brand merek: Brompton

  • 25 Sepeda Mewah Milik Dirut RSUD Ponorogo Ikut Disita KPK
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        13 November 2025

    25 Sepeda Mewah Milik Dirut RSUD Ponorogo Ikut Disita KPK Surabaya 13 November 2025

    25 Sepeda Mewah Milik Dirut RSUD Ponorogo Ikut Disita KPK
    Tim Redaksi
    MADIUN, KOMPAS.com
    – Tak hanya dua mobil mewah, sebanyak 25 sepeda mewah milik Dirut RSUD Ponorogo, Yunus Mahatma ikut disita Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
    Motor mewah berbagai merek itu disita di kediaman Yunus di Jalan Sumatera No 17, Kota Madiun, Jawa Timur, Kamis (13/11/2025) malam.
    Yunus Mahatma yang merupakan Direktur Utama Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Harjono
    Ponorogo
    menjadi salah satu tersangka dalam kasus dugaan suap dan gratifikasi jual beli jabatan di lingkungan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ponorogo.
    Sebanyak 25 sepeda balap itu disita setelah tim KPK menggeledah rumah Yunus selama 3,5 jam. Sepeda balap yang disita langsung diangkut menggunakan truk milik Polres Madiun Kota.
    Pantuan di rumah Yunus Mahatma, beberapa sepeda yang disita bermerek Polygon, Santacruz, Dahon,Trex dan Brompton. Diperkirakan, per satu sepeda bernilai belasan hingga ratusan juta rupiah.
    Sebelum disita, tim KPK mendata dan mendokumentasi setiap sepeda milik Yunus yang hendak disita.
    Selanjutnya, sepeda-sepeda tersebut dimasukkan satu persatu ke mobil dalmas Polres Madiun Kota.
    Juru Bicara KPK, Budi Prasetyo yang dikonfirmasi terpisah menyatakan akan mengecek informasi tersebut. “Kami cek dulu informasi tersebut,” kata Budi.
    Diberitakan sebelumnya, tim Komisi Pemberantasam Korupsi (KPK) menyita dua mobil mewah bernomor cantik milik Dirut RSUD dr Harjono Ponorogo, Yunus Mahatma yang terparkir di rumah pribadinya di Jalan Sumatera Kota Madiun, Jawa Timur, Kamis (13/11/2025) malam.
    Dua mobil yang disita yakni satu merek Rubicon warna merah bernopol N 47MA dan BMW warna silver bernomor polisi cantik yakni L 47 MA.
    Pantauan di lokasi, lima personel tim KPK tampak mengecek kondisi dua mobil mewah yang terparkir di rumah bertingkat dua milik Yunus Mahatma. Selain masuk dalam kabin mobil, tim KPK juga menguji kondisi mobil dengan menyalakan mesinnya hingga menyalakan lampu depan.
    Tak hanya itu, tim KPK juga memberikan tali plastik berwarna merah bertuliskan KPK. Tali itu dibentangkan di bagian depan mobil mewah yang disita.
    Penyitaan dua mobil mewah itu disaksikan langsung oleh Kasat Reskrim Polres Madiun Kota, AKP Agus Riadi dan beberapa anak buahnya.
    Agus yang dikonfirmasi saat keluar dari rumah Yunus Mahatma enggan jauh berkomentar.
    “Bukan kewenangan saya,” kata Agus.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Komunitas Brompton Nilai Tren Padel Tak Pengaruhi Minat Bersepeda
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        13 Agustus 2025

    Komunitas Brompton Nilai Tren Padel Tak Pengaruhi Minat Bersepeda Megapolitan 13 Agustus 2025

    Komunitas Brompton Nilai Tren Padel Tak Pengaruhi Minat Bersepeda
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Isu menurunnya minat bersepeda karena meningkatnya tren olahraga padel dinilai tidak sepenuhnya tepat.
    Sejumlah anggota komunitas sepeda menyebut aktivitas gowes tetap ramai, terutama di kalangan pesepeda aktif.
    Pendapat tersebut disampaikan anggota Brompton Owner Group Indonesia (BOGI) Baron Martanegara (52), yang kerap gowes di dalam dan luar negeri.
    Menurut Baron, olahraga padel tidak berpengaruh signifikan terhadap minat bersepeda di lingkungannya.
    “Di komunitas kami tidak terlalu berpengaruh dengan adanya olahraga padel. Kami masih banyak kegiatan acara bersepeda,” ujar Baron kepada Kompas.com, Rabu (13/8/2025).
    Ia menilai olahraga yang bersifat tren atau fear of missing out (FOMO) biasanya akan redup perlahan.
    “Kami yang suka bersepeda akan terus bersepeda karena ini olahraga yang minim cedera dibanding futsal, badminton, tenis, padel, atau lari,” katanya.
    Baron meyakini hanya pesepeda yang benar-benar hobi yang akan terus konsisten.
    “Yang benar-benar hobi akan tetap jalan terus,” ujarnya.
    Pendapat senada disampaikan Djamal Hars (48), anggota Brompton Owner Group Indonesia (BOGI).
    Djamal menilai isu melemahnya tren bersepeda kurang tepat sebab masih banyak acara gowes.
    “Masih banyak pesepeda yang menyesuaikan aktivitasnya. Event juga masih ada,” kata Djamal.
    Soal penjualan sepeda, Djamal menyebut pesepeda masih berbelanja, meski cenderung menunggu momen potongan harga besar.
    “Tergantung harga sepedanya. Kalau diskon besar, biasanya baru beli,” ucapnya.
    Sebelumnya, penurunan penjualan sepeda terlihat di pusat penjualan sepeda lipat mewah, Senayan Trade Center (STC), Jakarta Pusat.
    Pegawai One Bike Shop, Olivia (26), mengatakan masa kejayaan penjualan terjadi saat pandemi.
    “Kalau mulai sepi sih setelah Covid. Kalau Covid memang lagi rame-rame, itu lagi booming. Setelah itu penjualan menurun,” kata Olivia, Sabtu (9/8/2025).
    Selain karena lalu lintas yang semakin padat, tren olahraga juga bergeser.
    Banyak pelanggan kini mencoba olahraga padel, sehingga toko mulai menjual perlengkapannya.
    Meski demikian, layanan servis sepeda dan penjualan aksesori tetap ramai, terutama akhir pekan.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Komunitas Brompton: Mereka yang Beralih ke Padel Mayoritas Pesepeda Musiman
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        13 Agustus 2025

    Komunitas Brompton: Mereka yang Beralih ke Padel Mayoritas Pesepeda Musiman Megapolitan 13 Agustus 2025

    Komunitas Brompton: Mereka yang Beralih ke Padel Mayoritas Pesepeda Musiman
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Penjualan sepeda lipat mewah, termasuk Brompton yang sempat meroket pada masa awal pandemi Covid-19 kini menurun drastis karena beralih ke olahraga padel. 
    Anggota Brompton Owner Group Indonesia (BOGI) asal Jakarta, Djamal Hars (48) mengatakan penurunan minat sepeda terjadi pada pesepeda “musiman” yang mulai aktif saat pandemi.
    “Menurut saya, yang beralih dari sepeda ke padel mayoritas dari pesepeda musiman pandemi. Kalau yang benar-benar pesepeda, sifatnya hanya variasi aktivitas saja. Toh event sepedahan masih ramai tiap bulannya,” kata Djamal saat dihubungi Kompas.com, Rabu (13/8/2025).
    Djamal menilai, isu melemahnya tren bersepeda kurang tepat jika dilihat dari komunitas aktif.
    “Masih banyak pesepeda yang menyesuaikan aktivitasnya. Event juga masih ada,” ujarnya.
    Soal penjualan sepeda, Djamal menyebut sebagian orang masih membeli sepeda meski menunggu diskon besar. 
    “Baru kalau diskon besar seperti di Azko. Tergantung harga sepedanya. Menengah ke atas pasti di mal, di luar itu lebih ke toko pinggir jalan, tergantung selera dan segmen,” ungkapnya.
    Djamal yang sudah rutin bersepeda sejak 2010 mengaku tetap aktif 2-3 kali seminggu, diselingi olahraga lain seperti basket, renang, dan jalan kaki.
    Ia berharap pemerintah menyediakan jalur khusus sepeda yang aman dan steril dari kendaraan bermotor. 
    “Sekarang semakin tidak nyaman bersepeda di jalan raya. Untuk pesepeda lain, saling jaga tata tertib dan ikuti rambu, jaga nama baik pesepeda,” katanya.
    Pendapat senada disampaikan Baron Martanegara (52), anggota komunitas sepeda yang kerap gowes di dalam dan luar negeri.
    Menurut dia, olahraga padel tidak berpengaruh signifikan terhadap minat bersepeda di komunitasnya. 
    “Di komunitas kami tidak terlalu berpengaruh dengan adanya olahraga padel. Kami masih banyak kegiatan acara bersepeda,” ujar Baron yang juga anggota Brompton Owner Group Indonesia.
    Ia menilai olahraga yang bersifat tren atau fomo biasanya akan redup perlahan. 
    “Kami yang suka bersepeda akan terus bersepeda karena ini olahraga yang minim cedera dibanding futsal, badminton, tenis, padel, atau lari,” katanya.
    Baron meyakini tren olahraga yang hanya karena fear of missing out (FOMO) biasanya akan redup seiring waktu. 
    “Yang benar-benar hobi akan tetap jalan terus,” katanya.
    Sebelumnya, penurunan penjualan sepeda terlihat di pusat penjualan sepeda lipat mewah, Senayan Trade Center (STC), Jakarta Pusat.
    Pegawai One Bike Shop, Olivia (26), mengatakan masa kejayaan penjualan terjadi saat pandemi. 
    “Kalau mulai sepi sih setelah Covid. Kalau Covid memang lagi rame-rame, itu lagi booming. Setelah itu penjualan menurun,” kata Olivia, Sabtu (9/8/2025).
    Selain karena lalu lintas yang semakin padat, tren olahraga juga bergeser. Banyak pelanggan kini mencoba olahraga padel, sehingga toko mulai menjual perlengkapannya.
    Meski demikian, layanan servis sepeda dan penjualan aksesori tetap ramai, terutama akhir pekan.
     
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Kejati Lampung Tetapkan Pejabat BUMN Tersangka Korupsi Tol Terpeka

    Kejati Lampung Tetapkan Pejabat BUMN Tersangka Korupsi Tol Terpeka

    GELORA.CO -Penyidik tindak pidana khusus (Pidus) Kejaksaan Tinggi (Kejati) Lampung menetapkan pejabat BUMN berinisial IBN sebagai tersangka dugaan korupsi proyek pembangunan Jalan Tol Terbanggi Besar-Pematang Panggang-Kayu Agung (Terpeka). 

    Dari tangan tersangka IBN penyidik Pidsus menyita uang Rp4,09 miliar, kemudian memblokir aset tanah dan bangunan serta mengamankan lima mobil dan tiga sepeda Brompton senilai Rp50 miliar.

    Berdasarkan perhitungan, kerugian negara akibat dugaan korupsi jalan tol ruas Terpeka ditaksir Rp66 miliar akibat pertanggungjawaban keuangan fiktif menggunakan vendor palsu. 

    Asisten Pidana Khusus (Aspidsus) Kejati Lampung, Armen Wijaya mengatakan bahwa tersangka berinisial IBN saat ini berstatus terpidana dan tengah menjalani penahanan di Lapas Cibinong.

    “Selama proses penyidikan, tim Kejati Lampung telah menggeledah empat lokasi berbeda di Riau, DKI Jakarta, Bekasi, dan Semarang,” kata Armen Wijaya dikutip dari RMOLLampung, Rabu 13 Agustus 2025.

    Armen menjelaskan, dari penggeledahan di empat lokasi tersebut disita barang bukti berupa uang tunai sebesar Rp4.099.256.764, dengan rincian Rp2.191.514.113 telah diamankan, dan Rp1.907.742.651 diblokir di rekening. 

    “Sejak Maret 2025 hingga saat ini, Kejati Lampung telah mengamankan uang total Rp6,357 miliar sebagai upaya pemulihan kerugian negara,” kata Armen.

    Nilai kontrak pekerjaan proyek tol Terpeka tercatat sebesar Rp1.253.922.600.000, dengan panjang jalan yang dikerjakan 12 kilometer. Proyek berlangsung selama 24 bulan, mulai 5 April 2017 hingga 8 November 2019, dengan masa pemeliharaan tiga tahun.

    Dalam pelaksanaannya, kata Armen, ditemukan adanya penyimpangan anggaran oleh oknum tim proyek. Dalam laporan  pertanggungjawaban keuangan diketahui fiktif melalui rekayasa dokumen tagihan yang seolah-olah berasal dari pekerjaan proyek, padahal kenyataannya pekerjaan tersebut tidak pernah ada. 

    “Oknum IBN juga menggunakan nama vendor fiktif maupun meminjam nama vendor tertentu. Kerugian sekitar Rp66 miliar dan telah ditetapkan tiga tersangka, yakni IBN, WM alias WD, dan TG alias TWT,” pungkas Armen.

  • Sepinya Pembeli Toko Sepeda di STC Senayan, dari Puncak "Booming" ke Tren yang Berubah
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        9 Agustus 2025

    Sepinya Pembeli Toko Sepeda di STC Senayan, dari Puncak "Booming" ke Tren yang Berubah Megapolitan 9 Agustus 2025

    Sepinya Pembeli Toko Sepeda di STC Senayan, dari Puncak “Booming” ke Tren yang Berubah
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Masa kejayaan toko sepeda di Senayan Trade Center (STC) Senayan, Jakarta Pusat, kini mulai meredup.
    Penjualan yang dulu membara dengan puluhan unit Brompton terjual tiap hari, kini hanya tersisa sekitar 30 persen dari masa puncaknya.
    Pegawai di One Bike Shop, Olivia (26), bukan nama sebenarnya, mengungkapkan penurunan ini mulai terasa sejak pandemi Covid-19 mereda.
    “Kalau mulai sepi sih setelah Covid. Kalau Covid memang lagi rame-rame, itu lagi booming. Setelah itu penjualan menurun,” ujar Olivia kepada
    Kompas.com
    , Sabtu (9/8/2025).
    Saat pandemi, lonjakan pembelian sepeda mewah sangat terasa, bahkan stok barang sering cepat habis.
    Namun, pada puncak pandemi, penjualan mulai melambat meski stok masih cukup banyak.
    Kondisi jalan yang semakin padat di Jakarta menjadi salah satu alasan berkurangnya minat bersepeda jarak jauh.
    Selain itu, aktivitas warga yang kembali normal membuat waktu luang untuk bersepeda berkurang.
    “Kalau di masa pandemi itu kan lockdown, orang enggak tahu mau ngapain, pasti main sepeda. Sekarang banyak orang naik kendaraan umum dibanding sepeda,” kata Olivia.
    Dari sisi harga, pembeli pun kini lebih memilih varian Brompton dengan harga Rp 35 juta hingga Rp 50 juta, berbeda dengan masa lalu ketika sepeda edisi khusus hingga Rp 100 juta masih diminati.
    “Kalau dulu kan paling mahal 40 sampai 60an ya. Kalau sekarang 35 sampai 50an. Dulu sih 100 juta juga ada,” tambahnya.
    Selain itu, tren olahraga yang bergeser juga mempengaruhi penjualan.
    Banyak pelanggan lama kini beralih mencoba olahraga padel, sehingga toko mulai menjual perlengkapan padel seperti raket.
    “Iya (jual raket padel), kita ikutin tren aja sih, biar terus jalan lah gitu, rame. Ikutin tren,” jelas Olivia.
    Meski penjualan sepeda menurun, layanan servis masih ramai terutama di akhir pekan.
    Mulai dari perbaikan ringan seperti penggantian brake pad hingga perawatan penuh sepeda lipat premium masih diminati.
    “Kalau servis kita jalan terus. Sama penjualan aksesoris ya, orang ganti part masih oke sih,” ujar Olivia.
    “Karena Brompton tuh kan kalau gak dipakai pun mereka tetap perawatan lah ya. Maksudnya supaya awet gitu, supaya tetap bersih,” kata Olivia.
    Aksesoris seperti pedal dengan harga Rp 700 ribu sampai Rp 1 juta dan helm seharga Rp 800 ribu hingga Rp 1 juta masih menjadi favorit pelanggan yang ingin memperbarui tampilan atau meningkatkan performa sepeda mereka.
    Untuk menjaga hubungan dengan pelanggan, toko juga aktif mengikuti acara komunitas bersepeda.
    Penjualan daring lewat online shop dan pemesanan melalui WhatsApp juga terus berjalan.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Toko Sepeda di STC Senayan Tambah Produk Raket Padel Ikuti Tren Olahraga Populer
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        9 Agustus 2025

    Toko Sepeda di STC Senayan Tambah Produk Raket Padel Ikuti Tren Olahraga Populer Megapolitan 9 Agustus 2025

    Toko Sepeda di STC Senayan Tambah Produk Raket Padel Ikuti Tren Olahraga Populer
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Lesunya penjualan sepeda mewah pascapandemi mendorong toko di Senayan Trade Center (STC) Senayan, Jakarta Pusat, mencari sumber pendapatan baru dengan menjual perlengkapan olahraga padel yang sedang digemari warga.
    Seorang pegawai toko sepeda “One Bike Shop”, Olivia (26), bukan nama sebenarnya, mengatakan, penjualan raket padel cara mengikuti tren agar usaha tetap berjalan dan ramai.
    “Iya (jual raket padel), kita ikutin tren aja sih, biar terus jalan lah gitu, rame. Ikutin tren. Kalau untuk main sepeda juga kan sekarang itu, mungkin karena kondisi jalannya juga,” kata Olivia saat ditemui Sabtu (9/8/2025).
    Selain tren yang bergeser, Olivia menilai kondisi jalanan di Jakarta yang semakin padat membuat orang malas bersepeda jarak jauh.
    Raket padel yang dijual di toko tersebut dibanderol mulai ratusan ribu hingga jutaan rupiah, disesuaikan merek dan materialnya.
    Selain raket padel, “One Bike Shop” juga menyediakan berbagai aksesoris sepeda seperti pedal, helm, dan suku cadang lainnya.
    “Kalau pedal kita mulai dari 700 ribu sampai 1 jutaan. Kalau aksesoris kayak helm itu dari 800an sampai 1 jutaan, spare parts lain juga sekian,” jelas Olivia.
    Penjualan sepeda baru di toko kini hanya mencapai sekitar 30 persen dibanding masa puncak pandemi.
    Jika dulu toko bisa menjual puluhan unit Brompton per hari, kini rata-rata hanya sekitar 10 unit per minggu dengan harga Rp 35 juta hingga Rp 50 juta per unit.
    “Kalau dulu kan paling mahal 40 sampai 60-an ya. Dulu sih 100 juta juga ada. Sekarang enggak nyampe. Paling 100 juta lah yang paling, itu pun special edition,” ujarnya.
    Olivia menambahkan, selain menjual perlengkapan padel, toko tetap mengandalkan layanan servis sepeda dan penjualan daring melalui online shop serta WhatsApp.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Bisnis Sepeda Ratusan Juta Berdarah-darah! Disapu Tren Padel

    Bisnis Sepeda Ratusan Juta Berdarah-darah! Disapu Tren Padel

    Jakarta

    Bisnis sepeda mewah ratusan juta rupiah ikut ambruk bersama memudarnya tren gowes. Toko-toko mulai tutup, stok menumpuk, dan diskon gila-gilaan tak mampu melawan tren baru bernama padel.

    Runtuhnya penjualan sepeda dalam negeri hingga banyaknya toko yang gulung tikar ini dibenarkan oleh Ketua Asosiasi Pengusaha Sepeda Indonesia (Apsindo) Eko Wibowo. Ia mengatakan sejak tren gowes memudar pada 2021 hingga sekarang, secara umum penjualan sepeda di Indonesia jatuh hingga 70%.

    “Sebenarnya tahun paling berat itu tahun kemarin sama tahun ini. Volumenya luar biasa turun jauh. Kalau dihitung mulai dari tahun 2021, turunnya sudah 70%. Kan tren bersepeda itu naik tinggi pas pandemi, 2020 itu, dari situ sudah turun hingga 70%,” kata Eko kepada detikcom, Jumat (8/8/2025).

    Sehingga bukan suatu yang mengherankan jika banyak penjual sepeda pada akhirnya tidak bisa bertahan karena kurang pembeli. Bahkan menurutnya kondisi ini tidak hanya membuat banyak toko sepeda tutup, namun juga berdampak pada para importir hingga pabrik-pabrik sepeda dalam negeri.

    Lebih lanjut Eko mengatakan kondisi penurunan tren gowes ini paling berdampak ke toko-toko dan importir sepeda kelas atas alias branded yang dibanderol bisa sampai ratusan juta itu. Sebab sepeda-sepeda mewah ini biasanya dibeli sebagai salah satu tren ‘gaya hidup’, yang kini sudah tidak ngetren lagi.

    “Sepeda itu kemarin kan ramai yang untuk barang branded karena lifestyle. Pada saat lifestyle itu berubah, yang paling berdekatan itu kayak lari, pada saat mereka sudah seneng sepeda terus mereka pindah lari, ya sudah tren sepedanya turun. Penjualan tuh efek sekali,” papar Eko.

    “Nah sekarang ini padel (sedang tren), ya habis sudah. Efek karena budget mereka juga terbatas, mereka akan memilih prioritas mana yang lagi tren dan mereka mau ikutin,” jelasnya lagi.

    Toko Sepeda Ratusan Juta di STC Senayan Berguguran, Hanya Tersisa Satu

    Foto: freepik/Freepik

    Tren bersepeda yang sempat booming awal pandemi itu kini sudah redup. Penjualan sepeda turun drastis, membuat toko-toko di STC Senayan gulung tikar. Bahkan kini hanya menyisakan satu toko sepeda saja yang masih bertahan, yakni One Bike Shop.

    “Iya, di sini toko sepeda tinggal ini doang, yang lain sudah pada tutup. Ada yang tutup permanen, ada yang pindah,” kata seorang pegawai satu-satunya toko sepeda yang tersisa di STC Senayan kepada detikcom, Jumat kemarin.

    Meski masih bertahan, satu-satunya toko sepeda yang tersisa di STC Senayan itu juga turut merasakan imbas dari penurunan tren gowes khususnya di Jakarta. Hal ini terlihat dari penurunan jumlah pembeli sepeda baru di toko.

    “Setelah pandemi tuh sudah ada turun 50%. Habis itu sekarang turun lagi 30% dari yang terakhir. Sekarang ya palingnya sebulan itu kita masih bisa jual sampai 10 atau 15. Sudah paling banyak itu,” ucapnya.

    Menurutnya, salah satu alasan kenapa toko itu masih bisa bertahan karena mereka adalah salah satu dealer resmi dan hanya menjual sepeda Brompton. Sehingga para pecinta sepeda lipat asal Inggris ini masih sering berkunjung.

    Selain itu, toko ini juga menyediakan jasa pemeliharaan dan perbaikan khusus sepeda Brompton yang menjadi alasan lain para pecinta gowes sepeda lipat untuk mampir. Bahkan saat detikcom berkunjung terdapat seorang pelanggan yang datang membawa dua sepeda Brompton untuk diperbaiki.

    Biar bagaimana pun, penjaga toko itu tak memungkiri jika tren bersepeda sudah sangat turun dan beralih ke aktivitas olahraga lainnya seperti yang belakangan ini tengah naik daun, padel.

    “Mungkin karena musim hobinya ganti-ganti kali ya. Jadi kan sekarang lagi trennya kan kayak padel gitu, tenis. Sekarang bukan sepeda lagi. Tren olahraganya lagi berubah, lebih kelari gitu. Mungkin toko padel lagi ramai sekarang gitu,” ucapnya.

    Halaman 2 dari 2

    (igo/fdl)

  • Sisa Satu Toko di STC Senayan, Masih Ada yang Niat Beli Sepeda Ratusan Juta?

    Sisa Satu Toko di STC Senayan, Masih Ada yang Niat Beli Sepeda Ratusan Juta?

    Jakarta

    Dulu, STC Senayan di Jakarta Pusat adalah salah satu pusat sepeda kelas atas. Di sini ini ada banyak toko yang menjual sepeda mewah dengan harga puluhan sampai ratusan juta. Tak ayal kawasan ini sempat ramai dikunjungi para pecinta gowes, terutama semasa awal pandemi Covid-19 pada 2020 sampai 2021.

    Meski begitu, tren bersepeda yang sempat booming awal pandemi itu kini sudah redup. Penjualan sepeda turun drastis, membuat toko-toko di STC Senayan gulung tikar. Bahkan kini hanya menyisakan satu toko sepeda saja yang masih bertahan, yakni One Bike Shop.

    “Iya, di sini toko sepeda tinggal ini doang, yang lain sudah pada tutup. Ada yang tutup permanen, ada yang pindah,” kata seorang pegawai satu-satunya toko sepeda yang tersisa di STC Senayan kepada detikcom, Jumat (8/8/2025).

    Meski masih bertahan, satu-satunya toko sepeda yang tersisa di STC Senayan itu juga turut merasakan imbas dari penurunan tren gowes khususnya di Jakarta. Hal ini terlihat dari penurunan jumlah pembeli sepeda baru di toko.

    “Setelah pandemi tuh sudah ada turun 50%. Habis itu sekarang turun lagi 30% dari yang terakhir. Sekarang ya palingnya sebulan itu kita masih bisa jual sampai 10 atau 15. Sudah paling banyak itu,” ucapnya.

    Menurutnya, salah satu alasan kenapa toko itu masih bisa bertahan karena mereka adalah salah satu dealer resmi dan hanya menjual sepeda Brompton. Sehingga para pecinta sepeda lipat asal Inggris ini masih sering berkunjung.

    Selain itu, toko ini juga menyediakan jasa pemeliharaan dan perbaikan khusus sepeda Brompton yang menjadi alasan lain para pecinta gowes sepeda lipat untuk mampir. Bahkan saat detikcom berkunjung terdapat seorang pelanggan yang datang membawa dua sepeda Brompton untuk diperbaiki.

    “Service-service kayak gini masih lumayan ramai, ada saja setiap hari. Jadi Brompton walaupun nggak dipakai mereka tetap perawatan supaya awet,” jelasnya.

    Biar bagaimana pun, penjaga toko itu tak memungkiri jika tren bersepeda sudah sangat turun. Sehingga penjualan sepeda kemungkinan akan sulit kembali ke masa kejayaan jika dibandingkan dengan saat pandemi Covid-19 berlangsung.

    “Mungkin karena musim hobinya ganti-ganti kali ya. Jadi kan sekarang lagi trennya kan kayak padel gitu, tenis. Sekarang bukan sepeda lagi. Tren olahraganya lagi berubah, lebih kelari gitu. Mungkin toko padel lagi ramai sekarang gitu,” ucapnya.

    Tonton juga Video: Sepeda Listrik di Transmart Full Day Sale Diskon hingga Rp 2 Jutaan!

    (igo/fdl)

  • Bisnis Sepeda Ratusan Juta Berdarah-darah! Disapu Tren Padel

    Toko Sepeda Mewah di STC Senayan Ramai-ramai Tutup, Kini Tinggal Satu!

    Jakarta

    Aktivitas bersepeda sempat menjadi tren di berbagai kalangan masyarakat Indonesia selama masa pandemi Covid-19 beberapa tahun lalu. Fenomena ini bahkan sempat mendongkrak penjualan sepeda di Tanah Air cukup tinggi.

    Namun tren bersepeda nampaknya kini sudah surut seiring dengan berakhirnya masa pandemi dan kembalinya pola aktivitas masyarakat. Akibatnya, penjualan sepeda semakin landai hingga membuat sejumlah toko gulung tikar.

    Berdasarkan pantauan detikcom, Jumat (8/8/2025), kondisi ini seperti yang terjadi di salah satu pusat sepeda ‘kelas atas’, STC Senayan Jakarta Pusat. Di mana banyak toko sepeda di pusat perbelanjaan ini sudah pada berguguran.

    Padahal sebelumnya di lantai lower ground (LG) mal ini menjadi salah satu tempat yang tidak pernah sepi dikunjungi pecinta gowes untuk mencari sepeda mewah seharga puluhan hingga ratusan juta.

    “Dulu di sini ramai, ada 6-7 toko sepeda. Pas pandemi pun masih ramai banyak yang antre,” kata salah satu penjaga keamanan mal kepada detikcom.

    Bahkan di lorong-lorong lantai dasar pusat perbelanjaan ini terdapat peringatan untuk para pengunjung untuk tidak mencoba atau mengendarai sepeda di area tersebut. Hal ini menunjukkan bagaimana dulu kawasan ini sangat ramai dipadati toko sepeda kelas atas dan para peminat gowes.

    Penjualan Sepeda Brompton Sepi Foto: Ignacio Geordi Oswaldo

    Karena kepopuleran mal ini sebagai pusat sepeda kelas atas ini jugalah, sebelumnya detikcom kerap melakukan peliputan terkait penjualan hingga harga sepeda di kawasan ini. Terutama saat tren gowes sedang sangat booming saat awal pandemi pada 2020-2021 lalu.

    Di mana saat itu, beberapa toko ada yang memajang sepeda hingga seharga ratusan juta. Sepeda yang paling mahal dibanderol dengan harga Rp 125,7 juta merek Trek Procaliber 9.9 SL. Jenis sepeda ini adalah sepeda gunung yang memang ditujukan untuk balap sepeda.

    Selain itu, ada juga jenis roadbike yang dibanderol dengan harga mulai dari Rp 40 juta – Rp 80 jutaan. Sepeda roadbike yang dibanderol hingga Rp 80,7 juta di sana bermerk Trek Emonda SLR 6.

    Kemudian banyak juga sepeda lipat Brompton standar yang dijual sekitar Rp 34 juta – Rp 36,5 juta. Ada juga tipe Brompton yang dijual lebih mahal dari itu.

    Sayang, salah satu pusat sepeda ‘mewah’ ini mulai ditinggalkan, baik oleh pengunjung hingga para pemilik toko. Sebab kini hanya tersisa satu toko sepeda yang masih bertahan di kawasan itu, yakni One Bike Shop.

    “Sekarang mah sepi, tren sepeda kan kayanya sudah sepi ya, makanya pada pindah. Terakhir bulan lalu itu satu toko baru pindah. Jadi ya tinggal satu ini saja,” kata security itu lagi.

    Hal ini juga dibenarkan oleh penjaga One Bike Shop, satu-satunya toko sepeda yang masih beroperasi di STC Senayan. “Iya, di sini toko sepeda tinggal ini doang,” ucapnya.

    Lihat juga Video: Ashanty Tutup 15 Cabang Toko Kue Miliknya, Apa Penyebabnya?

    (igo/fdl)

  • Taipan Properti Ngaku Beri Pelicin ke Menteri

    Taipan Properti Ngaku Beri Pelicin ke Menteri

    Jakarta

    Cerita tak biasa datang dari Singapura. Negara di Asia Tenggara yang selama ini dikenal dengan citra bersih dan bebas korupsi itu diguncang kasus suap yang melibatkan miliuner dan mantan menteri. Peristiwa ini menjadi kasus langka dalam sejarah pemerintahan Singapura selama beberapa dekade terakhir.

    Berdasarkan laporan dari BBC Indonesia, Senin (4/8/2025), taipan Ong Beng Seng mengaku bersalah atas tuduhan kongkalikong dengan pejabat di Singapura dalam kasus suap. Pengakuannya itu disampaikan Ong dalam sidang yang berlangsung di Singapura pada Senin hari ini.

    Ong dikenal sebagai taipan yang berperan dala ajang balap Formula 1 di Singapura. Pengusaha berusia 79 tahun itu dapat dijatuhi hukuman penjara maksimal tujuh tahun.

    Dalam sidang, jaksa menuntut Ong memberikan sejumlah hadiah kepada mantan Menteri Perhubungan Singapura, Subramaniam Iswaran, yang kala itu masih aktif menjabat di kabinet. Adapun hadiah itu berupa tiket menonton Grand Prix Formula 1, penginapan di hotel mewah di Qatar, dan perjalanan jet pribadi.

    Berdasarkan aturan di Singapura, para menteri tidak boleh menyimpan pemberian yang diberikan kepada mereka. Anggota kabinet Singapura dapat menyimpan hadiah itu asalkan mereka membayar nilai pasar hadiah tersebut kepada pemerintah.

    Syarat lainnya, para menteri juga wajib melaporkan apa pun yang mereka terima dari orang-orang yang berbisnis dengan mereka.

    Kasus suap yang menyeret Ong dan Iswaran ini mengejutkan publik sebab selama ini Singapura membanggakan dirinya sebagai negara dengan citra bersih.

    Hadiah yang Diterima Iswaran

    Sebelumnya, Iswaran dan Ong Beng Seng ditangkap pada Juli 2023. Total hadiah yang diterima Iswaran dan Ong bernilai lebih dari Rp 5 miliar (S$403.000).

    Ong selama ini dikenal luas sebagai pengusaha yang turut andil membawa Grand Prix Formula 1 ke Singapura. Perusahaan Ong, Hotel Properties Limited, juga mengoperasikan sejumlah jaringan hotel mewah seperti Four Seasons dan Hard Rock Hotel.

    Saat pemberian hadiah oleh Ong terjadi, Iswaran duduk di komite pengarah F1 dari sisi pemerintah. Iswaran juga menjadi kepala negosiator untuk urusan bisnis terkait F1.

    Bukan cuma soal pemberian hadiah, Ong juga didakwa bersekongkol dengan Iswaran untuk menghalangi proses pengusutan hukum. Menurut jaksa, Ong membantu Iswaran melakukan pembayaran tiket pesawat dari Doha ke Singapura yang dipersoalkan secara hukum.

    Vonis Iswaran

    Dalam sejarah politik Singapura selama hampir 50 tahun terakhir, Subramanian Iswaran adalah menteri pertama Singapura yang diadili terkait tuduhan korupsi. Dia sebelumnya merupakan menteri senior di dalam kabinet pemerintahan Singapura dan kini telah dijatuhi hukuman 12 bulan penjara oleh pengadilan negara tersebut.

    Iswaran, 62 tahun, juga telah mengaku bersalah menerima gratifikasi senilai lebih dari S$403.000 (sekitar Rp4,8 miliar) saat menjabat serta menghalangi jalannya penyelidikan.

    Gratifikasi yang diterima Iswaran mencakup tiket Grand Prix Formula 1, sepeda Brompton T-line, alkohol, dan tumpangan jet pribadi.

    Hakim Vincent Hoong, yang memimpin persidangan kasus tersebut di Pengadilan Tinggi Singapura, menekankan bahwa kejahatan pria yang menjabat menteri transportasi tersebut merupakan penyalahgunaan kekuasaan dan mencederai kepercayaan masyarakat terhadap lembaga publik.

    Hakim Hoong juga mencatat bahwa Iswaran tampaknya berpikir bahwa ia akan dibebaskan.

    “Dalam suratnya kepada perdana menteri, ia menyatakan bahwa ia menolak (dakwaan) dan menyatakan keyakinannya yang kuat bahwa ia akan dibebaskan,” kata Hakim Hoong.

    “Oleh karena itu, saya merasa sulit untuk menerima bahwa ini merupakan indikasi penyesalannya.”

    Tidak jelas kapan Iswaran akan melapor ke penjara, tetapi pengacaranya meminta hakim untuk mempercepat prosesnya.

    Trik Hindari Penyelidikan

    Iswaran pernah memegang beberapa jabatan di kantor perdana menteri: di kementerian dalam negeri, kementerian komunikasi, dan yang terbaru, kementerian transportasi.

    Tuduhan terhadap Iswaran pertama kali muncul pada Juli tahun lalu.

    Hampir semua tuduhan terhadapnya berasal dari hubungannya dengan miliarder property, Ong Beng Seng, yang membantu membawa Grand Prix Formula 1 ke Singapura. Ong Beng Seng juga sedang diselidiki.

    Ketika Iswaran mengetahui pihak berwenang sedang menyelidiki rekan-rekan Ong, ia meminta Ong untuk menagih biaya tiket pesawatnya ke Doha, kata Hakim Hoong pada hari Kamis (02/10).

    Dengan meminta untuk ditagih dan membayar tiket, Iswaran bertindak dengan pertimbangan dan perencanaan yang matang guna menghindari penyelidikan atas pemberian hadiah tersebut, imbuh Hakim Hoong.

    Iswaran awalnya didakwa dengan 35 tuduhan, termasuk dua tuduhan korupsi, satu tuduhan menghalangi keadilan, dan 32 tuduhan “memperoleh barang-barang berharga saat berstatus pegawai negeri”. Namun dalam persidangan pada akhir September, Iswaran mengaku bersalah atas pelanggaran yang lebih ringan setelah tuduhan korupsi diubah.

    Pengacara tidak mengonfirmasi apakah kesepakatan pembelaan telah dicapai.

    “Sistemnya masih berjalan dan masih ada komitmen publik. Namun, kasus khusus ini tentu saja tidak akan menguntungkan partai,” kata Tan.

    Skandal Politisi Singapura

    Kasus terhadap Iswaran merupakan salah satu dari serangkaian skandal politik yang mengguncang Partai Aksi Rakyat (PAP) yang berkuasa. Partai itu telah lama menggembar-gemborkan sikap antikorupsi dan perbuatan tak bermoral.

    Sebelum Iswaran, terakhir kali politikus Singapura menghadapi penyelidikan korupsi terjadi pada 1986. Ketika itu, Menteri Pembangunan Nasional, Teh Cheang Wan, diselidiki karena menerima suap. Ia bunuh diri sebelum didakwa.

    Kemudian, mantan Menteri Negara untuk Lingkungan Hidup, Wee Toon Boon, dijatuhi hukuman 18 bulan penjara pada 1975 atas kasus yang melibatkan lebih dari S$800.000 (Rp9,5 miliar).

    Pada 2023, dua menteri diselidiki atas tuduhan korupsi terkait transaksi real estat. Keduanya bebas dari tuduhan pelanggaran. Kemudian, ketua parlemen mengundurkan diri karena berselingkuh dengan salah satu anggota parlemen.

    Skandal properti tersebut menimbulkan pertanyaan tentang posisi istimewa yang dimiliki para menteri di Singapura pada saat biaya hidup meningkat.

    Singapura akan menyelenggarakan pemilihan umum paling lambat November 2025.

    Perolehan suara rakyat PAP menurun dalam pemilihan umum terakhir, dan partai tersebut menghadapi tantangan dari Partai Pekerja selaku oposisi yang semakin berpengaruh.

    Partai Pekerja memenangkan total 10 kursi di parlemen dalam pemilihan terakhir, tetapi juga diguncang oleh skandal. Pemimpinnya, Pritam Singh, telah didakwa berbohong di bawah sumpah kepada komite parlemen. Ia telah menolak tuduhan tersebut.

    Lihat juga Video ‘Bangunan Marina Bay Sand Miring, Desain atau Kesalahan?’:

    Halaman 2 dari 5

    (knv/idn)