brand merek: Hyundai

  • PBB Rilis Daftar Perusahaan Terkait Genosida Israel, Ada Google hingga

    PBB Rilis Daftar Perusahaan Terkait Genosida Israel, Ada Google hingga

    Jakarta, CNBC Indonesia – Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) merilis laporan mengejutkan terkait dugaan keterlibatan perusahaan-perusahaan besar dunia dalam genosida yang terjadi di Gaza, Palestina. Laporan berjudul “From Economy of Occupation to Economy of Genocide” itu disusun oleh Pelapor Khusus PBB untuk situasi HAM di wilayah Palestina, Francesca Albanese.

    Laporan ini menyelidiki peran sektor korporasi yang dianggap menopang proyek kolonial Israel di wilayah pendudukan, dari aktivitas militer hingga ekonomi. Disebutkan, keterlibatan dunia usaha bukan hanya dalam bentuk dukungan teknologi atau logistik, tapi juga pendanaan dan investasi yang memperkuat sistem apartheid, penjajahan, hingga genosida.

    “Hukum internasional mengakui berbagai tingkat tanggung jawab masing-masing memerlukan pengawasan dan akuntabilitas, khususnya dalam kasus ini, di mana penentuan nasib sendiri dan keberadaan suatu bangsa dipertaruhkan. Ini adalah langkah yang diperlukan untuk mengakhiri genosida dan membongkar sistem global yang telah mengizinkannya,” tulis laporan tersebut.

    Berikut daftar perusahaannya dirangkum dari website un.org:

    Perusahaan Teknologi Terlibat Sistem Pengawasan dan Militer

    Sejumlah raksasa teknologi asal Amerika Serikat masuk dalam laporan ini. IBM, Google (Alphabet), Amazon, Microsoft, hingga Palantir disebut memasok teknologi pengawasan, pengumpulan data, serta kecerdasan buatan yang digunakan oleh militer dan lembaga keamanan Israel.

    IBM disebut mengelola basis data biometrik warga Palestina melalui kerja sama dengan otoritas imigrasi Israel.

    Google dan Amazon menandatangani kontrak infrastruktur cloud senilai US$1,2 miliar untuk mendukung sistem militer dan pengawasan Israel.

    Microsoft menyediakan sistem komputasi yang terintegrasi dengan militer dan kepolisian sejak awal 2000-an. Palantir menyediakan teknologi intelijen dan pemetaan target untuk operasi militer Israel.

    Sektor Militer: Lockheed Martin hingga Caterpillar

    Laporan juga menyebut perusahaan pertahanan seperti Lockheed Martin dan Leonardo S.p.A sebagai pemasok utama persenjataan, termasuk jet tempur F-35 dan F-16 yang digunakan untuk menyerang Gaza sejak Oktober 2023.

    Tak kalah mencolok, Caterpillar Inc. dituduh menyediakan buldoser militer yang digunakan dalam penghancuran massal bangunan di Gaza, termasuk rumah, rumah sakit, dan tempat ibadah.

    Foto: IBM (CNBC Indonesia/Novina)
    IBM (CNBC Indonesia/Novina)

    Energi, Infrastruktur, dan Pariwisata Tak Luput

    Chevron, Glencore, dan Drummond Company hingga BP dituding terlibat dalam penyediaan energi yang mendukung operasi militer Israel, termasuk pasokan batu bara dan gas.

    Perusahaan alat berat seperti HD Hyundai, Doosan, dan Volvo disebut memasok alat penghancur yang digunakan untuk meratakan permukiman Palestina. “Khusus sejak tahun 2000, mesin Volvo telah digunakan untuk menghancurkan wilayah Palestina, termasuk di Yerusalem timur dan Masafer Yatta,” tulis laporan.

    “Selama lebih dari satu dekade, mesin HD Hyundai telah digunakan untuk menghancurkan rumah-rumah Palestina dan menghancurkan lahan pertanian, termasuk kebun zaitun,” tulis laporan itu.

    Platform pariwisata Booking.com dan Airbnb dilaporkan mempromosikan properti di pemukiman ilegal Israel, dengan keuntungan signifikan selama periode konflik. Airbnb telah meningkatkan keuntungan di Israel, tumbuh dari 139 iklan pada tahun 2016 menjadi 350 pada tahun 2025. Perusahaan disebut mampu mengumpulkan komisi hingga 23%.

    “Iklan-iklan ini terkait dengan pembatasan akses Palestina ke tanah dan membahayakan desa-desa di sekitarnya. Di Tekoa, Airbnb memungkinkan pemukim mempromosikan “komunitas yang hangat dan penuh kasih,” dengan menutupi kekerasan pemukim terhadap desa Palestina tetangga Tuqu,” muat laporan itu.

    Foto: Airbnb (REUTERS/Charles Platiau)
    FILE PHOTO: The Airbnb logo is seen on a little mini pyramid under the glass Pyramid of the Louvre museum in Paris, France, March 12, 2019. REUTERS/Charles Platiau/File Photo

    Lembaga Keuangan dan Investor Global

    Laporan juga menyoroti peran lembaga keuangan global yang membeli obligasi pemerintah Israel yang digunakan untuk membiayai anggaran militer. BNP Paribas dan Barclays disebut menjamin obligasi negara Israel.

    Raksasa investasi seperti BlackRock, Vanguard, dan Allianz PIMCO disebut menyalurkan miliaran dolar ke obligasi Israel dan saham perusahaan yang terlibat dalam genosida. Entitas-entitas keuangan ini menyalurkan miliaran dolar ke dalam obligasi pemerintah dan perusahaan-perusahaan yang terlibat langsung dalam pendudukan dan genosida Israel.

    “Entitas-entitas ini menjadi tulang punggung finansial sistem pendudukan dan genosida,” tegas laporan itu.

    PBB menekankan pentingnya akuntabilitas sektor swasta dalam kasus pelanggaran HAM berat. Meski laporan ini belum mengarah pada sanksi hukum, tekanan internasional terhadap perusahaan-perusahaan tersebut diperkirakan akan meningkat, termasuk potensi boikot konsumen dan desakan divestasi dari investor etis.

    (haa/haa)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Banyak Dilirik Orang Indonesia, Ini Daftar Mobil Listrik China di RI

    Banyak Dilirik Orang Indonesia, Ini Daftar Mobil Listrik China di RI

    Jakarta

    Mobil listrik China banyak dilirik orang Indonesia. Berikut ini deretan mobil listrik China yang dijual di Tanah Air.

    Banyak orang Indonesia kepincut mobil listrik China. Bukan tanpa alasan, harga terjangkau jadi faktor utamanya. Padahal kalau bicara mobil listrik, bukan hanya merek China yang berjualan di Indonesia. Ada merek Jepang lewat Nissan, Honda, Toyota, hingga Mitsubishi.

    Merek Korea Selatan juga cukup agresif menghadirkan mobil listrik yang dibawa oleh Hyundai dan Kia. Di segmen premium, merek Eropa juga menjajakan mobil listriknya di dalam negeri. Ada BMW, Volvo, Mercedes-Benz, dan beberapa merek lainnya berlomba-lomba menyajikan mobil listrik buat orang Indonesia. Dalam riset yang dilakukan Populix, mobil listrik sebenarnya belum umum di kalangan masyarakat, maka harga terjangkau menjadi kuncinya.

    Nah harga terjangkau itu memang ditawarkan para produsen mobil listrik China. Kondisi ini justru berbeda dengan mobil listrik merek Jepang, Eropa, ataupun Korea Selatan.

    “Merek Jepang dan Eropa dipandang mahal, menghadapi persaingan yang ketat karena biayanya yang lebih tinggi dan fiturnya lebih sedikit,” demikian ditulis Populix.

    Masih dalam survei Populix, mobil listrik Eropa, Jepang, dan juga Korea Selatan dianggap kemahalan dibandingkan mobil China. Belum lagi fiturnya juga tak sebanyak mobil dari Negeri Tirai Bambu tersebut.

    Merek China memang membanjiri pasar otomotif Indonesia dengan mobil listriknya. Berikut ini deretan mobil listrik China yang dijual di Indonesia.

    Daftar Mobil Listrik China di Indonesia1. BYDBYD M6BYD Sealion 7BYD SealBYD DolphinBYD Atto 32. Denza3. AION4. Chery5. Seres6. Geely7. WulingWuling Air evWuling BinguoEVWuling Cloud EV8. Xpeng9. Neta

    (dry/din)

  • Tesla Makin Hancur Lebur, Elon Musk Bye!

    Tesla Makin Hancur Lebur, Elon Musk Bye!

    Jakarta, CNBC Indonesia – Tesla makin terpuruk. Penjualan mobilnya terus mengalami penurunan di saat CEO Elon Musk terlibat perseteruan dengan Presiden AS Donald Trump.

    Dalam laporan Produksi, Pengiriman, dan Penerapan Tesla yang dipublikasikan di situs resmi Tesla, raksasa tersebut melaporkan pengiriman mobil listrik sebanyak 384.122 unit sepanjang kuartal-II (Q2) 2025.

    Angka itu turun 14% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yakni sebesar 443.956 unit.

    Laporan ini sesuai dengan prediksi analis Wall Street yang mengatakan penjualan Tesla lesu di Eropa. Faktornya beragam, mulai dari tekanan persaingan dari merek mobil listrik China, reputasi politik Musk juga membuat konsumen enggan membeli produk Tesla, menurut laporan Business Insider.

    Tak cuma itu, Tesla juga masih menjual produk-produk lawas. Perusahaan sudah berkali-kali mengumbar akan merilis mobil listrik murah, namun belum juga terealisasi.

    Pada April lalu, Tesla mengumumkan penundaan untuk Model Y versi terjangkau. Cybertruck merupakan peluncuran besar terakhir Tesla, tetapi harganya yang dipatok mulai US$60.000 (Rp970 jutaan) kurang diminati secara luas, dikutip dari PCMag, Jumat (4/7/2025).

    Tesla juga berinvestasi besar dalam bidang otonomi dan memperkenalkan 10 robotaxi Model Y yang dapat mengemudi sendiri di Austin bulan lalu. Namun, inisiatif itu dikatakan bisa memakan waktu bertahun-tahun untuk menghasilkan pendapatan.

    Laporan kinerja Tesla yang buruk sudah menjadi hal normal dalam beberapa periode belakangan. Sepanjang 2024, kinerja perusahaan turun 1%.

    Pada Q1 2025, Tesla menunjukkan penurunan 13% dibandingkan Q1 2024 dan anjlok 20% dibandingkan Q1 2023.

    PCMag mencatat, Musk harus menyiapkan jawaban yang masuk akal pada 23 Juli 2025 mendatang, ketika perusahaan mengumumkan hasil kinerja keuangan dan menghadapi rentetan pertanyaan dari para analis.

    Secara keseluruhan, minat konsumen terhadap mobil listrik memang jatuh ke level terendah sejak 2019, menurut studi pada Juni 2025 dari AAA. Hanya 16% orang dewasa di AS yang mengaku berniat membeli mobil listrik.

    Angka itu turun dari 25% pada 2022 silam. Alasannya beragam, antara lain harga yang mahal, kecemasan jangkauan, hingga kekhawatiran terkait perbaikan baterai mobil yang ribet dan berbiaya tinggi.

    Politik juga memainkan peran kecil, terutama kecemasan atas berakhirnya keringanan pajak federal sebesar US$7.500. Versi terkini dari RUU Big Beautiful, yang sekarang sedang dipertimbangkan di DPR, akan mengakhiri keringanan pajak pada bulan September 2025 mendatang.

    Namun, masih ada kemungkinan untuk meraih kesuksesan dalam bisnis mobil listrik di AS. Penjualan mobil listrik General Motors naik 111% dari tahun-ke-tahun (YoY).

    Namun, produsen mobil lain melaporkan penurunan, termasuk Ford, Kia, dan Hyundai, menurut laporan The Wall Street Journal. Kasus Ford unik, dan terkait dengan pergantian pabrik untuk versi 2025 untuk dua dari tiga modelnya, menurut Bloomberg.

    Di sisi lain, minat terhadap mobil hibrida (bukan EV penuh) tengah tumbuh di AS. Ford kini melaporkan angka penjualan gabungan untuk mobil listrik murni dan hibrida tumbuh 6,6% pada Q2 2025, menurut laporan CNBC International.

    Toyota, pembuat Prius, berencana untuk menawarkan lebih banyak mobil hibrida plug-in (PHEV) yang menawarkan jarak tempuh tertentu dengan tenaga listrik penuh beserta tangki bensin sebagai cadangan.

    Perusahaan tersebut mengumumkan rencana pada bulan Mei untuk meningkatkan kategori penjualan tersebut dari 2,4% menjadi 20% pada tahun 2030.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Mobil Listrik Jaecoo J5 Dijual di Indonesia Tahun Ini

    Mobil Listrik Jaecoo J5 Dijual di Indonesia Tahun Ini

    Jakarta

    Setelah mengenalkan mobil bensin dan hybrid, perusahaan roda empat asal China, Jaecoo akan menjual mobil listrik di Indonesia. Kendaraan tersebut merupakan Jaecoo J5 EV yang sempat dipamerkan di dalam negeri.

    Head of Product Jaecoo Indonesia, Ryan Ferdiean Tirto mengatakan, kemunculan Jaecoo J5 EV di Tanah Air hanya perkara waktu. Bahkan, kendaraan bertampang futuristis tersebut akan dikenalkan tahun ini.

    “Kalau mobil listrik sendiri, dalam waktu dekat. Karena kan kita sudah buka yang J5 di IIMS 2025. Nanti ditunggu aja, pasti kita akan lengkapi (produk kami) dengan mobil listrik,” ujar Ryan saat ditemui di BSD, Tangerang Selatan, Senin sore (30/6).

    Jaecoo J5 EV. Foto: Doc. Jaecoo

    Meski akan meluncur dalam waktu dekat, namun pihaknya belum membuka pemesanan untuk mobil listrik pertamanya tersebut. Dia hanya meminta konsumen bersabar sampai kendaraan benar-benar dijual di Indonesia.

    “Untuk sementara ini belum (bisa dipesan). Nanti ada waktunya kita akan umumkan untuk bisa di-open. Tapi yang jelas tahun ini (meluncur),” ungkapnya.

    Ryan mengklaim, ketika dipajang di pameran IIMS 2025, respons konsumen rata-rata positif. Bahkan, kebanyakan mereka ingin kendaraan nonemisi itu segera dipasarkan di Indonesia.

    “Kemarin waktu kita taruh di IIMS, antusias pengunjung cukup bagus. Jadi banyak sekali yang nanyain kapan launching dan segala macem,” kata dia.

    Jaecoo J5. Foto: Doc. Chery Club

    Sebagai catatan, secara teknis, Jaecoo J5 diperkirakan mengusung baterai 70 kWh dengan jarak tempuh maksimum sekitar 450-510 km. Motor listriknya menghasilkan tenaga 201 dk dan torsi puncak 310 Nm.

    Dengan spesifikasi tersebut, kendaraan itu masuk ke pasar SUV listrik menengah dan akan bersaing ketat dengan model seperti MG ZS EV dan Hyundai Kona Electric.

    (sfn/dry)

  • Mobil Jaecoo Dirakit Lokal di Bekasi, ‘Numpang’ Chery

    Mobil Jaecoo Dirakit Lokal di Bekasi, ‘Numpang’ Chery

    Jakarta

    Perusahaan roda empat asal China, Jaecoo telah mengenalkan dua mobil pertamanya di Indonesia, yakni Jaecoo J7 dan J8. Kendaraan tersebut bukan berstatus impor utuh, melainkan langsung dirakit lokal di Tanah Air.

    Head of Product Jaecoo Indonesia, Ryan Ferdiean Tirto mengatakan, Jaecoo J7 dan J8 dirakit secara terurai atau completely knock down (CKD) di pabrik Handal Bekasi, Jawa Barat. Perusahaan tersebut berbagi line perakitan dengan Chery sebagai induk perusahaan.

    “Sudah dirakit lokal, ini mobil yang di-test teman-teman barusan sudah dirakit CKD… Dan betul (ini masih berbagi line perakitan dengan Chery),” ujar Ryan Ferdiean saat ditemui di BSD, Tangerang Selatan, Senin sore (30/6).

    Jaecoo 8 AWD Foto: Dok. Jaecoo Indonesia

    Ryan menjelaskan, selain di Bekasi, Handal punya pabrik lain di Purwakarta, Jawa Barat. Dia tak menutup peluang perakitan mobilnya kelak akan dipindah ke sana.

    “Kini CKD-nya di Handal Bekasi, tapi mereka kan punya yang di Purwakarta. Nanti pembagiannya seperti apa, kami belum dapet informasi, termasuk apakah akan dipindah atau bagaimana,” ungkapnya.

    Sebagai catatan, sejak pertama muncul di Indonesia pada Februari lalu, Jaecoo telah mengenalkan dua produk di dalam negeri, yakni J7 dan J8. Keduanya menyasar konsumen dari kalangan menengah dan menengah atas.

    Jaecoo J7. Foto: Septian Farhan Nurhuda/detik.com

    Jaecoo J7 merupakan SUV lima penumpang yang tersedia dalam dua pilihan mesin, yaitu 1.600 cc turbo dengan sistem penggerak AWD dan 1.500 cc turbo plus baterai 18,3 kWh FWD dengan teknologi Super Hybrid System atau SHS.

    Sementara J8 merupakan SUV yang secara ukuran lebih besar dari J7 dan bakal head to head dengan Hyundai Palisade di segmen premium. Kendaraan dengan konfigurasi enam penumpang tersebut menggunakan mesin konvensional 2.000 cc yang mampu menyemburkan tenaga 245 dk dan torsi 385 Nm.

    Meski sudah diumumkan, namun kedua mobil itu belum punya harga resmi. Menurutnya, Jaecoo masih cenderung baru di dalam negeri. Itulah mengapa, butuh waktu ekstra untuk mengenalkannya ke konsumen.

    “Jadi kita harus meningkatkan awareness-nya dulu ke kustomer, karena kan produk kita produk baru, Jaecoo belum banyak orang yang tahu, SHS juga, makanya kita harus warming up dan edukasi ke kustomer dulu,” kata dia.

    (sfn/dry)

  • Sudah Nongol Lama, Kenapa Harga Mobil Jaecoo Belum Diumumkan di RI?

    Sudah Nongol Lama, Kenapa Harga Mobil Jaecoo Belum Diumumkan di RI?

    Jakarta

    Meski sudah dikenalkan sejak Februari lalu, namun harga Jaecoo J7 dan J8 belum diumumkan di Indonesia. Padahal, kendaraan tersebut sudah beberapa kali muncul dan di-test drive awak media.

    Head of Product Jaecoo Indonesia, Ryan Ferdiean Tirto mengungkap alasan mengapa pihaknya belum mengumumkan harga Jaecoo J7 dan J8 di Indonesia. Menurut dia, pihaknya saat ini sedang fokus membangun brand awareness.

    “Jadi kita harus meningkatkan awareness-nya dulu ke kustomer, karena kan produk kita produk baru, Jaecoo belum banyak orang yang tahu, SHS juga, makanya kita harus warming up (pemanasan) dan edukasi ke kustomer dulu,” ujar Ryan Ferdiean di BSD, Tangerang Selatan, Senin sore (30/6).

    “Itu yang membuat kita harus meningkatkan dulu brand awareness sampai pada saat waktu yang tepat, kita akan launching harganya,” tambahnya.

    Jaecoo J7 di Indonesia. Foto: Septian Farhan Nurhuda/detik.com

    Ketika ditanya kapan waktu yang tepat itu datang, Ryan belum bisa menjawabnya. Dia juga masih tertutup soal kemungkinan harga diumumkan di pameran Gaikindo Indonesia International Auto Show atau GIIAS 2025.

    “Sebentar lagi, ditunggu aja ya. (Soal apakah di GIIAS 2025 atau bukan) kami belum tahu ya, belum bisa bicara,” tuturnya.

    Menariknya, meski harganya belum diumumkan, namun Jaecoo J7 dan J8 sudah terjual ratusan unit di Indonesia. Mereka bukan hanya melakukan prebook atau prapemesanan, melainkan langsung SPK.

    “Penjualan sejauh ini plus-minus sudah 700-an unit ya. Dominasinya masih di J7 SHS, kemudian sisanya setengah-setengah di J7 AWD dan J8 AWD. Semuanya sudah SPK,” kata dia.

    Sebagai catatan, sejak pertama muncul di Indonesia pada Februari lalu, Jaecoo telah mengenalkan dua produk di dalam negeri, yakni J7 dan J8. Keduanya menyasar konsumen dari kalangan menengah dan menengah atas.

    Jaecoo J7 merupakan SUV lima penumpang yang tersedia dalam dua pilihan mesin, yaitu 1.600 cc turbo dengan sistem penggerak AWD dan 1.500 cc turbo plus baterai 18,3 kWh FWD dengan teknologi Super Hybrid System atau SHS.

    Sementara J8 merupakan SUV yang secara ukuran lebih besar dari J7 dan bakal head to head dengan Hyundai Palisade di segmen premium. Kendaraan dengan konfigurasi enam penumpang tersebut menggunakan mesin konvensional 2.000 cc yang mampu menyemburkan tenaga 245 dk dan torsi 385 Nm.

    (sfn/dry)

  • Hyundai-Kia Banting Harga Mobil Ratusan Juta Rupiah, Khusus Tipe Ini

    Hyundai-Kia Banting Harga Mobil Ratusan Juta Rupiah, Khusus Tipe Ini

    Jakarta, CNBC Indonesia – Hyundai dan Kia memangkas harga hingga US$16.000 secara global dalam upaya mencegah penurunan pangsa pasar. Pemangkasan harga tersebut merespon tarif kendaraan yang diimpor ke Amerika Serikat yang membebani industri otomotif.

    Mengutip CNBC International, Hyundai Motor dan Kia meningkatkan promosi global bulan ini untuk meningkatkan penjualan. Langkah ini dipandang sebagai strategi pencegahan untuk mengimbangi penurunan permintaan AS yang diperkirakan akan terjadi akibat kenaikan harga di masa depan dan untuk mempertahankan pangsa pasar global.

    Hyundai Motor menjalankan promosi agresif di enam wilayah bisnisnya di luar negeri, yaitu Asia-Pasifik, Eropa, Timur Tengah, Afrika, Amerika Utara, serta Amerika Tengah dan Selatan pada Rabu lalu dengan diskon hingga 23 juta won (US$ 16.900) tergantung pada negaranya.

    Kampanye ini terutama menargetkan SUV populer seperti Tucson dan Santa Fe, serta mobil listrik seperti Ioniq 5 dan Ioniq 6.

    Di Polandia, misalnya, Tucson 2024 ditawarkan dengan diskon 30.000 zloty (US$8.200), sementara di Serbia, Ioniq 5 dan 6 didiskon hingga 15.000 euro (US$17.400). Diskon juga mencapai 12 juta won di Thailand dan 17,8 juta won di Chili.

    Promosi agresif ini tampaknya bertujuan untuk mengurangi potensi kerugian dari penurunan penjualan di Amerika Serikat menyusul keputusan Washington pada 3 April lalu untuk memberlakukan tarif 25 persen pada kendaraan impor.

    “Hyundai dan Kia membekukan harga hingga 2 Juni dan sejak itu memperpanjang pembekuan harga hingga 7 Juli,” sebutnya.

    Perusahaan-perusahaan tersebut mengandalkan inventaris pra-tarif kendaraan yang telah diproduksi atau dibersihkan dari bea cukai sebelum tarif diberlakukan. Namun, jika tarif tetap berlaku, kenaikan harga setelah tanggal 7 Juli diperkirakan akan terjadi. Toyota, misalnya, telah mengumumkan kenaikan harga di Amerika Serikat mulai bulan Juli.

    Setiap kenaikan harga kemungkinan besar akan merugikan penjualan. Seperti tahun lalu, satu dari setiap empat kendaraan yang dijual oleh Hyundai dan Kia atau 23,6 persen dijual di Amerika Serikat. 60% persen di antaranya diekspor dari Korea.

    “Penurunan penjualan di pasar AS, yang merupakan sumber pendapatan utama, pasti akan memberikan pukulan besar,” imbuhnya.

    Menyusul keputusan tarif, Hyundai dan Kia dilaporkan menginstruksikan kepala kantor regional untuk meningkatkan penjualan sebesar 10% di wilayah lain. Tidak terkecuali Korea.

    Sebagai informasi, Hyundai meluncurkan promosi baru yang dijuluki “H-Super Save” pada bulan Mei, menawarkan diskon mulai dari 1 juta won hingga 6 juta won untuk model-model populer seperti Tucson, Grandeur, dan Santa Fe. Perusahaan juga mulai melacak tingkat inventaris berdasarkan model secara terbuka setiap hari untuk lebih merangsang penjualan.

    Terlepas dari upaya ini, peningkatan penjualan yang jelas belum terwujud. Penjualan grosir di pabrik Hyundai di Ceko yang berfungsi sebagai pusat produksi Eropa turun selama tiga bulan berturut-turut dari Maret hingga Mei, turun dari 27.109 unit di bulan Maret menjadi 25.495 unit di bulan April dan 21.909 unit di bulan Mei.

    Kia juga mengalami tren yang sama. Ekspornya ke benua-benua di luar Amerika Serikat turun dari 61.822 unit di bulan Maret menjadi 53.081 unit di bulan Mei. Meskipun total penjualan kendaraan di Eropa naik 1,9 persen dari tahun ke tahun di bulan Mei, Hyundai dan Kia mengalami penurunan penjualan sebesar 2,5 persen dan 5,6 persen selama periode yang sama.

    Hyundai mempertahankan pendekatan menunggu dan melihat sambil memantau negosiasi tarif Korea-AS. Untuk itu, perusahaan telah mengalihkan semua produksi dari pabrik Alabama ke pasar domestik AS. Pada bulan Maret, pabrik tersebut mengekspor 3.570 kendaraan ke negara-negara terdekat, tetapi jumlah tersebut anjlok menjadi hanya 14 pada bulan Mei.

    Seorang peneliti senior di Korea Institute for Industrial Economics and Trade Kim Kyung-yoo mengatakan, tekanan biaya dari tarif akan mulai meningkat pada paruh kedua tahun ini, kemungkinan akan menyebabkan kenaikan harga kendaraan.

    “Karena produsen mobil tidak dapat membebankan seluruh biaya kepada konsumen, profitabilitas pasti akan menurun,” imbuhnya.

    Sementara Kwon Yong-joo, seorang profesor desain transportasi otomotif di Universitas Kookmin, juga memperingatkan Hyundai dan Kia mungkin bertahan untuk saat ini.

    “tetapi jika produksi lokal tidak berkembang dan negosiasi tarif antara Korea dan Amerika Serikat terhenti, hilangnya pangsa pasar tidak akan terhindarkan,” pungkasnya.

    (dce)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Permintaan EV Melemah, Hyundai Tunda Kembali Sementara Produksi Ioniq 5 dan Kona Electric di Korsel

    Permintaan EV Melemah, Hyundai Tunda Kembali Sementara Produksi Ioniq 5 dan Kona Electric di Korsel

    JAKARTA – Kabar kurang baik datang Hyundai Motor Company. Produsen otomotif dari Korea Selatan ini mengumumkan menghentikan sementara produksi kendaraan listrik di Ulsan Plant 1.

    Hyundai memutuskan untuk menghentikan operasional pabrik tersebut mulai 25 Juni hingga 27 Juni. Fasilitas tersebut menjadi basis produksi dari Ioniq 5 dan Kona Electric.

    Melansir dari The Korean Car Blog, Jumat, 27 Juni, ini merupakan penghentian produksi keempat dari produsen otomotif ternama tersebut sekaligus mencerminkan tantangan berkelanjutan di tengah perlambatan permintaan kendaraan listrik global.

    Sebelumnya, penghentian pabrik di Ulsan Plant 1 dilakukan selama empat hari pada masing-masing bulan mulai dari Februari, Maret, April, dan Mei tahun ini.

    Menurut sumber anonim, penghentian operasional sementara ini disebabkan karena volume produksi yang tidak mencukupi, akibat melemahnya penjualan kendaraan listrik.

    Demi menanggulangi melemahnya penjualan EV, Hyundai memperkenalkan serangkaian diskon domestik dan promosi pembiayaan tanpa bunga di Korea pada bulan Mei untuk merangsang penjualan lokal dan luar negeri.

    Meskipun demikian, kinerja pasar belum membaik secara signifikan, yang mendorong penghentian produksi terbaru dan ekspor tidak membantu karena ekspor kedua model turun 65 persen bagi Ioniq 5 dan 42 persen pada Kona Electric.

    Menanggapi seringnya penutupan pabrik, anggota serikat pekerja di Pabrik Ulsan menyerukan alokasi model kendaraan baru ke lini produksi mereka. Tujuan mereka adalah untuk mengamankan volume produksi yang lebih konsisten dan mencegah gangguan pekerjaan di masa mendatang.

  • Geely Bakal Bawa Mobil Hybrid ke GIIAS 2025

    Geely Bakal Bawa Mobil Hybrid ke GIIAS 2025

    Jakarta

    Untuk pertama kalinya Geely bakal berpartisipasi di ajang pameran GIIAS (Gaikindo Indonesia International Auto Show). Merek asal China itu siap membawa beberapa model andalan di GIIAS 2025, salah satunya adalah mobil hybrid.

    “Nanti akan ada tiga produk yang kita introduce (perkenalkan di GIIAS 2025), tapi ini bukan peluncuran ya. Jadi buat first impression saja (untuk pengunjung). Salah satunya adalah model PHEV. Ini untuk memperlihatkan kekuatan Geely, bahwa kita sebetulnya juga memiliki product line up yang lengkap,” kata Brand Director Geely Auto Indonesia Yusuf Anshori saat berkunjung ke kantor detikcom di Jakarta Selatan, Rabu (25/6/2025).

    Geely EX5 Foto: Doc. Geely

    Satu produk yang pasti bakal ditampilkan adalah model mobil listrik EX5 yang sudah dipasarkan Geely Auto Indonesia sejak Februari lalu. Namun untuk tiga model lain, Geely tidak mau menjawabnya. “Nanti kita lihat saja di GIIAS,” sambung pria yang akrab disapa Ori tersebut.

    Nantinya Geely Auto Indonesia akan menempati area convention hall yang terletak di antara hall 3A dan hall 5. Geely bakal satu ruangan dengan BMW, MINI, dan merek asal AS, Ford.

    Sebagai informasi, sebanyak 39 merek kendaraan penumpang siap unjuk gigi di GIIAS 2025, antara lain Aletra, Audi, BAIC, BMW, BYD, Chery, Chery Lepas, Citroen, Daihatsu, Denza, DFSK, Ford, GAC AION, Geely, GWM, Honda, Hyundai, Jaecoo, Jeep, Jetour, KIA, Lexus, Maxus, Mazda, Mercedes-Benz, MG, MINI, Mitsubishi Motors, Nissan, Polytron, Seres, Subaru, Suzuki, Toyota, VinFast, Volkswagen, Volvo, Wuling, dan Xpeng.

    Sedangkan dari merek kendaraan komersial hadir 4 merek, yaitu Hino, Isuzu, Mitsubishi Fuso, dan UD Trucks. Enam belas merek sepeda motor juga akan hadir di GIIAS 2025, ALVA, Aprilia, Astra Honda Motor, Dubbs, Exotic, Harley-Davidson, Kupprum, MotoGuzzi, Pacific, Piaggio, Polytron, Royal Enfield, Scomadi, U-Winfly, Vespa, dan Wedison.

    Selain itu, empat merek karoseri juga hadir, yakni Adiputro, Laksana, New Armada, dan Tentrem. Serta ratusan merek dari industri pendukung otomotif lain yang siap untuk menampilkan inovasi dan teknologi terkini. Pameran GIIAS 2025 berlokasi di ICE-BSD City, Tangerang, berlangsung dari 24 Juli hingga 3 Agustus.

    (lua/mhg)

  • Negara-negara Ini Langganan Mobil ‘Buatan’ Indonesia

    Negara-negara Ini Langganan Mobil ‘Buatan’ Indonesia

    Jakarta

    Mobil yang diproduksi di Indonesia dikirim ke banyak negara. Ternyata ini 10 negara yang paling banyak langganan mobil ‘buatan’ Indonesia.

    Banyak pabrikan yang memproduksi mobilnya di Indonesia. Mulai dari Toyota, Daihatsu, Honda, Mitsubishi, Hyundai, dan masih ada beberapa pabrikan lainnya, merakit mobilnya di dalam negeri. Mobil itu tidak hanya diproduksi untuk memenuhi kebutuhan di dalam negeri. Beberapa juga tercatat melakukan ekspor mobil yang diproduksi di Indonesia ke banyak negara.

    10 Negara Langganan Mobil Buatan Indonesia

    Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mencatat, ekspor mobil secara CBU dari Indonesia sudah terkirim ke 93 negara tujuan. Negaranya juga sangat beragam, dari kawasan ASEAN, Timur Tengah, hingga Amerika Selatan. Nah berikut ini daftar 10 negara yang langganan mobil buatan Indonesia.

    1. Filipina: 162.001 unit
    2. Vietnam: 71.133 unit
    3. Meksiko: 48.360 unit
    4. Arab Saudi: 43.834 unit
    5. Timur Tengah dan Afrika: 28.343 unit
    6. Peru: 12.109 unit
    7. Uni Emirat Arab: 11.655 unit
    8. Central & South Amerika: 7.758 unit
    9. Thailand: 7.083 unit
    10. Chile: 6.592 unit

    Soal modelnya sangatlah beragam. Di pabrik PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) misalnya Avanza, Veloz, Fortuner, Innova Zenix, hingga Yaris Cross. Selanjutnya di pabrik PT Astra Daihatsu Motor, mobil diproduksi untuk merek Daihatsu, Mazda, dan Toyota. Mobil Daihatsu yang diekspor itu adalah Gran Max. Selanjutnya untuk merek Mazda, Daihatsu memproduksi Mazda Bongo untuk dikirim ke Jepang. Selanjutnya untuk merek Toyota, Daihatsu memproduksi Town Ace, Lite Ace, Rush, Raize, dan Wigo.

    Suzuki juga memproduksi mobil di Indonesia untuk memenuhi kebutuhan ekspor. Mobil Suzuki yang diekspor dari Tanah Air antara lain Ertiga, Carry, XL7, dan juga APV. Kemudian Honda mengirim Brio dan BR-V ke Filipina hingga Meksiko. Isuzu juga mengekspor Traga ke banyak negara.

    Mitsubishi juga menjadikan Indonesia basis ekspor untuk model Xpander dan Xforce. Hyundai pun demikian dengan mengekspor Creta dan Stargazer. Wuling juga tercatat melakukan ekspor untuk model Confero, Formo Max, Almaz RS Hybrid, Alvez, hingga Air ev.

    (dry/din)