brand merek: Huawei

  • Xiaomi Bantah Kabar Cerai dari Leica

    Xiaomi Bantah Kabar Cerai dari Leica

    Jakarta

    Xiaomi menanggapi spekulasi terkini seputar kolaborasinya dengan perusahaan optik Jerman, Leica. Mereka menegaskan bahwa tidak ada rencana untuk mengakhiri kemitraan.

    Klarifikasi ini muncul menyusul rumor yang beredar luas bahwa perangkat unggulan Xiaomi mendatang, terutama seri Xiaomi 16 yang ditunggu-tunggu, tidak akan lagi mengusung merek Leica.

    Mengutip laporan Mashable, juru bicara Xiaomi menanggapi laporan itu dengan mengatakan klaim tersebut sama sekali tidak berdasar, dan menekankan bahwa kolaborasi antara Xiaomi dan Leica tetap kuat.

    Pernyataan yang disampaikan kepada Business Standard tersebut menyoroti keberlanjutan kemitraan ini, yang disebut-sebut didasarkan pada komitmen bersama untuk mendobrak batas-batas teknologi fotografi mobile.

    Xiaomi dan Leica, tercatat telah bekerja sama secara erat untuk mengintegrasikan optik dan sistem pencitraan canggih Leica ke dalam jajaran ponsel pintar Xiaomi.

    “Kolaborasi ini telah menghasilkan pengalaman fotografi mobile terdepan di industri bagi pengguna di seluruh dunia dan terus berkembang dengan mempertimbangkan inovasi di masa mendatang,” kata juru bicara tersebut.

    Meskipun beberapa laporan mengisyaratkan kemungkinan Xiaomi mengembangkan teknologi pencitraannya sendiri, serupa dengan Huawei, yang mengakhiri kerja samanya dengan Leica pada 2022 dan menciptakan sistem kamera XMAGE, Xiaomi membantah hal tersebut.

    Kolaborasi Kamera

    Sementara itu, industri mobile secara umum tampaknya sedang mengalami pergeseran dalam cara merek smartphone menjalin kemitraan dalam pengembangan kamera.

    Dalam perkembangan terkait, 9To5Google baru-baru ini melaporkan bahwa OnePlus mungkin sedang bersiap untuk mengakhiri kolaborasinya dengan produsen kamera Swedia, Hasselblad, dan model-model flagship mendatang diperkirakan akan sepenuhnya menghilangkan merek tersebut.

    Tren yang lebih luas ini telah memperkuat spekulasi seputar Xiaomi, meskipun perusahaan asal China itu kini telah menepis kekhawatiran tersebut.

    Penegasan kembali Xiaomi atas aliansinya dengan Leica menggarisbawahi ambisinya untuk tetap kompetitif di segmen fotografi smartphone kelas atas, dengan kemampuan kamera menjadi pembeda utama. Sejak kemitraan mereka dimulai, kedua perusahaan telah menghadirkan smartphone dengan sistem kamera Leica yang disempurnakan, yang dipuji karena kejernihan gambar, penyetelan warna, dan performa keseluruhannya.

    (rns/fay)

  • Hasil Jepretan 2 Lensa Telephoto Huawei Pura 80 Ultra, Luar Biasa!

    Hasil Jepretan 2 Lensa Telephoto Huawei Pura 80 Ultra, Luar Biasa!

    FotoINET

    Panji Saputro – detikInet

    Jumat, 11 Jul 2025 12:30 WIB

    Dubai – Huawei Pura 80 Ultra menawarkan Switchable Dual Telephoto Camera. Kemampuannya mengambil objek dari jarak jauh sangat memukau. Hasilnya luar biasa.

  • Tampang Huawei Pura 80 Pro dan Pura 80 Ultra, Beda di Lensa Kamera

    Tampang Huawei Pura 80 Pro dan Pura 80 Ultra, Beda di Lensa Kamera

    FotoINET

    Panji Saputro – detikInet

    Jumat, 11 Jul 2025 07:44 WIB

    Dubai – Huawei resmi merilis Pura 80 Series secara global. Begini wujud Huawei Pura 80 Pro dan Pura 80 Ultra.

  • iPhone Lipat Pertama Mulai Diproduksi, Cek Jadwal Rilisnya

    iPhone Lipat Pertama Mulai Diproduksi, Cek Jadwal Rilisnya

    Jakarta, CNBC Indonesia – iPhone lipat diperkirakan akan hadir tahun depan. Dalam sebuah laporan, produksi layar OLED perangkat sudah mulai dilakukan.

    Isu soal kemunculan iPhone lipat memang sudah sering terdengar. Namun hingga kini Apple masih belum mengikuti jejak perusahaan smartphone lain seperti Samsung dan Huawei.

    Laporan soal kemunculan iPhone lipat berasal dari informasi ETNews Korea. Layar lipat pertama sedang diproduksi oleh Samsung Display.

    Lini produksi untuk iPhone telah disiapkan di pabrik A3 yang berada di Asan Chungcheongnam-do. Kabarnya produksi layar khusus tersebut telah mencapai tahap akhir, dikutip dari MacRumors, Kamis (10/7/2025).

    Apple dilaporkan akan menghadirkan layar OLED lipat pada ponsel tersebut. Layarnya bagian dalam berukuran 7 incij dengan rasio 4:3 tanpa terlihat bagian lipatannya.

    Setidaknya 6-8 juta iPhone lipat disiapkan tahun depan. Jumlah tersebut masih setengah dari kapasitas produksi Samsung yang mencapai 15 juta layar per tahun.

    Kabarnya Samsung tengah mempersiapkan model baru dan meningkatkan penjualan di tahun-tahun berikutnya.

    Selain itu, Samsung Display akan menjadi pemasok tunggal layar untuk iPhone lipat. Apple dan Samsung sudha kesepakatan penyediaan layar selama dua tahun mendatang.

    Kerja sama Apple dan Samsung Display sudah dilakukan sejak beberapa tahun lalu. Samsung Display yang mengubah layar LCD Apple menjadi OLED untuk iPhone X dan iPhone Xs.

    iPhone lipat akan masuk dalam lini iPhone 18 yang dirilis tahun depan, bersama dengan model dasar, iPhone 18 Air, iPhone 18 Pro dan Pro Max.

    Ponsel tersebut juga didesain super tipis, mencapai 4,5 mm. Apple menyiapkan perangkat tersebut dengan engsel yang tahan lama, dua kamera belakang untuk lensa wide dan ultra wide.

    Kinerja ponsel lipat akan ditenagai oleh chip bernama A20. Selain itu Apple akan mengganti Face ID dengan Touch ID untuk perangkatnya.

    MacRumors menuliskan iPhone lipat pertama akan dijual dengan harga US$2.000 atau Rp 32,4 jutaan.

    Namun semua kabar ini belum dapat dikonfirmasi. Kita perlu menunggu hingga Apple benar-benar merilis ponsel lipat pertamanya.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • HP Android di Indonesia Diserang Malware, Paling Banyak Merek Ini

    HP Android di Indonesia Diserang Malware, Paling Banyak Merek Ini

    Jakarta, CNBC Indonesia – Ada banyak format malware yang dimanfaatkan para penjahat siber untuk menjerat perangkat elektronik korban. Misalnya saja ransomware yang mencuri dan mengunci data korban, kemudian meminta uang tebusan. 

    Ada juga spyware yang memata-matai aktivitas korban di perangkat, lalu bisa mencuri data pribadi dan menyebabkan kerugian finansial. Selain itu, ada adware yang menyodorkan pengguna dengan iklan-iklan mengganggu pada HP.

    Biasanya, malware akan menyusup melalui modus penyerangan website, phishing, hingga memanfaatkan celah pada sistem.

    Malware ini paling banyak ditemukan di HP Android yang memiliki sistem terbuka (open source) dan lebih fleksibel terhadap software asing.

    Android sendiri merupakan sistem operasi HP paling populer di dunia. Penggunanya hampir 4 miliar yang tersebar di 190 negara. 

    Pada Juni 2024, Check Point Research (CPR) mengeluarkan laporan soal malware berbahaya di HP Android yang menjerat negara-negara dunia, termasuk Indonesia.

    CPR mengidentifikasi beberapa aktor yang mengancam keamanan HP Android dengan menggunakan Rafel, yakni software terbuka (open-source) dengan sifat remot alias RAT.

    Penemuan grup mata-mata yang menggunakan Rafel dalam melancarkan aksinya tumbuh signifikan. Menurut temuan CPR, sampel dari Android RAT pada 120 server pengontrol menemukan ada beberapa negara yang menjadi target serangan paling besar.

    Masing-masing adalah Indonesia, Amerika Serikat (AS), dan China, dikutip dari laman resmi CPR, Kamis (10/7/2025).

    Merek HP Paling Banyak Diincar

    Foto: Rafel RAT, Malware Android dari Operasi Spionase hingga Ransomware. (Dok. checkpoint)
    Rafel RAT, Malware Android dari Operasi Spionase hingga Ransomware. (Dok. checkpoint)

    Rata-rata korban menggunakan HP Samsung, Xiaomi, Vivo, dan Huawei. Tak cuma dari segi merek HP yang digunakan, CPR juga mengidentifikasi sistem operasi Android yang paling rentan diserang.

    Android 11 menjadi sistem operasi yang paling banyak ditargetkan, yakni sebanyak 21,4%. Selanjutnya disusul Android 8 dan Android 5 yang masing-masing 17,9%.

    “Sistem operasi Android versi baru secara umum lebih menantang bagi malware untuk menyusup dan melakukan aksi berbahaya,” tertera dalam laman tersebut.

    Secara umum, sebanyak 87% perangkat yang terserang menggunakan Android lawas yang sudah tak diperbarui dan tak mendapat dukungan keamanan.

    Ada tiga bentuk serangan yang paling umum dilancarkan. Pertama, ransomware yang mengunci akses korban ke data-data penting mereka.

    Kedua, bocoran pesan otentikasi dua faktor (2FA), yang mengelabui sistem keamanan pengguna dalam mengakses data penting mereka. Terakhir, perintah dan kontrol Rafel meretas situs pemerintah dan menginfeksi pengguna Android yang melaporkan situs tersebut.

    Cara Menghindari Malware Android Berbahaya

    Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk terhindar dari serangan malware yang kian membludak. Berikut beberapa di antaranya:

    Instal aplikasi dari sumber terpercaya. Jangan instal aplikasi dari situs atau sumber yang tidak resmi. Sebaiknya hindari sideloading dan hanya menginstal aplikasi dari Google Play Store.

    Update software secara berkala. Pastikan untuk selalu memperbarui ponsel jika tersedia software terbaru. Biasanya, software baru akan muncul dengan sistem keamanan yang lebih perkasa.

    Gunakan aplikasi keamanan terpercaya. Instal aplikasi keamanan di HP Anda dari sumber terpercaya yang memberikan perlindungan keamanan secara real-time dalam melawan malware.

    Semoga informasi ini bermanfaat!

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Bersiap Menunggu Smartphone Terbaru Samsung di Galaxy Unpacked 2025  – Page 3

    Bersiap Menunggu Smartphone Terbaru Samsung di Galaxy Unpacked 2025  – Page 3

    Bocoran tentang smartphone layar lipat tiga pertama Samsung semakin santer mencuat, dan banyak pihak menyebut ponsel tersebut akan dipamerkan dalam ajang Galaxy Unpacked 2025 pada Rabu, 9 Juli.

    Walau belum banyak informasi tentang HP baru Samsung tersebut, tim dari Android Authority menemukan petunjuk menarik berupa file animasi tersembunyi di antarmuka One UI 8.

    Dalam temuan tersebut, terungkap sebuah desain unik dari perangkat layar lipat tiga milik perusahaan berasal dari Korea Selatan tersebut.

    Mengutip Android Authority, Senin (7/7/2025), desain HP lipat tiga Samsung ini menunjukkan tiga panel layar, di mana dua sisi (kanan dan kiri) melipat ke arah dalam–berbeda dengan konsep lipat luar seperti Huawei Mate XT.

    Menariknya, masing-masing engsel memiliki ukuran berbeda, menandakan adanya urutan lipatan HP Samsung itu harus diikuti, dari kanan ke kiri. Jika melipat dengan cara salah, akan muncul peringatan di layar karena berisiko merusak panel.

    Desain ini juga memperlihatkan, layar utama berada di bagian tengah, dikelilingi oleh dua  panel lainnya saat dibuka secara penuh.

  • Prediksi HP Baru dan Kejutan dari Samsung

    Prediksi HP Baru dan Kejutan dari Samsung

    New York

    Samsung kembali bersiap menggebrak dunia teknologi dengan acara Galaxy Unpacked yang akan digelar pada 9 Juli 2025 di New York, Amerika Serikat. Acara tahunan ini diprediksi menjadi panggung peluncuran sejumlah produk inovatif, mulai dari ponsel lipat, jam tangan pintar, hingga kejutan teknologi baru yang siap bersaing di pasar global.

    Acara Galaxy Unpacked 2025 berlokasi di Duggal Greenhouse, Brooklyn, New York, AS. Prosesi peluncuran akan dimulai tepat pukul 10.00 pagi waktu setempat atau 21.00 WIB.

    Samsung akan menyiarkan Galaxy Unpacked 2025 melalui situs dan channel resmi YouTube. Atau, kamu bisa mengikuti Galaxy Watch Party di detikcom.

    Prediksi HP Baru

    Samsung masih tutup mulut terkait HP apa saja yang akan diumumkan di Galaxy Unpacked. Namun sejumlah bocoran sudah mengungkap inovasi yang bakal dirilis di perhelatan tersebut. Berikut prediksinya:

    Galaxy Z Fold7

    Dilansir GSM Arena, Galaxy Z Fold7 diperkirakan menjadi bintang utama acara ini. Bocoran menyebutkan ponsel lipat ini akan hadir dengan desain lebih ramping dan ringan dibandingkan pendahulunya, menjawab tantangan dari kompetitor seperti Oppo Find N5 dan Honor Magic V5.

    Layar dalam Dynamic AMOLED 2X diprediksi berukuran 8,2 inch dengan resolusi 2.194 x 1.968 piksel, refresh rate adaptif 1-120Hz, dan kecerahan puncak hingga 2600 nits. Layar luar diperbesar menjadi 6,5 inci dengan perlindungan Gorilla Glass Victus 2.

    Ditenagai chipset Snapdragon 8 Elite for Galaxy, Z Fold7 akan hadir dengan RAM 16GB dan penyimpanan hingga 512GB. Sistem operasi One UI 8 berbasis Android 16 dijanjikan membawa pembaruan signifikan, termasuk integrasi Galaxy AI yang lebih cerdas untuk kamera, asisten suara, dan fitur produktivitas seperti live transcription.

    Kamera utama 200MP, serupa dengan Galaxy S25 Ultra, diharapkan meningkatkan kualitas fotografi, dengan dukungan S Pen yang tetap dipertahankan untuk produktivitas maksimal.

    Galaxy Z Flip7 dan Z Flip7 FE

    Galaxy Z Flip7 diprediksi membawa penyegaran desain dengan layar utama 6,7 inch dan layar luar 3,4 inch. Berbeda dari Z Fold7, varian ini kemungkinan menggunakan chipset Exynos 2500 untuk beberapa pasar, dengan RAM 12GB dan penyimpanan hingga 512GB. Sistem kamera berbasis AI akan mampu mengenali objek secara real-time untuk hasil foto optimal.

    Sementara itu, Galaxy Z Flip7 FE menjadi sorotan sebagai varian lebih terjangkau. Mengusung spesifikasi serupa Z Flip6, seperti layar dan desain clamshell, FE ini kemungkinan menggunakan Exynos 2400 untuk menekan harga tanpa mengorbankan fitur premium. Pilihan warna termasuk jet black dan white, menambah daya tarik untuk konsumen yang mencari ponsel lipat dengan harga kompetitif.

    Galaxy Watch 8 Series

    Samsung diperkirakan memperkenalkan tiga varian smartwatch: Galaxy Watch 8, Watch 8 Classic, dan Watch Ultra (2025). Desain baru dengan dial squircle menggantikan model bulat klasik, memberikan tampilan segar. Watch 8 Classic akan hadir dalam ukuran 47mm dengan baterai 435mAh dan bezel rotasi, sedangkan Watch Ultra menawarkan tombol quick-access untuk fungsi cepat.

    Ilustrasi Samsung Galaxy G Fold Foto: via Techrum

    Galaxy G Fold

    Rumor tentang Galaxy G Fold, ponsel lipat tiga pertama Samsung, mencuri perhatian. Disebut sebagai “Multifold 7” dalam kode One UI 8, perangkat ini diharapkan menyaingi Huawei Mate XT dengan desain yang melindungi layar lipat ke dalam, berbeda dari pola Z-fold Huawei.

    Layar penutup ditempatkan di bagian luar panel tengah, memberikan perlindungan ekstra. Meski kemungkinan hanya ditampilkan sebagai teaser, Galaxy G Fold digadang-gadang memiliki harga premium menjadikannya pesaing berat di segmen foldable.

    Produk Lain yang Mungkin Muncul

    Selain perangkat utama, Samsung diprediksi akan memperkenalkan:

    Galaxy Buds Core dan Buds 3 FE: Earbuds nirkabel dengan kualitas suara ditingkatkan dan fitur AI untuk pengalaman mendengarkan personal.Project Moohan (XR Headset): Headset extended reality yang dikembangkan bersama Qualcomm dan Google, menggunakan chipset Snapdragon XR2 Plus Gen 2 dengan integrasi Gemini AI.Galaxy Ring 2 (Teaser): Cincin pintar dengan baterai lebih tahan lama dan fitur kesehatan berbasis AI, meski peluncuran penuh mungkin di waktu lain.Galaxy S25 FE: Varian terjangkau dari seri S25 dengan prosesor Exynos 2400, meski fokus utama tetap pada ponsel lipat.

    Reservation+

    Sembari menanti Galaxy Unpacked, Samsung membuka Reservation+ yang memberikan benefit lebih untuk preorder perangkat Galaxy terbaru. Kalian bisa mengikuti program ini sejak 24 Juni hingga 9 Juli 2025.

    Konsumen cukup membayar Rp 300.000. Nantikan akan mendapatkan diskon pembelian sebesar Rp 1.500.000 saat pembelian.

    Apakah semua lini produk ini akan sungguhan meluncur sesuai prediksi banyak pihak? Kita tunggu saja tidak lama lagi dalam hitungan jam.

    (afr/fay)

  • Petaka Driver Online Menggila, China Langsung Bereaksi

    Petaka Driver Online Menggila, China Langsung Bereaksi

    Jakarta, CNBC Indonesia – Industri otomotif China sudah melampaui pesaingnya dari luar negeri, termasuk Amerika Serikat (AS), dalam pengembangan teknologi pengemudian otomatis (automatic vehicles/AV).

    Pasalnya, AS memiliki regulasi yang ketat dalam mengizinkan perusahaan menguji coba AV di jalanan, umumnya untuk bisnis taksi otomatis (robotaxi).

    Sejauh ini, baru Waymo yang sudah menggelar layanan robotaxi komersil di jalanan AS. Tesla baru melakukan uji coba skala kecil di Austin, Texas.

    Padahal, di China sudah banyak robotaxi yang ‘menjajah’ jalanan berbagai daerah. Nama-nama yang terkenal seperti WeRide, Apollo Go, Pony.ai, AutoX, dan SAIC.

    Salah satu faktornya karena regulasi di China yang cenderung lebih longgar untuk inovasi teknologi AV, maupun sistem pengemudian dengan bantuan asisten.

    Namun, China sepertinya mulai waswas dengan perkembangan yang terlalu cepat. Reuters melaporkan Beijing mulai memberi sinyal baru untuk pengembangan industri AV dan kendaraan dengan asisten teknologi.

    Pesannya, industri harus bergerak cepat, tetapi hati-hati, dikutip dari Reuters, Senin (7/7/2025).

    Regulator China baru-baru ini telah menyelesaikan peraturan keselamatan baru untuk sistem bantuan pengemudi. Beijing mempertajam pengawasan terhadap teknologi tersebut setelah kecelakaan yang melibatkan sedan Xiaomi SU7 pada Maret 2025.

    Insiden itu menewaskan tiga penumpang ketika mobil mereka menabrak beberapa detik setelah pengemudi mengambil alih kendali dari sistem bantuan pengemudian.

    Pejabat China ingin mencegah produsen mobil menjual kemampuan sistem tersebut dengan promosi berlebihan. Regulator ingin menyeimbangkan antara inovasi dan keselamatan untuk memastikan produsen mobil China tidak kalah dari para pesaing AS dan Eropa.

    Menetapkan regulasi yang jelas untuk teknologi bantuan mengemudi tanpa memperlambat kemajuannya dapat memberi industri China keunggulan atas pesaing global, kata para analis.

    Pendekatan ini sangat kontras dengan pasar AS, di mana perusahaan yang mengejar mobil otonom telah menyatakan frustrasi karena pemerintah belum menerapkan sistem regulasi untuk memvalidasi dan menguji teknologi tersebut.

    Cepat dan Hati-hati

    Markus Muessig, pimpinan industri otomotif di Accenture Greater China, mengatakan regulator dan industri China telah lama mengikuti filosofi mantan pemimpin China Deng Xiaoping.

    “Coba rasakan batu untuk menyeberangi sungai,” kata tokoh kawakan tersebut.

    Ungkapan tersebut berarti China mendukung eksplorasi teknologi baru yang belum pasti. Muessig mengatakan nilai tersebut selama ini terbukti berhasil.

    Peraturan China saat ini memperbolehkan sistem yang secara otomatis mengendalikan, mengerem, dan mempercepat kendaraan dalam kondisi tertentu, tetapi tetap mengharuskan pengemudi untuk terlibat.

    Oleh karena itu, istilah pemasaran seperti “pintar” dan “otonom” dilarang.

    Peraturan baru tersebut akan difokuskan pada desain hardware dan software yang memantau kondisi kesadaran pengemudi dan kapasitas mereka untuk mengambil kendali tepat waktu.

    Untuk melakukan hal ini, regulator meminta bantuan produsen mobil China Dongfeng dan raksasa teknologi Huawei untuk membantu menyusun peraturan baru dan telah meminta masukan publik selama periode satu bulan, yang berakhir pada Jumat (4/7) pekan lalu.

    Pada saat yang sama, pejabat pemerintah mendesak produsen mobil China untuk segera menerapkan sistem yang lebih canggih, yang dikenal sebagai assisted-driving Level 3.

    Sistem itu memungkinkan pengemudi mengalihkan pandangan dari jalan dalam situasi tertentu. Level 3 adalah titik tengah pada skala pengemudian otomatis. Mulai dari fitur dasar seperti kendali jelajah di Level 1, hingga kemampuan mengemudi sendiri dalam semua kondisi di Level 5.

    Pemerintah China telah menunjuk perusahaan milik negara, Changan, untuk menjadi produsen mobil pertama yang memulai uji validasi Level 3 pada April 2025, tetapi rencana itu dihentikan setelah kecelakaan Xiaomi, kata seorang sumber yang mengetahui proses perencanaan regulasi.

    Beijing masih berharap untuk melanjutkan pengujian tersebut tahun ini dan menyetujui mobil Level 3 pertama negara itu pada tahun 2026, kata sumber itu.

    Kementerian Perindustrian Teknologi Informasi China dan Changan tidak menanggapi permintaan komentar. Xiaomi mengatakan pihaknya bekerja sama dengan penyelidikan polisi atas kecelakaan yang melibatkan unit produknya.

    Sistem bantuan pengemudi dipandang oleh analis industri sebagai medan pertempuran besar berikutnya di pasar mobil China yang sangat kompetitif.

    Selama satu dekade terakhir, sistem Level 2 telah menjamur di China, termasuk sistem Full Self Driving milik Tesla, serta fitur Xiaomi yang terlibat dalam kecelakaan Maret lalu.

    Kemampuannya berkisar dari mengikuti kendaraan dasar di jalan raya hingga menangani sebagian besar tugas di jalan perkotaan yang sibuk, di bawah pengawasan pengemudi.

    Produsen mobil telah menekan biaya hardware ke tingkat yang memungkinkan mereka menawarkan fitur Level 2 dengan sedikit atau tanpa biaya tambahan.

    Produsen mobil nomor 1 China, BYD telah meluncurkan perangkat lunak bantuan mengemudi “God’s Eye” secara gratis di seluruh lini produknya. Lebih dari 60% mobil baru yang dijual di China tahun ini akan memiliki fitur Level 2, menurut perkiraan dari firma riset Canalys.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Mobil Listrik Xpeng G7 Terjual 10 Ribu Unit dalam 9 Menit, Apa Hebatnya?

    Mobil Listrik Xpeng G7 Terjual 10 Ribu Unit dalam 9 Menit, Apa Hebatnya?

    Jakarta

    Mobil listrik Xpeng G7 baru saja meluncur di China dan langsung mencatatkan angka penjualan fantastis.

    Dilansir dari CNEVPost, hanya butuh waktu 9 menit sejak peluncuran, SUV listrik Xpeng G7 ini laku sebanyak 10.000 unit.

    Konsumen diminta membayar deposit 5.000 yuan atau sekitar Rp 11 juta untuk mengamankan unit. Ini jadi sinyal kuat bahwa peminat mobil listrik di China masih tinggi, apalagi dengan banderol G7 yang tergolong menggoda yakni mulai dari 195.800 yuan atau sekitar Rp442 juta.

    Xpeng G7 Foto: dok. Xpeng

    Lantas apa yang membuat Xpeng G7 sangat diminati masyarakat China?

    Perlu diketahui bahwa Xpeng G7 menempati segmen SUV menengah. Artinya mobil listrik ini bermain melawan Tesla model Y atau Xiaomi YU7 di pasar China.

    Xpeng G7 tetap menawarkan performa impresif lewat motor listrik 218 kW (sekitar 297 PS) yang ditanamkan ke roda belakang. Diklaim mobil ini mampu melesat dari 0-100 km/jam dalam 6,5 detik saja.

    Soal baterai, G7 tersedia dalam dua opsi yakni 68,5 kWh yang sekali cas penuh bisa dibawa hingga 602 km (klaim CLTC) dan ada juga yang 80,8 kWh dengan jarak tempuh hingga 702 km (klaim CLTC).

    Kedua opsi tersebut hadir dengan arsitektur pengisian cepat 800V dan mendukung charging rate tinggi sehingga waktu pengisiannya jadi lebih singkat.

    Xpeng G7 Foto: dok. Xpeng

    Nilai jual utama Xpeng G7 juga terletak pada teknologi AR-HUD (Augmented Reality Head-Up Display) yang mereka kembangkan bersama Huawei. Di mana, mobil ini memiliki layar proyeksi yang menggantikan panel instrumen konvensional dan mampu menampilkan navigasi AR, panduan saat persimpangan, hingga arahan ganti jalur secara dinamis.

    Versi tertinggi, G7 Ultra, dibekali chip AI Turing buatan Xpeng sendiri dengan daya komputasi mencapai 2.250 TOPS. Chip ini mengendalikan sistem bantuan berkendara semi otonom berbasis kamera, mulai dari City Navigation Guided Pilot (NGP), highway NGP, hingga fitur parkir otomatis.

    Di sisi lain,Xpeng G7 juga tampil menarik. Dari luar, G7 tampil hadir dengan “X Face” generasi baru, grille aktif, lampu DRL full-lebar, serta handle pintu tersembunyi. Dimensinya cukup bongsor dengan panjang 4.892 mm dan wheelbase 2.890 mm.

    Masuk ke dalam, kabinnya dibuat senyap dan mewah. Panel instrumen ditiadakan demi layar sentral 15,6 inci, ditambah layar kontrol 8 inci di baris kedua. Jok kulit Nappa dilengkapi pemanas, ventilasi, dan fitur pijat. Fitur lain seperti panoramic sunroof, ambient lighting, hingga audio 20-speaker 7.1.4 juga ikut disematkan.

    Sayang model SUV dari Xpeng G7 ini belum ada kabar untuk dibawa ke Indonesia. Saat ini, Xpeng Indonesia tengah fokus menjual model MPV premium X9 dan SUV G6.

    (mhg/din)

  • Telkomsel Raih 4 Penghargaan di TM Forum’s Innovation Awards 2025

    Telkomsel Raih 4 Penghargaan di TM Forum’s Innovation Awards 2025

    Bisnis.com, JAKARTA – TM Forum’s Innovation Awards dikenal luas sebagai tolok ukur inovasi industri telekomunikasi global. Ajang ini diseleksi panel independen yang mewakili lebih dari 800 perusahaan anggota TM Forum termasuk 300+ penyedia layanan komunikasi di dunia yang secara kolektif melayani miliaran pelanggan di lebih dari 110 negara.

    Capaian terbaru ini melanjutkan momentum positif Telkomsel, setelah pada 2024 perusahaan juga mengantongi tiga penghargaan di ajang yang sama, termasuk Best Moonshot Catalyst – Attendee’s Choice Award dan Outstanding Catalyst – Rising Star. Konsistensi tersebut menegaskan posisi Telkomsel sebagai inovator unggulan di tingkat global.

    Direktur Network Telkomsel, Indra Mardiatna, menyatakan, “Sejumlah penghargaan dari TM Forum ini membuktikan komitmen Telkomsel menghadirkan inovasi berbasis teknologi terkini, khususnya artificial intelligence (AI). Partisipasi konsisten kami dalam forum global ini selama tiga tahun terakhir merefleksikan dedikasi Telkomsel untuk bersama menciptakan solusi digital future-ready yang mentransformasi jaringan, mengangkat industri, memperkaya pengalaman pelanggan, dan mempercepat transformasi digital Indonesia.”

    Outstanding Catalyst – Business Impact, Attendees’ Choice

    AI-Enhanced Digital Twins for Best NPS Network – Phase II memadukan AI, digital-twin, dan big-data analytics untuk memprediksi kebutuhan kapasitas jaringan, meminimalkan gangguan, dan terbukti meningkatkan Net Promoter Score (NPS). Proyek ini dijalankan bersama AIS, China Mobile, Entel, Globe, STC, Vodafone Turkey, Cantone Technology, Huawei, dan Primforce.

    Outstanding Catalyst – Use of TM Forum Assets

    Melalui GenAI Proactive Customer Care for 5G Monetization, Telkomsel bersama EITC (DU), STC, Telefónica, Huawei, Minsait Brasil, dan Qeema memanfaatkan Gen AI pada jaringan 5G untuk menghadirkan layanan yang lebih personal secara real-time, meningkatkan loyalitas pelanggan sekaligus membuka peluang pendapatan baru.

    Outstanding Catalyst – Interactive Showcase

    Inisiatif Predictive Intelligence for Optimized Networks & Enhanced Experience Resilience (PIONEER) berkolaborasi dengan AIS, Globe, Singtel, Optus, Dell Technologies, FNT, dan Nvidia memungkinkan pemantauan performa jaringan secara prediktif sehingga konektivitas pelanggan lebih stabil.

    “Telkomsel percaya, teknologi terbaik adalah yang memahami kebutuhan pelanggan secara personal. Inilah alasan kami mengembangkan AI dan autonomous network – agar jaringan bekerja lebih cerdas, responsif, dan andal. Melalui proyek-proyek bersama mitra global ini, kami menunjukkan bagaimana AI memangkas waktu respons, mengoptimalkan kapasitas, serta menciptakan peluang baru bagi semua orang, setiap rumah, dan setiap bisnis, di Indonesia.” pungkas Indra.

    Telkomsel juga meraih pengakuan Innovation Hub Pioneer Projects 2025 untuk Intelligent Stability for Highly Autonomous Core Network, bersama Huawei dan STC merintis jaringan inti berotonomi tinggi, tangguh, dan minim kesalahan melalui otomatisasi berbasis AI. Selain itu, Telkomsel juga berpartisipasi dalam empat proyek AI kolaboratif lain sepanjang DTW 2025.

    Informasi selengkapnya tentang TM Forum’s Innovation Awards 2025 dapat diakses melalui situs resmi TM Forum.