brand merek: Ducati

  • Cedera Dulu, Kalah dan Menang Lagi, Sensasinya Luar Biasa

    Cedera Dulu, Kalah dan Menang Lagi, Sensasinya Luar Biasa

    Jakarta

    Musim 2024 bikin Marc Marquez tersenyum lagi. Dia memilih pergi daripada tak kompetitif bersama Honda. Dulu saat berseragam Honda, kemenangan bagi Marquez biasa-biasa saja karena saking seringnya menang. Pasang surut karier Marquez dalam ajang balapan kelas wahid itu bikin dirinya tersadar.

    Wajar Marquez berpikir menang itu terasa biasa saja, pasalnya Marquez tampil impresif saat usianya masih muda.

    Marquez pernah jadi pebalap termuda yang memenangkan gelar juara dunia kelas MotoGP berturut-turut pada usia 21 tahun 237 hari di musim 2014. Rider kelahiran Lleida ini terus menorehkan rekor-rekor bersama Repsol Honda. Dia enam kali juara bersama Repsol Honda pada musim 2013, 2014, 2016, 2017, 2018, dan 2019.

    Lebih rinci, Marquez sudah 62 kali pole position, 95 kali naik podium, dan 56 kali menang balapan yang dilakukannya selama di kelas MotoGP dengan Repsol Honda.

    Repsol Honda pernah menjadi tim yang paling ditakutkan di MotoGP pada rentang 2012-2019. Pabrikan Jepang itu menjadi jawara kategori tim dan konstruktor 6 kali dalam 7 tahun.

    Marquez menjadi andalan Repsol Honda dalam periode tersebut. The Baby Alien mampu meraih 6 gelar juara dan terakhir kali melakukannya pada 2019.

    Namun sejak musim balap 2019, Marquez mulai diganggu oleh cedera. Cedera tulang humerus lengan kanan dan masalah penglihatan diplopia jadi mimpi buruk buat Marc Marquez. Musim 2022 dia harus absen panjang dari MotoGP.

    Belum berhenti di situ, rusuk dan beberapa jari kakinya juga patah pada musim 2023.

    Marquez lalu mengubah persepsi tentang kemenangan MotoGP. Pandangan ini diakui Marquez sebelum cedera menghantuinya.

    Marquez menyudahi puasa jadi juara MotoGP setelah 1.043 hari. Terakhir dilakukannya adalah pada MotoGP San Marino di tahun 2021.

    “Sensasinya luar biasa, saya sudah menunggu lama untuk itu. Pada tahun 2014, saya memenangkan sepuluh balapan berturut-turut, tapi sekarang? Hanya satu dalam dua tahun. Jadi nilai-nilai berubah. Sebelum kecelakaan saya (berpikir) menang adalah sesuatu yang normal, bukanlah hal istimewa,” kata Marquez dikutip dari Marca.

    “Menjadi peringkat kedua berarti kalah.”

    “Ini telah mengubah persepsi saya tentang olahraga dan balap,” tambahnya lagi.

    Keputusannya untuk pindah ke tim satelit bukan mencari gelar lagi. Marquez ingin membuktikan apakah dirinya sudah tidak kompetitif lagi. Pria asal Lleida ini menyebut sudah memasuki babak baru.

    “Rencana saya sudah dibuat. Ketika saya tiba di Gresini, saya punya rencana. Prioritasnya adalah memahami apakah saya bisa kompetitif lagi. Rencananya adalah mendapat kesempatan berada di tim pabrikan, tim terbaik dan motor terbaik. Itu adalah Ducati Lenovo,” kata Marquez.

    “Tapi saya perlu menunjukkan kecepatan, karena Anda layak mendapatkan nilai balapan terakhir Anda, bukan apa yang telah Anda capai di masa lalu,” katanya.

    Tahun depan Marquez akan membela tim pabrikan Ducati. Dia menjadi rekan setim Francesco Bagnaia. Musim 2025 belum dimulai, Marquez sudah menabuh genderang perang.

    “Saya ingin menang dan jika ingin menang harus memiliki motor yang tepat, agar mendapat peluang. Lalu, tentu saja harus punya nyali untuk melakukannya. Saya akan bertarung dengan rekan setim yang merupakan juara dunia dan telah membalap bersama Ducati selama enam tahun. Dia tahu semua rahasia sepeda motor,” tutupnya.

    (riar/rgr)

  • Stoner Favoritkan Marquez Jadi Juara MotoGP 2025

    Stoner Favoritkan Marquez Jadi Juara MotoGP 2025

    Jakarta

    Mantan pebalap MotoGP, Casey Stoner, memprediksi Marc Marquez akan menjuarai MotoGP 2025. Tahun depan, Marquez akan membela tim pabrikan Ducati Lenovo. Artinya, Marquez akan mendapatkan dukungan penuh dari pabrikan, termasuk motor Ducati Desmosedici terbaru.

    Tentunya bukan tanpa alasan Stoner mendukung pebalap asal Spanyol tersebut. Menurut Stoner, Marquez bisa dikatakan sebagai pebalap MotoGP terbaik saat ini. Hal itu bisa dilihat dari performa musim pertama Marquez bersama tim satelit Ducati, Gresini Racing.

    Kendati Marquez hanya menggunakan motor Ducati Desmosedici spek tahun 2023, Marquez tetap bisa menampilkan performa baik. Marquez bahkan bisa menyodok ke posisi tiga besar dan mengalahkan pebalap Ducati lainnya yang menggunakan motor Ducati Desmosedici spek 2024 seperti Enea Bastianini dan Franco Morbidelli.

    “Sangat sulit buat mengetahui perbedaan antara model 2023 dan 2024, mereka dapat mengatakan bahwa ada beberapa perubahan pada motornya. Ketika Marc Marquez tiba tahun depan (di tim pabrikan), saya pikir motornya tidak akan terlalu berbeda dan saya yakin Marc akan merasa nyaman (dengan dukungan tim pabrikan),” ungkap Stoner dalam wawancara dengan Motosan.

    “Kita lihat saja nanti apa yang akan terjadi. Tapi sejujurnya, menurut saya Marquez akan merebut gelar MotoGP pada 2025, karena dia adalah pebalap terbaik saat ini. Tentu saja asalkan regulasi atau perangkat elektronik tidak terlalu mengganggu performa motornya,” sambung Stoner.

    Stoner tampaknya memang tidak mendukung Francesco Bagnaia untuk menjadi juara tahun ini atau tahun depan. Bahkan Stoner lebih menjagokan Jorge Martin untuk menjuarai MotoGP tahun ini.

    “Dalam dua atau tiga tahun terakhir mereka selalu berada di puncak. Tahun lalu Martin bikin beberapa kesalahan. Dan tahun ini gantian Pecco yang melakukan kesalahan pada momen-momen penting. Pecco perlu memenangkan perlombaan dan menunggu untuk melihat apa yang terjadi dengan Jorge, dan saya sangat berharap Jorge Martin memiliki sedikit keberuntungan. Kami akan menunggu hingga balapan terakhir untuk mengetahui apa yang akan terjadi. Tapi saya pikir Jorge pantas menjadi juara tahun ini,” ungkap legenda balap asal Australia itu.

    (lua/rgr)

  • Klasemen Paling Buncit, Adik Rossi Lebih Bahagia di Honda Ketimbang Ducati

    Klasemen Paling Buncit, Adik Rossi Lebih Bahagia di Honda Ketimbang Ducati

    Jakarta

    Luca Marini belum kompetitif bersama Honda, jangankan podium, finis 10 besar saja tidak pernah. Tapi Marini merasa lebih bahagia dengan Honda ketimbang saat berseragam Ducati.

    Musim lalu Marini berhasil menduduki peringkat delapan klasemen MotoGP 2023. Dia mengemas 201 poin, adik tiri Valentino Rossi ini pernah menjadi runner up di MotoGP Amerika dan posisi ketiga di MotoGP Qatar. Marini juga rajin finis 10 besar.

    Sejak berseragam Honda, Luca Marini kesulitan meraih poin. Dia meraih poin perdana setelah 9 seri digelar. Tepatnya di Sirkuit Sachsenring, Jerman.

    Marini mengakui motor RC213V yang dikendarainya saat ini kalah saing dengan para rival. Hal itu berpengaruh pada performanya di lintasan, termasuk sulitnya merebut poin di MotoGP 2024.

    Saat ini Marini berada di posisi 23 klasemen sementara MotoGP 2024. Sebagai pebalap regular, Marini berada paling buncit dengan sudah mengoleksi 14 poin.

    Di balik kesulitan ini, Marini coba mendapatkan kisah positif. Dia mengaku lebih bahagia di Honda ketimbang saat membela Honda.

    “Saya tahu betul bahwa jika saya bisa melakukan semua langkah yang benar, atau peningkatan yang benar pada diri saya sendiri dan juga pada proyek motor, hasilnya akan tiba,” katanya kepada situs resmi MotoGP.

    “Dan bagi saya saat ini, membuat dua poin, nol, atau 10 poin tidak ada bedanya. Tahun lalu saya finis kedelapan, tapi saya tidak senang.”

    “Jadi, tahun ini saya akan finis di urutan ke-20, tetapi tahun ini saya lebih bahagia karena saya tahu saya adalah bagian dari proyek yang bisa menjadi hebat untuk masa depan dan tiba untuk memperebutkan gelar dalam beberapa tahun ke depan,” jelasnya lagi.

    Baginya Honda merupakan pabrikan besar dengan visi yang jelas. Marini bilang masa depannya tetap cerah ketika berada di sini.

    “Jadi, masa depan saya di sini sangat bagus, cerah, dan saya hanya ingin terus bekerja seperti ini dan meningkatkan diri saya setiap hari dengan waktu di atas motor karena kami bisa melakukan pekerjaan dengan baik,” kata Marini.

    “Yang pasti, menyelesaikan balapan dan mengumpulkan lebih banyak data sangat penting bagi para insinyur untuk memiliki data yang bisa dianalisis, karena ketika Anda hanya melakukan latihan singkat, Anda hanya memiliki dua, tiga lap untuk dianalisis,” kata dia.

    “Jika Anda melakukan balapan penuh, Anda memiliki 27 lap. Jadi, ini adalah jumlah data yang lebih banyak,” jelasnya lagi.

    (riar/dry)

  • Aneh tapi Nyata! Bagnaia Lebih Sering Menang dari Martin tapi Poinnya Kalah

    Aneh tapi Nyata! Bagnaia Lebih Sering Menang dari Martin tapi Poinnya Kalah

    Jakarta

    Secara statistik, Bagnaia tercatat lebih sering menang ketimbang Martin. Tapi kok bisa ya poinnya justru kalah banyak dari Martin?

    Pertarungan antara Francesco Bagnaia dan Jorge Martin berlanjut di musim 2024. Keduanya bersaing ketat untuk memperebutkan gelar juara MotoGP musim ini. Kini balapan tersisa satu seri. Baik Bagnaia maupun Martin sama-sama masih berpeluang untuk bisa merebut titel tersebut.

    Tapi peluang Martin masih lebih besar ketimbang Bagnaia. Rider Pramac Ducati itu unggul 24 poin atas Bagnaia. Menariknya, kalau mengacu pada statistik Bagnaia justru meraih kemenangan lebih banyak dari Martin sepanjang musim 2024.

    Bagnaia menorehkan 10 kemenangan di balapan hari Minggu. Torehan ini pula yang membuatnya bersanding dengan nama-nama seperti Giacomo Agostini, Mick Doohan, Valentino Rossi, Casey Stoner, dan Marc Marquez yang mencatatkan 10 kemenangan dalam satu seri.

    Bagnaia juga tercatat empat kali naik ke podium di luar podium pertama. Total poin yang dikumpulkan Bagnaia pada balapan utama itu sebanyak 345 poin. Sementara itu Martin baru tiga kali menang di hari Minggu. Namun dia lebih banyak berdiri di podium di luar juara pertama, yaitu sebanyak 11 kali. Namun itu belum cukup membuat Martin unggul, total poin yang ditorehkan Martin di balapan utama adalah 321 poin.

    Di Sprint Race lain ceritanya. Poin Martin unggul jauh ketimbang Bagnaia. Martin tujuh kali finis di podium pertama Sprint Race musim ini. Sementara sembilan sisanya podium di luar juara satu. Dia juga tercatat hanya dua kali gagal finis di Sprint Race. Dari balapan singkat itu, Martin sudah menorehkan 164 poin.

    Sedangkan Bagnaia, baru enam kali juara Sprint Race. Tiga lainnya, Bagnaia finis di podium di luar juara satu. Pebalap jebolan VR46 Academy Riders itu juga tercatat lima kali gagal finis di Sprint Race. Alhasil poin yang dikumpulkan baru 116 poin. Keunggulan Martin di Sprint Race itu mencapai 48 poin.

    Berkaca dari statistik tersebut, Martin memang terlihat lebih konsisten. Secara total, dia lebih jarang gagal finis ketimbang Bagnaia. Rider berkebangsaan Spanyol itu empat kali gagal finis. Dua kali gagal finis di Sprint Race dan dua kali tak menuntaskan balapan di hari Minggu. Bagnaia justru tercatat lebih sering gagal finis. Total rider Ducati Lenovo itu delapan kali gagal finis, di balapan utama lima kali dan Sprint Race tiga kali.

    (dry/rgr)

  • Kalau Bagnaia-Martin Kumpulkan Poin Sama, Siapa yang Jadi Juara MotoGP 2024?

    Kalau Bagnaia-Martin Kumpulkan Poin Sama, Siapa yang Jadi Juara MotoGP 2024?

    Jakarta

    Bagnaia dan Martin masih sama-sama berpeluang untuk merebut titel juara MotoGP 2024. Lantas kalau keduanya mengumpulkan poin sama hingga balapan seri akhir, siapa yang bakal jadi juaranya?

    Kans Jorge Martin merebut titel juara dunia MotoGP 2024 sangat besar. Rider Pramac Ducati itu saat ini unggul 24 poin atas Bagnaia. Adapun poin maksimal yang bisa diraih pada balapan seri terakhir adalah 37 poin, 12 poin di Sprint Race dan 25 poin di balapan utama.

    Martin hanya perlu memenangi Sprint Race. Dengan begitu dia bakal mengumpulkan 497 poin dan poinnya tak terkejar lagi sekalipun Bagnaia menjadi juara di balapan utama hari Minggu. Segala kemungkinan masih bisa terjadi. Termasuk kemungkinan keduanya masih bisa mengumpulkan poin dengan besar yang sama. Kalau situasinya seperti itu siapa yang akan menjadi juara ya?

    Dikutip SkySport Italia, bila keduanya mengoleksi besar poin yang sama hingga balapan di hari Minggu, maka Bagnaia yang didapuk jadi juara MotoGP 2024. Alasannya Bagnaia lebih banyak memenangi seri Grand Prix (balapan utama) ketimbang Martin. Balapan utama memang lebih diperhitungkan ketimbang Sprint Race.

    “Saya 24 poin tertinggal tapi di poin Grand Prix saya unggul 24 poin. Tapi sayangnya ada Sprint dan itu ikut dihitung,” ujar Bagnaia.

    Secara statistik, Bagnaia memang sudah 10 kali memenangi balapan hari Minggu. Kemenangan itu jauh lebih banyak dibandingkan Martin yang baru tiga kali memenangi balapan utama. Khusus balapan utama, Bagnaia sudah mengantongi 345 poin sementara Martin 321 poin.

    Di Sprint Race poin Martin unggul jauh, dia sudah mengumpulkan 164 poin dan Bagnaia 116 poin. Di Sprint Race, Martin memang unggul satu kemenangan dari Bagnaia. Martin tujuh kali menang di Sprint Race, sementara Bagnaia enam kali.

    Martin terlihat tampil lebih konsisten di musim ini, khususnya di hari Minggu. Martin tercatat hanya gagal finis dua kali baik di Sprint Race maupun balapan utama. Sedangkan Bagnaia, di balapan Sprint dia gagal menyentuh garis finis sebanyak lima kali dan di balapan utama tiga kali.

    (dry/din)

  • Ducati Pede Marquez Lebih Moncer dari Martin di Tim Pabrikan

    Ducati Pede Marquez Lebih Moncer dari Martin di Tim Pabrikan

    Jakarta

    Ducati bakal ditinggal Jorge Martin musim depan. Pemimpin klasemen sementara MotoGP 2024 itu memutuskan hengkang dari Ducati setelah tidak mendapat promosi ke tim pabrikan. Ducati begitu yakin dengan memilih Marc Marquez.

    Kepergian Martin dari Ducati memang cukup mengejutkan. Pasalnya, Martin tak buruk-buruk amat jika dilihat dari kacamata orang luar. Tahun lalu dia runner up, sekarang memimpin klasemen sebagai kandidat calon juara dunia 2024.

    Tapi, Martin seperti mendapat harapan palsu. Dia tak kunjung mendapat promosi ke tim pabrikan. Apalagi setelah Marquez bergabung ke Gresini Racing, Ducati justru memilih Marquez sebagai tandem Bagnaia mulai musim 2025.

    Jika Martin juara musim ini, Ducati tidak akan bisa memakai nomor juara 1 di salah satu motornya musim depan, karena Jorge Martín akan berlabuh ke garasi Aprilia.

    Pabrikan asal Borgo Panigale ini yakin betul dengan performa Marc Marquez. The Baby Alien disinyalir bisa menghadirkan performa yang jempolan bersama seragam merah.

    “Akan sangat sulit kehilangan dia, dari sudut pandang humanis, saya sangat menyukai Jorge, dan dari sudut pandang olahraga tentunya juga, karena dia sedang menjalani akhir musim yang mengesankan,” kata Sporting Director Ducati Corse, Muaro Grassilli.

    “Kami berharap, namun kami sangat yakin, bahwa di awal musim depan kehilangan itu akan terkompensasi oleh performa Márquez,” tambah dia lagi.

    Apa yang diharapkan Muaro bisa saja terjadi, mengingat penampilan Marquez bersama Ducati moncer. Musim perdananya, dia yang menggunakan motor setahun lebih tua dari Ducati Desmosedici GP24 berada di podium ketiga klasemen sementara MotoGP. Marquez berpeluang menjadi runner-up kedua musim ini.

    (riar/din)

  • Andrea Iannone Kewalahan Geber Ducati Desmosedici GP23, Begini Katanya

    Andrea Iannone Kewalahan Geber Ducati Desmosedici GP23, Begini Katanya

    Jakarta

    Andrea Iannone mengaku kewalahan saat menggeber Desmosedici GP23 pada MotoGP Malaysia 2024 akhir pekan lalu. Iannone sudah lama tidak merasakan sensasi mengendarai motor balap kasta tertinggi usai menjalani larangan balapan selama 4 tahun akibat kasus penggunaan doping.

    Iannone turun di MotoGP Malaysia 2024 bersama tim Pertamina Enduro VR46 Racing Team. Pebalap asal Italia itu menggantikan sementara posisi Fabio Di Giannantonio, yang harus naik ke meja operasi untuk penyembuhan cedera bahunya.

    Pertamina Enduro VR46 Racing Team memilih Iannone lantaran dia menampilkan performa impresif musim ini bersama tim satelit Ducati di ajang WSBK 2024. Iannone sukses finis posisi kedelapan di akhir klasemen 2024. Iannone juga sempat naik podium WSBK beberapa kali pada musim ini.

    Andrea Iannone turun di MotoGP Malaysia 2024 bareng tim balap Valentino Rossi Foto: Tangkapan layar Instagram

    Tapi di kelas MotoGP lain ceritanya. Kali terakhir Iannone mengendarai MotoGP adalah pada tahun 2019 bersama tim Aprilia. Artinya, dia sudah lima tahun tak mengikuti perkembangan motor balap prototipe itu. Pebalap berjuluk The Maniac itu pun tampak kesulitan ketika harus menggeber Ducati Desmosedici GP23 di Sirkuit Sepang, Malaysia.

    “Saya kehilangan lebih banyak tenaga daripada ban. Jadi, saya sudah selesai. Ini sulit – lengan saya, bahu saya, semuanya, tubuh bagian atas (kelelahan semuanya),” terang Iannone dikutip dari Motosan. Iannone hanya mampu finis di urutan ke-19 sprint race dan urutan ke-17 balap utama MotoGP Malaysia 2024.

    Lanjut Iannone menambahkan, kesulitan terbesarnya di era MotoGP saat ini adalah ketika harus melakukan pengereman. “Saya memiliki masalah di lengan ketika melakukan pengereman. Saya tidak punya kekuatan untuk tetap (tegak),” ungkap Iannone.

    “Tidak mungkin untuk mengerem dengan intensitas yang baik, dengan 100% kekuatan saya dan saya kehilangan banyak hal – semuanya pada titik pengereman,” tambahnya.

    Sebagai informasi, momen pengereman di ajang balap MotoGP menjadi momen-momen melelahkan bagi seorang pebalap. Betapa tidak, mereka bisa mengurangi laju motor dari kecepatan 300 km/jam ke kecepatan 80 km/jam dalam waktu yang singkat.

    “Jadi batasannya adalah Andrea (diri saya sendiri), bukan motornya,” bilang Iannone.

    Andrea Iannone hanya dikontrak untuk balapan di Sepang. Belum diketahui apakah Iannone juga akan digunakan jasanya di seri terakhir MotoGP 2024 di Catalunya, Spanyol.

    (lua/dry)

  • Martin Hanya Butuh Juara Sprint Race di Seri Terakhir Buat Kunci Gelar MotoGP 2024

    Martin Hanya Butuh Juara Sprint Race di Seri Terakhir Buat Kunci Gelar MotoGP 2024

    Jakarta

    Jorge Martin gagal mengunci gelar juara MotoGP 2024 di Malaysia usai Francesco Bagnaia memenangi race utama dan dirinya hanya finis kedua. Meski begitu, peluang Martin untuk menjuarai MotoGP 2024 masih terbuka lebar. Bahkan pebalap asal Spanyol itu hanya perlu juara sprint race di seri terakhir MotoGP 2024 buat mengunci gelar juara dunia.

    Francesco Bagnaia tampil menggila pada balap utama MotoGP Malaysia 2024, yang digelar siang ini (3/11) di Sirkuit Sepang. Pebalap Ducati Lenovo menuntaskan 19 putaran dalam waktu 38 menit 04,563 detik. Bagnaia sukses menebus kesalahannya pada sprint race hari Sabtu, di mana ia mengalami crash dan tak melanjutkan balapan.

    Kemenangan Bagnaia ini menunda pesta juara Martin di Sepang. Seperti diberitakan sebelumnya, rider Pramac Racing itu bisa mengunci gelar juara MotoGP 2024 di Malaysia asalkan bisa meraih sembilan poin lebih banyak dari Bagnaia pada race utama hari Minggu.

    Jorge Martin dan Francesco Bagnaia Foto: REUTERS/Kim Kyung-Hoon

    Yang terjadi, Bagnaia finis pertama dan mendapatkan 25 poin. Sementara Martin mengamankan posisi kedua dan memperoleh 20 poin. Artinya, selisih poin yang sebelumnya 29 poin, kini mengecil menjadi 24 poin. Kendati begitu, Martin masih memiliki peluang paling besar buat juara MotoGP tahun ini.

    Setelah balap MotoGP Malaysia 2024 usai, layar MotoGP memberikan informasi bahwa Martin bisa mengunci gelar juara dunia di seri terakhir MotoGP 2024, asalkan Martin bisa menjuarai balap sprint. Martin hanya membutuhkan dua poin lebih banyak dari Bagnaia pada sprint race di seri terakhir MotoGP.

    Sebagai informasi, pada seri terakhir MotoGP 2024, poin maksimal yang bisa dikumpulkan pebalap adalah 37 poin. Saat ini Martin memiliki 485 poin, sementara Bagnaia punya 461 poin, alias selisih 24 poin.

    Jika Martin berhasil menjuarai sprint race terakhir MotoGP 2024, maka Martin mendapatkan 12 poin dan totalnya menjadi 497 poin. Andai Bagnaia bisa finis kedua dan dapat 9 poin, maka total poinnya jadi 470 poin. Dengan selisih 27 poin, Maka Martin sudah bisa mengunci gelar juara MotoGP 2024 tanpa memandang hasil balapan utama hari Minggu.

    (lua/riar)

  • Red Flag Berkibar, Balapan MotoGP Malaysia Disetop Sementara

    Red Flag Berkibar, Balapan MotoGP Malaysia Disetop Sementara

    Jakarta

    Drama MotoGP Malaysia 2024 sudah dimulai sedari awal balapan. Lap pertama belum selesai, red flag berkibar!

    Seri ke-19 MotoGP sudah berlangsung di Sirkuit Sepang, Malaysia, pada Minggu (3/11/24) pukul 14.00 WIB.

    Balapan baru dimulai Pecco dan Martin langsung melakukan manuver salip menyalip. Insiden horror terjadi di tikungan dua melibatkan Quartararo, Jack Miller, dan Brad Binder. Balapan dihentikan lebih awal, red flag berkibar!

    Balapan dipersingkat menjadi 19 putaran. Bagnaia dalam posisi memimpin jalannya balapan, lalu diikuti oleh Martin, dan Franco Morbidelli.

    Race director memutuskan balapan akan diulang sesuai grid position. Pitlane akan dibuka lagi pukul 15.20 waktu setempat atau 14.20 WIB.

    🚦 GOOOOOOOOOO 🚦

    They’re side-by-side again AND THEY TOUCH! 💥#MalaysianGP 🇲🇾 | #TheRematch pic.twitter.com/F3LXn8sHcj

    — MotoGP™🏁 (@MotoGP) November 3, 2024

    Saat ini Martin kokoh di puncak klasemen sementara MotoGP 2024 dengan 465 poin. Martin unggul 29 poin dari Bagnaia di tempat kedua yang mengemas 436 poin. Dengan perbedaan poin yang lumayan besar itu, peluang Martin menjuarai MotoGP 2024 pada race utama MotoGP Malaysia 2024 hari ini (3/11) terbuka lebar.

    Martin kini hanya butuh mengemas sembilan poin lebih banyak daripada Bagnaia untuk mengunci titel juara dunia di balapan utama, hari ini (3/11/2024). Misalnya jika Martin memenangi balapan besok dan Bagnaia gagal finis kedua, maka gelar juara dipastikan jadi milik pebalap Pramac itu.

    Apalagi pebalap Pramac Ducati, Jorge Martin itu punya modal bagus di sini. Dia menjadi pemenang sprint race kemarin.

    Bagnaia bertekad untuk tidak mengulangi kesalahan lagi. Bagnaia sebagai pole sitter bakal start pertama di MotoGP Malaysia 2024.

    Pecco masih punya peluang untuk menang lagi, sehingga perebutan gelar tetap terjadi hingga seri terakhir MotoGP 2024.

    (riar/lua)

  • Bagnaia Butuh Bastianini dan Marquez Lebih Kencang

    Bagnaia Butuh Bastianini dan Marquez Lebih Kencang

    Jakarta

    Francesco Bagnaia masih ingin bertarung memperebutkan juara dunia MotoGP 2024. Bagnaia berharap ada rider lain yang bisa bertarung di garis terdepan, Marc Marquez dan Enea Bastianini.

    Bagnaia berharap Marquez dan Bastianini setidaknya bisa menjadi lawan sepadan juga buat menghalangi Martin.

    “Saya punya kesempatan menang balapan dan saya akan memberikan yang terbaik. Saya hanya berharap Enea (Bastianini) dan Marc (Márquez) meningkatkan kecepatan mereka, karena saya membutuhkan seseorang untuk menghalangi,” kata Bagnaia dikutip dari Diario AS, MInggu (3/11/2024).

    “Dan yang terpenting, saya harus menang, jadi kami harus memberikan yang terbaik.”

    “Selain itu, ada variabel yang Jorge tahu betul bahwa dialah satu-satunya yang bisa kehilangan gelar ini, jadi Anda harus memastikan bahwa Anda melakukan segalanya dengan cara terbaik, berusaha untuk menang dan memulihkan poin sebanyak mungkin,” sambungnya lagi.

    Saat ini Martin kokoh di puncak klasemen sementara MotoGP 2024 dengan 465 poin. Martin unggul 29 poin dari Bagnaia di tempat kedua yang mengemas 436 poin. Dengan perbedaan poin yang lumayan besar itu, peluang Martin menjuarai MotoGP 2024 pada race utama MotoGP Malaysia 2024 hari ini (3/11) terbuka lebar.

    Martin kini hanya butuh mengemas sembilan poin lebih banyak daripada Bagnaia untuk mengunci titel juara dunia di balapan utama, hari ini (3/11/2024). Misalnya jika Martin memenangi balapan besok dan Bagnaia gagal finis kedua, maka gelar juara dipastikan jadi milik pebalap Pramac itu.

    Apalagi pebalap Pramac Ducati, Jorge Martin itu punya modal bagus di sini. Dia menjadi pemenang sprint race kemarin.

    Bagnaia bertekad untuk tidak mengulangi kesalahan lagi. Bagnaia sebagai pole sitter bakal start pertama di MotoGP Malaysia 2024.

    Pecco masih punya peluang untuk menang lagi, sehingga perebutan gelar tetap terjadi hingga seri terakhir MotoGP 2024.

    (riar/din)