brand merek: Ducati

  • Aprilia Pertama, Honda Masih Misterius

    Aprilia Pertama, Honda Masih Misterius

    Jakarta

    MotoGP 2025 akan dimulai kurang dari dua bulan lagi. Itulah mengapa, hampir seluruh pabrikan telah mengumumkan jadwal peluncuran tim, kecuali Honda HRC dan Pertamina Enduro VR46 Racing Team.

    Momen peluncuran tim baru selalu dinantikan penggemar MotoGP di seluruh dunia. Sebab, di momen tersebut, kita bisa melihat wajah-wajah lama dengan tim dan motor baru. Selain itu, ada update warna dan corak seragam yang selalu membuat kita penasaran.

    Disitat dari laman resmi MotoGP, Kamis (2/1), peluncuran kompetisi sedianya baru digelar 9 Februari 2025. Namun, ada beberapa tim yang menggelar peluncuran lebih awal.

    [Gambas:Instagram]

    Pabrikan pertama yang menggelar peluncuran adalah Aprilia, yakni 14 Januari untuk Trackhouse Racing dan 16 Januari untuk Aprilia Racing. Kemudian setelahnya ada Ducati Gracini Racing, Ducati Lenovo, Redbull KTM Factory, Yamaha Factory Racing dan Pramac Racing di bulan yang sama.

    Sayangnya, tim pabrikan Honda dan tim balap Valentino Rossi belum mengumumkan tanggal peluncuran. Keterangan di laman resmi masih tertulis ‘TBC’ atau to be confirmed.

    Berikut Jadwal Peluncuran Tim MotoGP 2025Trackhouse Racing MotoGP – 14 Januari 2025Aprilia Racing – 16 Januari 2025Gracini Racing – 18 Januari 2025Ducati Lenovo – 20 Januari 2025Redbull KTM Factory – 30 Januari 2025Yamaha Factory Racing – 31 Januari 2025Prima Pramac Racing – 31 Januari 2025LCR Honda – 8 Februari 2025Honda HRC – Belum DiumumkanPertamina Enduro VR46 Racing Team – Belum diumumkan

    Jadwal MotoGP 2025

    MotoGP Thailand: 28 Februari – 2 Maret 2025MotoGP Argentina: 14-16 Maret 2025MotoGP Amerika: 28-30 Maret 2025MotoGP Qatar: 11-13 April 2025MotoGP Spanyol: 25-27 April 2025MotoGP Prancis: 9-11 Mei 2025MotoGP British: 23-25 Mei 2025MotoGP Aragon: 6-8 Juni 2025MotoGP Italia: 20-22 Juni 2025MotoGP Belanda: 27-29 Juni 2025MotoGP Jerman: 11-13 Juli 2025MotoGP Ceko: 18-20 Juli 2025MotoGP Austria: 15-17 Agustus 2025MotoGP Hungaria: 22-24 Agustus 2025MotoGP Catalunya: 5-7 September 2025MotoGP San Marino: 12-14 September 2025MotoGP Jepang: 26-28 September 2025MotoGP Indonesia: 3-5 Oktober 2025MotoGP Australia: 17-19 Oktober 2025MotoGP Malaysia: 24-26 Oktober 2025MotoGP Portugal: 7-9 November 2025MotoGP Valencia: 14-16 November 2025.

    (sfn/sfn)

  • Tanpa Sprint Race, Bagnaia Klaim Bisa Setangguh Marquez di Era Prime

    Tanpa Sprint Race, Bagnaia Klaim Bisa Setangguh Marquez di Era Prime

    Jakarta

    Francesco Bagnaia belum sepenuhnya menerima hasil MotoGP 2024. Sebab, dia membayangkan, seandainya Sprint Race atau balapan pendek dihapus, dia yakin bisa mengulang kisah sukses Marc Marquez di era prime, yakni juara dengan selisih poin jauh!

    Disitat dari Motosan, Bagnaia meraih 11 kemenangan dari 20 balapan inti (race) musim lalu. Namun, gelar juaranya direbut Jorge Martin yang hanya mampu menang tiga kali. Sebab, di sesi Sprint Race, kemenangan The Martinator lebih banyak dari Bagnaia.

    Bagnaia kemudian membayangkan, seandainya Sprint race dihilangkan, maka dia akan menang mutlak di MotoGP 2024. Pebalap Ducati tersebut yakin mampu mengulang catatan manis prime Marquez di MotoGP 2019.

    “Jika Anda melihat balapan Minggu, terlepas soal insiden jatuh, saya selalu finis di tiga besar, kecuali di Austin, di mana saya berada di urutan kelima. Saya pikir itu merupakan musim, jika Anda menghapus Sprint Race, saya setara Marc Marquez di musim 2019,” ujar Bagnaia, dikutip Selasa (31/12).

    Marc Marquez MotoGP 2019. Foto: Mirco Lazzari gp/Getty Images

    Sebagai pengingat, MotoGP 2019 merupakan musim paling sempurna Marc Marquez sepanjang sejarah. Ketika itu, The Baby Alien meraih 12 kemenangan dari 19 kali balapan. Sementara sisanya, dia meraih enam podium dan jatuh sekali.

    Hasilnya, Marquez mengumpulkan 420 poin yang bersejarah. Catatan tersebut jauh mengungguli Andrea Dovizioso di peringkat kedua dengan hanya 269 poin.

    Mari kita berhitung. Bagnaia musim lalu meraih 11 kemenangan, satu podium kedua, empat podium ketiga, sekali finis kelima dan tiga kali jatuh. Maka, dengan demikian, dia sudah mengumpulkan 498 poin hanya dari balapan inti (race).

    “Menurut saya, itu tetap musim yang luar biasa. Kami butuh sedikit waktu untuk memahami motor dengan baik. Kami membutuhkan empat balapan, sampai kami tiba di Jerez (GP Spanyol) dan kami memahami potensinya. Segalanya luar biasa sejak saat itu,” kata Bagnaia.

    (sfn/din)

  • Bos Pramac Paham Kenapa Akhirnya Ducati Lebih Pilih Marquez Ketimbang Martin

    Bos Pramac Paham Kenapa Akhirnya Ducati Lebih Pilih Marquez Ketimbang Martin

    Jakarta

    Manajer Tim Pramac Racing Fonsi Nieto memahami alasan Ducati lebih memilih Marc Marquez daripada Jorge Martin di tim pabrikan. Kata Nieto, Marquez memiliki daya tarik tersendiri, sekalipun Martin memiliki talenta bagus dan berhasil menjuarai MotoGP 2024.

    “Tidak mudah bagi Ducati buat kehilangan Martin, namun dapat dimengerti bahwa mereka memilih Marc Marquez,” kata Nieto dalam wawancara dengan media Europa Press.

    Jorge Martin Foto: REUTERS/Pablo Morano

    Jika dibandingkan dengan Martin, karier Marquez tentunya lebih mentereng di MotoGP. Terjun ke MotoGP sejak 2013, Baby Alien sudah meraih 6 gelar juara MotoGP. Sedang Martin yang baru naik kelas ke MotoGP sejak 2021 bersama Pramac, baru mengoleksi satu gelar. Dengan perbandingan jumlah gelar itu, tak heran Ducati memilih Marquez.

    “Kita berbicara tentang Marc Marquez, juara dunia delapan kali (6 MotoGP, 1 Moto2, 1 Kejuaraan 125cc), dengan daya tarik yang luar biasa. Ini bisa menjadi bersejarah, Anda harus selalu mengandalkan Marc, dia adalah salah satu pebalap terbaik,” bilang Nieto.

    “Setiap kali dia menginjakkan kakinya di sebuah sirkuit di Kejuaraan Dunia, dia diperhitungkan untuk meraih gelar juara. Ini akan jadi pertarungan yang bagus antara Bagnaia dan dia, dengan Jorge juga berjuang untuk menang bersama mereka,” sambung Nieto.

    Martin yang tidak jadi direkrut tim pabrikan Ducati akhirnya memilih jalan lain dengan bergabung bersama tim pabrikan Aprilia Racing. Di tim asal Italia tersebut, Martin bakal berjuang mempertahankan gelar pada musim depan.

    Sementara itu Pramac Racing juga akan memulai perjalanannya dari nol lagi, di mana dia memilih tidak melanjutkan kerja sama dengan Ducati dan lebih memilih bekerja sama dengan Yamaha di MotoGP 2025.

    (lua/din)

  • Ini Alasan Valentino Rossi Jago Banget di Tikungan

    Ini Alasan Valentino Rossi Jago Banget di Tikungan

    Jakarta

    Pernahkah kalian bertanya-tanya, mengapa Valentino Rossi sangat tangguh di tikungan? Bahkan, ketika masih aktif membalap, sosok berjuluk The Doctor itu lebih sering melakukan overtake di belokan ketimbang jalur lurus!

    Rossi tak pernah kesulitan saat melintas di tikungan tajam yang cenderung zig-zag. Dia hampir sempurna di momen tersebut dan jarang sekali jatuh. Bukan hanya belok ke kanan, dia juga mahir saat belok ke kiri. Apa alasannya?

    Dalam wawancara eksklusif bersama BT Sport, Rossi mengatakan, dia punya kemampuan khusus bernama ambidextrous yang memungkinkan kedua tangan dan kakinya bekerja sama baik.

    “Saya punya kemampuan ambidextrous, yang berarti (selain kaki kiri) saya bisa melakukan segalanya dengan kaki kanan juga,” ujar Valentino Rossi saat bicara mengenai kemampuannya menikung di lintasan, dikutip Selasa (31/12).

    Kenapa Valentino Rossi jago di tikungan? Foto: Mohd RASFAN / AFP

    Menurut sejumlah literasi, ambidextrous merupakan kemampuan ‘khusus’ yang membuat seseorang bisa menggunakan tangan kanan dan kirinya dengan baik. Biasanya, bakat tersebut muncul secara alamiah sejak masih kanak-kanak.

    Rossi menjelaskan, kondisi tersebut membantunya lebih cepat saat menikung ke kiri dan kanan. Tangan dan kakinya secara naluriah bisa bekerja baik saat melintas di tikungan.

    “Ketika mengendarai sepeda motor, banyak rider yang hanya bagus di sebelah kiri, namun kemudian kesusahan saat menikung ke arah kanan. Di sisi lain, saya kuat di kedua arah dan dapat memasuki tikungan lebih cepat,” ungkapnya.

    Disitat dari Motosan, sejumlah pebalap mengaku kesusahan saat menikung ke sebelah kanan, seperti Marc Marquez, Johann Zarco dan Marco Bezzecchi. Padahal, dua nama terakhir merupakan pebalap kidal yang seharusnya tak kesulitan menikung ke arah tersebut.

    Valentino Rossi. Foto: Getty Images/Mirco Lazzari gp

    Selain bakat ‘khusus’, kemampuan Rossi di tikungan juga didukung karakter motor Yamaha yang memang cocok untuk situasi tersebut. Tunggangan itu memang dikenal sebagai corner-speed bike. Selain Yamaha, Suzuki juga menganut hal serupa. Berbeda dengan motor Ducati yang kencang saat berada di trek lurus.

    Corner-speed bike didesain memiliki sasis yang sudut-sudutnya memiliki fleksibilitas lateral untuk tetap terhubung saat motor menikung sekalipun derajat kemiringannya tinggi. Sehingga motor bisa melaju lebih cepat saat berada di tikungan.

    Sementara motor Ducati berjenis point and shoot. Motor tersebut dibuat lebih kaku agar saat pengereman mendalam bisa lebih stabil dan bisa bermanuver di tikungan dengan radius pendek.

    Saat belum ada aturan soal ban yang sama, pebalap yang mengendarai corner-speed bike membutuhkan rangka ban lebih kaku agar bisa terus mengegas di tikungan tanpa khawatir akan jatuh.

    (sfn/din)

  • Ducati Nyesel Rekrut Marquez Gegara Martin Juara Dunia? Ini Kata Bosnya

    Ducati Nyesel Rekrut Marquez Gegara Martin Juara Dunia? Ini Kata Bosnya

    Jakarta

    Keputusan Ducati lebih memilih Marc Marquez ketimbang Jorge Martin untuk membela tim pabrikan sempat ditentang banyak pihak. Sebab, musim lalu, The Martinator tampil lebih baik dan meraih gelar juara. Benarkah Ducati menyesali keputusan tersebut?

    Manager Umum Ducati, Gigi Dall’Igna secara tak langsung mengatakan, pihaknya tak menyesal lebih memilih Marquez ketimbang Martin sebagai pebalap tim merah musim depan. Bahkan, sebelum transfer tersebut diumumkan, dia sudah tahu Martin akan juara musim lalu.

    “Itu adalah salah satu kemungkinan. Kami ingin mempertahankan semua rider, tapi kami menemukan beberapa kendala dan pada akhirnya kami hanya bisa memilih dua,” ujar Gigi, dikutip dari Motorsport, Senin (30/12).

    “Pada saat itu, kami memilih Pecco dan Marc sebagai pebalap resmi (tim pabrikan). Namun, saat kami menentukan pilihan, kami tahu betul bahwa Martin bisa memenangkan kejuaraan dunia,” tambahnya.

    Luigi Dall’Igna General Manager of Ducati Corse Foto: SOPA Images/LightRocket via Gett/SOPA Images

    Gigi menjelaskan, Marquez musim lalu hanya mengendarai Ducati Desmosedici GP23. Motor tersebut secara spesifikasi jauh lebih rendah dibandingkan GP24 yang ditunggangi Martin dan Bagnaia.

    Namun, di tengah keterbatasan tersebut, The Baby Alien nyatanya mampu tampil impresif. Bahkan, pebalap 31 tahun itu mampu finis di posisi tiga klasemen akhir atau persis di belakang Martin dan Bagnaia.

    “Kita semua adalah manusia, termasuk para pebalap. Penting untuk memproyeksikan tingkat pertumbuhan yang bisa Anda dapatkan untuk mencoba memahami apakah satu pilihan akan lebih baik atau lebih buruk dari yang lain,” tuturnya.

    “Ini bukan pekerjaan yang mudah, tapi ini menjadi tugas kami. Terkadang kami melakukannya dengan benar dan terkadang kami bisa salah, karena kami juga manusia,” lanjutnya.

    Marc Marquez dan Jorge Martin Foto: Getty Images/Joan Cros

    Martin musim depan akan membela Aprilia. Pebalap asal Spanyol itu menggunakan nomor motor 1 yang sebelumnya dipakai Bagnaia. Gigi mengaku tak masalah Martin memakai nomor ‘keramat’ tersebut.

    “Nomor 1 hanyalah sebuah angka (di motor), yang penting adalah Martin memenangkan gelar juara saat membela Ducati,” kata Gigi.

    (sfn/rgr)

  • Bagnaia Waspadai Yamaha yang Berkembang Pesat

    Bagnaia Waspadai Yamaha yang Berkembang Pesat

    Jakarta

    Francesco Bagnaia memilih nama Fabio Quartararo sebagai salah satu pebalap yang perlu diwanti-wanti musim depan. Bukan tanpa alasan, Bagnaia melihat kemajuan pesat dari Yamaha YZR-M1.

    Yamaha tertatih-tatih selama dua musim terakhir. Pengembangan motor asal pabrikan Jepang itu tertinggal jauh dari merek-merek Eropa. Pebalap andalannya cuma bisa menyelesaikan tempat ke-10 pada 2023, dan posisi 13 pada klasemen akhir MotoGP 2024.

    Dengan status tim yang mendapat jatah hak konsesi musim 2024. Yamaha melakukan banyak upaya untuk meningkatkan M1, tujuannya supaya jarak dengan produsen Eropa, terutama Ducati makin dekat.

    Di balik layar, Yamaha sudah merekrut dua insinyur Ducati untuk mengembangkan performa YZR-M1, yakni Marco Nicotra dan Massimo Bartolini. Untuk menambah jam terbang di lintasan, Yamaha menambah eks pebalap MotoGP, Augusto Fernandez sebagai test rider mulai musim 2025.

    Hasil Yamaha sudah mulai terlihat. Quartararo juga lebih sering masuk ke sesi kualifikasi 2 di paruh kedua musim ini. Kemudian pada balapan akhir pekan, dia mampu mencapai beberapa hasil 10 besar.

    Bagusnya lagi, Yamaha musim depan akan memiliki empat pebalap karena bergabungnya Pramac sebagai tim satelit.

    Quartararo mengamini mentalitas Yamaha telah berubah di musim 2024. Pabrikan asal Jepang ini berani langsung menguji coba suku cadang baru di lintasan saat musim MotoGP berjalan. Hal yang tak dilakukan Yamaha di musim-musim sebelumnya.

    “Tentu saja saya mengharapkannya [peningkatan performa] menjadi sedikit lebih cepat, tetapi di paruh pertama musim ini, lebih dari sekadar peningkatan motor, cara kami mengubah cara kerja sangat penting untuk mengubah mentalitas,” kata Fabio Quartararo dikutip dari Crash, Minggu (29/12/2024).

    Performa yang oke dari Yamaha juga diamini Francesco Bagnaia. Dia mengawasi pabrikan garpu tala itu saat melakoni sesi tes pramusim. Kelihatannya Fabio Quartararo mulai menebar ancaman bagi Bagnaia.

    Pendapat ini dikemukakan saat ditanya bagaimana prediksi lawan terdekatnya untuk musim 2025. Sudah pasti Bagnaia menjawab Marc Marquez, Jorge Martin, dan Marco Bezzecchi.

    “Saya tidak membiarkan Fabio Quartararo, karena Yamaha telah membuat kemajuan yang sangat besar,” kata Bagnaia dikutip dari Speedweek.

    (riar/lua)

  • Yamaha Nggak Ada Kemajuan di MotoGP?

    Yamaha Nggak Ada Kemajuan di MotoGP?

    Jakarta

    Akibat performa motor kurang tokcer, Yamaha dan Fabio Quartararo kesulitan bersaing di garis terdepan. Meski demikian, Yamaha sudah bisa melihat cahaya di ujung terowongan. Masalahnya perlahan-lahan mulai teratasi.

    Karier Fabio Quartararo merosot tajam pada dua musim terakhir MotoGP, tepatnya setelah El Diablo juara dunia MotoGP 2021. Fabio Quartararo mengakhiri musim 2023 pada posisi 10 dan musim 2024 berada di urutan ke-13 klasemen akhir MotoGP.

    Dengan status tim yang mendapat jatah hak konsesi musim 2024. Yamaha melakukan banyak upaya untuk meningkatkan M1 supaya jarak dengan produsen Eropa, terutama Ducati makin dekat.

    Fabio Quartararo dan Alex Rins sebagai pebalap pabrikan juga turun serta dalam memperbaiki performa motor. Keduanya melakukan banyak pekerjaan uji coba pada balapan akhir pekan. Yamaha terus-menerus membawa suku cadang baru seperti varian sasis dan mesin yang berbeda atau penyesuaian aerodinamika.

    Siapa bilang performa Yamaha makin jelek? Direktur Tim Yamaha, Massimo Meregalli punya pandangan berbeda. Dia bilang Yamaha sudah mengalami kemajuan.

    “Setelah Aragon, kami melihat hasil pertama dari pekerjaan kami. Itu penting, karena jika Anda bekerja keras dan tidak melihat hasil apa pun, itu menjadi lebih sulit. Dari Aragon kami melihat cahaya di ujung terowongan dan kami dapat mempertahankan level yang meningkat,” kata Meregalli dikutip dari Speedweek, Minggu (29/12/2024).

    “Para insinyur aerodinamika telah bekerja dengan sangat baik dan keras dan para pengemudi telah mulai memahami bagaimana aerodinamika baru bekerja dan keuntungan apa yang mereka miliki darinya,” tambah dia.

    Quartararo juga lebih sering masuk ke sesi kualifikasi 2 di paruh kedua musim ini. Kemudian pada balapan akhir pekan, dia mampu mencapai beberapa hasil 10 besar.

    “Fabio berusaha keras untuk itu dan dia mencoba beradaptasi,” kata Meregalli.

    Rekan setimnya, Alex Rins kurang baik bersama Yamaha. Musim debutnya ditandai dengan cedera. Bagaimanapun, rider Spanyol itu mampu mencapai dua hasil 10 besar di Aragon dan Sepang.

    “Ketika dia (Rins) datang kepada kami, dia tidak 100 persen, dia mengalami pasang surut. Kemudian dia mengalami kecelakaan lain di Assen, di mana pergelangan tangannya patah. Bagi saya, dia tidak pernah ada dalam kondisi untuk memberikan 100 persen, bahkan jika dia selalu mencoba,” kata Meregalli.

    “Di akhir musim, dia menjadi lebih baik dan lebih baik. Ini sangat penting bagi kami, karena (balapan) sendirian dan berjuang dengan semua orang lain yang memiliki lebih banyak pebalap di trek adalah kerugian besar.”

    “Jika Alex dalam kondisi yang baik, kami memiliki dua pebalap yang dengannya kami dapat mengevaluasi informasi. Ini sangat penting untuk tahun depan, ketika kami akan bersaing dengan empat pembalap – ini akan memberi kami keuntungan penting,” tambah dia.

    (riar/din)

  • Hormati Ducati, Marquez Rela Kehilangan Sponsor Setianya Ini

    Hormati Ducati, Marquez Rela Kehilangan Sponsor Setianya Ini

    Jakarta

    Marc Marquez rela kehilangan sponsor setianya, Red Bull, yang sudah menjalin kerja sama selama bertahun-tahun. Marquez menghormati tim barunya saat ini, Ducati Lenovo, yang memiliki kemitraan dengan Monster Energy. Red Bull dan Monster Energy merupakan dua merek minuman berenergi yang bersaing di pasaran.

    Marquez resmi mengakhiri kerja sama dengan raksasa minuman energi asal Austria, Red Bull. Pebalap asal Spanyol itu sudah didukung Red Bull selama kurang lebih 16 tahun.

    Marc Marquez dengan sponsor minuman energi, Red Bull Foto: dok.Istimewa

    “Dari tahun 2008 hingga 2024, sebuah perjalanan luar biasa yang penuh tantangan, kemenangan, dan momen yang tak terlupakan,” ujar Marquez di akun Instagram resminya dikutip Minggu (29/12/2024).

    “Terima kasih Red Bull karena selalu ada di sisiku setiap saat dan memberiku semangat sepanjang karierku. Semoga kita bisa bertemu lagi,” tambah Marquez. Pada unggahan tersebut, Marquez juga menyematkan beberapa foto dirinya yang selalu didukung Red Bull dari kejuaraan junior hingga menjadi seorang juara MotoGP.

    Ducati Lenovo menjalin kerja sama dengan Monster Energy Foto: Getty Images/Josef Bollwein

    Keputusan berpisah dengan Red Bull memang harus diambil oleh Marquez. Soalnya, tim baru Marquez saat ini, Ducati Lenovo, memiliki kerja sama dengan saingan Red Bull di MotoGP, yakni Monster Energy.

    Meski menjadi sponsor Ducati Lenovo, bukan berarti Monster Energy juga akan menjadi sponsor pribadi Marquez. Menurut laman Crash, Marquez dikabarkan juga menghormati sejarahnya dengan Red Bull, dengan tidak membawa sponsor pribadi pada musim 2025.

    Itulah mengapa pada saat tes pascamusim beberapa waktu lalu, motor Ducati Desmosedici Marc Marquez terlihat polos dan minim tempelan stiker sponsor.

    Motor Ducati Desmosedici Marc Marquez saat tes pascamusim beberapa waktu lalu masih polosan Foto: Instagram @marcmarquez93

    (lua/riar)

  • Siapa Penemu Motor? Ini Dia Para Tokoh Pembawa Perubahan Otomotif Dunia

    Siapa Penemu Motor? Ini Dia Para Tokoh Pembawa Perubahan Otomotif Dunia

    Jakarta

    Tahukah kalian siapa penemu motor? Sosok ini tentu berjasa untuk membawa perubahan otomotif dunia. Kini, rasanya sulit untuk membayangkan kehidupan modern tanpa kehadirannya.

    Sepeda motor, atau kini hanya kita sebut dengan motor, bukan hanya alat transportasi. Namun juga menjadi simbol inovasi yang telah mengubah cara manusia berpindah dari satu tempat ke tempat lain.

    Lalu, siapa sosok yang pertama kali menciptakan motor? Dalam perjalanan sejarah otomotif, penemuan oleh beberapa tokoh di baliknya, menjadi fondasi bagi perkembangan teknologi kendaraan bermotor di dunia. Dengan segala keterbatasan teknologi pada masanya, sang penemu berhasil menciptakan inovasi yang tidak hanya menginspirasi, tetapi juga membuka jalan bagi perkembangan industri otomotif global.

    Siapa Penemu Motor?

    Siapa penemu motor? Mungkin banyak yang mengenal sosoknya yakni Gottlieb Daimler, dengan bantuan Wilhelm Maybach. Namun sebetulnya sejak abad ke-18, sepeda motor telah mengalami berbagai transformasi. Penemuan mesin uap pada masa itu memotivasi manusia untuk menciptakan kendaraan bermotor roda dua yang lebih canggih.

    Seperti halnya alat transportasi lain, sepeda motor juga memiliki cerita panjang yang penuh inovasi. Sepeda motor berbahan bakar bensin pertama kali ditemukan di Jerman, sedangkan sepeda motor dengan mesin uap pertama kali dibuat di Prancis dan Amerika Serikat.

    Dikutip dari buku Ensiklopedia Transportasi Dunia (2012), sepeda motor pertama di dunia diciptakan oleh Pierre Michaux, penemu asal Prancis, pada tahun 1867. Ia membuat sepeda besi berpedal (velocipede) yang dilengkapi mesin uap satu tabung buatan Louis Guillaume Perreux.

    Dalam laman Bycicle History juga dijelaskan sepeda motor bertenaga uap pertama dibuat pada tahun 1867, di pabrik penemu sepeda terkenal Pierre Michaux. Kendaraan ini dinamai ‘The Michaux Perreaux Steam Velocipede’ dan memperoleh hak paten pada 16 Maret 1869.

    Sepeda motor ini memiliki berat 88 kg dan mampu mencapai kecepatan 14 km/jam. Di Amerika Serikat, Sylvester H. Roper juga mengembangkan sepeda motor uap pada periode 1867-1869. Sepeda motor ciptaannya menggunakan mesin uap dua tabung yang dipasang di kedua sisi rangka.

    Pada 1884, Roper menyempurnakan desainnya dengan mesin uap satu tabung yang memiliki kekuatan setara 3 tenaga kuda dan kecepatan hingga 64 km/jam. Ia mempersembahkan velocipede uap silinder kembarnya dengan tungku pembakaran batu bara, sebelum akhirnya meninggal pada tahun 1896.

    Gottlieb Daimler Sang Penemu Sepeda Motor Bensin

    Inovasi sepeda motor terus berlanjut. Di lain sisi pada tahun 1871, Insinyur asal Prancis Louis-Guillaume Perreaux sempat mengembangkan sepeda motor uap satu silinder dengan pembakar alkohol. Inovasi demi inovasi terus dilakukan oleh banyak ilmuwan lainnya.

    Hingga akhirnya, temuan tentang sepeda motor dengan cepat diikuti dengan dikembangkannya sepeda dan mesin-mesin 4 TAK berbahan bakar bensin. Kusnanto dalam buku Menelusuri Sejarah Alat Transportasi, menjelaskan sepeda motor berbahan bakar bensin pertama kali dibuat oleh insinyur asal Jerman, Gottlieb Daimler, pada tahun 1885.

    Buku Ensiklopedi Teknologi Penemuan dan Perkembangannya 4, menjelaskan Daimler memasang sebuah mesin 4 TAK berbahan bakar bensin pada kerangka sepeda yang terbuat dari kayu. Ia kemudian menambahkan dua roda samping ekstra untuk stabilitas, mirip dengan roda-roda tambahan pada sepeda yang digunakan untuk latihan.

    Daimler memasang mesin pembakaran internal pada sepeda kayu yang didesain khusus. Kendaraan ini, yang memiliki empat roda dan mesin berkapasitas 246 cc, diberi nama Reitwagen atau ‘riding car’. Putra Daimler, Maybach, menjadi orang pertama yang mengendarai Reitwagen, menempuh jarak sekitar 3 km di sepanjang Sungai Neckar dengan kecepatan 12 km/jam.

    Laman National Inventors Hall of Fame menyebut, Daimler dan Maybach menghabiskan waktu sepuluh tahun untuk mengembangkan mesin bertenaga bensin yang lebih praktis. Pada tahun 1885, mesin berbahan bakar bensin pertama dipasang pada sepeda motor.

    Daimler dan Maybach terus menyempurnakan mesin bertenaga bensin, menciptakan mesin empat tak, dua silinder, dan seterusnya. Mesin itu menjadi fondasi bagi mesin mobil masa kini. Daimler juga mendirikan Daimler Motoren-Gesellschaft pada tahun 1890 untuk membangun mesin sesuai rancangannya.

    Hingga pada dekade 1950-an, hampir semua sepeda motor di Amerika Utara diproduksi oleh Harley-Davidson atau oleh pabrik-pabrik Inggris, seperti Birmingham Small Arms Company (BSA), Norton, dan Triumph. Pada dekade 1960-an, para pembuat motor Jepang, termasuk Honda, Kawasaki, Suzuki, dan Yamaha, mulai memperkenalkan berbagai jenis sepeda motor modern.

    Sekitar tahun 1980-an, beberapa sepeda motor berdaya kerja tinggi dengan mesin ‘turbo’ mulai diperkenalkan. Pada dekade 1990-an, injeksi bahan bakar menggantikan karburator pada sejumlah mesin.

    Lini Masa Perkembangan Industri Sepeda Motor

    Sepeda motor memiliki pengaruh besar dalam dunia otomotif. Seiring waktu, berbagai inovasi terus bermunculan, menjadikan sepeda motor semakin canggih dan efisien. Berikut adalah urutan perkembangan sepeda motor berdasarkan periode waktu:

    Periode 1867-1900

    1867: Pierre Michaux menciptakan sepeda motor uap pertama.1868: Sylvester H. Roper mengembangkan sepeda motor dengan mesin uap dua tabung.1871: Louis Guillaume Perreaux merancang sepeda motor uap satu tabung dengan bahan bakar alkohol.1881: Lucius Copeland menciptakan sepeda dengan mesin uap kecil, mencapai kecepatan 12 mph.1885: Gottlieb Daimler menciptakan sepeda motor berbahan bakar bensin pertama.1894: Hildebrand dan Wolfmüller memproduksi sepeda motor secara massal.

    Periode 1901-Sekarang

    1901-1903: Pabrik besar seperti Royal Enfield dan Harley Davidson mulai memproduksi sepeda motor.1928: Produsen Jerman menjadi yang terbesar di dunia.1950-an: Veteran perang di AS mendirikan klub sepeda motor.1959: Honda menjadi produsen sepeda motor terbesar di dunia.1960-an: Jepang mendominasi industri sepeda motor global, dengan merek seperti Suzuki, Yamaha, dan Kawasaki.

    Kini, produsen dari berbagai negara, seperti Ducati, BMW, dan Harley Davidson, terus bersaing menciptakan inovasi terbaru dalam dunia sepeda motor. Di Indonesia, sepeda motor menjadi salah satu alat transportasi yang paling banyak digunakan. Nah itulah tadi penjelasan soal tokoh-tokoh penemu sepeda motor. Semoga menambah wawasanmu, ya!

    (aau/fds)

  • Bagnaia Bertekad Menang Lagi, Terinspirasi Marquez saat Juara Dunia

    Bagnaia Bertekad Menang Lagi, Terinspirasi Marquez saat Juara Dunia

    Jakarta

    Kegemilangan Marc Marquez sebagai bintang MotoGP belum sirna di mata pebalap lain. Terinspirasi dari pola juara dunia The Baby Aliens, Francesco Bagnaia bertekad menambah gelar juara dunia.

    Musim ini, Bagnaia gagal hat-trick juara dunia. Dia kalah dari Jorge Martin yang tampil konsisten.

    Salah satu penyebab Bagnaia gagal gara-gara sprint race. Dia tiga kali terjatuh tanpa poin, dan sembilan kali gagal tembus tiga besar. Sebagai pembanding, Jorge Martin sembilan kali menang dan dua kali finis di luar podium, dan cuma terjatuh dua kali.

    “Saya belajar dari kesalahan yang membuat kehilangan gelar,” kata Bagnaia dikutip dari GPone, Jumat (27/12/2024).

    Pecco Bagnaia siap bangkit tahun depan. Dia teringat karier Marc Marquez, tandem barunya di tim pabrikan Ducati.

    Setelah kesuksesan di musim 2013, Marquez kembali menyabet juara pada tahun 2014 dan 2016-2019. Rider 31 tahun itu punya delapan titel kampiun, hanya berjarak satu gelar dari The Doctor.

    “Kalau kita melihat awal karier Marquez, dia memenangkan dua kejuaraan berturut-turut, sementara yang (tahun) ketiga pada 2015 dia kehilangan. Dia menang lagi pada tahun berikutnya, lalu menambah empat lagi, jadi Anda tidak akan pernah tahu,” tambah dia.

    Kendati gagal back to back juara dunia, Bagnaia diyakini masih jadi pebalap terbaik di atas lintasan.

    Bos Ducati Gigi Dall’Igna menjelaskan kemenangan Bagnaia itu belum tentu bisa diikuti pebalap lain. Bagnaia menang 11 kali grand prix pada 2024.

    “Saya pikir Pecco Bagnaia bisa menuliskan banyak sejarah di kejuaraan balap motor. Pecco kan sudah memenangi dua kejuaraan dunia, dan tidak banyak pebalap yang mencapainya,” kata dia dikutip dari Motosan.

    “Dan pada tahun ini, dia bertarung untuk titel juara ketiganya. Sekarang ini dia jadi tolok ukur pebalap di MotoGP,” ceplosnya lagi.

    (riar/rgr)