brand merek: Huawei

  • Investasi Jangka Panjang Indosat (ISAT) di Tanah Papua

    Investasi Jangka Panjang Indosat (ISAT) di Tanah Papua

    Bisnis.com, JAKARTA – AI Experience dinilai akan menjadi investasi jangka panjang PT Indosat Tbk. (ISAT) di Wilayah Timur Indonesia, Papua. Infrastruktur tersebut akan menjadi pusat penyebaran AI di pasar yang masih subur atau blue ocean.

    Associate Director Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nicodemus mengatakan dalam industri telekomunikasi, investasi dalam membangun infrastruktur adalah investasi yang berkaitan dengan rencana jangka panjang.

    Keuntungan yang didapat oleh perusahaan telekomunikasi tidak dapat terjadi dalam waktu 1-2 tahun. Keuntungan akan datang dalam jangka menengah dan panjang, terlebih untuk daerah yang masih segar seperti di Jayapura, Papua.

    “Mereka yang mampu, siap, dan memiliki visi jangka panjang mereka yang akan pegang kendali nanti. Bukan hari ini,” kata Nicodemus, Kamis (22/5/2025).

    Berdasarkan data Parker, Indonesia menempati peringkat keempat sebagai pasar potensial AI di Asia, dengan nilai pasar diperkirakan mencapai US$70,6 miliar atau sekitar 6,4% dari total pangsa pasar AI di kawasan ini.

    Posisi Indonesia berada tepat di bawah China, India, dan Jepang, yang masing-masing mendominasi pasar AI Asia dengan persentase 45,4%, 18,2%, dan 10%. Pencapaian ini menegaskan bahwa Indonesia memiliki peranan strategis dalam pengembangan dan pemanfaatan teknologi AI di Asia, melampaui negara-negara lain seperti Korea Selatan, Thailand, dan Singapura.

    Nicodemus juga mengatakan bahwa AI telah mendisrupsi seluruh pasar dan segmen. Teknologi diperkirakan terus berkembang dengan pesat.

    “Kita masih sangat membutuhkan infrastruktur yang seperti itu. Indosat juga siap berkolaborasi dengan Nvidia. Dan mereka Nvidia siap membangun pusat AI. Indosat melihat ke arah sana,” kata Nicodemus.

    Sementara itu, Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Daniel Widjaja mengatakan Indosat harus dapat mengantisipasi sejumlah tantangan saat mendorong AI ke Papua. Tantangan tersebut antara lain ketidakstabilan koneksi dan infrastruktur hingga literasi masyarakat yang belum mumpuni.

    “Jadi untuk AI menurut saya lebih baik sejalan dengan ekspansi dilakukan pengadaan mengenai penggunaan AI,” kata Daniel.

    Sebelumnya, Indosat memperluas akses digital yang merata termasuk wilayah Papua. Melalui AI Experience Center (AIEC) perusahaan berupaya meningkatkan kualitas pendidikan dan kesehatan di Papua.

    Presiden Direktur dan CEO Indosat Vikram Sinha menyampaikan perusahaan terus menghadirkan AI ke seluruh Indonesia. Pada November 2024 perusahaan telah membangun AI Factory, sebuah solusi AI komprehensif untuk segala sektor.

    Pembangunan AI Factory berjalan sangat cepat seiring dengan upaya perusahaan dalam menangkap peluang dari sektor ini. Indosat membangun AI Factory dalam 73 hari, saat kebanyakan orang lain melakukannya dalam 150 hari.

    Lebih lanjut, kata Vikram, Indosat juga telah melakukan proof of concept untuk Blackwall GB2 200 di Jakarta, GPU paling canggih yang dibutuhkan untuk pabrik. Adapun saat ini infrastruktur AI Indosat makin luas dan telah hadir di Jayapura, Papua.

    “Dan hari ini kami berada di sini untuk memastikan bahwa tidak hanya Jakarta, tidak hanya Surabaya, tidak hanya Medan, Jayapura memiliki kesempatan yang sama untuk mendapatkan manfaat dari AI,” kata Vikram Sinha dalam sambutannya pada acara Kitorang Bisa AI, mengutip Youtube Indosat Ooredoo Hutchison, Rabu (21/5/2025).

    Vikram mengatakan, bersama dengan mitranya yakni Huawei, mereka telah berkomitmen agar pengalaman menggunakan AI dapat dirasakan secara merata, bahkan lebih baik, oleh setiap orang di wilayah Indonesia Timur.

  • Spesial Awal Bulan! Berikut Kumpulan Kode Redeem FF Hari Ini Senin 2 Juni 2025

    Spesial Awal Bulan! Berikut Kumpulan Kode Redeem FF Hari Ini Senin 2 Juni 2025

    Bisnis.com, JAKARTA – Cek di bawah ini untuk melihat update kode redeem FF hari ini, Senin 2 Junin2025, yang bisa Anda tukar dengan hadiah menarik.

    Salah satu hal yang cukup ditunggu penggemar Free Fire adalah kode redeem.

    Sebab dengan kode ini, pengguna akan berkesempatan mendapatkan hadiah spesial dengan cuma-cuma.

    Pada hari ini, ada banyak kode redeem yang telah diumumkan Free Fire dan bisa Anda tukar secara gratis. Anda bisa menukarnya, namun satu kode redeem hanya bisa ditukar satu kali.

    Update Kode Redeem FF Hari Ini, Senin 2 Juni 2025

    WISHTX8J3NMR

    BOSS3HFTRNUS

    FFBCLKJHG78T

    FFM7KATAAP14

    FFCGTEDSW7B3

    FFRQASZBUHY4

    S14T4JYNTC5K

    SG2RAPUNDERW

    TIMNASETB5J1

    FFMGY7TPWNV2

    FRFVB3GHYT1RE6

    FF29MEI2025X

    INDOR0D4W8E6

    B49K1M384LX2

    Cara klaim kode redeem FF

    1. Buka situs https://reward.ff.garena.com/id.

    2. Masuk atau login ke akunmu dengan beberapa alternatif cara, yaitu dari akun facebook, alamat email Google, akun Apple, VK atau Huawei, hingga akun Twitter.

    3. Masukkan salah satu kode redeem FF.

    4. Pada umumnya, kode redeem Garena berjumlah 12 sampai 16 digit. Klik konfirmasi.

    5. Jika kode tersebut masih valid, maka hadiah akan langsung dikirim ke Inbox Anda.

  • Ponsel Canggih Ini Diramal Tak Laku Sepanjang 2025

    Ponsel Canggih Ini Diramal Tak Laku Sepanjang 2025

    Jakarta, CNBC Indonesia – Tren ponsel pintar lipat atau foldable phone memang telah berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini ditandai dengan menjamurnya pilihan ponsel lipat yang dijual di pasaran saat ini.

    Namun, firma riset Counterpoint meramalkan tren ponsel lipat akan terpuruk pada 2025. Menurut analisa peneliti, pasar ponsel lipat akan mencatat pertumbuhan negatif single-digit sepanjang tahun ini, yakni 4% dibandingkan 2024.

    “Saya tak melihat banyak hal positif tahun ini. Kami bahkan memprediksi pertumbuhan negatif untuk segmen [ponsel lipat], yang akan terjadi untuk pertama kalinya,” kata analis Jene Park, dikutip dari laman resmi Counterpoint, Selasa (8/4/2025).

    Kendati demikian, Park mengatakan pertumbuhan segmen ponsel lipat akan kembali bergairah pada 2026 mendatang. Hal ini dipicu oleh kabar Apple dan beberapa vendor lain akan masuk ke pasar ponsel lipat.

    Laporan Counterpoint yang spesifik melihat pengapalan panel lipat mendukung prediksi tersebut. Agaknya, 2026 akan menjadi tahun yang baik bagi ponsel lipat.

    “Rantai pasokan mengatakan kepada kami bahwa orderan sudah menumpuk [untuk 2026],” kata Direktur Peneliti Calvin Lee.

    “Saat ini, situasi tidak tampak seperti pasar yang sedang mencapai titik jenuh. Situasi ini tampak seperti pasar yang akan segera bertransformasi. Hal ini memerlukan banyak perencanaan, sehingga terjadi sedikit kemunduran tahun ini,” tambahnya.

    Sebagai informasi, sepanjang 2024 pasar ponsel lipat mencatat pertumbuhan kecil 2,9% secara tahun-ke-tahun (YoY), menurut laporan Counterpoint. Meskipun beberapa vendor mencatat pertumbuhan double-digit dan triple-digit, tetapi kinerja Samsung yang menurun 33% YoY memicu tren negatif untuk pasar ponsel lipat.

    Selain itu, Oppo juga memangkas produksi untuk lini ponsel lipat terjangkau dan membuat pertumbuhannya tercatat anjlok 72% YoY sepanjang 2024.

    Meski kinerja Samsung menurun, tetapi pabrikan asal Korea Selatan itu masih mendominasi pasar ponsel lipat. Di posisi kedua ada Huawei yang mencatat pertumbuhan positif 54% YoY.

    Kemudian Motorola tumbuh 253% YoY, Honor 106% YoY, Xiaomi 108% YoY, dan Vivo 23% YoY. Oppo berada di bawah Vivo dengan kinerja penjualan ambles 72% YoY.

     

    (hsy/hsy)

  • Super Canggih! China Luncurkan Internet 10G Pertama di Dunia

    Super Canggih! China Luncurkan Internet 10G Pertama di Dunia

    Jakarta, CNBC Indonesia – China kembali membuat gebrakan baru dalam dunia teknologi. Negeri Tirai Bambu dilaporkan telah meluncurkan jaringan internet broadband 10G di kota Xiong’an, provinsi Heibei, Sunan

    Peluncuran ini merupakan pencapaian besar dalam infrastruktur internet global, di mana jaringan broadband 10G tersebut merupakan hasil kolaborasi Huawei dan Unicom. Keduanya adalah penyedia layanan telekomunikasi yang dibekingi pemerintah.

    Menurut laporan The Economic Times yang dikutip Minggu (1/6/2025), jaringan internet broadband 10G mampu menghasilkan kecepatan download hingga 9.834 Mbps dan upload hingga 1.008 Mbps dengan latensi 3ms.

    Laporan 91mobiles kemudian menyebut kecepatan tersebut bisa menempatkan China di depan negara-negara lain seperti Uni Emirat Arab (UEA) dan Singapura, yang dikenal sebagai negara yang mengakomodir internet komersil tercepat di dunia.

    Sebagai perbandingan, menurut laporan Statista, UEA menawarkan kecepatan fixed broadband rata-rata ‘hanya’ sampai 313,5 Mbps. Sementara di Singapura mentok di 345,3 Mbps.

    Menurut laporan, jaringan broadband 10G menggunakan teknologi 50G Passive Optical Network (PON). Teknologi itu adalah inovasi lebih lanjut dari Fibre to the X (FTTx).

    Dalam skenario terbaik, teknologi 50G PON mampu menghantarkan kecepatan internet 50Gbps untuk download dan upload. Teknologi tersebut dikatakan mampu mengakomodir internet cepat tanpa pembaruan infrastruktur.

    Menurut laporan, pengguna internet mampu men-download film 4K dengan ukuran 20GB dalam waktu kurang dari 20 detik. Untuk jaringan saat ini secepat 1 Gbps, butuh waktu 7-10 menit untuk download film 4K.

    Untuk skenario lainnya, jaringan broadband 10G bisa digunakan dalam menjalankan komputasi cloud, realitas virtual (VR), dan realitas tertambah (AR), dengan lebih baik. Teknologi ini juga bisa memfasilitasi penggunaan inovasi canggih lintas sektor, misalnya layanan kesehatan jarak jauh (telemedicine), pendidikan, dan agrikultur.

    (hsy/hsy)

  • Menanti Peran AI Jembatani Pendidikan di Papua

    Menanti Peran AI Jembatani Pendidikan di Papua

    Bisnis.com, JAKARTA — Kehadiran pusat kecerdasan buatan atau AI Center di Jayapura, Papua, berpeluang memangkas kesenjangan pendidikan yang terjadi di Indonesia Timur dengan Indonesia Barat. Teknologi AI dapat menghadirkan pengalaman pembelajaran dan pelatihan dari jarak jauh sehingga permasalahan seputar jarak dan kondisi geografis dapat teratasi.

    Pengamat Pendidikan Ina Liem mengatakan teknologi seperti kecerdasan buatan dapat membantu peningkatan kualitas pendidikan di Papua. Meskipun belum menyentuh permasalahan yang utama seperti rendahnya insentif, dan kurangnya pengawasan terhadap pendidikan.

    “AI membantu misalnya untuk pembelajaran mandiri, guru virtual, atau menerjemahkan materi ajar ke bahasa lokal,” kata Ina, Kamis (22/5/2025)

    Ina juga menegaskan bahwa AI harus dilihat sebagai bagian dari toolbox, bukan tongkat sihir dalam mendongkrak kualitas pendidikan di Papua, termasuk di Jayapura. Papua tetap butuh kebijakan publik yang berpihak, tata kelola yang transparan, dan kehadiran negara di lapangan.

    Ina menuturkan AI tanpa infrastruktur sosial dan politik yang mendukung hanya akan jadi proyek uji coba, bukan solusi nyata.

    “Gunakan teknologi untuk berantas korupsi, hadirkan guru, perbaiki logistik, tingkatkan partisipasi masyarakat lokal. Setelah itu, barulah AI bisa masuk sebagai penguat,” kata Ina.

    Sementara itu, Pengamat Pendidikan UIN Jakarta Jejen Musfah mengatakan menghadirkan pengajar adalah salah satu aspek terpenting untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Papua. Internet, laptop, AI, dan kecakapan digital bisa menutupi kendala kehadiran pengajar di kelas.

    “Pembelajaran bisa tetap berlangsung meski hujan, kendala cuaca, atau jarak,” kata Jejen.

    Dia juga menekankan bahwa AI sangat bisa menjadi jembatan pembelajaran yang terkendala jarak dan waktu, tanpa mengesampingkan kehadiran guru. Pasalnya, AI memerlukan validasi atau editing dari guru. Artinya, guru harus selalu belajar agar memiliki wawasan sesuai perkembangan pengetahuan.

    Sebelumnya, PT Indosat Tbk. (ISAT) bersama Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) memperluas akses digital yang merata termasuk wilayah Papua. Melalui AI Experience Center (AIEC) perusahaan berupaya meningkatkan kualitas pendidikan dan kesehatan di Papua.

    Presiden Direktur dan CEO Indosat Vikram Sinha menyampaikan perusahaan terus menghadirkan AI ke seluruh Indonesia.  Pada November 2024 perusahaan telah membangun AI Factory, sebuah solusi AI komprehensif untuk segala sektor.  Adapun saat ini infrastruktur AI Indosat makin luas dan telah hadir di Jayapura, Papua.

    “Dan hari ini kami berada di sini untuk memastikan bahwa tidak hanya Jakarta, tidak hanya Surabaya, tidak hanya Medan, Jayapura memiliki kesempatan yang sama untuk mendapatkan manfaat dari AI,” kata Vikram Sinha dalam sambutannya pada acara Kitorang Bisa AI, mengutip Youtube Indosat Ooredoo Hutchison, Rabu (21/5/2025).

    Vikram mengatakan, bersama dengan mitranya yakni Huawei, mereka telah berkomitmen agar pengalaman menggunakan AI dapat dirasakan secara merata, bahkan lebih baik, oleh setiap orang di wilayah Indonesia Timur. Dia juga mendorong anak-anak muda di Papua untuk maju dan bekerja sama dengan Indosat.

    Dalam hal ini, Indosat juga berkomitmen untuk berinvestasi pada sumber daya manusia bersama dengan Wadhwani Foundation, sebuah organisasi nirlaba yang fokus pada pengembangan ekosistem dan pendidikan kewirausahaan, serta pengembangan keterampilan kerja di berbagai negara, termasuk Indonesia.

    “Kami akan memastikan bahwa kami menciptakan dampak pada skala besar,” pungkasnya.

  • Menanti Sentuhan AI dalam Optimalisasi Sumber Daya Papua

    Menanti Sentuhan AI dalam Optimalisasi Sumber Daya Papua

    Bisnis.com, JAKARTA – Kehadiran infrastruktur kecerdasan buatan (AI) di Papua dinilai perlu dimanfaatkan secara optimal agar tata kelola sumber daya alam (SDA) yang melimpah dapat memberi hasil yang maksimal. Di sisi lain, keberadaan pemerintah dan swasta di wilayah tersebut dilihat sebagai langkah menjaga kedaulatan digital RI di tengah gempuran dan ancaman kolonialisme AI.

    Pemerintah dan PT Indosat Tbk. (ISAT) pekan lalu meresmikan AI Experience di Papua, yang bertujuan mendorong pemerataan teknologi terkini di Tanah Air. Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) memperkirakan AI akan memberi kontribusi sebesar US$366 miliar bagi perekonomian Indonesia pada 2030.

    Komdigi juga menekankan pentingnya AI di Papua dalam pengelolaan sumber daya alam yang besar di wilayah ini.

    Senada, Ketua Bidang Industri IoT, AI, dan Big Data Masyarakat Telematika Indonesia (Mastel) Teguh Prasetya mengatakan infrastruktur AI memiliki peran besar dalam mengelola dan mengoptimalkan sumber daya alam Indonesia Timur, termasuk Papua.

    Beberapa manfaat potensial AI di Papua, menurut Teguh antara lain untuk memantau dan mengelola sumber daya alam secara real-time melalui sensor dan drone yang didukung AI, sehingga mengurangi kerusakan lingkungan.

    Kemudian AI juga dapat digunakan untuk pengolahan data besar (big data) untuk meningkatkan efisiensi eksplorasi dan eksploitasi sumber daya seperti pertambangan, perikanan, dan kehutanan.

    “AI juga dapat membantu memprediksi dan mitigasi risiko terkait bencana alam yang sering terjadi di wilayah tersebut hingga pengembangan teknologi berbasis AI untuk meningkatkan nilai tambah dari hasil sumber daya alam, seperti pengolahan hasil hutan atau pertanian secara otomatis dan berkelanjutan,” kata Teguh.

    Teguh juga mengatakan meski saat ini kesiapan industri dalam mengadopsi AI masih rendah, sebesar 19% menurut laporan Cisco pada 2025, dalam 3 tahun ke depan akan meningkat.

    Kesadaran dan pemahaman tentang manfaat AI yang makin meningkat di kalangan manajemen hingga ketersediaan sumber daya manusia yang terampil dalam teknologi AI, yang saat ini masih terbatas, menjadi faktor utama pendorong meningkatnya adopsi AI di Tanah Air oleh pelaku industri.

    “Investasi dalam infrastruktur dan teknologi pendukung, seperti jaringan 5G, GPU dan data center yang memadai. Regulasi , insentif dan kebijakan pemerintah, yang dapat mempercepat adopsi jika mendukung inovasi dan investasi teknologi, juga memberi andil besar,” kata Teguh.

    Teguh menekankan bahwa keberhasilan implementasi AI dalam konteks ini membutuhkan kebijakan yang kuat, pelatihan tenaga kerja lokal, serta kerjasama antara pemerintah, swasta, dan komunitas adat.

    “Dengan pendekatan yang tepat, AI dapat membantu Indonesia Timur untuk mengelola sumber daya alamnya secara lebih berkelanjutan dan produktif,” kata Teguh. 

    Kolonialisme AI

    Sementara itu, Ketua Pusat Kajian Kebijakan dan Regulasi Telekomunikasi Institut Teknologi Bandung (ITB), Ian Yosef M. Edward menilai infrastruktur AI di Papua menjadi langkah baik yang diambil pemerintah untuk mencegah ‘penjajahan’ baru pada era AI, khususnya di Papua yang memiliki sumber daya besar.

    Dia mengatakan AI sebagai perangkat bantu pengolah sumber daya alam Papua harus mendapatkan masukan yang sesuai dengan kearifan lokal sehingga keluarannya  memberikan peran yang baik bagi masyarakat setempat, Indonesia maupun dunia.

    “Jangan sampai AI menjadikan kita terjajah oleh perangkat ataupun negara lain karena kita tidak belajar memahami cara kerja AI dengan tidak memasukan kearifan lokal Indonesia,” kata Ian.

    Dia mengatakan infrastruktur AI dapat menjadi ancaman bagi Papua jika dipakai pihak yang kepentingannya mengeksploitasi sumber daya alam Papua tanpa mempertimbangkan kemakmuran masyarakat setempat.

    Misal, pemanfaatan AI untuk pertambangan besar-besaran tanpa memasukan data kelestarian lingkungan dan kemakmuran rakyat setempat. Sebaiknya, tutur Ian, AI digunakan untuk persiapan melatih masyarakat Papua secara lebih bertahap untuk menjadi penggerak pertambangan.

    Pemetaan AI digunakan untuk memberikan pemahaman Science, Technology, Engineering, and Mathematics (STEM) pertambangan yang  lebih mudah bagi masyarakat Papua.

    Dia menjelaskan bahwa AI pun harus belajar, maka masukan data, keluaran yang diharapkan serta batasannya harus baik bagi kemajuan masyarakat setempat termasuk kelestarian alam.

    “Maka sebaiknya dari awal melibatkan masyarakat setempat. Sehingga masyarakat setempat memiliki kemampuan menjadi pemain AI, bukan dipermainkan. Kunci utama ya peningkatan pengetahuan STEM, pengalihan secara bertahap menjadi pemain AI,” kata Ian.

    Sebelumnya, Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) bersama dengan  PT Indosat Tbk. (ISAT) resmi meluncurkan AI Experience Center (AIEC) di Jayapura, Papua, sebagai bagian dari komitmen untuk mendorong pemerataan transformasi digital dan penguatan talenta kecerdasan buatan (AI) di Indonesia, khususnya di kawasan Timur yang selama ini memiliki akses terbatas terhadap teknologi mutakhir.

    AIEC Papua menjadi fasilitas pusat AI kedua Indosat setelah Solo, dibangun melalui kolaborasi dengan mitra global seperti Huawei dan Wadhwani Foundation.

    Pusat ini menyediakan berbagai contoh kasus pemanfaatan AI, pelatihan dasar hingga lanjutan, serta uji coba penggunaan teknologi AI. Masyarakat luas, pelajar, hingga aparatur sipil negara dapat memanfaatkan fasilitas ini untuk meningkatkan literasi dan keterampilan digital, membuka peluang baru, dan meningkatkan produktivitas.

    Wakil Menteri Komunikasi dan Digital (Wamenkomdigi) Nezar Patria mengatakan kehadiran AI Experience Center menjadi bukti nyata komitmen negara dalam mendorong pemerataan pemahaman kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) di Indonesia, utamanya wilayah timur.

    AI Experience Center menjadi tonggak penting bagi Papua yang lebih digital dan inklusif, serta melahirkan talenta-talenta digital yang berdampak pada kemajuan Papua.

    “Kami sangat berharap pusat ini menjadi katalisator bagi lahirnya talenta-talenta digital baru di Papua. Ini penting sekali karena Papua dianugerahi oleh Tuhan Yang Maha Esa dengan alam yang cukup subur dan indah,” kata Nezar dalam sambutannya pada acara Kitorang Bisa AI, mengutip Youtube Indosat Ooredoo Hutchison, Rabu (21/5/2025).

  • Bos Yadea Bertemu Prabowo, Janjikan Hal Ini

    Bos Yadea Bertemu Prabowo, Janjikan Hal Ini

    Jakarta

    Chairman Yadea Technology Group, Dong Jinggui, turut menghadiri pertemuan bisnis China-Indonesia bersama Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto dan Perdana Menteri Li Qiang, pada Sabtu (24/5) lalu di Jakarta. Bos Yadea menjanjikan hal ini kepada Prabowo.

    Selain merek motor listrik Yadea, pertemuan dengan Presiden Prabowo tersebut juga dihadiri oleh raksasa teknologi dan otomotif asal China seperti CITIC Group, China Huadian, SAIC, hingga Huawei.

    Pertemuan tersebut bertujuan membahas kerja sama strategis tingkat tinggi dan menyeluruh antara China dan Indonesia yang diproyeksikan menjadi tonggak penting dalam kerja sama ekonomi dan perdagangan antara kedua negara.

    Chairman Yadea Technology Group, Dong Jinggui bertemu Presiden RI Prabowo Subianto Foto: Dok. Yadea

    Yadea mengklaim akan mengandalkan tingkat manufaktur cerdas untuk menyuntikkan dorongan baru ke dalam pengembangan modernisasi industri, khususnya kendaraan listrik.

    Khusus untuk Indonesia, Chairman Yadea Technology Group, Dong Jinggui, berjanji akan secara aktif membantu pengembangan, serta peningkatan industri energi baru di Indonesia, dan berkontribusi dalam memperdalam kerja sama tingkat tinggi antara China dan Indonesia.

    “Sebagai perusahaan kendaraan listrik China terkemuka di dunia, Yadea menganut konsep pembangunan hijau dan berkontribusi terhadap siklus rendah karbon. Hingga saat ini, telah mengurangi emisi karbon lebih dari 63,5 miliar kg yang sesuai kebutuhan pemerintah Indonesia. Pemerintah Indonesia sangat mementingkan pengembangan industri kendaraan roda dua listrik,” ujar Dong Jinggui dalam keterangan resminya.

    “Yadea ingin memberikan pengalaman perjalanan yang luar biasa kepada pengguna dan menjadi pemain utama untuk mendorong transisi energi hijau di Indonesia,” lanjut Dong Jinggui.

    Sebagai pemimpin industri kendaraan listrik roda dua di China, Yadea mendorong kebijakan nasional dengan langkah-langkah strategis menuju internasionalisasi. Bisnis Yadea mencakup 100 negara di seluruh dunia, dan telah mendirikan 10 basis produksi dan penelitian dan pengembangan di Indonesia, Vietnam, dan negara-negara lain.

    Yadea diketahui sedang mendirikan pabrik lokal seluas 270.000 meter persegi di Karawang, Jawa Barat, dengan kapasitas produksi mencapai 3 juta unit per tahun. Investasi total yang diperkirakan mencapai 150 juta USD dari 2024 hingga 2028 ini akan mendukung Yadea untuk mulai beroperasi pada 2026.

    (lua/rgr)

  • Xiaomi Kuasai Pasar Wearable Global

    Xiaomi Kuasai Pasar Wearable Global

    Jakarta

    Selama periode 1 Januari hingga 31 Maret 2025, ada 46,6 juta unit wearable yang dikapalkan, dan 19% dari angka itu dikuasai oleh Xiaomi.

    Menurut data Canalys, pasar wearable pada periode tersebut tumbuh 13% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Dalam data tersebut, market share Xiaomi tumbuh 44% menjadi 19% yang antara lain berkat Redmi Band 5, salah satu wearable paling laris selama Q1 2025.

    Di bawah Xiaomi ada Apple dengan market share 16%, tumbuh 5% dibanding tahun sebelumnya. Jumlah pengapalannya mencapai 7,6 juta unit, dan disusul Huawei dengan mengapalkan 7,1 juta unit dan market share 15%, lewat permintaan yang kuat untuk seri Watch GT serta Watch Fit.

    Di posisi ke-4 ada Samsung yang mengapalkan 4,9 juta unit wearable dengan market share 11%, dan pada posisi ke-5 ditutup oleh Garmin dengan pengapalan 1,8 juta unit wearable dengan market share 4%.

    Di luar lima besar merek itu, ada berbagai merek wearable lain dengan market share 35,4% atau 16,5 juta unit wearable, demikian dikutip detikINET dari GSM Arena, Jumat (30/5/2025).

    Selain mempublikasikan pasar wearable global, Canalys juga mempublikasikan hasil riset konsumen di Eropa. Dari riset itu disimpulkan ada beberapa faktor yang mempengaruhi pertimbangan calon pembeli dalam memilih wearable.

    Dua faktor paling penting adalah harga dan daya tahan baterai. Faktor lain yang juga menentukan adalah fitur pemantau kesehatan, merek, dan desain. Menariknya, fitur olahraga malah menjadi faktor yang kurang menentukan calon pembeli wearable.

    (asj/asj)

  • Pecah Banget! 10 HP Paling Laris Q1 2025, Nomor 1 Gak Ada Obat!

    Pecah Banget! 10 HP Paling Laris Q1 2025, Nomor 1 Gak Ada Obat!

    Jakarta

    Counterpoint baru saja merilis daftar 10 ponsel terlaris di dunia sepanjang kuartal pertama tahun 2025. Sama seperti tahun-tahun sebelumnya, daftar ini dikuasai oleh Apple dan Samsung.

    Predikat ponsel paling laris di dunia dipegang oleh iPhone 16 yang banyak dibeli di kawasan Timur Tengah, Afrika, dan Jepang. Counterpoint mengaitkan lonjakan penjualan iPhone 16 di Jepang dengan kondisi ekonomi yang membaik dan aturan subsidi operator baru yang menguntungkan Apple.

    iPhone 16 Pro Max dan iPhone 16 Pro masing-masing menduduki peringkat dua dan tiga. Penjualan kedua model ini menghadapi tantangan di China, di mana pemerintah setempat memberikan subsidi untuk perangkat dengan harga di bawah 6.000 Yuan yang membantu penjualan vendor lokal seperti Huawei.

    iPhone 16e, varian iPhone paling murah saat ini, juga sudah masuk dalam daftar 10 besar. Meski baru dijual penuh pada Maret 2025, ponsel ini langsung menduduki peringkat enam. Counterpoint meyakini iPhone 16e akan mengalahkan penjualan iPhone SE 3 walaupun harganya lebih mahal.

    10 besar HP terlaris di dunia Q1 2025 Foto: Counterpoint Research

    Beralih ke Samsung di mana Galaxy S25 Ultra menduduki peringkat tujuh pada kuartal ini, turun dua peringkat dari Galaxy S24 Ultra pada periode yang sama tahun lalu. Penurunan ini disebabkan durasi penjualan Galaxy S25 series yang lebih pendek.

    Ponsel entry-level Samsung Galaxy A16 5G berada di peringkat lima berkat permintaan yang solid di Amerika Utara, Amerika Latin, dan Asia Pasifik. Di bawahnya ada Galaxy A06 yang popularitasnya melonjak karena banyaknya permintaan untuk ponsel dengan harga di bawah USD 100.

    Ponsel low-end merupakan segmen dengan pertumbuhan paling pesat sepanjang Q1 2025 berkat permintaan yang mulai pulih di pasar negara berkembang. Segmen ini menyumbangkan hampir 20% dari total penjualan ponsel dunia, seperti dikutip dari 9to5Mac, Kamis (25/5/2025).

    Satu-satunya ponsel non-iPhone dan non-Samsung yang masuk dalam daftar 10 besar ponsel paling laris adalah Redmi 14C 4G. Ponsel entry-level ini mencatat pertumbuhan 43% dari generasi sebelumnya, dan sebagian besar penjualannya datang dari kawasan Timur Tengah, Afrika, dan Amerika Latin.

    Sama seperti bisnis wearable Xiaomi yang baru saja menyalip Apple, kesuksesan Redmi 14C 4G menandakan kemampuan Xiaomi menawarkan fitur-fitur yang banyak dicari dengan harga yang kompetitif.

    (vmp/afr)

  • Indosat Tunjuk Wamenkomdigi Nezar Patria Jadi Komut – Page 3

    Indosat Tunjuk Wamenkomdigi Nezar Patria Jadi Komut – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Indosat menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) untuk tahun buku 2024. Dengan agenda utama membagikan deviden, Indosat juga mengumumkan fokusnya menjadi perusahaan telko berbasis AI atau yang mereka sebut AI TechCo.

    Adapun dividen tunai yang dibagikan sebesar Rp 2,7 triliun atau setara Rp 83,3 per saham.

    Distribusi dividen ini menegaskan kinerja keuangan Indosat yang stabil sejak merger di tahun 2022.

    Presiden Direktur sekaligus CEO Indosat Ooredoo Hutchison Vikram Sinha menyebut, seiring perkembangan Indosat menjadi perusahaan telko berbasis AI, pembagian dividen jadi bukti nyata neraca keuangan sehat dan memberi nilai berkelanjutan bagi pemegang saham.

    Sebagai bagian dari transformasi menjadi AI Tech Co, berbagai langkah dilakukan untuk mendukung bisnis.

    Mulai dari pemrograman dan pengembangan solusi berbasis AI, layanan TIK terintegrasi, konsultasi, dan desain berbasis IoT, hingga pengembangan layanan berbasis data di sektor-sektor strategis, mulai dari kesehatan dan keuangan digital.

    Pertumbuhan ekonomi digital Indonesia tentu tak bisa dilepaskan dari keterlibatan pihak yang tepat. Indosat Ooredoo Hutchison pun menggandeng perusahaan industri teknologi asal Tiongkok, Huawei, untuk mengembangkan inovasi berbasis kecerdasan buatan …