brand merek: Huawei

  • Kartu As China Lawan Perang Dagang AS

    Kartu As China Lawan Perang Dagang AS

    Jakarta

    Perang dagang antara China dengan Amerika Serikat (AS) sudah dimulai. China pun telah menyiapkan kartu as untuk melawan AS.

    Seperti dilansir BBC, perang dagang sudah berlangsung saat Ekspor China ke AS dikenakan tarif sampai 245%, dan Beijing sudah membalas dengan tarif masuk 125% untuk produk impor dari Amerika.

    Konsumen, bisnis, dan pasar bersiap-siap menghadapi ketidakpastian lebih panjang di tengah ancaman resesi global yang semakin nyata.

    Presiden China Xi Jinping berkali-kali bilang bahwa pemerintahannya terbuka buat berdialog. Tapi dia juga memberi peringatan bahwa, jika diperlukan, mereka bakal “berjuang sampai titik darah penghabisan.”

    Ibarat permainan kartu, berikut lima ‘kartu sakti’ atau ‘kartu as’ yang dimiliki Beijing untuk melawan tarif yang dikeluarkan Presiden AS Donald Trump.

    Apa saja kartu yang disiapkan China? Baca berita selengkapnya di sini.

    China Siap Hadapi Resiko

    Lima kartu sakti China hadapi perang dagang dengan AS. (BBC World)

    China adalah ekonomi terbesar kedua di dunia. Artinya, China lebih mampu menahan ‘rasa sakit’ yang ditimbulkan tarif ketimbang negara-negara kecil.

    Dengan jumlah penduduk lebih dari satu miliar jiwa, China memiliki pasar domestik yang besar sehingga sebagian barang-barang ekspor yang terdampak tarif bisa dijual ke pasar domestik.

    Kenyataannya memang tidak semudah itu karena China mengalami penurunan konsumsi. Namun dengan berbagai insentif, mulai dari subsidi untuk peralatan rumah tangga hingga subsidi tiket kereta untuk kaum pensiunan, pemerintah China berharap dapat mendorong tingkat konsumsi.

    Tarif Trump telah memberi Partai Komunis China dorongan yang lebih kuat untuk membuka potensi konsumen negara tersebut.

    Elite partai mungkin “lebih dari siap untuk menanggung rasa sakit daripada menyerah pada yang mereka yakini sebagai agresi AS,” menurut Mary Lovely, pakar perdagangan AS-China di Peterson Institute di Washington D.C., kepada BBC Newshour awal bulan ini.

    Sebagai negara otoriter, China juga memiliki toleransi sakit yang lebih tinggi. Negara juga tidak terlalu pusing dengan opini publik yang cuma sesaat.

    Lagi pula, dalam waktu dekat tidak ada juga pemilu untuk menentukan para pemimpinnya. Tapi tetap saja, keresahan massal bisa jadi kekhawatiran, karena di China merebak ketidakpuasan atas krisis perumahan yang masih berlangsung dan pekerjaan yang semakin sulit.

    Ketidakpastian ekonomi yang disebabkan tarif merupakan pukulan bagi kaum muda yang hanya pernah mengalami kemajuan Tiongkok.

    Partai Komunis China berupaya memainkan kartu nasionalisme untuk membenarkan sikap Beijing yang tidak mau tunduk pada AS dan menerapkan tarif balasan terhadap Washington DC. Media pemerintah menyerukan kepada rakyat agar “menghadapi badai ini bersama-sama”.

    Presiden Xi Jinping mungkin khawatir tetapi, sejauh ini, Beijing telah menyampaikan nada menantang dan percaya diri. Seorang pejabat menegaskan bahwa: “Langit tidak akan runtuh.”

    China Sudah Investasi Buat Masa Depan

    Perang dagang AS-China meningkat, pertumbuhan ekonomi global memburuk. (ABC Australia)

    Di bawah pemerintahan Xi Jinping, China telah berlomba dengan AS untuk mendominasi teknologi.

    Karena itu, China berinvestasi besar pada teknologi dalam negeri, mulai dari energi terbarukan hingga chip dan kecerdasan buatan (AI).

    Contohnya termasuk chatbot DeepSeek, yang dipuji sebagai pesaing tangguh ChatGPT.

    Kemudian BYD, yang mengalahkan Tesla tahun lalu sebagai pembuat kendaraan listrik (EV) terbesar di dunia. Apple juga telah kehilangan pangsa pasarnya di China lantaran pesaing lokal seperti Huawei dan Vivo terus berinovasi.

    Baru-baru ini Beijing mengumumkan rencana untuk menghabiskan lebih dari US$1 triliun selama dekade berikutnya untuk mendukung inovasi di bidang AI.

    Perusahaan-perusahaan AS telah mencoba untuk memindahkan rantai pasokan mereka dari China, tetapi mereka kesulitan menemukan infrastruktur dan tenaga kerja terampil yang sama di tempat lain.

    Produsen China di setiap tahap rantai pasokan telah memberi China kemajuan signifikan yang akan membutuhkan waktu berpuluh tahun untuk ditiru negara lain.

    Keahlian rantai pasokan yang tak tertandingi dan dukungan pemerintah telah menjadikan China sebagai pemain tangguh dalam perang dagang ini. Dalam beberapa hal, Beijing telah mempersiapkan hal ini sejak Trump pertama kali menjabat presiden.

    Pelajaran dari Masa Lalu

    Donald Trump (BBC World)

    Sejak panel surya buatan China dikenai tarif Trump pada 2018 lalu, Beijing mempercepat rencananya untuk masa depan.

    China menggelontorkan miliaran dolar ke dalam program perdagangan dan infrastruktur yang kontroversial, yang lebih dikenal sebagai inisiatif Sabuk dan Jalan (Belt and Road Initiative) untuk menopang hubungan dengan negara-negara berkembang di belahan selatan.

    Perluasan perdagangan dengan Asia Tenggara, Amerika Latin, dan Afrika terjadi ketika China mencoba untuk melepaskan diri dari kendali AS.

    Sebelumnya, petani Amerika memasok 40% dari impor kedelai Chinaangka itu sekarang berkisar di 20%.

    Setelah mengalami perang dagang saat Trump pertama kali menjabat sebagai presiden, Beijing meningkatkan budidaya kedelai di dalam negeri dan membeli panen dalam jumlah besar dari Brasilyang sekarang menjadi pemasok kedelai terbesar ke China.

    “Taktiknya sekali dayung, dua tiga pulau terlampaui.”

    “Langkah ini tidak cuma menghilangkan pasar tetap para petani Amerika, tapi juga memperkuat ketahanan pangan China,” kata Marina Yue Zhang, profesor di Australia-China Relations Institute, University of Technology Sydney.

    AS Bukan Lagi Pasar Ekspor Terbesar China

    China siap lawan AS. (BBC World)

    Faktanya, China adalah mitra dagang terbesar untuk 60 negara pada tahun 2023hampir dua kali lebih banyak daripada AS.

    China menjadi eksportir terbesar di dunia dan mencatat rekor surplus perdagangan sebesar US$1 triliun pada akhir 2024.

    Itu tidak berarti AS bukan mitra dagang penting bagi China. Namun, kondisi saat ini membuat AS tidak mudah untuk memojokkan China.

    Setelah muncul laporan bahwa Gedung Putih akan menggunakan negosiasi perdagangan bilateral untuk mengisolasi China, Beijing telah memperingatkan negara-negara lain agar tidak “mencapai kesepakatan dengan mengorbankan kepentingan China”.

    Itu akan menjadi pilihan yang mustahil bagi banyak negara.

    “Kita tidak dapat memilih, dan kita tidak akan pernah memilih [antara China dan AS],” kata Menteri Perdagangan Malaysia, Tengku Zafrul Aziz, kepada BBC pekan lalu.

    China Tahu Kelemahan Trump

    Trump kukuh bertahan dengan keputusannya saat harga-harga saham rontok menyusul pengumuman tarifnya pada awal April dan mengibaratkan kenaikan tarif gila-gilaan ini sebagai “pil pahit.”

    Tetapi dia segera banting stir, memberi jeda kenaikan tarif selama 90 hari setelah aksi jual besar-besaran obligasi pemerintah AS.

    Dikenal juga dengan istilah “treasuries”, obligasi ini sejak lama dianggap sebagai investasi yang aman. Tetapi perang dagang telah mengguncang kepercayaan pada aset tersebut.

    Sejak itu, Trump memberi isyarat untuk menurunkan tensi ketegangan perdagangan dengan China, dengan mengatakan bahwa tarif barang-barang China akan “turun secara signifikan, tetapi tidak akan menjadi nol.”

    Dengan begitu, para pengamat menyebut Beijing sekarang tahu bahwa pasar obligasi dapat menggoyahkan Trump.

    China juga memegang obligasi pemerintah AS sebesar US$ 700 miliar.

    Jepang, sekutu setia Amerika, adalah satu-satunya pemegang non-AS yang memiliki jumlah lebih dari itu.

    Beberapa pengamat berpendapat bahwa ini memberi Beijing keuntungan: media China secara teratur mewacanakan gagasan untuk menjual atau menahan pembelian obligasi AS sebagai “senjata”.

    Tetapi para ahli memperingatkan bahwa China bukannya tidak menghadapi konsekuensi dari situasi ini.

    Langkah itu, sebaliknya, akan menyebabkan kerugian besar bagi investasi Beijing di pasar obligasi dan mengacaukan mata uang Yuan China.

    China hanya akan dapat memberikan tekanan dengan obligasi pemerintah AS “hanya sampai titik tertentu”, kata Dr Zhang.

    “China memegang alat tawar-menawar, bukan senjata keuangan.”

    Kendali Atas Unsur Tanah Jarang

    Yang dapat dijadikan senjata oleh China adalah monopoli dalam mengekstraksi dan memurnikan unsur tanah jarang (rare earth elements), yaitu serangkaian elemen yang penting untuk manufaktur teknologi canggih.

    China memiliki cadangan unsur tanah jarang yang besar, seperti disprosium, yang digunakan dalam magnet kendaraan listrik dan turbin angin. Kemudian Yttrium, yang menyediakan lapisan tahan panas untuk mesin jet.

    Beijing telah menanggapi tarif terbaru Trump dengan membatasi ekspor tujuh unsur tanah jarang, termasuk beberapa unsur penting untuk membuat chip AI.

    China menyumbang sekitar 61% produksi unsur tanah jarang dan 92% pemurniannya, menurut perkiraan Badan Energi Internasional (IEA).

    Australia, Jepang, dan Vietnam memang sudah mulai menambang unsur tanah jarang, tapi perlu waktu bertahun-tahun sebelum Tiongkok dapat diputus dari rantai pasokan.

    Pada 2024, Tiongkok melarang ekspor mineral penting lainnya, antimon, yang penting untuk berbagai proses manufaktur. Harganya naik lebih dari dua kali lipat di tengah gelombang kepanikan sejumlah negara dalam mencari pemasok alternatif.

    Kekhawatirannya adalah hal yang sama dapat terjadi pada pasar unsur tanah jarang, yang akan sangat mengganggu berbagai industri mulai dari kendaraan listrik hingga pertahanan.

    “Segala sesuatu yang dapat Anda nyalakan atau matikan kemungkinan besar menggunakan logam tanah jarang,” kata Thomas Kruemmer, direktur Ginger International Trade and Investment, kepada BBC.

    “Dampaknya pada industri pertahanan AS akan sangat besar.”

    Halaman 2 dari 5

    (rdp/rfs)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Lima Kartu Sakti China Hadapi Perang Dagang dengan AS

    Lima Kartu Sakti China Hadapi Perang Dagang dengan AS

    Jakarta

    Perang dagang antara dua kekuatan ekonomi terbesar di dunia sedang berlangsung. Ekspor China ke AS dikenakan tarif sampai 245%, dan Beijing sudah membalas dengan tarif masuk 125% untuk produk impor dari Amerika.

    Konsumen, bisnis, dan pasar bersiap-siap menghadapi ketidakpastian lebih panjang di tengah ancaman resesi global yang semakin nyata.

    Presiden China Xi Jinping berkali-kali bilang bahwa pemerintahannya terbuka buat berdialog. Tapi dia juga memberi peringatan bahwa, jika diperlukan, mereka bakal “berjuang sampai titik darah penghabisan.”

    Ibarat permainan kartu, berikut lima ‘kartu sakti’ atau ‘senjata’ yang dimiliki Beijing untuk melawan tarif yang dikeluarkan Presiden AS Donald Trump.

    China mampu hadapi risiko, sampai titik tertentu

    China adalah ekonomi terbesar kedua di dunia. Artinya, China lebih mampu menahan ‘rasa sakit’ yang ditimbulkan tarif ketimbang negara-negara kecil.

    Dengan jumlah penduduk lebih dari satu miliar jiwa, China memiliki pasar domestik yang besar sehingga sebagian barang-barang ekspor yang terdampak tarif bisa dijual ke pasar domestik.

    Kenyataannya memang tidak semudah itu karena China mengalami penurunan konsumsi. Namun dengan berbagai insentif, mulai dari subsidi untuk peralatan rumah tangga hingga subsidi tiket kereta untuk kaum pensiunan, pemerintah China berharap dapat mendorong tingkat konsumsi.

    BBC

    BBC News Indonesia hadir di WhatsApp.

    Jadilah yang pertama mendapatkan berita, investigasi dan liputan mendalam dari BBC News Indonesia, langsung di WhatsApp Anda.

    BBC

    Elite partai mungkin “lebih dari siap untuk menanggung rasa sakit daripada menyerah pada yang mereka yakini sebagai agresi AS,” menurut Mary Lovely, pakar perdagangan AS-China di Peterson Institute di Washington D.C., kepada BBC Newshour awal bulan ini.

    Sebagai negara otoriter, China juga memiliki toleransi sakit yang lebih tinggi. Negara juga tidak terlalu pusing dengan opini publik yang cuma sesaat.

    Lagi pula, dalam waktu dekat tidak ada juga pemilu untuk menentukan para pemimpinnya. Tapi tetap saja, keresahan massal bisa jadi kekhawatiran, karena di China merebak ketidakpuasan atas krisis perumahan yang masih berlangsung dan pekerjaan yang semakin sulit.

    Getty ImagesWashington diprediksi akan sulit membuat China terpojok dalam perang dagang yang sedang bergulir.

    Ketidakpastian ekonomi yang disebabkan tarif merupakan pukulan bagi kaum muda yang hanya pernah mengalami kemajuan Tiongkok.

    Partai Komunis China berupaya memainkan kartu nasionalisme untuk membenarkan sikap Beijing yang tidak mau tunduk pada AS dan menerapkan tarif balasan terhadap Washington DC. Media pemerintah menyerukan kepada rakyat agar “menghadapi badai ini bersama-sama”.

    Presiden Xi Jinping mungkin khawatir tetapi, sejauh ini, Beijing telah menyampaikan nada menantang dan percaya diri. Seorang pejabat menegaskan bahwa: “Langit tidak akan runtuh.”

    China telah berinvestasi untuk masa depan

    Di bawah pemerintahan Xi Jinping, China telah berlomba dengan AS untuk mendominasi teknologi.

    Karena itu, China berinvestasi besar pada teknologi dalam negeri, mulai dari energi terbarukan hingga chip dan kecerdasan buatan (AI).

    Contohnya termasuk chatbot DeepSeek, yang dipuji sebagai pesaing tangguh ChatGPT.

    Kemudian BYD, yang mengalahkan Tesla tahun lalu sebagai pembuat kendaraan listrik (EV) terbesar di dunia. Apple juga telah kehilangan pangsa pasarnya di China lantaran pesaing lokal seperti Huawei dan Vivo terus berinovasi.

    Baru-baru ini Beijing mengumumkan rencana untuk menghabiskan lebih dari US$1 triliun selama dekade berikutnya untuk mendukung inovasi di bidang AI.

    Getty ImagesChina condong pada industri yang sedang berkembang dari kendaraan listrik hingga kecerdasan buatan.

    Perusahaan-perusahaan AS telah mencoba untuk memindahkan rantai pasokan mereka dari China, tetapi mereka kesulitan menemukan infrastruktur dan tenaga kerja terampil yang sama di tempat lain.

    Produsen China di setiap tahap rantai pasokan telah memberi China kemajuan signifikan yang akan membutuhkan waktu berpuluh tahun untuk ditiru negara lain.

    Keahlian rantai pasokan yang tak tertandingi dan dukungan pemerintah telah menjadikan China sebagai pemain tangguh dalam perang dagang ini. Dalam beberapa hal, Beijing telah mempersiapkan hal ini sejak Trump pertama kali menjabat presiden.

    Pelajaran dari masa jabatan pertama Trump

    Sejak panel surya buatan China dikenai tarif Trump pada 2018 lalu, Beijing mempercepat rencananya untuk masa depan.

    China menggelontorkan miliaran dolar ke dalam program perdagangan dan infrastruktur yang kontroversial, yang lebih dikenal sebagai inisiatif Sabuk dan Jalan (Belt and Road Initiative) untuk menopang hubungan dengan negara-negara berkembang di belahan selatan.

    Perluasan perdagangan dengan Asia Tenggara, Amerika Latin, dan Afrika terjadi ketika China mencoba untuk melepaskan diri dari kendali AS.

    Getty ImagesXi baru-baru ini melakukan rangkaian kunjungan diplomatik di Asia Tenggara untuk menopang hubungan dengan mitra dagang utama.

    Sebelumnya, petani Amerika memasok 40% dari impor kedelai Chinaangka itu sekarang berkisar di 20%.

    Setelah mengalami perang dagang saat Trump pertama kali menjabat sebagai presiden, Beijing meningkatkan budidaya kedelai di dalam negeri dan membeli panen dalam jumlah besar dari Brasilyang sekarang menjadi pemasok kedelai terbesar ke China.

    “Taktiknya sekali dayung, dua tiga pulau terlampaui.”

    “Langkah ini tidak cuma menghilangkan pasar tetap para petani Amerika, tapi juga memperkuat ketahanan pangan China,” kata Marina Yue Zhang, profesor di Australia-China Relations Institute, University of Technology Sydney.

    AS bukan lagi pasar ekspor terbesar China: posisi itu sekarang milik Asia Tenggara.

    Faktanya, China adalah mitra dagang terbesar untuk 60 negara pada tahun 2023hampir dua kali lebih banyak daripada AS.

    Baca juga:

    China menjadi eksportir terbesar di dunia dan mencatat rekor surplus perdagangan sebesar US$1 triliun pada akhir 2024.

    Itu tidak berarti AS bukan mitra dagang penting bagi China. Namun, kondisi saat ini membuat AS tidak mudah untuk memojokkan China.

    Setelah muncul laporan bahwa Gedung Putih akan menggunakan negosiasi perdagangan bilateral untuk mengisolasi China, Beijing telah memperingatkan negara-negara lain agar tidak “mencapai kesepakatan dengan mengorbankan kepentingan China”.

    Itu akan menjadi pilihan yang mustahil bagi banyak negara.

    “Kita tidak dapat memilih, dan kita tidak akan pernah memilih [antara China dan AS],” kata Menteri Perdagangan Malaysia, Tengku Zafrul Aziz, kepada BBC pekan lalu.

    China tahu kelemahan Trump

    Trump kukuh bertahan dengan keputusannya saat harga-harga saham rontok menyusul pengumuman tarifnya pada awal April dan mengibaratkan kenaikan tarif gila-gilaan ini sebagai “pil pahit.”

    Tetapi dia segera banting stir, memberi jeda kenaikan tarif selama 90 hari setelah aksi jual besar-besaran obligasi pemerintah AS.

    Dikenal juga dengan istilah “treasuries”, obligasi ini sejak lama dianggap sebagai investasi yang aman. Tetapi perang dagang telah mengguncang kepercayaan pada aset tersebut.

    Sejak itu, Trump memberi isyarat untuk menurunkan tensi ketegangan perdagangan dengan China, dengan mengatakan bahwa tarif barang-barang China akan “turun secara signifikan, tetapi tidak akan menjadi nol.”

    Getty ImagesPasar obligasi pemerintah AS mengalami aksi jual besar-besaran ketika Trump mengumumkan tarif tinggi di sebagian besar negara-negara.

    Dengan begitu, para pengamat menyebut Beijing sekarang tahu bahwa pasar obligasi dapat menggoyahkan Trump.

    China juga memegang obligasi pemerintah AS sebesar US$ 700 miliar.

    Jepang, sekutu setia Amerika, adalah satu-satunya pemegang non-AS yang memiliki jumlah lebih dari itu.

    Beberapa pengamat berpendapat bahwa ini memberi Beijing keuntungan: media China secara teratur mewacanakan gagasan untuk menjual atau menahan pembelian obligasi AS sebagai “senjata”.

    Baca juga:

    Tetapi para ahli memperingatkan bahwa China bukannya tidak menghadapi konsekuensi dari situasi ini.

    Langkah itu, sebaliknya, akan menyebabkan kerugian besar bagi investasi Beijing di pasar obligasi dan mengacaukan mata uang Yuan China.

    China hanya akan dapat memberikan tekanan dengan obligasi pemerintah AS “hanya sampai titik tertentu”, kata Dr Zhang.

    “China memegang alat tawar-menawar, bukan senjata keuangan.”

    Kendali atas unsur tanah jarang

    Yang dapat dijadikan senjata oleh China adalah monopoli dalam mengekstraksi dan memurnikan unsur tanah jarang (rare earth elements), yaitu serangkaian elemen yang penting untuk manufaktur teknologi canggih.

    China memiliki cadangan unsur tanah jarang yang besar, seperti disprosium, yang digunakan dalam magnet kendaraan listrik dan turbin angin. Kemudian Yttrium, yang menyediakan lapisan tahan panas untuk mesin jet.

    Beijing telah menanggapi tarif terbaru Trump dengan membatasi ekspor tujuh unsur tanah jarang, termasuk beberapa unsur penting untuk membuat chip AI.

    Getty ImagesMineral langka seperti tanah jarang sangat penting untuk pembuatan semikonduktor.

    China menyumbang sekitar 61% produksi unsur tanah jarang dan 92% pemurniannya, menurut perkiraan Badan Energi Internasional (IEA).

    Australia, Jepang, dan Vietnam memang sudah mulai menambang unsur tanah jarang, tapi perlu waktu bertahun-tahun sebelum Tiongkok dapat diputus dari rantai pasokan.

    Pada 2024, Tiongkok melarang ekspor mineral penting lainnya, antimon, yang penting untuk berbagai proses manufaktur. Harganya naik lebih dari dua kali lipat di tengah gelombang kepanikan sejumlah negara dalam mencari pemasok alternatif.

    Kekhawatirannya adalah hal yang sama dapat terjadi pada pasar unsur tanah jarang, yang akan sangat mengganggu berbagai industri mulai dari kendaraan listrik hingga pertahanan.

    “Segala sesuatu yang dapat Anda nyalakan atau matikan kemungkinan besar menggunakan logam tanah jarang,” kata Thomas Kruemmer, direktur Ginger International Trade and Investment, kepada BBC.

    “Dampaknya pada industri pertahanan AS akan sangat besar.”

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Lima Kartu Truf yang Dimiliki China dalam Menghadapi Perang Dagang dengan Amerika Serikat – Halaman all

    Lima Kartu Truf yang Dimiliki China dalam Menghadapi Perang Dagang dengan Amerika Serikat – Halaman all

    Lima Kartu Truf yang Dimiliki Tiongkok dalam Perang Dagang dengan Amerika Serikat

    TRIBUNNEWS.COM- Perang dagang antara dua ekonomi terbesar dunia kini sedang berlangsung gencar.

    Ekspor Tiongkok ke AS menghadapi tarif hingga 245 persen, dan Beijing membalas dengan mengenakan tarif 125% atas impor Amerika. Konsumen, bisnis, dan pasar bersiap menghadapi ketidakpastian lebih lanjut karena kekhawatiran akan resesi global telah meningkat.

    Pemerintah Presiden Tiongkok Xi Jinping telah berulang kali mengatakan bahwa mereka terbuka untuk berdialog, tetapi memperingatkan bahwa, jika perlu, mereka akan “berjuang sampai akhir”.

    Berikut ini sekilas tentang apa yang dimiliki Beijing dalam persenjataannya untuk melawan tarif Presiden AS Donald Trump.

    1. Tiongkok dapat menahan rasa sakit (sampai pada titik tertentu)

    China merupakan ekonomi terbesar kedua di dunia, yang berarti negara ini dapat menyerap dampak tarif lebih baik daripada negara-negara kecil lainnya.

    Dengan jumlah penduduk lebih dari satu miliar, negara ini juga memiliki pasar domestik yang besar yang dapat meringankan tekanan bagi eksportir yang tengah terpukul akibat tarif.

    Beijing masih kesulitan karena orang-orang China tidak cukup berbelanja . Namun, dengan berbagai insentif, mulai dari subsidi untuk peralatan rumah tangga hingga “kereta perak” untuk pensiunan yang bepergian, hal itu dapat berubah.

    Dan tarif Trump telah memberi Partai Komunis Tiongkok dorongan yang lebih kuat untuk membuka potensi konsumen negara tersebut.

    Para pemimpin mungkin “sangat bersedia menanggung penderitaan untuk menghindari menyerah pada apa yang mereka yakini sebagai agresi AS”, Mary Lovely, pakar perdagangan AS-Tiongkok di Peterson Institute di Washington DC, mengatakan kepada BBC Newshour awal bulan ini.

    China juga memiliki ambang batas yang lebih tinggi terhadap rasa sakit sebagai rezim otoriter, karena tidak terlalu khawatir dengan opini publik jangka pendek. Tidak ada pemilihan umum yang akan menghakimi para pemimpinnya.

    Meski demikian, keresahan tetap menjadi kekhawatiran, terutama karena sudah ada ketidakpuasan atas krisis properti dan hilangnya pekerjaan yang sedang berlangsung.

    Ketidakpastian ekonomi atas tarif adalah pukulan lain bagi generasi muda yang hanya pernah mengenal Tiongkok yang sedang bangkit.

    Partai tersebut telah memanfaatkan sentimen nasionalis untuk membenarkan tarif pembalasannya, sementara media pemerintah menyerukan kepada masyarakat untuk “bersama-sama menghadapi badai”.

    Presiden Xi Jinping mungkin khawatir, tetapi sejauh ini, Beijing telah menunjukkan sikap menantang dan percaya diri. Seorang pejabat meyakinkan negara itu: “Langit tidak akan runtuh.”

     

    2. Tiongkok telah berinvestasi pada masa depan

    China selalu dikenal sebagai pabrik dunia – tetapi telah menggelontorkan miliaran dolar untuk menjadi pabrik yang jauh lebih maju.

    Di bawah Xi, Tiongkok telah bersaing dengan AS untuk mendominasi teknologi.

    Perusahaan ini telah banyak berinvestasi dalam teknologi dalam negeri, mulai dari energi terbarukan, chip hingga AI.

    Contohnya termasuk chatbot DeepSeek, yang dipuji sebagai pesaing tangguh ChatGPT , dan BYD, yang mengalahkan Tesla tahun lalu dan menjadi produsen kendaraan listrik (EV) terbesar di dunia. Apple telah kehilangan pangsa pasarnya yang berharga bagi pesaing lokal seperti Huawei dan Vivo.

    Baru-baru ini Beijing mengumumkan rencana untuk menghabiskan lebih dari $1 triliun selama dekade berikutnya untuk mendukung inovasi dalam AI.

    Perusahaan-perusahaan AS telah mencoba memindahkan rantai pasokan mereka dari China, tetapi mereka kesulitan menemukan skala infrastruktur dan tenaga kerja terampil yang sama di tempat lain.

    Produsen China di setiap tahap rantai pasokan telah memberi negara itu keuntungan selama puluhan tahun yang membutuhkan waktu untuk ditiru.

    Keahlian rantai pasokan yang tak tertandingi dan dukungan pemerintah telah menjadikan China musuh yang tangguh dalam perang dagang ini – dalam beberapa hal, Beijing telah mempersiapkan hal ini sejak masa jabatan Trump sebelumnya.

    3. Pelajaran dari Trump 1.0

    Sejak tarif Trump menghantam panel surya China pada tahun 2018, Beijing mempercepat rencananya untuk masa depan di luar tatanan dunia yang dipimpin AS.

    Negara ini telah menggelontorkan miliaran dolar ke dalam program perdagangan dan infrastruktur yang kontroversial , yang lebih dikenal sebagai inisiatif Sabuk dan Jalan, untuk memperkuat hubungan dengan negara-negara yang disebut sebagai Negara-negara Selatan.

    Perluasan perdagangan dengan Asia Tenggara, Amerika Latin, dan Afrika terjadi saat Tiongkok mencoba melepaskan diri dari AS.

    Petani Amerika pernah memasok 40% kedelai impor China – angka itu kini mencapai 20%. Setelah perang dagang terakhir, Beijing meningkatkan budidaya kedelai di dalam negeri dan membeli hasil panen dalam jumlah besar dari Brasil, yang kini menjadi pemasok kedelai terbesarnya.

    “Taktik ini membunuh dua burung dengan satu batu. Taktik ini merampas pasar pertanian Amerika yang dulunya merupakan pasar tertutup dan memoles reputasi ketahanan pangan China,” kata Marina Yue Zhang, profesor madya di Institut Hubungan Australia-China, University of Technology Sydney.

    AS bukan lagi pasar ekspor terbesar China: posisi itu kini menjadi milik Asia Tenggara. Faktanya, China adalah mitra dagang terbesar bagi 60 negara pada tahun 2023 – hampir dua kali lipat dari AS. Sebagai eksportir terbesar di dunia, China membukukan rekor surplus sebesar $1 triliun pada akhir tahun 2024.

    Itu tidak berarti AS, ekonomi terbesar di dunia, bukan mitra dagang penting bagi China. Namun, itu berarti tidak akan mudah bagi Washington untuk memojokkan China.

    Menyusul laporan bahwa Gedung Putih akan menggunakan negosiasi perdagangan bilateral untuk mengisolasi Tiongkok, Beijing telah memperingatkan negara-negara agar tidak “mencapai kesepakatan dengan mengorbankan kepentingan Tiongkok”.

    Itu akan menjadi pilihan yang mustahil bagi sebagian besar dunia.

    “Kami tidak bisa memilih, dan kami tidak akan pernah memilih [antara China dan AS],” kata Menteri Perdagangan Malaysia Tengku Zafrul Aziz kepada BBC minggu lalu.

     

    4. Tiongkok kini tahu kapan Trump akan mengalah

    Trump tetap teguh pada pendiriannya saat saham anjlok menyusul pengumuman tarif besar-besarannya di awal April, dan menyamakan pungutannya yang mengejutkan itu dengan “obat”.

    Namun, ia mengambil langkah balik, menghentikan sebagian besar tarif tersebut selama 90 hari setelah penjualan besar-besaran obligasi pemerintah AS. Obligasi pemerintah AS yang juga dikenal sebagai Treasury telah lama dianggap sebagai investasi yang aman. Namun, perang dagang telah mengguncang kepercayaan terhadap aset tersebut.

    Trump sejak itu mengisyaratkan adanya de-eskalasi dalam ketegangan perdagangan dengan Tiongkok, dengan mengatakan bahwa tarif pada barang-barang Tiongkok akan “turun secara substansial, tetapi tidak akan menjadi nol”.

    Jadi, para ahli menunjukkan, Beijing sekarang tahu bahwa pasar obligasi dapat mengguncang Trump.

    Tiongkok juga memegang obligasi pemerintah AS senilai $700 miliar. Jepang, sekutu setia Amerika, adalah satu-satunya pemegang obligasi non-AS yang memiliki lebih dari jumlah tersebut.

    Beberapa pihak berpendapat bahwa hal ini memberi pengaruh bagi Beijing: media Tiongkok secara teratur melontarkan gagasan menjual atau menahan pembelian obligasi AS sebagai “senjata”.

    Namun para ahli memperingatkan bahwa China tidak akan keluar tanpa cedera dari situasi seperti itu.

    Sebaliknya, hal itu akan menyebabkan kerugian besar bagi investasi Beijing di pasar obligasi dan mengganggu stabilitas yuan Tiongkok.

    Dr Zhang mengatakan Tiongkok hanya akan mampu memberikan tekanan dengan obligasi pemerintah AS “hanya sampai pada titik tertentu.” “Tiongkok memegang alat tawar-menawar, bukan senjata finansial.”

     

    5. Cengkeraman pada tanah jarang

    Namun, apa yang dapat dijadikan senjata oleh Tiongkok adalah monopoli dalam mengekstraksi dan memurnikan tanah jarang, berbagai elemen penting untuk manufaktur teknologi canggih.

    China memiliki cadangan besar logam-logam ini, seperti disprosium, yang digunakan dalam magnet di kendaraan listrik dan turbin angin, dan Yttrium, yang menyediakan lapisan tahan panas untuk mesin jet.

    Beijing telah menanggapi tarif terbaru Trump dengan membatasi ekspor tujuh tanah jarang, termasuk beberapa yang penting untuk membuat chip AI.

    China menyumbang sekitar 61% produksi tanah jarang dan 92% pemurniannya, menurut perkiraan Badan Energi Internasional (IEA).

    Sementara Australia, Jepang, dan Vietnam telah mulai menambang tanah jarang, perlu waktu bertahun-tahun sebelum China dapat dikeluarkan dari rantai pasokan.

    Pada tahun 2024, Tiongkok melarang ekspor mineral penting lainnya, antimon, yang sangat penting untuk berbagai proses produksi. Harganya naik lebih dari dua kali lipat di tengah gelombang pembelian panik dan pencarian pemasok alternatif.

    Kekhawatirannya adalah hal serupa dapat terjadi pada pasar tanah jarang, yang akan sangat mengganggu berbagai industri mulai dari kendaraan listrik hingga pertahanan.

    “Segala sesuatu yang dapat Anda nyalakan atau matikan kemungkinan besar menggunakan logam tanah jarang,” kata Thomas Kruemmer, direktur Perdagangan dan Investasi Internasional Ginger, kepada BBC sebelumnya.

    “Dampaknya terhadap industri pertahanan AS akan sangat besar.”

     

     

    SUMBER: BBC

  • Smartphone Triple Foldable Huawei Buka Era Baru Teknologi Mobile

    Smartphone Triple Foldable Huawei Buka Era Baru Teknologi Mobile

    Bisnis.com, JAKARTA – Huawei mengejutkan dunia dengan mengumumkan smartphone triple foldable pertama, HUAWEI Mate XT | ULTIMATE DESIGN, yang langsung mencatatkan 3 juta pre-order di Tiongkok bahkan sebelum peluncuran globalnya. Teknologi ini mencatatkan sejarah baru dalam dunia ponsel lipat, memberikan dampak besar terhadap industri smartphone.

    Namun, bagaimana teknologi foldable mencapai popularitasnya? Dan bagaimana inovasi dari HUAWEI Mate XT | ULTIMATE DESIGN berkontribusi terhadap kemajuan foldable secara keseluruhan?

    Awal Kemunculan: Bagaimana Foldable Pertama Kali Muncul

    Perkembangan teknologi pada tahun 2010-an telah mengubah wajah industri smartphone. Dari Motorola DynaTAC (1983) hingga iPhone X (2017), smartphone terus berkembang dari layar kecil menjadi layar besar dan penuh. Huawei ikut serta dalam revolusi ini, meluncurkan HUAWEI Mate X pertama kali pada 2019, yang memulai era perangkat lipat.

    Selama periode tersebut, tablet juga berkembang, dengan produk seperti Apple iPad pertama kali diluncurkan pada 2010. Huawei kemudian memperkenalkan MatePad pada 2023, yang menggabungkan layar besar dan desain ramping dalam satu perangkat.

    Lahirnya Trifold

    Setelah kesuksesan dengan dual-screen foldable, Huawei meluncurkan produk lipat tiga (trifold), yang lebih ringan, tipis, dan tahan lama. Meski konsep ini sudah pernah muncul di MWC dan CES, Huawei akhirnya menghadirkan trifold yang layak diproduksi secara massal. HUAWEI Mate XT | ULTIMATE DESIGN menciptakan pengalaman baru dengan tiga mode tampilan: layar tunggal, ganda, dan tiga layar.

    Dengan mode layar tiga, perangkat ini memungkinkan pengguna untuk menikmati produktivitas, hiburan, dan kreativitas secara bersamaan. Misalnya, saat bepergian, mode layar tunggal memungkinkan Anda membaca berita dengan satu tangan. Ketika tiba di kafe, mode dua layar digunakan untuk email dan video call, sementara layar ketiga menampilkan catatan rapat.

    Mengungkap Kemungkinan Tak Terbatas

    Proses pengembangan layar lipat tiga Huawei dimulai pada 2015, dan setelah hampir 9 tahun, teknologi ini akhirnya terwujud. Huawei mengatasi tantangan besar dalam menciptakan produk yang dapat melipat dua arah tanpa mengorbankan ketahanan dan kelangsingan perangkat pada HUAWEI Mate XT | Ultimate Design.

    Salah satu inovasi terbesar adalah sistem engsel presisi canggih yang memungkinkan perangkat ini melipat dengan sempurna. Huawei menggunakan material fleksibel multiarah dan kaca UTG besar untuk meningkatkan ketahanan terhadap benturan. Teknologi ini juga menggunakan baja berkekuatan tinggi pada komponen engsel, memastikan daya tahan meskipun sering dilipat.

    Komersialisasi dan Tantangan

    Sementara banyak ponsel pintar lipat lainnya dibatasi pada lipatan satu sumbu, Huawei menjadi yang pertama mengatasi tantangan lipatan dua sumbu tanpa mengorbankan ketebalan atau kelangsingan. Huawei melakukan lebih dari 15.000 simulasi virtual untuk menyempurnakan desain ini, menciptakan produk yang ringan namun kuat.

    Menghadirkan Inovasi ke Pasar

    HUAWEI Mate XT | ULTIMATE DESIGN menghadirkan revolusi baru dalam tampilan ponsel pintar, menggabungkan tablet dan smartphone dalam satu perangkat. Ini adalah langkah besar dalam redefinisi teknologi layar lipat, dan Huawei telah memimpin pasar ponsel lipat dengan pertumbuhan pesat, seperti yang tercatat oleh Counterpoint, yang menunjukkan Huawei mencatatkan peningkatan 257% YoY pada Q1 2024.

    HUAWEI Mate X6: Pilihan Lain yang Menarik

    Selain Mate XT, Huawei juga menawarkan HUAWEI Mate X6, ponsel lipat ganda yang juga memiliki keandalan dan teknologi mutakhir, serta Kamera Ultra Chroma pertama di industri yang memungkinkan pengambilan gambar dengan akurasi warna yang luar biasa. Dengan desain ramping dan ketahanan yang teruji, Mate X6 kini menjadi salah satu produk terlaris di pasar Indonesia.

    HUAWEI Mate XT | ULTIMATE DESIGN Segera Hadir di Indonesia

    Huawei telah memastikan bahwa HUAWEI Mate XT | ULTIMATE DESIGN, smartphone lipat tiga komersial pertama di dunia, akan segera hadir di Indonesia. Perangkat revolusioner ini menawarkan desain ultra-tipis dengan layar 10,2 inci yang dapat dilipat menjadi tiga bagian, memberikan pengalaman visual dan multitasking yang luar biasa. HUAWEI Mate XT dilengkapi dengan sistem engsel presisi canggih dan teknologi layar fleksibel yang tahan lama, memastikan kenyamanan penggunaan dan daya tahan tinggi.

    Untuk informasi lebih lanjut dan melakukan pemesanan, kunjungi situs resmi Huawei Indonesia.

  • Teknologi Mobil Listrik China Makin Ganas, Amerika Terpuruk

    Teknologi Mobil Listrik China Makin Ganas, Amerika Terpuruk

    Shanghai

    Lebih dari 70 merek otomotif asal China dan internasional akan memamerkan lebih dari 100 model di pameran Shanghai Auto Show minggu ini, yang semakin memperketat persaingan di negara itu. Para produsen memamerkan berbagai teknologi mutakhir.

    Merek China terlaris seperti BYD dan Geely diperkirakan jadi pusat perhatian di pameran dari 23 April hingga 2 Mei, sementara produsen asing seperti Volkswagen, Toyota, dan merek Cadillac dari General Motors juga akan tampil.

    Seiring perang harga, fitur kemudi otomatis terbaru jadi titik persaingan. Teknologi ini jadi alat penting produsen untuk menonjol. BYD mengungguli pesaing setelah mengumumkan akan menawarkan sistem bantuan pengemudi God’s Eye sebagai fitur gratis di seluruh jajaran, termasuk model entry level seharga sekitar USD 10.000.

    Regulator China sendiri ketat mengawasi, antara lain agar produsen tak sembarangan menyebut sistem kemudi otomatis dan melarang memperbaharui software bantuan pengemudi tanpa persetujuan pemerintah. Itu mendorong Tesla menghentikan uji coba software Full Self Driving (FSD) di China. Tesla juga mengubah nama FSD dan menyebutnya intelligent assisted driving.

    Raksasa teknologi Huawei juga mendesak kehati-hatian saat menggunakan sistem bantuan pengemudiannya. “Meskipun teknologi tersebut memberi kita bantuan yang baik, kita juga harus memperhatikan keselamatan berkendara,” sebut brand ambassador Huawei.

    Pada pameran otomotif Shanghai, merek Zeekr EV milik Geely berencana merilis model pertama yang dilengkapi teknologi bantuan pengemudi Level 3, yang berarti memungkinkan berkendara tanpa campur tangan manusia tapi tetap mengharuskan pengemudi memperhatikan jalan.

    Kendaraan energi baru China, termasuk model yang sepenuhnya bertenaga listrik dan hibrida bensin listrik, terus mengalami lonjakan penjualan. Kendaraan listrik menyumbang lebih dari setengah dari semua penjualan mobil baru di China, jauh lebih tinggi daripada di Amerika Serikat, Eropa, dan hampir semua pasar global lain.

    Tesla sebagai andalan AS pun terancam meski masih menguasai pasar China. Mereka sudah tak mengikuti Shanghai Auto Show sejak 2021 karena sempat ada insiden. Perusahaan yang dinakodhai Elon Musk itu terus kehilangan pangsa pasar, dari puncaknya 15% tahun 2020 jadi 9% kuartal pertama tahun ini. Secara global, penjualan Tesla juga menurun.

    Pesaing asal China makin agresif mengincar Tesla, yang lambat memperbarui modelnya. Misalnya, banyak pesaing Tesla Model Y akan memulai debut minggu ini dan menawarkan pengisian daya baterai lebih canggih, software kemudi otomatis, dan hiburan menarik dengan harga rendah, seperti Xpeng G6 dan Zeekr E6.

    “Ini adalah tsunami tekanan untuk model Tesla terlaris itu dan bukan hanya satu kendaraan yang mengalahkan Model Y, ada 12 sampai 13,” cetus pengamat otomotif, Lei Xing.

    (fyk/fay)

  • GAC Pamer Inovasi, dari Pick up Listrik sampai Mobil Otonom

    GAC Pamer Inovasi, dari Pick up Listrik sampai Mobil Otonom

    Shanghai

    GAC Group jadi sorotan utama di Shanghai Auto Show 2025 dengan memamerkan empat mobil konsep yang mencerminkan visi masa depan mereka.

    AION V Autonomous menjadi pembuka, SUV listrik tanpa sopir hasil kolaborasi GAC dengan DiDi Autonomous Driving.

    Mobil ini sejatinya sudah diproduksi massal, bahkan sudah dipasarkan di Indonesia. Namun konsep yang mereka hadirkan di Shanghai Auto Show 2025 sudah dibekali teknologi mengemudi otonom Level 4.

    AION V DiDi Autonomous Driving Foto: Muhammad Hafizh Gemilang

    “Kami mempersembahkan model produksi massal pertama AION dengan teknologi L4 yang terpasang langsung di pabrik hasil kolaborasi antara GAC dan DiDi Autonomous Driving,” ujar Huang Yongqiang, Executive Committee Member and Head of Brand Marketing GAC Group.

    Selanjutnya, GAC Motor S9 tampil sebagai SUV flagship energi baru premium bersama Huawei. Desainnya elegan, dilengkapi beragam fitur pintar untuk pasar kelas atas.

    “Lalu ada SUV flagship energi baru premium hasil kolaborasi antara GAC dan Huawei, GAC Motor S9,” lanjut Huang.

    Di lini mewah, Hyptec EARTH memukau dengan bodi shooting brake full elektrik. Mobil konsep ini mewakili puncak kemewahan dan teknologi cerdas masa depan.

    “Mobil konsep shooting brake yang mewakili puncak kemewahan dan teknologi cerdas,” papar Huang.

    GAC Pickup 01 hadir sebagai konsep di ajang Shanghai Auto Show 2025 Foto: Muhammad Hafizh Gemilang

    Penutupnya, GAC juga membawa Pickup 01, pikap listrik konsep yang menggabungkan teknologi mutakhir dengan desain modern dan estetis, siap menantang Tesla di segmen niaga ringan.

    “Konsep pikap bergaya dengan perpaduan teknologi dan estetika,” tutup Huang.

    Keempat model ini menunjukkan keseriusan GAC menjelajah berbagai segmen mulai dari mobil otonom dan SUV premium, hingga pikap elektrik.

    Gestur ini juga menunjukkan kesiapan GAC untuk menghadapi era kendaraan listrik dan otonom di masa depan.

    (mhg/din)

  • Buruan Klaim! Update Kode Redeem FF Hari Ini Kamis 24 April 2025

    Buruan Klaim! Update Kode Redeem FF Hari Ini Kamis 24 April 2025

    Bisnis.com, JAKARTA – Berikut adalah kode redeem FF hari ini, Kamis 24 April 2025 yang bisa Anda pertimbangkan untuk dibeli.

    Free Fire memiliki kode redeem yang bisa digunakan oleh pemain untuk mendapatkan hadiah gratis.

    Kode redeem sendiri merupakan susunan huruf dan angka yang berisi hadiah. Anda hanya perlu menukarkannya ke situs Free Fire untuk mendapatkan hadiah tersebut.

    Meski demikian, Anda harus bergegas unuk menukarkannya, sebab satu kode redeem hanya berlaku satu kali saja.

    Update kode redeem FF hari ini, Kamis 24 April 2025

    TIMNAS17INDO

    ENHBVMTGGX8U

    BOSS3HFTRNU5

    Cara klaim kode redeem FF

    1. Buka situs https://reward.ff.garena.com/id.

    2. Masuk atau login ke akunmu dengan beberapa alternatif cara, yaitu dari akun facebook, alamat email Google, akun Apple, VK atau Huawei, hingga akun Twitter.

    3. Masukkan salah satu kode redeem FF.

    4. Pada umumnya, kode redeem Garena berjumlah 12 sampai 16 digit. Klik konfirmasi.

    5. Jika kode tersebut masih valid, maka hadiah akan langsung dikirim ke Inbox Anda.

  • Indosat Eksplorasi Pasar Pertambangan Lewat AI Day for Mining, Pacu Segmen B2B

    Indosat Eksplorasi Pasar Pertambangan Lewat AI Day for Mining, Pacu Segmen B2B

    Bisnis.com, JAKARTA — PT Indosat Tbk. (ISAT) berencana mengeksplorasi pasar pertambangan dengan memperkenalkan serangkaian kasus pemanfaatan teknologi AI, 5G, Internet of Things (IoT), dan otomatisasi pada acara AI Day for Mining. 

    Director & Chief Business Officer Indosat Ooredoo Hutchison Muhammad Danny Buldansyah mengatakan AI Day for Mining Industry merupakan kelanjutan dari Indonesia AI Day. 

    Acara  yang digelar pada Kamis (24/4/2025) itu akan melibatkan 500 peserta yang berkecimpung di sektor pertambangan.

    Diketahui, pertambangan merupakan salah satu sektor potensial. Berdasarkan catatan Indosat, 33,3% pasar korporasi ICT pada 2025 disumbangkan dari sektor pertambangan. Adapun total pasar ICT pada tahun in diperkirakan mencapai Rp4,2 triliun. 

    “Jadi nanti ada juga Indonesia AI Day untuk education, waktu dekat ini setelah mining itu adalah di education,” kata Danny di kantornya, Rabu (23/4/2025).

    Indosat, kata Danny berambisi menjadi perusahaan telekomunikasi pertama di Indonesia yang sepenuhnya berbasis AI yaitu AI Native Techco dan AI Nation Shaper.

    Adapun, untuk merealisasikan tujuan tersebut Indosat tidak berjalan sendirian. Indosat menggandeng berbagai mitra strategis seperti Lintasarta, Huawei, dan Accenture.

    “Tentunya ini di support juga oleh pemerintahan baik Komdigi sebagai pembina telekomunikasi dan juga di support oleh Kadin maupun Kementerian ESDM,” ujarnya.

    Lebih lanjut, Danny menuturkan saat ini industri di Tanah Air memiliki banyak tantangan. Seperti keterbatasan tenaga kerja, masalah keselamatan, hingga isu keberlanjutan.

    Tantangan tersebut, kata Danny, dapat teratasi dengan bantuan AI dan teknologi yang meningkatkan efisiensi proses bisnis, mitigasi risiko, hingga optimasi hasil produksi.

    Maka dari itu, Indosat menawarkan ekosistem teknologi terintegrasi mulai dari pengumpulan data melalui kamera dan drone, pengelolaan kendaraan (fleet management).

    Selain itu, Indosat juga menawarkan sensor pintar, wearable devices untuk keselamatan kerja (seperti helm pintar dan gelang), hingga penyimpanan data dan keamanan siber pada sektor pertambangan.

    “Nah ini dengan teknologi ini bisa menolong banyak hal gitu untuk menjadikan lebih efisiensi,” ujar Danny.

    Adapun, Indosat bakal menggelar Indonesia AI Day for Mining Industry 2025, pada Kamis (24/4/2025) di Kempinski Grand Ballroom, Jakarta. 

    Adanya Indonesia AI Day for Mining Industry 2025 sebagi wadah untuk mewujudkan kolaborasi antara pemangku kepentingan, mulai dari pelaku industri pertambangan, penyedia teknologi, hingga pemerintah, perlu diperkuat guna mempercepat adopsi solusi digital. 

    Dalam ekosistem ini, Indosat hadir sebagai penggerak yang menyediakan solusi digital berbasis AI dan platform konektivitas, menuju industri pertambangan yang lebih cerdas dan berkelanjutan.

    “Jadi kedepannya mudah-mudahan kita semakin maju, semakin safe dan semakin dilihat sebagai negara yang berkontribusi terhadap pertumbuhan masyarakat di Indonesia ini dari mining industry,” tutur Danny.

  • Indosat Genjot AI hingga IoT untuk Transformasi Industri Tambang RI

    Indosat Genjot AI hingga IoT untuk Transformasi Industri Tambang RI

    Jakarta, CNBC Indonesia – Indosat Ooredoo Hutchison (IOH) menegaskan komitmennya dalam mendukung transformasi digital lewat inovasi teknologi, khususnya untuk sektor pertambangan.

    Dalam acara Indonesia AI Day for Mining Industry 2025, IOH akan memperkenalkan pemanfaatan teknologi AI, 5G, IoT, dan otomatisasi untuk mengatasi tantangan besar di industri ini. Mulai dari keselamatan kerja, efisiensi operasional, keberlanjutan lingkungan, hingga keamanan aset.

    Muhammad Buldansyah, Director dan Chief Business Officer, menjelaskan bahwa acara ini merupakan kelanjutan dari rangkaian Indonesia AI Day yang sebelumnya telah diselenggarakan untuk sektor keuangan, dan ke depannya akan berlanjut untuk sektor pendidikan.

    Indosat sendiri berambisi menjadi perusahaan telekomunikasi pertama di Indonesia yang sepenuhnya berbasis AI (AI-native techco) sekaligus menjadi AI Nation Shaper, berkontribusi membentuk Indonesia sebagai negara yang didukung penuh oleh teknologi kecerdasan buatan.

    Menurut Dany, Indosat tidak berjalan sendirian. IOH menggandeng berbagai mitra strategis seperti Lintasarta, Huawei, dan Accenture, serta mendapat dukungan dari pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) dan Kementerian ESDM, juga Kadin Indonesia.

    “Kembali lagi, Indosat itu bukan perusahaan mining yang tahu bisnis prosesnya tapi kita berkerjasama dengan ekosistem yang banyak berkecimpung memberikan solusi-solusi mining,” ujar Dany saat media briefing di Kantor Indosat, Jakarta, Rabu (23/4/2025).

    Dalam sektor pertambangan yang memiliki risiko tinggi dan tantangan seperti keterbatasan tenaga kerja, masalah keselamatan, hingga isu keberlanjutan, teknologi AI dinilai sangat penting untuk meningkatkan efisiensi, mitigasi risiko, hingga optimasi hasil produksi.

    Lebih lanjut Dany, solusi B2B Indosat di sektor ini lebih luas daripada sekadar layanan seluler.

    Indosat menawarkan ekosistem teknologi terintegrasi mulai dari pengumpulan data melalui kamera dan drone, pengelolaan kendaraan (fleet management), sensor pintar, wearable devices untuk keselamatan kerja (seperti helm pintar dan gelang), hingga penyimpanan data dan keamanan siber.

    Indosat juga menyediakan pilihan solusi on-premise untuk perusahaan tambang yang membutuhkan penyimpanan data dalam negeri sesuai regulasi.

    Indonesia AI Day for Mining Industry 2025 akan digelar pada Kamis (24/4/2025) di Kempinski Grand Ballroom, Jakarta.

    Dengan digelarnya acara ini, Indosat mendorong kolaborasi antara pelaku industri, penyedia teknologi, dan pemerintah untuk mempercepat adopsi solusi digital dalam pertambangan.

    Tujuannya adalah menciptakan sektor tambang yang lebih cerdas, aman, efisien, dan berkelanjutan, sekaligus memperkuat kontribusi industri ini terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.

    (fab/fab)

  • Toyota Luncurkan Mobil Listrik Baru Lagi, Ini Wujudnya

    Toyota Luncurkan Mobil Listrik Baru Lagi, Ini Wujudnya

    Jakarta

    Toyota bekerja sama dengan produsen otomotif China, Guangzhou Automobile Group Co., Ltd. (GAC), melahirkan mobil listrik terbaru, Toyota bZ7. Mobil listrik terbaru Toyota ini dikembangkan secara lokal di China oleh GAC, Guangzhou Toyota Motor Co., Ltd. (GTMC), dan Intelligent Electro Mobility R&D Center oleh TOYOTA (China) Co., Ltd.

    Toyota bZ7 merupakan mobil listrik yang akan mengisi segmen sedan. Tampaknya Toyota bZ7 akan diposisikan sebagai sedan flagship bertenaga listrik dari Toyota untuk pasar China.

    Toyota bZ7 Foto: Muhammad Hafizh Gemilang/detikcom

    “Mobil ini merupakan sedan BEV (battery electric vehicle/mobil listrik murni) yang panjangnya lebih dari 5 meter dan menggabungkan kekuatan masing-masing perusahaan, termasuk manufaktur Toyota yang aman, andal, dan berkualitas tinggi serta teknologi canggih China,” tulis Toyota dalam siaran persnya, Rabu (23/4/2025).

    “Mobil ini akan dilengkapi dengan teknologi cerdas terbaru yang sesuai dengan model unggulan jajaran BEV China. Toyota akan melanjutkan pengembangan menuju komersialisasi dalam waktu satu tahun,” katanya.

    Dikutip Carnewschina, Toyota bZ7 dilengkapi dengan sistem kokpit HarmonyOS dari Huawei. Sistem kokpit pintar itu dikembangkan oleh “Regional-Chief Engineer” khusus untuk pasar China.

    Toyota bZ7 Foto: Muhammad Hafizh Gemilang/detikcom

    Secara keseluruhan, Toyota bZ7 mengadopsi desain lampu depan berbentuk C ramping pada bagian muka depan yang tertutup. Atapnya dilengkapi dengan lidar, yang menyiratkan kemampuan bantuan mengemudi tingkat lanjut (ADAS). Ada kemungkinan juga bahwa ADAS berasal dari sistem mengemudi tingkat lanjut Huawei ADS mengingat Huawei telah memasok sistem kokpit HarmonyOS.

    Dari samping, atap yang menurun menyatu dengan sayap belakang, dipasangkan dengan gagang pintu semi-tersembunyi dan pelek multi-spoke 21 inci.

    Toyota bZ7 Foto: Dok. Toyota

    Interiornya tak kalah canggih. Di bagian dalam, terdapat ambient lighting di beberapa titik. Ada head unit mengambang, panel instrumen tertanam, setir tiga palang, dan panel pengisian daya nirkabel di konsol tengah.

    Saat ini, spesifikasi mesinnya belum diumumkan secara resmi. Toyota kabarnya akan meluncurkan mobil listrik ini ke pasar pada akhir tahun.

    (rgr/dry)