brand merek: Ford

  • Ini Daftar Peserta GIIAS 2025, Ada Polytron

    Ini Daftar Peserta GIIAS 2025, Ada Polytron

    Jakarta

    Pameran Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) akan diselenggarakan kembali tahun ini. GIIAS 2025 digelar pada 24 Juli hingga 3 Agustus 2025 di Indonesia Convention Exhibition (ICE), BSD City, Kabupaten Tangerang.

    Ketua Umum Gaikindo (Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia) Yohannes Nangoi mengatakan, penyelenggaraan GIIAS mempunyai keunikan tersendiri di antara pameran otomotif dunia lainnya. Kehadiran merek mulai dari Amerika Serikat, Eropa, Jepang, Korea, China, hingga Vietnam menjadikan GIIAS penyelenggaraan pameran otomotif yang memiliki variasi merek otomotif paling lengkap.

    “Merek-merek kendaraan bermotor global tersebut menghadirkan investasi dan menjadi sebuah potensi yang besar untuk industri otomotif Indonesia, dan kehadiran mereka pada pameran GIIAS juga menjadi sebuah kelebihan yang tak dimiliki banyak pameran otomotif lain di dunia, dan seluruh merek ini berlomba-lomba menampilkan teknologi terbaru mereka di GIIAS 2025, yang akan memberikan pilihan yang sangat luas bagi masyarakat Indonesia, dari variasi produk hingga pilihan teknologi terbaru,” ujar Nangoi dalam keterangan resminya.

    Nangoi menjelaskan, penyelenggaraan GIIAS adalah semangat positif bagi industri otomotif nasional, terutama di tengah tantangan ekonomi global. Antusiasme peserta dan pengunjung terhadap GIIAS menjadi dorongan besar buat menjaga dan mendorong geliat industri kendaraan bermotor di Indonesia. “GIIAS 2025 juga menjadi representasi dari konsistensi Gaikindo dalam membangun dan memajukan industri otomotif nasional. Tahun ini adalah kali ke-32 penyelenggaraan pameran Gaikindo dan kami akan terus menghadirkan yang terbaik untuk masyarakat dan pelaku industri,” sambung Nangoi.

    GIIAS 2025 Hadirkan Ragam Merek dan Teknologi

    GIIAS 2025 akan diikuti oleh 38 merek kendaraan penumpang, 4 merek kendaraan komersial, 15 merek kendaraan roda dua, 4 merek karoseri, serta lebih dari 100 merek dari industri pendukung otomotif. Dengan total exhibitor mencapai lebih dari 60 merek dari industri kendaraan bermotor, menjadikan GIIAS 2025 sebagai pameran otomotif terbesar dan terlengkap yang pernah diselenggarakan oleh Gaikindo.

    “Keberagaman dan keikutsertaan merek-merek ternama dunia menunjukkan kuatnya posisi GIIAS dalam peta otomotif nasional dan internasional,” tutur Rizwan Alamsjah selaku Ketua Penyelenggara Pameran Gaikindo.

    Memanfaatkan seluruh area ICE BSD City, GIIAS 2025 akan mengisi total 11 hall utama, yang masing-masing akan menampilkan oleh para peserta dari berbagai segmen industri otomotif. Berikut adalah distribusi penyebaran merek peserta GIIAS 2025:

    • Hall 1 hingga 3A
    – Kendaraan Komersial: Hino, Isuzu, Mitsubishi Fuso, UD Trucks
    – Kendaraan Penumpang: Aion, Aletra, Audi, Citroën, DFSK, GWM, Hyundai, Jaecoo, Jeep, Jetour, KIA, Maxus, Mercedes-Benz, Nissan, Seres, Subaru, VinFast, Volkswagen, Volvo dan Xpeng.

    • Convention Hall: BMW, Ford, Geely, MINI dan Polytron
    • Hall 5 hingga 10: BAIC, BYD, Chery, Daihatsu, Denza, Honda, Lexus, Mazda, MG, Mitsubishi Motors, Suzuki, Toyota dan Wuling.
    • Hall 11: Adiputro, Laksana, New Armada dan Tentrem serta ratusan merek industri pendukung otomotif.

    Lebih lanjut, Rizwan menyampaikan bahwa GIIAS bukan sekadar pameran otomotif, tetapi juga menjadi ajang penting bagi para merek untuk menampilkan inovasi mereka.

    “Teknologi dan produk otomotif terkini selalu mewarnai setiap penyelenggaraan GIIAS, tidak terkecuali juga ditahun ini, informasinya tahun ini hampir seluruh peserta akan memperkenalkan teknologi dan kendaraan terbarunya di GIIAS 2025,” tukas dia.

    (lua/riar)

  • Perang Harga Otomotif di China Memanas

    Perang Harga Otomotif di China Memanas

    Jakarta, Beritasatu.com – Dua raksasa otomotif, BYD dan Great Wall Motor saling sindir secara terbuka, menandakan ketegangan dalam perang harga mobil di China meningkat pada Jumat (30/5/2025).

    Bentrokan ini terjadi di tengah kekhawatiran yang terus meningkat tentang dampak perang diskon terhadap kesehatan finansial industri otomotif China.

    Konflik dipicu oleh pernyataan CEO Great Wall Motor, Wei Jianjun, yang menyebut bahwa kondisi industri otomotif China saat ini tidak sehat.

    Dalam komentarnya, Wei bahkan membandingkan situasi sektor otomotif dengan Evergrande, raksasa properti China yang kolaps akibat krisis utang, meskipun dia tidak menyebutkan nama perusahaan tertentu.

    Pernyataan ini langsung mendapat tanggapan keras dari  Manajer Umum Komunikasi dan Branding BYD, Li Yunfei. Dalam unggahan panjang di platform Weibo, Li membantah adanya krisis serupa di BYD, dan menyatakan bahwa rasio utang terhadap aset BYD yang mencapai 70% adalah akibat dari ekspansi cepat perusahaan dalam beberapa tahun terakhir.

    Li juga membandingkan utang BYD yang kini melebihi 580 miliar yuan dengan perusahaan besar lain, seperti Ford, Boeing, dan Toyota, sambil menegaskan bahwa tidak ada yang salah dengan kondisi keuangan BYD.

    Ia menilai spekulasi online yang menyebut bahwa komentar Wei merujuk pada BYD sebagai sesuatu yang “membingungkan” dan tanpa dasar.

    Sebagai langkah lanjutan, BYD telah menyerahkan bukti kepada otoritas China untuk menindak pengguna internet yang menyebarkan rumor tersebut, dan berniat mengambil jalur hukum.

    Sementara itu, Great Wall Motor belum memberikan komentar resmi atas reaksi BYD. Namun, dukungan terhadap pandangan Wei datang dari petinggi perusahaan lain.

    CEO produsen mobil milik negara Changan, Zhu Huarongmengatakan dalam rapat pemegang saham bahwa komentar Wei adalah peringatan penting bagi industri otomotif China agar lebih sadar terhadap potensi risiko jangka panjang dari perang harga.

    Harga saham sejumlah produsen mobil besar, termasuk BYD, Nio, dan XPeng, anjlok sepanjang pekan ini karena kekhawatiran investor atas dampak lanjutan dari strategi potong harga besar-besaran.

    Beberapa produsen bahkan mengikuti langkah BYD dengan kembali menawarkan insentif mobil listrik dalam upaya merebut pangsa pasar.

    Ketegangan antara BYD dan Great Wall Motor sebenarnya bukan hal baru. Pada tahun 2023, Great Wall sempat melaporkan dua model hibrida BYD ke regulator karena dugaan tidak memenuhi standar emisi.

    Sementara itu, pada akhir tahun yang sama, pernyataan BYD yang menyerukan persatuan industri otomotif China dan ajakan untuk “menghancurkan legenda lama” pasar global juga sempat memicu ketegangan dan kritik dari Great Wall.

    Persaingan sengit dalam industri otomotif China kini tidak hanya memunculkan gesekan pasar, tetapi juga menimbulkan konflik terbuka antarperusahaan.

    Meski diskon besar menarik konsumen, tekanan terhadap margin keuntungan dan stabilitas jangka panjang membuat para pelaku industri otomotif di China mulai mempertanyakan keberlanjutan strategi ini. – Dua raksasa otomotif, BYD dan Great Wall Motor saling sindir secara terbuka, menandakan ketegangan dalam perang harga mobil di China meningkat pada Jumat (30/5/2025).

    Bentrokan ini terjadi di tengah kekhawatiran yang terus meningkat tentang dampak perang diskon terhadap kesehatan finansial industri otomotif China.

    Konflik dipicu oleh pernyataan CEO Great Wall Motor, Wei Jianjun, yang menyebut bahwa kondisi industri otomotif China saat ini tidak sehat.

    Dalam komentarnya, Wei bahkan membandingkan situasi sektor otomotif dengan Evergrande, raksasa properti China yang kolaps akibat krisis utang, meskipun dia tidak menyebutkan nama perusahaan tertentu.

    Pernyataan ini langsung mendapat tanggapan keras dari  Manajer Umum Komunikasi dan Branding BYD, Li Yunfei. Dalam unggahan panjang di platform Weibo, Li membantah adanya krisis serupa di BYD, dan menyatakan bahwa rasio utang terhadap aset BYD yang mencapai 70% adalah akibat dari ekspansi cepat perusahaan dalam beberapa tahun terakhir.

    Li juga membandingkan utang BYD yang kini melebihi 580 miliar yuan dengan perusahaan besar lain, seperti Ford, Boeing, dan Toyota, sambil menegaskan bahwa tidak ada yang salah dengan kondisi keuangan BYD.

    Ia menilai spekulasi online yang menyebut bahwa komentar Wei merujuk pada BYD sebagai sesuatu yang “membingungkan” dan tanpa dasar.

    Sebagai langkah lanjutan, BYD telah menyerahkan bukti kepada otoritas China untuk menindak pengguna internet yang menyebarkan rumor tersebut, dan berniat mengambil jalur hukum.

    Sementara itu, Great Wall Motor belum memberikan komentar resmi atas reaksi BYD. Namun, dukungan terhadap pandangan Wei datang dari petinggi perusahaan lain.

    CEO produsen mobil milik negara Changan, Zhu Huarongmengatakan dalam rapat pemegang saham bahwa komentar Wei adalah peringatan penting bagi industri otomotif China agar lebih sadar terhadap potensi risiko jangka panjang dari perang harga.

    Harga saham sejumlah produsen mobil besar, termasuk BYD, Nio, dan XPeng, anjlok sepanjang pekan ini karena kekhawatiran investor atas dampak lanjutan dari strategi potong harga besar-besaran.

    Beberapa produsen bahkan mengikuti langkah BYD dengan kembali menawarkan insentif mobil listrik dalam upaya merebut pangsa pasar.

    Ketegangan antara BYD dan Great Wall Motor sebenarnya bukan hal baru. Pada tahun 2023, Great Wall sempat melaporkan dua model hibrida BYD ke regulator karena dugaan tidak memenuhi standar emisi.

    Sementara itu, pada akhir tahun yang sama, pernyataan BYD yang menyerukan persatuan industri otomotif China dan ajakan untuk “menghancurkan legenda lama” pasar global juga sempat memicu ketegangan dan kritik dari Great Wall.

    Persaingan sengit dalam industri otomotif China kini tidak hanya memunculkan gesekan pasar, tetapi juga menimbulkan konflik terbuka antarperusahaan.

    Meski diskon besar menarik konsumen, tekanan terhadap margin keuntungan dan stabilitas jangka panjang membuat para pelaku industri otomotif di China mulai mempertanyakan keberlanjutan strategi ini.

  • Timeline Kebijakan Tarif Trump, dari Perang Lawan China Sampai Pemblokiran

    Timeline Kebijakan Tarif Trump, dari Perang Lawan China Sampai Pemblokiran

    Bisnis.com, JAKARTA – Keputusan tarif Presiden AS Donald Trump sejak dia menjabat pada 20 Januari telah mengejutkan pasar keuangan dan menimbulkan gelombang ketidakpastian dalam ekonomi global. 

    Teranyar, Pengadilan banding federal memberlakukan kembali kebijakan tarif impor yang ditetapkan Trump. Pemberlakuan itu terjadi sehari setelah pengadilan perdagangan internasional memutuskan Trump telah melampaui kewenangannya dalam mengenakan bea masuk dan telah memerintahkan pemblokiran segera terhadap bea masuk tersebut. 

    Melansir Reuters pada Sabtu (31/5/2025), Perintah dari Pengadilan Banding Amerika Serikat untuk Sirkuit Federal di Washington tidak memberikan pendapat atau alasan pemberlakuan tarif itu. 

    Berikut ini adalah kronologi perkembangan kebijakan tarif Trump sejak dia kembali menjabat sebagai Presiden AS:

    1 Februari – Trump mengenakan tarif sebesar 25% pada barang impor Meksiko dan sebagian besar Kanada dan 10% pada barang-barang dari China, menuntut mereka untuk mengekang aliran fentanil dan imigran ilegal ke Amerika Serikat.

    3 Februari – Trump menangguhkan ancaman tarifnya terhadap Meksiko dan Kanada, menyetujui jeda selama 30 hari sebagai imbalan atas konsesi pada penegakan hukum perbatasan dan kejahatan. AS tidak mencapai kesepakatan seperti itu dengan China.

    7 Februari – Trump menunda tarif pada paket de minimis yang menyasar paket bernilai murah dari China hingga Departemen Perdagangan dapat mengonfirmasi bahwa prosedur dan sistem telah tersedia untuk memprosesnya dan mengumpulkan pendapatan tarif.

    10 Februari – Trump menaikkan tarif pada baja dan aluminium menjadi 25% tetap tanpa pengecualian atau pembebasan.

    3 Maret – Trump mengatakan tarif 25% pada barang-barang dari Meksiko dan Kanada akan berlaku mulai 4 Maret dan menggandakan tarif terkait fentanil pada semua impor China menjadi 20%.

    5 Maret – Presiden setuju untuk menunda tarif selama satu bulan untuk beberapa kendaraan yang dibuat di Kanada dan Meksiko setelah menelepon CEO General Motors dan Ford dan ketua Stellantis.

    6 Maret – Trump membebaskan barang dari Kanada dan Meksiko berdasarkan pakta perdagangan Amerika Utara selama sebulan dari tarif 25%.

    26 Maret – Trump mengumumkan tarif 25% untuk mobil dan truk ringan impor.

    2 April – Trump mengumumkan tarif global dengan dasar 10% untuk semua impor dan bea masuk yang jauh lebih tinggi untuk beberapa mitra dagang terbesar AS.

    9 April – Trump menunda selama 90 hari sebagian besar tarif khusus negara yang berlaku kurang dari 24 jam sebelumnya menyusul pergolakan di pasar keuangan yang menghapus triliunan dolar dari bursa di seluruh dunia. Bea masuk menyeluruh sebesar 10% pada hampir semua impor AS tetap berlaku.

    Trump mengatakan akan menaikkan tarif impor dari China menjadi 125% dari level 104% yang berlaku sehari sebelumnya. Hal ini mendorong bea masuk tambahan untuk barang-barang China menjadi 145%, termasuk tarif terkait fentanil yang diberlakukan sebelumnya.

    13 April – Pemerintah AS memberikan pengecualian dari tarif tinggi untuk telepon pintar, komputer, dan beberapa barang elektronik lainnya yang sebagian besar diimpor dari China.

    22 April – Pemerintah Trump meluncurkan penyelidikan keamanan nasional berdasarkan Bagian 232 Undang-Undang Perdagangan tahun 1962 terhadap impor farmasi dan semikonduktor sebagai bagian dari upaya untuk mengenakan tarif pada kedua sektor tersebut.

    4 Mei – Trump mengenakan tarif 100% untuk semua film yang diproduksi di luar AS.

    9 Mei – Trump dan Perdana Menteri Inggris Keir Starmer mengumumkan perjanjian perdagangan bilateral terbatas yang tetap memberlakukan tarif 10% untuk ekspor Inggris, memperluas akses pertanian untuk kedua negara, dan menurunkan bea masuk AS yang mahal untuk ekspor mobil Inggris.

    12 Mei – AS dan China sepakat untuk memangkas sementara tarif timbal balik. Berdasarkan gencatan senjata 90 hari, AS akan memangkas tarif tambahan yang dikenakannya pada impor China menjadi 30% dari 145%, sementara bea masuk China atas impor AS akan dipangkas menjadi 10% dari 125%.

    13 Mei – AS memangkas tarif “de minimis” bernilai rendah pada pengiriman China, mengurangi bea masuk untuk barang senilai hingga $800 menjadi 54% dari 120%.

    23 Mei – Trump mengatakan ia merekomendasikan tarif langsung 50% atas barang-barang dari Uni Eropa mulai 1 Juni. Dia juga memperingatkan Apple bahwa mereka akan menghadapi tarif 25% jika ponsel yang dijualnya di AS diproduksi di luar negeri.

    25 Mei – Trump menarik kembali ancamannya untuk mengenakan tarif 50% pada impor dari UE, dan setuju untuk memperpanjang batas waktu perundingan antara AS dan blok tersebut hingga 9 Juli.

    28 Mei – Pengadilan perdagangan AS memblokir tarif Trump agar tidak berlaku dalam putusan yang menyatakan bahwa presiden telah melampaui kewenangannya dengan mengenakan bea masuk menyeluruh pada impor dari mitra dagang AS. Pemerintahan Presiden AS Donald Trump mengatakan akan mengajukan banding atas putusan tersebut.

    29 Mei – Pengadilan banding federal untuk sementara memberlakukan kembali tarif Trump yang paling luas, dengan mengatakan bahwa pengadilan menghentikan sementara putusan pengadilan yang lebih rendah untuk mempertimbangkan banding pemerintah.

    Pengadilan banding juga memerintahkan penggugat dalam kasus tersebut untuk menanggapi paling lambat 5 Juni dan pemerintah paling lambat 9 Juni.

  • Jetour T1 Lahir Tantang Ford Everest!

    Jetour T1 Lahir Tantang Ford Everest!

    Jakarta

    Produsen mobil asal China, Jetour akhirnya memperkenalkan SUV Urban Off-road mereka Jetour T1, di Panama, Amerika Tengah. Mobil yang mampu melahap segala medan ini, bakal menjadi penantang Ford Everest di benua Amerika.

    Dalam siaran resmi yang diterima detikOto, Jetour memperkuat perluasan jaringannya di kawasan Amerika Latin dengan memperkenalkan Jetour T1. Jetour T1 merupakan SUV off-road urban lite yang inovatif yang hadir untuk mendefinisikan ulang keserbagunaan kendaraan bagi pengemudi modern.

    Selanjutnya dikatakan Jetour T1 dirancang sebagai mobil modern yang memberikan kenyamanan di perkotaan sekaligus ketangguhan untuk medan off-road. Sesuai dengan strategi khas Jetour yakni Travel+,, JETOUR T1 bermaksud menciptakan gaya hidup yang mewujudkan perpaduan inovatif antara perjalanan, budaya, dan kemajuan teknologi.

    “Sebagai salah satu pasar terpenting Jetour di Amerika Tengah dan Selatan, peluncuran Jetour T1 di Panama bertujuan untuk memperkuat komitmen kami di kawasan ini. Kami juga melakukan investasi komprehensif di Panama yang mencakup dukungan teknis, inovasi R&D, dan perluasan jaringan showroom. Semua ini dilakukan agar posisi di pasar lokal semakin kokoh dan memberikan kami kesempatan untuk menawarkan produk yang dirancang khusus untuk kebutuhan konsumen Panama,” ujar President of JETOUR International, Ke Chuandeng.

    Keyakinan Jetour kepada Jetour T1 tidak main-main, Jetour T1 diklaim siap menentukan tren, berkat estetika desain yang kokoh dan baru memadukan ketangguhan bentuk kotak dengan keanggunan SUV klasik, memperhalus sudut tajam dengan garis-garis yang mengalir untuk menciptakan desain yang khas dan seimbang.

    Di balik tampilannya yang menawan, Jetour T1 ditenagai oleh mesin turbocharged 2.0 liter yang tangguh yang dipasangkan dengan transmisi otomatis delapan kecepatan, menghadirkan performa andal di berbagai medan. Kendaraan ini menawarkan tujuh mode berkendara yang dapat dipilih, termasuk mode yang sangat cocok untuk medan jalan pegunungan Panama yang unik meningkatkan kemampuan adaptasinya dalam berbagai kondisi berkendara. Integrasi mulus antara teknologi cerdas dan kemampuan off-road ini memposisikan Jetour T1 sebagai yang menonjol di segmen SUV off-road ringan.

    Untuk lebih jauh menunjukkan kemampuannya, JETOUR meluncurkan Pan-American Highway Tour. Tantangan ketahanan lintas benua ini akan membawa Jetour T1 melintasi berbagai medan, sekaligus kemampuan beradaptasinya di kondisi perjalanan sesungguhnya. Inisiatif penting ini tidak hanya menyatukan semua pasar lokal tetapi juga memperkuat strategi merek “Travel+” Jetour.

    Jetour T1 yang diluncurkan di Panama menjadi pencapaian signifikan bagi perluasan Jetour secara global. Dengan menargetkan Amerika Tengah dan Selatan, Jetour bertujuan untuk memenuhi permintaan yang terus meningkat di kawasan Amerika Latin akan kendaraan berkualitas tinggi dan berteknologi canggih. Jetour optimis terhadap potensi pertumbuhan yang besar bagi T1 di seluruh wilayah Amerika Tengah dan Selatan di masa mendatang.

    (lth/din)

  • Perang Tarif Bikin Pengusaha Amerika Rugi Lebih dari Rp 500 T

    Perang Tarif Bikin Pengusaha Amerika Rugi Lebih dari Rp 500 T

    Jakarta, CNBC Indonesia – Sebanyak 32 perusahaan Amerika Serikat (AS) melaporkan kerugian hingga US$ 34 miliar setara Rp 553,99 triliun (asumsi kurs Rp 16.294 per US$) secara akumulasi dalam bentuk penjualan yang hilang dan biaya yang lebih tinggi.

    Kerugian itu dinilai akan terus meningkat seiring dengan ketidakpastian yang berkelanjutan terhadap tarif baru AS yang juga menyulitkan keputusan perusahaan-perusahaan besar AS.

    Melansir Reuters, Jumat (30/5/2025) para ekonom mengatakan perusahaan kemungkinan harus menanggung biaya berkali-kali lipat dari yang telah diperhitungkan selama ini.

    Misalnya, perusahaan termasuk Apple, Ford, Porsche, dan Sony telah menarik atau memangkas perkiraan laba mereka, dan perusahaan tersebut mengatakan sifat kebijakan perdagangan Trump yang tidak menentu telah membuat mustahil untuk memperkirakan biaya secara akurat.

    “Anda dapat melipatgandakan atau melipat-tigakan penghitungan Anda dan kami tetap akan mengatakan … besarnya pasti jauh lebih besar daripada yang disadari kebanyakan orang,” kata Jeffrey Sonnenfeld, profesor di Sekolah Manajemen Yale, dilansir Reuters, dikutip Jumat (30/5/2025).

    Lebih buruk lagi, Sonnenfeld menilai dampak dari perang tarif tersebut berpotensi melemahnya pengeluaran dari sisi konsumen dan bisnis hingga ekspektasi inflasi yang lebih tinggi.

    Kondisi ini, para ahli strategi menilai perusahaan akan berupaya memperkuat rantai pasokan, memindahkan produksi ke negara yang lebih menguntungkan, dan memprioritaskan pasar baru yang pada akhirnya juga akan menaikkan biaya.

    Sedangkan, Presiden AS Donald Trump menilai tarif baru yang ditetapkan tersebut akan memangkas defisit perdagangan AS dan mendorong perusahaan untuk memindahkan operasi ke AS. Tarif juga akan memaksa negara-negara termasuk Meksiko untuk menghentikan aliran imigran ilegal dan narkoba ke Negeri Paman Sam tersebut.

    “Pemerintah secara konsisten menyatakan bahwa Amerika Serikat … memiliki pengaruh untuk membuat mitra dagang kita pada akhirnya menanggung biaya tarif,” kata juru bicara Gedung Putih, Kush Desai.

    (hoi/hoi)

  • Banding Diterima, Tarif Trump Tetap Berlaku

    Banding Diterima, Tarif Trump Tetap Berlaku

    Jakarta

    Pengadilan banding federal pada Kamis (29/05) mengizinkan Presiden Trump untuk sementara waktu melanjutkan penerapan tarif berdasarkan Undang-Undang Kekuasaan Darurat. Pengadilan mengizinkan kebijakan itu berlaku sembari pemerintahan Trump mengajukan banding atas putusan yang membatalkan sebagian besar kebijakan ekonomi kontroversialnya tersebut.

    Pengadilan Banding untuk Wilayah Federal mengabulkan permintaan darurat dari pemerintahan Trump yang beralasan penghentian kebijakan tersebut dapat berdampak serius terhadap “keamanan nasional negara.”

    Putusan ini menangguhkan keputusan sebelumnya dari Pengadilan Perdagangan Internasional AS yang keluar sehari sebelumnya.

    Menangguhkan putusan pengadilan sebelumnya

    Pada Rabu (28/05), Pengadilan Perdagangan Internasional menyatakan bahwa Trump telah melampaui wewenangnya dalam menggunakan Undang-Undang Kekuatan Ekonomi Darurat Internasional (IEEPA) untuk menetapkan tarif terhadap sebagian besar mitra dagang Amerika Serikat.

    Dalam keputusan mengejutkan itu, tiga hakim menyatakan bahwa menurut Konstitusi AS, wewenang menetapkan tarif berada di tangan Kongres, bukan presiden. Mereka menilai Trump menyalahgunakan IEEPA, yang seharusnya digunakan untuk merespons ancaman darurat nasional, untuk kepentingan politik dagang.

    “Putusan dari Pengadilan Perdagangan Internasional sangat keliru dan politis! Semoga Mahkamah Agung membatalkan keputusan yang mengancam negara ini, DENGAN CEPAT dan TEGAS,” tulis Trump lewat media sosialnya.

    Usaha kecil terdampak, sempat ajukan gugatan kebijakan tarif

    Di luar putusan besar dari pengadilan dagang tersebut, seorang hakim federal lainnya, Rudolph Contreras, juga memutuskan bahwa Trump telah melampaui wewenangnya saat memberlakukan tarif terhadap dua perusahaan mainan edukatif asal Illinois. Menurut AP, kedua perusahaan mengklaim harus menaikkan harga hingga 70% agar bisa bertahan.

    Namun dengan keputusan pengadilan banding terbaru, tarif akan tetap diberlakukan sembari proses hukum berlanjut. Secara agenda, tanggapan dari penggugat dijadwalkan paling lambat 5 Juni 2025, sementara pemerintah akan menyampaikan balasannya pada 9 Juni 2025.

    Bagaimana negara-negara merespons?

    Keputusan pengadilan ini disambut dengan hati-hati oleh berbagai negara. Pemerintah Inggris menyatakan bahwa ini adalah “urusan dalam negeri AS” dan memilih menunggu hingga proses hukum selesai. Jerman dan Komisi Eropa juga belum memberi komentar.

    Namun, Perdana Menteri Kanada Mark Carney sempat merespons. “Ini sesuai dengan posisi lama Kanada bahwa tarif Trump tidak sah,” ujarnya kepada AFP.

    Sementara itu, Menteri Keuangan AS Scott Bessent menyatakan bahwa proses hukum belum mempengaruhi jadwal negosiasi dagang. “Mitra dagang kami datang dengan itikad baik,” katanya kepada Fox News.

    Memperpanjang ketidakpastian ekonomi

    Ketidakpastian hukum ini juga memicu reaksi hati-hati di pasar keuangan. Meskipun saham naik pada Kamis (29/05), investor masih menahan diri akibat potensi proses hukum yang panjang.

    “Tarif saat ini tetap sekitar 15 persen,” tulis Oxford Research dalam laporan yang dikutip Reuters, “jauh di atas rata-rata 2–3 persen sebelum Trump kembali menjabat.” Biaya tambahan ini berdampak pada berbagai sektor, dari otomotif hingga barang konsumsi.

    Beberapa perusahaan besar seperti General Motors dan Ford bahkan membatalkan proyeksi bisnis mereka. Sementara perusahaan multinasional seperti Honda dan Campari mempertimbangkan relokasi operasional guna menghindari beban tarif yang terus berlanjut.

    Proses hukum ini “menambah ketidakpastian terhadap arah kebijakan perdagangan AS ke depan,” terutama karena proses banding masih berlangsung, ujar kepala ekonom EY, Gregory Daco, dikutip dari AFP.

    “Perkembangan hukum ini memperbesar ketidakpastian jangka panjang bagi bisnis yang bergantung pada rantai pasok lintas negara,” tambahnya.

    (Sumber: Reuters, AP, AFP)

    Artikel ini diadaptasi dari bahasa Inggris

    Diadaptasi oleh Tezar Aditya

    Editor: Rahka Susanto

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • 7 Warga Indonesia yang Penemuannya Sukses Mengubah Dunia

    7 Warga Indonesia yang Penemuannya Sukses Mengubah Dunia

    Daftar Isi

    Jakarta, CNBC Indonesia – Diam-diam Indonesia memiliki banyak ilmuwan yang penemuannya telah diakui dunia. Tidak hanya itu, berapa temuan tersebut di antaranya bahkan mendapatkan penghargaan dan diapresiasi dalam berbagai jurnal ilmiah.

    Temuan-temuan tersebut berasal dari berbagai bidang, mulai dari teknologi, kesehatan hingga infrastruktur. 

    Berikut adalah daftar tujuh orang Indonesia yang temuannya mengubah dunia:

    1. R.M Sedyatmo (penemu fondasi cakar ayam)

    Lulusan Institut Teknologi Bandung (ITB) tahun 1934 itu yang menemukan sistem arsitektur infrastruktur atau dikenal dengan fondasi cakar ayam. Landasan pacu Soekarno-Hatta merupakan salah satu yang menggunakan fondasi tersebut.

    2. Khoirul Anwar (penemu konsep dua FFT)

    Konsep dua Fast Fourier Transform (FFT) nantinya digunakan dalam 4G LTE dan menjadi standar International Telecoomunication Union (ITU) dan dipatenkan pada 2005. Khoirul merupakan lulusan NAIST (Nara Institute of Science and Technology) Jepang.

    Selain konsep FFT, dia juga punya sejumlah paten lain. Misalnya sistem deteksi ilegal transmitter yang berpotensi digunakan dalam teknologi 5G.

    3. Yogi Ahmad Erlangga (penemu rumus matematika dalam perminyakan)

    Yogi berhasil menyelesaikan persamaan Helmholtz menggunakan matematika numerik secara cepat (robust). Hasilnya digunakan untuk pemrosesan data seismik menjadi seratus kali lebih cepat.

    Metode yang digunakan itu dinilai lebih baik dan cepat dari yang digunakan perusahaan minyak. Dia juga berhasil menemukan rumus berbagai masalah perminyakan serta kemampuannya itu menarik perhatian perusahaan minyak dunia, Shell.

    4. Randall Hartolaksono (penemu bahan bakar anti-panas dan anti-api)

    Penemu lainnya adalah Randall yang merupakan lulusan Universitas of London. Dia menemukan bahan anti api dan anti panas dari kulit singkong. Pada akhirnya digunakan perusahaan otomotif dunia dan diakui oleh perusahaan seperti Petronas dan Ford.

    5. Muhammad Nurhuda (penemu kompor ramah lingkungan)

    Dosen Fakultas MIPA Universitas Brawijaya sukses menciptakan kompor ramah lingkungan. Nurhuda juga mengembangkan Rancang Bangun Pilot Plan Gasifikasi Sampah Menjadi Syngas untuk Alternatif Pembangkit Energi Listrik yang Ramah Lingkungan, menghasilkan limbah di bawah batas minimum yang telah ditetapkan WHO.

    6. Tjokorda Raka Sukawati (penemu sistem penyangga jalan layang)

    Tjokorda merupakan penemu konstruksi Sosrobahu atau Landasan Putar Bebas Hambatan (LPBH). Ini adalah sistem yang dapat memudahkan pembangunan jalan layanan tanpa mengganggu arus lalu lintas.

    Temuannya itu telah diaplikasikan oleh insinyur Amerika Serikat (AS) saat membangun jembatan di Seattle.

    7. Warsito P. Taruno (penemu alat terapi kanker)

    Ide awal penemuan Warsito itu adalah untuk membantu kakaknya yang mengidap kanker payudara stadium IV. Berikutnya dia menciptakan alat terapi kanker Electro-Capacitive Cancer Therapy (ECCT).

    (hsy/hsy)

  • Ada Perubahan Pola Aliran Senjata, India Pakai Senjata AS & Barat, Pakistan Pakai Senjata dari China – Halaman all

    Ada Perubahan Pola Aliran Senjata, India Pakai Senjata AS & Barat, Pakistan Pakai Senjata dari China – Halaman all

    Perbandingan India vs Pakistan Sama dengan Perbandingan AS vs China dalam Hal Penjualan Senjata

    TRIBUNNEWS.COM- Meningkatnya dukungan militer Barat terhadap India, dan dukungan Cina terhadap Pakistan, menandakan adanya pergeseran dalam keberpihakan global — dan titik api potensial lainnya bagi ketegangan internasional.

    Terakhir kali India dan Pakistan berhadapan dalam konfrontasi militer, pada tahun 2019, pejabat AS mendeteksi cukup banyak pergerakan dalam persenjataan nuklir kedua negara sehingga mereka merasa khawatir. 

    Menteri Luar Negeri Mike Pompeo terbangun di tengah malam. Ia menelepon “untuk meyakinkan masing-masing pihak bahwa pihak lain tidak sedang mempersiapkan perang nuklir,” tulisnya dalam memoarnya.

    Bentrokan itu dengan cepat mereda setelah pertikaian awal. 

    Namun enam tahun kemudian, kedua negara Asia Selatan yang bermusuhan itu kembali terlibat dalam konflik militer setelah serangan mematikan terhadap wisatawan di Kashmir yang dikuasai India. 

     

     

     

     

     

     

    Dan kali ini ada unsur ketidakpastian baru karena aliansi militer terpenting di kawasan itu telah dibentuk ulang.

    Perubahan pola dalam aliran senjata menggambarkan penyelarasan baru di sudut Asia yang sangat tidak stabil ini, di mana tiga kekuatan nuklir — India, Pakistan, dan Cina — berdiri dalam jarak yang tidak nyaman.

    India, negara yang secara tradisional tidak memihak dan telah menyingkirkan sejarah keraguannya terhadap Amerika Serikat, telah membeli peralatan senilai miliaran dolar dari Amerika Serikat dan pemasok Barat lainnya. 
    Pada saat yang sama, India telah secara drastis mengurangi pembelian senjata berbiaya rendah dari Rusia, sekutunya di era Perang Dingin.

    Pakistan, yang relevansinya dengan Amerika Serikat telah memudar sejak berakhirnya perang di Afghanistan, tidak lagi membeli peralatan Amerika yang dulu didorong oleh Amerika Serikat untuk dibeli. 

    Pakistan kemudian beralih ke China untuk sebagian besar pembelian militernya.

    Hubungan-hubungan ini telah menyuntikkan politik negara adidaya ke dalam konflik terpanjang dan paling sulit diatasi di Asia Selatan.

    Amerika Serikat telah menjadikan India sebagai mitra dalam melawan China, sementara Beijing telah memperdalam investasinya dalam advokasi dan perlindungannya terhadap Pakistan seiring dengan semakin dekatnya India dengan Amerika Serikat.

    Pada saat yang sama, hubungan antara India dan Cina telah memburuk dalam beberapa tahun terakhir karena klaim teritorial yang saling bersaing, dengan bentrokan yang terjadi antara kedua militer pada waktu-waktu tertentu. 

    Dan hubungan antara dua kekuatan terbesar dunia, Amerika Serikat dan Cina, telah mencapai titik terendah karena Presiden Trump telah melancarkan perang dagang terhadap Beijing.

    Campuran yang mudah meledak ini menunjukkan betapa rumit dan berantakannya aliansi seiring dengan retaknya tatanan global pasca-Perang Dunia II. 

    Ketidakstabilan ini diperparah oleh sejarah Asia Selatan yang sering terjadi konfrontasi militer, dengan angkatan bersenjata di kedua belah pihak yang rentan melakukan kesalahan, sehingga meningkatkan risiko eskalasi yang bisa menjadi tidak terkendali.

    “AS sekarang menjadi pusat kepentingan keamanan India, sementara China semakin memainkan peran yang sebanding di Pakistan,” kata Ashley Tellis, mantan diplomat yang merupakan peneliti senior di Carnegie Endowment for International Peace.

    Ketika India mengambil tindakan militer terhadap Pakistan, Amerika Serikat telah berada di pihaknya dengan lebih kuat daripada sebelumnya dalam beberapa tahun terakhir.

    Perdana Menteri India Narendra Modi berbicara dengan Tn. Trump dan Wakil Presiden JD Vance pada hari-hari awal setelah serangan teroris pada tanggal 22 April di Kashmir. 

    Dukungan kuat yang disuarakan oleh pejabat pemerintahan Trump dipandang oleh banyak pejabat di New Delhi sebagai lampu hijau bagi rencana India untuk membalas Pakistan, meskipun pejabat AS mendesak agar menahan diri.

    Indikasi perubahan dinamika tersebut adalah ketidakhadiran Presiden Vladimir V. Putin dari Rusia saat Tn. Modi menerima telepon dari lebih dari selusin pemimpin dunia beberapa hari setelah serangan. 

    Menteri luar negeri Rusia berbicara dengan mitranya dari India seminggu setelah serangan, dan Tn. Modi dan Tn. Putin akhirnya berbicara minggu ini, kata para pejabat.

    Sementara itu, Tiongkok telah memimpin dukungan publik bagi Pakistan, dengan menggambarkannya sebagai “sahabat karib dan mitra kerja sama strategis dalam kondisi apa pun.”

    Tren ini semakin dapat tercermin dalam konflik militer.

    “Jika Anda memikirkan seperti apa konflik masa depan antara India dan Pakistan, konflik itu akan semakin terlihat seperti India yang berperang dengan platform AS dan Eropa dan Pakistan yang berperang dengan platform China,” kata Lyndsey Ford, mantan pejabat senior pertahanan AS yang saat ini menjadi peneliti senior di Observer Research Foundation America. “Mitra keamanan dekat kedua negara telah berkembang secara signifikan dalam dekade terakhir.”

    Hingga beberapa tahun terakhir, perhitungan Perang Dingin telah membentuk aliansi di Asia Selatan.

    India, meskipun memainkan peran utama dalam gerakan nonblok, semakin dekat dengan Uni Soviet. Senjata dan amunisi dari Moskow mencakup hampir dua pertiga peralatan militer India.

    Di sisi lain, Pakistan bersekutu erat dengan Amerika Serikat, menjadi mitra garis depan dalam membantu mengalahkan Soviet di Afghanistan. 

    Pada tahun 1980-an, militer Pakistan memanfaatkan hubungan itu untuk memperkuat persenjataannya, termasuk memperoleh puluhan pesawat tempur F-16 yang didambakan, yang membantu mengikis dominasi udara yang dinikmati India.

    Setelah Perang Dingin, kedua negara menghadapi sanksi Amerika karena menguji senjata nuklir pada tahun 1990-an. Selama lebih dari satu dekade, Pakistan ditolak pengiriman puluhan F-16 yang telah dibayarnya.

    Namun, nasib negara itu berubah lagi setelah serangan 11 September 2001 di New York dan Pentagon, karena sekali lagi menjadi mitra garis depan Amerika Serikat, kali ini dalam perang melawan terorisme.

    Bahkan ketika Pakistan dituduh melakukan permainan ganda, melindungi para pemimpin Taliban di wilayahnya sambil membantu kehadiran militer Amerika di Afghanistan, militer AS menggelontorkan puluhan miliar dolar dalam bentuk bantuan militer. Amerika Serikat menjadi pemasok senjata utama Pakistan, sementara China tetap berada di posisi kedua.

    Ketika pentingnya Pakistan bagi Amerika Serikat telah menurun, Pakistan kemudian beralih ke China, yang telah lama menawarkan pelukan terbuka.

    Beijing, yang hanya menjadi sumber 38 persen senjata Pakistan pada pertengahan tahun 2000-an, telah menyediakan sekitar 80 persen selama empat tahun terakhir, menurut Institut Penelitian Perdamaian Internasional Stockholm, yang mempelajari secara dekat aliran senjata global.

    Pada saat yang sama, India telah memangkas ketergantungannya pada senjata Rusia hingga lebih dari setengahnya. 

    Antara tahun 2006 dan 2010, sekitar 80 persen senjata utama India berasal dari Rusia. 

    Selama empat tahun terakhir, angka tersebut telah turun menjadi sekitar 38 persen, dengan lebih dari setengah impor India berasal dari Amerika Serikat dan sekutu seperti Prancis dan Israel.

    Satu-satunya pengecualian untuk hubungan Pakistan dengan Amerika Serikat adalah program F-16. Pakistan telah memperluas persenjataan F-16-nya selama dua dekade terakhir, dan pemerintahan Biden mendorong kontrak senilai hampir $400 juta untuk layanan dan pemeliharaan jet tempur tersebut.

    Pada tahun 2019, Pakistan menggunakan F-16 untuk menjatuhkan jet India buatan Rusia. 

    New Delhi memprotes bahwa tindakan tersebut merupakan pelanggaran perjanjian penjualan AS dengan Pakistan, dengan alasan bahwa perjanjian tersebut hanya mengizinkan misi kontraterorisme.

    Beberapa pejabat Amerika tampaknya mencoba menenangkan India dengan mengatakan bahwa mereka telah menegur Pakistan. 

    Namun, kabel diplomatik AS telah lama menjelaskan bahwa mereka mengetahui niat Pakistan dalam membangun angkatan udaranya: untuk penggunaan potensial dalam konflik dengan India.

    Bentrokan tahun 2019 — di mana salah satu helikopter milik India juga ditembak jatuh, menewaskan setengah lusin personel — mengungkap masalah militernya . 

    Pada tahun-tahun berikutnya, India telah menggelontorkan miliaran dolar untuk memodernisasi pasukannya. Saat India kini berhadapan dengan Pakistan, ancaman yang lebih besar, Tiongkok, tidak hanya mengawasi tetapi juga membantu musuhnya.

    Bagi banyak pejabat Amerika yang mengamati perkembangan tahun 2019 dengan saksama, kesalahan manusia memperjelas bagaimana situasi dapat meningkat di luar kendali.

    Para pejabat AS khawatir bahwa dengan hiper-nasionalisme di India dan Pakistan, di mana dua militer yang dipersenjatai dengan baik beroperasi di koridor udara yang sempit dan di tengah kecurigaan bersama, bahkan kesalahan terkecil atau pelampauan perintah dapat menyebabkan eskalasi bencana.

    “Krisis yang melibatkan serangan udara lintas batas dan pertempuran udara, seperti yang kita lihat pada tahun 2019, membawa risiko eskalasi yang signifikan,” kata Ibu Ford, mantan pejabat pertahanan AS. “Dan itu semakin bermasalah jika melibatkan dua negara tetangga yang bersenjata nuklir.”

     

     

    SUMBER: THE NEW YORK TIMES

  • APBD Tertinggi Kedua di Jatim, Penanggulangan Kemiskinan di Bojonegoro Rendah

    APBD Tertinggi Kedua di Jatim, Penanggulangan Kemiskinan di Bojonegoro Rendah

    Bojonegoro (beritajatim.com) – Meski memiliki Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) terbesar kedua di Jawa Timur, Pemerintah Kabupaten Bojonegoro dinilai belum optimal dalam menanggulangi kemiskinan. APBD Bojonegoro pada 2024 sebesar Rp8,2 triliun. Sementara, jumlah penduduk miskin di Bojonegoro mencapai 147,33 ribu jiwa sesuai yang tercatat dalam Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2024.

    Dalam pengelolaan APBD yang tinggi itu, jumlah penurunan angka kemiskinan masih minim. Pada tahun 2024, persentase penduduk miskin di Kabupaten Bojonegoro turun dari 12,18 persen pada Maret 2023 menjadi 11,69 persen pada Maret 2024. Secara jumlah, penduduk miskin berkurang sekitar 5.920 jiwa. Kondisi ini menempatkan Bojonegoro di posisi ke-11 dengan angka kemiskinan tertinggi dari 38 kabupaten/kota di Jawa Timur.

    Jika dibandingkan dengan Kabupaten Madiun, pada tahun 2024, kekuatan APBD Kabupaten Madiun yang hanya sebesar Rp2,1 Triliun, tetapi angka penurunan kemiskinan hampir sama dengan Kabupaten Bojonegoro. Profil kemiskinan yang dipublikasikan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Madiun, penurunan persentase penduduk miskin di Kabupaten Madiun, dari 11,04 persen pada Maret 2023 menjadi 10,63 persen pada Maret 2024.

    Merespons persoalan tersebut, Bojonegoro Institute (BI) menggelar forum kajian pembangunan daerah bertema “Membangun Kemitraan Multipihak Dalam Penanggulangan Kemiskinan dan Pembangunan Daerah Berkelanjutan”. Forum ini merupakan kolaborasi bersama Ford Foundation dan mendapat arahan dari Pusat Fasilitasi Kerjasama (Fasker) Kementerian Dalam Negeri RI.

    Direktur Bojonegoro Institute, Abdul Wahid Saiful Huda, mengatakan bahwa forum ini bertujuan untuk mendorong lahirnya model kemitraan multipihak (multi-stakeholder partnership/MSP), yang melibatkan pemerintah, masyarakat sipil, akademisi, CSO, dan sektor swasta. “Ini bukan hanya forum diskusi, tapi ruang aksi kolaboratif untuk mengurai persoalan kemiskinan dan ketimpangan di Bojonegoro,” ungkap pria yang akrab disapa AW, Selasa (6/5/2025).

    Ia menjelaskan, kantong-kantong kemiskinan di Bojonegoro sebagian besar berada di wilayah pedesaan yang mata pencahariannya berbasis sumber daya alam. Ketergantungan pada sektor ini menjadikan masyarakat sangat rentan terhadap krisis iklim, kerusakan lingkungan, hingga bencana alam. Untuk itu, dalam forum MPS ini bisa berdiskusi melihat dari banyak sudut pandang agar program pengurangan kemiskinan dari Pemkab Bojonegoro ini sesuai target.

    Sementara dari sisi kualitas pembangunan manusia, Bojonegoro masih berada di peringkat bawah. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) tahun 2024 tercatat sebesar 70,85 – menempati urutan ke-13 terendah di Jawa Timur. “Salah satu faktor struktural kemiskinan adalah pernikahan anak. Ironisnya, ini masih marak terjadi di kalangan keluarga kurang mampu, yang justru memperparah kemiskinan antar generasi,” tambahnya.

    Untuk itu, melalui forum ini, BI menargetkan lahirnya kesepahaman lintas sektor tentang penanganan pengaduan publik, serta terbentuknya model kemitraan multipihak yang konkret untuk penanggulangan kemiskinan dan pembangunan inklusif di desa-desa. “Kami juga berharap ada rekomendasi strategis dari para pihak untuk meningkatkan kualitas layanan publik dan mempercepat pengentasan kemiskinan,” pungkasnya.

    Sementara Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Kabupaten Bojonegoro, Heri Widodo, mengatakan Pemkab Bojonegoro membuka ruang selebar-lebarnya untuk kolaborasi dengan masyarakat dan organisasi sipil dalam menyusun arah pembangunan daerah. Sehingga, sebagai OPD yang berhubungan dengan publik bisa semaksimal mungkin sesuai dengan aspirasi dan pengaduan masyarakat.

    “Kami menerima masukan dari semua pihak, termasuk lewat forum-forum seperti ini. Pemkab juga sudah menggulirkan program ‘Sapa Bupati’ di pendapa dan desa-desa agar keluhan warga didengar langsung oleh Bupati,” jelasnya.

    Untuk diketahui dalam forum diskusi ini Bojonegoro Institute (BI) mengundang dari unsur pemerintah daerah, dari Dinas Sosial, Dinas Kominfo, dan Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Bojonegoro, organisasi masyarakat sipil (OMS), dan perguruan tinggi di Kabupaten Bojonegoro. [lus/beq]

  • Tarif Trump Jadi Senjata Makan Tuan, Raksasa Ini Jadi Korban Terbaru

    Tarif Trump Jadi Senjata Makan Tuan, Raksasa Ini Jadi Korban Terbaru

    Jakarta, CNBC Indonesia – Kebijakan tarif impor yang dicanangkan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump terus mendatangkan korban baru di Negeri Paman Sam. Terbaru, raksasa otomotif AS, Ford, menyatakan keluhannya soal bea masuk ini.

    Dalam pernyataan, Senin (5/5/2025), Ford menangguhkan panduan tahunannya karena ketidakpastian seputar tarif Presiden AS Donald Trump. Produsen otomotif itu juga mengatakan pungutan tersebut akan membebani perusahaan sekitar US$ 1,5 miliar (Rp 24 triliun) dalam laba yang disesuaikan sebelum bunga dan pajak.

    Laporan ini disampaikan Ford setelah penutupan sesi perdagangan saham AS. Tercatat, sahamnya turun sekitar 2,3% dalam perdagangan setelah jam kerja pada hari Senin.

    “Tarif tersebut diperkirakan juga akan menambah biaya sebesar US$ 2,5 miliar (Rp 41 triliun) secara keseluruhan untuk tahun ini, terutama terkait dengan biaya impor kendaraan dari Meksiko dan China,” kata eksekutif Ford dikutip Reuters.

    Produsen mobil itu juga disebut telah menangguhkan ekspor otomotif ke China, tetapi masih mengimpor kendaraan seperti Lincoln Nautilus dari negara tersebut. Eksekutif perusahaan mengatakan telah berhasil mengurangi sekitar US$ 1 miliar (Rp 16 triliun) dari biaya melalui berbagai tindakan, termasuk mengangkut kendaraan dari Meksiko ke Kanada sehingga kendaraan tersebut tidak dikenakan tarif AS.

    Pada bulan Februari, produsen mobil Dearborn, Michigan tersebut memproyeksikan laba sebelum bunga dan pajak sebesar US$ 7 miliar (Rp 115 triliun) hingga US$ 8,5 miliar (Rp 139 triliun) untuk tahun 2025. Perkiraan tersebut tidak memperhitungkan tarif.

    Kepala Keuangan Ford Sherry House, mengatakan bahwa perusahaan berada di jalur yang tepat untuk memenuhi panduan tersebut, tanpa memperhitungkan dampak tarif.

    Sementara para pesaing seperti General Motors memberikan panduan terbaru, para eksekutif Ford mengatakan bahwa mereka menangguhkan prospek perusahaan tersebut hingga mereka memiliki kejelasan lebih lanjut tentang dampak tarif pembalasan, serta bagaimana konsumen dapat bereaksi terhadap kenaikan harga.

    “Merupakan langkah yang berani bagi mereka untuk menarik panduan ketika GM memberikan panduan yang direvisi termasuk tarif, meskipun sejujurnya banyak hal yang sangat tidak pasti,” kata analis Morningstar Research, David Whiston.

    (tps/tps)