brand merek: Hyundai

  • Begini Status Royal Enfield Ridwan Kamil yang Disita KPK

    Begini Status Royal Enfield Ridwan Kamil yang Disita KPK

    Jakarta

    Eks Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil punya motor gede Royal Enfield Classic 500 Battle Green. Namun motor itu disita Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

    Dikutip dari Laporan Harta Penyelenggara Negara (LHKPN) KPK. Ridwan Kamil terakhir kali menyampaikan hartanya pada 29 Februari 2024. Setiap pejabat yang melaporkan hartanya wajib memberikan dari status perolehan hartanya; hibah, hibah tanpa akta atau hasil sendiri.

    Ridwan Kamil menyimpan dua mobil, yakni Hyundai Santa Fe 2017 dan Wuling Listrik tahun 2022. Selain itu, Ridwan Kamil juga menyimpan lima sepeda motor di rumahnya. Modelnya beragam, ada yang skuter matik hingga moge.

    Berikut ini daftarnya:

    1. Royal Enfield Classic 500 2017 Battle Green senilai Rp 78 juta
    2. Honda BeAT tahun 2018 senilai Rp 8.200.000
    3. Kawasaki W175 tahun 2019 senilai Rp 21.500.000
    4. Honda CBR tahun 2019 senilai Rp 21.500.000
    5. Vespa Matic tahun 2022 senilai Rp 41.7 juta

    Perolehan seluruh kendaraan bermotor yang didaftarkan Ridwan Kamil statusnya atas hasil sendiri.

    Seperti diketahui, Royal Enfield 500 Classic itu sedang menjadi sorotan sebab KPK menyita motor tersebut.

    “1 (satu) unit Motor Royal Enfield,” kata jubir KPK, Tessa Mahardhika, kepada wartawan, Senin (14/4/2025).

    Diketahui, KPK menggeledah rumah RK pada Maret 2025. Ada sejumlah barang dan dokumen yang disita dari rumah RK. Salah satunya adalah motor. Penggeledahan ini terkait korupsi pengadaan iklan di Bank Pembangunan Daerah Jabar dan Banten (Bank BJB).

    RK juga telah buka suara terkait penggeledahan di rumahnya. RK mengaku siap mendukung proses hukum yang dijalankan KPK.

    Sedangkan untuk kasus BJB, KPK telah menetapkan lima tersangka dalam kasus rasuah Bank BJB. Mereka adalah Yuddy Renaldi selaku eks Dirut Bank BJB; Widi Hartono (WH) yang menjabat sebagai Pimpinan Divisi Corporate Secretary Bank BJB serta Ikin Asikin Dulmanan (IAD), Suhendrik (S), dan R. Sophan Jaya Kusuma (RSJK) selaku pihak swasta.

    Perbuatan kelimanya diduga telah menimbulkan kerugian negara hingga Rp 222 miliar. KPK menduga duit tersebut masuk sebagai dana pemenuhan kebutuhan non-budgeter.

    (riar/dry)

  • Mobil Listrik Nyaman dengan Jangkauan 600 KM

    Mobil Listrik Nyaman dengan Jangkauan 600 KM

    Bisnis.com, JAKARTA – Dengan jarak tempuh yang lebih panjang hingga 600 kilometer, All New Hyundai Kona Electric juga dibekali dengan suspensi yang nyaman, sehingga lebih mumpuni dalam meredam getaran saat dipakai berkendara.

    Berbeda dengan sistem suspensi kendaraan listrik lainnya yang cenderung keras, All New Kona Electric menawarkan bantingan yang lebih lembut tanpa mengorbankan stabilitas. Suspensi ini membuat mobil tetap tenang saat melewati jalan bergelombang atau tidak rata.

    Tim Jelajah Bisnis Indonesia yang mencoba mengendarai Hyundai All New Kona Electric menyebutkan suspensi yang ada membuat punggung lebih nyaman selama berkendara dalam waktu yang lama.

    “Suspensinya lebih empuk dan tenang saat dipakai di jalan bergelombang. Menyerap getaran dan benturan dengan baik sehingga nyaman untuk perjalanan jauh,” ujar Erwin, salah satu Tim Jelajah yang mencoba mengendarai Hyundai Kona Electric.

    All New Kona Electric dibekali dengan motor listrik bertenaga 217 HP dan torsi 255 Nm pada varian Long Range, mampu melesat dari 0-100 km/jam dalam 7,9 detik. Karakteristik tenaganya lebih natural saat dipacu, dengan power delivery yang progresif layaknya mobil konvensional.

    Dengan kapasitas baterai 66 kWh pada varian Long Range, All New Kona Electric mampu menempuh jarak antara 549-602 kilometer dalam sekali pengisian. Sementara pada varian Standard Range, All New Kona Electric dibekali dengan baterai berkapasitas 48,9 kWh dan diklaim mampu menempuh jarak hingga 448 kilometer.

    Salah satu kekhawatiran umum pemilik kendaraan listrik adalah tentang pengisian daya. Hyundai menjawab kekhawatiran ini dengan meningkatkan kemampuan pengisian daya DC dari sebelumnya 50 kW menjadi 100 kW, sehingga All New Kona Electric bisa diisi dari 0 hingga penuh kurang dari 1 jam. Selain itu, port pengisian juga masih diletakkan di bagian depan untuk kemudahan akses.

    Hyundai Kona Electric juga dilengkapi fitur keamanan canggih berupa Advanced Driver Assistance System (ADAS) yang disebut juga sebagai Hyundai SmartSense. Sistem ini menjalankan beberapa fitur, seperti Surround View Monitor (SVM), Blind-Spot View Monitor (BVM), Forward Collision Avoidance Assist (FCA), Blind Spot Collision Avoidance Assist (BCA), Rear Cross Traffic Collision Avoidance Assist (RCCA), Driver Attention Warning (DAW), Safe Exist Assist (SEA) dan Lane Keeping Assist (LKA) serta Lane Following Assist (LFA).

    Implementasi Hyundai SmartSense terasa solid dan halus, tidak mudah mengerem mendadak kecuali benar-benar diperlukan untuk menghindari tabrakan. Satu fitur menarik adalah sistem regenerative braking yang terintegrasi dengan ADAS.

    All New Hyundai Kona Electric tersedia dalam dua varian baterai di Indonesia. Standard Range dan Long Range. Harganya dimulai dari Rp516 juta untuk tipe Style Standard Range hingga Rp610,2 juta untuk tipe Signature Long Range. Sementara untuk Seri N Line, yang menggabungkan performa, kenyamanan dan estetika, Hyundai membanderol dengan harga Rp629,4 juta.

    DUKUNGAN SPKLU

    Salah satu faktor pendukung utama kendaraan listrik adalah ketersediaan infrastruktur pengisian daya. Hyundai telah membangun ekosistem mobil listrik dengan memiliki lebih dari 240 Charging Stations yang tersebar di seluruh Indonesia.

    Charging Stations Hyundai menggunakan standar CCS2 (Combined Charging System 2) yang umum digunakan secara global. Hyundai juga menggandeng empat mitra strategis sejak Juli 2024, yaitu Voltron, Casion, Buzz, dan Daya Green untuk memperluas jaringan Charging Stations Hyundai yang sudah ada sebelumnya di berbagai kota. Melalui kemitraan ini, pengguna kendaraan listrik dapat mengakses lebih dari 600 charging stations dengan berbagai tipe pengisian, mulai dari slow, standard, fast, hingga ultra fast chargers.

    “Dengan ketersediaan charging stations yang semakin luas dan kemampuan jarak tempuh All New Kona Electric yang mencapai 600 kilometer, kekhawatiran tentang range anxiety atau ketakutan kehabisan daya saat bepergian jauh dengan mobil listrik kini semakin berkurang,” tambah Erwin.

    Sebagai inovasi tambahan, Hyundai juga menawarkan program EV Charging Subscription atau langganan charger EV yang memungkinkan konsumen mengisi daya baterai kendaraan listriknya di ratusan charging station milik Hyundai dengan harga hingga 47% lebih rendah.

    Hyundai terus memperluas jangkauan kendaraan listrik mereka di Indonesia, dengan fokus pada produk-produk premium dengan teknologi canggih yang mendukung program elektrifikasi kendaraan nasional sekaligus memberikan pengalaman berkendara yang lebih efisien dan ramah lingkungan bagi konsumen Indonesia.

  • Senjata Makan Tuan, Kebijakan Tarif Impor Trump Bisa Sulitkan Industri Mobil AS

    Senjata Makan Tuan, Kebijakan Tarif Impor Trump Bisa Sulitkan Industri Mobil AS

    Jakarta

    Kebijakan tarif impor tinggi yang diberlakukan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump bisa menjadi senjata makan tuan. Niatnya ingin melindungi produsen mobil dalam negeri dan mengamankan lapangan kerja di AS, kebijakan itu justru bisa menyulitkan industri mobil AS sendiri.

    Diketahui pekan lalu Presiden Amerika Serikat Donald Trump menerapkan tarif resiprokal ke 180 negara. Hal itu dilakukan Trump untuk menyeimbangkan neraca perdagangan, sekaligus melindungi industri dalam negeri AS. Belakangan, penerapan tarif tersebut ditunda selama 90 hari. Namun khusus untuk China, kebijakan itu langsung diberlakukan.

    Mengutip laman Carscoops, kebijakan tarif resiprokal alias tarif timbal balik itu bisa menjadi senjata makan tuan buat industri otomotif Amerika Serikat. Alasannya, tidak semua merek-merek Amerika membuat mobil di Amerika Serikat.

    Tahun lalu misalnya, merek-merek ternama AS seperti GM, Ford, dan Stellantis, menjual sekitar 1,85 juta kendaraan ringan di AS yang semuanya diimpor. Angka penjualan itu mencakup 13% dari total penjualan global mereka.

    Sebagai perbandingan, tiga produsen mobil terbesar di Jepang, yaitu Toyota , Honda, dan Nissan, secara kolektif menjual 1,53 juta unit di Amerika Serikat atau mencakup 9% dari penjualan global mereka. Sedangkan mobil impor dari Jerman seperti VW Group, BMW Group, dan Mercedes-Benz mewakili 7% dari total penjualan mereka.

    Artinya, produsen mobil dalam negeri AS sebenarnya lebih bergantung pada impor kendaraan dari pabrik mereka di negara-negara luar AS seperti Kanada dan Meksiko. Maka, kebijakan tarif impor tinggi Trump justru akan membuat merek-merek mobil AS harganya melonjak signifikan. Sebagai informasi, AS telah menetapkan tarif impor 25% untuk Kanada dan Meksiko.

    General Motors (GM) disebut-sebut akan paling merasakan dampak tarif Trump, karena pada tahun 2024, perusahaan ini berada tepat di belakang perusahaan Hyundai-Kia dan Toyota dalam hal total impor kendaraan di AS. Model impor GM mencapai 18% dari penjualan globalnya, yang merupakan persentase tertinggi di antara lima produsen mobil terbesar di dunia.

    Meski berpotensi menyulitkan industri mobil buatan AS, kebijakan Trump dinilai ada benarnya juga. Sebab jika dilihat secara makro, kebijakan Trump akan membuat produsen mobil di luar merek AS, dipaksa untuk membangun pabrik di dalam negeri Amerika Serikat. Jika menolak, maka merek-merek mobil di luar AS itu harus menghadapi risiko penjualan menurun karena harga mobil-mobil mereka akan menjadi terlalu mahal dibandingkan dengan mobil-mobil yang diproduksi secara lokal di AS.

    (lua/din)

  • KPK Sita Motor hingga Barang Bukti Elektronik dari Rumah Ridwan Kamil di Bandung

    KPK Sita Motor hingga Barang Bukti Elektronik dari Rumah Ridwan Kamil di Bandung

    GELORA.CO – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengatakan telah menyita sejumlah barang dari rumah mantan Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil di Bandung, Senin (10/3/2025).

    Barang yang disita antara lain berupa barang bukti elektronik (BBE) dan sejumlah kendaraan, termasuk sepeda motor.

    “Untuk BB (barang bukti) yang disita, ada barang bukti elektronik, kemudian juga barang bukti yang lainnya, ada kendaraan dan yang lainnya,” kata Asep kepada awak media di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta Selatan, Jumat (11/4/2025).

    Asep menjelaskan, barang bukti elektronik milik Ridwan Kamil saat ini sedang dianalisis lebih lanjut di laboratorium forensik. Barang-barang yang disita ini diperlukan untuk keperluan penyidikan kasus dugaan korupsi pengadaan iklan di PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten (BJB) Tbk.

    Setelah proses analisis selesai, Ridwan Kamil akan dipanggil bersama pihak lainnya untuk dimintai keterangan sebagai saksi guna mendalami kasus ini.

    “Jadi ada dua hal, kita cari informasi dari para saksi yang lain, kemudian kita juga sedang mengekstrak informasi yang ada di barang bukti elektroniknya,” ucap Asep.

    Selain itu, kata Asep, penyidik juga menyita kendaraan milik Ridwan Kamil. Namun, ia mengaku lupa merek kendaraan tersebut saat ditanya soal sepeda motor.

    “Kalau enggak salah itu, saya enggak hafal lah, pokoknya motor lah, saya enggak hafal merek itu,” ujarnya.

    Berdasarkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN), eks Gubernur Jabar ini memiliki tujuh alat transportasi dan mesin, di antaranya:

    1. Hyundai Santa Fe Jeep (2017), hasil sendiri, Rp319 juta

    2. Wuling CVT Listrik (2022), hasil sendiri, Rp282 juta

    3. Royal Enfield Classic 500 (2017), hasil sendiri, Rp78 juta

    4. Honda Beat Matic (2018), hasil sendiri, Rp8,2 juta

    5. Honda CBR (2019), hasil sendiri, Rp21,5 juta

    Baca Juga:

    6. Kawasaki W175 (2019), hasil sendiri, Rp21,5 juta

    7. Vespa Matic (2022), hasil sendiri, Rp41,7 juta

    Sebelumnya, penyidik KPK berencana memeriksa Ridwan Kamil setelah Lebaran Idulfitri 1446 Hijriah. Ia akan diperiksa sebagai saksi dalam kasus dugaan korupsi pengadaan iklan di Bank BJB.

    “Bisa jadi setelah Lebaran,” kata Kepala Satuan Tugas Penyidikan KPK, Budi Sokmo Wibowo, di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta Selatan, Kamis (20/3/2025).

    Menurut Budi, sebelum memanggil Ridwan Kamil, penyidik akan terlebih dahulu memeriksa sejumlah saksi dari internal Bank BJB dalam dua pekan ke depan. Setelah itu, penyidik akan memanggil sejumlah vendor yang diduga terlibat dalam pengadaan iklan. Pemeriksaan terhadap Ridwan Kamil akan dilakukan setelah dua kelompok saksi tersebut selesai diperiksa.

    “Untuk Pak RK, tentunya akan kita jadwalkan sesegera mungkin setelah saksi-saksi dari internal BJB maupun pihak-pihak vendor yang memenangkan pengadaan tersebut kita selesai lakukan pemeriksaan,” ujar Budi.

    Dalam perkara ini, KPK telah menetapkan lima tersangka, yakni Direktur Utama Bank BJB Yuddy Renaldi (YR), Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) sekaligus Kepala Divisi Corsec BJB Widi Hartoto (WH), serta tiga pengendali agensi periklanan.

    Ketiganya adalah Ikin Asikin Dulmanan (IAD), pengendali Antedja Muliatama dan Cakrawala Kreasi Mandiri; Suhendrik (S), pengendali BSC Advertising dan Wahana Semesta Bandung Ekspres; serta Sophan Jaya Kusuma (SJK), pengendali Cipta Karya Sukses Bersama dan Cipta Karya Mandiri Bersama. (*)

  • Pengalaman Mudik Nyaman dan Aman Bareng Hyundai Santa Fe

    Pengalaman Mudik Nyaman dan Aman Bareng Hyundai Santa Fe

    Bisnis.com, SURABAYA — Perjalanan dari Jakarta menuju Surabaya menyusuri jalur darat sepanjang 776 kilometer di tengah padatnya arus mudik Lebaran 2025 bisa dilewati dengan aman dan nyaman bersama Hyundai Santa Fe Calligraphy 2.5 GDi AT.

    Dengan dimensi mobil sebesar 4,8 m x 1,9 m x 1,7 m, membuat Santa Fe sangat nyaman dikendarai dalam jarak jauh. Desain power reclining captain pada bangku baris kedua memberikan kenyamanan dan ruang lega. 

    Tipe Calligraphy 2.5 GDi AT ini memiliki 6 seats di mana kursi baris kedua dan ketiga bisa dilipat untuk memberikan ruang lebih buat bagasi. Hal itu memungkinkan ruang bagasi jadi makin luas, dari kapasitas minimalnya 642 liter (VDA) menjadi 1.963 liter (VDA).

    Sebagai gambaran, pada perjalanan Jelajah Lebaran 2025 Bisnis Indonesia diikuti oleh 5 orang dengan barang bawahan berupa 2 koper, 5 backpack dan 4 sling back. Dengan barang-barang tersebut, cukup satu seat paling belakang yang dilipat. Sisanya, masih tersedia ruang lega dan nyaman untuk penumpang.

    Hyundai sepertinya sangat serius memastikan kenyamanan buat pengendaranya. Tak cuma ruang lega, bahan dari bangkunya pun dipikirkan Hyundai dengan detail dan teliti.

    “Joknya enak, nyaman tidak bikin gerah keringetan, bahannnya bagus,” kata Miki, tim Jelajah Lebaran 2025 Bisnis Indonesia, Rabu (2/4/2025).

    Cuaca tak tentu selama perjalanan mudik juga tidak perlu jadi halangan perjalanan jauh jadi tak nyaman. Dalam sistem ventilation and heating, Santa Fe Calligraphy dilengkapi auto climate control dual zone with 6,6″ touch type control panel, auto defogging and auto-drying functions.

    Selain itu, pada kursi baris pertama dan kedua juga dilengkapi dengan sistem pemanas. Bila cuaca sedang cerah, terdapat sunroof yang dapat dibuka dan tersedia pula kaca panorama di atas bangku baris kedua.

    Dari sisi performa, varian all-new SANTA FE hadir dengan mesin Smartstream GW.5 GDi yang telah dirancang untuk menghasilkan efisiensi daya dan bahan bakar yang optimal dari tenaga dan torsi besar yang dihasilkannya untuk melaju di berbagai medan yang sulit. Mesin Smartstream G2.5 GDi ini diklaim sanggup menghasilkan tenaga maksimal hingga 194 PS pada 6.100 RPM.

    “Untuk sekelas 2.500 cc mobil ini termasuk irit, 1 banding 15, itu kalau digas stabil. Tapi kalau lebih 3.000 RPM baru terasa pengurangan cepat bahan bakarnya,” ujar Miki.

    Selama perjalanan Jelajah Mudik Lebaran 2025 ini, fitur yang paling sering digunakan dan sangat krusial fungsinya adalah Hyundai Smartsense. Melalui Hyundai Smartsense, pengendara bisa merasakan pengalaman seperti kamera 360 derajat atau Surround View Monitor (SVM). 

    Meski ukuran mobil besar, adanya fitur SVM ini memberikan keluwesan pergerakan mobil merangsak ke kantong-kantong parkir di rest area yang padat saat momentum mudik. 

    Selain SVM, terdapat juga fitur Forward Collision-Avoidance Assist – Car/Pedestrian/Cyclist Detection (FCA – CAR/PED/CYC). Fitur ini untuk membaca kondisi jalanan di depan, saat terdeteksi ada mobil, pejalan kaki, atau pengemudi sepeda yang berhenti mendadak, kendaraan akan otomatis mengerem. 

    Fitur mobil ini juga bisa mengantisipasi risiko blind spot atau titik buta kendaraan melalui seperti Blind-Spot Collision-Avoidance Assist (BCA) dan Blind-Spot View Monitor (BVM).

    Fitur keamanan lainnya yang dimiliki mobil ini adalah Electronic Stability Control (ESC), yang di antaranya meliputi Anti-lock Braking System (ABS), Brake Assist System (BAS), Downhill Brake Control (DBC), dan Vehicle Stability Management (VSM). 

    Fitur ESC dapat membantu rem dan laju ban kendaraan tetap presisi dan mencegah oversteer atau understeer, termasuk di situasi yang menantang seperti jalan licin.

    Secara keseluruhan, pemakaian Hyundai Santa Fe tipe Calligraphy 2.5 GDi AT sangat nyaman dan aman untuk jarak tempuh jauh seperti mudik Lebaran.

  • Korsel Guyur Insentif Rp33 Triliun untuk Sektor Otomotif yang Terdampak Tarif AS

    Korsel Guyur Insentif Rp33 Triliun untuk Sektor Otomotif yang Terdampak Tarif AS

    Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah Korea Selatan resmi meluncurkan paket pendanaan darurat senilai 3 triliun won atau sekitar US$2 miliar untuk menopang industri otomotif yang terdampak kebijakan tarif impor terbaru dari Amerika Serikat (AS).

    Jika dikonversi ke rupiah, maka nilai insentif tersebut sekitar Rp33,6 triliun (asumsi kurs Rp16.800 per dolar AS). Langkah ini diambil sebagai bentuk respons terhadap kebijakan Presiden AS Donald Trump berupa tarif baru sebesar 25% atas seluruh impor kendaraan ke AS.

    Pasalnya, kebijakan Trump tersebut dinilai memberikan tekanan berat pada para produsen otomotif Negeri Ginseng, mengingat Amerika Serikat merupakan pasar ekspor utama bagi sektor tersebut.

    “Pemerintah Korea Selatan menyebut paket stimulus ini akan meningkatkan total pembiayaan berbiaya rendah yang tersedia bagi industri otomotif melalui lembaga-lembaga keuangan milik negara, naik 15% menjadi 15 triliun won,” tulis laporan Bloomberg, dikutip Rabu (9/4/2025).

    Alhasil, peningkatan bantuan ini diharapkan dapat menjaga likuiditas para pelaku industri, khususnya produsen komponen otomotif skala kecil dan menengah.

    Sebagai bagian dari rencana pemulihan ini, Hyundai Motor Co. dan Kia Corp juga akan membentuk program pembiayaan senilai 1 triliun won. Skema tersebut akan melibatkan kolaborasi dengan lembaga keuangan dan dana jaminan kredit, yang ditujukan untuk mempermudah akses terhadap obligasi dan pinjaman bagi para pemasok komponen.

    Selain itu, pemerintah juga memperpanjang masa berlaku subsidi pembelian kendaraan listrik hingga akhir tahun ini, guna mendorong permintaan domestik di tengah menurunnya ekspor. Di sisi lain, teknologi kendaraan otonom kini resmi ditetapkan sebagai teknologi strategis nasional dan akan mendapatkan insentif pajak tambahan.

    “Tarif impor baru ini diperkirakan akan memberikan dampak yang signifikan terhadap industri otomotif kami,” ungkap pemerintah Korea Selatan dalam pernyataan resminya.

    Diketahui, pada 2024, sektor otomotif menyumbang hampir separuh dari nilai ekspor Korea Selatan ke AS yang mencapai US$70,8 miliar.

    Bloomberg Economics mencatat bahwa Korea Selatan saat ini menghadapi kombinasi beban tarif ganda, yakni tarif timbal balik sebesar 25% dan tarif global 25% lainnya yang telah diterapkan untuk produk otomotif, baja dan aluminium.

    “Ini merupakan pukulan berat bagi ekonomi yang sangat mengandalkan ekspor,” ujar Analis Bloomberg Economics, Adam Farrar.

    Lebih lanjut, Farrar juga memperkirakan bahwa kebijakan tarif ini dapat memangkas ekspor Korea Selatan ke AS hingga 50% dan mengancam sekitar 2,5% dari produk domestik bruto (PDB) nasional.

    Sementara itu, Bloomberg Intelligence memproyeksikan dampak langsung terhadap pertumbuhan PDB sebesar 0,1 poin persentase.

    Perlu diketahui, Korea Selatan menempati peringkat ketiga sebagai eksportir kendaraan terbesar ke AS, setelah Meksiko dan Jepang, berdasarkan data dari Administrasi Perdagangan Internasional Departemen Perdagangan AS. Ketergantungan terhadap pasar Amerika menjadi perhatian serius bagi pelaku usaha dan regulator di Seoul.

    Meskipun Presiden Trump telah memuji komitmen Hyundai untuk menginvestasikan hingga US$21 miliar di AS dalam empat tahun ke depan, apresiasi tersebut tampaknya belum cukup untuk menghindarkan Korea Selatan dari kebijakan tarif yang agresif.

    Untuk mengantisipasi dampak lebih lanjut, pemerintah Korea Selatan telah mengutus Menteri Perdagangan Cheong Inkyo ke Washington guna melakukan perundingan bilateral. Tujuannya adalah menegosiasikan kemungkinan keringanan tarif terhadap ekspor otomotif Korea Selatan.

    Namun, hingga kini belum ada kepastian apakah lobi diplomatik tersebut akan membuahkan hasil. Kendati demikian, Trump menyatakan bahwa peluang kesepakatan dagang dengan Korea Selatan tampak menjanjikan usai melakukan pembicaraan via telepon dengan penjabat Presiden Korea Selatan, Han Duck-soo.

  • Konsumen Mobil di AS Terserang ‘Virus’ Panic Buying, Ini Wanti-wanti Pakar

    Konsumen Mobil di AS Terserang ‘Virus’ Panic Buying, Ini Wanti-wanti Pakar

    Jakarta

    Konsumen mobil di Amerika Serikat (AS) terserang ‘virus’ panic buying setelah Presiden Donald Trump mengumumkan tarif 25 persen untuk kendaraan dan suku cadang impor. Lantas, bagaimana tanggapan pakar atau ahli ekonomi mengenai fakta tersebut?

    Disitat dari CBS News dan Times Union, masyarakat AS ramai-ramai menyerbu dealer Honda dan Stellantis di kawasan setempat. Mereka khawatir, harga mobil yang telah mereka incar sejak lama naik drastis. Sehingga, makin sulit untuk dibeli.

    Mengutip pernyataan Trump, kebijakan impor kendaraan seharusnya sudah berlaku sejak awal bulan ini. Namun, sejumlah pabrikan masih menahan harga dan belum menaikkannya. Menurut prediksi pengamat, kenaikan baru terasa mulai pekan depan.

    “Tidak diragukan lagi, harga mobil pekan depan akan lebih mahal ketimbang hari ini,” ujar Dr. Kishore Kulkarni selaku profesor ekonomi di MSU Denver, dikutip Selasa (8/4).

    Presiden AS Donald Trump Foto: AP/Mark Schiefelbein

    Joseph McCabe selaku Presiden Direktur dan CEO firma penasihat AutoForecast Solutions mengaku tak heran seandainya konsumen mobil di AS terserang ‘virus’ panic buying setelah pengumuman tarif 25 persen. Sebab, ketika kebijakan tersebut sudah berjalan penuh, ada kemungkinan harga kendaraan bisa naik drastis.

    “Anda melihat banyak orang pergi ke tempat penjualan mobil lebih cepat daripada perkiraan awal, karena mereka tidak tahu kapan atau berapa banyak tarif akan membebani pengeluaran mereka,” ungkapnya.

    “Kendaraan yang harganya lebih terjangkau, katakanlah di bawah US$ 30 ribu, kemungkinan besar akan tersingkir dari pasar,” tambahnya.

    Sementara Pakar Keuangan dari NerdWallet, Kimberly Palmer mewanti-wanti, mobil merupakan kebutuhan tersier yang harganya cukup tinggi. Sehingga, sebelum membelinya, harus diputuskan matang-matang alias tak boleh panic buying.

    “Membeli mobil merupakan keputusan finansial yang sangat besar. Harganya mahal dan berdampak signifikan pada keuangan Anda, jadi jangan terburu-buru jika belum sepenuhnya siap,” kata Palmer.

    Dealer mobil di Amerika Serikat. Foto: iStock.

    Namun, jika keputusan membeli mobil sudah dirumuskan sejak lama dan dananya memang sudah disiapkan, maka ini waktu yang tepat untuk melakukan transaksi. Sebab, harganya masih cenderung stabil.

    “Jika Anda tahu Anda perlu membeli mobil dan itu sudah Anda putuskan dan sesuaikan dengan anggaran Anda, maka masuk akal untuk mempercepat jangka waktu pembelian,” kata dia.

    Sebagai catatan, kenaikan harga kendaraan di AS masih belum bisa diprediksi dengan akurat. Namun, melihat pergerakan pasar sekarang ditambah semua dinamika yang ada, maka kenaikannya diyakini berkisar US$ 8 ribu (Rp 133 jutaan) hingga US$ 15 ribu (Rp251 jutaan).

    Sementara Laboratorium Pendanaan Universitas Yale memprediksi, harga kendaraan di AS rata-rata akan naik 13,5 persen atau sekira US$ 6.400 (Rp 110 jutaan) untuk mayoritas mobil yang dipakai warga setempat. Kemudian untuk mobil impor seperti buatan Hyundai dan Kia, kenaikannya lebih signifikan.

    (sfn/dry)

  • Ada Kebijakan Impor Trump, Harga Mobil Baru Diprediksi Naik Segini

    Ada Kebijakan Impor Trump, Harga Mobil Baru Diprediksi Naik Segini

    Jakarta

    Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump telah mengumumkan tarif 25 persen untuk kendaraan dan suku cadang impor. Lantas, seberapa besar dampak kebijakan itu terhadap harga jual mobil di kawasan setempat?

    Dr. Kishore Kulkarni selaku profesor ekonomi di MSU Denver memprediksi, harga kendaraan di AS akan meroket mulai pekan depan. Bahkan, efeknya akan makin terasa di bulan-bulan berikutnya.

    “Tidak diragukan lagi, harga mobil pekan depan akan lebih mahal ketimbang hari ini,” ujar Kulkarni, dikutip dari CBS News, Selasa (8/4).

    Donald Trump. Foto: AP/Mark Schiefelbein

    Kulkarni menjelaskan, kenaikan harga kendaraan di AS masih belum bisa diprediksi dengan akurat. Namun, melihat pergerakan pasar sekarang ditambah semua dinamika yang terjadi, maka kenaikannya diyakini berkisar US$ 8 ribu (Rp 133 jutaan) hingga US$ 15 ribu (Rp251 jutaan).

    Sementara Lab Keuangan Universitas Yale memprediksi, harga kendaraan di AS rata-rata akan naik 13,5 persen atau sekira US$ 6.400 (Rp 110 jutaan) untuk kebanyakan mobil yang dipakai warga setempat. Kemudian untuk mobil impor seperti Hyundai dan Kia, kenaikannya lebih besar lagi.

    Sumber yang sama mengatakan, konsumen ramai-ramai menyerbu dealer setelah Donald Trump mengumumkan kebijakan impor. Sebab, harga kendaraan saat ini masih cenderung stabil dan belum ada kenaikan.

    Mereka khawatir, kebijakan impor Trump ditambah rencana pabrikan menghentikan produksi di AS, membuat harga kendaraan setempat naik drastis. Sementara kebutuhan membeli mobil baru masih tetap dan akan selalu ada.

    Dealer mobil di Amerika Serikat. Foto: iStock.

    Dengan kebijakan baru yang dicanangkan Trump, semua mobil di AS akan terdampak, termasuk mobil impor atau rakitan lokal. Kulkarni menjelaskan, mobil merupakan industri yang kompleks. Sebab, sekalipun disebut ‘buatan dalam negeri’, komponennya masih tetap bergantung dari negara lain.

    Bahkan, kata dia, Tesla yang kerap diagung-agungkan sebagai mobil Amerika saja masih menggunakan suku cadang impor dari negara rekanan.

    “Untuk banyak mobil, perakitan ada di suatu tempat, mesinnya dari suatu tempat, suku cadang bodinya ada di suatu tempat. Jadi jelas, mobil adalah komoditas yang sangat kompleks yang membutuhkan banyak barang impor dan input impor, dan oleh karena itu, perusahaan mobil akan menemukan cara untuk beradaptasi dengan semua ini,” kata Kulkarni.

    Kulkarni pun mengingatkan, harga mobil bekas turut naik imbas kebijakan tersebut. Sebab, kenaikan harga mobil baru membuat permintaan mobil bekas akan meningkat drastis, sehingga berdampak pada harga jualnya. Biaya servis atau perbaikan kendaraan juga terancam naik.

    (sfn/din)

  • Bukan Tesla-BYD, Mobil Listrik Ala Jepang Ini Ternyata Paling Laku!

    Bukan Tesla-BYD, Mobil Listrik Ala Jepang Ini Ternyata Paling Laku!

    Jakarta, CNBC Indonesia – Produk otomotif pabrikan Jepang sudah tidak perlu lagi diragukan kualitasnya. Bahkan, permintaan untuk mobil hibrida bensin-listrik Toyota telah membuat para pemasok kewalahan dalam memenuhi kebutuhan produksi.

    Banyaknya permintaan tersebut, mengakibatkan terjadinya kekurangan suku cadang dan waktu tunggu yang lebih lama bagi para pembeli. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh empat orang yang mengetahui situasi tersebut.

    Melansir Reuters, stok mobil hibrida Toyota di dealer utama, termasuk di Amerika Serikat, Jepang, China, dan Eropa, susah dicari.

    Sebagai pemain dominan di pasar mobil hibrida, Toyota menghadapi tantangan besar dalam memenuhi lonjakan permintaan ini. Namun, peningkatan ini juga membuktikan strategi Toyota dalam mempertahankan produksi mobil hybrid terbukti berhasil, meskipun beberapa pesaingnya sebelumnya memprediksi kendaraan listrik berbasis baterai akan menghilangkan permintaan mobil hibrida.

    Sementara itu, berdasarkan data LMC Automotive, penjualan mobil hybrid global, termasuk model plug-in, hampir meningkat tiga kali lipat dalam lima tahun terakhir, dari 5,7 juta unit menjadi 16,1 juta unit.

    Di Eropa, pelanggan Toyota kini harus menunggu sekitar 60 hingga 70 hari untuk mendapatkan mobil hibrida baru, hampir dua kali lipat dari waktu tunggu pada tahun 2020. Model dengan permintaan tertinggi di kawasan ini termasuk Yaris Cross Hybrid dan RAV4 Plug-in Hybrid. Sedangkan di Jepang, waktu tunggu berkisar antara dua hingga lima bulan untuk berbagai model, menurut situs web resmi Toyota.

    Di Amerika Serikat, stok mobil hibrida juga makin tipis. Seorang sumber mengatakan, di salah satu dealer di Pantai Barat, Prius Hybrid sudah terjual habis sejak pertengahan Februari, sementara stok Camry Hybrid sangat terbatas. Di India, waktu tunggu berkisar antara dua hingga sembilan bulan, tergantung pada modelnya.

    Reuters mewawancarai 10 tokoh industri, termasuk orang-orang di Toyota dan para pemasoknya, mereka mengungkapkan kendala saat ini terjadi dalam rantai pasokan mobil hibrida. Toyota menyatakan, permintaan mobil hibrida meningkat secara signifikan di seluruh wilayah dan pihaknya terus berusaha meningkatkan produksi untuk merespons kebutuhan pasar.

    “Saat ini, kapasitas produksi untuk komponen dan suku cadang hibrida dari para pemasok kami dan produksi suku cadang internal kami sejalan dengan rencana produksi tahunan dan kapasitas perakitan kendaraan kami,” kata Toyota dalam pernyataannya, dikutip dari Reuters, Selasa (1/4/2025).

    Namun, keterbatasan pasokan tetap menjadi tantangan utama. Beberapa suku cadang penting, seperti magnet yang digunakan dalam komponen hibrida dari pemasok Aisin Corp, mengalami kelangkaan. Hal ini menyebabkan keterlambatan produksi rotor dan stator, yang berdampak pada pasokan motor hibrida ke Toyota. Demikian pula, Denso, pemasok utama dalam grup Toyota, menghadapi keterlambatan pengiriman inverter akibat kemacetan di pemasok lapis kedua dan ketiga.

    Menghadapi masalah ini, Toyota mempertimbangkan opsi untuk mencari pemasok baru di India serta memproduksi inverter di negara tersebut. Meski begitu, perusahaan menolak memberikan perincian lebih lanjut terkait pemasok spesifik yang terlibat dalam upaya ini. Aisin dan Denso juga menolak berkomentar.

    Adapun Toyota sendiri telah berinvestasi besar dalam meningkatkan kapasitas produksinya. Di India, Toyota Kirloskar Motor telah menambah kapasitas untuk memproduksi 32.000 kendaraan tambahan per tahun dan berencana untuk meningkatkan produksi hingga 100.000 kendaraan lagi. Selain itu, Toyota juga menginvestasikan US$14 miliar untuk pabrik baterai di North Carolina guna memenuhi permintaan kendaraan hibrida.

    Di China, meskipun total penjualan Toyota turun 7% pada 2024 dibanding tahun sebelumnya, penjualan kendaraan listriknya yang sebagian besar adalah mobil hibrida justru meningkat 27%.

    Pesaing utama Toyota, seperti Hyundai dan Kia, juga menghadapi tantangan serupa dalam meningkatkan produksi mobil hibrida mereka. Seorang sumber menyebutkan bahwa Hyundai masih berjuang dengan keterbatasan kapasitas produksi, sementara dealer Hyundai di Seoul mencatat waktu tunggu untuk SUV Palisade Hybrid mencapai satu tahun. Kia Carnival Hybrid memiliki waktu tunggu 10 bulan, sedangkan Kia Sorento Hybrid membutuhkan waktu sekitar tujuh bulan untuk dikirim ke pelanggan.

    Sementara itu, Honda melaporkan permintaan yang kuat untuk mobil hibridanya, terutama di Amerika Utara dan Jepang, tetapi enggan memberikan rincian mengenai waktu pengiriman.

    Lebih lanjut, bagi sebagian pelanggan, efisiensi bahan bakar yang ditawarkan oleh mobil hibrida membuat mereka bersedia menunggu lebih lama. Rakesh Kumar, seorang pengusaha di negara bagian Uttar Pradesh, India, akhirnya menerima SUV Toyota Hyryder miliknya pada bulan Maret, hampir lima bulan setelah melakukan pemesanan.

    “Kami sudah punya satu mobil hibrida di keluarga,” ujarnya. “Dan saya tahu jarak tempuhnya jauh lebih baik daripada mobil lainnya.”

    (wia)

  • Korea Selatan Siapkan Sejumlah Langkah Hadapi Tarif Trump, Apa Saja?

    Korea Selatan Siapkan Sejumlah Langkah Hadapi Tarif Trump, Apa Saja?

    Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Keuangan Korea Selatan mengatakan pemerintah akan menyiapkan sejumlah langkah dukungan untuk sektor-sektor dengan kebutuhan mendesak.

    Kebijakan tersebut akan dikeluarkan jelang pemberlakuan tarif 25% yang ditetapkan Presiden AS Donald Trump mulai minggu ini.

    “Menteri Choi Sang-mok menekankan perlunya menganalisis dampak pada ekonomi makro dan menyiapkan langkah-langkah dukungan untuk sektor-sektor dengan kebutuhan mendesak,” kata kementerian tersebut dalam sebuah pernyataan dikutip dari Reuters, Senin (7/4/2025).

    Pada 2 April 2025, Trump memberlakukan tarif menyeluruh terhadap impor ke Amerika Serikat dan tarif yang lebih tinggi terhadap negara-negara yang dinilai sebagai pelanggar terburuk, termasuk bea masuk sebesar 25% atas impor dari Korea Selatan, yang akan mulai berlaku pada Rabu (9/4/2025).

    Setelah pengumuman Trump, penjabat Presiden Korea Selatan Han Duck-soo mengatakan minggu lalu bahwa pemerintah akan mempersiapkan langkah-langkah dukungan untuk sektor otomotif minggu ini dan mengupayakan negosiasi dengan pemerintahan Trump.

    Ekspor Korea Selatan ke Amerika Serikat mencapai rekor tertinggi sebesar US$127,8 miliar pada tahun 2024, dengan mobil, sebagai produk terlaris, menyumbang 27% dari total.

    Pada Senin, Menteri Keuangan Choi Sang-mok dan pembuat kebijakan lainnya juga meninjau strategi tanggapan menjelang kunjungan menteri perdagangan ke Amerika Serikat minggu ini, kata kementerian keuangan.

    Selama kunjungan pada 8-9 April 2025 itu, Cheong In-kyo, Menteri Perdagangan Korea Selatan, berencana untuk bertemu dengan Perwakilan Dagang AS Jamieson Greer dan mengajukan permintaan untuk menurunkan tarif 25%.

    Kunjungan Cheong mendatang akan menjadi kunjungan tingkat senior kelima dari Kementerian Perindustrian, Perdagangan, dan Energi sejak Trump menjabat.

    Dia telah berkunjung pada bulan Maret, sementara Menteri Perindustrian Ahn Duk-geun berkunjung dua kali. Wakil Menteri Park Jong-won juga berkunjung, untuk meminta pengecualian tarif.

    Trump belum bertemu atau berbicara dengan salah satu pemimpin sementara Korea Selatan, tetapi mengundang Ketua Hyundai Motor Group Euisun Chung ke Gedung Putih untuk mengumumkan investasi produsen mobil tersebut senilai $21 miliar di Amerika Serikat.

    Secara terpisah, regulator keuangan Korea Selatan pada hari Senin meminta perusahaan dan lembaga negara untuk bersiap memberikan dukungan likuiditas bagi perusahaan pengekspor dan kontraktor mereka yang terkena tarif.

    Saat indeks saham acuan Kospi turun ke level terendah dalam 17 bulan di tengah aksi jual aset berisiko global akibat tarif AS, regulator juga mengatakan akan menyiapkan program stabilisasi pasar senilai 100 triliun won (US$68,08 miliar).