brand merek: Huawei

  • Sebagian Besar iPhone yang Dijual di AS Akan Berasal dari India

    Sebagian Besar iPhone yang Dijual di AS Akan Berasal dari India

    Jakarta

    Pada hari Kamis (01/04), CEO Apple, Tim Cook mengatakan bahwa India akan memainkan peran utama dalam pembuatan iPhone untuk pasar AS.

    “Mayoritas iPhone yang dijual di AS akan berasal dari India,” kata Cook saat mengumumkan hasil kuartalan terbaru perusahaan berlogo buah apel tersebut.

    Sementara itu, Cook menambahkan bahwa Vietnam akan menjadi negara asal untuk hampir semua produk Apple lainnya yang dijual di Amerika Serikat, seperti iPad, Mac, Apple Watch, dan AirPods.

    Pernyataan tersebut muncul setelah raksasa teknologi tersebut mengkaji cara untuk mengurangi dampak serangan tarif Presiden AS, Donald Trump, terhadap rantai pasokan produk Apple serta penjualan dan margin laba.

    Tarif Trump menyulitkan situasi Apple

    Selama bertahun-tahun, Apple mengandalkan pabrik-pabrik di Cina untuk produksi iPhone-nya.

    Namun, bea masuk fantastis yang diberlakukan Trump atas impor ke AS, terutama pertukaran tarif dengan Cina, menempatkan perusahaan itu dalam posisi sulit.

    Trump sejak saat itu telah memberikan penangguhan sementara untuk produk-produk teknologi, termasuk smartphone dan bahan semikonduktor, tetapi Washington telah mengisyaratkan bahwa beberapa pungutan atas tarif tersebut dapat diberlakukan segera dalam beberapa minggu mendatang.

    “Kami tidak dapat memperkirakan dampak tarif ini secara tepat, karena kami tidak yakin dengan tindakan potensial di masa mendatang sebelum akhir kuartal,” kata Cook. “Dengan asumsi tarif global saat ini, bila kebijakan dan penerapannya tidak berubah selama sisa kuartal ini dan tidak ada tarif baru yang ditambahkan, kami memperkirakan dampaknya akan menambah biaya kami sebesar $900 juta (Rp14,58 triliun).”

    Meskipun beralih ke India, Cina tetap menjadi ‘kunci’ Apple

    Ancaman tarif tersebut telah memaksa Apple untuk memikirkan kembali strategi perusahaannya.

    Sebelumnya, Apple telah meningkatkan produksi iPhone di India dalam beberapa bulan terakhir, dengan perkiraan 20% produksi iPhone saat ini dibuat di negara Asia Selatan tersebut.

    Meskipun strategi perusahaan yang terbaru akan mengalihkan sebagian produksi iPhone ke India, sebagian besar iPhone akan masih terus diproduksi di Cina. Cook menegaskan pada hari Kamis (01/04) bahwa Cina akan terus menjadi tempat sebagian besar produk Apple dibuat untuk dijual di luar Amerika Serikat.

    Namun, penjualan Apple di Cina turun 2,3% menjadi $16 miliar, atau Rp265,94 triliun, pada kuartal Maret.

    Perusahaan tersebut menghadapi persaingan ketat di pasar Cina, di mana produsen dalam negeri, seperti Huawei, Xiaomi, dan Oppo telah mendapatkan pangsa pasar lokal.

    Apple juga disebut terlambat dalam meluncurkan fitur kecerdasan buatan.

    Laba dan pendapatan keseluruhan tetap naik

    Meskipun demikian, kawasan lain, termasuk Amerika, Eropa, dan negara Asia lainnya mengalami peningkatan penjualan.

    Secara keseluruhan, laba Apple untuk periode Januari hingga Maret 2025 mencapai $24,78 miliar, naik 4,8% dari $23,64 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya. Pendapatan perusahaan naik 5,1% menjadi $95,36 miliar di tengah permintaan iPhone yang terus tinggi.

    Artikel ini terbit pertama kali dalam bahasa Inggris

    Diadaptasi oleh Pratama Indra

    Editor: Yuniman Farid


    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Persaingan HP Lipat 2025 Makin Sengit, Samsung hingga Oppo Untuk Gigi untuk Gaet Pengguna! – Page 3

    Persaingan HP Lipat 2025 Makin Sengit, Samsung hingga Oppo Untuk Gigi untuk Gaet Pengguna! – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Tahun 2025 jadi momen penting untuk pasar smartphone lipat. Tidak hanya dari sisi desain yang makin tipis dan ringan, tapi juga dari performa, inovasi kamera, sampai pengalaman pengguna yang makin disempurnakan.

    Meski persaingannya makin ketat, HP lipat diprediksi bakal makin diminati di segmen kelas atas.

    Tipis tapi Tetap Tangguh

    Bisa dikatakan teknologi HP lipat tahun ini benar-benar naik level. Salah satu contohnya bisa dilihat dari Oppo Find N5 yang hadir dengan bodi super tipis yang hanya 8,93 mm dan bobot yang cuma 299 gram.

    Semua itu berkat teknologi engsel titanium alloy dan proses 3D laser printing. Layar dengan struktur “waterdrop” dan teknologi ultra thin glass (UTG) yang lebih baru juga bikin lipatan nyaris tidak terlihat.

    Sebagai informasi, performa Oppo juga tidak kalah keren, karena sudah dibekali dengan chipset Snapdragon 8 Elite, baterai jumbo 5.6000mAh, dan fast charging 80W. Jadi, meski tampil ramping, urusan tenaga tetap gahar.

    Desain Bervariasi, Makin Personal

    Mengutip Shangai Innovatech Information Technology dari Linkedin, Jumat (2/5/2025), tahun ini menjadi ajang parade bergam model HP lipat.

    Untuk kategori layar besar, ada Oppo Find N5, Honor Magic V4, Vivo XFold 4, dan Huawei Mate X7 yang fokus ke pengalaman multitasking dan tampilan layar lega.

    Layarnya nggak main-main, pakai resolusi 2K dan refresh rate tinggi untuk visual yang lebih mulus.

    Sementara untuk model clamshell alias HP lipat mungil, ada nama-nama seperti Huawei Pocket 3, Xiaomi MIX Flip 2, dan Honor Magic V Flip 2.

    Masing-masing tampil dengan gaya lebih berani dan fitur kamera yang makin menarik buat anak muda.

    Misalnya Xiaomi MIX Flip 2 dikabarkan bakal hadir dengan desain yang beda dari biasanya, sedangkan Huawei Pocket 3 fokus di daya tahan layar lipatnya.

    Samsung yang dikenal sebagai pionir di pasar HP lipat dikabarkan bakal bangkit dan merebut kembali pangsa pasar.

  • Ngadu ke Amerika, Nvidia Khawatir Lihat Perkembangan Huawei

    Ngadu ke Amerika, Nvidia Khawatir Lihat Perkembangan Huawei

    Jakarta

    CEO Nvidia Jensen Huang mengutarakan kekhawatirannya terhadap perkembangan kemampuan AI Huawei ke pemerintah Amerika Serikat.

    Menurut seorang anggota kongres senior, baru-baru ini Huang menemui Kongres Amerika Serikat untuk mengadukan kekhawatirannya itu. Yaitu dalam sebuah rapat tertutup antara sejumlah eksekutif Nvidia bersama House of Representatives Foreign Affairs Committee.

    Salah satu topik yang dibicarakan adalah kemampuan chip AI Huawei dan bagaimana pembatasan terhadap chip Nvidia di China malah membuat Huawei terpacu untuk membuat chip AI yang lebih kompetitif.

    “Jika DeepSeek R1 dilatih menggunakan chip Huawei atau model (AI) open source di masa depan dilatih menggunakan chip Huawei yang lebih teroptimasi, hal itu malah berisiko menciptakan pasar tersendiri untuk chip Huawei,” kata anggota kongres senior yang tak disebut namanya itu.

    Sementara itu Nvidia dalam pernyataan resminya menyebut Huang bertemu dengan House Foreign Affairs Committe hanya untuk mendiskusikan kepentingan strategis AI sebagai infrastruktur nasional, dan perlunya berinvestasi di industri manufaktur Amerika.

    Juru bicara Nvidia John Rizzo juga menyebut Nvidia memastikan dukungan penuhnya untuk pemerintah Amerika yang mau mempromosikan teknologi Amerika dan berbagai minatnya di seluruh dunia.

    Seperti diketahui, chip AI Nvidia punya peran sangat besar di berbagai chatbot berbasis AI yang ada saat ini. Dan, chip tersebut juga menjadi sasaran utama aturan ekspor Amerika yang diterapkan sejak masa jabatan pertama Presiden Donald Trump.

    Untuk menghadapi aturan tersebut, Nvidia kemudian mendesain chip khusus yang memenuhi batasan tertentu untuk pasar China, demikian dikutip detikINET dari Reuters, Jumat (2/5/2025).

    Namun informasi terbaru menyebutkan Presiden Trump meminta Nvidia berhenti menjual chip terbarunya, H20, ke China. Chip tersebut belakangan sangat diminati di China untuk melatih AI model yang tak membutuhkan komputasi tinggi, termasuk model terbaru dari DeepSeek.

    (asj/asj)

  • Kejayaan Apple Runtuh Seketika, Ini Penyebab Raksasa AS Babak Belur

    Kejayaan Apple Runtuh Seketika, Ini Penyebab Raksasa AS Babak Belur

    Daftar Isi

    Jakarta, CNBC Indonesia – Apple harus menghadapi banyak masalah dalam waktu bersamaan. Tak cuma penjualannya yang terus merosot di China, perang dagang AS-China juga membuat posisi Apple tertekan.

    Di tengah cobaan bertubi-tubi tersebut, Apple juga harus menghadapi sanksi denda karena melanggar aturan di Uni Eropa.

    Terbaru pengadilan AS turut menyebut Apple melanggar perintah yang mengizinkan persaingan untuk pengunduhan dan metode pembayaran di toko aplikasinya.

    Masalah ini terkait perintah pengadilan yang dijatuhkan dalam persidangan dengan Epic Games. Pemilik Fortnite menuding Apple menghambat persaingan dan membebankan komisi berlebihan untuk pembelian dalam aplikasi.

    “Upaya Apple terus mengganggu persaingan tidak akan ditoleransi,” kata Hakim Distrik AS, Yvonne Gonzales Rogers dikutip dari Reuters, Jumat (2/5/2025).

    “Ini perintah pengadilan bukan negosiasi. Tidak ada kesempatan mengulang setelah salah satu pihak dengan sengaja mengabaikan perintah pengadilan,” jelasnya menambahkan.

    Tak sampai di situ, dia juga menyeret Apple dan wakil presiden keuangan Alex Roman yang pernah tampil sebagai saksi ke jaksa federal. Ini dilakukan sebagai upaya penyelidikan penghinaan pada perilaku dalam kasus antimonopoli.

    Rogers mengatakan kesaksian Roman penuh sesat dan kebohongan. Apple menolak keputusan dan memastikan mematuhi pengadilan serta mengajukan banding.

    Sementara itu Epic Games akan berupaya membawa kembali Fortnite ke App Store minggu depan. Chief Executive Tim Sweeney mengatakan keputusan pengadilan sebagai kemenangan bagi pengembangan dan konsumen.

    “Hal itu memaksa Apple bersaing dengan layanan pembayaran lain daripada memblokirnya, ini yang kami inginkan,” jelasnya.

    Penjualan iPhone Anjlok di China

    Selama beberapa kuartal terakhir, iPhone kesulitan menjual iPhone di China. Posisinya mulai terguncang sejak kebangkitan Huawei dengan merilis ponsel 5G pertama pasca masuk daftar hitam AS.

    iPhone juga tak kuasa menghadapi persaingan ketat dengan pemain lokal lain. Sentimen geopolitik antara AS dan China juga membuat penjualan iPhone anjlok, padahal China sebelumnya menjadi pasar kunci bagi Apple.

    Laporan firma riset Canalys di Q1 2025 menunjukkan penjualan iPhone turun 8% YoY di China. Hal ini menunjukkan tren kinerja Apple di China belum juga membaik.

    Kendati penjualan iPhone berdarah-darah di China, tetapi kinerjanya moncer di pasar global. Laporan Counterpoint untuk Q1 2025 menunjukkan Apple menjadi raja HP dunia dengan pangsa pasar 19% dan bertumbuh 4% YoY.

    Penjualan iPhone di China memang terus memperihatinkan karena harus bersaing dengan para pemain lokal dan bangkitnya raja HP China Huawei ke panggung smartphone global. Adopsi Apple Intelligence, fitur penuh AI, lambat di China yang menjadi faktor penurunan minat beli di sana.

    Apple Kena Kasus di Eropa

    Tak cuma soal penjualan iPhone, Apple dan Meta juga menghadapi denda sebesar US$800 (Rp 13,5 triliun) dari Uni Eropa. Ini menjadi upaya otoritas setempat menghadang dominasi semua perusahaan itu di ruang digital.

    Eropa diketahui memiliki aturan terkait itu lewat Digital Markets Act (DMA). Regulasi tersebut mengatur soal persaingan sehat di pasar digital dan menargetkan dominasi perusahaan ‘gatekeeper’.

    Sebuah perusahaan dikategorikan sebagai gatekeeper jika memenuhi beberapa kriteria. Pertama, omzet tahunan mereka di Eropa minimal 7,5 miliar euro selama 3 tahun terakhir, atau kapitalisasi pasar lebih dari 75 miliar euro.

    Kedua, memiliki platform inti, seperti mesin pencari, jejaring sosial, layanan perpesanan, atau toko aplikasi dengan lebih dari 45 juta pengguna bulanan aktif dan 10.000 pengguna bisnis tahunan di Uni Eropa. Selain itu, perusahaan menempati posisi dominan dan stabil di pasar selama 3 tahun berturut-turut.

    DMA menetapkan sejumlah larangan dan kewajiban bagi gatekeeper, di antaranya, tidak boleh memprioritaskan produk mereka sendiri di platform (self-preferencing). Perusahaan juga wajib mengizinkan interoperabilitas dengan layanan pesaing.

    Selain itu, tidak boleh memaksa pengguna untuk menggunakan layanan tertentu, seperti sistem pembayaran milik sendiri. Dan Harus memungkinkan pengguna untuk menghapus aplikasi bawaan.

    Gatekeeper yang melanggar DMA dapat dikenakan denda hingga 10% dari omzet global tahunan, dan hingga 20% untuk pelanggaran berulang. Dalam kasus yang berat, Uni Eropa bahkan dapat memaksa perusahaan untuk membubarkan bagian bisnis tertentu.

    Perang Dagang AS-China

    Guncangan lainnya yang dihadapi Apple terkait tarif resiprokal yang ditetapkan Donald Trump ke barang-barang impor China. Hal ini menjadi pukulan telak bagi Apple yang menggantungkan 90% produksi iPhone di China. 

    Apple memang telah berupaya melakukan diversifikasi lini produksi ke negara-negara lain, bahkan berniat memindahkan seluruh produksi iPhone untuk pasar AS ke India. 

    Namun, para ahli menyebut butuh waktu bertahun-tahun untuk Apple bisa lepas sepenuhnya dari ketergantungan di China. 

    Ketidakpastian masa depan Apple membuat saham perusahaan terus merosot. Sepanjang 2025, saham Apple sudah anjlok 30,53%.

    (fab/fab)

  • Cek Harga Huawei FreeArc di Indonesia: TWS Open-Ear untuk Dukung Gaya Hidup Aktif – Page 3

    Cek Harga Huawei FreeArc di Indonesia: TWS Open-Ear untuk Dukung Gaya Hidup Aktif – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Huawei resmi melakukan penjualan perdana Huawei FreeArc, TWS open ear terbaru besutan perusahaan asal China tersebut. Produk tersebut kini sudah tersedia secara eksklusif di Huawei Official Store serta berbagai mitra ritel resmi.

    Penjualan perdana Huawei FreeArc ini dimulai sejak 29 April hingga 31 Mei 2025. Selama periode ini, pembeli berkesempatan mendapatkan garansi kehilangan dan satu unit Huawei Band 9 sebagai hadiah.

    Dijelaskan, TWS ini hadir sebagai solusi ideal bagi mereka yang gemar berolahraga atau menjalani aktivitas outdoor. Ada tiga pilihan warna yang tersedia yakni hijau, abu-abu, dan hitam.

    “Kami melihat semakin banyak masyarakat Indonesia yang menjadikan olahraga sebagai bagian dari rutinitas harian. Oleh karenanya, kami merancang Huawei FreeArc sebagai solusi audio yang nyaman, aman, tahan air, dan siap mendukung aktivitas fisik tanpa hambatan,” tutur CEO Huawei Device Indonesia, Huiler Fan dalam keterangan resmi yang diterima, Jumat (2/5/2025).

    Tidak hanya desain yang ergonomis, kemampuan audio Huawei FreeArc juga disebut mumpuni. TWS ini mengusung 17×12 mm high-sensitivity driver dan Dynamic Bass Algorithm untuk menghasilkan bass yang solid dan suara yang jernih.

    Huawei juga membenamkan Reverse Sound Waves System, sehingga suara yang ada di TWS ini tidak bocor keluar, serta dapat menjaga privasi pengguna saat jogging atau beraktivitas di tempat umum.

    FreeArc juga menjamin panggilan suara yang tetap jernih, berkat Triple Noise Cancellation dan dual-mic. Kemudian, ada sertifikasi IP57 yang membuat TWS ini tahan terhadap keringat dan percikan air.

    TWS ini juga dibuat menggunakan material skin-friendly dan liquid silicone untuk mencegah iritasi, meski digunakan dalam kondisi lembab atau berkeringat. Selama masa penjualan perdana, Huawei FreeArc ditawarkan dengan harga spesial Rp 1.399.000.

  • 2 HP China Pembunuh iPhone 16 Resmi Beredar di RI, Ini Daftar Harganya

    2 HP China Pembunuh iPhone 16 Resmi Beredar di RI, Ini Daftar Harganya

    Jakarta, CNBC Indonesia – Dua ponsel lipat terbaru dari perusahaan asal China resmi meluncur di Indonesia pada Rabu (30/4/2025). Adapun, kedua ponsel tersebut adalah Huawei Mate XT Ultimate Design dan Oppo Find N5.

    Keduanya memiliki harga yang fantastis. Huawei Mate XT Ultimate Design dibanderol sekitar Rp 52.999.000 dan Oppo Find N5 dijual Rp 27.999.000.

    Huawei Mate XT Ultimate Design dan Oppo Find N5 adalah dua ponsel lipat premium dengan pendekatan desain dan fitur yang berbeda.

    Lantas, apa perbedaan kedua ponsel lipat ini?

    Huawei Mate XT Ultimate Design menawarkan pengalaman layar besar dengan desain layar lipat tiga yang unik.

    Sementara Oppo Find N5 menyasar pengguna yang menginginkan ponsel lipat dengan desain book-style foldable. Ponsel ini didesain tipis, ringan, dan fitur tahan air, serta mendukung penggunaan stylus untuk produktivitas tambahan.

    Dari segi chipset, Huawei Mate XT menggunakan Kirin 9010 (7nm), dan EMUI 14.2 berbasis HarmonyOS, yang merupakan sistem operasi buatan perusahaan.

    Sementara Oppo Find N5 menggunakan chipset Snapdragon 8 Gen 3.

    Kamera menjadi salah satu daya tarik utama pada Mate XT. Huawei menyematkan kamera utama 50MP Ultra Vision, kamera telefoto periskop 12MP, dan kamera ultra-wide 12MP. Dengan zoom optik 5,5x dan zoom digital hingga 50x. Dan kamera depannya menggunakan lensa 8MP (F2.2), yang dilengkapi mode slow-motion selfie, night, portrait, panorama, dan lainnya.

    Sedangkan Oppo dilengkapi dengan sistem tiga kamera di bagian belakang, 50MP kamera utama, 50MP telephoto, 8MP ultra-wide. Dan kamera depan di masing-masing layar 8MP.

    Pilihan antara keduanya tergantung pada prioritas yang konsumen inginkan. Apakah menginginkan layar yang lebih besar dan inovatif yang ada di Huawei, atau desain yang lebih praktis dan fitur tambahan seperti tahan air dan stylus yang ada di Oppo.

    (ven/wia)

  • Lebih Mahal dari Motor, Huawei Mate XT Resmi Rilis di Indonesia

    Lebih Mahal dari Motor, Huawei Mate XT Resmi Rilis di Indonesia

    JAKARTA – Huawei meluncurkan ponsel lipat tiga pertamanya di Indonesia, yakni Huawei Mate XT. Ponsel ini memiliki layar yang besar, hampir setara tablet, tetapi dengan ketebalan yang tetap tipis.

    Layar tri-fold ini berukuran 10,2 inci dengan ketebalan 3,6mm saat dibuka. Meski ukurannya sangat tipis, layar ponsel ini tetap jernih dan tajam berkat teknologi Huawei X-True Display 3K Hi-Res.

    Huawei Mate XT menggunakan sistem engsel presisi yang membuat perangkat dapat dilipat ke dalam dan keluar. Dengan begitu, ponsel dapat dilipat dua kali. Dengan susunan tiga layar, pengguna dapat mengerjakan berbagai macam tugas.

    Pengguna dapat mengelola email dan melakukan browsing dengan layar tunggal maupun ganda. Pengguna juga dapat menonton video dan melakukan berbagai aktivitas produktif lainnya dengan transisi yang mulus.

    “HUAWEI Mate XT ULTIMATE DESIGN series adalah wujud dari cita-cita kami dalam menciptakan perangkat ultra-premium, menggabungkan keahlian dan teknologi secara sempurna. Hanya mereka yang berani yang bisa menjadi luar biasa,” kata CEO Huawei Device Indonesia Huiler Fan.

    Huawei juga memperhatikan susunan kameranya meski layarnya berukuran besar. Berkat Kamera Ultra Aperture XMAGE, ponsel lipat tiga ini dapat mengambil foto berkualitas tinggi dalam berbagai kondisi pencahayaan, baik yang blur di latar belakang ataupun gambar tajam.

    Ponsel ini juga menyediakan fitur Ultra Speed Snapshot di kameranya untuk mengambil objek gambar yang bergerak dengan cepat. Pengguna dapat memotret mobil balap, kereta, atau bahkan manusia dengan hasil gambar yang tetap tajam.

    Huawei Mate XT mulai tersedia di berbagai e-commerce pada Rabu, 30 April. Perangkat ini dibanderol dengan harga Rp52,999 juta. Sejauh ini, hanya Huawei yang telah meluncurkan ponsel lipat tiga di berbagai belahan dunia. Namun, Samsung dilaporkan akan melakukan tindakan yang sama.

    Perusahaan itu diyakini akan merilis Samsung Galaxy lipat tiga. Infinix juga sedang mengembangkan ponsel dengan konsep lipat tiga. Ponsel ini akan diberi nama Infinix Zero Series Mini Tri-Fold Concept.

  • Lompatan Inovasi Berani Pada Ponsel Lipat

    Lompatan Inovasi Berani Pada Ponsel Lipat

    Bisnis.com, JAKARTA – Setelah menjadi bahan pembicaraan, Huawei akhirnya merilis ponsel lipat tiga, Huawei Mate XT | Ultimate Design, dan ponsel lipat dua, Huawei Mate X6, di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Kedua ponsel ini menetapkan standar baru dalam desain, fitur kamera, dan performa.

    Huawei Mate XT | Ultimate Design: Membuka Dimensi Baru

    Huawei Mate XT | Ultimate Design adalah ponsel lipat tiga pertama di dunia dengan layar tambahan, mengubah cara kita berinteraksi dengan ponsel. Dikenal dengan layar 10,2 inci, ponsel ini memiliki ketebalan hanya 3,6 mm saat dibuka. Menggunakan material fluida non-Newtonian dan UTG (kaca ultra-tipis), Mate XT | Ultimate Design memiliki struktur komposit ultra-tangguh yang memastikan daya tahan tinggi terhadap benturan.

    Huawei Mate X6: Revolusi Desain Ponsel Lipat

    Huawei Mate X6 hadir dengan desain yang lebih ramping dan kuat berkat penggunaan pelat serat karbon dan engsel multidimensi. Layar eksteriornya menggunakan kaca Kunlun generasi kedua yang tahan goresan, meningkatkan daya tahan sekaligus menjaga desain tetap tipis dan ringan.

    Fleksibilitas Engsel Huawei Mate X6

    Huawei Mate XT | Ultimate Design menawarkan sistem engsel presisi yang memungkinkan perangkat dilipat ke dalam dan ke luar. Ini menciptakan pengalaman multitask baru dengan berbagai konfigurasi layar yang mendukung berbagai aktivitas, dari penjelajahan horizontal hingga pengalaman layar terbagi.

    Engsel trifold yang terbuat dari baja ultra-tinggi memberikan ketahanan terhadap deformasi, bahkan setelah membuka dan menutup ponsel berkali-kali.

    Pengalaman Multilayar Interaktif

    Huawei Mate XT | Ultimate Design memungkinkan pengguna menikmati layar besar dalam tiga mode: layar tunggal, ganda, dan tiga layar. Dengan kemampuan beradaptasi yang mulus, ponsel ini memungkinkan pengalaman multimedia yang tak tertandingi.

    Sementara itu, Huawei Mate X6 menawarkan fitur Live Multi-Task, yang memungkinkan pengguna menjalankan hingga tiga aplikasi sekaligus dalam tampilan layar yang lebih besar, meningkatkan efisiensi multitasking.

    Kamera Ultra Aperture XMAGE: Fotografi Tanpa Batas

    Kedua ponsel ini dilengkapi dengan teknologi kamera canggih dari XMAGE, termasuk Aperture Fisik yang Dapat Disesuaikan, memungkinkan pengguna memotret dalam berbagai kondisi cahaya, dari yang gelap hingga latar belakang buram. Mate XT | Ultimate Design juga dilengkapi dengan teknologi Ultra Speed Snapshot, memungkinkan pengguna menangkap momen cepat dengan presisi tinggi.

    Memilih Ponsel Lipat Terbaik Sesuai Gaya Hidup

    Bagi pengguna yang menginginkan perangkat multitasking dengan layar besar dan pengalaman Multiview yang luas, Huawei Mate XT | Ultimate Design adalah pilihan terbaik. Ponsel lipat tiga ini mewakili inovasi generasi baru yang mengubah industri ponsel.

    Sedangkan bagi mereka yang lebih menyukai ponsel pintar dengan desain lebih simpel namun tetap canggih, Huawei Mate X6 adalah pilihan utama, dengan kamera kelas atas dan performa yang handal.

    Huawei Mate XT | Ultimate Design Hadir di Indonesia

    Huawei resmi meluncurkan Huawei Mate XT | Ultimate Design di Indonesia pada 30 April 2025, di Huawei Innovation Foldable Exhibition di Grand Indonesia. Pameran ini akan berlangsung hingga 4 Mei 2025 dan memberikan pengunjung kesempatan untuk merasakan pengalaman langsung dengan ponsel lipat pertama di dunia ini, serta mengeksplorasi berbagai teknologi inovatif Huawei lainnya. Acara ini juga menghadirkan program Discover Huawei dan berbagai hadiah eksklusif, menjadikannya kesempatan berharga bagi para penggemar teknologi.

    Dengan kehadiran Huawei Mate XT | Ultimate Design dan Huawei Mate X6, Huawei semakin mendefinisikan masa depan ponsel lipat di Indonesia.

  • 2 HP China Pembunuh iPhone 16 Tiba di RI, Cek Harganya!

    2 HP China Pembunuh iPhone 16 Tiba di RI, Cek Harganya!

    Jakarta,CNBC Indonesia – Dua ponsel lipat dari mereka China meluncur di Indonesia hari ini, Rabu (30/4/2025). Dua ponsel tersebut adalah Huawei Mate XT Ultimate Design dan Oppo Find N5.

    Keduanya memiliki harga yang fantastis. Huawei Mate XT Ultimate Design dibanderol Rp52.999.000 dan Oppo Find N5 dijual Rp 27.999.000.

    Huawei Mate XT Ultimate Design dan Oppo Find N5 adalah dua ponsel lipat premium dengan pendekatan desain dan fitur yang berbeda.

    Lantas, apa perbedaan kedua ponsel lipat ini?

    Huawei Mate XT Ultimate Design menawarkan pengalaman layar besar dengan desain layar lipat tiga yang unik.

    Sementara Oppo Find N5 menyasar pengguna yang menginginkan ponsel lipat dengan desain book-style foldable. Ponsel ini di desain tipis, ringan, dan fitur tahan air, serta mendukung penggunaan stylus untuk produktivitas tambahan.

    Dari segi chipset, Huawei Mate XT menggunakan Kirin 9010 (7nm), dan EMUI 14.2 berbasis HarmonyOS, yang merupakan sistem operasi buatan perusahaan.

    Sementara Oppo Find N5 menggunakan chipset Snapdragon 8 Gen 3.

    Kamera menjadi salah satu daya tarik utama pada Mate XT. Huawei menyematkan kamera utama 50MP Ultra Vision, kamera telefoto periskop 12MP, dan kamera ultra-wide 12MP. Dengan zoom optik 5,5x dan zoom digital hingga 50x. Dan kamera depannya menggunakan lensa 8MP (F2.2), yang dilengkapi mode slow-motion selfie, night, potrait, panorama, dan lainnnya.

    Sedangkan Oppo dilengkapi dengan sistem tiga kamera di bagian belakang, 50MP kamera utama, 50MP telephoto, 8MP ultra-wide. Dan kamera depan di masing-masing layar 8MP.

    Pilihan antara keduanya tergantung pada prioritas yang konsumen inginkan. Apakah menginginkan layar yang lebih besar dan inovatif yang ada di Huawei, atau desain yang lebih praktis dan fitur tambahan seperti tahan air dan stylus yang ada di Oppo.

    (hsy/hsy)

  • Huawei Mate XT Debut di Indonesia, Ini Harga dan Fitur HP Lipat Tiga Pertama di Dunia – Page 3

    Huawei Mate XT Debut di Indonesia, Ini Harga dan Fitur HP Lipat Tiga Pertama di Dunia – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Huawei akhirnya resmi meluncurkan smartphone lipat tiga (tri-fold) pertama di dunia buatannya, Mate XT | Ultimate Design, ke pasar Indonesia.

    Diluncurkan di ajang Huawei Innovative Foldable Exhibition yang digelar di Grand Indonesia, Jakarta, Huawei Mate XT menghadirkan pengalaman baru dalam menggunakan smartphone.

    Inovasi Tanpa Batas

    Mengusung konsep inovasi tanpa batas, Huawei Mate XT menggabungkan mekanisme lipat ke dalam, keluar, hingga tri-fold (tiga lipatan) dalam satu bodi ramping hanya setebal 3,6 mm saat terbuka.

    HP baru Huawei ini menawarkan layar besar 10,2 inci beresolusi 3K dengan teknologi Huawei X-True Display dan Ultra-Thin Glass (UTG) tangguh.

    “Ini momen spesial bagi kami di Indonesia untuk menghadirkan inovasi dan pengalaman baru tak pernah terbayangkan sebelumnya,” kata Huiler Fan, CEO Huawei Device Indonesia di acara.

    Ia menambahkan, “dengan semangat ‘Daring to Dream and Striving for the Ultimate,’ kami terus memimpin industri.”

    Acara peluncuran ini juga dihadiri pembalap F1 Indonesia, Rio Haryanto. Jadi salah satu konsumen pertama memakain Huawei Mate XT di Indonesia, dia berbagi pengalamannya.

    Rio mengatakan, “sebelumnya, saya harus membawa beberapa perangkat sekaligus, seperti tablet, laptop, dan kamera. Kini, semua kebutuhan tersebut bisa terpenuhi hanya dengan HP Huawei Mate XT. Ini benar-benar game-changing!”