brand merek: Huawei

  • Raja HP Dunia Bangkit, Laris Manis Berkat Sederet Model Smartphone Ini

    Raja HP Dunia Bangkit, Laris Manis Berkat Sederet Model Smartphone Ini

    Jakarta, CNBC Indonesia – Samsung menduduki peringkat pertama ponsel terlaris di dunia pada kuartal III-2025. Capaian ini melampaui raksasa teknologi lain seperti Apple hingga Xiaomi.

    Firma riset Omdia melaporkan Samsung mengirimkan 60,6 juta ini pada kuartal III-2025. Jumlahnya naik 6% dari periode yang sama setahun sebelumnya sebanyak 54,5 juta unit.

    Sementara market share Samsung sebanyak 19%. Omdia menjelaskan capaian positif ini didorong beberapa model smartphone yang diluncurkan di berbagai segmen dan pasar.

    Mulai dari model premium Galaxy Z Fold 7/Flip 7. Adapula Galaxy 07 dan A17 yang ada di segmen menengah ke bawah.

    Kontribusi pada total pengiriman juga terjadi pada penjualan Galaxy A series di Asia Pasifik dan Timur Tengah.

    Di posisi kedua ada Apple yang mengalami kenaikan 4% secara tahunan. Q3-2025, perusahaan mengirimkan 56,5 juta unit dan tahun sebelumnya 54,5 juta unit.

    iPhone 17 versi standar jadi senjata baru untuk Apple. Model tersebut telah melampaui ekspektasi peluncuran karena proporsi nilai yang lebih baik dan kapasitas lebih besar tanpa kenaikan harga.

    Apple juga menyiapkan model Pro dan Pro Max terbaru untuk menarik permintaan global yang kuat. Permintaan dari pasar negara berkembang seperti India juga diperkirakan bakal mendukung pertumbuhan pengiriman perusahaan sepanjang tahun ini.

    Xiaomi berada di posisi ketiga dengan kenaikan 1% dengan pengiriman 43,4 juta unit. Omdia mengatakan pertumbuhan di Asia Pasifik dan kawasan lain berhasil mengimbangi penurunan pengiriman di China karena program subsidi yang telah berakhir.

    Posisi keempat diisi oleh Transsion. Induk usaha Tecno, Itel dan Infinix itu mengalami pertumbuhan terbesar dibandingkan vendor lain sebanyak 12%.

    Omdia melaporkan Transsion mencatatkan pengiriman sebanyak 28,6 juta unit dari 8% tahun sebelumnya.

    Sementara itu, Vivo berada di posisi kelima dengan pengiriman 28,5 juta unit dan naik 5% selama setahun. Laporan itu mebgngkapkan perusahaan berhasil menyalip Huawei dalam pangsa pasar China dan mengalami pertumbuhan di sejumlah kawasan lain, yakni Afrika, Asia-Pasifik dan Amerika Latin.

    Secara keseluruhan, pasar smartphone di global mengalami kenaikan 3% dari tahun ke tahun. Pengirimannya mencapai 320,1 juta unit pada kuartal III-2025.

    Kenaikan ini, Omdia mengatakan menandakan adanya pemulihan dari kinerja yang lesu pada paruh pertama tahun 2025. Saat itu, pasar smartphone menghadapi banyak tantangan termasuk perubahan kebijakan tarif Amerika Serikat (AS), restrukturisasi rantai pasok, dan sentimen pada saluran distribusi.

    (dem/dem)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Manusia Rp 3.000 Triliun Jilat Presiden, Minta Jualan di China

    Manusia Rp 3.000 Triliun Jilat Presiden, Minta Jualan di China

    Jakarta, CNBC Indonesia – CEO Nvidia Jensen Huang ingin perusahaannya tetap langgeng berbisnis di China. Salah satunya strategi dengan melempar pujian hingga membujuk presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

    Dalam konferensi AI tahunan belum lama ini, Huang diketahui memuji kebijakan yang diambil Trump. Langkah itu disebutnya bisa membuat AS tetap berada di garis terdepan perlombaan AI.

    Seperti diketahui Nvidia adalah perusahaan teknologi multinasional yang berbasis di AS. Perusahaan Huang tersebut tengah terjepit di antara perang dagang China dan AS.

    “Jika hal itu tidak terjadi, kita bisa berada dalam situasi yang buruk. Saya ingin berterima kasih kepada Presiden Trump,” kata Huang, dikutip dari Politico.

    Bukan hanya itu, dia menutup pidatonya dengan mengucapkan terima kasih pada Trump yang telah membuat AS kembali hebat.

    Kemudian, dia juga diketahui berharap banyak pada pertemuan antara Trump dan Presiden China Xi Jinping di Korea Selatan. Salah satunya mengharapkan bisa kembali berbisnis di China dengan tetap ingin menjual chip Blackwell di China.

    Dia hanya mengatakan keputusan tetap berada di tangan Trump. Selain itu mengungkapkan tak tahu isi pembicaraan, meski senang dengan keberhasilan keduanya bertemu.

    “Kami selalu berharap kembali ke China, dan saya pikir Nvidia di China sangat bagus. Demi kepentingan terbaik Amerika Serikat (AS), ini demi kepentingan terbaik China,” jelasnya dikutip dari Reuters, Senin (3/11/2025).

    Sayang tak ada pembicaraan soal Blackwell. Ini dikonfirmasi sendiri oleh Trump, yang juga mengatakan semikonduktor dibahas oleh keduanya dan China juga akan berbicara dengan pihak lain termasuk Nvidia terkait pengambilan chip.

    Nvidia memang jadi sasaran dua negara saat perang dagang China-AS terus memanas. Misalnya dilarang menjual chip canggih, dan di sisi lain chip penggantinya H20 kurang diminati oleh China.

    Huang juga telah berupaya untuk meminta Trump melakukan pelonggaran kontrol. Dia mengatakan ketergantungan AI China adalah hal terbaik untuk AS. Dia mengatakan Nvidia tidak berharap pangsa pasarnya menjadi 0, namun kini kemungkinan itu bisa terjadi.

    Masalah militer China bisa mengganggu keamanan nasional AS dengan teknologi buatan negara itu, dia mengatakan tak masuk akal. Karena China punya chip AI sendiri yang kemampuannya sudah cukup baik bagi aplikasi mereka.

    AS tidak bisa meremehkan kekuatan Beijing. Termasuk tak menganggap semangat dari raksasa China, Huawei.

    “Sangat bodoh meremehkan kekuatan China dan semangat kompetitif Huawei yang luar biasa. ini merupakan perusahaan teknologi yang luar biasa,” jelasnya.

    (haa/haa)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Huawei Siapkan Mate 70 Air, Pesaing iPhone Air dengan Baterai Jumbo

    Huawei Siapkan Mate 70 Air, Pesaing iPhone Air dengan Baterai Jumbo

    Jakarta

    Vendor ponsel berlomba-lomba meluncurkan ponsel super tipis untuk menyaingi iPhone Air dan Samsung Galaxy S25 Edge. Setelah Motorola meluncurkan X70 Air, kini giliran Huawei yang sedang menyiapkan ponsel tipis bernama Mate 70 Air.

    Kehadiran Huawei Mate 70 Air pertama kali terendus setelah poster offline yang sepertinya merupakan iklan untuk perangkat tersebut bocor di internet. Poster itu memperlihatkan ponsel misterius berwarna abu-abu dengan tulisan ‘AIR’ di belakangnya.

    Ponsel tersebut memiliki desain yang mirip seperti Mate 70 series, lengkap dengan modul kamera berbentuk bulat, namun dengan bodi yang terlihat lebih tipis. Di modul kamera belakangnya dihiasi logo XMAGE dan panel belakangnya memiliki tekstur seperti Mate 70 Pro+.

    Saat ini informasi tentang Huawei Mate 70 Air masih sangat terbatas. Menurut bocoran yang beredar perangkat ini akan memiliki RAM hingga 16GB, dengan pilihan memori internal 256GB atau 512GB.

    Ukuran layarnya cukup besar, dirumorkan sekitar 6,9 inch dengan resolusi 1,5K. Ponsel ini akan menjalankan HarmonyOS 5.1, dan tersedia dalam pilihan warna hitam, putih, dan emas.

    Huawei Mate 70 Air Foto: InnoGyan

    Belum diketahui seperti apa konfigurasi kamera yang akan diusung Huawei Mate 70 Air, namun kabarnya kamera utamanya akan menggunakan sensor 1/1,3 inch. Kameranya juga diklaim mampu mengambil foto dengan hybrid zoom hhingga 30x, seperti dikutip dari PhoneArena, Sabtu (1/11/2025).

    Namun, Huawei Mate 70 Air sepertinya tidak akan setipis iPhone Air atau Galaxy S25 Edge. Ponsel ini diklaim memiliki ketebalan sekitar 6mm, sedikit lebih tebal jika dibandingkan iPhone Air dan Galaxy S25 Edge yang ketebalannya di bawah 6mm.

    Meski begitu, Huawei Mate 70 Pro akan membawa baterai terbesar di antara pesaingnya dengan kapasitas sekitar 6.000 mAh. Berbeda dengan iPhone Air yang hanya mendukung eSIM, Huawei Mate 70 Air masih mendukung kartu SIM konvensional.

    Huawei Mate 70 Air kabarnya akan diluncurkan di China bulan ini bersama Mate 80 series. Kita tunggu saja pengumuman resmi dari Huawei untuk mengetahui kebenaran rumor ini.

    (vmp/vmp)

  • Huawei FreeBuds SE 4 Masuk Indonesia, TWS ANC dan IP54 Cuma Rp 359 Ribu

    Huawei FreeBuds SE 4 Masuk Indonesia, TWS ANC dan IP54 Cuma Rp 359 Ribu

    Liputan6.com, Jakarta – Huawei resmi memperkenalkan FreeBuds SE 4, TWS teranyar milik raksasa teknologi asal China yang sudah dilengkapi teknologi Active Noise Cancellation (ANC) hingga 50dB dan daya tahan baterai lebih lama.

    TWS FreeBuds SE 4 ini menghadirkan tiga mode ANC: Ultra, General, dan Cozy, di mana fitur ini memastikan suara tetap jernih dan fokus.

    Dijelaskan, fitur ini sangat berguna saat pengguna berada di KRL, kafe, atau ruang kerja ramai tetap bisa menikmati musik dengan suara jernih.

    “Huawei FreeBuds SE 4 ANC memiliki kemampuan peredaman bising (ANC) rata-rata 24 dB, namun bisa mencapai hingga 50 dB pada situasi sangat bising,” kata Nadya Aliefya Tedjasukmana, Campaign Manager for Audio Huawei Device Indonesia, dalam acara peluncuran Huawei FreeBuds SE 4, di Jakarta, Kamis (30/10/2025).

     

    Dia menambahkan, “ini adalah salah satu TWS dari seri entry level kami, dimana dari desainnya sendiri memang di desain untuk stylist dan juga minimalis,” tambahnya.

    Dalam sisi daya tahan baterai, FreeBuds SE 4 mampu bertahan hingga 50 jam waktu pemutaran dengan charging case-nya. Sekali pengisian penuh, pengguna bisa mendengarkan musik hingga 7 jam dengan ANC aktif, atau 10 jam tanpa ANC.

    Perusahaan juga melengkapi TWS anyar ini dengan teknologi pengisian cepat selama 10 menit sudah cukup untuk pemakaian selama 4 jam.

     

    Tiap earbuds memiliki bobot 4,3 gram dengan sertifikasi IP54, tahan terhadap debu dan percikan air. Huawei juga membekalinya dengan Bluetooth 5.4, dan material ramah lingkungan yang sudah melewati uji jatuh dari ketinggian 1,8 meter serta suhu ekstrem.

    Harga Huawei FreeBuds SE 4

    Harga Huawei FreeBuds SE 4 di Indonesia dibanderol Rp699.000, namun selama periode penjualan eksklusif 5–10 November 2025 di Shopee, TWS ini dijual hanya Rp359.000.

  • Huawei FreeBuds SE 4 ANC Meluncur di Indonesia, Harganya Rp 300 Ribuan

    Huawei FreeBuds SE 4 ANC Meluncur di Indonesia, Harganya Rp 300 Ribuan

    Jakarta

    Huawei kembali memperkuat lini perangkat audio nirkabelnya di Indonesia lewat peluncuran HUAWEI FreeBuds SE 4 ANC.

    Penerus dari FreeBuds SE 3 ini hadir dengan peningkatan besar di sisi teknologi peredam bising (Active Noise Cancellation/ANC), daya tahan baterai, serta desain yang makin tangguh dan stylish.

    Huawei membekali FreeBuds SE 4 ANC dengan tiga mode ANC adaptif: Ultra, General, dan Cozy, yang diklaim mampu meredam kebisingan hingga 50 dB. Pengguna bebas memilih mode sesuai kondisi — misalnya Ultra untuk transportasi umum yang bising, atau Cozy saat bersantai di rumah.

    Huawei FreeBuds SE 4 ANC Foto: Dok. Huawei

    Kombinasi teknologi peredam bising dan algoritma pintar membuat suara tetap jernih, sementara panggilan suara tetap terdengar natural meski di tengah keramaian.

    Salah satu daya tarik utama FreeBuds SE 4 ANC adalah baterai yang tahan hingga 10 jam dalam sekali pakai, dan total 50 jam jika digabungkan dengan charging case-nya. Huawei juga menghadirkan pengisian cepat 10 menit untuk pemakaian hingga 4 jam, menjadikannya ideal untuk pengguna yang sibuk dan sering bepergian.

    Bobot tiap earbud hanya 4,3 gram, bahkan lebih ringan dari selembar kertas A4, sehingga tetap nyaman digunakan berjam-jam. Earbud ini juga bersertifikasi IP54, yang berarti tahan debu dan percikan air.

    Huawei mengklaim perangkat ini telah lolos uji jatuh setinggi 1,8 meter serta pengujian suhu ekstrem, menandakan konstruksinya bukan sekadar cantik, tapi juga tangguh. Menariknya, sebagian materialnya berasal dari bahan bersertifikasi ramah lingkungan, sejalan dengan komitmen Huawei terhadap keberlanjutan.

    Huawei FreeBuds SE 4 ANC dibanderol dengan harga Rp 359 ribu dalam penjualan perdana eksklusif di Shopee pada periode 5-10 November 2025. Setelah itu, produk ini juga akan tersedia di Huawei Official Store serta berbagai e-commerce lain seperti TikTok Shop, Tokopedia, Blibli, dan Lazada dengan harga Rp 669 ribu.

    (asj/asj)

  • Raja HP China Ditendang, Ramai-ramai Ganti iPhone 17

    Raja HP China Ditendang, Ramai-ramai Ganti iPhone 17

    Jakarta, CNBC Indonesia – Apple akhirnya bangkit setelah meluncurkan seri iPhone 17 yang laku keras di pasaran. Laporan kuartal-III (Q3) dari firma riset IDC menunjukkan Apple mampu merangkak naik ke posisi ke-2 sebagai pabrikan HP dengan pangsa pasar terbesar di China.

    Apple berhasil menggeser raja HP China, Huawei, yang kini anjlok ke posisi ke-3. Padahal, pada Q2 2025, Apple berada di posisi paling buncit di urutan ke-5 dan Huawei berada di pucuk kepemimpinan di posisi pertama.

    Secara keseluruhan, pasar HP China masih mengalami kemerosotan di Q3 2025, meski sudah lebih tipis dari kuartal sebelumnya, yakni -0,6% berbanding -4%. Di antara jejeran ‘Top 5’, hanya Apple dan Oppo yang mencatat pertumbuhan positif.

    Sementara itu, posisi pertama dipegang oleh vivo yang meraup pangsa pasar 17,3% dengan mengapalkan 11,8 juta unit HP. Meski bertengger sebagai ‘raja HP’, vivo mencatat penurunan 7,8% dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu.

    Dikutip dari Reuters, Kamis (30/10/2025), laporan kuartalan Apple pada pekan ini diprediksi akan menunjukkan pertumbuhan penjualan iPhone yang kuat, bahkan tanpa mendorong kemampuan AI yang mencolok.

    Sejak perilisan seri iPhone 17 pada 19 September lalu, tampak antusiasme yang besar dari beberapa negara, termasuk AS dan China. Hal ini didorong peningkatan seri iPhone 18 dari segi tampilan layar, opsi penyimpanan yang lebih besar, dan peningkatan prosesor.

    Saham Apple mencatat kenaikan kuartalan terbaiknya dalam lebih dari dua tahun pada periode Juli-September, sebesar 24%. Produsen iPhone ini juga menjadi perusahaan ketiga yang mencapai nilai pasar US$4 triliun pada Selasa (28/10).

    Kendati demikian, sahamnya masih tertinggal dari anggota “Magnificent Seven” lainnya tahun ini, karena merupakan perusahaan yang tertinggal dalam hal AI.

    “Apple sedang meraup pendapatan tinggi dengan penjualan iPhone 17 yang lebih baik dari perkiraan di AS dan China, mendorongnya kembali ke status pabrikan HP teratas,” ujar analis eMarketer, Jacob Bourne, dikutip dari Reuters.

    “Namun, persaingan ini masih jauh dari kata menang karena pertanyaan tentang reputasi AI-nya masih ada,” Bourne menambahkan.

    Firma riset Counterpoint memperkirakan penjualan iPhone 17 dalam 10 hari pertama 14% lebih tinggi dibandingkan seri sebelumnya di AS dan China, dengan minat yang cenderung tertuju pada model iPhone 17 Pro dengan margin keuntungan lebih tinggi.

    Jajaran produk baru ini juga meningkatkan pengiriman Apple pada kuartal September di China, di mana Apple menghadapi persaingan ketat dari Xiaomi dan Huawei, menurut laporan terpisah dari IDC.

    Namun, permintaan untuk iPhone Air yang super tipis masih lesu karena harganya yang mencapai US$1.000 (mulai Rp21.249.000 di Indonesia) dan hanya memiliki satu lensa kamera.

    Pemesanan di China juga baru dimulai pada pertengahan Oktober, jauh lebih lambat daripada di AS, karena operator masih menunggu persetujuan untuk mendukung perangkat eSIM tersebut.

    Secara keseluruhan, Wall Street memperkirakan penjualan iPhone naik 8,6% menjadi US$50 miliar, sebuah rekor untuk periode Juli-September, yang menandai kuartal keempat tahun fiskal Apple, menurut data yang dihimpun LSEG.

    Total pendapatan kemungkinan naik 7,6% menjadi US$102,17 miliar, sementara laba akan mencapai US$1,77 per saham.

    Perusahaan, yang telah memindahkan lebih banyak produksi iPhone untuk AS ke India untuk mengimbangi dampak tarif, mengatakan pada Juli lalu bahwa mereka memperkirakan biaya sekitar US$1,1 miliar dari bea masuk pada periode tersebut.

    Beberapa analis mengatakan investor juga akan mencari kejelasan tentang rencana AI Apple setelah laporan tentang hengkangnya sejumlah besar karyawan, meskipun Apple telah menunda peluncuran Siri yang didukung AI hingga tahun 2026 mendatang.

    “Mereka jelas menghadapi tantangan. Mereka belum menawarkan penawaran yang menarik dan tampaknya mereka tidak memiliki strategi yang cukup meyakinkan untuk mempertahankan banyak talenta AI kelas atas yang bekerja di sana,” kata Bob O’Donnell, presiden TECHnalysis Research.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Chip AI Nvidia Jadi Senjata Diplomasi Amerika ke China

    Chip AI Nvidia Jadi Senjata Diplomasi Amerika ke China

    Jakarta

    Presiden Amerika Serikat Donald Trump tampaknya menjadikan chip AI buatan Nvidia sebagai senjata diplomasi baru dalam pertemuannya dengan Presiden China Xi Jinping.

    Dalam pernyataannya di atas pesawat Air Force One menuju Gyeongju, Korea Selatan, Trump menyebut chip Nvidia Blackwell sebagai “super-duper chip” dan mengatakan akan membicarakannya dengan Xi saat keduanya bertemu, demikian dikutip detikINET dari Reuters, Kamis (30/10/2025).

    Langkah ini muncul di tengah tensi dagang yang belum reda antara dua raksasa ekonomi dunia. Penjualan chip AI kelas atas milik Nvidia menjadi isu sensitif dalam negosiasi panjang antara Washington dan Beijing sepanjang tahun ini.

    Pemerintah AS selama ini melarang ekspor chip tercanggih Nvidia ke China, dengan alasan khawatir teknologi tersebut bisa digunakan militer Beijing untuk memperkuat kemampuan pertahanan dan intelijennya.

    Sebaliknya, China menilai pembatasan itu sebagai bentuk hambatan perdagangan yang merugikan dan mendorong perusahaan lokal untuk mempercepat pengembangan chip dalam negeri. Namun, banyak pengembang AI di China masih mengandalkan chip Nvidia karena produk dalam negeri seperti Huawei masih kesulitan memenuhi kebutuhan performa tinggi.

    CEO Nvidia Jensen Huang sebelumnya mengakui pihaknya belum mengajukan izin ekspor untuk chip Blackwell ke China karena situasi politik yang belum pasti. Meski begitu, ia tetap berharap pasar China bisa terbuka lagi, karena pasar tersebut penting untuk mendukung riset dan pengembangan di AS.

    “Mereka sudah sangat jelas menyatakan tidak ingin Nvidia hadir di sana untuk saat ini,” ujar Huang dalam konferensi pers di acara pengembang Nvidia.

    Chip Blackwell yang disebut Trump itu sendiri merupakan generasi terbaru dari prosesor AI Nvidia — dirancang untuk melatih model AI raksasa dengan efisiensi daya dan performa ekstrem. Trump, yang kini kembali ke Gedung Putih, menyebut pembicaraan soal chip ini bisa menjadi bagian penting dari perundingan dagang baru dengan China.

    Jika pembahasan ini benar-benar terjadi, chip AI bisa menjadi alat tawar baru dalam hubungan AS-China — bukan lagi sekadar urusan teknologi, tetapi juga strategi geopolitik di era kecerdasan buatan.

    (asj/asj)

  • HP Lipat Tiga Samsung Galaxy Z TriFold Rilis Minggu Ini, bakal Masuk Indonesia? – Page 3

    HP Lipat Tiga Samsung Galaxy Z TriFold Rilis Minggu Ini, bakal Masuk Indonesia? – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Samsung dikabarkan segera memperkenalkan ponsel lipat tiga layar (tri-fold) yang kemungkinan akan mengguncang pasar global.

    Berdasarkan laporan The Korea Herald, perangkat ini kemungkinan bernama Galaxy Z TriFold yang akan dirilis pada KTT CEO APEC 2025 dan dijadwalkan berlangsung di provinsi Gyeongju, Korea Selatan antara 28 dan 31 Oktober 2025.

    Meskipun jadwalnya belum dipastikan, namun beberapa sumber industri mengatakan peluncuran resminya pada awal November, disusul pekan berikutnya akan tersedia di pasaran. Namun, Samsung belum mengumumkan waktu peluncuran atau pun ketersediaan di pasar global.

    Leaker ternama Evan Blass membocorkan, Galaxy Z TriFold hanya akan dirilis terbatas pada pasar tertentu seperti Korea, Tiongkok, Singapura, Taiwan, dan mungkin Uni Emirat Arab. Sayangnya, Indonesia belum masuk daftar. 

    Hal ini menunjukkan, Samsung mungkin tidak akan merilis ponsel lipat tiga ini di pasar Barat, termasuk pasar Amerika Serikat (AS)–bertentangan dengan laporan sebelumnya yang memprediksi peluncuran di global.

    Bocoran Spesifikasi dan Harga

    Mengutip Android authority, Selasa (28/10/2025), sebelumnya Samsung merencanakan produksi baru ini dengan jumlah terbatas, yakni hanya sekitar 50.000 unit.

    HP lipat tiga ini diperkirakan akan dibanderol sekitar 4 juta Won (kurang dari USD 2.780 atau sekitar Rp 46 jutaan), menjadikannya salah satu perangkat termahal Samsung.

    Dari segi spesifikasi, belum banyak detail yang terungkap. Namun, perangkat ini disebut akan menggunakan chipset Snapdragon 8 Elite (versi sebelumnya), yang mungkin beralih dengan Snapdragon 8 Elite Gen 5 yang lebih baru. Perangkat ini kemungkinan membawa kamera utama 200MP yang mirip dengan Galaxy Z Fold 7.

    Samsung juga diperkirakan akan menjalankan versi khusus One UI 8 yang dioptimalkan agar pengguna bisa menjalankan tiga aplikasi sekaligus dalam mode potret. Sementara itu, mekanisme lipatannya dirancang melipat ke dalam dengan bentuk menyerupai huruf C, berbeda dengan lipatan zig-zag Huawei Mate XT.

     

  • China Punya Senjata Pembunuh Baru, Amerika Bisa Tamat

    China Punya Senjata Pembunuh Baru, Amerika Bisa Tamat

    Jakarta, CNBC Indonesia – China dilaporkan tengah mengembangkan senjata otonom berbasis kecerdasan buatan (AI) yang disebut-sebut mampu menyaingi dominasi militer Amerika Serikat (AS).

    Laporan terbaru Reuters mengungkap bahwa Negeri Tirai Bambu secara sistematis memanfaatkan teknologi AI untuk memperkuat kemampuan tempur militernya, termasuk melalui kendaraan tempur, drone, hingga sistem simulasi perang canggih.

    Pada Februari lalu, raksasa pertahanan milik negara China, Norinco, memperkenalkan kendaraan militer P60 yang mampu menjalankan operasi tempur secara mandiri dengan kecepatan 50 kilometer per jam. Kendaraan ini digerakkan oleh DeepSeek, model kecerdasan buatan buatan dalam negeri yang kini menjadi kebanggaan sektor teknologi China.

    Pejabat Partai Komunis China menyebut peluncuran tersebut sebagai bukti awal bagaimana Beijing memanfaatkan DeepSeek dan teknologi AI untuk mengejar ketertinggalan dalam perlombaan persenjataan dengan AS.

    Laporan terhadap ratusan makalah penelitian, paten, dan catatan pengadaan menunjukkan adanya upaya sistematis pemerintah China dalam memanfaatkan AI untuk keunggulan militer.

    Walau detail mengenai penerapan sistem senjata generasi baru masih dirahasiakan, dokumen pengadaan dan paten menunjukkan kemajuan signifikan menuju kemampuan seperti pengenalan target otonom dan pengambilan keputusan di medan perang secara langsung atau real time, sebuah kemampuan yang juga tengah dikembangkan oleh militer AS.

    Menariknya, Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) masih terlihat menggunakan chip buatan Nvidia, termasuk model yang telah dikenakan pembatasan ekspor oleh AS. Tidak jelas apakah chip tersebut disimpan sebelum larangan diberlakukan, karena dokumen tidak mencantumkan tanggal ekspor.

    Huawei dan DeepSeek

    Penelitian dan pengadaan terbaru menunjukkan peningkatan penggunaan chip Huawei oleh lembaga penelitian militer China. Langkah ini sejalan dengan kampanye publik Beijing untuk memperkuat kemandirian teknologi dan mengurangi ketergantungan pada komponen Barat.

    Sementara, penggunaan model AI DeepSeek disebutkan dalam belasan tender dari lembaga-lembaga PLA yang diajukan tahun ini dan dilihat oleh Reuters. Hanya satu tender yang menyebutkan Qwen, model AI milik Alibaba yang merupakan pesaing utama di dalam negeri.

    Menurut Jamestown Foundation, pengadaan yang terkait dengan DeepSeek meningkat pesat sepanjang 2025, dengan berbagai aplikasi militer baru yang muncul secara berkala di jaringan internal PLA.

    Popularitas DeepSeek di kalangan militer mencerminkan upaya Beijing mengejar apa yang disebut sebagai “kedaulatan algoritmik” (algorithmic sovereignty), yakni mengurangi ketergantungan pada teknologi Barat sekaligus memperkuat kendali atas infrastruktur digital yang penting bagi keamanan nasional.

    Washington menegaskan akan memperkuat kerja sama dengan negara sekutu dalam pengembangan AI, sambil mencegah teknologi tersebut jatuh ke tangan pihak musuh.

    Dokumen lain menunjukkan bahwa militer China tengah berinvestasi dalam teknologi senjata tanpa awak yang makin otonom. Setidaknya dua lusin paten dan tender menunjukkan upaya PLA mengintegrasikan AI agar drone dapat mengenali dan mengikuti target, serta bergerak dalam formasi tanpa intervensi manusia.

    Universitas Beihang, lembaga riset penerbangan militer, menggunakan DeepSeek untuk meningkatkan kemampuan pengambilan keputusan pada drone swarm yang ditujukan untuk menghadapi ancaman udara berkecepatan rendah dan ketinggian rendah.

    Meski pejabat pertahanan China menegaskan bahwa kendali manusia akan tetap dipertahankan, analis menilai kemampuan ini bisa menjadi senjata pembunuh masa depan yang mampu menyaingi, bahkan mengancam, dominasi militer AS.

    (dem/dem)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Kebutuhan Internet Tercukupi oleh 4G

    Kebutuhan Internet Tercukupi oleh 4G

    Bisnis.com, JAKARTA— Penggelaran layanan 5G di Indonesia belum menunjukkan perkembangan signifikan. Salah satu penyebabnya diduga karena masyarakat belum terlalu membutuhkan jaringan teknologi kelima.

    Angka ini tertinggal jauh dibandingkan dengan negara tetangga seperti Malaysia yang telah mencapai 80%. 

    Pengamat Telekomunikasi dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Agung Harsoyo, menilai lambatnya adopsi 5G di Indonesia dipengaruhi permintaan di pelanggan yang belum signifikan. Masyarakat merasa jaringan 4G sudah cukup untuk mendukung berbagai aktivitas digital.

    “Kebutuhan pelanggan [subscribers] ternyata sebagian besar telah terpenuhi dengan layanan 4G,” kata Agung saat dihubungi Bisnis pada Selasa (28/10/2025). 

    Selain itu, Agung menilai penetrasi perangkat yang mendukung teknologi 5G juga masih rendah. 

    Dia menilai pemerintah dapat berperan mendorong percepatan adopsi 5G, misalnya melalui insentif fiskal, keringanan biaya spektrum bagi operator, atau program sosialisasi publik untuk memperkenalkan manfaat nyata 5G di berbagai sektor seperti industri, kesehatan, dan pendidikan.

    “Pemerintah bisa jadi perlu membuat program insentif dan sosialisasi agar adopsi layanan 5G dapat “dipercepat,” katanya. 

    Merujuk pada laporan keuangan Indosat, pada semester I/2025 perusahaan melanjutkan penguatan dan integrasi jaringan termasuk ekspansi 5G sebagai bagian dari strategi pasca-merger, melalui pembelian besar perangkat keras dan perangkat lunak dari pemasok global seperti Huawei, Nokia, dan Ericsson.

    Sementara Telkom, berdasarkan laporan keuangan Telkom semester I/2025, melakukan penambahan BTS (Base Transceiver Station) 5G oleh Telkomsel yang tercatat sebanyak 2.537 unit dari total 280.434 BTS. 

    Jumlah BTS 5G ini masih relatif kecil jika dibandingkan dengan BTS 4G yang mencapai 229.214 unit, menegaskan bahwa ekspansi 5G Telkomsel masih dalam tahap awal dan selektif.

    Capex (capital expenditure) Telkom pada semester I/2025 tercatat sebesar Rp9,5 triliun atau 13% dari total revenue, dengan lebih dari 50% dialokasikan untuk ekspansi digital connectivity—termasuk jaringan fiber optik, tower, satelit, dan kabel bawah laut yang mendukung penggelaran 5G. 

    Di sisi lain, Asosiasi Penyelenggara Telekomunikasi Seluruh Indonesia (ATSI) menilai lambatnya adopsi jaringan 5G di Indonesia salah satunya disebabkan oleh spektrum yang belum tersedia sepenuhnya. Direktur Eksekutif ATSI Marwan O Baasir mengatakan, operator saat ini masih memanfaatkan spektrum eksisting untuk menggelar layanan 5G. 

    “Anggota ATSI itu kan saat ini memanfaatkan spektrum yang ada, spektrum 1800, 2100. Sedangkan spektrum-spektrum itu kan menggunakan spektrum yang ada, bukan spektrum real 5G,” kata Marwan ditemui ditemui disela acara Indonesia Technology & Innovation (INTI) 2025 yang digelar di Jakarta pada Selasa (28/10/2025).