisipasi wanita dalam posisi manajerial di Jerman rendah, ujar Katharina Wrohlich, kepala Grup Penelitian Ekonomi Gender di Institut Penelitian Ekonomi Jerman DIW di Berlin.” Salah satu faktor yang signifikan adalah norma gender yang berlaku di pasar tenaga kerja,” jelas Wrohlich, yang juga merupakan profesor di bidang keuangan publik, gender, dan ekonomi keluarga di Universitas Potsdam.

    “Sikap sosial terhadap pekerjaan penuh waktu untuk ibu dengan anak kecil seringkali negatif, yang berdampak buruk pada peluang perempuan untuk memegang posisi kepemimpinan,” paparnya lebih lanjut.

    Stereotipe gender yang sudah sangat mendalam dalam budaya perusahaan seringkali menjadi penghalang. “Baik ayah maupun ibu seharusnya diizinkan untuk cuti karena alasan keluarga dan memiliki opsi untuk bekerja paruh waktu,” tandas Wrohlich kepada DW. Setelah itu, penting bagi perusahaan untuk mendorong mereka kembali bekerja penuh waktu.

    Masih 15 tahun lagi

    Selama dua dekade terakhir, Wrohlich telah melihat beberapa perbaikan, tetapi menurutnya Jerman masih jauh dari kesetaraan gender. “Masih belum pasti apakah kita akan terus melihat perkembangan positif di masa mendatang,” imbuhnya.

    “Kami telah melihat perkembangan positif selama lima tahun terakhir, meskipun tingkatnya masih rendah,” ujar Wiebke Ankersen.

    Ia menambahkan: “Sulit untuk menghadirkan dewan direksi tanpa seorang pun perempuan di dalamnya karena hal itu tidak lagi diterima secara sosial. Kesadaran akan kesempatan yang sama dan keberagaman telah tumbuh dan harapan terhadap perusahaan telah meningkat.”

    Namun, pada tatanan saat ini, akan dibutuhkan waktu 15 tahun lagi untuk memiliki jumlah perempuan sebanyak laki-laki dalam posisi manajemen dan pengambilan keputusan di perusahaan-perusahaan Jerman. “Kita tidak bisa menunggu selama itu,” keluh Ankersen.

    Jerman memiliki dua undang-undang yang mengamanatkan kuota gender untuk sebagian besar perusahaan yang terdaftar di bursa.

    Undang-undang pertama yang diberlakukan pada tahun 2015 mengharuskan dewan pengawas terdiri dari setidaknya 30% perempuan.

    Undang-undang kedua yang disahkan pada tahun 2021 mengharuskan dewan eksekutif perusahaan publik dengan lebih dari tiga anggota untuk memiliki setidaknya satu perempuan.

    Perusahaan-perusahaan ini juga harus menetapkan target untuk meningkatkan representasi perempuan di tingkat manajemen puncak lainnya.

    Uni Eropa ambil tindakan

    Di tingkat Uni Eropa, ada aturan serupa untuk mempromosikan kesetaraan gender dalam posisi kepemimpinan yang akan mulai berlaku pada bulan Juni 2026.

    Sejak 2010, perwakilan perempuan di dewan perusahaan telah meningkat di sebagian besar negara anggota Uni Eropa, namun kemajuannya bervariasi antar negara.

    “Pada tahun 2024, perempuan menyusun 39,6% dari anggota dewan di perusahaan terbesar yang terdaftar di negara-negara dengan kuota gender yang mengikat, dibandingkan dengan 33,8% di negara-negara dengan kebijakan yang lebih longgar, dan hanya 17% di negara-negara yang tidak mengambil tindakan sama sekali,” demikian menurut Komisi Eropa.

    Otto punya nama beken di Jerman

    Karena sebagian besar aturan kesetaraan gender berlaku untuk perusahaan publik, bisnis yang dimiliki keluarga sedikit lebih buruk performanya dalam memasukkan perempuan ke dalam posisi kepemimpinan di Jerman, demikian menurut studi lain dari AllBright Foundation yang diterbitkan pada Mei 2024.

    Dari 100 perusahaan keluarga terbesar di Jerman, perempuan hanya mewakili 12,6% dari tim kepemimpinan eksekutif. Dari 100 perusahaan tersebut, 53 di antaranya tidak memiliki satu pun perempuan di tim kepemimpinan mereka.

    Dalam hal ini, Otto Group lebih baik daripada rata-rata. CEO baru, Petra Scharner-Wolff, telah menjadi anggota dewan eksekutif sejak tahun 2015.

    Posisi pekerjaan lamanya sebagai kepala keuangan kini akan diisi oleh perempuan lain yang juga merupakan orang dalam perusahaan, Katy Roewer. Sekarang, dewan eksekutif yang terdiri dari enam orang akan terdiri dari dua perempuan dan empat pria.

    Roewer sudah bekerja empat hari dalam seminggu untuk menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi sebagai seorang ibu yang sibuk, dan dia berniat untuk mempertahankan jadwal tersebut dalam peran barunya.

    Diadaptasi dari artikel DW bahasa Inggris

    Lihat juga Video: Kesenjangan Gaji di Australia, Perempuan Dibayar 18,6% Lebih Rendah dari Pria

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Rilis Synthoil Race Tech GT1 10W-60, LIQUI MOLY Incar Segmen Sports Car

    Rilis Synthoil Race Tech GT1 10W-60, LIQUI MOLY Incar Segmen Sports Car

    Jakarta

    Oli mobil khusus balap memiliki viskositas yang lebih kental dibandingkan dengan oli mobil pada umumnya. Mesin mobil balap cenderung lebih mengutamakan performa maksimal ketimbang durabilitas.

    Dengan kompresi yang lebih tinggi, ukuran bore dan stroke yang lebih besar, otomatis mobil balap perlu oli yang lebih kental serta BBM dengan oktan tinggi.

    Dengan meningkatnya pengguna sports car di Indonesia LIQUI MOLY di tahun 2025 ini sudah merilis produk terbaru untuk pasar di Indonesia yaitu Synthoil Race Tech GT1 10W-60 untuk mendukung performa mobil dengan segmen sports car ataupun untuk event balap mobil yang di Indonesia.

    dok LIQUI MOLY

    Synthoil Race Tech GT1 10W-60 dirancang khusus untuk mobil performa tinggi, seperti supercars dan mobil balap.Oli sintetik dengan kekentalan tinggi ini cocok dengan mobil-mobil seperti Lamborghini, Porsche yang memang dirancang untuk performa maksimal di setiap putaran mesinnya.

    Mobil sports car memiliki karakter mesin yang beroperasi di suhu tinggi, sehingga membutuhkan oli yang bisa menahan panas dengan lebih optimal.

    dok LIQUI MOLY

    Synthoil Race Tech GT110W-60dirancang dengan kekentalan tinggi untuk mendukung penggunaan bahan bakar dengan oktan yang tinggi dan mesin berkompresi tinggi pada supercars dan mobil balap.

    LIQUI MOLY juga merekomendasikan dengan penambahan produk ceratec dalam penggunaanya untuk meningkatkan proteksi pada mesin sports car yang dimiliki sehingga kondisi mesin tetap terjaga dari gesekan saat berkendara.

    (Content Promotion/LIQUI MOLY)

  • Melemahnya Penjualan Mobil Buatan Jerman di Asia Tenggara

    Melemahnya Penjualan Mobil Buatan Jerman di Asia Tenggara

    Jakarta

    Setelah eksis cukup lama di Asia Tenggara, mobil bermerek Jerman harus menghadapi penurunan tren. Hal ini terjadi seiring dengan melonjaknya penjualan kendaraan Cina yang lebih murah dan semakin andal, tahun 2024 lalu.

    Singapura adalah pasar paling signifikan untuk mobil Jerman di Asia Tenggara. Menurut data dari Otoritas Transportasi Darat negara tersebut, pendaftaran mobil baru bermerek Jerman di tahun 2024 turun menjadi 28 persen dari 32 persen di tahun sebelumnya. Sementara itu, pendaftaran mobil baru buatan Cina tercatat meningkat menjadi 18,2 persen dari 5,9 persen di tahun 2023.

    Mobil-mobil buatan Jepang juga mengalami penurunan pangsa pasar yang signifikan.

    Menurut data dari Asosiasi Otomotif Malaysia, pangsa pasar BMW di Malaysia sedikit turun dari 1,5 persen menjadi 1,3 persen pada tahun 2024, Mercedes-Benz dan Volkswagen juga mencatat adanya penurunan.

    Tren penurunan ini lebih jelas terlihat di Filipina, di mana merek-merek Jerman hanya menjual beberapa ratus mobil baru setiap tahunnya. Penjualan BMW turun hampir sepertiganya, sementara Volkswagen mengalami penurunan sebesar 15 persen, menurut sebuah laporan dari konsultan lokal, AutoIndustriya.

    Thailand, pusat manufaktur otomotif di Asia Tenggara, juga mengalami penurunan penjualan mobil buatan Jerman. Namun, penurunan ini seiring dengan menyusutnya pasar otomotif Thailand, yang pada tahun 2024 jatuh ke level terendah dalam 15 tahun terakhir.

    Pergeseran pasar yang lebih luas

    Penurunan pembelian mobil bermerek Jerman di Asia Tenggara mencerminkan pergeseran global yang lebih luas. Pada Januari 2024, BMW melaporkan penurunan 2,3 persen dalam penjualan kendaraan globalnya, sementara Mercedes-Benz dan Porsche masing-masing mencatat penurunan 3 persen. Volkswagen bahkan mengalami penurunan penjualan global hingga 12%.

    Cina memimpin pergeseran tren ini, setelah memperluas ekspor kendaraannya, terutama kendaraan listrik (Electric Vehicle-EV). Pada tahun 2023, Cina mengekspor sekitar 4,7 juta mobil, jumlah yang meningkat tiga kali lipat dari tahun 2021, meski sepertiga dari mobil-mobil ini diproduksi oleh merek-merek internasional, menurut Citigroup.

    Produsen mobil Cina BYD, yang memproduksi kendaraan listrik dan plug-in hybrid, telah dengan cepat memperluas kehadirannya di Asia Tenggara. Di Singapura, BYD mengambil alih posisi Toyota sebagai merek mobil paling populer untuk pertama kalinya pada tahun 2023. Penjualannya di Filipina dilaporkan meroket sebanyak 8.900% pada periode yang sama.

    Di balik angka-angka

    Meskipun pangsa pasar mobil buatan Jerman menurun, para analis berhati-hati dalam menafsirkan angka-angka statistik. Juru bicara BMW mengatakan kepada DW bahwa penjualannya di Singapura meningkat 49% pada tahun 2024, dengan pengiriman kendaraan listrik baterai (BEV) meningkat 107%.

    Pertumbuhan ini kemungkinan besar didorong oleh skema Insentif Adopsi Awal EV oleh pemerintah Singapura, yang menawarkan potongan harga yang signifikan untuk biaya pendaftaran mobil listrik.

    Selain itu, kenaikan signifikan pembuatan Sertifikat Hak Milik Kendaraan (Certificate of Entitlement/COE) Singapura, yang merupakan dokumen yang diwajibkan untuk kepemilikan mobil, turut menguntungkan merek-merek kelas premium. Ketika biaya COE melonjak, harga mobil mewah juga meningkat, sehingga membantu BMW dan Mercedes-Benz mempertahankan pangsa pasar mereka.

    Sebaliknya, penurunan penjualan di Thailand tampaknya mencerminkan kemerosotan secara keseluruhan di industri otomotif negara ini, yang mengalami penurunan 26 persen total penjualan mobil, level terendah penjualan dalam 15 tahun terakhir.

    Chris Humphrey, direktur eksekutif EU-ASEAN Business Council, mengatakan kepada DW bahwa para produsen mobil Cina menargetkan segmen massal daripada segmen mewah yang ditempati oleh merek-merek Jerman.

    “BMW dan Mercedes-Benz fokus pada segmen mewah, sedangkan merek-merek seperti Toyota dan Honda melayani segmen massal. Masuknya produsen mobil Cina sebagian besar berdampak pada merek-merek segmen massal ini,” katanya.

    Memang Toyota, merek terlaris di Asia Tenggara, dengan cepat kehilangan pijakan. Pada bulan November, Bloomberg melaporkan bahwa antara tahun 2019 dan 2024, produsen mobil Jepang mengalami penurunan pangsa pasar yang paling signifikan di Singapura, Thailand, Malaysia, dan Indonesia.

    Produsen mobil Cina telah memanfaatkan harga yang kompetitif dan kualitas yang lebih baik. Humphrey menekankan bahwa “kualitas mobil Cina sekarang sangat sebanding” mobil-mobil lainnya, dan “di sinilah harga menjadi faktor yang sangat penting.”

    Apa yang dapat dilakukan?

    Ketika produsen mobil Cina melanjutkan ekspansi agresif mereka, beberapa negara telah menerapkan tindakan balasan. Uni Eropa baru-baru ini memberlakukan tarif terhadap mobil listrik Cina, dengan alasan subsidi yang tidak adil dari pemerintah Cina yang mendistorsi persaingan internasional.

    Namun, tindakan seperti itu tidak mungkin diterapkan di Asia Tenggara, di mana produsen mobil Cina semakin melokalisasi produksinya. Pada bulan Juli 2024, BYD membuka pabrik Asia Tenggara pertamanya di Thailand senilai 470 juta Euro (492 juta Dollar) yang mampu memproduksi 150.000 kendaraan setiap tahun.

    The Economist menyatakan bahwa pabrik-pabrik di Tiongkok dapat memproduksi hampir 45 juta mobil per tahunnya – hampir setengah dari seluruh penjualan global, namun saat ini kapasitas operasinya hanyalah 60 persen.

    Kelebihan produksi ini menunjukkan bahwa dorongan ekspor Cina masih jauh dari selesai, dan Asia Tenggara akan tetap menjadi pasar yang penting di tahun-tahun mendatang.

    Produsen mobil Jerman dapat merespon hal ini dengan menyesuaikan strategi harga mereka. Baru-baru ini, beberapa merek Cina telah secara agresif memangkas harga untuk mendapatkan pangsa pasar. Namun, CEO Mercedes-Benz Thailand Martin Schwenk mengatakan kepada surat kabar lokal The Nation bulan ini bahwa perusahaannya tidak akan mengikuti tren itu.

    “Jika kami membuat mobil yang terlalu agresif dalam hal harga, kami merusak merek kami,” tegasnya.

    Terlepas dari tantangan-tantangan yang ada, ada beberapa perkembangan positif bagi pabrikan Jerman. Anak perusahaan Volkswagen Group, Skoda Auto, mengumumkan rencana untuk menyelesaikan pembangunan pabrik perakitan kendaraan senilai 475 juta Euro di Vietnam pada awal tahun 2025. Fasilitas ini akan mampu memproduksi 120.000 kendaraan per tahun, memperkuat pijakan perusahaan tersebut di kawasan ini.

    Diadaptasi dari artikel DW bahasa Jerman

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu