brand merek: Daihatsu

  • Toyota Kembangkan Teknologi Ubah Sampah Jadi Bahan Bakar Kendaraan

    Toyota Kembangkan Teknologi Ubah Sampah Jadi Bahan Bakar Kendaraan

    Jakarta

    Toyota terus mengembangkan beragam pilihan bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan. Masih gencar dengan skema Multi Pathway, pabrikan raksasa asal Jepang itu bersama beberapa produsen lain mengembangkan bioetanol dari bahan nonpangan, termasuk sampah/limbah pertanian.

    detikOto menyaksikan langsung fasilitas riset bioetanol ini saat mengikuti rangkaian kunjungan Japan Mobility Show 2025, pekan lalu. Berlokasi di Fukushima, fasilitas ini merupakan hasil kerjasama Toyota dengan di antaranya Subaru Daihatsu, Subaru, Suzuki, Mazda, Eneos, dan Toyota Tsusho. Disebutkan juga proyek ini dapat dukungan dari beberapa jenama lain.

    Secara resmi, fasilitas yang baru dibuka pada tahun 2024 ini, diberi nama raBit (Research Association of Biomass Innovation for Next Generation Automobile Fuel). Sesuai namanya, ini diinisiasi untuk menciptakan bahan bakar karbon netral generasi baru — yang tidak lagi bersumber pada material pangan.

    Pertamina Uji Coba Bioetanol 100 Persen di Mobil Toyota Foto: Pool

    Sebagaimana diketahui, pengembangan etanol yang banyak dilakukan di seluruh dunia saat ini masih bersandar pada tanaman-tanaman pangan. Semisal jagung, tebu, atau bahkan singkong. Hal ini dianggap beberapa kalangan kurang etis, lantaran terjadi tarik ulur antara ketahanan pangan dan kebutuhan energi.

    Sedangkan di raBit telah dilakukan pengembangan bahan bakar menggunakan sampah atau limbah sisa pertanian. Misalnya jerami padi hingga sisa pengolahan tebu.

    Yasunobu Seki, Chairperson of Steering Committee raBit, menyebut apa yang mereka kembangkan merupakan etanol generasi kedua.

    Karena merupakan sebuah terobosan baru, etanol dari bahan nonpangan ini masih dalam proses pengembangan intensif. Apalagi rangkaian proses pembuatan etanol generasi kedua ini lebih rumit dibanding generasi pertama.

    Dari pengembangan yang terus dilakukan raBit saat ini, didapati hasil satu ton sampah/limbah sisa pertanian bisa dihasilkan 300 liter bioetanol.

    Pengembangan bioetanol berbasis tanaman nonpangan menekankan kembali pendekatan yang ditempuh Toyota yakni Mobility for All dan Multi Pathway.

    Toyota dalam banyak kesempatan menyatakan betapa mereka memahami kalau setiap negara memiliki kekayaan alam dan modal ketahanan energi yang berbeda. Karena itulah mereka bukan hanya menawarkan satu solusi pilihan kendaraan ramah lingkungan (BEV), tapi juga bagaimana mengembangkan industri tanpa meninggalkan ‘kearifan energi lokal’.

    Pakar Proses Konversi Biomassa Institut Teknologi Bandung (ITB) Ronny Purwadi menjelaskan kendaraan berbahan bakar bioetanol menjadi salah satu pilihan untuk membantu mengurangi emisi gas buang. Foto: Arsip foto TMMIN

    “Bicara secara global, penggunaan bahan pangan untuk produksi bahan bakar kendaraan masih memunculkan perdebatan, apakah hal itu etis. Karena itulah penting untuk terus mengembangkan riset etanol berbasis komoditas nonpangan,” kata Wakil Presiden Eksekutif sekaligus Kepala Teknologi (Chief Technology Officer/CTO) TMC, Hiroki Nakajima, pada kesempatan berbeda, di Jepang.

    Mobil-mobil Toyota Siap Tenggak Etanol

    Etanol menjadi salah satu energi alternatif ramah lingkungan yang pemanfaatannya terus dikembangkan Toyota. Presiden Pusat Pengembangan Rekayasa Mesin Netral Karbon TMC, KeijiKaita,mengingatkan bahwa saat ini sebagian besar mesin bertenaga bensin kendaraan Toyota sudah siap menggunakan bahan bakar tercampur etanol berbagai level.

    “Artinya setiap negara dapat menyesuaikan penerapannya dengan mempertimbangkan kondisi iklim, infrastruktur, maupun kebijakan energi masing-masing,” kata Kaita di Jepang.

    Di Indonesia, ini sejalan dengan strategi yang sudah dicanangkan pemerintah. Pemerintah Indonesia baru-baru ini menyatakan rencana untuk menerapkan peraturan kewajiban penggunaan bensin dengan campuran etanol 10 persen (B10) yang bakal mulai berlaku pada 2027.

    Toyota punya line up kendaraan yang bisa menggunakan etanol, bahkan sampai pada kadar 100% (E100). Komitmen yang kian ditegaskan Toyota dengan rencana mempertimbangkan membangun pabrik etanol di Indonesia bekerjasama dengan Pertamina.

    (din/rgr)

  • Kebakaran Gudang Rongsokan di Surabaya, 4 Mobil Hangus

    Kebakaran Gudang Rongsokan di Surabaya, 4 Mobil Hangus

    Surabaya (beritajatim.com) – Empat mobil bekas di Gudang Rongsokan, Jalan Wonosari Lor, Kelurahan Wonokusumo, Kecamatan Semampir, Surabaya, ludes terbakar pada Senin pagi (3/11/2025), sekitar pukul 09.43 WIB.

    Kepala Bidang Pemadam Kebakaran (Damkar) Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) Kota Surabaya, Wasis Sutikno, menjelaskan bahwa kebakaran mobil yang melanda lahan 12 meter x 16 meter itu diduga dipicu oleh percikan api mesin las seorang pekerja.

    “Pekerja memotong besi menggunakan las, sehingga muncul percikan api yang mengenai mobil rongsokan,” kata Wasis Sutikno, Senin (3/11/2025).

    Kebakaran di gudang rongsokan Surabaya (dok. Damkar Surabaya).

    Empat mobil yang hangus terbakar adalah satu unit Daihatsu Zebra Espass (G 1738 WA), Toyota Kijang 1.5 Super (H 1749 RG), Toyota Kijang Kotak Pick Up (G 1850 PA), dan Mitsubishi L300 (tanpa nopol).

    Untuk memadamkan api, Damkar mengerahkan tiga armada, yaitu 1 Unit Tempur Pos Pegirian, 1 Unit Tempur Rayon 1 Pasar Turi, dan 1 Unit Walka Rescue.

    “Situasi dinyatakan kondusif dan api padam seluruhnya pada pukul 10.10 WIB,” jelasnya.

    Beruntung, insiden kebakaran yang melahap empat mobil bekas ini tidak menimbulkan korban jiwa. Oleh karena itu, Wasis menghimbau seluruh warga Surabaya untuk selalu berhati-hati saat beraktivitas dengan api.

    “Agar tidak menyebabkan kerugian materil maupun korban jiwa, kami imbau masyarakat untuk berhati-hati saat beraktivitas. Serta segera melapor ke Command Center 112 apabila terjadi kondisi darurat,” ucap Kepala Bidang Damkar Kota Surabaya, Wasis Sutikno. (rma/but)

  • BBM RI Mau Dicampur Etanol 10%, Bos Toyota & Daihatsu Buka Suara

    BBM RI Mau Dicampur Etanol 10%, Bos Toyota & Daihatsu Buka Suara

    Jakarta, CNBC Indonesia – Pemerintah sedang menyiapkan kebijakan baru yakni penggunaan bahan bakar minyak (BBM) jenis bensin dengan campuran etanol 10% atau E10. Menanggapi hal tersebut, PT Astra Daihatsu Motor (ADM) memastikan seluruh kendaraannya telah siap beradaptasi dengan rencana tersebut.

    Marketing Director and Corporate Communication Director PT ADM Sri Agung Handayani menegaskan kesiapan Daihatsu menghadapi kebijakan penggunaan E10 pada bahan bakar mobil.

    “Jadi, pemerintah berencana, Pak Menteri [ESDM Bahlil Lahadalia] mengatakan kemungkinan akan ada unsur etanol, Etanol 10% ya,” ujar Sri Agung dalam Daihatsu Media Trip Japan, dikutip beberapa hari yang lalu.

    Daihatsu telah melakukan riset dan pengembangan (R&D) untuk memastikan seluruh kendaraan Daihatsu dapat menyesuaikan diri dengan standar bahan bakar baru tersebut.

    “Jadi, kami memiliki R&D dan kami sudah menyiapkan. Satu, kendaraan Daihatsu kompatibel terhadap etanol maksimum 10 persen. Dua, dengan catatan penggunaan oktan-nya harus sesuai yang di-suggest,” ujarnya.

    Langkah ini demi mendukung transisi energi bersih di Tanah Air. Dengan meningkatnya dorongan pemerintah terhadap penggunaan bahan bakar terbarukan, pabrikan otomotif dituntut untuk beradaptasi secara cepat tanpa mengorbankan performa maupun efisiensi kendaraan.

    Dengan kesiapan yang disampaikan Daihatsu, konsumen diharapkan tidak perlu khawatir terhadap perubahan komposisi bahan bakar yang akan diterapkan pemerintah dalam waktu dekat.

    Di sisi lain Wakil Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Bob Azam menilai kandungan etanol 3,5% di BBM Pertamina masih dalam batas wajar dan aman digunakan.

    “Bisa, sebenarnya kan tergantung merknya. Kalau Toyota itu sampai 20%. Tapi mungkin merek lain itu sampai 10%,” ungkap Bob saat ditemui di kantor Kementerian PPN/Bappenas, Jakarta, Selasa (7/10/2025).

    (pgr/pgr)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Nggak Ujug-ujug Jual Mobil, Daihatsu Awalnya Bikin Mesin Diesel Buat Bantu Warga

    Nggak Ujug-ujug Jual Mobil, Daihatsu Awalnya Bikin Mesin Diesel Buat Bantu Warga

    Osaka

    Bicara tentang Daihatsu di Indonesia, mungkin yang langsung terbayang adalah mobil-mobil irit dan praktis seperti Ayla dan Sigra.

    Namun, perjalanan pabrikan asal Jepang ini ternyata memiliki fondasi filosofi yang dalam, yang akarnya justru bukan dari mobil penumpang. Jejak itu dapat ditelusuri di Daihatsu Humobility World, Osaka. Tim detikOto yang tengah berada di kota tersebut bersama Astra Daihatsu Motor menyaksikan langsung bagaimana sejarah panjang Daihatsu dimulai.

    Pada 1907, perjalanan Daihatsu dimulai. Fokus pertamanya adalah menciptakan mesin untuk memudahkan hidup masyarakat.

    “Inilah salah satu mesin tertua yang masih ada dari Daihatsu, yaitu mesin diesel tipe LH-25. Mesin ini digunakan untuk mengalirkan air ke sawah, terutama di daerah yang sulit mendapatkan air dari sungai,” ujar pemimpin tur Daihatsu Humobility World.

    Mesin Daihatsu Foto: (Muhammad Hafizh Gemilang/detikOto)

    “Mesin ini dikirim ke Prefektur Shiga pada tahun 1933 untuk memasok air ke area persawahan luas dan bekerja sekitar 1.000 jam setiap tahun selama kurang lebih 20 tahun,” lanjutnya.

    Peralihan Daihatsu ke dunia otomotif pun masih dilandasi semangat yang sama. Mereka tidak langsung menciptakan mobil canggih, melainkan HD Type, sebuah kendaraan roda tiga kecil.

    Pada era itu, mobil yang beredar kebanyakan adalah mobil impor yang mahal. Kehadiran HD Type adalah jawaban atas kebutuhan kendaraan angkut yang terjangkau bagi usaha kecil dan menengah.

    Semangat untuk menyelesaikan masalah mobilitas ini terus berevolusi. Lantas lahirlah Midget di era 1950-an. Kendaraan roda tiga ini dijuluki “city helicopter” karena kemampuannya menerobos jalan sempit dan mengangkut barang, mengubah cara kerja pedagang kecil.

    “Berkat Midget yang bisa bermanuver di ruang sempit dan membawa banyak barang, cara kerja masyarakat berubah drastis,” lanjut pemandu tur tersebut.

    Filosofi “membantu warga” ini kemudian merasuk ke dalam setiap lini produk Daihatsu. Setelah Midget, Daihatsu lantas mulai menggarap mobil mungil atau kei car.

    Daihatsu Fellow Foto: (Muhammad Hafizh Gemilang/detikOto)

    Sejarah mencatat, Fellow jadi mobil mini pertama mereka yang dirancang untuk keluarga muda perkotaan. Lanjut ada Charade yang juga sempat populer di Indonesia dengan mesin 3-silinder 1000 cc. Setelah Charade, sejarah pembuatan mobil Daihatsu terus bergulir hingga hari ini.

    (mhg/dry)

  • Daihatsu Kirim Rocky Hybrid ke Garasi Konsumen Indonesia Mulai November

    Daihatsu Kirim Rocky Hybrid ke Garasi Konsumen Indonesia Mulai November

    Osaka

    Kabar baik bagi para calon pemilik Daihatsu Rocky Hybrid. Small SUV hibrida andalan Daihatsu itu dipastikan segera meluncur ke tangan konsumen di Indonesia dalam waktu dekat.

    Direktur Pemasaran PT Astra Daihatsu Motor (ADM), Sri Agung Handayani, mengungkapkan proses pengiriman unit akan dimulai pada November 2025. Penyalurannya akan dilakukan secara berurut sesuai waktu pemesanan.

    “Jadi Rocky Hybrid kita akan kirim secepatnya di November ini. Prioritas kita akan berikan kepada customer yang memang urutannya lebih awal,” kata Agung dalam kesempatan di Osaka, Jepang, Selasa (28/10/25).

    Ia menambahkan, detail jumlah unit yang akan datang pada gelombang pertama masih akan diinformasikan lebih lanjut.

    Waktu tunggu yang relatif singkat untuk Rocky Hybrid terbilang cukup cepat. Hal ini menarik mengingat mobil ini diimpor secara Completely Built-Up (CBU) langsung dari Jepang.

    Agung juga menjelaskan, status CBU tidak serta merta berarti unit dapat langsung masuk ke Indonesia. “Proses yang harus kita comply adalah proses homologasi dan uji tipe di Indonesia. Jadi pengertian CBU, tidak secara otomatis unit itu diimpor (utuh) ke Indonesia,” lanjutnya.

    Bintang GIIAS 2025 yang Naik Harga

    Rocky Hybrid menjadi salah satu bintang pameran selama Gelar Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2025. Popularitasnya didorong oleh spesifikasi, teknologi, dan harga yang kompetitif kala itu.

    Namun, harga promosi selama GIIAS 2025 sudah tidak berlaku. Daihatsu Rocky Hybrid yang semula dibanderol sekitar Rp 293 jutaan, kini resmi dijual seharga Rp 299 jutaan (OTR Jakarta).

    Dibalut Performa dan Efisiensi

    Daihatsu Rocky Hybrid mengusung mesin bensin 1.2 liter yang dipadukan dengan motor listrik dan transaxle khusus hibrida. Kombinasi ini melahirkan tenaga maksimal 106 PS dan torsi 170 Nm.

    SUV mungil ini mampu berakselerasi dari 0-100 km/jam dalam waktu 10,36 detik. Yang paling mencolok adalah efisiensi bahan bakarnya yang mencapai 28 km/liter (standar WLTC) atau bahkan 34,8 km/liter (standar JC08 Jepang).

    Dengan efisiensi setinggi itu, emisi karbon yang dihasilkan juga sangat rendah, yakni hanya 83 g CO₂/km. Untuk mendukung kinerja hibridanya, Rocky Hybrid menggunakan baterai lithium-ion berkapasitas 0,74 kWh.

    (mhg/dry)

  • Bocoran Mobil-mobil Masa Depan Daihatsu

    Bocoran Mobil-mobil Masa Depan Daihatsu

    Tokyo

    Pabrikan mobil asal Jepang, Daihatsu selalu terkenal sebagai penyedia mobil ‘rakyat’ hingga first car buyer. Lantas bagaimana visi mobil masa depan mereka?

    Jawabannya tersedia di ajang Japan Mobility Show 2025. Di sini, Daihatsu datang dengan pesan kuat, yakni untuk membangun mobil yang ditujukan untuk memudahkan hidup masyarakat luas.

    “Dalam membuat mobil Daihatsu akan tetap memegang nilai intinya. Kami pergi keliling kota, mendengar apa yang orang katakan, berpikir tentang bagaimana caranya membantu masyarakat dan seseorang dalam kesulitan,” ungkap Koji Sato, President and CEO Toyota Motor Corporation pada presentasinya soal Daihatsu di Japan Mobility Show 2025.

    Daihatsu punya prinsip bahwa ukuran kecil bukanlah keterbatasan, melainkan sebuah keunggulan untuk menciptakan solusi mobilitas yang cerdas dan berorientasi pada kebutuhan manusia di masa depan.

    Di Japan Mobility Show 2025, Daihatsu mengusung tema “DAIHATSUMEI for me. Invented for you. Small but capable. Do it all step by step.”

    Tema ini merefleksikan filosofi perusahaan sejak 1907 untuk terus menciptakan mobil yang penuh inovasi, mudah didekati, dan praktis, dengan harga yang terjangkau.

    Tak sekadar omongan belaka, Daihatsu juga datang dengan membawa langsung mobil-mobil konsep mereka.

    Pertama ada Midget X. Mobil yang ikonik dan bersejarah dari Daihatsu. Mewakili semangat inovasi dari Midget generasi pertama, Midget X hadir sebagai solusi mobilitas baru dengan ukuran yang sangat compact.

    Daihatsu Midget X Foto: (Muhammad Hafizh Gemilang/detikOto)

    Panjangnya hanya 2.200 mm, lebih mudah ditangani daripada sepeda motor namun lebih ringkas dari mobil mini pada umumnya.

    Kendaraan listrik baterai atau Battery Electric Vehicle (BEV) ini memiliki konfigurasi kursi unik 1+2 yang dirancang untuk mempererat interaksi antara pengemudi dan penumpang.

    Pintu yang membuka ke depan memudahkan akses masukdan keluar. Berbagai konfigurasi dek juga disiapkan untuk menyesuaikan dengan kebutuhan pengguna.

    Selanjutnya ada K-OPEN. Wujud masa depan Kei Car Daihatsu Copen yang konon menjadi mobil yang sangat disukai oleh Akio Toyoda.

    Konsep mobil K-OPEN ini mempertahankan DNA Copen dengan penggerak roda belakang dan mesin di depan (front-engine, rear-wheel-drive). Desainnya memadukan kesan ramah dan powerful.

    K-OPEN menawarkan pengalaman berkendara convertible yang ringan dan menyenangkan. Versi Running Prototype-nya bahkan dikembangkan dengan semangat “membuat, mengendarai, menguji” untuk menyempurnakan kenikmatan berkendara melalui desain ringan, pusat gravitasi rendah, dan distribusi bobot optimal.

    Mobil masa depan Daihatsu. Foto: (Muhammad Hafizh Gemilang/detikOto)

    Selanjutnya ada K-VISION. Mobil hybrid yang diklaim sebagai standar baru untuk mobil mini hybrid. Menggunakan platform DNGA generasi berikutnya, kendaraan ini mengadopsi sistem e-SMART HYBRID yang ringkas dan ringan.

    Keunggulan utamanya adalah kemampuan berkendara 100 persen menggunakan motor listrik yang sunyi namun bertenaga, serta efisiensi bahan bakar yang diklaim meningkat lebih dari 20 persen dibandingkan powertrain konvensional.

    Yang menarik, K-VISION diklaim tidak memerlukan charging karena sistem hybrid-nya, sekaligus dilengkapi fungsi external power supply yang dapat menjadi sumber listrik dariran selama kurang lebih empat hari.

    Lalu ada juga KAYOIBAKO-K dan e-ATRAI. Mobil ini wakil kendaraan masa depan Daihatsu di segmen komersial.

    Daihatsu K-Open. Foto: (Muhammad Hafizh Gemilang/detikOto)

    KAYOIBAKO-K, kendaraan komersial generasi baru berukuran mini yang mendukung kerja otonom. Kemampuan memanggil dan mengembalikan kendaraan secara mandiri diharapkan dapat mentransformasi cara kerja, dari logistik mil terakhir hingga dukungan kehidupan masyarakat lokal.

    Lalu ada juga, e-ATRAI STICKER FACTORY yang telah masuk dalam rencana produksi, menunjukkan aplikasi langsung kendaraan listrik komersial.

    Dengan jarak tempuh sekitar 200 km dan fitur power sliding door, e-ATRAI dirancang untuk mendukung pekerjaan logistik dengan lebih cerdas dan menyenangkan.

    Kehadiran beragam konsep kendaraan ini menegaskan komitmen Daihatsu untuk terus berinovasi.

    (mhg/dry)

  • Century Coupe Meluncur di JMS 2025, Toyota Punya Pesaing Rolls-Royce dan Bentley

    Century Coupe Meluncur di JMS 2025, Toyota Punya Pesaing Rolls-Royce dan Bentley

    Jakarta

    Sejak lebih dari 50 tahun lalu Century jadi mobil paling mewah yang pernah diproduksi Jepang. Tak lagi berada di bawah payung Toyota, Century merilis seri terbarunya dalam wujud coupe pada ajang Japan Mobility Show 2025.

    “Kebanggaan Jepang. Saya percaya Century diciptakan untuk memenuhi peran itu,” ucap Akio Toyoda di Japan Mobility Show dalam peluncuran Century, Rabu (29/10/2025).

    Century yang diluncurkan Toyota pada ajang Japan Mobility Show 2025 ini sejatinya sudah diumumkan secara resmi pekan lalu. Positioning-nya adalah sebagai brand yang disiapkan untuk bertarung di segmen super mewah: bersaing dengan Rolls-Royce dan Bentley.

    Toyota sudah mengumumkan bahwa Century akan menjadi merek yang berdiri sendiri, terpisah dari Toyota. Namun begitu, yang dipamerkan di Jepang ini masih merupakan konsep.

    Century coupe paling anyar ini punya desain yang benar-benar berbeda dengan seri yang diluncurkan sebelumnya. Warna orange yang mencolok namun cantik membuat mobil ini sangat eye-catching di arena Japan Mobility Show. Disebutkan kalau warna orange yang membalut Century terdiri dari 60 lapisan cat.

    Century coupe ini punya konfigurasi dua penumpang dan dua pintu. Belum ada detil spesifikasi yang dibocorkan, termasuk kapan akan diproduksi dan dijual untuk umum.

    Jika eksterior Century terlihat ‘menyala’ dengan warna orange yang mewah, di bagian interior kesan super premium mobil ini terasa makin kental. Kabin Century coupe ini disematkan banyak sekali atribut mewah berkelas. Termasuk jam analog klasik pada sisi tengah dashboard.

    Dua kursi di dalam kabin punya konfigurasi yang sepertinya belum pernah ada pada mobil lain. Kursi sopir dan satu penumpang tidak berada dalam posisi sejajar. Tapi tersusun secara diagonal, di mana kursi sopir berada di depan dan kursi penumpang di belakangnya (dalam posisi diagonal).

    Sejarah Singkat Century

    Century pertama kali diperkenalkan pada tahun 1967, bertepatan dengan peringatan 100 tahun kelahiran Sakichi Toyoda, pendiri Toyota Industries. Mobil ini sejak kelahirannya dianggap sebagai lambang kemewahan tertinggi dari Jepang, dan diproduksi terutama untuk pasar domestik.

    Dengan statusnya sebagai mobil super premium, Century selama ini digunakan oleh Kaisar Jepang (Century Royal), Perdana Menteri, hingga pejabat tinggi pemerintah.

    Hal-hal tersebut menjadikan Century sebagai puncak lini produk Toyota. Nantinya, merek Century akan berada di segmen paling atas, diikuti Lexus, GR, Toyota, dan Daihatsu.

    Century selama ini juga dikenal sebagai mobil yang produksi untuk rentang waktu yang sangat panjang. Sejak pertama meluncur lebih dari 50 tahun lalu, Century baru punya lima generasi.

    Century punya lambang yang unik, yakni burung Phoenix – yang melambangkan kebangsawanan dan keabadian. Lambang yang menempel pada setiap mobil ini diukir menggunakan tangan.

    (din/dry)

  • Berkunjung ke Pabrik Daihatsu ‘Karawang’ di Kyoto

    Berkunjung ke Pabrik Daihatsu ‘Karawang’ di Kyoto

    Kyoto

    Pabrik Daihatsu di Kyoto ternyata menyimpan hubungan khusus dengan pabrik Daihatsu di Karawang, Indonesia. Keduanya bagai saudara kembar yang diikat oleh DNA filosofi manufaktur yang sama, meski tinggal di lingkungan berbeda.

    “Pabrik Kyoto berperan sebagai mother plant bagi Karawang Line 2,” ujar Fukushima, Plant Manager Kyoto Plant, dalam presentasinya kepada para jurnalis Indonesia, Selasa (27/10/2025) di Kyoto, Jepang.

    Konsep yang menjadi DNA bersama itu adalah SSC, akronim dari Simple, Slim, dan Compact. Filosofi ini adalah pondasi dasar cara kerja Daihatsu dalam memproduksi mobil, terutama untuk kendaraan kelas kei dan compact.

    Di Body Shop, Kyoto Plant mengembangkan jalur produksi tanpa jig yang berlebihan. Di Paint Shop, volume fasilitas dioptimalkan agar proses pembersihan lebih mudah. Sementara di area perakitan atau Assembly, alat pemindah digunakan dan beberapa pekerjaan disatukan dalam satu proses.

    Hasilnya jalur produksi lebih ringkas, langkah kerja berkurang, dan waktu produksi menjadi lebih singkat.

    Konsep SSC ini kemudian berevolusi dan diimplementasikan di pabrik-pabrik Daihatsu, termasuk di Karawang Line 2 yang mulai beroperasi pada 2020 silam.

    Meski berbagi filosofi dan teknologi inti yang sama, kedua pabrik ini memiliki perwujudan fisik yang berbeda. Perbedaan ini didorong oleh kebutuhan optimalisasi lokal yang tajam.

    Pabrik Kyoto didesain sebagai bangunan vertikal tertutup setinggi empat lantai. Desain ini adalah jawaban atas lingkungan Jepang yang memiliki empat musim dengan variasi suhu dan kelembapan tinggi.

    “Bangunan dirancang tertutup rapat untuk mencegah kebocoran udara dari sistem AC,” jelas Fukushima-san.

    Tata letak vertikal dan kompak ini justru memunculkan keuntungan lain, yaitu memadatkan komunikasi antar karyawan sehingga berkontribusi pada peningkatan kualitas dan produktivitas.

    Sebaliknya, Pabrik Karawang Line 2 di Indonesia didesain dengan layout single-story yang melebar. Menghadapi iklim tropis, pabrik justru mengadopsi layout tanpa dinding atau wall less untuk memanfaatkan angin alam sebagai bagian dari sistem sirkulasi udara.

    “Ini adalah bentuk strength dari local optimization masing-masing pabrik,” tambah Fukushima-san.

    Pabrik Kyoto yang diremajakan pada 2022 menjadi contoh nyata evolusi SSC. Mereka mempromosikan fleksibilitas lini produksi dengan mengurangi peralatan khusus untuk tiap model.

    Mereka juga mengadopsi sistem transfer kendaraan secara menyamping (side-to-side) di lini perakitan, alih-alih membujur (vertical), yang berhasil memangkas waktu produksi.

    Inovasi lain adalah pada efisiensi energi. Sebagai bagian dari komitmen menuju carbon neutrality pada 2035, Kyoto Plant menerapkan manajemen energi cerdas pada bangunan tingginya.

    “Sumber panas kami konsentrasikan di lantai atas dan meminimalkan transfer panas ke area kerja di lantai bawah,” paparnya.

    Teknologi seperti dry booth di area pengecatan yang mendaur ulang udara ber-AC juga diterapkan. Langkah-langkah ini sukses memotong emisi karbon pabrik hingga 42% pasca-renovasi.

    Teknologi dry booth yang sama juga telah diadopsi di Karawang Line 2, menunjukkan transfer teknologi langsung dari sang “ibu”.

    Pabrik Kyoto juga bertransformasi menjadi people friendly factory. Proses pengecatan manual digantikan robot. Pekerjaan perakitan yang sebelumnya mengharuskan operator berjalan kini disinkronkan dengan pergerakan line.

    Mereka juga memperkenalkan “easy-access seats” yang memudahkan operator masuk ke dalam kabin untuk pekerjaan interior, secara signifikan mengurangi beban fisik.

    Digitalisasi pabrik juga sedang berjalan. Saat ini mereka berada pada tahap visualisasi data dan monitoring kondisi peralatan, dengan tujuan akhir mencapai kontrol otomatis penuh dan predictive maintenance menggunakan AI.

    Jadi, meski terpisah jarak dan berbeda wajah, Pabrik Kyoto dan Karawang Line 2 diikat oleh satu nilai yang sama, filosofi SSC.

    Keduanya adalah bukti komitmen Daihatsu dalam menciptakan proses manufaktur yang efisien, ramah lingkungan, dan manusiawi, yang diadaptasi secara pintar dengan kondisi lokal masing-masing.

    (mhg/dry)

  • Century Bakal Jadi Raja Merek Mewah Toyota, Gimana Nasib Lexus?

    Century Bakal Jadi Raja Merek Mewah Toyota, Gimana Nasib Lexus?

    Tokyo

    Toyota Group telah mengumumkan brand tertinggi kini menjadi milik Century. Meski demikian, Lexus bukan berarti tidak menjadi brand luxury Toyota Group. Kini Lexus diberi kepercayaan lebih untuk bisa ‘bermain’ lebih luas memperlihatkan bentuk kemewahan Lexus di berbagai segmen.

    “Bicara soal market, century saat ini baru diperkenalkan sebagai brand baru, model line-nya seperti apa strateginya seperti apa itu belum dijelaskan. Di Jepang sendiri saat ini masih hanya terjual secara limited, dan ini kerap dipakai (dikendarai) oleh kekaisaran Jepang,” ucap General Manager Lexus Indonesia Ima Nurbani Rahmah di Tokyo.

    “Lexus sendiri diinginkan tetap menjadi Luxury Brand tetapi akan lebih dibuat eksploratif,” Ima menambahkan.

    Ima pun memastikan kehadiran Century tidak akan memakan konsumen Lexus.

    “Tidak akan (Century mengambil konsumen Lexus), karena konsumen Lexus itu berbeda,” kata Ima lagi.

    “Karena memang konsumen Lexus ketika ingin membeli kendaraan, ingin mendapatkan service-nya, experience-nya, activity-nya, dan kelebihan-kelebihan lainnya yang orang lain atau semua orang tidak mendapatkannya,” Ima menyakinkan.

    Diberitakan sebelumnya, Toyota Motor Corporation mengumumkan strategi baru untuk lima mereknya, termasuk peluncuran Century baru yang kini hadir dalam bentuk coupe dua pintu. Langkah ini disebut-sebut sebagai upaya Toyota untuk bersaing langsung dengan mobil mewah seperti Rolls-Royce dan Bentley.

    Mengutip laman Response, CEO Toyota Akio Toyoda bersama Simon Humphreys, Kepala Desain di Brand Creation Office, menjelaskan bahwa Century akan jadi puncak dari lini produk Toyota. Nantinya, merek Century akan berada di segmen paling atas, diikuti Lexus, GR, Toyota, dan Daihatsu.

    Kembali ke brand Lexus, pada ajang Japan Mobility Show (2025) mengusung tema Discover. Diharapkan Lexus akan lebih berkembang menemukan sebuah kenyamanan kelas atas terbaru di masa mendatang. Dipercaya Lexus akan menampilkan berbagai mobil konsep kelas atas untuk mobilitas.

    (lth/lua)

  • Jangan Kaget Kalau Mobil Toyota-Subaru Lahir di Pabrik Daihatsu

    Jangan Kaget Kalau Mobil Toyota-Subaru Lahir di Pabrik Daihatsu

    Kyoto

    Mungkin kita sudah terbiasa melihat Daihatsu Rocky kembar dengan Toyota Raize. Kalau ke Jepang, jangan heran jika melihat mobil yang sama tapi dengan emblem Subaru.

    Raize dan Rocky sebenarnya tidak hanya kembar berdua, melainkan ada saudaranya juga yakni Subaru Rex. Praktek ‘mobil kembar’ yang cukup umum dilakukan oleh Toyota Motor Corporation.

    Itu kenapa kami tak heran, saat berkunjung ke Daihatsu Kyoto Plant di Jepang, melihat banyak mobil yang dibuat menggunakan emblem Toyota hingga Subaru.

    Tim detikOto berkesempatan mengunjungi jantung industri Daihatsu di Jepang dalam kunjungan yang difasilitasi oleh Astra Daihatsu Motor. Fukushima, Manajer Pabrik Kyoto Daihatsu, menjelaskan skema produksi ini.

    “Terdapat dua model utama yang diproduksi di Pabrik Kyoto ini untuk brand Daihatsu dan Toyota Group, yaitu model kolaborasi Daihatsu Thor dengan Toyota Roomy dan Subaru Justy, serta Toyota Probox kendaraan komersial untuk pasar Toyota Motor Corporation,” ujarnya.

    Selain di Kyoto, pabrik Daihatsu yang lain juga menjadi tempat lahirnya banyak model Toyota dan Subaru.

    “Di Pabrik Shiga, kami memproduksi 2 model kolaborasi, seperti Daihatsu Rocky yang menjadi Toyota Raize dan Subaru Rex, serta Daihatsu Tanto yang dipasarkan sebagai Subaru Chiffon dengan jalur produksi gabungan untuk kendaraan Kei-Car dan Compact Car,” sambungnya.

    Strategi ini memungkinkan efisiensi biaya produksi dan pemanfaatan fasilitas secara maksimal. Melihat petanya, pabrik Daihatsu di Jepang mayoritas memproduksi mobil untuk pasar domestik. Pabrik Daihatsu Motor Kyushu Co., LTD di Oita misalnya memproduksi kendaraan komersial dan city car seperti Daihatsu Hijet Truck, Toyota PIXIS Truck, Subaru SAMBAR Truck, Daihatsu Hijet Cargo, Daihatsu Atrai, Daihatsu Move Canbus, Daihatsu Mira e:S, Toyota PIXIS EPOCH, Subaru PLEO PLUS, Daihatsu Taft, Daihatsu Move.

    Sementara itu, pabrik Daihatsu Head Quarter di Ikeda bertugas memproduksi mobil spesial seperti Copen. Pabrik Daihatsu Shiga di Ryuo ditugaskan menggarap model-model kolaborasi terbaru seperti Daihatsu Rocky, Toyota Raize, Subaru Rex, Daihatsu Tanto, dan Subaru Chiffon.

    Terakhir, pabrik Daihatsu Kyoto yang dikunjungi tim detikOto mengerjakan model multi-purpose vehicle (MPV) dan kendaraan komersial seperti Daihatsu Thor, Toyota Roomy, Subaru Justy, Daihatsu Probox, Toyota Familia VAN, serta kendaraan consignment.

    Kolaborasi erat semacam ini merupakan strategi umum dalam industri otomotif global untuk memangkas biaya pengembangan dan produksi.

    Daihatsu, dengan keahliannya dalam mobil-mobil compact, menjadi pilar penting bagi Toyota Group dalam menghadapi pasar kendaraan berukuran kecil di Jepang dan beberapa negara Asia.

    (mhg/dry)