brand merek: Ducati

  • Stoner Minta Sprint Race Dihapus dari MotoGP, Alasannya Masuk Akal

    Stoner Minta Sprint Race Dihapus dari MotoGP, Alasannya Masuk Akal

    Jakarta

    Legenda balap asal Australia, Casey Stoner, mengkritik format Sprint Race yang sudah berlangsung dua musim di MotoGP. Menurutnya, balapan pendek tersebut sebaiknya dihilangkan dari jadwal kompetisi!

    Disitat dari Crash.net, Stoner menegaskan, keberadaan Sprint Race telah menghilangkan esensi dari balapan sebenarnya. Perlombaan tersebut membuat pebalap kehilangan konsentrasi saat balapan inti di hari Minggu.

    “Mereka mengadakan Sprint Race dengan menyita waktu yang seharusnya bisa digunakan untuk konsentrasi pada balapan inti. Mereka tidak seharusnya mengadakan kejuaraan dunia dengan (balapan) mini. Ini seharusnya pentas endurance,” ujar Stoner, dikutip Kamis (14/11).

    Sprint Race MotoGP. Foto: AFP/MOHD RASFAN

    Stoner menegaskan, MotoGP hakikatnya memang digelar dalam jumlah putaran banyak, bukan singkat. Bahkan, dia secara tak langsung mengatakan, hasil Sprint Race tak menggambarkan situasi yang sebenarnya.

    “Kejuaraan dunia seharusnya berlangsung dalam perlombaan jarak jauh. Anda (tidak boleh) mengumpulkan poin dari balapan sprint semacam ini karena poin seharusnya diperoleh pada hari Minggu ketika balapan utama,” tuturnya.

    Mantan pebalap Ducati tersebut menerangkan, keberadaan Sprint Race juga membuat tanggung jawab pebalap dan kru bertambah. Mereka harus melakukan persiapan ekstra setiap pekan, termasuk pemilihan ban dan lain-lain.

    Casey Stoner Sprint Race. Foto: Mirco Lazzari gp/Getty Images

    Kondisi tersebut tentu mempengaruhi fokus pebalap saat balapan inti. Itulah mengapa, kata dia, perlombaan di hari Minggu biasanya berjalan monoton dan terkesan membosankan.

    “Jadi, menurut saya, inilah alasan mengapa pada hari Minggu kita melihat ada jarak yang cukup jauh antara satu pebalap dan yang lain, karena tidak semua orang siap dengan kondisi tersebut,” kata Stoner.

    Sebagai catatan, panjang lap Sprint Race hanya separuh dari balapan aslinya. Sementara pemenang akan meraih 12 poin, disusul sembilan poin untuk posisi kedua dan tujuh poin untuk posisi ketiga. Peringkat keempat hingga kesembilan akan berturut-turut meraih poin dari enam hingga satu angka.

    (sfn/rgr)

  • Pebalap Satelit Tak Pernah Juara Dunia MotoGP Sejak 2001

    Pebalap Satelit Tak Pernah Juara Dunia MotoGP Sejak 2001

    Jakarta

    Selama dua dekade terakhir, MotoGP hanya didominasi pebalap-pebalap tim pabrikan. Bahkan, terakhir kali rider tim satelit menjadi juara dunia adalah 23 tahun silam. Lantas, akankah Jorge Martin mampu mematahkan rekor tersebut?

    Disitat dari Motorsport dan laman resmi MotoGP, Kamis (14/11), Valentino Rossi merupakan pebalap terakhir yang mampu menjadi juara dunia bersama tim satelit. Ketika itu, tepatnya di musim 2001, The Doctor membela tim Nastro Azzurro dan menunggangi Honda NSR500.

    Sejak saat itu hingga kini, belum ada lagi pebalap tim satelit yang juara dunia MotoGP. Namun, rekor tersebut berpeluang besar dipatahkan Martin seandainya mampu mengunci gelar bersama Pramac Racing Ducati.

    Valentino Rossi di MotoGP 2001. Foto: Getty Images/Pascal Rondeau

    Sebagai catatan, Jorge Martin saat ini unggul 24 poin dari Francesco Bagnaia di peringkat kedua. Itu tandanya, The Martinator bisa mengunci gelar di Sprint Race MotoGP Barcelona yang digelar Sabtu (16/11). Dia hanya perlu memperlebar jarak hingga 26 poin.

    Martin musim lalu hampir menjadi pebalap satelit pertama sejak 2001 yang juara dunia MotoGP. Namun, ketika itu, mimpinya dipatahkan Bagnaia yang meraih gelar secara back to back.

    Sebelum Rossi di musim 2001, ada beberapa pebalap lain yang sukses juara dunia bersama tim satelit. Misalnya, ada Kenny Roberts Sr yang juara bersama Yamaha USA di musim 1979 dan 1980.

    MotoGP 2001. Foto: Clive Mason/Allsport

    Kemudian ada Marco Lucchinelli dan Franco Uncini yang secara beruntun meraih juara di musim 1981 dan 1982 bersama tim Suzuki Nava Gallina. Terakhir ada Eddie Lawson yang juara di musim 1989 bersama Rothmans Kanemoto Honda.

    Namun, sebelum juara bersama tim satelit, Eddie sudah tiga kali mengunci gelar MotoGP bersama tim pabrikan Marlboro Yamaha di musim 1984, 1986 dan 1988.

    (sfn/rgr)

  • Lorenzo Digaji Kecil, Singgung Habis Manis Sepah Dibuang di Ducati

    Lorenzo Digaji Kecil, Singgung Habis Manis Sepah Dibuang di Ducati

    Jakarta

    Jorge Lorenzo mengingat kariernya bersama Ducati dengan perasaan campur aduk. Salah satunya membantah gaji jumbo saat pindah dari Yamaha.

    Lorenzo menyangkal asumsi orang-orang yang mengira dia telah menandatangani kontrak jutaan dolar dengan merek Italia tersebut.

    Dalam wawancara yang ditayangkan di podcast ‘I Have a Plan’, mantan pebalap Spanyol itu menjelaskan bahwa waktunya di Ducati bukan demi uang.

    Lorenzo membantah digaji 15 juta dollar per tahun. “Kontrak satu juta dolar yang, pada kenyataannya, 15 persen lebih banyak dari apa yang diperoleh di Yamaha,” kata Lorenzo.

    “Perubahan ini bukan tentang uang, seperti yang dipikirkan sebagian orang. 15 persen itu tidak mengubah hidup saya. Itu lebih menjadi motivasi,” kata dia lagi.

    Lorenzo bilang kurangnya kepercayaan diri tim menjadi pemicu keputusannya berpindah tim.

    Kembali ke masa lalu, Lorenzo bergabung dengan Ducati pada tahun 2017, setelah meraih tiga gelar juara dunia bersama Yamaha.

    Kehadiran Lorenzo tentunya punya ekspektasi tinggi bagi Ducati, namun faktanya lebih menantang dari yang diperkirakan. Lorenzo tanpa kemenangan dan kesulitan adaptasi. Ini adalah pertama kalinya bagi Lorenzo sejak 2005, Lorenzo menyelesaikan satu musim di kategori premier tanpa naik podium teratas.

    Meski secara angka tidak buruk-buruk amat, dia bisa meraih tiga podium dan peringkat ketujuh pada klasemen akhir 2017.

    Pebalap Spanyol itu bisa meraih kemenangan pertama untuk Ducati usai juara di Mugello, Italia pada 2018. Lorenzo kembali kompetitif usai mencetak dua kemenangan lain (Catalunya, Austria) serta sekali finis kedua di Brno, Republik Ceko.

    Saat lagi bagus-bagusnya, nasib nahas dialami Lorenzo setelah jatuh dan cedera di Aragon. Cedera tambahan yang diterimanya di Buriram, membuat juara dunia lima kali itu absen di empat balapan berikutnya dan gagal memberikan perpisahan sempurna di Valencia usai finis ke-12.

    Tiga kemenangan, tujuh podium, dan empat pole dalam 31 start menjadi tanda karier Lorenzo selama bersama Ducati.

    Meski meraih kesuksesan tersebut, Ducati sudah mengambil keputusan tidak memperbarui kontrak bersama Lorenzo. Ducati memilih bertaruh pada Danilo Petrucci, yang akhirnya menjadi penggantinya di tim resmi.

    “Ducati kehilangan kesabaran setelah satu setengah tahun tanpa hasil. Mereka tidak mempercayai saya lagi.Mereka bahkan tidak menawari saya satu juta euro padahal kontraknya saat itu adalah dua belas. Mereka lebih menyukai pilot seperti Petrucci. Saya bahkan tidak mendapat tawaran,” kata Lorenzo.

    Lorenzo lalu memulai bab baru dalam kariernya bersama Honda Repsol. Performanya bersama Honda merosot, rider 31 tahun itu diusik masalah cedera sejak awal musim, Lorenzo tidak bisa memenangi sekalipun balapan. Akhirnya Lorenzo pensiun dari MotoGP.

    (riar/din)

  • Jelang Seri Akhir MotoGP, Bagnaia Kasih Wanti-wanti Ini ke Jorge Martin

    Jelang Seri Akhir MotoGP, Bagnaia Kasih Wanti-wanti Ini ke Jorge Martin

    Jakarta

    Jelang seri pamungkas MotoGP di Barcelona, Bagnaia memberikan pesan khusus buat Jorge Martin yang jadi kandidat kuat juara dunia. Begini katanya.

    Jorge Martin unggul 24 poin atas Francesco Bagnaia. Langkah Martin untuk merengkuh titel juara dunia MotoGP pertamanya pun terbuka lebar. Bila menang di Sprint Race seri pemungkas Barcelona, Martin dipastikan jadi juara dunia musim ini tanpa memandang hasil balapan hari Minggu.

    Bakal balapan di ‘kandang’ sendiri, tentu jadi keuntungan bagi Martin. Meski begitu, sang rival utama, Bagnaia, mewanti-wanti rasa grogi yang bakal menghantui calon juara dunia itu.

    “Untuk Jorge, pastinya akan sulit karena ini pertama kalinya dia bertarung untuk kejuaraan dunia. Jadi saya tahu rasanya, dan saya pikir dia akan melakukan semaksimal mungkin tapi kadang grogi itu membuat Anda jadi lebih agresif dan membuat kesalahan,” tutur Bagnaia dilansir Crash.

    “Jadi untuk saat ini, satu-satunya hal yang saya bisa lakukan adalah terus berusaha menang dan berharap,” lanjut rider Ducati Lenovo itu.

    Sepanjang musim ini, Bagnaia memenangi lebih banyak seri pada balapan utama. Bermodalkan hal itu, rider binaan akademi VR46 itu cukup percaya diri masih bisa meraih juara untuk yang ketiga kalinya.

    “Kita akan coba. Kami tahu seberapa kuat saya di Barcelona pada Juni, tapi sekarang akan sedikit tricky karena kondisinya saya pikir akan dingin dan mudah melakukan kesalahan,” ujarnya.

    “Jadi sangat penting untuk tetap kalem dan berusaha mencegah melakukan kesalahan, berusaha untuk menang di kedua balapan dan lanjut seperti ini. Itulah satu-satunya cara untuk bisa menang,” tutup Bagnaia.

    Sebagai tambahan, Bagnaia menorehkan 10 kemenangan di balapan hari Minggu. Torehan ini pula yang membuatnya bersanding dengan nama-nama seperti Giacomo Agostini, Mick Doohan, Valentino Rossi, Casey Stoner, dan Marc Marquez yang mencatatkan 10 kemenangan dalam satu seri.

    Bagnaia juga tercatat empat kali naik ke podium di luar podium pertama. Total poin yang dikumpulkan Bagnaia pada balapan utama itu sebanyak 345 poin. Sementara itu Martin baru tiga kali menang di hari Minggu. Namun dia lebih banyak berdiri di podium di luar juara pertama, yaitu sebanyak 11 kali. Namun itu belum cukup membuat Martin unggul, total poin yang ditorehkan Martin di balapan utama adalah 321 poin.

    Di Sprint Race lain ceritanya. Poin Martin unggul jauh ketimbang Bagnaia. Martin tujuh kali finis di podium pertama Sprint Race musim ini. Sementara sembilan sisanya podium di luar juara satu. Dia juga tercatat hanya dua kali gagal finis di Sprint Race. Dari balapan singkat itu, Martin sudah menorehkan 164 poin.

    Sedangkan Bagnaia, baru enam kali juara Sprint Race. Tiga lainnya, Bagnaia finis di podium di luar juara satu. Pebalap jebolan VR46 Academy Riders itu juga tercatat lima kali gagal finis di Sprint Race. Alhasil poin yang dikumpulkan baru 116 poin. Keunggulan Martin di Sprint Race itu mencapai 48 poin.

    Berkaca dari statistik tersebut, Martin memang terlihat lebih konsisten. Secara total, dia lebih jarang gagal finis ketimbang Bagnaia. Rider berkebangsaan Spanyol itu empat kali gagal finis. Dua kali gagal finis di Sprint Race dan dua kali tak menuntaskan balapan di hari Minggu. Bagnaia justru tercatat lebih sering gagal finis. Total rider Ducati Lenovo itu delapan kali gagal finis, di balapan utama lima kali dan Sprint Race tiga kali.

    (dry/rgr)

  • Legenda MotoGP Kecewa Berat dengan Tim Pabrikan Honda

    Legenda MotoGP Kecewa Berat dengan Tim Pabrikan Honda

    Jakarta

    Kita sampai pada masa di mana Ducati dan tim pabrikan Eropa sangat mendominasi MotoGP. Namun sadar atau tidak, Honda dan tim pabrikan Jepang sempat merasakan hal yang sama di kejuaraan balap motor dunia.

    Tidak usah jauh-jauh ke era 90-an di mana Honda bersama Michael ‘Mick’ Doohan sangat mendominasi. Di tahun 2019 saja, empat dari lima pebalap pemuncak klasemen menggunakan motor pabrikan Jepang.

    Lalu semua berubah sejak 2020. Perlahan tim dengan motor rancangan insinyur Eropa mendominasi. Hingga kini di MotoGP musim 2024, peringkat 1 sampai 12 klasemen didominasi pebalap dengan motor pabrikan Eropa baik Ducati, KTM, hingga Aprilia.

    Sejumlah tokoh hadir dalam Kickstart Race MotoGP Mandalika di Jakarta. Legenda MotoGP Michael ‘Mick’ Doohan hingga Menparekraf Wishnutama hadir di acara itu. Foto: Agung Pambudhy

    Dilansir dari Crash, kondisi seperti ini membuat Legenda MotoGP, Mick Doohan kecewa. Ia merasa ada kemunduran dari pabrikan Jepang untuk bertarung di MotoGP.

    “Saya secara pribadi mempercayai bahwa pandemi membuat pabrikan Jepang mundur satu langkah, sementara pabrikan Eropa terus mengembangkan apapun baik itu di bagian elektronik motornya atau di bagian lain,” ujar Mick Doohan kepada Crash.

    Pebalap legendaris asal Australia ini membocorkan satu cara untuk membuat pabrikan asal Jepang, khususnya Honda, dapat kompetitif kembali di MotoGP. Cara tersebut bukan lah soal hal teknis atau pebalap, tapi soal mind-set atau pola pikir.

    “Mereka akan kembali kepada kejayaannya, tapi mereka harus mengganti pola pikir,” ujar Doohan.

    “Yamaha terlihat seperti sudah di jalur yang tepat untuk mencapai yang terbaik di musim depan dan saya berharap Honda juga akan menggunakan jalur yang tepat juga,” lanjutnya.

    Pebalap senior Aleix Espargaro akan mejadi test rider Honda Racing Corporation di MotoGP 2025 Foto: Getty Images/Mirco Lazzari gp

    Perlu diingat bahwa Honda Racing Corporation (HRC) akan menggunakan jasa Aleix Espargaro sebagai test rider mereka. Peran Aleix menjadi vital sebab ia akan turut mengembangkan motor balap tim pabrikan Honda musim depan.

    HRC bahkan ‘membajak’ Romano Albesiano dari Aprilia untuk menjadi Direktur Teknis tim mereka untuk musim depan. Peran Albesiano tentu sangat penting bagi kesuksesan tim asal Jepang ini.

    “Kehadiran Aleix sebagai test rider adalah langkah yang baik,” ujar Doohan.

    “Mereka tentu butuh seseorang yang cepat dan dapat mengerti apa yang motor butuhkan untuk lebih cepat lagi dan terus ‘maju’ ke depan,” tutup Doohan.

    (mhg/dry)

  • Ducati Sulit Lakukan Team Order Demi Muluskan Bagnaia

    Ducati Sulit Lakukan Team Order Demi Muluskan Bagnaia

    Jakarta

    Perebutan gelar juara dunia 2024 masih harus dituntaskan hingga seri terakhir. Pebalap pabrikan Ducati Lenovo Francesco Bagnaia vs rider Pramac Ducati Jorge Martin bakal tampil mati-matian. Manajer tim Ducati, Davide Tardozzi menyebut situasinya sulit untuk meminta team order.

    Empat pebalap teratas MotoGP 2024 saat ini dihuni para penunggang Ducati. Jorge Martin memimpin 24 poin dari Francesco Bagnaia. Kemudian posisi tiga besar ditempati oleh Marc Marquez, namun selisihnya cuma satu poin dari Enea Bastianini.

    Tardozzi bilang setiap pebalap Ducati sekarang punya kepentingan masing-masing. Bagnaia harus fokus demi mengejar juara dunia 2024, sementara Bastianini berjuang untuk bisa menyelesaikan balapan demi posisi tiga besar di akhir klasemen.

    “Ini sangat sulit karena Jorge dan Pecco bermain untuk nomor satu, tapidua pembalap yang bisa membantu dalam situasi inidengan satu atau lain cara adalah Marc dan Enea. Dan mereka bermain untuk posisi ketiga,” kata Tardozzi dikutip dari Diario AS, Selasa (12/11/2024).

    “Kami mengatakan apa yang telah kami katakan sejak pertengahan tahun, jangan melakukan hal-hal bodoh di antara kalian,” kata Tardozzi.

    “Kami tidak ingin ada perasaan buruk atau semacamnya di antara para pebalap terbaik kami,” jelasnya lagi.

    Jika para pebalap tidak punya urusan masing-masing, mantan pebalap Ducati, Casey Stoner yakin Ducati bakal menerapkan team order guna memuluskan langkah Bagnaia jadi juara dunia.

    “Saya kenal pabrikan itu, dan saya tahu apa yang mampu mereka lakukan untuk menang,” kata Stoner.

    Pesan “Mapping 8” ini pernah digunakan Ducati saat masih ada Jorge Lorenzo. Pada 2017, ketika Andrea Dovizioso memperebutkan gelar juara dunia, Ducati mengeluarkan pesan Mapping 8 kepada Lorenzo, rekan setim Dovi.

    Kala itu pesan Mapping 8 itu dipercaya sebagai team order karena setelah Lorenzo dapat pesan tersebut langsung terlihat loyo.

    (riar/din)

  • Stoner Nggak Setuju Ducati Pilih Marquez: Tidak Adil buat Martin

    Stoner Nggak Setuju Ducati Pilih Marquez: Tidak Adil buat Martin

    Jakarta

    Casey Stoner melihat keputusan Ducati dalam merekrut Marc Marquez sebagai tandem Francesco Bagnaia tidak tepat. Sebab yang pantas naik ke kursi pebalap pabrikan adalah Jorge Martin.

    Martin sedang menunjukkan statusnya sebagai pebalap superior di atas motor Ducati. Orang Spanyol itu jadi kandidat juara dunia MotoGP 2024.

    Tim Ducati merah pada akhirnya sudah lebih memilih Marquez. Padahal Martin sudah mengincar slot kursi pabrikan dari jauh-jauh hari.

    Martin bakal memberikan perpisahan yang manis dengan Ducati. Saat hengkang dari tim satelit Ducati terjadi, Martin memilih Aprilia. Dia ingin menggunakan nomor satu musim depan.

    Bagi Stoner, hal ini terkesan tidak adil bagi Martin. Ya, saat Ducati mengesampingkan pebalap muda seperti Enea Bastianini dan Jorge Martin.

    “Saya rasa tidak tepat jika mereka memilihnya (Marc Marquez) ketimbang Martín atau Enea. Khususnya Jorge, dia telah menunjukkan kemampuannya; dia layak mendapatkan gelar juara dan berada dalam posisi yang tepat untuk mendapatkannya (rekan setim Bagnaia),” kata Stoner dikutip dari Motosan.

    Stoner mengatakan begitulah budaya di dalam Ducati. Dia tidak terkejut dengan keputusan Borgo Panigale. Imbasnya selain kehilangan Martin, Pramac selaku tim satelit juga pindah ke Yamaha.

    “Begitulah cara Ducati bekerja dan itulah mengapa mereka kehilangan begitu banyak pebalap,” kata Stoner.

    “Saya rasa itu tidak adil. Anda tidak hanya membalap untuk bisnis, Anda membalap untuk hasrat dan kesenangan. Dan ketika Anda memiliki orang-orang yang berpaling dari Anda dengan begitu cepat, Anda akan menemukan motivasi untuk pergi ke tempat lain. Mereka telah kehilangan pelari dan tim yang hebat,” lanjutnya.

    (riar/din)

  • Akur! Momen Casey Stoner Sambangi Markas Rossi, Balapan Bareng Lagi

    Akur! Momen Casey Stoner Sambangi Markas Rossi, Balapan Bareng Lagi

    Jakarta

    Ada pemandangan tak biasa di Ranch milik Valentino Rossi. Mantan musuh bebuyutan Rossi di MotoGP, Casey Stoner, datang ke The Ranch di Italia.

    Casey Stoner dan Valentino Rossi terlihat akur. Keduanya bahkan kembali ke satu lintasan bersama untuk pertama kalinya sejak tahun 2012, setelah Stoner pensiun. Legenda Ducati dan Honda itu sejatinya berencana untuk menghadiri pameran EICMA 2024 di Italia. Namun Stoner menyempatkan diri untuk mendatangi kampung Rossi di Tavullia.

    Dikutip GP Kingdom, Stoner kabarnya diundang The Doctor untuk mampir ke VR46 Ranch, trek pribadi milik Rossi. Momen kedatangan Stoner itu juga diabadikan oleh kekasih Rossi, Francesca Sofia Novello dalam story di akun Instagramnya.

    [Gambas:Instagram]

    Meski sempat mengalami masalah pada kondisi kesehatannya, Stoner masih bisa memberikan hiburan bagi penggemarnya di EICMA maupun Ranch. Dia juga sempat terjatuh di babak semifinal Champions Charity Race.

    Stoner juga dalam akun Instagramnya mengunggah momen saat dirinya berkunjung ke The Ranch. Dia juga menjelaskan hubungannya dengan Rossi saat ini.

    “Banyak perubahan antara Vale dan saya selama 12 tahun terakhir, keluarga, teman, tetapi hasrat untuk motor akan selalu sama. Terima kasih untuk kesempatannya berbagi lintasan dengan Anda sekali lagi,” begitu tulis Stoner sembari menandai akun Instagram @valeyellow46.

    Di masa lalu, Stoner yang bergabung dengan Ducati pada 2007 itu berhasil mengusik dominasi Rossi. Salah satu momen yang kerap terngiang ialah saat balapan di Laguna Seca pada 2008 silam.

    Momen panas antara Stoner dan Rossi terjadi saat melakoni balapan di Laguna Seca 2008. Keduanya sengit saling menyalip, hingga akhirnya Stoner terjatuh dan finis kedua di belakang Rossi.

    Stoner bahkan menyebut ambisi Rossi melampaui bakatnya usai insiden di Jerez 2011. Kala itu Stoner yang berseragam pabrikan Honda jatuh usai motor Ducati yang ditunggangi Rossi tergelincir. Kendati demikian, pada tahun 2022, Rossi menyebut dirinya dan Stoner memang sudah berdamai.

    “Casey (Stoner) dan saya sudah berdamai. Dia terkadang mengirimku pesan dari Australia, dia juga bertanya tentang bayiku. Kami saling mengabari satu sama lain,” aku Rossi.

    (dry/din)

  • Ducati Izinkan Martin Bawa Nomor 1 ke Aprilia

    Ducati Izinkan Martin Bawa Nomor 1 ke Aprilia

    Jakarta

    Manajemen Ducati mengizinkan Jorge Martin membawa nomor satu ke Aprilia musim depan. Martin bisa menggunakan nomor keramat tersebut andai mampu meraih gelar juara MotoGP 2024.

    Manajer tim Ducati Davide Tardozzi mengatakan, Martin bisa menggunakan nomor satu di Aprilia musim depan, meski Martin meraih gelar juara musim ini bersama Ducati Desmosedici.

    Davide Tardozzi Foto: Instagram @davidetardozzi

    “Jelas jika Jorge memenangi gelar, dia mungkin akan menggunakan nomor satu, karena itu adalah sesuatu yang tidak bisa didapatkan setiap hari,” ungkap Tardozzi dalam wawancaranya dengan TNT Sport.

    “Jadi, dia pasti menginginkan nomor satu di motornya. Namun di catatan MotoGP, tetap akan tertulis Jorge Martin–Ducati. Jadi, nomor satu itu untuk rider, tapi mesinnya Ducati,” sambung pria asal Italia itu.

    Tardozzi menambahkan, jika Martin membawa nomor satu ke Aprilia, maka yang bisa dilakukan Ducati adalah merebut kembali nomor tersebut pada musim depan. Apalagi musim depan Ducati bakal diperkuat salah satu pebalap terbaik di MotoGP, Marc Marquez.

    “Bagi kami bukan masalah (jika Martin mau pakai nomor satu di Aprila). Kami akan berusaha keras merebutnya kembali (nomor satu) untuk tahun 2026,” sambungnya lagi.

    Di sisi lain, kendati tim pabrikan Ducati Lenovo berpotensi gagal mempertahankan gelar juara MotoGP musim ini, Tardozzi tetap menganggap Martin adalah bagian keluarga besar Ducati. Ducati tak sia-sia merekrutnya pada 2021 silam.

    “Jelas, Jorge adalah pebalap yang terikat kontrak dengan kami. Dia adalah rider yang tumbuh bersama Ducati, bahwa ada kemungkinan dia akan memenangkan kejuaraan bersama Ducati. Jadi, pada akhirnya, kami melakukan pekerjaan yang baik saat merekrutnya dari Moto2,” tukas Tardozzi.

    (lua/rgr)

  • Jelang Seri Akhir MotoGP, Bagnaia Kasih Wanti-wanti Ini ke Jorge Martin

    Jadwal MotoGP Barcelona 2024 Akhir Pekan Ini: ‘Final’ Martin Vs Bagnaia

    Jakarta

    Jadwal MotoGP Barcelona 2024 bisa Anda simak di sini. MotoGP Barcelona 2024 bisa Anda saksikan langsung di stasiun televisi Trans7 atau sejumlah aplikasi live streaming berbayar.

    Seri kedua puluh MotoGP 2024 diselenggarakan di Sirkuit Catalunya, Barcelona, pada 15-17 November. Ini menjadi kali kedua Sirkuit Catalunya, menggelar MotoGP setelah menjadi tuan rumah pada bulan Mei lalu. Barcelona dipilih menjadi venue pamungkas MotoGP tahun ini menggantikan Valencia yang batal lantaran terkena bencana banjir.

    Dari Valencia ke Barcelona

    Dorna Sports sengaja memilih Kota Barcelona sebagai alternatif sebab kota ini berjarak cukup dekat dari Valencia. Letak geografis Barcelona dan Valencia sama-sama ada di pesisir timur Spanyol. Kedua kota ini dipisahkan jarak 349 km dengan waktu tempuh perjalanan 3 jam 44 menit menggunakan jalur darat.

    Jorge Martin dan Francesco Bagnaia Foto: AFP/MOHD RASFAN

    Pemilihan Barcelona merupakan bentuk penghormatan terhadap para penggemar MotoGP di Valencia. Dengan jarak yang dekat, Barcelona menjadi pilihan yang tepat untuk para penggemar MotoGP di Valencia.

    “Seri ini sebelumnya dijadwalkan berlangsung di Valencia sebelum banjir dahsyat berdampak sangat parah di wilayah tersebut. Karena ini adalah Grand Prix terakhir musim 2024, kami berutang kepada para penggemar, paddock, olahraga, dan komunitas di Valencia untuk menyelenggarakan acara ini,” tulis pernyataan Dorna.

    Sirkuit Barcelona-Catalunya Foto: Alex Caparros/Getty Images

    Duel Pamungkas Martin vs Bagnaia

    Seri MotoGP Barcelona 2024 bakal menjadi seri yang sangat seru lantaran menentukan sang juara dunia. Pebalap Pramac Racing, Jorge Martin, di ambang merengkuh gelar juara MotoGP pertamanya. Martin bisa mengunci gelar juara dunia asalkan dia mampu menjuarai sprint race MotoGP Barcelona 2024.

    Sementara itu rival terdekat Martin dari Ducati Lenovo, Francesco Bagnaia, tentunya juga masih memiliki peluang untuk merebut gelar juara dunia. Meski peluang tersebut sangat kecil, tapi Bagnaia akan berjuang sekuat tenaga buat memberikan perlawanan terakhir.

    Jadwal MotoGP Barcelona 2024

    Jumat (15/11)

    1. 16:45-17:30 WIB: Latihan bebas 1 MotoGP

    2. 21:00-22:00 WIB: Latihan MotoGP

    Sabtu (16/11)

    1. 16:10-16:40 WIB: Latihan bebas 2 MotoGP

    2. 16:50-17:05 WIB: Kualifikasi 1 MotoGP

    3. 17:15-17:30 WIB: Kualifikasi 2 MotoGP

    4. 21:00-22:00 WIB: Sprint race MotoGP (12 lap)

    Minggu (17/11)

    1. 17:00 WIB: Race Moto3 (18 lap)

    2. 18:15 WIB: Race Moto2 (21 lap)

    3. 20:00 WIB: Race MotoGP (24 lap)

    (lua/din)