brand merek: Apple

  • Momen Trump Umumkan Apple Tambah Investasi Fantastis Rp 1.631 T ke AS

    Momen Trump Umumkan Apple Tambah Investasi Fantastis Rp 1.631 T ke AS

    Foto Bisnis

    Tripa Ramadhan – detikFinance

    Kamis, 07 Agu 2025 19:10 WIB

    Amerika Serikat – Apple berkomitmen investasi tambahan $100 miliar di AS. Trump menyebut ini langkah besar menuju target memproduksi iPhone sepenuhnya di Amerika.

  • Takluk ke Trump, Apple Bakal Bangun Pabrik di AS

    Takluk ke Trump, Apple Bakal Bangun Pabrik di AS

    Jakarta

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengumumkan rencana Apple menambah investasi perusahaan tersebut di AS. Apple menambah investasi US$ 100 miliar atau setara Rp 1.629 triliun (Rp 16.299).

    Langkah ini sebagai upaya agar produsen iPhone tersebut terhindar dari ancaman tarif Trump yang dikenakan ke China dan India. Sebelumnya, Apple telah berkomitmen untuk investasi US$ 500 miliar dan merekrut 20.000 pekerja melalui pembangunan pabrik AS dalam empat tahun ke depan.

    Tambahan investasi ini akan digunakan untuk memperkuat rantai pasok Apple dan pusat manufaktur canggih Apple di AS. Namun, Apple belum sanggup memenuhi permintaan Trump agar iPhone diproduksi di AS.

    “Perusahaan seperti Apple, mereka pulang. Mereka semua pulang. Ini merupakan langkah penting untuk memastikan bahwa iPhone yang dijual di Amerika juga dibuat di Amerika,” kata Trump dikutip dari Reuters, Kamis (7/8/2025).

    Trump pun menyoroti investasi Apple dengan mengultimatum kepada perusahaan lain. Dia mengancam akan mengenakan tarif 100% ke semikonduktor, kecuali mereka juga berkomitmen untuk meningkatkan manufaktur di Amerika.

    “Jika membangun, tidak akan ada biaya,” terang Trump.

    Di hadapan Trump, CEO Apple Tim Cook mengakui banyak komponen di dalam iPhone yang sudah diproduksi di AS, seperti semikonduktor, gelas kaca, dan modul Face ID sudah diproduksi di dalam negeri. Namun, Cook mengatakan perakitan akhir akan tetap dilakukan di luar negeri untuk sementara waktu.

    Tambahan investasi ini sepertinya merupakan respins Apple dari ancaman yang dilontarkan Trump pada Mei lalu. Trump mengancam Apple dengan tarif 25% untuk produk yang diproduksi di luar negeri. Padahal sebelumnya Trump mengecualikan HP, komputer, dan barang elektronik lainnya dari serangkaian tarif impor dari China. Dampak tarif Trump ini telah membuat Apple kehilangan sebesar US$ 800 juta pada Juni 2025.

    (fdl/fdl)

  • Apple Tambah Investasi Rp 1.628 Triliun di Amerika Serikat – Page 3

    Apple Tambah Investasi Rp 1.628 Triliun di Amerika Serikat – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Apple Inc. (AAPL) mengumumkan rencana investasi tambahan sebesar USD 100 miliar atau sekitar Rp 1.628 triliun (asumsi kurs dolar AS terhadap rupiah di kisaran 16.281) untuk mendukung sektor manufaktur di Amerika Serikat.

    Pengumuman Apple ini disampaikan dalam konferensi pers di Gedung Putih bersama Presiden Donald Trump pada Rabu, 6 Agustus 2025.

    Investasi baru ini melengkapi komitmen sebelumnya senilai USD 500 miliar atau sekitar Rp 8.142 triliun yang mencakup kerja sama dengan berbagai mitra untuk pembangunan pabrik server AI di Texas.

    Seteleh pengumuman tersebut tersebar, saham Apple naik lebih dari 2 persen. Apple mengungkap investasi tambahan sebesar USD 100 miliar akan digunakan untuk mendukung inisiatif barunya, Program Manufaktur Amerika (American Manufacturing Program/AMP). Program ini dirancang untuk mendorong perusahaan global membangun komponen penting industri teknologi langsung di Amerika Serikat.

    Dalam tahap awal AMP, Apple akan bermitra dengan sejumlah pemain besar industri, termasuk Corning, Coherent, GlobalWafers America, Applied Materials, Texas Instruments, Samsung, GlobalFoundries, Amkor, dan Broadcom.

    “Saya senang Anda melakukan ini. Saya suka itu,” ujar Trump saat pengumuman, lalu menambahkan, “Kita punya negara terpanas di dunia.”

    Dalam konferensi pers bersama Presiden Donald Trump, CEO Apple, Tim Cook menyerahkan sebuah cakram kaca buatan Corning yang dipasang pada dudukan emas hasil karya seorang mantan Marinir AS yang kini bekerja di Apple, sebagai simbol komitmen investasi perusahaan.

    Sebagai bagian dari investasi senilai USD 100 miliar, Apple mengalokasikan USD 2,5 miliar (sekitar Rp40,77 triliun) untuk memproduksi seluruh kaca pelindung iPhone dan Apple Watch di fasilitas Corning yang berlokasi di Harrodsburg, Kentucky.

    Tak hanya itu, Apple dan Corning juga berencana membuka Pusat Inovasi Apple-Corning di lokasi yang sama. Pusat ini akan difokuskan untuk pengembangan material mutakhir dan platform manufaktur generasi berikutnya yang akan digunakan dalam produk-produk Apple masa depan.

     

  • Trump Tarik Tarif 100% untuk Chip Impor, Berlaku Pekan Depan – Page 3

    Trump Tarik Tarif 100% untuk Chip Impor, Berlaku Pekan Depan – Page 3

    Trump sebelumnya telah memberi isyarat bahwa tarif terhadap chip dan semikonduktor, komponen vital dalam hampir semua industri, dapat diberlakukan secepatnya minggu depan.

    Pernyataan itu disampaikan setelah Trump mempromosikan komitmen Apple yang berencana menambah investasi sebesar USD 100 miliar di AS dalam empat tahun ke depan, di luar janji sebelumnya sebesar USD 500 miliar dari raksasa teknologi tersebut.

    Sejumlah produsen chip terkemuka seperti Taiwan Semiconductor (TSMC), Nvidia, dan GlobalFoundries juga telah menyatakan akan memproduksi sebagian chip mereka di AS.

    Mereka bukan satu-satunya. Berdasarkan data dari Semiconductor Industry Association, sejak tahun 2020 telah diumumkan lebih dari 130 proyek pembangunan pabrik semikonduktor di AS dengan total nilai mencapai USD 600 miliar.

    TSMC, sebagai perusahaan kontrak manufaktur chip terbesar di dunia, telah berkomitmen menginvestasikan total USD 165 miliar untuk fasilitas produksi di Amerika Serikat.

     

  • Nasib Harga iPhone Usai Apple Setuju Bangun Pabrik di Amerika

    Nasib Harga iPhone Usai Apple Setuju Bangun Pabrik di Amerika

    Jakarta, CNBC Indonesia – Pemerintahan Donald Trump berhasil menekan Apple untuk meningkatkan fasilitas manufakturnya di Amerika Serikat (AS). Apple mengumumkan penambahan investasi dari US$500 miliar menjadi US$600 miliar selama 4 tahun ke depan di AS.

    CEO Apple Tim Cook mengatakan Apple berkomitmen untuk lebih mengoptimalkan rantai pasok global dengan memperbesar peran AS. Kendati demikian, penambahan investasi baru ini belum secara gamblang disebut untuk membangun pabrik iPhone.

    Wacana pembangunan pabrik iPhone di AS sudah lama menjadi sorotan. Bahkan, sejak era kepemimpinan Barrack Obama. Namun, selama ini Apple masih bisa ‘mangkir’ dan mengandalkan rantai pasokan di China.

    Belakangan, Apple mulai meningkatkan diversifikasi produksi iPhone di negara-negara lain seperti India. China mulai ditinggalkan karena ancaman tarif tinggi dari Trump.

    Namun, pemindahan fasilitas produksi Apple dari China ke India belum bisa memuaskan Trump. Bahkan, Trump mengancam akan menerapkan tarif tambahan 25% untuk iPhone yang dijual di AS tetapi diproduksi di negara lain.

    Sejak Trump dilantik untuk masa jabatan keduanya pada Januari 2025, hubungannya dengan Cook bisa dibilang naik-turun. Trump menegaskan sikapnya ingin iPhone diproduksi di AS, bukan China atau India.

    Lantas, apa dampaknya jika iPhone diproduksi di AS?

    Beberapa saat lalu, Profesor Emeritus Duke University, Gary Gereffi, mengatakan pendekatan paling realistis untuk memindahkan produksi iPhone ke AS adalah dengan merekonstruksi rantai pasokan. Apple disebut bisa mengalihkan manufaktur komponen utama ke Amerika Utara.

    Namun, masih ada masalah lain terkait tenagar kerja. Perakitan di AS akan membutuhkan banyak tenaga kerja manusia dan robot.

    “Kita mengalami kekurangan tenaga kerja yang sangat parah. Dan telah kehilangan seni manufaktur skala besar,” jelas profesor bisnis Universitas Johns Hopkins, Tinglong Dai, dikutip dari Wall Street Journal.

    Sebagai contoh, pabrikan perakit iPhone di China, Foxconn, memperkerjakan 300 ribu pekerja. Di sisi lain, perekrutan akan menjadi salah satu masalah paling besar yang ada di pabrik-pabrik AS.

    Belum lagi soal uang yang harus digelontorkan Apple. Perlu banyak biaya membangun iPhone asli AS.

    Meski harganya murah jika diproduksi AS, namun kualitasnya akan lebih buruk. Setidaknya pada awal pabrikan AS berjalan.

    “AS memiliki kapasitas memproduksi komponen smartphone di sejumlah area, namun bukan yang terbaik,” jelas Dai.

    Harga iPhone Terancam Naik Gila-gilaan

    Analis Bank of America Securities, Wamsi Mohan, mengatakan iPhone 16 Pro yang saat ini dijual US$1.199 (Rp19.5 jutaan) bisa meningkat harganya sampai 25% menjadi sekitar US$1.500 (Rp24,4 jutaan). Perkiraan itu hanya didasarkan pada penambahan biaya tenaga kerja yang lebih mahal di AS.

    Bahkan, analis Wedbush Dan Ives pernah menyebut harga iPhone buatan pabrik AS bisa mencapai US$3.500 (Rp57 jutaan), dikutip dari CNBC International.

    Ia mengestimasikan Apple akan mengeluarkan US$30 miliar (Rp489 triliun) selama 3 tahun ke depan untuk memindahkan 10% rantai pasokannya ke AS.

    Sebagai informasi, Apple merancang produk-produknya di California, tetapi produksi dan perakitannya mengandalkan para manufaktur kontrak. Salah satu rekanan terbesar Apple adalah Foxconn.

    Jika Apple membujuk Foxconn dan mitra-mitra manufaktur lainnya untuk memproduksi iPhone di AS, akan butuh waktu bertahun-tahun untuk membangun fasilitas pabrik dan memasang alat.

    Di samping itu, tak ada jaminan kebijakan perdagangan tak akan berubah lagi di masa depan.

    Kendati demikian, sekali lagi belum ada detail yang lebih perinci dari Apple terkait investasi manufaktur yang dibangun di AS, apakah untuk produksi iPhone atau hal-hal lainnya. Kita tunggu saja!

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Apple Rogoh Rp 9.700 Triliun Demi Tenangkan Trump

    Apple Rogoh Rp 9.700 Triliun Demi Tenangkan Trump

    Jakarta

    Apple menginvestasikan USD 100 miliar lagi demi memperluas operasinya di Amerika Serikat. Investasi Apple datang setelah raksasa teknologi itu telah berkomitmen USD 500 miliar untuk investasi domestik awal tahun ini.

    Presiden AS Donald Trump memang menekan Apple dan raksasa teknologi lainnya untuk mengalihkan produksi ke AS. Maka investasi Apple dengan total USD 600 miliar atau lebih dari Rp 9.700 triliun itu diharapkan membuat Trump melunak.

    Pada acara di Ruang Oval untuk merayakan investasi tersebut, Trump mengancam pungutan 100% pada semikonduktor dan chip impor. Namun dia mengatakan bahwa perusahaan yang telah berkomitmen membangun di AS tidak akan terdampak.

    “Namun kabar baik bagi perusahaan seperti Apple adalah, jika Anda membangun di Amerika Serikat atau berkomitmen untuk membangun, tanpa diragukan lagi, berkomitmen untuk membangun di AS, takkan ada biaya,” kata Trump terkait tarif semikonduktor.

    “Dia meminta kami untuk memikirkan komitmen apa lagi yang bisa kami lakukan, dan Presiden, kami menanggapi tantangan itu dengan sangat serius,” sebut CEO Apple, Tim Cook.

    Namun Cook mengakui iPhone yang dirakit sepenuhnya di Amerika Serikat masih jauh dari realisasi meskipun ada desakan Trump. Perusahaan tersebut fokus pada manufaktur komponen iPhone dalam negeri, pendekatan yang tampaknya Trump setujui untuk saat ini.

    “Lihat, dia tidak melakukan investasi semacam ini di mana pun di dunia, bahkan tidak di dekat sini. Dia akan kembali. Maksud saya, Apple akan kembali ke Amerika,” sebut Trump yang dikutip dari CNN.

    Investasi baru ini mencakup peluncuran Program Manufaktur Amerika yang bertujuan memindahkan lebih banyak rantai pasokan Apple ke AS. Pemasok Apple seperti Corning, Coherent, GlobalWafers America, Applied Materials, Texas Instruments, Samsung, dan Broadcom akan menjadi mitra pertama yang berpartisipasi.

    Apple bermaksud menciptakan rantai pasokan untuk chip-nya di AS melalui program ini. Mereka berharap memproduksi lebih dari 19 miliar chip untuk produk-produknya pada tahun 2025. Chip-chip tersebut akan diproduksi di 24 pabrik di 12 negara bagian.

    “Saya bangga mengatakan bahwa Apple memimpin penciptaan rantai pasokan silikon komprehensif di Amerika, mulai desain, peralatan, produksi wafer, fabrikasi, hingga pengemasan,” ujar Cook.

    Apple juga secara signifikan memperluas kemitraannya dengan pemasok kaca Corning dalam ekspansi ambisius yang akan memastikan setiap iPhone dan Apple Watch yang terjual di seluruh dunia dibuat dengan kaca pelindung dari Kentucky.

    Dalam acara di Ruang Oval, Cook memberikan Trump kaca yang terbuat dari fasilitas di Kentucky. Apple juga memperdalam hubungannya dengan Coherent, pemasok laser yang memberi daya pada alat pengenalan wajah Face ID iPhone.

    (fyk/fay)

  • Top 3 Tekno: Spesifikasi dan Harga Samsung Galaxy A17 Paling Dicari – Page 3

    Top 3 Tekno: Spesifikasi dan Harga Samsung Galaxy A17 Paling Dicari – Page 3

    Apple disebutkan akan meluncurkan deretan iPhone 17 Series dalam acara tahunan mereka, yang diprediksi digelar pada 9 atau 10 September 2025.

    Seperti pola tahun sebelumnya, raksasa teknologi asal Cupertino ini akan merilis empat model iPhone terbaru. Namun, tahun ini ada perubahan penting dalam jajaran produknya.

    Menurut sejumlah bocoran di internet, Apple bakal menghapus varian iPhone Plus dan menggantinya dengan ponsel tertipis buatan mereka, yakni iPhone 17 Air.

    Sementara itu, untuk iPhone 17 Pro dan iPhone 17 Pro Max disebut-sebut hadir dengan desain baru, khususnya di bagian modul kamera belakang.

    Walau raksasa teknologi tersebut belum mengonfirmasi harga iPhone 17 Series, laporan dari firma perbankan investasi dan pasar model, Jeffries, mengungkap estimasi harga untuk keempat model iPhone baru tersebut.

    Bocoran ini menyebutkan, ada kenaikan harga pada sebagian besar model, khususnya di iPhone 17 Air, iPhone 17 Pro, dan iPhone 17 Pro Max.

    Baca selengkapnya di sini 

  • Apple Bangun Pabrik di AS, Dampaknya Langsung Terlihat

    Apple Bangun Pabrik di AS, Dampaknya Langsung Terlihat

    Jakarta, CNBC Indonesia – Apple mengumumkan langkah besar dalam memperkuat kehadiran manufakturnya di Amerika Serikat (AS).

    Dalam pertemuan bersama Presiden Donald Trump di Gedung Putih, CEO Apple Tim Cook mengonfirmasi bahwa perusahaan akan meningkatkan investasinya di AS dari US$500 miliar menjadi US$600 miliar selama empat tahun ke depan.

    Langkah ini dibarengi dengan peluncuran program manufaktur baru bertajuk American Manufacturing Program, yang dirancang untuk memperluas produksi dalam negeri di tengah tekanan geopolitik dan tarif perdagangan.

    Tak butuh waktu lama, sentimen pasar langsung merespons positif pengumuman ini. Saham Apple melonjak hingga 5% dalam perdagangan Rabu (6/8), waktu setempat.

    Tim Cook menegaskan bahwa Apple berkomitmen untuk lebih mengoptimalkan rantai pasok global dengan memperbesar peran AS.

    “Kami tentu berupaya mengoptimalkan rantai pasokan kami, dan pada akhirnya kami akan melakukan lebih banyak di Amerika Serikat,” ujar Cook, dikutip dari CNBC Internasional, Kamis (7/8/2025).

    Selama ini, Trump kerap mendesak Apple agar memindahkan lini produksi iPhone dari China dan India ke AS.

    Cook sendiri memiliki hubungan yang naik-turun dengan Trump sepanjang tahun lalu. Meskipun Trump sempat memuji CEO Apple, dalam beberapa bulan terakhir ia mengatakan memiliki “masalah” dengan eksekutif tersebut dan terus mendorong Apple untuk merakit iPhone di Amerika Serikat, bukan di China atau India.

    Apple menghadapi peningkatan biaya lebih dari US$1 miliar pada kuartal ini karena tarif impor yang diberlakukan Trump, terutama yang terkait dengan China.

    Cook juga mengingatkan para investor dalam laporan pendapatan pada 31 Agustus bahwa sebagian besar produk Apple akan terkena tarif baru di bawah investigasi Section 232, bentuk tarif potensial atas semikonduktor yang menurut Apple akan berdampak besar pada perusahaan.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Takluk pada Trump, Apple Umumkan Tambah Investasi Rp1.600 Triliun di AS

    Takluk pada Trump, Apple Umumkan Tambah Investasi Rp1.600 Triliun di AS

    Bisnis.com, JAKARTA —  Apple Inc. mengumumkan rencana investasi tambahan senilai US$100 miliar atau sekitar Rp1.600 triliun untuk memperluas produksi di Amerika Serikat (AS). 

    Melansir laman Bloomberg pada Kamis (7/8/2025) langkah ini disebut merupakan bagian dari upaya Apple untuk memperkuat produksi dalam negeri sekaligus menghindari ancaman tarif tinggi atas produk utamanya seperti iPhone.

    Dalam program bertajuk American Manufacturing Program (AMP), Apple berkomitmen membawa lebih banyak rantai pasok dan teknologi manufaktur canggih ke dalam negeri. Beberapa mitra AMP Apple antara lain Corning Inc., Applied Materials Inc., dan Texas Instruments Inc.

    Apple menyebut Corning yang merupakan produsen kaca yang sejak awal sudah menjadi pemasok iPhone akan mengalokasikan satu pabrik penuh di Kentucky khusus untuk produksi kaca Apple. 

    Pembangunan pabrik ini akan menambah jumlah tenaga kerja Corning di negara bagian tersebut hingga 50%. Menurut seorang pejabat Gedung Putih, langkah ini merupakan bagian dari dorongan untuk memproduksi lebih banyak komponen penting di AS. 

    “Agenda ekonomi America First Presiden Trump telah menarik investasi triliunan dolar untuk mendukung lapangan kerja dan bisnis AS. Pengumuman Apple hari ini menjadi kemenangan lain bagi industri manufaktur kita sekaligus memperkuat keamanan ekonomi dan nasional negara,” kata juru bicara Gedung Putih, Taylor Rogers.

    Sebelumnya, Apple sudah mengumumkan rencana investasi US$500 miliar (sekitar Rp8.000 triliun) di AS dalam empat tahun ke depan. Rencana ini mencakup pembangunan fasilitas server di Houston, akademi pemasok di Michigan, dan peningkatan belanja dengan mitra lokal.

    Dengan pengumuman baru ini, total komitmen Apple di AS menjadi US$600 miliar atau sekitar Rp9.600 triliun.

    Analis Bloomberg Intelligence, Anurag Rana dan Andrew Girard, menyebut langkah ini bisa meredakan tekanan dari Gedung Putih atas ketergantungan Apple pada India untuk merakit iPhone. 

    Mereka memprediksi Apple akan lebih fokus mengembangkan produk premium, laboratorium kecerdasan buatan (AI), dan rekayasa semikonduktor di AS, bukan produksi massal perangkat murah.

    Langkah ini muncul setelah Presiden Trump menandatangani kebijakan kenaikan tarif sebesar 25% terhadap barang dari India, menyusul pembelian minyak Rusia oleh India. Kenaikan ini berlaku di atas tarif negara khusus yang juga akan mulai berlaku Kamis ini.

    Meski nilai investasi Apple besar, tapi langkah tersebut masih belum sepenuhnya memenuhi harapan Trump yang menginginkan produksi iPhone dipindah ke AS. Awal tahun ini, Trump bahkan mengancam akan mengenakan tarif 25% pada Apple jika tidak memindahkan produksinya.

    Pekan lalu, CEO Apple Tim Cook menyebut sebagian besar iPhone yang dijual di AS saat ini dirakit di India, sedangkan produk lain seperti MacBook, iPad, dan Apple Watch banyak diproduksi di Vietnam.

    “Kami berusaha mengoptimalkan rantai pasok. Dan ke depan, kami memang akan meningkatkan kegiatan di Amerika Serikat,” kata Cook. 

    Namun, memindahkan manufaktur iPhone ke AS bukan hal mudah, mengingat fasilitas produksi Apple di Cina dan India melibatkan ratusan ribu pekerja dan sistem produksi yang sangat kompleks. Karena itu, Apple lebih memilih untuk melobi agar produk-produknya dikecualikan dari tarif impor.

    Trump diketahui tengah menyusun kebijakan tarif baru terhadap semua produk yang mengandung chip semikonduktor, dan akan mengumumkannya pekan depan. Sementara itu, kebijakan tarif terhadap puluhan negara mitra dagang akan berlaku mulai Kamis 7 Agustus 2025.

    Sebelumnya, Apple pernah berhasil membujuk Trump agar mengecualikan produknya dari pajak impor selama masa jabatan pertama. Jika berhasil lagi, hal ini bisa melindungi margin keuntungan Apple dan menekan kenaikan harga produk di AS bahkan bisa menjadi keuntungan kompetitif dibanding pesaing seperti Samsung Electronics.

    Cook juga diketahui memiliki hubungan baik dengan Trump, termasuk menghadiri pelantikan presiden periode kedua bersama sejumlah petinggi teknologi seperti Elon Musk, Sundar Pichai (Alphabet), Mark Zuckerberg (Meta), dan Jeff Bezos (Amazon).

    Meski begitu, janji awal Apple pada Februari lalu untuk menciptakan 20.000 pekerjaan dan investasi US$500 miliar dinilai hanya sedikit lebih tinggi dibanding rencana sebelumnya, dengan tambahan sekitar 1.000 pekerjaan per tahun dan belanja tambahan senilai US$39 miliar.

    Pengumuman Apple ini melengkapi serangkaian kabar investasi yang disampaikan Trump bersama pemimpin perusahaan besar. 

    Pada awal tahun ini, Trump mengumumkan investasi US$100 miliar dari Oracle, SoftBank, dan OpenAI untuk membangun pusat data kecerdasan buatan (AI) di AS, dengan target jangka panjang hingga US$500 miliar.

    Trump juga menggandeng Nvidia Corp., produsen chip AI terbesar, untuk membangun infrastruktur AI senilai setengah triliun dolar (sekitar Rp8.000 triliun) dalam empat tahun ke depan di AS.

    Trump kini menjadikan investasi sebagai alat diplomasi perdagangan, termasuk dalam kesepakatan dengan Uni Eropa dan Jepang. 

    Kesepakatan dengan UE mencakup pembelian energi AS senilai US$750 miliar dan investasi US$600 miliar. Sementara Jepang sepakat membentuk dana US$550 miliar untuk berinvestasi di AS.

  • Gokil, Segini Harga iPhone Jika Dibuat di AS

    Gokil, Segini Harga iPhone Jika Dibuat di AS

    Jakarta

    Gagasan merakit iPhone sepenuhnya di Amerika Serikat mencuat di tengah kebijakan “tarif impor” pemerintahan Donald Trump. Gedung Putih mengklaim AS memiliki tenaga kerja dan sumber daya untuk memproduksi iPhone di dalam negeri.

    Namun dikutip detikINET dari Forbes, para analis yang memahami operasi Apple menilai langkah ini akan sangat mahal dan rumit secara logistik.

    Apple memproduksi lebih dari 80% perangkatnya di China melalui kontraktor seperti Foxconn. Memindahkan ekosistem produksi raksasa ini ke AS membutuhkan waktu, investasi besar, dan stabilitas kebijakan-tanpa jaminan keberhasilan. Salah satu tantangan utama adalah biaya tenaga kerja.

    Di China, pekerja Foxconn dilaporkan berpenghasilan sekitar USD 3,63 (Rp 61 ribu) per jam selama peluncuran iPhone 16, sementara upah minimum di California mencapai USD 16,50 (Rp 277 ribu) per jam. Menurut analis Bank of America Securities, Wamsi Mohan, kesenjangan upah ini bisa menaikkan harga iPhone 16 Pro sebesar 25%, dari USD 1.199 (Rp 20,1 juta) menjadi sekitar USD 1.500 (Rp 25 juta).

    Sementara itu, analis Wedbush, Dan Ives, memprediksi angka lebih ekstrem, dengan harga iPhone buatan AS mencapai USD 3.500 (Rp 58,7 juta). Ia memperkirakan Apple perlu menggelontorkan USD 30 miliar selama tiga tahun hanya untuk memindahkan 10% rantai pasokannya ke AS.

    Selain biaya tenaga kerja, Apple akan menghadapi tarif impor pada komponen utama seperti layar dari Korea Selatan dan prosesor dari TSMC di Taiwan.

    Keterbatasan tenaga kerja terampil di AS juga menjadi hambatan. CEO Apple, Tim Cook, pernah menyatakan kekurangan teknisi di AS sebagai kendala signifikan, berbeda dengan China yang memiliki jumlah tenaga ahli melimpah.

    Sejarah menunjukkan tantangan serupa. Upaya Foxconn membangun pabrik di Wisconsin senilai USD 10 miliar diharapkan dapat menciptakan 13.000 lapangan kerja. Pada akhirnya, pabrik tersebut tidak memproduksi satu pun produk inti Apple, dan beralih ke produksi masker selama pandemi. Hingga saat ini, pabrik tersebut hanya memiliki sekitar 1.454 lapangan kerja, dan fasilitas tersebut bahkan belum 100% siap.

    Ekspansi Apple sebelumnya ke Brasil juga gagal melokalisasi produksi iPhone sepenuhnya. Meskipun pabriknya bernilai USD 12 miliar, Apple masih harus mengimpor sebagian besar komponen dari Asia. Pada tahun 2015, iPhone buatan Brasil harganya hampir dua kali lipat dari iPhone buatan China.

    Meski produksi iPhone massal di AS sulit terwujud, analis Morgan Stanley, Erik Woodring, menilai Apple mungkin akan memproduksi aksesori seperti HomePod atau AirTags skala kecil untuk mendapat keringanan tarif. Apple juga telah menunjukkan komitmen investasi di AS, termasuk USD 500 miliar untuk proyek seperti produksi server AI di Houston dan komponen semikonduktor di Arizona bersama TSMC.

    Namun, memindahkan seluruh rantai pasokan iPhone ke AS dinilai sebagai misi hampir mustahil. “Akan memakan waktu bertahun-tahun, jika memungkinkan,” ujar Mohan seperti dikutip dari CNBC.

    Strategi Apple tampaknya tetap berfokus pada negosiasi dengan pemerintahan Trump, seperti yang berhasil dilakukan pada 2019 saat memproduksi Mac Pro di Texas, untuk menjaga harga kompetitif dan menghindari tarif besar-besaran.

    Dengan semua tantangan ini, konsumen di Negeri Paman Sam mungkin harus bersiap membayar jauh lebih mahal untuk iPhone “Made in USA”-jika itu pernah terwujud.

    (afr/afr)