brand merek: Nike

  • Tas Branded Rp 4 Juta Dijual Rp 50 Ribu, Intip Daftar Barang KW di Pasar Mangga Dua – Halaman all

    Tas Branded Rp 4 Juta Dijual Rp 50 Ribu, Intip Daftar Barang KW di Pasar Mangga Dua – Halaman all

    Tas Rp 4 juta dijual Rp 50 ribu di Pasar Mangga Dua, Intip daftar barang KW yang bikin heboh dan dijual bebas di pusat belanja ini.

    Tayang: Senin, 21 April 2025 10:25 WIB

    Tribun Jakarta/Gerald Leonardo Agustino

    PASAR MANGGA DUA RAMAI – Meski disebut sebagai sarang barang bajakan oleh pemerintah Amerika Serikat (AS), kawasan Pasar Mangga Dua Jakarta tetap ramai pembeli pada Minggu(20/4/2025). Tas branded Elle Paris dijual hanya Rp 50 ribu di Pasar Mangga Dua. Barang KW lainnya juga dijual bebas. 

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Tas branded seharga Rp 4 juta dijual hanya Rp 50 ribu di Pasar Mangga Dua.

    Barang KW seperti tas Elle Paris, kaos Nike, hingga Converse banyak ditemukan dengan harga miring. 

    Inilah daftar lengkap barang palsu yang dijual bebas dan bikin heboh pasar Jakarta ini.

    Tas Branded Dijual Murah Meriah

    Tas Elle Paris yang harganya di toko resmi bisa mencapai Rp 4 juta, di Pasar Mangga Dua hanya dibanderol Rp 20.000 hingga Rp 50.000. 

    Fenomena ini menarik perhatian karena selisih harga yang sangat mencolok.

    Kaos Merek Terkenal Harga Miring

    Kaos berlogo Converse dan Nike juga dijual dengan harga jauh di bawah pasaran.

    Harga di Pasar Mangga Dua: Rp 35.000 – Rp 100.000

    Harga Resmi: Mulai dari Rp 200.000-an

    SUASANA MANGGA DUA – Suasana di salah satu pusat perbelanjaan di kawasan Mangga Dua, Pademangan, Jakarta Utara, Minggu (20/4/2025). Kawasan belanja Mangga Dua tengah disorot setelah Pemerintah Amerika Serikat menyebutnya sebagai salah satu pasar barang bajakan.  Tas branded Elle Paris dijual hanya Rp 50 ribu di Pasar Mangga Dua. Barang KW lainnya juga dijual bebas. (TRIBUNJAKARTA.COM/GERALD LEONARDO AGUSTINO)

    Barang KW Lain yang Ditemukan

    Tak hanya tas dan kaos, berbagai barang bermerek lainnya juga beredar bebas.

    Koper branded palsu

    Dompet & aksesori kulit KW

    Sepatu tiruan dari merek terkenal

    Pasar Mangga Dua Disorot Internasional

    Pemerintah Amerika Serikat melalui USTR menyebut Pasar Mangga Dua sebagai pusat peredaran barang bajakan.

    Laporan itu mendesak Indonesia bertindak tegas terhadap pelanggaran hak kekayaan intelektual.

    Akses Tribunnnews.com di Google News atau WhatsApp Channel Tribunnews.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

    “);
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:’2′,img:’thumb2′}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }
    else{
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    $(“#test3”).val(“Done”);
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else if (getLast > 150) {
    if ($(“#ltldmr”).length == 0){
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    }
    }
    }
    });
    });

    function loadmore(){
    if ($(“#ltldmr”).length > 0) $(“#ltldmr”).remove();
    var getLast = parseInt($(“#latestul > li:last-child”).attr(“data-sort”));
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast ;
    if($(“#test3”).val() == ‘Done’){
    newlast=0;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest”, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;
    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else{
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:sectionid,img:’thumb2′,total:’40’}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast+1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    }

    Berita Terkini

  • Mengenal Pasar Mangga Dua, Disebut AS Sarang Barang Palsu, Kaus Nike Mulai Harga Rp35 Ribu – Halaman all

    Mengenal Pasar Mangga Dua, Disebut AS Sarang Barang Palsu, Kaus Nike Mulai Harga Rp35 Ribu – Halaman all

    TRIBUNNEWS.com – Pasar Mangga Dua Jakarta tengah disorot pemerintah Amerika Serikat (AS) karena menjual barang-barang palsu.

    Dalam dokumen Laporan Estimasi Perdagangan Nasional 2025 tentang Hambatan Perdagangan Luar Negeri dari Kantor Perwakilan Dagang Amerika Serikat (USTR), AS menilai keberadaan Pasar Mangga Dua menjadi penghambat hubungan dagang antara Amerika dan Indonesia.

    Pemerintah AS mendesak Indonesia untuk  mengambil langkah tegas terkait barang-barang palsu yang marak dijual di Pasar Mangga Dua Jakarta.

    “Amerika Serikat juga terus mendorong Indonesia untuk menyediakan sistem perlindungan yang efektif terhadap penggunaan komersial yang tidak adil,” bunyi dokumen USTR, dikutip dari ustr.gov, Minggu (20/4/2025).

    Mangga Dua adalah sebuah kawasan perbelanjaan yang berlokasi di Pademangan, Jakarta Utara, menurut Wikipedia.

    Kawasan perbelanjaan ini dibatasi oleh Jalan Gajah Mada di sisi barat, dan Jalan Gunung Sahari di sisi timur.

    Sementara, di bagian tengah Mangga Dua, ada Jalan Pangeran Jayakarta dan Jalan Mangga Dua Raya.

    Kawasan ini sudah dikenal sejak zaman kolonial Belanda dan merupakan pecinan terbesar di Indonesia.

    Nama Mangga Dua sendiri diambil karena di kawasan tersebut ada sepasang pohon mangga yang sangat terkenal.

    Berikut ini pusat perbelanjaan yang ada di Mangga Dua:

    Mangga Dua Square, dibuka pada 18 Juni 2005 oleh Gubernur Jakarta kala itu, Sutiyoso;
    WTC Mangga Dua, pusat produk otomotif, baik mobil baru maupun bekas;
    Harco Mangga Dia, pusat perbelanjaan komputer dan elektronik;
    ITC Mangga Dua, pusat perbelanjaan untuk mode dan tekstil;
    Mangga Dua Mall, pusat perbelanjaan untuk komponen komputer, laptop, dan netbook dari berbagai merek;
    Harcomas Mangga Dua, pusat perbelanjaan komputer dan aksesorisnya, namun terkenal sebagai pusat perbaikan elektronik dan suku cadang;
    Pasar Pagi Mangga Dua, pusat perbelanjaan yang menjual pakaian siap pakai, sprei, taplak  meja, dan tirai, hingga suvenir pernikahan;
    Orion Mall Mangga Dua, pusat perbelanjaan untuk komputer dan aksesorisnya.

    Dilansir Kompas.com, kawasan perbelanjaan di Mangga Dua buka sejak pagi dan tutup sore hari.

    Namun, beberapa toko juga buka hingga malam pukul 20.00 WIB.

    Meski saat ini tengah menjadi sorotan AS, Pasar Mangga Dua hingga Minggu, masih ramai pengunjung.

    Pantauan TribunJakarta.com, para pembeli masih meramaikan kios-kios yang ada di Mangga Dua.

    Tak sedikit dari barang-barang itu yang memiliki bordiran dan cetakan gambar logo serta desain merek-merek ternama luar negeri.

    Misalnya ada tas Elle Paris yang harganya berkisar Rp 20.000-Rp 50.000. Ada pula kaos bergambar logo Converse, Nike, dan merek-merek ternama lainnya yang harganya juga bervariasi, mulai dari Rp 35.000-Rp 100.000.

    Barang-barang ini diduga kuat sebagai barang bajakan, yang harga dan kualitasnya jauh di bawah produk asli keluaran merek-merek itu.

    Kata Kemendag

    Mengenai Pasar Mangga Dua yang menjadi sorotan pemerintah AS, Kementerian Perdagangan (Kemendag) buka suara.

    Menteri Perdagangan (Mendag), Budi Santoso, menyebut pemerintah terus mengawasi perdagangan barang-barang ilegal atau barang palsu, termasuk di kawasan Mangga Dua.

    Meski demikian, Budi mengakui perlu penyelidikan lebih lanjut terkait tuduhan AS yang mengatakan Mangga Dua sebagai sarang barang palsu.

    “Jadi apapun nanti, termasuk yang di Mangga Dua kita akan terus rutin melakukan (pengawasan). Kami kan belum ekspos ya, karena kan kami harus selidiki dulu sebelum benar-benar datanya kita dapat,” kata Budi.

    Budi enggan mengungkap secara detil ketika ditanya penindakan yang sudah dilakukan oleh Kementerian Perdagangan (Kemendag) selama ini. 

    “Ya kalau ada penindakan saya enggak akan ngomong. Ya kan namanya pengawasan kita diam-diam,” ujarnya.

    Ia hanya memastikan, perusahaan yang terbukti mendagangkan barang ilegal bakal dijatuhi beragam sanksi.

    Sanksi itu mulai dari penyitaan barang hingga penutupan operasional.

    Budi pun menegaskan, barang ilegal tidak boleh masuk dan diperdagangkan di wilayah Indonesia. 

    “Barang ilegal ya baik dari manapun, mau dari negara manapun, kalau itu ilegal, itu kan memang tidak boleh.”

    “Ya di aturan kita, di UU kita, di Permendag kita kan melarang barang-barang yang ilegal masuk,” tegasnya.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul Disebut Pasar Barang Bajakan oleh Amerika Serikat, Mangga Dua Masih Ramai Dikunjungi Pembeli

    (Tribunnews.com/Pravitri Retno W/Seno Tri, TribunJakarta.com/Gerald Leonardo, Kompas.com/Ni Luh Made Pertiwi)

  • Mengenal Pasar Mangga Dua, Disebut AS Sarang Barang Palsu, Kaus Nike Mulai Harga Rp35 Ribu – Halaman all

    AS Sebut Pasar Mangga Dua Sarang Barang Palsu, Pedagang Jual Kaos Nike Rp35 Ribu, Busan Turun Tangan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pasar Mangga Dua Jakarta menjadi sorotan pemerintah Amerika Serikat (AS), karena banyak menjual barang palsu dan minim penindakan hukum.

    Hal ini diketahui dari dokumen Laporan Estimasi Perdagangan Nasional 2025 tentang Hambatan Perdagangan Luar Negeri dari Kantor Perwakilan Dagang Amerika Serikat (USTR).

    Pihak AS menyebut Pasar Mangga Dua menjadi sarang barang bajakan atau palsu. Kondisi ini menjadi salah satu penghambat hubungan dagang antarkedua negara.

    “Amerika Serikat juga terus mendorong Indonesia untuk menyediakan sistem perlindungan yang efektif terhadap penggunaan komersial yang tidak adil,” bunyi dokumen USTR dikutip dari ustr.gov, Minggu(20/4/2025).

    Menurut USTR, minimnya penegakan hukum terkait di Republik Indonesia masih menjadi masalah. Karena itu AS mendesak Indonesia untuk menggunakan satuan tugas penegakan HAKI guna meningkatkan kerjasama penegakan hukum antar lembaga dan kementerian penegak hukum terkait.

    Melalui laporan itu, AS juga mengkhawatirkan Undang-Undang Paten (UU) 2016 yang telah diubah melalui Undang-Undang Cipta Kerja, sehingga persyaratan tersebut dapat dipenuhi melalui impor atau lisensi.

    Dokumen ini juga menyoroti permasalahan yang dihadapi pelaku usaha AS di berbagai negara, salah satunya dengan Indonesia. 

    Laporan ini disusun oleh Executive of The President USA yang juga dipublikasikan di situs resmi USTR. Disebutkan Indonesia masih jadi surga bagi barang-barang bajakan meski sudah ada upaya pemberantasan dari pemerintah.

    “Mangga Dua masih menjadi pasar yang populer untuk berbagai barang palsu, termasuk tas, dompet, mainan, barang berbahan kulit, dan pakaian jadi. Hanya ada sedikit atau bahkan tidak ada tindakan penegakan hukum terhadap penjual barang palsu,” tulis dokumen tersebut.

    “Para pemangku kepentingan terus melaporkan bahwa surat peringatan yang diberikan kepada penjual sebagian besar tidak efektif dan menimbulkan kekhawatiran tentang kurangnya penuntutan pidana. Indonesia harus mengambil tindakan penegakan hukum yang kuat dan diperluas di pasar ini dan pasar lainnya, termasuk melalui tindakan yang dilakukan oleh Satuan Tugas Penegakan Kekayaan Intelektual,” tambah dokumen USTR tersebut.

    Kondisi Pasar Mangga Dua

    Kawasan Mangga Dua yang berlokasi di Jakarta Utara dan Jakarta Pusat tengah menjadi sorotan Amerika.

    Pada Minggu (20/4/2025) sore, Mangga Dua memang masih ramai dikunjungi pembeli. Ini terlihat dari suasana di salah satu pusat perbelanjaan di Jalan Mangga Dua Raya, Pademangan, Jakarta Utara.

    Para pembeli meramaikan toko-toko para pedagang, mencari barang-barang seperti tas, baju, dan sepatu yang banyak dijual di sana.

    Tak sedikit dari barang-barang itu yang memiliki bordiran dan cetakan gambar logo serta desain merek-merek ternama luar negeri.

    Misalnya ada tas Elle Paris yang harganya berkisar Rp 20.000-Rp 50.000. 

    Ada pula kaos bergambar logo Converse, Nike, dan merek-merek ternama lainnya yang harganya juga bervariasi, mulai dari Rp 35.000-Rp 100.000.

    Barang-barang ini diduga kuat sebagai barang bajakan, yang harga dan kualitasnya jauh di bawah produk asli keluaran merek-merek itu.

    Respons Pemerintah 

    Menteri Perdagangan Budi Santoso (Busan) menegaskan pemerintah terus mengawasi perdagangan barang ilegal, termasuk di kawasan Mangga Dua, Jakarta yang dikeluhkan oleh pemerintah Amerika Serikat (AS) sebagai sarang barang bajakan. 

    Budi mengaku perlu menyelidiki lebih lanjut terkait tuduhan bahwa Mangga Dua menjadi lokasi perdagangan barang-barang bajakan.

    “Kami kan belum ekspos ya, karena kan kami harus selidiki dulu sebelum benar-benar datanya kita dapat,” kata Budi di Kantor DPP PAN, Warung Buncit Jakarta Selatan, dikutip dari Wartakotalive, Minggu (20/4/2025).

    PASAR MANGGA DUA RAMAI – Meski disebut sebagai sarang barang bajakan oleh pemerintah Amerika Serikat (AS), kawasan Pasar Mangga Dua Jakarta tetap ramai pembeli pada Minggu(20/4/2025). (Tribun Jakarta/Gerald Leonardo Agustino)

    Kemudian Budi enggan mengungkap secara detil ketika ditanya penindakan yang sudah dilakukan oleh Kementerian Perdagangan (Kemendag) selama ini.

    Ia hanya memastikan, perusahaan yang terbukti mendagangkan barang ilegal bakal dijatuhi beragam sanksi, mulai dari penyitaan barang hingga penutupan operasional. 

    Budi pun menegaskan, barang ilegal tidak boleh masuk dan diperdagangkan di wilayah Indonesia. 

    “Barang ilegal ya baik dari manapun, mau dari negara manapun, kalau itu ilegal, itu kan memang tidak boleh. Ya di aturan kita, di UU kita, di Permendag kita kan melarang barang-barang yang ilegal masuk,” katanya. 

    Selanjutnya, Budi mengeklaim bahwa Kemendag selama ini selalu mengawasi perdagangan barang ilegal secara rutin. 

    Ia mencontohkan, Kementerian Perdagangan baru saja menyita gudang penyimpanan alat pemanas air senilai Rp 15 miliar yang tidak mengantongi standar nasional Indonesia (SNI).

    “Nah, yang kayak gini itu, yang tidak ada SNI, yang tidak ada aturannya, ya sudah kita tidak boleh masuk. Kalau ada, ya kita sita,” ungkapnya.

    “Kemarin banyak, ada pelek juga, pelek juga berstandar SNI. Jadi apapun nanti, termasuk yang di Mangga Dua, kita akan terus rutin melakukan,” pungkasnya. 

     

     

     

  • AS Soroti Barang Bajakan di Pasar Mangga Dua, Para Istri Pejabat Daerah Viral Berujung Klaim Tas KW – Halaman all

    AS Soroti Barang Bajakan di Pasar Mangga Dua, Para Istri Pejabat Daerah Viral Berujung Klaim Tas KW – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Sorotan tajam datang dari pemerintah Amerika Serikat terhadap Indonesia, khususnya terkait maraknya perdagangan barang bajakan yang dinilai masih tinggi. 

    Dalam dokumen laporan tahunan Special 301 Report 2025 yang dirilis Kantor Perwakilan Dagang AS (USTR), Pasar Mangga Dua di Jakarta kembali masuk dalam daftar hitam pusat peredaran produk palsu di dunia.

    Mangga Dua disebut sebagai “notorious market” atau pasar terkenal yang secara konsisten menjadi ladang subur bagi penjualan barang palsu mulai dari pakaian, aksesori, perangkat lunak, hingga produk bermerek internasional.

    “Mangga Dua masih menjadi pasar yang populer untuk berbagai barang palsu, termasuk tas, dompet, mainan, barang berbahan kulit, dan pakaian jadi. Hanya ada sedikit atau bahkan tidak ada tindakan penegakan hukum terhadap penjual barang palsu,” tulis dokumen tersebut.

    Sorotan ini dinilai dapat memperburuk citra Indonesia dalam perlindungan hak kekayaan intelektual di mata dunia.

    Kritik dari AS bisa menjadi peringatan penting bagi Indonesia.

    Jika masalah pembajakan ini tak ditangani serius, bukan hanya reputasi yang dipertaruhkan, tapi juga potensi masuknya investasi asing yang menjunjung tinggi perlindungan merek dan hak cipta bisa terhambat.

    Istri Pejabat Daerah Pamer Tas Branded Berujung Klaim KW Beli di Mangga Dua

    Pasar Pagi Mangga Dua yang terletak di Jalan Mangga Dua Raya, Jakarta Utara, tetap menjadi pusat belanja fashion yang populer meski usianya sudah mencapai beberapa dekade. Terletak di sebelah ITC Mangga Dua, pasar ini menawarkan berbagai produk fashion dari grosir hingga satuan dengan variasi yang mencakup barang lokal dan impor. (Tribunnews/Galuh Nestiya)

    Yang menarik, isu barang bajakan di Pasar Mangga Dua ini juga pernah digunakan para pejabat daerah saat sang istri viral di media sosial usai pamer tas mewah alias tas branded pada tahun 2023.

    Bahkan, mereka kompak menggunakan alasan bahwa tas-tas branded yang dipamerkan istri mereka di media sosial adalah versi tiruan alias KW yang dibeli di Pasar Mangga Dua di Jakarta.

    Di antaranya adalah Sekda Riau SF Hariyanto dan Pj Bupati Bombana, Sultra, Burhanuddin. 

    Terungkapnya barang-barang mewah yang dimiliki oleh istri Sekda Riau dan Pj Bupati Bombana ini berawal dari unggahan akun Twitter @PartaiSocmed.

    Dalam foto-foto yang dibagikan, memperlihatkan istri SF Hariyanto yang membawa sederet tas mewah, seperti Hermes dan Gucci. Tak hanya tas mewah, tapi juga plesiran ke luar negeri.

    Sekda Riau, SF Hariyanto selaku suami saat itu “membela” istrinya.

    Hariyanto mengatakan bahwa informasi yang beredar soal istrinya menggunakan tas branded dengan harga ratusan juta rupiah adalah bohong belaka. 

    Menurutnya, tas-tas mewah yang dipamerkan istrinya di media sosial itu adalah tiruan atau KW yang dibeli di ITC Mangga Dua Jakarta seharga Rp2-5 juta

    Hariyanto mengatakan bahwa informasi yang beredar soal istrinya menggunakan tas branded dengan harga ratusan juta rupiah adalah bohong belaka. 

    “Untuk tas salah satu brand yang disebutkan seharga ratusan juta, itu sangat tidak benar karena itu barang KW dan dibeli dengan harga berkisar antara Rp 2 juta sampai dengan Rp 5 juta di toko lorient_second lantai satu Mangga Dua Jakarta. Itu tokonya masih ada, silakan di-crosscheck kalau ingin melihatnya,” ujar Hariyanto, dikutip dari situs web riau.go.id, Minggu (19/3/2023).

    Namun, klaim tersebut justru menuai tanda tanya da kejanggalan.

    Dikutip dari Kompas.com, toko online @lorient_second yang disebut menjual tas tersebut membantah memiliki gerai di Mangga Dua dan menyatakan tidak pernah bertransaksi dengan istri Sekda Riau.

    “Enggak ada (order atas nama istri Hariyanto). Toko online Lorient ini baru dibuat juga,” kata dia.

    Sementara itu, dari penelusuran di lokasi, beberapa pedagang di ITC Mangga Dua juga mengaku tidak bisa memastikan kebenaran dari klaim Sekda Riau itu.

    Sebab, selama ini, mereka mengaku jarang melihat pejabat membeli tas KW di sana. 

    “Jarang ada yang beli di sini kayak ibu-ibu pejabat, paling customer biasa aja gitu,” ujar pedagang tersebut.

    Meski demikian, pasar ITC Mangga Dua memang dikenal sebagai pusat peredaran tas KW berkualitas mirror. Tas tiruan merek ternama seperti Dior dan Hermes dijual di kisaran Rp700 ribu hingga Rp5 juta, lengkap dengan nomor seri dan barcode menyerupai aslinya.

    Pasar Mangga Dua Tetap Bergeliat

    PASAR MANGGA DUA RAMAI – Meski disebut sebagai sarang barang bajakan oleh pemerintah Amerika Serikat (AS), kawasan Pasar Mangga Dua Jakarta tetap ramai pembeli pada Minggu(20/4/2025). (Tribun Jakarta/Gerald Leonardo Agustino)

    Kawasan perbelanjaan Mangga Dua di Jakarta Utara

    Meski sedang disorot sebagai sarang barang bajakan oleh pemerintah AS, kawasan pusat perbelanjaan Pasar Mangga Dua masih ramai dikunjungi pembeli.

    Ini terlihat dari suasana di salah satu pusat perbelanjaan di Jalan Mangga Dua Raya, Pademangan, Jakarta Utara.

    Pada Minggu (20/4/2025) sore, geliat aktivitas di pusat perbelanjaan itu cukup hidup.​ Para pembeli meramaikan toko-toko para pedagang, mencari barang-barang seperti tas, baju, dan sepatu yang banyak dijual di sana.

    Tak sedikit dari barang-barang itu yang memiliki bordiran dan cetakan gambar logo serta desain merek-merek ternama luar negeri.

    Misalnya ada tas Elle Paris yang harganya berkisar Rp 20.000-Rp 50.000. Ada pula ka​us bergambar logo Converse, Nike, dan merek-merek ternama lainnya yang harganya juga bervariasi, mulai dari Rp 35.000-Rp 100.000.

    Barang-barang ini diduga kuat sebagai barang bajakan, yang harga dan kualitasnya jauh dibawah produk asli keluaran merek-merek itu.

    Minggu sore ini, keramaian di pusat perbelanjaan itu sangat terlihat di beberapa lantai yang dijadikan tempat perbelanjaan.

    Di tiap lantai terlihat para pengunjung menyusuri lorong-lorong di antara kios-kios barang dagangan. (Tribunnews.com/Tribun Video/Kompas.com/TribunJakarta.com)

     

     

     

     

  • Mengenal Pasar Mangga Dua, Disebut AS Sarang Barang Palsu, Kaus Nike Mulai Harga Rp35 Ribu – Halaman all

    Asal Usul Nama Kawasan Mangga Dua Jakarta, yang Disebut Pemerintah AS Pasar Sarang Barang Bajakan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Berikut asal-usul nama kawasan Mangga Dua terkenal dengan pusat perbelanjaannya.

    Mangga Dua berlokasi di Pademangan Jakarta Utara, berbatasan dengan Gunung Sahari di Jakarta Pusat.

    Jika ditarik lebih jauh, sebenarnya sejarah Mangga Dua sangat lekat dengan sejarah kota Jakarta.

    Kawasan Mangga Dua sudah dikenal sejak zaman kolonial Belanda.

    Pada abad ke 18, kawasan ini dihuni oleh orang-orang Jawa dari kalangan ningrat.

    Mereka yang memiliki urusan dengan VOC, kebanyakan menetap di kawasan itu.

    Ketika itu, tentunya kawasan Mangga Dua tidak memiliki nama.

    Penyebutan Mangga Dua terjadi lantaran dulu terdapat sepasang pohon mangga yang sangat terkenal di kawasan ini.

    Dituding pasar jual barang bajakan dan ilegal

    Kawasan perbelanjaan Mangga Dua kini menjadi sorotan.

    Kawasan perbelanjaan yang cukup populer di Jakarta itu disebut sebagai sarang barang bajakan oleh pemerintah Amerika Serikat (AS).

    Dikutip dari TribunJakarta, Mangga Dua masih ramai dikunjungi pembeli. Ini terlihat dari suasana di salah satu pusat perbelanjaan di Jalan Mangga Dua Raya, Pademangan, Jakarta Utara.

    Pada Minggu (20/4/2025) sore, geliat aktivitas di pusat perbelanjaan itu cukup hidup.​ Para pembeli meramaikan toko-toko para pedagang, mencari barang-barang seperti tas, baju, dan sepatu yang banyak dijual di sana.

    Tak sedikit dari barang-barang itu yang memiliki bordiran dan cetakan gambar logo serta desain merek-merek ternama luar negeri.

    Misalnya ada tas Elle Paris yang harganya berkisar Rp 20.000-Rp 50.000. Ada pula ka​us bergambar logo Converse, Nike, dan merek-merek ternama lainnya yang harganya juga bervariasi, mulai dari Rp 35.000-Rp 100.000.

    SUASANA MANGGA DUA – Suasana di salah satu pusat perbelanjaan di kawasan Mangga Dua, Pademangan, Jakarta Utara, Minggu (20/4/2025). Kawasan belanja Mangga Dua tengah disorot setelah Pemerintah Amerika Serikat menyebutnya sebagai salah satu pasar barang bajakan. (TRIBUNJAKARTA.COM/GERALD LEONARDO AGUSTINO)

    Barang-barang ini diduga kuat sebagai barang bajakan, yang harga dan kualitasnya jauh dibawah produk asli keluaran merek-merek itu.

    Minggu sore ini, keramaian di pusat perbelanjaan itu sangat terlihat di beberapa lantai yang dijadikan tempat perbelanjaan.

    Di tiap lantai terlihat para pengunjung menyusuri lorong-lorong di antara kios-kios barang dagangan.

    Diketahui, Pemerintah Amerika Serikat (AS) melalui Kantor Perwakilan Dagang Amerika Serikat (USTR) menyoroti keberadaan Pasar Mangga Dua, Jakarta yang dianggap banyak dijual barang bajakan.

    Dalam dokumen Laporan Estimasi Perdagangan Nasional 2025 tentang Hambatan Perdagangan Luar Negeri dari Kantor Perwakilan Dagang Amerika Serikat (USTR), pemerintah negeri Paman Sam menyebut keberadaan Pasar Mangga Dua yang dianggap menjadi sarang barang bajakan menjadi salah satu penghambat hubungan dagang antarkedua negara.

    “Amerika Serikat juga terus mendorong Indonesia untuk menyediakan sistem perlindungan yang efektif terhadap penggunaan komersial yang tidak adil,” bunyi dokumen USTR dikutip dari ustr.gov, Minggu(20/4/2025).

    Selain menyoroti soal Pasar Mangga Dua, Jakarta, dokumen tersebut juga menyinggung soal Undang-Undang Cipta Kerja.

    Menurut USTR, minimnya penegakan hukum terkait Republik Indonesia masih menjadi masalah.

    Karena itu AS mendesak Indonesia untuk menggunakan satuan tugas penegakan HAKI guna meningkatkan kerjasama penegakan hukum antar lembaga dan kementerian penegak hukum terkait.

    Melalui laporan itu, AS juga mengkhawatirkan Undang-Undang Paten (UU) 2016 yang telah diubah melalui Undang-Undang Omnibus Law Cipta Kerja, sehingga persyaratan tersebut dapat dipenuhi melalui impor atau lisensi.

    Dokumen ini juga menyoroti permasalahan yang dihadapi pelaku usaha AS di berbagai negara, salah satunya dengan Indonesia.

    Laporan ini disusun oleh Executive of The President USA yang juga dipublikasikan di situs resmi USTR. Disebutkan bahwa Indonesia masih jadi surga bagi barang-barang bajakan meski sudah ada upaya pemberantasan dari pemerintah.

    “Mangga Dua masih menjadi pasar yang populer untuk berbagai barang palsu, termasuk tas, dompet, mainan, barang berbahan kulit, dan pakaian jadi. Hanya ada sedikit atau bahkan tidak ada tindakan penegakan hukum terhadap penjual barang palsu,” tulis dokumen tersebut.

    PASAR MANGGA DUA RAMAI – Meski disebut sebagai sarang barang bajakan oleh pemerintah Amerika Serikat (AS), kawasan Pasar Mangga Dua Jakarta tetap ramai pembeli pada Minggu(20/4/2025). (Tribun Jakarta/Gerald Leonardo Agustino)

    a Produk Bajakan, Kerugian Negara Tembus Rp291 Triliun

    “Para pemangku kepentingan terus melaporkan bahwa surat peringatan yang diberikan kepada penjual sebagian besar tidak efektif dan menimbulkan kekhawatiran tentang kurangnya penuntutan pidana. Indonesia harus mengambil tindakan penegakan hukum yang kuat dan diperluas di pasar ini dan pasar lainnya, termasuk melalui tindakan yang dilakukan oleh Satuan Tugas Penegakan Kekayaan Intelektual,” tambah dokumen USTR tersebut.

    Selain Indonesia, sebenarnya USTR juga menyoroti dua negara lain di Asia Tenggara, yakni Malaysia dan Thailand yang juga dianggap menjadi penghambat perdagangan.

    Dalam kasus Thailand dan Malaysia, pemerintah AS juga mengeluhkan peredaran barang bajakan, terutama yang dijual di kawasan Pasar Petaling Street (Kuala Lumpur) dan MBK Center (Bangkok). (TribunJakarta/Gerald/Tribunnews/Willy)

  • Viral Praktik Produksi Luxury Brand Barat Ternyata di China, Produsen Ungkap Biaya Pembuatan di TikTok

    Viral Praktik Produksi Luxury Brand Barat Ternyata di China, Produsen Ungkap Biaya Pembuatan di TikTok

    PIKIRAN RAKYAT – China dan Amerika Serikat sedang berada dalam ketegangan perdagangan dan kenaikan tarif. Di tengah kondisi ini, terungkap praktik produksi luxury brand barat ternyata di Tiongkok.

    Pabrik dan agen sumber daya China menggunakan TikTok guna mengungkap biaya produksi sebenarnya dari barang-barang mewah, mengklaim produk mereka dibuat di pabrik yang sama dengan merek-merek terkenal.

    Merek-merek seperti Louis Vuitton dan Lululemon menyangkal melakukan produksi di China. Saat batas waktu pengecualian tarif semakin dekat, para produsen Tiongkok berusaha memanfaatkan permintaan dari AS.

    Perang Dagang TikTok

    China memanfaatkan perang tarif untuk barang-barang mewah agar langsung dikirim dari pabrik. Mereka menemukan cara baru untuk menjangkau konsumen Amerika lewat TikTok.

    Alih-alih gerakan challenge viral, video-video ini difokuskan pada bagaimana barang-barang mewah dibuat, khususnya bagaimana pembeli AS bisa menghindari kenaikan harga eceran dan tarif dengan membeli langsung dari produsen China.

    Semakin banyak video yang mengklaim menjual barang-barang kelas atas seperti legging Lululemon, tas tangan Louis Vuitton serta tas Birkin dengan harga yang jauh lebih murah dari harga ecerannya.

    Video-video ini adalah bagian dari gelombang klip “Perang Dagang TikTok” yang membanjiri sejak kenaikan tarif Presiden Donald Trump.

    Beberapa bahkan berpendapat bahwa satu-satunya perbedaan antara produk bermerek dan produk sejenisnya yang lebih murah adalah labelnya.

    Klaim dalam video-video ini dengan cepat dibantah merek-merek mewah seperti Louis Vuitton yang sudah berulang kali menyatakan, tak ada satu pun barangnya yang dibuat di China.

    Seorang perwakilan dari Lululemon mengklarifikasi pada The Independent, hanya sekitar 3% dari produk akhirnya yang diproduksi di Tiongkok, perusahaan menyediakan daftar lengkap pemasok resmi di situs webnya.

    Strategi Penjualan

    Banyak pengguna TikTok masih tertarik dengan ide menurunkan harga eceran barang-barang mewah yang tinggi. Para ahli seperti Conrad Quilty-Harper, penulis Dark Luxury menyatakan banyak dari video ini tak menawarkan produk asli tapi palsu atau tiruan.

    Menurutnya mereka mencoba menyamakan produsen palsu di China dengan yang asli. Mereka sangat pintar dengan media sosial, dan sangat efektif dalam mendorong permintaan di Barat.

    Pengecualian tarif penting untuk barang di bawah akan berakhir pada Mei 2025, banyak yang percaya video dari pabrik ke konsumen ini mungkin bagian dari strategi yang lebih luas memanfaatkan perubahan kebijakan.

    Tenggat waktu yang semakin dekat mendorong produsen China dan kreator TikTok mempromosikan penjualan langsung menghindari kenaikan bea masuk yang akan datang.

    Keputusan Trump mengenakan tarif tinggi pada impor China mengguncang bisnis Amerika, perusahaan seperti Nike mempertimbangkan mengalihkan produksi kembali ke AS untuk menghindari komplikasi.

    Tarif khususnya pungutan sebesar 145% pada barang-barang China, tak hanya meningkatkan harga barang sehari-hari tapi juga menciptakan jalan baru produsen Tiongkok memasarkan barang-barang mereka langsung ke konsumen AS.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Pengguna TikTok di AS Diajak Beli Barang Langsung dari Pabrik China

    Pengguna TikTok di AS Diajak Beli Barang Langsung dari Pabrik China

    Jakarta

    Pengguna TikTok di Amerika Serikat (AS) dibanjiri dengan video-video dari para influencer China yang mengajak mereka untuk membeli langsung dari pabrik di China. Hal ini demi menghindari tarif tinggi yang diterapkan oleh Presiden AS Donaltd Trump.

    Sebagian besar video tersebut menampilkan pabrik-pabrik di China yang mengklaim memasok merek-merek ternama mulai dari Lululemon Athletica, Louis Vuitton, hingga Nike.

    Para influencer mengekspos bagaimana sebagian besar barang konsumen dibuat di negara dengan perekonomian terbesar keduadunia ini. Banyak dari mereka memberikan URL situs web dan detail kontak agar mereka dapat memesan langsung dari para pemasok ini.

    “Mengapa Anda tidak menghubungi kami dan membeli dari kami? Anda tidak akan percaya dengan harga yang kami berikan,” kata seorang kreator yang menjual tas mewah yang dikutip detikINET dari Hindustan Times, Selasa (15/4/2025).

    Dalam video lainnya, kreator TikTok @LunaSourcingChina, berdiri di depan sebuah pabrik yang disebutkan membuat legging yoga merek Lululemon seharga USD 5 hingga USD 6, sedangkan di AS harganya lebih dari USD 100.

    “Bahan dan pengerjaannya pada dasarnya sama karena berasal dari jalur produksi yang sama,” katanya.

    Selain itu, ada juga video yang menunjukkan seorang pria yang mengaku memiliki akses ke pabrik yang memproduksi tas Louis Vuitton, yang menurutnya dapat dijual langsung ke pelanggan hanya USD 50.

    Melansir dari The Independent, kedua perusahaan tersebut telah menyangkal produk mereka dibuat di China, dan para ahli mengatakan bahwa video-video tersebut kemungkinan besar merupakan upaya produsen palsu atau penipu yang memanfaatkan kondisi tarif Trump untuk mendongkrak penjualan.

    “Mereka mencoba mencampuradukkan produsen palsu di China dengan produsen asli,” kata Conrad Quilty-Harper, penulis Dark Luxury, sebuah buletin tentang industri barang mewah.

    “Mereka sangat pintar menggunakan media sosial, dan mereka sangat efektif dalam mendorong permintaan di Barat,” tambahnya.

    Louis Vuitton telah mengatakan berulang kali tidak memproduksi produk di China. Lalu juru bicara Lululemon menyebut memproduksi sekitar 3% dari barang jadi di China dan produk asli hanya tersedia untuk dibeli di toko-toko Lululemon, situs web resmi, dan mitra resmi.

    Para pengguna TikTok telah melaporkan bahwa video-video tersebut muncul di feed mereka dalam beberapa hari terakhir karena perang dagang antara AS dan China yang kian memanas.

    Trump memberlakukan pungutan sebesar 145% untuk semua barang dari China, tapi pemerintahannya sejak itu mengumumkan bahwa smartphone dan beberapa perangkat elektronik lainnya akan dikecualikan. China merespons dengan menerapkan tarif 125% pada impor Amerika.

    Banyak dari video-video tersebut merupakan iklan apik dan diproduksi besar-besaran yang dibuat para influencer yang menurut para ahli kemungkinan besar memang dibayar oleh para produsen. Dan beberapa video lain dibuat dengan anggaran rendah di pabrik atau gudang.

    Diketahui pasar barang palsu di China adalah yang terbesar di dunia. Bea Cukai AS telah menyita barang-barang palsu senilai sekitar USD 1,8 milia pada tahun 2023. Quilty-Harper mengatakan bahwa industri barang palsu di China telah menjadi perhatian perusahaan-perusahaan Barat selama bertahun-tahun.

    “Ini adalah bagian dari pertarungan geopolitik yang sangat besar antara Amerika dan China atas kekayaan intelektual. Dan sangat menarik untuk melihat pertarungan propaganda semacam ini terjadi di video TikTok yang memiliki trafik tinggi ini,” tambahnya.

    (jsn/jsn)

  • Tarif Impor Trump: Harga Sepatu Nike dan Adidas Asal Indonesia Makin Mahal? – Page 3

    Tarif Impor Trump: Harga Sepatu Nike dan Adidas Asal Indonesia Makin Mahal? – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta Presiden AS Donald Trump mengumumkan kenaikan tarif impor, termasuk terhadap Indonesia, pada Rabu, 2 April 2019. Kebijakan tarif impor ini, yang mencapai 32 persen untuk Indonesia, berdampak pada beberapa produk ekspor Indonesia seperti tekstil, garmen, alas kaki, dan kelapa sawit.

    “Langkah ini bertujuan menciptakan lapangan kerja di AS dan mengatasi praktik perdagangan yang dianggap tidak adil,” kata Donald Trump seperti dikutip dari Strait Times, Kamis (10/4/2025).

    Namun, dampaknya terhadap harga sepatu Nike dan Adidas di Indonesia ternyata relatif kecil, menurut berbagai sumber dan analis ekonomi.

    Meskipun Indonesia dikenakan tarif impor sebesar 32%, kenaikan harga sepatu Nike yang diproduksi di Indonesia dan diekspor ke AS, berkisar antara USD 15-20, sementara harga jual di AS mencapai USD 50-70. Dengan tarif 32%, kenaikan harga hanya sekitar USD 6,40, atau sekitar 10% dari harga jual di AS.

    Dampak ke Indonesia Kecil

    Dampak ini akan jauh lebih kecil di Indonesia karena harga jual di pasar domestik jauh lebih rendah. Hal serupa diperkirakan berlaku untuk produk Adidas, meskipun data spesifik untuk merek ini kurang tersedia.

    Faktanya, sebagian besar beban biaya akibat tarif impor ditanggung oleh produsen dan konsumen di Amerika Serikat, bukan produsen di Indonesia.

    Kenaikan harga di AS mungkin terjadi, tetapi tidak secara proporsional sebesar tarif yang diterapkan. Kebijakan tarif tersebut dinilai lebih bermuatan politik daripada murni kebijakan ekonomi atau perdagangan, bertujuan memberikan tekanan politik dan membuka ruang negosiasi ulang bagi Amerika Serikat.

  • Awas Ancaman Petaka Besar Efek Tarif Trump, Hantam Balik AS-RI Bahaya

    Awas Ancaman Petaka Besar Efek Tarif Trump, Hantam Balik AS-RI Bahaya

    Jakarta, CNBC Indonesia – Pada hari Rabu (2/4/2025) waktu setempat, Presiden Amerika Serikat (AS)Donald Trump mengumumkan tarif baru atas sejumlah negara. Dia optimistis, dengan kebijakan tarif baru ini, perusahaan asing akan terdorong berinvestasi membangun fasilitas produksinya di AS.

    Trump menetapkan, semua barang impor yang masuk ke AS akan dikenai tarif bea masuk (BM) sebesar 10%. Selain itu, bakal diberlakukan tarif resiprokal alias timbal balik ke sejumlah negara, termasuk Indonesia. Menurut Trump, Indonesia mengenakan tarif BM 64% atas barang-barang AS, sehingga RI dikenakan tarif timbal balik sebesar 32%.

    Kebijakan tarif baru 10% mulai berlaku pada hari Sabtu, 5 April 2025 dan tarif timbal balik diterapkan mulai hari ini, Rabu (9/4/2025).

    Lalu bagaimana efek kebijakan Trump tersebut? Seberapa besar sebenarnya bahaya yang mengancam?

    Kepala Ekonom Permata Bank Josua Pardede mengatakan, kebijakan tarif resiprokal ala Trump berpotensi menjadi senjata makan tuan, terutama bagi AS sendiri.

    “Efek ini dapat muncul dalam jangka pendek hingga menengah, dengan eskalasi dampak tergantung pada respons negara-negara mitra dagang utama serta ketahanan sektor industri dan konsumsi domestik AS,” katanya kepada CNBC Indonesia, dikutip Rabu (9/4/2025).

    Pertama, sambungnya, banyak perusahaan Amerika, khususnya di sektor alas kaki dan tekstil/pakaian jadi (TPT), sangat bergantung pada skema maklon atau produksi di luar negeri, termasuk di Indonesia, Vietnam, dan China.

    “Saat AS mengenakan tarif hingga 32% terhadap produk dari Indonesia (dan bahkan lebih tinggi terhadap negara lain seperti Vietnam 46%, China 34%), maka biaya impor bahan jadi maupun setengah jadi akan naik drastis. Akibatnya, harga barang jadi di pasar domestik AS pun melonjak, menciptakan tekanan inflasi yang tinggi,” jelasnya.

    “Hal ini diperkuat oleh pernyataan Ketua The Fed Jerome Powell yang menyatakan bahwa tarif baru Trump diperkirakan akan meningkatkan inflasi AS, meskipun The Fed sendiri masih menahan diri dalam mengambil keputusan kebijakan moneter,” terang Josua. 

    Inflasi tinggi ini, lanjutnya, dapat menggerus daya beli konsumen AS, yang pada akhirnya memukul sektor ritel dan manufaktur domestik, terutama yang berorientasi konsumsi.

    “Sebagai contoh, merek-merek seperti Nike, Apple, dan Levi’s-yang sangat tergantung pada pabrik-pabrik di luar negeri-akan mengalami kenaikan biaya produksi dan mungkin harus menaikkan harga, mengurangi marjin keuntungan, atau bahkan mengurangi produksi,” sebutnya.

    Ancaman Bahaya Saat Tarif Trump Hantam Balik AS

    Akibatnya, kondisi itu bukan tidak mungkin akan memicu efek domino global. Aksi retaliasi atau tindakan balas dendam alias perang dagang akan terjadi, yang kemudian dapat mengguncang rantai pasok global, memperlemah perdagangan dunia. Bahkan memicu ancaman resesi global, di mana risiko resesi global tahun 2025 kini naik dari 40% menjadi 60%.

    “Secara keseluruhan, studi IMF, OECD, dan bank sentral besar menunjukkan bahwa konflik dagang seperti ini bisa menurunkan PDB global hingga 1,7-5,5% dan menaikkan inflasi global sebesar 1,5-3%,” ujarnya. 

    “Untuk AS sendiri, PDB bisa turun 2-4%, dan jika rantai pasok global terus terganggu, perusahaan AS yang sangat tergantung impor bahan baku akan kesulitan mempertahankan produksi dan tenaga kerja,” tambahnya.

    “Dengan begitu, kebijakan ini berisiko menjadi “bumerang” bagi AS. Alih-alih meningkatkan daya saing dan melindungi pekerjaan domestik, justru bisa menimbulkan inflasi tinggi, pelemahan konsumsi, ketidakpastian pasar keuangan, hingga potensi resesi,” tukas Josua.

    Pada fase inilah ancaman bahaya lebih besar mengintai.

    “Ini adalah ancaman nyata bagi stabilitas ekonomi global dan dapat memukul pertumbuhan ekonomi dunia secara luas, termasuk negara-negara berkembang seperti Indonesia,” kata Josua mengingatkan. 

    Terpisah, Kepala Ekonom PT Bank Mandiri Tbk Andry Asmoro mengatakan hal senada. 

    “Kebijakan Trump ini memang menyebabkan potensi stagflasi di AS. Kalau ke pertumbuhan, ekspektasinya memang tahun ini potensi resesi di AS meningkat hingga 60% ya,” kata Andry kepada CNBC Indonesia.

    “Efek dominonya bisa lebih besar kalau trade war berkepanjangan. Makin panjang dan makin meluas,” ucapnya.

    (dce/dce)

  • Tarif Trump: Kontradiksi Kapitalisme Amerika

    Tarif Trump: Kontradiksi Kapitalisme Amerika

    Jakarta

    Dalam The End of History and the Last Man (1992), Francis Fukuyama, filsuf modern Amerika menyatakan bahwa evolusi manusia berakhir semenjak hadir demokrasi liberal Barat, secara khusus demokrasi Amerika. Salah satu “anaknya” adalah sistem politik Indonesia pasca reformasi.

    Namun, demokrasi liberal tidak berdiri sendiri, ada dua saudara kandung, kapitalisme dan globalisasi, di mana bertiga mereka menjadi penanda selesainya evolusi sosial, budaya, politik, dan ekonomi umat manusia.

    Pemerintah Amerika menjadi Ketua dari dunia, “kepala suku” dari seluruh pemerintahan sejagat. Disebut sebagai “suku” karena masalah-masalah akhirnya diselesaikan dengan cara “adat” daripada hukum, dan dengan “cara adat”, artinya sesuka Kepala Sukunya.

    Disebut sebagai “ketua”, karena di Indonesia masa lalu, KUD bukanlah kepanjangan Koperasi Unit Desa, melainkan Ketua Untung Dulu. Bahkan, untung kemudian, dan untung di akhir, serta untung selamanya. Tidak ada manusia dengan kepentingan daging yang dapat lepas dari hasrat yang tempted tersebut.

    Amerika adalah penghela The True Capitalism. Tidak salah dengan kapitalisme, hanya mereka yang tidak menguasainya saja yang menyalah-salahkannya. Makanya, China juga tidak menjelekkan kapitalisme, meski mereka adalah anak dari Sosialisme Marx. Kapitalisme dan liberalisme adalah pasangan sejoli. Kapitalisme berjalan dengan menyenangkan jika ada liberalisme. Liberalisme tidak ada gunanya jika tidak ada kapitalisme di sampingnya.

    Itulah kredo Amerika, yang dipasarkan ke seluruh dunia. Namun, kapitalisme dan liberalisme adalah mahluk yang “serakah”, dan serakah tidak haram dalam kapitalisme, greed is good. Panggung dari Kapitalisme (+ Liberalisme) adalah Globaliasasi. Lembaga buatan Bretton Wood pada Juli1944, Bank Dunia (International Bank for Reconstruction and Development (IBRD) dan IMF (International Monetary Fund), sudah lengkap dengan kehadiran dilengkapi dengan WTO (Badan (Liberalisasi) Perdagangan Dunia) pada 1 Januari 1995, yang embrionya diawali dari General Agreement on Tariffs and Trade (GATT) yang dibuat 1947.

    Kontradiksi

    Amerika bercita-cita luhur, menjadi kota yang berdiri di atas bukit, menyinari seluruh dunia. Amerika adalah penolong dunia. Amerika membentuk penyelesaian Perang Dunia I pada tahun 1918, setelah menjadi bagian dari Sekutu untuk mengalahkan Blok Sentral. Juga pada Perang Dunia. Tanpa bantuan Amerika, Jerman tidak pernah dapat dikalahkan.

    Demikian juga Jepang, di Asia dan Pasifik. Setelah PD II Amerika menjadi Dewa Penolong Eropa dengan bantuan massif Marshall Plan-nya, dengan mentransfer $13,3 miliar (setara dengan $173,8 miliar pada tahun 2024) dalam program pemulihan ekonomi ke ekonomi Eropa Barat.

    Tapi, bagi Amerika, there is no such of free lunch. Investasi America membanjiri Eropa dan kemudian ke seluruh dunia. Perusahaan minyaknya mengusasai ladang-ladang minyak raksasa di penjuru bumi. Produknya menjadi pilihan sebagai produk terbaik.

    Sejak tahun 1950an ekonominya menguasai dunia, meski berjuang untuk melawan Blok Timur hingga kejatuhan Uni Soviet pada 1991. Premis Fukuyama benar: the end of history. Blok Timur, termasuk Rusia, sisa terbesar Soviet, memilih menjadi kapitalis. China, dengan ideologi komunisnya, juga memilih jalan kapitalis.

    Seharusnya Amerika berbahagia selamanya, seperti dongeng HC Andersen. Namun ternyata, KUD tidak berlaku seluruhnya. Ketua Untung Dulu, berlaku hanya untung di depan, di Tengah dan belakang. Kapitalisme punya hukum sendiri yang mungkin tidak pernah dibayangkan Amerika. Pertama, persaingan. Malangya, pada globalisasi, seperti kata Gary Hamel dalam Reinventing the Basis of Competition (1996), bahwa globalisasi bukanlah persaingan antar negara, melainkan perusahaan-perusahaan dari negara-negara tersebut.

    Liberalisme memungkinkan teknologi, pengetahuan, dan ketrampilan berpindah dari satu koloni ke koloni lain dengan sangat cepat. Pada tahun 1980an perusahaan-perusahaan di Jepang mulai mengambil alih dominasi Amerika bahkan di Amerika. Pada tahun 2000an perusahaan-perusahaan Korea menjadi pesaing kuat baru.

    Pada periode yang sama, China menjadi pemain dominan, bahkan di semua lini, termasuk berkenaan dengan pendapatan. Untuk memperoleh laba yang tinggi, sebagaimana kredo kapitalisme, maka perusahaan-perusahaan besar Amerika melakukan outsourcing produksinya ke China. Mulai dari Nike hingga Iphone.

    Tapi, China lebih cerdas dari kita, bahkan lebih cerdas dibanding Amerika. Mereka bukan saja “menggerojok” Amerika dengan produk elektronik, mesin, mobil, tekstil dan produk tekstil, bahkan hingga buah, sayur, bawang putih, hingga ikan dan udang. Masyarakat Amerika menikmati produk berukualitas dan murah.

    Di balik itu, kedayasaingan industri modern dan pertanian Amerika semakin terdesak oleh China. Amerika mungkin masih digdaya di pesawat tebang, peralatan militer, kedelai, jagung, dan gandum.

    Namun, sebagian besar lain mudah terdesak. Aturan main yang sebelumnya menguntungkan Amerika, kini, secara fair, menguntungkan semua pelaku dari setiap negara. Sebelumnya Amerika menjadi juara karena teknologi, pengetahuan, dan ketrampilannya jauh lebih maju, kini jarak tersebut makin dekat, bahkan ada yang sudah melewati.

    Strategi melakukan standarisasi lokasi eksport tidak menjadi solusi. Pelabuhan-pelabuhan di China sudah memenuhi persyaratan Amerika. Mulai dari Shanghai, Ningbo-Zhoushan, Shenzhen, Qingdao, Guangzhou, hingga Hongkong. Apalagi standarisasi manajemen seperti ISO hingga Malcolm Baldrige. Semuanya dipenuhi. Termasuk standar etika dan anti-korupsi. Belum lagi negara-negara Eropa Barat yang dengan cepat mengejar ketertinggalannya, seperti Jerman, Inggris, dan Belanda. Balapan kapitalisme yang diperkenalkan Amerika sebagai standar balapan dunia sudah tidak lagi menguntungkan Amerika.

    Memang, mereka nasih punya Meta (grup facebook) dan Alphabet (grup google) serta Microsoft, hingga Amazon, ditambah kluster industri digital di California dan sekitarnya, termasuk Dell, Intel, AMD, NVIDIA, dan sejenisnya. Juga industri keuangan, konsultan, dan jasa lainny. Namun, bagi Amerika, tidak cukup kemenangan ditentukan oleh beberapa kluster saja. Amerika harus menang di semua kluster kapitalisme. Itulah kredo Amerika yang diyakini Trump.

    Tapi, menggunakan “cara kapitalisme” ternyata tidak cukup, karena sudah terjadi kontradiksi kapitalisme Amerika. Sistem yang mereka buat dan diekspor ke seluruh dunia, menjadi backfire bagi dirinya sendiri. Donald Trump berfikir keras untuk menguasai dunia selain dengan cara kapitalisme. Inilah yang dilakukan hari ini.

    Strategi Trump, Strategi Baru Amerika

    Hari ini Amerika, di bawah Trump, hendak membuat Amerika sehebat dulu. Kebijakan besarnya sangat jelas MAGA: Making America Great Again. Strategi pertama adalah strategi tarif. Trump menerapkan tarif berlapis.

    Pertama, tarif dasar 10%yang berlaku untuk semua impor dari semua negara. Kedua, tarif tambahan (timbal balik) untuk negara tertentu, yang dihitung berdasarkan setengah dari tarif yang negara tersebut kenakan pada AS.

    Ketiga, tarif eksisting (jika ada), misalnya China sudah memiliki tarif sebelumnya, yang tetap berlaku dan ditambahkan ke tarif baru. China akan dikenakan tarif berlapis sebesar tarif eksisting 20% dan 34%, sehingga total tarifnya mencapai 54%. Indonesia dikenakan tarif sebesar 32% yang akan berlaku mulai tanggal 9 April 2025. Vietnam dikenakan tarif sebesar 46%

    Kebijakan publik yang diajarkan hari ini adalah bagaimana mengatur domestik dan hubungan internasional. Satu hal yang jarang, atau bahkan tidak pernah diajarkan, adalah memahami pikiran negara lain. Nampaknya policy makers Indonesia tidak memikirkan itu. Model dan modal berfikir kita adalah hubungan baik dengan Amerika, dan kita menikmati berbagai fasilitas yang mereka berikan.

    Ketika “badai” datang, baru kita sepertinya “plonga-plongo”. Indonesia jelas bukan musuh Amerika, dan Amerika pun tidak pernah memusuhi Indonesia. Hanya, Amerika tidak bisa secara membuat kebijakan untuk dunia secara asmiterik, apalagi itu untuk memenuhi kepentingannya sendiri.

    Vietnam langsung menge-nol-kan bea masuk produk AS, dan meningkatkan impor dari AS, untuk menyeimbangkan defisit transaksi keduanya. Amerika akan melakukan hal yang sama, mengenolkan tarif buat Vietnam. Apalagi Vietnam adalah proksi industri Amerika terhadap China. Mereka telah menggantikan China sebagai produsen produk yang diperlukan AS dan melakukan eskport langsung ke AS.

    Bagaimana Indonesia? Indonesia punya ekspor tekstil dan produk tekstil, alas kaki, minyak sawit, karet, furnitur, udang dan produk-produk perikanan laut. Pada Februari 2025, ekspor nonmigas Indonesia ke Amerika Serikat (AS) mencapai11,35%dari total ekspor nonmigas. Persentase yang signifikan. Jika total ekspor 20204 mencapai US$264,7 miliar, maka setidaknya total ekspor ke AS pada tahun 2025, dengan asumsi sama, US $ 30 miliar, bahkan lebih. Atau, setidaknya 19,42% dari Cadangan devisa RI yang US $154,5 miliar.

    Pertanyannya adalah bagaimana respons kebijakan kita. Dari ilmu kebijakan publik, disarankan tiga respon kebijakan. Pertama, dan yang paling penting, adalah memanfaatkan kebijakan Amerika. Meskipun Trump dapat mengklaim mereka juga comply kepada aturan WTO, sebenarnya mereka juga tidak comply.

    Namun, karena kekuatan dan kekuasaannya, maka kebijakan impos tarif tersebut tidak dapat dihalangi. Indonesia dapat menggunakan kebijakan Amerika untuk membuat kebijakan yang sama. Istilahnya, riding the wave. Terutama kepada negara-negara selain Amerika yang merugikan neraca perdagangan dan industri dalam negeri. Mungkin juga kita perlu merevisi UU 6/2023 tentang Cipta Kerja, dan sejumlah kebijakan ekstra liberalisasi kita.

    Kedua, buka keran impor dari Amerika, khususnya untuk produk yang selama ini diembargo, termasuk alutsista atau persenjataan militer. Dengan demikian, meskipun mereka tetap mengembargo, kita telah memberikan kebijakan resiprokal, dan mereka tidak dapat menolak resirokalitas tersebut, karena tidak bersifat eksepsionalitas.

    Buka juga keran untuk impor produk yang diperlukan Indonesia ke depan, mulai dari super konduktor hingga pusat-pusat data, dengan tarif nol persen. Kementerian investasi perlu bekerjasama dengan BIN dan Lemhannas untuk memastikan produk masa depan tersebut segera bisa diakuisisi.

    Ketiga, mengembangkan kebijakan keseimbangan geopolitik, dari keterdekatan berlebihan dengan kekuatan-kekuatan anti AS, termasuk BRICS, menjadi keseimbangan. Amerika, dalam jangka waktu panjang akan tetap menjadi kekuatan inovasi dunia, pasar yang kuat, dan sumber pertahanan militer yang selalu adidaya. Kebijakan Trump pun, dalam waktu setahun ke depan, akan nampak manfaatnya bagi Amerika, yaitu kebangkitan produktivitas domestik mereka.

    Saat ini mungkin tidak mudah bagi Trump, namun jika ia mampu bertahan dan membuktikan MAGA-nya, ia akan diterima. Tidak berbeda dengan Roosevelt di tahun 1933, dengan kebijakan New Deal-nya, dengan motto “3 Rs”: Relief, Recovery, dan Reform, yang kontroversal. Keberhasilan menyelamatkan Amerika, membuatnya dipilih menjadi Presiden melampaui masa jabatan yang dibolehkan konstitusi (1933 – 1945).

    Pembelajaran

    Kebijakan Trump membuat setiap negara “jantungan”. Saya tidak begitu sepakat dengan para senior yang mengatakan “Ini sudah biasa, tidak usah terkejut, toh mereka yang rugi”. Mengirimkan delegasi ke AS, dipimpin oleh Prof. Bambang Brojonegoro, Mantan Menristek, Menkeu, dan Kepala Bappenas, adalah baik.

    Harapan kita adalah, mereka tidak melakukan pertemuan dengan gagasan yang standar, yang biasa. Karena, dalam kondisi luar biasa, cara-cara lama tidak banyak nilainya. Parajuru runding perlu dibekali dengan gagasan yang out of the box, yang membuat Indonesia mempunyai possi riding the wave. Tentu saja, gagasan tersebut harus merupakan gagasan dari Presiden sebagai CEO Republik Indonesia, atau setidaknya gagasan yang disetujui Presiden. Artinya, Tim Krisis yang dipimpin langsung oleh Presiden perlu mindset tersebut.

    Pembelajaran selanjutnya, bahwa kebijakan publik yang diajarkan di kelas-kelas, termasuk di negara maju, sudah tidak cukup lagi dalam merespon perubahan terkini. Kebijakan publik sebagai praktek dalam dunia dengan terra incognita-nya, adalah kebijakan publik yang beyond public policy.

    Kini waktunya bagi para akademisi dan praktisi untuk belajar kembali untuk membangun kekuatan baru. Kejadian impos kebijakan tarif yang ekstrem dari Pemerintahan Trump adalah pelajaran besar bagi kita para policy makers, seperti nasihat Marshall Goldsmith, bahwa What Got You Here Won’t Get You There (2014). Kemampuan-kemampuan yang membuat Indonesia sampai menjadi hari ini, tidak cukup untuk membawa Indonesia ke masa depan. Kita perlu learning government, kita perlu menjadi the learning nation.

    Riant Nugroho, Ketua Umum Masyarakat Kebijakan Publik Indonesia (MAKPI)

    (hns/hns)