brand merek: Hyundai

  • Hyundai Palisade 2026 Gagal Raih Nilai Sempurna di Uji Tabrak, Kursi Belakang Jadi Sorotan

    Hyundai Palisade 2026 Gagal Raih Nilai Sempurna di Uji Tabrak, Kursi Belakang Jadi Sorotan

    JAKARTA – Hyundai Palisade model 2026 yang diklaim sebagai model terbesar, termewah, dan tercanggih dalam lini SUV Hyundai, belum sepenuhnya memuaskan dalam uji ketahanan benturan terbaru. Meski berhasil melewati dua dari tiga pengujian Insurance Institute for Highway Safety (IIHS) di Amerika Serikat, perlindungan penumpang belakang masih dinilai kurang pada uji tabrakan depan tumpang tindih moderat.

    Dalam video yang disiarkan melalui kanal YouTube IIHS, terlihat kepala boneka uji penumpang belakang tetap berada pada posisi aman dari sandaran kursi pengemudi selama benturan. Sensor uji juga menunjukkan risiko cedera leher yang rendah, dengan sabuk bahu bekerja optimal selama simulasi tabrakan.

    Namun, terdapat temuan penting di mana sabuk pengaman bagian pinggang bergeser dari posisi panggul ke area perut. Kondisi ini meningkatkan risiko cedera pada bagian perut penumpang belakang.

    Dilansir Autoevolution, Jumat, 19 Desember, uji tumpang tindih sedang tersebut dilakukan dengan 40 persen lebar kendaraan menabrak penghalang yang dapat berubah bentuk di sisi pengemudi, pada kecepatan 64 km/jam.

    Untuk memastikan sistem keselamatan bekerja bagi berbagai profil pengguna, IIHS menggunakan boneka uji perempuan di kursi belakang. Meski keselamatan penumpang depan meningkat signifikan dalam satu dekade terakhir, penumpang belakang yang duduk menggunakan sabuk pengaman masih memiliki risiko cedera fatal yang lebih tinggi.

    Akibat pergerakan sabuk pengaman itu, Palisade hanya meraih rating “diterima”, bukan “good” yang menjadi standar tertinggi IIHS. Capaian tersebut dinilai cukup mengejutkan mengingat Palisade versi terbaru sebelumnya sukses meraih banyak peringkat terbaik dari lembaga yang sama.

    Di mana, penilaian termasuk dalam uji tumpang tindih kecil, uji tabrak samping, performa lampu depan, pencegahan tabrakan depan, sistem LATCH, serta fitur pengingat sabuk pengaman. Berstatus SUV keluarga besar, Palisade kini hadir dengan pilihan konfigurasi tempat duduk untuk tujuh atau delapan penumpang.

    Varian SE, SEL, dan SEL Premium dibekali delapan kursi sebagai standar, sementara kursi kapten tersedia sebagai opsi di dua varian terakhir. Untuk konfigurasi tujuh kursi, varian XRT Pro, Limited, dan Calligraphy dipasarkan tanpa opsi tambahan kursi kedelapan.

    SUV ini diproduksi di Korea Selatan, berbeda dari Kia Telluride yang secara teknis serupa namun dirakit di Amerika Serikat. Dari sisi performa mesin, Palisade menawarkan dua pilihan: mesin V6 3,5 liter naturally aspirated dan mesin turbo I4 2,5 liter yang tersedia dalam varian hybrid.

    Motor listrik hybrid terintegrasi dengan transmisi melalui sistem P2, mendapat suplai daya dari baterai 1,65 kW bertenaga 300 volt. Kombinasi ini menghasilkan tenaga 329 hp dan torsi 460 Nm, lebih besar dibandingkan mesin V6 non-turbo yang menghasilkan 287 hp dan torsi 353 Nm.

    Soal efisiensi, Palisade enam silinder berpenggerak roda depan mampu menorehkan konsumsi hingga 11,2 liter per 100 km. Sementara itu, varian hybrid jauh lebih irit lewat catatan 6,9 sampai 8,1 liter per 100 km, tergantung konfigurasi penggerak. Varian Blue dan SEL Premium FWD menjadi yang paling efisien di keluarga hybrid Palisade.

  • Seberapa Laris Sedan Listrik di Indonesia?

    Seberapa Laris Sedan Listrik di Indonesia?

    Jakarta

    Sedan listrik rupanya kurang diminati. Buktinya, penjualannya amat minim. Berkaca pada data distribusi wholesales yang dirilis

    Semakin menyedihkan terlihat pada segmen sedan, dengan kapasitas mesin 1500 cc – 3001 cc. Segmen sedan ini seakan semakin ditinggalkan, dengan mengalami penurunan penjualan hingga 6.206 unit. Dengan total penjualan Januari-November 2024 mencapai 10.015 unit, dan Januari-November 2025 hanya mencapai 3.809 unit.

    Bahkan sedan berbasis listrik pun tidak mampu mengangkat penjualan segmen sedan pada november 2025. Berikut data penjualan sedan listrik:

    1. AION ES: 0 (nol) unit

    2. BMW i7 xDrive60 Limousine RHD A: 1 unit

    3. BMW i4 eDrive35 Gran Coupe AT: 10 unit

    4. BMW 218 AT: 0 (Nol) unit

    5. BMW 218i Gran Coupe: 0 (Nol) unit

    Ilustrasi saat AION ES hadirkan di GIIAS 2024 Foto: M Luthfi Andika/detik.com

    6. BMW 218i Gran Coupe F74: 1 unit

    7. BYD Seal Dynamic: 0 (Nol) unit

    8. BYD Seal Premium Extended Range: 16 unit

    9. BYD Seal Performance: 13 unit

    10. Hyundai Ioniq: 0 (Nol) unit

    11. Hyundai Genesis G80 EV: 1 unit

    12. Morris Garage Cyberster: 2 unit

    13. Volvo ES90 Electric Vehicles: 1 unit

    14. BMW i5 eDrive40: 42 unit

    15. BMW i5 M60 xDrive A/T: 0 (nol) unit

    16. BMW i5 eDrive40 (12HH) A/T: 1 unit

    17. BMW i7 M70 xDrive AT S: 0 (Nol) unit

    18. Mercedes-Benz EQE 350 (V295): 0 (Nol) unit.

    19. Mercedes-Benz EQS 450+ (V297): 0 (Nol) unit.

    (lth/dry)

  • Seberapa Laris Sedan Listrik di Indonesia?

    Mobil Sedan Makin Ditinggalkan, Ini Buktinya

    Jakarta

    Mobil jenis sedan tampaknya makin ditinggalkan. Penjualannya makin menurun dalam satu tahun belakangan. Berdasarkan data distribusi wholesales yang dirilis Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia, bila pada Januari-November 2024 penjualan sedan bisa mencapai 10.015 unit, maka periode yang sama tahun tak sampai separuhnya. Hanya 3.809 unit sedan yang terdistribusi sepanjang Januari-November 2025.

    Khusus di bulan November 2025, penjualannya turun signifikan, mencapai 68 persen. Hanya ada 336 unit sedan yang terdistribusi dari berbagai merek. Distribusi paling banyak dilakukan oleh Toyota sedangkan merek lain tercatat banyak yang nihil. Berikut ini daftarnya.

    Berikut data penjualan sedan pada November 2025:

    Honda

    – All New City: 0 (Nol) unit.
    – All New Civic: 0 (Nol) unit.
    – New Civic: 29 unit.
    – Civic Type R: 1 unit

    AION

    – AION ES: 0 (nol) unit / BEV

    BMW

    – BMW i7 xDrive60 Limousine RHD A: 1 unit / BEV
    – BMW i4 eDrive35 Gran Coupe AT: 10 unit / BEV
    – BMW 218 AT: 0 (Nol) unit
    – BMW 218i Gran Coupe: 0 (Nol) unit
    – BMW 218i Gran Coupe F74: 1 unit
    – BMW 220i Coupe AT: 0 (Nol) unit
    – BMW 320i CKD A/T: 14 unit
    – BMW 330i CKD B7 A/T: 6 unit
    – BMW 330I 62FY A/T: 0 (Nol) unit
    – BMW M2 Coupe RHD MX A: 14 unit
    – BMW M3 Competition M xDrive T A/T: 6 unit
    – BMW M3 Competition M xDrive 32HJ A/T: 0 (Nol) unit
    – BMW M3 CS 32GB A/T S: 0 (Nol) unit.
    – BMW M4 CS A/T: 2 unit
    – BMW 430i Convertible A: 0 (nol) unit
    – BMW 430i A: 4 unit
    – BMW M4 Convertible Competition M xDrive 32HK A: 0 (Nol) unit.
    – BMW M4 Coupe Competition M xDrive 42BA A: 14 unit
    – BMW 520i G60 CKD AT: 0 (Nol) unit
    – BMW 530e: 0 (Nol) unit
    – BMW 520i: 42 unit
    – BMW i5 eDrive4: 0 (Nol) unit
    – BMW i5 M60 xDrive A/T: 1 unit
    – BMW i5 eDrive40 (12HH) A/T: 0 (Nol) unit
    – BMW i7 M70 xDrive AT S: 0 (Nol) unit
    – BMW 735i Limousine RHD A/T: 0 (Nol) unit
    – BMW 735i Limousine RHD A/T: 5 unit
    – BMW Z4 sDrive30i AT: 0 (Nol) unit
    – BMW Z4 M40i AT: 0 (Nol) unit

    AION ES hadirkan di GIIAS 2024. Foto: M Luthfi Andika/detik.comBYD

    – BYD Seal Dynamic: 0 (Nol) unit
    – BYD Seal Premium Extended Range: 16 unit
    – BYD Seal Performance: 13 unit

    Hyundai

    – Hyundai Ioniq: 0 (Nol) unit
    – Hyundai Genesis G80 EV: 1 unit

    MERCEDES-BENZ PC

    – Mercedes-Benz A 200 Sedan (V177): 0 (Nol) unit.
    – Mercedes-Benz CLA 200 AMG Line (C118): 0 (Nol) unit.
    – Mercedes-Benz AMG CLA 45 S (C118): 0 (Nol) unit.
    – Mercedes-Benz C 200 AVA Line (W206): 2 unit.
    – Mercedes-Benz AMG A 35 4MATIC (V177): 4 unit.
    – Mercedes-Benz A 200: 11 unit.
    – Mercedes-Benz E 300 AMG: 0 (Nol) unit.
    – Mercedes-Benz E 300 AVA: 0 (Nol) unit.
    – Mercedes-Benz S450: 3 unit.
    – Mercedes-Benz EQE 350 (V295): 0 (Nol) unit.
    – Mercedes-Benz EQS 450+ (V297): 0 (Nol) unit.
    – Mercedes-Benz C 300 AMG Line (W206): 1 unit.
    – Mercedes-Benz AMG CLA 45 S Shooting Brake (X118): 0 (Nol) unit.
    – Mercedes-Benz AMG C 63 S E Performance (W206): 0 (Nol) unit
    – Mercedes-Benz E 200 (W214) CKD: 3 unit
    – Mercedes-Benz E 300 (W214) CKD: 1 unit
    – Mercedes-Benz AMG SL 4: 0 (Nol) unit.
    – Mercedes-Benz CLE 30: 0 (Nol) unit.
    – Maybach S 580 (Z223): 1 unit

    Morris Garage (MG)

    – Morris Garage 5 GT Activate 1.5L: 2 unit
    – Morris Garage 5 GT Ignite 1.5: 1
    – Morris Garage 5 GT Magnify 1.5L: 6
    – Morris Garage Cyberster: 2 / BEV

    Volvo

    – ES90 Electric Vehicles: 1 unit / BEV

    Toyota

    – Toyota VIOS 1.5 G AT FM: 7 unit
    – Toyota All New Corolla Altis 1.8 V A/T 2-23: 6 unit
    – Toyota All New Corolla Altis 1.8 Hybrid AT 2023: 17 unit
    – Toyota GR Corolla 1.6 2023: 0 (Nol) unit.
    – Toyota All New Camry 2.5 V 2021: 27 unit.
    – Toyota All New Camry 2.5 Hev 2021: 36 unit.
    – Toyota Prius 1.8 Hybrid 2023: 0 unit.
    – Toyota Prius 2.0 PHEV CVT: 0 unit
    – Toyota GR 86: 0 (Nol) unit.
    – Toyota GR 86 AT: 1 unit
    – Toyota Supra 3.0 AT: 0 (Nol) unit
    – Toyota GR Supra 3.0 AT: 0 (Nol) unit
    – Toyota Crown: 0 (Nol) unit
    – Toyota Mirai AT: 0 (Nol) unit

    Audi

    – A5 2.0 TFSI: 0 (Nol) unit.
    – A5 2.0 TFSI A/T S: 0 (Nol) unit
    – A4 2.0 TFSI A/T: 0 (Nol) unit)

    Lexus

    – Lexus ES 300 h: 0 (Nol) unit
    – Lexus LS 500 Hybrid: 0 (Nol) unit.
    – Lexus LC 500h: 0 (Nol) unit

    Mazda

    – Mazda MX 5 RF A: 2 unit
    – Mazda New MX 5 RF MT: 0 (Nol) unit
    – Mazda 3 Sedan: 1 unit
    – Mazda 6 Elite Sedan: 0 (Nol) unit

    Subaru

    – Subaru BRZ 2.4 MT (ZD8): 0 (Nol) unit.
    – Subaru BRZ 2.4 AT ES (ZD8): 0 (Nol) unit.
    – Subaru WRX SEDAN 2.4 MT (VBH): 0 (Nol) unit.
    – Subaru WRX SEDAN 2.4 MT tS (VBH): 0 (Nol) unit.
    – Subaru WRX SEDAN 2.4 AT tS ES (VBH): 0 (Nol) unit.

    (lth/dry)

  • 10 Mobil Hybrid Terlaris di Indonesia Sepanjang 2025

    10 Mobil Hybrid Terlaris di Indonesia Sepanjang 2025

    Jakarta

    Penjualan mobil hybrid electric vehicles (HEV) sepanjang Januari-November 2025 sudah tembus 57.311 unit. Model apa saja yang terlaris?

    Mobil hybrid mencatatkan kenaikan sekitar lima persen dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya. Pertumbuhan ini menegaskan mobil hybrid masih menjadi pilihan utama masyarakat Indonesia sebagai “jembatan” menuju era kendaraan listrik sepenuhnya (BEV).

    Tercatat ada 12 pabrikan yang menjual mobil hybrid di Indonesia. Berdasarkan data wholesales Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo). Toyota menjual model mobil hybrid paling banyak dengan penjualan tembus 27.802 unit. Lalu Suzuki menjual empat model laku 18.306 unit, Honda dengan lima model yang masih diimpor utuh dari Jepang menutup posisi tiga besar, torehannya 5.950 unit.

    Bila dirinci per modelnya, posisi lima besar adalah mobil hybrid yang terlaris sudah dirakit secara lokal. Pemimpin penjualan mobil hybrid di Indonesia adalah Toyota Innova Zenix. MPV ini terdistribusi sebanyak 22.195 unit.

    Suzuki dengan strategi mild hybrid bisa menduduki peringkat dua klasemen mobil hybrid terlaris. Suzuki XL7 menjadi model yang populer dengan total penjualan sebanyak 8.005 unit.

    Suzuki Fronx menempati urutan ketiga. SUV compact ini terdistribusi sebanyak 7.419 unit.

    Honda HR-V Hybrid nggak ketinggalan tempat. SUV ini sudah terdistribusi sebanyak 5.118 unit sepanjang Januari-November 2025. Atas hasil ini, Honda HR-V e:HEV duduk di peringkat empat. Posisi lima besar ditempati oleh Toyota Yaris Cross. Mobil SUV ini terdistribusi sebanyak 2.997 unit sepanjang tahun 2025.

    Sebenarnya ada brand China yang ikut bermain di segmen mobil hybrid, tapi penjualannya kurang moncer alias tidak tembus 1.000 unit. Contohnya Great Wall Motor, merek ini hanya mendistribusikan 616 unit. Wuling yang sudah punya pabrik di Indonesia cuma mengirim 73 unit lewat satu model, Almaz Hybrid.

    Dengan sisa satu bulan di tahun 2025, dominasi Toyota dan Suzuki diprediksi akan bertahan hingga tutup tahun, mengingat kuatnya loyalitas konsumen pada model MPV dan SUV yang diproduksi secara lokal.

    10 Mobil Hybrid Terlaris di Indonesia

    Berikut ini 10 mobil hybrid terlaris sepanjang Januari-November 2025

    1. Toyota Innova Zenix: 22.195 unit
    2. Suzuki XL7: 8.005 unit
    3. Suzuki Fronx: 7.419 unit
    4. Honda HR-V: 5.118 unit
    5. Toyota Yaris Cross: 2.997 unit
    6. Toyota Alphard Hybrid: 1.756 unit
    7. Suzuki Grand Vitara: 1.714 unit
    8. Hyundai Santa Fe: 1.250 unit
    9. Suzuki Ertiga Hybrid: 1.168 unit
    10. Hyundai Palisade: 994 unit

    (riar/dry)

  • Mau Disetop, Ini Daftar Insentif yang Didapat Mobil Listrik di Indonesia

    Mau Disetop, Ini Daftar Insentif yang Didapat Mobil Listrik di Indonesia

    Jakarta

    Insentif untuk mobil listrik di RI bakal disetop. Berikut ini daftar insentif yang tengah dinikmati oleh sejumlah pabrikan mobil listrik di dalam negeri.

    Sinyal pemerintah tak melanjutkan insentif mobil listrik makin kuat. Baru-baru Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkap bahwa insentif yang kini dinikmati sejumlah produsen itu tak bakal berlanjut pada tahun 2025. Kata Airlangga, anggaran yang tadinya diberikan untuk insentif mobil listrik itu bakal dialihkan buat pengembangan mobil nasional.

    “Anggaran insentif mobil listrik mau dialihkan ke mana? Anggarannya tentu kita punya perencanaan mobil nasional (fokus pada mobil nasional-Red), sehingga kita bisa belajar sebetulnya dari VinFast,” kata Airlangga.

    Daftar Insentif Mobil Listrik di Indonesia

    Untuk diketahui, saat ini mobil listrik memang menikmati sejumlah insentif yang diberikan ke pemerintah. Alhasil, harga jualnya pun jadi lebih murah dan bersaing dengan mobil bermesin konvensional. Pemberian insentif tersebut sebelumnya ditujukan untuk mendorong percepatan adopsi mobil listrik dalam negeri. Lalu apa saja insentif yang ada pada mobil listrik dan bakal disetop?

    1. Bebas PPnBM

    Pertama ada insentif Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) yang diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No. 135 Tahun 2024 tentang Pajak Penjualan atas Barang Mewah atas Impor dan/atau Penyerahan Barang Kena Pajak yang Tergolong Mewah Berupa Kendaraan Bermotor Listrik (KBL) Berbasis Baterai Roda Empat Tertentu yang Ditanggung Pemerintah Tahun Anggaran 2025.

    Tertulis pada pasal 2 PMK No. 135 Tahun 2024, PPnBM yang terutang atas impor KBL Berbasis Baterai CBU Roda Empat tertentu oleh Pelaku Usaha ditanggung Pemerintah untuk tahun anggaran 2025. Selanjutnya, PPnBM yang terutang atas penyerahan KBL Berbasis Baterai Roda Empat tertentu yang diproduksi dari KBL Berbasis Baterai CKD Roda Empat oleh Pelaku Usaha ditanggung Pemerintah untuk tahun anggaran 2025. Kendaraan listrik yang mendapat fasilitas PPnBM Ditanggung Pemerintah tersebut merupakan kendaraan listrik roda empat yang telah memenuhi persyaratan yang diatur oleh menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang investasi dan suburusan pemerintahan hilirisasi yang merupakan lingkup urusan pemerintahan di bidang investasi. Kendaraan listrik yang memenuhi persyaratan itu merupakan KBL Berbasis Baterai Roda Empat yang tercantum dalam surat persetujuan pemanfaatan insentif yang diterbitkan oleh menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang investasi dan suburusan pemerintahan hilirisasi yang merupakan lingkup urusan pemerintahan di bidang investasi.

    Lanjut pada pasal 3 PMK No. 135 Tahun 2024 menyatakan, PnBM atas impor mobil listrik CBU ditanggung Pemerintah sebesar 100 dari jumlah PPnBM yang terutang. Lalu, PPnBM atas penyerahan mobil listrik yang diproduksi CKD ditanggung pemerintah sebesar 100 persen.

    “PPnBM yang ditanggung Pemerintah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diberikan untuk Masa Pajak Januari 2025 sampai dengan Masa Pajak Desember 2025,” demikian pasal 3 ayat (3) PMK No. 135 Tahun 2024.

    Adapun PPnBM ini berlaku untuk semua mobil listrik di Indonesia.

    2. PPN

    Selanjutnya ada insentif PPN sebesar 10 persen. Pemerintah memberikan insentif PPN DTP atas mobil listrik melalui Peraturan Menteri Keuangan Nomor 12 Tahun 2025. Kendaraan listrik produksi lokal dengan TKDN tertentu berhak mendapatkan PPN DTP. Jadi, PPN yang ditanggung pembeli lebih kecil.

    Insentif ini bisa dimanfaatkan sejumlah produsen yang memenuhi persyaratan yang ditetapkan. Syaratnya, mobil listrik tersebut harus diproduksi lokal dan memiliki TKDN minimal 40 persen. Jika memenuhi syarat, mobil listrik itu hanya akan dikenakan PPN sebesar 2 persen dari normalnya 12 persen. Karena PPN 10 persennya akan ditanggung pemerintah. Alhasil berkat insentif PPN tersebut harga mobil listrik jadi lebih murah. Insentif ini sudah dirasakan beberapa produsen seperti Chery, Hyundai, Wuling, MG, dan Neta.

    3. Bea Masuk 0 Persen

    Pemerintah juga memberikan karpet merah berupa bea masuk 0 persen kepada sejumlah produsen mobil listrik yang melakukan importasi CBU. Harusnya kalau normal, mobil yang didatangkan dengan skema importasi CBU akan dikenai tarif bea masuk 50 persen. Tapi berkat insentif, maka tarifnya dibebaskan. Kendati demikian, produsen yang ingin mendapatkan fasilitas tersebut, maka harus melakukan komitmen produksi 1:1 dengan spesifikasi minimal sama dengan melampirkan bank garansi sebagai jaminan. Perusahaan juga wajib memproduksi mobil di Indonesia mulai 1 Januari 2026 hingga 31 Desember 2027 dengan jumlah setara kuota impor CBU atau 1:1. Tak cuma itu, produsen juga harus menyesuaikan aturan TKDN yang sudah ditetapkan.

    Tercatat ada enam pabrikan yang menyanggupi komitmen investasi tersebut yaitu PT National Assemblers (Citroen, AION, Maxus, VW), PT BYD Auto Indonesia , PT Geely Motor Indonesia, PT VinFast Automobile Indonesia, PT Era Industri Otomotif (Xpeng), dan Inchcape Indomobil Energi (Great Wall Motor).

    Bila insentif tersebut tak dilanjut, dapat dipastikan harga mobil listrik bakal terkerek. Penjualan mobil listrik pun diprediksi bakal anjlok.

    (dry/din)

  • Penjualan Mobil Listrik di RI Tembus 82.525 Unit, Ini 10 Model Terlaris

    Penjualan Mobil Listrik di RI Tembus 82.525 Unit, Ini 10 Model Terlaris

    Jakarta

    Penjualan mobil listrik di Indonesia mengalami pertumbuhan. Data wholesales (distribusi pabrik ke dealer) menunjukkan sebanyak 82.525 unit mobil listrik terjual sepanjang Januari-November 2025 dari total penjualan 710.084 unit. Artinya pangsa pasar mobil listriknya sepanjang tahun ini sudah 11,62 persen.

    BYD menjadi model yang paling populer di Indonesia dengan capaian 40.151 unit. Sementara sub brand mewahnya, Denza mendistribusikan sebanyak 7.176 unit. Posisi tiga besar ditutup oleh Chery dengan penjualan 7.065 unit.

    BYD Atto 1 sudah bisa ditebak menjadi model terlaris. BYD Atto 1 sudah mengumpulkan angka 17.729 unit. Padahal mobil ini baru didistribusikan per Oktober 2025. Mobil city car ini diketahui model paling murah yang ditawarkan dari BYD.

    MPV M6 masih menjadi magnet bagi orang Indonesia. Buktinya sebanyak 9.926 unit M6 terdistribusi sepanjang Januari-November 2025. Hasil ini membuat M6 menjadi mobil listrik terlaris kedua.

    Posisi ketiga ditempati Denza D9. MPV premium listrik itu membukukan angka 7.176 unit.

    Jaecoo J5 yang sempat bikin heboh gara-gara harganya mepet Low Cost Green Car (LCGC) tapi modelnya SUV belum bisa tembus 10 besar. Jaecoo J5 sudah mengumpulkan angka 653 unit.

    Merek asal Korea Selatan, Hyundai masih kesulitan tembus 10 besar. Total penjualan seluruh model mobil listrik Hyundai hanya 1.622 unit.

    Berikut ini daftar penjualan mobil listrik terlaris sepanjang Januari-November 2025:

    1. BYD Atto 1 – 17.729 unit
    2. BYD M9 – 9.926 unit
    3. BYD Sealion 07 – 7.916 unit
    4. Denza D9 – 7.176 unit
    5. Chery iCar 03 (J6 + J6T) – 5.753 unit
    6. Wuling BinguoEV – 4.062 unit
    7. Wuling Air EV – 3.410 unit
    8. GAC Aion V – 2.852 unit
    9. BYD Atto 3 – 2.556 unit
    10. Geely EX5 – 2.342 unit

    Itu tadi mobil listrik terlaris selama 11 bulan tahun 2025. Adapun jika melihat tren bulanan, penjualan mobil listrik mengalami penurunan jika dibandingkan bulan lalu. Mobil listrik terdistribusi 13.862 unit pada Oktober 2025, kemudian turun menjadi 13.390 unit pada 13.390 unit.

    (riar/dry)

  • Segini Kekayaan Ridwan Kamil vs Atalia Praratya, Siapa Lebih Tajir?

    Segini Kekayaan Ridwan Kamil vs Atalia Praratya, Siapa Lebih Tajir?

    Jakarta, Beritasatu.com – Perbincangan mengenai Ridwan Kamil dan Atalia Praratya belakangan kembali mengemuka seiring kabar gugatan cerai yang didaftarkan di Pengadilan Agama Bandung.

    Di balik dinamika rumah tangga yang kini memasuki proses hukum, publik juga menaruh minat besar pada gambaran kekayaan masing-masing tokoh.

    Wajar saja, keduanya dikenal memiliki rekam jejak panjang di ruang publik, baik dalam pemerintahan maupun aktivitas profesional dan sosial.

    Kabar gugatan cerai antara Ridwan Kamil dan Atalia Praratya dikonfirmasi langsung oleh Pengadilan Agama (PA) Bandung. Panitera PA Bandung Dede Supriadi, menyampaikan bahwa perkara tersebut telah resmi terdaftar dan kini berada pada tahap awal proses persidangan. Pernyataan ini disampaikan di Bandung pada Senin (15/12/2025).

    Menurut penjelasan pengadilan, gugatan cerai diajukan oleh Atalia Praratya melalui kuasa hukum yang ditunjuk. Sidang perdana pun dijadwalkan akan digelar dalam waktu dekat.

    Seiring bergulirnya proses hukum tersebut, perhatian publik tak hanya tertuju pada aspek rumah tangga, tetapi juga pada persoalan pembagian dan gambaran harta kekayaan kedua belah pihak.

    Lantas, berapa sebenarnya kekayaan Ridwan Kamil dan Atalia Praratya ini? Mengutip dari laporan harta kekayaan penyelenggara negara (LHKPN) KPK pada Selasa (16/12/2025), berikut ulasannya:

    Harta Kekayaan Ridwan Kamil

    Selama menjabat sebagai gubernur Jawa Barat dalam kurun waktu lima tahun, Ridwan Kamil tercatat mengalami peningkatan kekayaan yang cukup signifikan.

    Berdasarkan LHKPN tahun 2022, total harta yang dilaporkannya mencapai Rp 23,76 miliar. Angka ini menunjukkan kenaikan sekitar Rp 8,7 miliar atau setara 57% dibandingkan laporan awal tahun 2018 yang berada pada kisaran Rp 15,05 miliar.

    Jika ditelusuri lebih jauh, porsi terbesar kekayaan Ridwan Kamil berasal dari aset properti berupa tanah dan bangunan. Nilainya mencapai Rp 19,44 miliar.

    Aset tersebut merupakan gabungan dari hasil kepemilikan pribadi dan hibah, dengan lokasi tersebar di sejumlah daerah seperti Bandung, Jakarta Selatan, hingga Gianyar, Bali. Meski demikian, sebagian besar properti tercatat berada di wilayah Bandung, Jawa Barat.

    Selain properti, mantan Wali Kota Bandung ini juga melaporkan kepemilikan alat transportasi dan mesin dengan total nilai Rp 488,70 juta.

    Rinciannya meliputi sebuah mobil Hyundai senilai Rp 351 juta, sepeda motor Royal Enfield Classic seharga Rp 80 juta, Honda Beat senilai Rp 8,7 juta, Kawasaki dengan nilai Rp 24,70 juta, serta Honda CBR yang ditaksir Rp 24,30 juta.

    Ridwan Kamil juga mencatat harta bergerak lainnya senilai Rp 429,08 juta. Di luar itu, terdapat kepemilikan surat berharga dengan nilai Rp 720 juta. Untuk aset likuid, kas dan setara kas yang dimilikinya mencapai Rp 6,94 miliar. Ia turut melaporkan kategori harta lainnya sebesar Rp 213,29 juta.

    Pada sisi kewajiban, Ridwan Kamil masih memiliki utang sebesar Rp 3,47 miliar. Meski demikian, jumlah tersebut menunjukkan penurunan sekitar Rp 1,8 miliar dibandingkan posisi utang pada tahun 2018 yang sempat mencapai Rp 5,29 miliar.

    Harta Kekayaan Atalia Praratya

    Sementara itu, berdasarkan LHKPN, Atalia Praratya tercatat memiliki total kekayaan sebesar Rp 26,5 miliar. Nilai tersebut mencakup berbagai jenis aset, mulai dari tanah dan bangunan, alat transportasi, hingga kas dan surat berharga.

    Aset terbesar Atalia Praratya berasal dari kepemilikan tanah dan bangunan dengan nilai total Rp 19,56 miliar. Properti ini tersebar di beberapa lokasi, terutama di Kota Bandung dan Gianyar.

    Sebagian besar merupakan hasil perolehan sendiri, sementara sebagian lainnya berasal dari hibah yang telah dilengkapi akta resmi.

    Di antara aset tersebut terdapat tanah seluas 1.585 meter persegi di Kota Bandung dengan nilai lebih dari Rp 6,58 miliar.

    Selain itu, terdapat pula sejumlah bidang tanah dan bangunan lain dengan luasan dan nilai yang bervariasi, termasuk properti dengan luas bangunan mencapai 825 meter persegi yang nilainya ditaksir sekitar Rp 6,55 miliar.

    Tidak sedikit pula aset hibah berupa tanah dengan luasan ratusan hingga ribuan meter persegi yang turut memperkaya portofolio properti Atalia Praratya.

    Untuk kategori alat transportasi dan mesin, total nilai yang dilaporkan mencapai Rp 1.838.700.000. Aset ini meliputi mobil Hyundai keluaran 2017, sepeda motor Royal Enfield, Honda Beat, Kawasaki W175, Honda CBR, mobil listrik Wuling tahun 2022, Vespa matic, hingga mobil Hyundai Ioniq 6 tahun 2023 dengan nilai lebih dari Rp 1,1 miliar.

    Selain itu, Atalia Praratya juga memiliki harta bergerak lainnya senilai Rp 678,518 juta. Kepemilikan surat berharga tercatat sebesar Rp 720 juta.

    Untuk aset kas dan setara kas, jumlahnya mencapai Rp 8,61 miliar, yang menunjukkan likuiditas keuangan cukup kuat. Ia juga melaporkan kategori harta lainnya senilai Rp 157,065 juta.

    Namun demikian, Atalia Praratya juga memiliki kewajiban berupa utang sebesar Rp 5,07 miliar yang turut diperhitungkan dalam total kekayaan bersihnya.

    Siapa Lebih Tajir?

    Jika membandingkan total kekayaan yang dilaporkan, Atalia Praratya tercatat memiliki nilai harta yang lebih besar dibandingkan Ridwan Kamil. Dengan total kekayaan sekitar Rp 26,5 miliar, Atalia unggul sekitar Rp 2,7 miliar dari Ridwan Kamil yang melaporkan harta sebesar Rp 23,76 miliar.

    Perbedaan ini terutama terlihat pada jumlah kas dan setara kas, serta akumulasi aset properti yang dimiliki masing-masing. Meski Ridwan Kamil memiliki nilai properti yang sangat dominan, Atalia Praratya mencatat aset likuid yang lebih tinggi serta jumlah total kekayaan yang sedikit lebih besar, meskipun juga dibarengi kewajiban utang yang relatif tinggi.

    Berdasarkan data resmi LHKPN, perbandingan kekayaan menunjukkan bahwa Atalia Praratya memiliki total harta yang lebih besar dibandingkan Ridwan Kamil, meski selisihnya tidak terlalu jauh. Keduanya sama-sama memiliki portofolio aset yang kuat, baik dalam bentuk properti, kendaraan, maupun kas.

  • 5 Mobil Bernilai Rp 5,1 Miliar di Garasi Eks Menteri Dito Ariotedjo

    5 Mobil Bernilai Rp 5,1 Miliar di Garasi Eks Menteri Dito Ariotedjo

    Jakarta

    Ada lima mobil di garasi eks Menteri Dito Ariotedjo. Secara keseluruhan, nilainya mencapai Rp 5,1 miliar.

    Eks Menteri Pemuda dan Olahraga Dito Ariotedjo diketahui memiliki total harta kekayaan senilai Rp 292 miliaran. Dalam catatan detikOto, Dito terakhir melaporkan harta kekayaannya pada 20 Januari 2025 untuk periodik 2024 saat dirinya masih menjabat sebagai Menpora.

    Harta kekayaan itu terdiri dari sejumlah aset, termasuk lima mobil yang tergabung dalam alat transportasi dan mesin. Tercatat ada lima mobil dan satu kapal yang terdaftar sebagai aset Dito. Dalam LHKPN tersebut, diketahui garasi Dito ketambahan satu mobil mewah berupa Toyota Land Cruiser 300 VX-R lansiran tahun 2023. Secara total, khusus mobil kalau digabung secara keseluruhan nilainya Rp 5,171 miliar. Rinciannya sebagai berikut.

    5 Mobil Dito Ariotedjo

    1. Toyota Fortuner VRZ tahun 2020, hasil sendiri senilai Rp 480 juta
    2. Toyota Alphard 2.5 G tahun 2019, hibah tanpa akta senilai Rp 900 juta
    3. Hyundai Ioniq 5 tahun 2022, lainnya senilai Rp 800 juta
    4. Toyota Kijang Innova Zenix 2.0 Q tahun 2023, hasil sendiri senilai Rp 641 juta
    5. Toyota Land Cruiser 300 VX-R 4×4 tahun 2023, hasil sendiri senilai Rp 2,35 miliar

    Namun demikian, bila ditambahkan dengan aset kapal laut yang diperoleh dari hasil sendiri senilai Rp 2,5 miliar, total aset alat transportasi dan mesin itu jumlahnya Rp 7,671 miliar. Adapun dari berbagai aset itu, tanah dan bangunan nilainya paling besar yakni Rp 187.595.355.600 (Rp 187 miliaran) Selain itu juga ada aset harta bergerak dan surat berharga dengan nilai masing-masing Rp 6.607.193.070 dan Rp 89.342.924.072. Kemudian, Dito juga punya aset kas dan setara kas yang nilainya Rp 14.376.100.851. Dia juga melapor memiliki utang sebesar Rp 13.388.722.164 (13 miliaran).

    Di luar soal harta kekayaan, nama Dito Ariotedjo tengah ramah jadi sorotan. Hal itu berkaitan dengan isu hubungannya dengan aktris berinisial DK yang membuat rumah tangannya retak. Dito menepis kabar tersebut. Politikus Partai Golkar ini menyebut proses perceraian dengan istrinya berlangsung jauh sebelum dirinya mengenal DK.

    “Hari ini, saya cuma bisa pastikan bukan DK penyebab saya berpisah. Semua proses perceraian sudah berjalan jauh sebelum saya mengenal DK. Faktanya, saya sudah berpisah sejak 31 Mei dan proses gugatan di pengadilan sudah mulai berproses resmi sejak 12 Juni. Setelah itu sidang perdana adalah pada 9 Juli. Saya baru pertama kali mengenal DK pada akhir Juli,” ujar Dito dikutip detikNews.

    Dito menyebut ada alasan lain di balik keretakan rumah tangganya. Dito menegaskan isu orang ketiga bukanlah penyebabnya.

    “Ada alasan lain di ranah privasi saya yang tidak bisa dibuka ke publik, namun yang pasti bukan karena ada faktor DK. Jadi benar saya memang kenal, tapi tidak benar jika dia dibilang sebagai penyebab gugatan cerai. Karena gugatan terjadi sebelum saya kenal dengan DK,” imbuh Dito.

    (dry/din)

  • Harga Naik, Penjualan Bisa Anjlok

    Harga Naik, Penjualan Bisa Anjlok

    Jakarta

    Nasib insentif buat mobil listrik tahun depan belum jelas. Kalau tak lanjut, harga mobil listrik dipastikan naik. Kenaikan harga itu bisa membuat penjualan mobil listrik anjlok!

    Insentif buat sektor otomotif tahun depan bakal disetop. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut industri otomotif dalam negeri sudah cukup kuat. Hal itu lah yang menjadi dasar tak berlanjutnya insentif di sektor otomotif tahun depan.

    “Insentif tahun depan tidak ada, karena industrinya sudah cukup kuat,” kata Airlangga belum lama ini.

    Harga Mobil Listrik-Hybrid Bakal Naik Tanpa Insentif?

    Bila tak berlanjut, tentu akan memberikan dampak signifikan terhadap kenaikan harga. Pengamat otomotif sekaligus akademisi ITB Yannes Pasaribu menilai, wacana penyetopan insentif untuk tahun 2026 jelas bisa membuat penjualan mobil jeblok secara keseluruhan. Sebab, harga jual mobil pasti naik. Khususnya kalau bicara mobil listrik yang saat ini tengah mendapat karpet merah dengan guyuran insentif dari pemerintah.

    “Tanpa insentif seperti PPNDTP dan bebas bea masuk, harga EV, terutama model CBU yang tidak mulai dirakit dengan TKDN 40 persen bisa naik signifikan, misalnya hingga sekitar 30-40 persen,” terang Yannes kepada detikOto.

    Kenaikan itu tentu membuat daya tarik terhadap mobil listrik makin menyusut. Harganya yang tinggi membuat kelompok konsumen dari kalangan menengah ke bawah makin tak melirik mobil listrik. Sebab, kata Yannes, selama ini kelompok konsumen tersebut cukup terbantu dengan kehadiran insentif.

    “Akibatnya, permintaan diprediksi akan melemah, terutama di segmen middle class yang sensitif harga, dan berisiko memperlambat laju adopsi BEV di Indonesia,” ujar Yannes.

    Momentum ini justru menjadi peluang bagi mobil hybrid. Menurutnya, pasar mobil hybrid bisa kembali merangkak bila insentif buat EV sepenuhnya disetop. Ini berlaku bagi para produsen yang melahirkan mobil hybrid baik itu pabrikan Jepang maupun China.

    Deretan Insentif di Sektor Otomotif Roda Empat

    Insentif Mobil Listrik

    Untuk diketahui saat ini memang ada beberapa insentif yang berlaku di industri otomotif. Khusus mobil listrik, tak dikenai Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM). Tertulis pada pasal 2 PMK No. 135 Tahun 2024, PPnBM yang terutang atas impor KBL Berbasis Baterai CBU Roda Empat tertentu oleh Pelaku Usaha ditanggung Pemerintah untuk tahun anggaran 2025. Lanjut pada pasal 3 PMK No. 135 Tahun 2024 menyatakan, PPnBM atas impor mobil listrik CBU ditanggung Pemerintah sebesar 100 dari jumlah PPnBM yang terutang. Lalu, PPnBM atas penyerahan mobil listrik yang diproduksi CKD ditanggung pemerintah sebesar 100 persen.

    Selain bebas PPnBM, ada juga insentif Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) untuk kendaraan listrik. Pemerintah memberikan insentif PPN DTP atas mobil listrik melalui Peraturan Menteri Keuangan Nomor 12 Tahun 2025. Kendaraan listrik produksi lokal dengan TKDN tertentu berhak mendapatkan PPN DTP. Jadi, PPN yang ditanggung pembeli lebih kecil. Insentif ini bisa dinikmati beberapa produsen yang memenuhi persyaratan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) minimal 40 persen yaitu Wuling, Hyundai, MG, Chery, dan Neta. Dengan demikian deretan mobil listrik yang memenuhi syarat TKDN itu hanya dikenai PPN 2 persen.

    Insentif juga diberikan untuk produsen mobil listrik lain seperti BYD, AION, Geely, Citroen, VinFast, dan Xpeng. Deretan merek tersebut juga dibebaskan dari PPnBM meski menjual mobil dari impor. Selain itu, meski mendatangkan mobilnya secara impor, deretan produsen di atas dibebaskan dari bea masuk yang seharusnya dikenai tarif 50 persen. Dengan catatan, merek-merek tersebut menyetujui komitmen investasi di Indonesia. Kalau tidak, maka ada bank garansi setiap unit impor sesuai dengan ketentuan. Bank garansi tersebut akan dicairkan atau hangus untuk mengembalikan insentif yang telah diberikan oleh pemerintah. Dalam periode 1 Januari 2026 hingga 31 Desember 2027, produsen wajib mewujudkan komitmen produksi 1:1 sesuai road map tingkat kandungan dalam negeri (TKDN).

    Insentif Buat Mobil Hybrid

    Selain mobil listrik, pemerintah juga telah memberikan insentif buat mobil hybrid meski nilainya tak terlalu besar. Insentifnya berupa PPnBM ditanggung pemerintah sebesar 3 persen. Tarif PPnBM mobil hybrid yang harusnya 6-8 persen jadi hanya 3-5 persen. Mobil dengan teknologi mild hybrid pajaknya beda lagi. Tarifnya sebesar 8-12 persen tergantung dari emisi gas buang yang dihasilkan. Dengan adanya insentif, tarif PPnBM mobil mild hybrid menjadi 5-9 persen.

    Selanjutnya untuk mobil berjenis plug-in hybrid, tarif PPnBM yang dikenakan lebih kecil yaitu 5 persen berlaku untuk semua jenis tanpa diatur besar emisi gas buang yang dihasilkan. Dengan adanya insentif, mobil PHEV hanya kena tarif PPnBM 2 persen.

    (dry/din)

  • Penjualan Mobil Listrik di RI Tembus 82.525 Unit, Ini 10 Model Terlaris

    BYD Tiga Besar, Geser Mitsubishi, Honda, Suzuki

    Jakarta

    BYD berhasil masuk posisi tiga besar penjualan mobil di Indonesia per November 2025. BYD unggul dari Mitsubishi, Suzuki, dan Honda!

    Berdasarkan data wholesales (distribusi pabrik ke dealer) Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), BYD mencatatkan angka penjualan 9.481 unit per November 2025. Angka itu turun dari bulan Oktober yang menyentuh 10.593 unit.

    Meskipun turun, angka itu masih cukup buat BYD untuk bertengger sebagai mobil ketiga terlaris di Indonesia per November 2025. Hasil ini mengulangi kesuksesan yang sama pada bulan sebelumnya.

    BYD unggul dari beberapa merek Jepang yang sudah lama berjualan di Indonesia. Capaian bulan November itu bikin BYD unggul dari Mitsubishi dengan torehan 7.402 unit, Suzuki sebanyak 6.102 unit, dan Honda mencatatkan penjualan 3.032 unit.

    Posisi teratas masih dikuasai oleh Toyota. Raksasa mobil di Indonesia itu menjual 21.642 unit. Naik 5,27 persen dari sebelumnya yang menyentuh penjualan 20.559 unit.

    Daihatsu mengekor sebagai runner up. Daihatsu mencatat penjualan 11.684 unit pada bulan ini.

    Hal yang sama masih tercermin dari retail sales (distribusi dealer ke konsumen). Posisi lima besar mobil terlaris per November 2025 secara berurutan ditempati oleh Toyota, Daihatsu, BYD, Mitsubishi, Suzuki, dan Honda.

    Wholesales secara total sebanyak 74.252 unit terdistribusi pada November 2025. Angka tersebut naik 0,32 persen dibandingkan bulan sebelumnya yang mencapai 74.014 unit.

    Angka retail sales juga mengalami tren positif. Penjualan November 2025 tembus 79.310 unit. Angka tersebut naik 6,1 persen dibandingkan bulan sebelumnya yang menyentuh 74.720 unit.

    Bulan November tahun ini merupakan penjualan tertinggi sepanjang 2025. Namun nampaknya penjualan otomotif nasional tidak akan tembus 800 ribu unit hingga akhir tahun.

    Secara kumulatif, wholesales Januari-November 2025 mencapai 710.084 unit. Sebagai pembanding, periode yang sama tahun lalu bisa tembus 785.917 unit. Artinya ada penurunan pasar sebesar 9,6 persen.

    Kemudian retail sales, angkanya bisa tembus 739.977 unit selama 11 bulan tahun ini. Padahal periode yang sama tahun lalu itu tembus 807.586 unit.

    Sebagai catatan, penjualan mobil di Indonesia sempat ditargetkan tembus 900 ribu unit selama 2025. Namun, Gaikindo melakukan revisi angka menjadi 780 ribu unit.

    Wholesales merek mobil terlaris per November 2025

    1. Toyota: 21.642 unit
    2. Daihatsu: 11.684 unit
    3. BYD: 9.481 unit
    4. Mitsubishi: 7.402 unit
    5. Suzuki: 6.102 unit
    6. Honda: 3.031 unit
    7. Isuzu: 2.556 unit
    8. Mitsubishi Fuso: 2.418 unit
    9. Wuling: 1.703 unit
    10. Hino: 1.667 unit
    11. Hyundai: 1.303 unit
    12. Chery: 1.211 unit

    Retail sales merek mobil terlari per November 2025

    1. Toyota: 24.268 unit
    2. Daihatsu: 12.750 unit
    3. BYD: 8.243 unit
    4. Mitsubishi: 7.020 unit
    5. Suzuki: 6.096 unit
    6. Honda: 5.505 unit
    7. Isuzu: 2.723 unit
    8. Mitsubishi Fuso: 2.515 unit
    9. Wuling: 1.778 unit
    10. Hino: 1.738 unit
    11. Chery: 1.404 unit
    12. Hyundai: 1.305 unit

    (riar/rgr)