brand merek: Hyundai

  • Strategi kendalikan tata ruang untuk lindungi area sawah

    Strategi kendalikan tata ruang untuk lindungi area sawah

    Kabupaten Bekasi (ANTARA) – Sebutan kota industri sudah melekat pada Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, sejak beberapa dekade terakhir setelah wilayah itu tumbuh dan berkembang menjadi sentra kawasan industri terpadu. Itu semua mengubah wajah daerah yang dahulu dikenal sebagai kewedanan.

    Di tanah seluas 1.225 kilometer persegi itu kini berdiri lebih dari 7.500 perusahaan dari sejumlah kawasan industri besar seperti MM2100, Lippo Cikarang, Jababeka, EJIP, Hyundai, GIIC, Kitic, Delta Mas, Marunda Center, Gobel, Bekasi Fajar serta kawasan-kawasan lain.

    Kota ini telah menjelma menjadi kawasan industri terbesar se-Asia Tenggara, bahkan disebut-sebut hanya terpaut tidak jauh dari jumlah perusahaan di Kota Shenzhen, Tiongkok, yang dikenal sebagai kawasan industri terbesar di Benua Asia.

    Perkembangan sektor industri yang sangat dinamis ini, meski membawa dampak positif bagi iklim investasi sekaligus berkontribusi terhadap pendapatan pajak nasional, turut mengubah tata ruang dengan alih fungsi lahannya yang begitu cepat. Lahan sawah di Bekasi terus berubah fungsi dan wajahnya.

    Lahan pertanian atau sawah sejatinya merupakan elemen fundamental dalam membangun sistem ketahanan pangan dan keseimbangan ekologis suatu wilayah.

    Keberadaan lahan ini tidak hanya menghasilkan komoditas pangan strategis seperti padi, tetapi juga menjalankan fungsi lingkungan seperti resapan air hujan, pengendalian banjir, penyimpanan karbon tanah hingga pelestarian keanekaragaman hayati.

    Dalam konteks kewilayahan, lahan sawah telah menjadi bagian integral dari sejarah pembangunan daerah serta penghidupan masyarakat khususnya di wilayah pedesaan.

    Namun demikian, dinamika perkembangan wilayah perkotaan dan kawasan industri yang semakin intensif telah menimbulkan tekanan besar terhadap eksistensi sawah produktif.

    Konversi lahan pertanian menjadi kawasan terbangun terjadi secara progresif dan cenderung tidak terkendali, menyebabkan lahan sawah menyusut secara signifikan dari tahun ke tahun.

    Strategi pengendalian tata ruang Kabupaten Bekasi terhadap lahan sawah yang dilindungi menjadi respons konkret terhadap tekanan alih fungsi lahan pertanian yang semakin masif akibat ekspansi kawasan industri serta arus urbanisasi secara tidak terkendali.

    Lahan sawah yang memiliki peran vital dalam mendukung ketahanan pangan dan fungsi ekologis wilayah kini berada dalam situasi yang sangat rentan sehingga dibutuhkan pendekatan pengendalian tata ruang yang lebih efektif, partisipatif dan berkeadilan.

    Pemerintah Kabupaten Bekasi menerapkan strategi pengendalian tata ruang demi melindungi area persawahan. Setiap sawah yang dikonversi menjadi lahan terbangun harus diganti sawah baru dengan nilai dan luas yang setara.

    Hal ini selaras dengan Asta Cita Presiden Prabowo Subianto yang salah satunya fokus pada kemandirian bangsa melalui swasembada pangan. Di sisi lain, sebagai daerah industri, kebijakan mempertahankan lahan pertanian menjadi vital demi menjaga keseimbangan sektor industri dan agraris.

    Bupati Bekasi Ade Kuswara Kunang mengaku upaya pengendalian tata ruang sangat diperlukan demi menjaga keseimbangan wilayah, sesuai dengan apa yang dicita-citakan yakni membangun kemandirian ekonomi daerah melalui optimalisasi sejumlah sektor berpotensi, termasuk pertanian.

    Editor: Sapto Heru Purnomojoyo
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Whatsapp Keruk Untung Tanpa Tanggung Jawab, Pengamat Minta Pemerintah Tegas Atur

    Whatsapp Keruk Untung Tanpa Tanggung Jawab, Pengamat Minta Pemerintah Tegas Atur

    Bisnis.com, JAKARTA— Sejumlah pengamat telekomunikasi menyoroti langkah WhatsApp yang kian agresif memperluas layanan bisnis di Indonesia, namun belum memberikan kontribusi optimal terhadap perekonomian nasional.

    Pengamat telekomunikasi dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Agung Harsoyo, menilai WhatsApp telah menjadi platform komunikasi dominan di Indonesia dengan lebih dari 140 juta pengguna. 

    Pendapatan signifikan WhatsApp, menurutnya, diperoleh melalui layanan WhatsApp Business API, integrasi pembayaran, dan monetisasi data ekosistem Meta.

    Diketahui, induk Whatsapp, Meta, membukukan pendapatan sebesar US$164,50 juta pada 2024 meningkat 22% dibandingkan dengan 2023.

    “Di lain sisi, kontribusi WhatsApp pada pembangunan industri digital Indonesia masih minim. Pemerintah [Komdigi] dapat menerapkan Digital Services Tax atau Significant Economic Presence Rule untuk WA [dan platform asing lain] dengan pengguna atau omzet signifikan di Indonesia,” kata Agung saat dihubungi Bisnis pada Selasa (12/8/2024).

    Agung menambahkan, pemerintah bersama Kementerian Keuangan maupun Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga dapat mewajibkan pendaftaran badan usaha atau entitas yang memiliki otoritas penuh, bukan sekadar kantor perwakilan di Indonesia, agar tunduk pada UU ITE, UU PDP, dan perpajakan nasional. 

    Dia menilai, dengan jumlah pengguna yang besar, pemerintah bisa mendorong WhatsApp untuk ikut serta dalam program literasi digital, keamanan siber, dan pengembangan UMKM.

    “Karena WhatsApp memanfaatkan infrastruktur telekomunikasi yang dibangun oleh operator jaringan, maka sewajarnya pemerintah membuat regulasi yang mewajibkan WhatsApp untuk bersinergi dalam bisnisnya dengan industri ini. Hal ini akan menguntungkan semua pihak. Industri, pemerintah, dan pelanggan,” tutur Agung.

    Country Director, Indonesia, Meta, Pieter Lydian dalam acara WhatsApp Business Summit ketiga yang digelar di Jakarta, Selasa (12/8/2025). Whatsapp memperkenal fitur baru kepada sejumlah pelanggan korporasi

    Senada, Pengamat Telekomunikasi sekaligus Direktur Eksekutif Indonesia ICT Institute, Heru Sutadi, mengkritik ketimpangan perlakuan antara pelaku usaha lokal dan penyedia layanan over-the-top (OTT) global.

    “Nah itu. Kita ini jadi bangsa yang aneh. UMKM saja ditagih pajak, tapi WhatsApp dibiarkan dan OTT lain dibiarkan menyedot uang rakyat Indonesia tanpa dikenakan kewajiban apapun,” kata Heru kepada Bisnis.

    Heru mengaku telah berulang kali menyampaikan persoalan ini, namun kerap dijawab pemerintah dengan alasan menunggu ketentuan Organization for Economic Co-operation and Development (OECD). 

    “Itu sudah beberapa tahun lalu. Padahal kan saat itu saja kita bukan anggota OECD. Sehingga, rakyat curiga, ada apa di belakang bebasnya kewajiban OTT dari kewajiban yang diharuskan dijalankan perusahaan Indonesia,” tambahnya.

    Di sisi lain, WhatsApp baru saja memperkenalkan serangkaian pembaruan fitur untuk memperkuat posisi mereka di pasar Indonesia. 

    Dalam ajang WhatsApp Business Summit ketiga di Jakarta pada Selasa (12/8/2025), Country Director Indonesia Meta, Pieter Lydian, mengatakan Indonesia menjadi salah satu pasar terdepan secara global dalam komunikasi bisnis melalui pesan.

    Sejumlah brand seperti Paragon, Hyundai, dan Danone telah memanfaatkan Iklan di Status, sementara kreator seperti Tiara Andini dan Jerome Polin telah menggunakan fitur Langganan Saluran. WhatsApp juga memungkinkan penggunaan aplikasi WhatsApp Business gratis dan WhatsApp Business Platform secara bersamaan tanpa mengganti nomor, seperti yang dilakukan jaringan klinik kecantikan Lavalen.

    Menurutnya, sebanyak 88% masyarakat Indonesia mengirimkan pesan kepada bisnis setiap minggunya.

    WhatsApp kini menghadirkan peningkatan fitur panggilan suara dan video untuk WhatsApp Business Platform, integrasi pengelolaan iklan lintas platform melalui Advantage+ berbasis AI, serta pembaruan pada tab Pembaruan yang kini digunakan 1,5 miliar orang per hari.

    Sebelumnya, muncul wacana pembatasan layanan panggilan suara dan video berbasis internet seperti WhatsApp Call, yang ramai diperbincangkan usai forum diskusi publik pada 16 Juli 2025. 

    Namun, Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid menegaskan pemerintah tidak memiliki rencana membatasi layanan tersebut.

    “Saya tegaskan pemerintah tidak merancang ataupun mempertimbangkan pembatasan WhatsApp Call,” kata Meutya. 

    Dia juga menyampaikan permohonan maaf jika isu ini sempat menimbulkan keresahan di tengah masyarakat. Meutya memastikan saat ini Komdigi fokus pada agenda prioritas nasional seperti memperluas akses internet di wilayah tertinggal, meningkatkan literasi digital, serta memperkuat keamanan dan perlindungan data pribadi di ruang digital.

  • WhatsApp Business Makin Getol Keruk Pemasukan di RI, Rilis Fitur Panggilan Suara

    WhatsApp Business Makin Getol Keruk Pemasukan di RI, Rilis Fitur Panggilan Suara

    Bisnis.com, JAKARTA— WhatsApp memperkenalkan serangkaian pembaruan fitur untuk memperkuat posisi mereka di pasar Indonesia dengan menghadirkan layanan panggilan suara dan video melalui WhatsApp Business Platform.

    Langkah ini diumumkan dalam ajang tahunan WhatsApp Business Summit ketiga yang digelar di Jakarta, Selasa (12/8/2025). 

    Country Director, Indonesia, Meta, Pieter Lydian mengatakan Indonesia menjadi salah satu pasar terdepan secara global dalam komunikasi bisnis melalui pesan.

    Menurutnya sebanyak 88% dari masyarakat Indonesia kini mengirimkan pesan kepada bisnis setiap minggunya, ini menempatkan Indonesia pada posisi terdepan secara global dalam hal komunikasi bisnis melalui pesan. 

    “WhatsApp terus menghadirkan berbagai fitur baru guna membantu bisnis di berbagai skala, sekaligus memberikan pengalaman yang personal dan tepat waktu bagi pelanggan,” kata Peter. 

    Salah satu pembaruan yang diluncurkan adalah peningkatan fitur panggilan dan suara. Dengan ini, bisnis yang menggunakan WhatsApp Business Platform dapat menerima atau melakukan panggilan setelah memperoleh izin dari pelanggan. 

    Selain itu, WhatsApp juga menghadirkan integrasi strategi pemasaran lintas platform melalui Pengelola Iklan yang memungkinkan bisnis mengatur kampanye di WhatsApp, Facebook, dan Instagram dari satu pusat. 

    Fitur ini dapat memanfaatkan Advantage+ berbasis AI untuk mengatur anggaran secara otomatis guna memaksimalkan kinerja pemasaran.

    Di sisi lain, WhatsApp memperluas pemanfaatan tab Pembaruan yang kini digunakan lebih dari 1,5 miliar orang per hari.

    Bisnis dan kreator dapat memanfaatkan fitur Iklan di Status, Saluran yang Dipromosikan, dan Langganan Saluran. 

    Brand seperti Paragon, Hyundai, dan Danone telah memanfaatkan Iklan di Status, sementara kreator populer seperti Tiara Andini, Jerome Polin, Sandy Kristian Waluyo, dan Mas Nizar sudah menggunakan fitur Langganan Saluran.

    Pembaruan lainnya memungkinkan penggunaan aplikasi WhatsApp Business gratis dan WhatsApp Business Platform secara bersamaan tanpa mengganti nomor telepon. 

    Contohnya, jaringan klinik kecantikan Lavalen berhasil meningkatkan pemrosesan prospek hingga 90% dan mempercepat layanan pelanggan berkat integrasi tersebut.

    Untuk kebutuhan komunikasi penting, WhatsApp mempermudah bisnis mengirim notifikasi proaktif terkait status pengiriman atau informasi biaya kirim. Lion Parcel menjadi pelopor pemanfaatan fitur ini dan berhasil meningkatkan kepuasan pelanggan hingga 15%.

    Meta juga berkomitmen untuk membangun masa depan interaksi manusia yang didukung kecerdasan buatan. Fitur Business AI di WhatsApp kini tengah dalam tahap uji coba di sejumlah negara, dengan harapan seluruh bisnis di Indonesia nantinya dapat memanfaatkannya sebagai perluasan layanan mereka. 

    “Teknologi ini akan membantu bisnis dalam menangani percakapan dalam skala besar, memberikan rekomendasi produk dan mendukung penjualan di situs bisnis, serta menjawab pertanyaan para pelanggan,” ungkapnya. 

  • 7 Bulan Tembus 20.000 Unit!

    7 Bulan Tembus 20.000 Unit!

    Jakarta

    BYD jadi pabrikan yang paling banyak mengimpor mobilnya ke Indonesia. Tercatat dalam tujuh bulan, sudah ada 20.000-an mobil BYD yang diimpor ke Tanah Air.

    BYD belum memproduksi mobil di Indonesia. Seluruh mobil yang dijual Tanah Air itu masih berstatus impor dan seluruhnya didatangkan langsung dari China. Tidak heran kalau angka impor yang ditorehkan BYD paling besar ketimbang pabrikan lainnya. Dalam data impor yang dirilis Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), sepanjang Januari hingga Juli 2025, ada 20.795 unit mobil BYD yang diimpor. Pada Juli 2025, angka impornya paling tinggi dibandingkan bulan-bulan lainnya yaitu mencapai 7.235 unit.

    Padahal kalau dilihat dari modelnya hanya ada enam yaitu Seal, Sealion 7, Atto 3, M6, Dolphin, dan E6. Sementara model anyar Atto 1 belum hitungan karena baru dirilis pada Agustus 2025. Dari keenam model BYD itu, yang paling banyak diimpor adalah M6. Jumlahnya mencapai 4.178 unit. Kedua terbanyak adalah Sealion 7 yang diimpor sebesar 2.381 unit.

    BYD memang tengah mengebut produksi mobil di pabrik yang dibangun di kawasan Subang. Rencananya pabrik tersebut bakal beroperasi pada awal tahun 2026. Pabrik BYD di Subang itu terletak di lokasi yang cukup strategis yakni dekat dengan Pelabuhan Patimban.

    Bila sudah ngebul, mobil yang dijual BYD di Indonesia itu adalah buatan Subang. Soal modelnya belum diungkap, namun Head of PR and Government Relations PT BYD Motor Indonesia Luther Panjaitan pernah menjelaskan bahwa mobil yang boleh diimpor ke Indonesia itu adalah kendaraan yang akan diproduksi di dalam negeri.

    Saat ini bila dihitung dengan Denza, ada tujuh mobil BYD yang sudah dijual di dalam negeri yaitu M6, Atto 3, Atto 1, Dolphin, Seal, Sealion 7, dan Denza D9. Besar kemungkinan model-model tersebut akan ada versi lokalnya.

    Adapun setelah BYD, pabrikan yang paling banyak mengimpor mobil adalah Toyota. Dalam tujuh bulan tahun 2025, Toyota sudah mengimpor 18.673 unit mobil dengan model beragam antara lain Vios, Corolla Altis, Camry, GR 86, Alphard, Vellfire, Hilux, hingga Hilux Rangga. Toyota juga tercatat mengimpor mobil-mobil Lexus yang jumlahnya mencapai 1.396 unit pada periode yang sama.

    Pabrikan Paling Banyak Impor Mobil ke Indonesia

    Selanjutnya impor mobil paling banyak ke Indonesia dilakukan oleh Mitsubishi Motors. Total selama tujuh bulan, pabrikan berlogo tiga berlian itu mengimpor 8.525 unit mobil ke Indonesia. Lebih lengkapnya, berikut 10 pabrikan yang paling banyak impor mobil ke Indonesia periode Januari-Juli 2025:

    1. BYD: 20.795 unit
    2. Toyota: 18.673 unit
    3. Mitsubishi Motors: 8.525 unit
    4. Denza: 7.892 unit
    5. Suzuki: 5.543 unit
    6. AION: 3.126 unit
    7. Geely: 1.800 unit
    8. Mazda: 1.677 unit
    9. Hyundai: 1.564 unit
    10. Lexus: 1.396 unit

    (dry/din)

  • Dealer Mobkas Belum Berani Jual Mobil Listrik, Ini Sebabnya

    Dealer Mobkas Belum Berani Jual Mobil Listrik, Ini Sebabnya

    Jakarta

    Mobil listrik mulai bisa diterima masyarakat Indonesia dengan penjualan yang terus meningkat setiap tahunnya. Saat ini harga mobil listrik baru juga sudah semakin murah, bahkan ada yang di bawah Rp 200 jutaan. Tapi bak pisau bermata dua, harga mobil listrik anyar yang semakin kompetitif, belum diikuti dengan harga jual kembali (resale value) yang baik. Bahkan tak jarang dealer mobkas (mobil bekas) belum berani menjual unit mobil listrik bekas.

    “Alasan utamanya karena dealer mobil bekas masih belum bisa mengira-ngira margin (keuntungan) yang didapat jika menjual mobil listrik. Karena aktual hari ini, tidak ada ‘median price’ (nilai tengah) yang pasti dari harga mobil listrik bekas,” ungkap Dedi Saeful Anwar dari Azzami Mobilindo kepada detikOto, Senin (11/8/2025).

    Fenomena yang terjadi di lapangan saat ini memang demikian. Harga bekas mobil listrik bisa terjun bebas setelah digunakan lebih dari dua tahun. Sebagai contoh, di laman jual beli mobil bekas, OLX, Hyundai Ioniq 5 2023 tipe Signature Long Range ditawarkan dengan harga pembuka Rp 460 juta. Padahal harga Ioniq 5 dengan tipe yang sama dan dalam kondisi baru, harganya mencapai Rp 844,6 juta. Artinya, dalam 2,5 tahun pemakaian, harga mobil ini terdepresiasi hingga 55% atau lebih dari separuhnya.

    Contoh lainnya ada mobil listrik Wuling Air ev tahun 2023 varian Long Range yang ditawarkan pelapak dengan harga pembuka Rp 155 juta. Padahal saat diperkenalkan sekira dua tahun lalu, versi ini dijual Rp 299,5 juta. Artinya ada depresiasi harga hingga 51,75%.

    Selain harga bekasnya yang anjlok, alasan lain dealer mobkas belum berani menjual mobil listrik adalah karena para APM (agen pemegang merek) acap melakukan kebijakan merevisi harga mobil listriknya menjadi lebih murah.

    Contohnya pada Juni 2025 lalu, Chery memperkenalkan mobil listrik Chery E5 yang sebelumnya bernama Omoda E5. Dengan pergantian nama itu, harga mobil listrik ini turun hingga Rp 100 jutaan. Saat masih menggunakan embel-embel ‘Omoda’, E5 dibanderol Rp 505 jutaan, kini E5 ditawarkan mulai dari Rp 399 jutaan saja.

    “Karena tahun kemarin dengan tahun ini, harga barunya saja bisa lebih murah di tahun ini, itu juga salah satu faktor yang membuat median price tak pasti untuk kami selaku pelaku usaha mobil bekas untuk bisa belanja mobil listrik bekas,” sambung Dedi.

    “Di sisi lain, jika kita bicara teknis mobilnya, kan belum tahu kualitasnya. Mungkin kita harus tunggu 5-10 tahun ke depan supaya bisa tahu persis kualitasnya,” tukas Dedi.

    (lua/rgr)

  • Indonesia Dilirik Banyak Negara Soal Skema Hilirisasi Baterai

    Indonesia Dilirik Banyak Negara Soal Skema Hilirisasi Baterai

    Jakarta: Indonesia semakin menegaskan posisinya sebagai pemain utama dalam membangun ekosistem produksi baterai, termasuk untuk kendaraan listrik. Lewat gelaran International Battery Summit (IBS) 2025, negara-negara yang memiliki sumber daya bahan baku baterai siap meniru langkah Indonesia.

    Ketua IBS 2025 sekaligus Founder National Battery Research Institute (NBRI), Prof. Dr. rer. nat. Evvy Kartini, mengatakan bahwa Indonesia membuktikan kemajuan khususnya dalam hal hilirisasi industri mineral.

    “Indonesia sudah menjalankan hilirisasi dari nikel menjadi produk turunan seperti MHP, bahkan menuju prekursor dan katoda material. Pabrik-pabrik seperti Huayu dan ATL menunjukkan bahwa proses ini nyata terjadi di Indonesia, dan mulai dilirik negara-negara lain,” kata Evvy kepada wartawan di acara IBS 2025, Rabu, 6 Agustus 2025 di Jakarta.

    Evvy menambahkan, negara-negara yang memiliki sumber lithium, kobalt, dan graphite dari Afrika, Asia, hingga Amerika Latin tertarik untuk meniru pendekatan Indonesia khususnya dalam hal memberikan nilai tambah dari komoditas tersebut. 

    “Ini kita bicara Indonesia, bukan cerita China, kita lihat sendiri bagaimana pembangunan pabrik-pabrik sudah berlangsung, seperti di Morowali. Itu menjadi bukti konkret bahwa hilirisasi itu sudah berjalan,” sambungnya. 
     

    Pentingnya transfer teknologi

    Lebih lanjut, Evvy menyoroti pentingnya transfer teknologi serta pengembangan SDM untuk terus memperkuat industri baterai di dalam negeri. 

    “Kita kaya mineral, tapi masih kekurangan teknologi. Maka dari itu lewat summit (IBS 2025) kita belajar langsung dari sumber utama, seperti CATL, Hyundai, dan lain-lain. NBRI juga menginisiasi pelatihan hingga mendirikan battery school,” jelasnya. 

    Menurutnya, hingga saat ini ada lebih dari 200 perusahaan telah bergabung dalam pelatihan NBRI, termasuk Toyota, PLN, dan Astra.

    International Battery Summit 2025 sendiri menjadi wadah strategis terkait dialog dan kolaborasi di sektor baterai dan kerjasama produksi baterai tingkat global.
     
    Acara ini juga dihadiri oleh perwakilan pemerintah, pelaku industri, akademisi, pemangku kepentingan hingga perwakilan dari negara-negara penghasil nikel, kobalt, dan lithium.

    Pada penyelenggaraan IBS 2025, sejumlah perusahaan dalam negeri turut memamerkan hasil konkret hilirisasi baterai yang sudah berjalan. 

    Jakarta: Indonesia semakin menegaskan posisinya sebagai pemain utama dalam membangun ekosistem produksi baterai, termasuk untuk kendaraan listrik. Lewat gelaran International Battery Summit (IBS) 2025, negara-negara yang memiliki sumber daya bahan baku baterai siap meniru langkah Indonesia.
     
    Ketua IBS 2025 sekaligus Founder National Battery Research Institute (NBRI), Prof. Dr. rer. nat. Evvy Kartini, mengatakan bahwa Indonesia membuktikan kemajuan khususnya dalam hal hilirisasi industri mineral.
     
    “Indonesia sudah menjalankan hilirisasi dari nikel menjadi produk turunan seperti MHP, bahkan menuju prekursor dan katoda material. Pabrik-pabrik seperti Huayu dan ATL menunjukkan bahwa proses ini nyata terjadi di Indonesia, dan mulai dilirik negara-negara lain,” kata Evvy kepada wartawan di acara IBS 2025, Rabu, 6 Agustus 2025 di Jakarta.

    Evvy menambahkan, negara-negara yang memiliki sumber lithium, kobalt, dan graphite dari Afrika, Asia, hingga Amerika Latin tertarik untuk meniru pendekatan Indonesia khususnya dalam hal memberikan nilai tambah dari komoditas tersebut. 
     
    “Ini kita bicara Indonesia, bukan cerita China, kita lihat sendiri bagaimana pembangunan pabrik-pabrik sudah berlangsung, seperti di Morowali. Itu menjadi bukti konkret bahwa hilirisasi itu sudah berjalan,” sambungnya. 
     

    Pentingnya transfer teknologi

    Lebih lanjut, Evvy menyoroti pentingnya transfer teknologi serta pengembangan SDM untuk terus memperkuat industri baterai di dalam negeri. 
     
    “Kita kaya mineral, tapi masih kekurangan teknologi. Maka dari itu lewat summit (IBS 2025) kita belajar langsung dari sumber utama, seperti CATL, Hyundai, dan lain-lain. NBRI juga menginisiasi pelatihan hingga mendirikan battery school,” jelasnya. 
     
    Menurutnya, hingga saat ini ada lebih dari 200 perusahaan telah bergabung dalam pelatihan NBRI, termasuk Toyota, PLN, dan Astra.
     
    International Battery Summit 2025 sendiri menjadi wadah strategis terkait dialog dan kolaborasi di sektor baterai dan kerjasama produksi baterai tingkat global.
     
    Acara ini juga dihadiri oleh perwakilan pemerintah, pelaku industri, akademisi, pemangku kepentingan hingga perwakilan dari negara-negara penghasil nikel, kobalt, dan lithium.
     
    Pada penyelenggaraan IBS 2025, sejumlah perusahaan dalam negeri turut memamerkan hasil konkret hilirisasi baterai yang sudah berjalan. 
     

     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

    (PRI)

  • EV Tangguh untuk Para Petualang

    EV Tangguh untuk Para Petualang

    JAKARTA – Pada ajang Hyundai Mobility Japan yang tengah berlangsung, Hyundai meluncurkan varian terbaru dari mobil listrik andalannya, Instar. Dengan nama Instar Cross, mobil ini dirancang khusus untuk memenuhi gaya hidup aktif dan jiwa petualang. Mengusung tema outdoor, Instar Cross tampil lebih gagah dan fungsional, dibanderol seharga 3.729.000 yen (sekitar Rp411 jutaan).

    Apa yang membuat Instar Cross berbeda? Dilaporkan media lokal Car Watch, Jumat, 8 Agustus, tentu saja desainnya yang kini lebih “berotot”. Hyundai membekalinya dengan bumper depan dan belakang khusus, pelindung samping, serta pelek aluminium 17 inci yang memberikan kesan kokoh. Puncaknya, kehadiran keranjang atap (roof basket) berukuran besar tidak hanya menambah tampilan aktif, tetapi juga sangat praktis untuk membawa perlengkapan outdoor seperti tenda, camping gear, atau papan selancar.

    Hyundai menghadirkan lima pilihan warna bodi eksklusif untuk Instar Cross, antara lain Amazonas Green Matte, Dusk Blue Matte, dan Unbleached Ivory. Pilihan warna ini benar-benar mencerminkan nuansa alam dan siap menemani perjalanan.

    Di bagian interior, selain pilihan warna standar black monotone, tersedia juga kombinasi unik Dark Gray Light Khaki. Kombinasi warna abu-abu dan khaki pada jok ini dipermanis dengan aksen lime yellow yang cerah, memberikan sentuhan personal dan modern di dalam kabin.

    Bagi para pembeli pertama, Hyundai menyiapkan unit eksklusif untuk pengiriman awal. Sebanyak 15 unit pertama akan tersedia dalam kombinasi warna Tomboy Khaki (eksterior) dan Dark Gray Light Khaki (interior). Sementara itu, 10 unit lainnya akan hadir dengan kombinasi Unbleached Ivory (eksterior) dan Black Monotone (interior). Total 25 unit edisi terbatas ini tersedia dalam skema siapa cepat dia dapat.

    Menjelang peluncuran resminya pada 10 September, Instar Cross akan dipamerkan mulai 8 Agustus di CXC Yokohama dan direncanakan akan berkeliling ke berbagai wilayah di Jepang.

  • Merek Mobil Terlaris di Indonesia Juli 2025: BYD Buntuti Mitsubishi

    Merek Mobil Terlaris di Indonesia Juli 2025: BYD Buntuti Mitsubishi

    Jakarta

    Penjualan mobil periode Juli 2025 mengalami tren kenaikan dibandingkan bulan lalu. Meski ada beberapa yang anjlok, mayoritas merek penjualannya bertumbuh.

    Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) periode Juli 2025, wholesales (distribusi pabrik ke dealer) mencapai 60.552 unit, sementara retail sales (distribusi dealer ke konsumen) mencapai 62.770 unit.

    Toyota masih menjadi raksasa otomotif di Indonesia. Total penjualan wholesales mencapai 18.905 unit, naik dari bulan sebelumnya yang hanya terdistribusi sebanyak 17.819 unit. Sementara angka retail sales-nya, Toyota menguasai pangsa pasar 32,4 persen dengan capaian 20.185 unit.

    Daihatsu mengekor di tempat kedua. Penjualan Daihatsu secara wholesales terpantau naik, dari sebelumnya 9.356 unit menjadi 10.451 unit. Sedangkan penjualan retail Daihatsu naik tipis dari 10.001 unit menjadi 11.220 unit.

    Honda kembali naik ke posisi ketiga dengan distribusi wholesales sebanyak 5.235 unit dan retail 5.003 unit.

    Brand Jepang masih digemari masyarakat Indonesia per Juli 2025. Buktinya Suzuki menempati urutan empat. Suzuki mendistribusikan 5.504 unit untuk retail sales, dan wholesales-nya sebanyak 6.010 unit.

    Mitsubishi berada di urutan kelima. Brand asal Jepang ini mencatatkan penjualan sebanyak 5.011 unit untuk wholesales, sementara retail sales-nya mencapai 4.815 unit.

    BYD menjadi salah satu brand China yang masuk 10 merek daftar mobil terlaris per Juli 2025. Angka wholesales-nya naik dari 2.079 unit bulan lalu, menjadi 2.446 unit. Atas hasil ini BYD menempati urutan keenam.

    Chery merupakan merek kedua dari China yang masuk daftar 10 besar merek mobil terlaris di Indonesia per Juli 2025. Chery mengirim dari pabrik ke dealer sebanyak 1.593 unit, sementara dari dealer ke konsumen mencapai 1.705 unit, turun jika dibandingkan bulan sebelumnya yang tembus 2.150 unit.

    Jika dibandingkan tahun lalu, pasar otomotif di Indonesia masih belum beranjak lebih jauh. Data wholesales Juli 2024 menunjukkan sebanyak 74.230 unit mobil terdistribusi. Anjlok 18,4 persen jika dibandingkan Juli 2025.

    Sedangkan retail-nya itu mencapai 75.588 unit pada Juli 2024. Sebagai pembanding, retail sales Juli 2025 turun 17 persen atau hanya menjual 62.770 unit.

    Denza terdepak dari 10 besar. Penjualannya anjlok dari 1.768 unit menjadi 523 unit untuk wholesales. Sementara retail sales-nya, dari 1.128 unit menjadi 423 unit.

    Secara akumulatif, penjualan wholesales di sepanjang Januari-Juli 2025 sudah tembus 435.390 unit. Capaian ini anjlok 10,1 persen jika dibandingkan tahun lalu, yang bisa terdistribusi sebanyak 484.250 unit.

    Kemudian retail sales-nya sudah terdistribusi sebanyak 453.278 unit, trennya juga negatif alias jeblok 10,8 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

    Gaikindo menargetkan penjualan mobil 900 ribu unit pada tahun 2025 ini. Target tersebut belum direvisi di tengah kondisi market yang mengalami penurunan penjualan pada semester pertama 2025.

    Berikut ini merek mobil terlaris Juli 2025

    Wholesales

    1. Toyota: 18.905 unit
    2. Daihatsu: 10.451 unit
    3. Suzuki: 6.010 unit
    4. Honda: 5.235 unit
    5. Mitsubishi Motors: 5.011 unit
    6. BYD: 2.335 unit
    7. Isuzu: 2.190 unit
    8. Mitsubishi Fuso: 1.871 unit
    9. Chery: 1.593 unit
    10. Hyundai: 1.239 unit

    Retail sales

    1. Toyota: 20.185 unit
    2. Daihatsu: 11.220 unit
    3. Suzuki: 5.504 unit
    4. Honda: 5.003 unit
    5. Mitsubishi Motors: 4.815 unit
    6. BYD: 2.827 unit
    7. Mitsubishi Fuso: 1.996 unit
    8. Isuzu: 1.799 unit
    9. Chery: 1.705 unit
    10. Wuling: 1.687 unit

    (riar/dry)

  • Daftar Mobil Favorit di GIIAS 2025, Ada Destinator hingga Fronx

    Daftar Mobil Favorit di GIIAS 2025, Ada Destinator hingga Fronx

    Jakarta

    Pameran Gaikindo Indonesia International Auto Show atau GIIAS 2025 telah berakhir. Pada seremoni penutupan, panitia mengumumkan daftar mobil favorit di acara tahunan tersebut. Siapa saja pemenangnya?

    Menariknya, pada GIIAS 2025, produsen asal China tak terlalu mendominasi. Mereka hanya menyumbang tiga nama melalui Chery, BYD dan GAC AION. Sementara Jepang justru menempatkan lima nama sebagai pemenang.

    Di luar dugaan juga, produsen asal Eropa menyumbang sejumlah nama di penghargaan tersebut, misalnya seperti BMW, MINI dan Mercedes-Benz. Bahkan, seluruhnya memenangkan kategori yang cukup prestisius.

    BMW X3 terpilih sebagai Favourite Passenger Car, sementara MINI 3 Door Cooper S sebagai Favourite Passenger Car Hatchback dan Mercedes-Benz EQE 350 SUV sebagai Favourite Electric Vehicle.

    Mitsubishi Destinator jadi mobil yang paling banyak di-test drive di GIIAS 2025. Foto: dok. Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia

    Sedangkan dua mobil pendatang baru asal Jepang, Suzuki Fronx dan Mitsubishi Destinator masing-masing meraih satu penghargaan. Jika Fronx diganjar Favourite Passenger Car Crossover, maka Destinator menjadi mobil yang paling banyak dijajal di pameran atau Most Driven Car.

    Biar tak penasaran, berikut kami rangkum daftar mobil favorit di GIIAS 2025!

    Daftar Mobil Favorit GIIAS 2025Favourite Passenger Car SUV: BMW X3Favourite Passenger Car MPV: Hyundai Stargazer CartenzFavourite Passenger Car Crossover: Suzuki FronxFavourite Passenger Car Sedan: Ford MustangFavourite Passenger Car Hatchback: Mini 3 Door Cooper SFavourite Electric Vehicle: Mercedes-Benz EQE 350 SUVFavourite Hybrid Vehicle: Chery Tiggo Cross CSHFavourite Commercial Vehicle Truck: Isuzu Giga FVMFavourite Commercial Vehicle Bus: Tentrem Sejahtera Avante D2 Double DeckerFavourite Special Exhibit Commercial Vehicle: UD Truck New Quester GWE 350 6×4 T EscotSpecial Exhibit Car: BYD Yangwang U9Special Concept Car: Honda Super EV ConceptMost Driven Car (ICE): Mitsubishi DestinatorMost Driven Electric Vehicle: GAC Aion UT.

    (sfn/rgr)

  • Jualan Mobil Jeblok, Ini Tanda Tesla Sudah Mau Tumbang

    Jualan Mobil Jeblok, Ini Tanda Tesla Sudah Mau Tumbang

    Jakarta, CNBC Indonesia – Tesla sedang mengalami krisis penjualan yang melempem. Selain itu, loyalitas pelanggan yang selama ini menjadi kekuatan utama Tesla juga anjlok tajam. Penyebabnya karena kombinasi strategi bisnis yang stagnan dan kontroversi politik sang CEO Elon Musk.

    Hal ini terungkap dalam data firma riset S&P Global Mobility yang dibagikan secara eksklusif kepada Reuters. Data tersebut mengungkapkan penurunan drastis dalam loyalitas pelanggan Tesla.

    Pada Juni 2024, loyalitas Tesla berada di puncak dengan 73% rumah tangga pemilik Tesla kembali membeli mobil Tesla untuk kendaraan berikutnya.

    Tingkat loyalitas tersebut mulai anjlok pada Juli 2024, tepat setelah Musk menyatakan dukungannya kepada Trump pasca percobaan pembunuhan terhadap kandidat Partai Republik itu di Pennsylvania.

    Loyalitas Tesla mencapai titik terendah pada Maret lalu, yaitu 49,9%, sedikit di bawah rata-rata industri. Loyalitas dari pelanggan mulai menurun berbarengan dengan keputusannya mendukung pembentukan Department of Government Efficiency, program pemangkasan anggaran besar-besaran yang membuat ribuan pegawai negeri kehilangan pekerjaan.

    Meski sempat sedikit pulih ke 57,4% pada Mei 2025, angka loyalitas tersebut masih tertinggal dari Chevrolet dan Ford, dan hanya setara dengan Toyota, demikian dikutip dari Reuters, Selasa (5/8/2025).

    Penurunan loyalitas ini diperparah oleh stagnasi lini produk Tesla. Sejak 2020, Tesla belum merilis model baru yang signifikan. Satu-satunya peluncuran adalah Cybertruck dengan desain aneh, namun penjualannya jauh dari ekspektasi. Di saat yang sama, produsen otomotif lain seperti General Motors, Hyundai, hingga BMW gencar meluncurkan kendaraan listrik baru dengan teknologi dan harga yang kompetitif.

    Secara global, penjualan kendaraan Tesla memang menurun. Di AS, penjualan turun 8% dalam lima bulan pertama 2025. Di Eropa, penjualan anjlok 33% pada semester pertama 2025, di tengah meningkatnya penolakan publik terhadap sikap politik Musk.

    Analis dari CFRA Research, Garrett Nelson, menyebut waktu keterlibatan politik Musk sebagai “sangat buruk”, karena bertepatan dengan meningkatnya persaingan dari produsen EV asal China dan merek otomotif besar lainnya. Menurutnya, masalah utama Tesla kini bukan hanya kehilangan pasar, tapi juga krisis citra yang makin dalam.

    Data S&P juga menyoroti aspek lain dari pasar otomotif, merek dan model mana yang berhasil merebut pelanggan dari kompetitor, dan mana yang kehilangan mereka.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]