brand merek: Apple

  • Apple dan Samsung Ngamuk, Tegur Keras Kelakuan Xiaomi

    Apple dan Samsung Ngamuk, Tegur Keras Kelakuan Xiaomi

    Jakarta, CNBC Indonesia – Serangkaian iklan yang dikeluarkan Xiaomi di India berujung mendapatkan masalah. Apple dan Samsung dilaporkan mengambil tindakan hukum atas aktivitas tersebut.

    Menurut Times of India, iklan Xiaomi itu membandingkan dan “meremehkan” kedua produk buatan Apple dan Samsung.

    Iklan pertama Xiaomi dilakukan pada Maret dan April dicetak dalam satu halaman penuh. Perusahaan membandingkan iPhone 16 Pro Max milik Apple dengan Xiaomi 15 Ultra.

    Dalam iklan tersebut dipertanyakan apakah ponsel iPhone benar-benar yang terbaik. Hal serupa juga dilakukan pada Samsung dengan mengkritik beberapa model ponsel langsung di media sosial.

    Bukan hanya ponsel, Xiaomi juga membandingkan TV QLED milik perusahaan dengan TV LED Samsung. Xiaomi mengklaim produknya menawarkan teknologi masa depan dengan harga serupa dengan teknologi lama raksasa asal Korea Selatan.

    Dari laporan Economic Times, Apple dan Samsung mengeluarkan surat teguran terpisah pada merek asal China. Surat kedua perusahaan ditunjukkan untuk melindungi nilai merek Apple dan Samsung pada pasar smartphone premium, yang disebut sangat kompetitif untuk India.

    Iklan tersebut dinilai merugikan nilai merek dua perusahaan, dan Xiaomi diminta agar menghentikan peredarannya.

    Samsung, Apple dan Xiaomi tidak menanggapi komentar terkait polemik ini.

    Di India sendiri, Apple dan Samsung menguasai 95% pasar smartphone premium India. Namun Xiaomi berupaya bisa merebut pasar di kategori HP di atas 50 ribu rupee atau sekitar Rp 9,3 juta.

    Spesialis bisnis dan strategi merek, Harish Bijoor mengatakan kemungkinan Xiaomi telah meraup untuk dengan iklan provokasi yang dikeluarkannya. Perusahaan-perusahaan juga lebih sensitif dengan iklan seperti yang dikeluarkan Xiaomi.

    “Segala bentuk iklan berbentuk komparatif atau merendahkan dianggap merugikan merek,” jelas Bijoor.

    (dem/dem)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Harga iPhone 17 Series Kabarnya Tak Jadi Naik, Tapi…

    Harga iPhone 17 Series Kabarnya Tak Jadi Naik, Tapi…

    Jakarta

    Beberapa waktu yang lalu, harga iPhone 17 series sempat dikabarkan akan naik USD 50 karena masalah tarif dan faktor lainnya. Bocoran terbaru sepertinya mematahkan rumor tersebut karena harga iPhone 17 series diklaim tidak jadi naik.

    Kabar baik untuk fanboy Apple ini datang dari analis di J.P. Morgan yang memberikan prediksi terbaru harga iPhone 17 series seminggu sebelum peluncurannya.

    Estimasi terbaru ini menunjukkan iPhone 17 Pro akan jadi satu-satunya model yang mengalami perubahan harga. Berikut ini bocoran terbaru harga iPhone 17 series menurut J.P. Morgan.

    iPhone 17: USD 799iPhone 17 Air: USD 899-USD 949iPhone 17 Pro: USD 1.099iPhone 17 Pro Max: USD 1.199

    Sebagai perbandingan, berikut ini harga iPhone 16 series saat diluncurkan tahun lalu.

    iPhone 16: USD 799iPhone 16 Plus: USD 899iPhone 16 Pro: USD 999iPhone 16 Pro Max: USD 1.199

    Harga iPhone 17 Pro memang diprediksi lebih mahal dibandingkan generasi sebelumnya, tapi kenaikan ini disebabkan oleh Apple yang menghilangkan varian 128GB. Artinya harga USD 1.099 akan berlaku untuk iPhone 17 Pro dengan varian penyimpanan 256GB.

    iPhone Pro generasi sebelumnya, termasuk iPhone 16 Pro, dibanderol dengan harga mulai USD 999 untuk varian 128GB dan USD 1.099 untuk varian 256GB. Alhasil, iPhone 17 Pro akan memiliki harga yang sama seperti model tahun lalu dengan penyimpanan 256GB.

    Yang masih menjadi pertanyaan adalah iPhone 17 Air. Secara teknis, ponsel ini memang akan menggantikan iPhone 16 Plus, tapi model ini akan hadir dengan form factor dan spesifikasi baru, seperti dikutip dari MacRumors, Rabu (3/9/2025).

    iPhone 17 Air diprediksi akan dibanderol dengan harga yang sama atau USD 50 mahal dibandingkan iPhone 16 Plus. Sementara itu, harga iPhone 17 dan iPhone 17 Pro Max tidak mengalami perubahan.

    Kita tunggu saja informasi resmi dari Apple dalam event yang akan digelar pada 9 September besok. Sudah siap sambut kedatangan iPhone 17 series, detikers?

    (vmp/vmp)

  • Google Lega, Tak Jadi Dipaksa Jual Chrome dan Android

    Google Lega, Tak Jadi Dipaksa Jual Chrome dan Android

    Jakarta

    Hakim memutuskan Google tidak harus menjual Chrome dan Android, tapi mereka harus mengubah beberapa praktik bisnisnya. Putusan ini diumumkan lebih dari satu tahun setelah hakim yang sama mendapati Google melanggar undang-undang anti-monopoli.

    Menyusul putusan tahun lalu, Kementerian Kehakiman Amerika Serikat mengusulkan agar Google dipaksa menjual Chrome. Namun, dalam putusan setebal 230 halaman, Hakim Amit Mehta mengatakan bahwa permintaan pemerintah AS telah melewati batas.

    “Google tidak akan diwajibkan untuk menjual Chrome; pengadilan juga tidak akan memasukkan penjualan bersyarat sistem operasi Android dalam putusan akhir” tulis Mehta, seperti dikutip dari Engadget, Rabu (3/9/2025).

    “Penggugat bertindak terlalu jauh dalam mengupayakan divestasi paksa atas aset-aset penting ini, yang tidak digunakan Google untuk melakukan pembatasan ilegal apapun,” sambungnya.

    Google juga diizinkan untuk terus membayar perusahaan mitra, seperti Apple, untuk memasukkan Search dan aplikasi lainnya di produk mereka. Mehta mengatakan jika perjanjian ini dihentikan akan merugikan mitra distribusi, pasar, dan konsumen.

    Namun, Google tidak boleh lagi melakukan perjanjian eksklusif untuk distribusi Search, Google Assistant, Gemini, atau Chrome. Misalnya, Google tidak boleh mewajibkan vendor ponsel Android untuk menginstal aplikasinya untuk mendapatkan akses ke Play Store.

    Mehta juga memutuskan Google harus membagikan sebagian data penelusurannya dengan kompetitor, namun raksasa teknologi itu tidak diwajibkan untuk menyerahkan data terkait iklan.

    “Menyediakan data kepada para pesaing akan mempersempit kesenjangan skala yang disebabkan oleh perjanjian distribusi eksklusif Google dan kesenjangan kualitas yang diakibatkannya,” kata Mehta.

    Putusan ini sebagian besar menandakan kemenangan untuk Google, yang sebelumnya berargumen bahwa divestasi Chrome atau Android akan merugikan konsumen. Dalam pernyataan resminya, Google mengatakan mereka memiliki sejumlah kekhawatiran tentang beberapa aspek dari putusan tersebut.

    “Keputusan hari ini mengakui beta besarnya industri ini telah berubah setelah kehadiran AI, yang memberikan orang-orang lebih banyak cara untuk menemukan informasi,” kata Google.

    “Kini Pengadilan telah membatasi cara kami mendistribusikan layanan Google, dan akan mewajibkan kami untuk membagi data Search dengan pesaing. Kami khawatir tentang bagaimana persyaratan ini akan mempengaruhi pengguna kami dan privasi mereka, dan kami akan meninjau keputusan ini dengan seksama,” sambungnya.

    (vmp/vmp)

  • Apple Bakal Rilis iPhone Lipat, Target Penjualan Naik hingga 25 Juta Unit 2027

    Apple Bakal Rilis iPhone Lipat, Target Penjualan Naik hingga 25 Juta Unit 2027

    Bisnis.com, JAKARTA — Apple dikabarkan siap merilis iPhone lipat (iPhone Fold) pertama pada akhir 2026. Rumor tersebut makin kuat setelah laporan terbaru dari analis menunjukkan optimisme tinggi dari raksasa teknologi asal Amerika Serikat itu.

    Dilansir dari GSMArena, Rabu (3/9/2025) Apple menaikkan proyeksi pengiriman iPhone Fold menjadi 8 juta –10 juta unit pada 2026, naik dari perkiraan sebelumnya di kisaran 6 juta – 8 juta unit. Jumlah tersebut kemudian diperkirakan melonjak drastis menjadi 20–25 juta unit pada 2027.

    Tidak hanya iPhone Fold, Apple juga dikabarkan tengah menyiapkan iPad lipat yang dijadwalkan meluncur pada 2028. Namun, perangkat ini diprediksi akan lebih terbatas peminatnya. Proyeksi pengiriman hanya berkisar 0,5–1 juta unit di tahun peluncuran, mencerminkan posisinya sebagai produk khusus bagi segmen tertentu.

    Selain lini perangkat lipat, Apple juga disebut menyiapkan headset baru bernama Vision Air, yang direncanakan hadir pada 2027. Produk ini digadang-gadang sebagai jawaban atas keluhan utama pengguna Vision Pro, yaitu berat dan harga yang mahal.

    Vision Air diperkirakan akan 40% lebih ringan dan dijual dengan harga kurang dari setengah Vision Pro. Target pengirimannya diproyeksikan mencapai 1 juta unit di tahun pertama — jauh lebih tinggi dibanding Vision Pro yang sejak peluncurannya hanya terjual sekitar 400.000 unit.

    Sebelumnya, Apple juga dikabarkan akan menghilangkan slot kartu SIM fisik pada seluruh lini iPhone 17 khusus pasar Uni Eropa, membuat eSIM menjadi satu-satunya opsi konektivitas seluler.

    Sumber anonim yang familiar dengan persoalan ini menyebut Apple telah meminta seluruh karyawan reseller resmi di Eropa mengikuti pelatihan aktivasi eSIM yang wajib rampung sebelum 5 September, atau hanya empat hari sebelum event peluncuran global digelar.

    Materi pelatihan tersebut bahkan tercantum di aplikasi resmi internal Apple yakni SEED, yang selama ini digunakan sebagai standar pelatihan di Apple Store maupun reseller resmi di berbagai negara.

    Langkah ini menandai perluasan strategi yang sebelumnya sudah diterapkan Apple di Amerika Serikat sejak era iPhone 14, di mana semua model sudah tidak lagi memiliki slot SIM fisik dan sepenuhnya mengandalkan eSIM.

    Jika rumor ini benar, Eropa bakal menjadi kawasan kedua yang turut menerima perubahan signifikan pada perangkat iPhone setelah Amerika Serikat, dan dimungkinkan akan disusul oleh pasar global lain, meski beberapa pasar besar seperti China—yang masih menuntut dukungan dual SIM fisik—kemungkinan tetap mendapat pengecualian.

  • Banyak Pengguna WhatsApp Jadi Korban Sadap, Cek Siapa yang Kena

    Banyak Pengguna WhatsApp Jadi Korban Sadap, Cek Siapa yang Kena

    Jakarta, CNBC Indonesia – WhatsApp menemukan upaya mata-mata alias spionase siber canggih yang memanfaatkan rangkaian kerentanan keamanan pada aplikasinya dan perangkat Apple untuk meretas target.

    Seorang peneliti dari Amnesty International mengatakan bahwa sejumlah anggota kelompok masyarakat sipil yang tidak teridentifikasi tampaknya termasuk di antara pihak yang terdampak.

    Dalam pernyataan singkat, layanan komunikasi milik Meta itu mengatakan telah menambal kerentanan keamanan yang memungkinkan peretas mengeksploitasi celah lain pada perangkat Apple dan mengambil alih perangkat tersebut.

    WhatsApp menyebutkan bahwa kurang dari 200 pengguna di seluruh dunia kemungkinan terdampak, demikian dikutip dari Reuters, Selasa (2/9/2025).

    Donncha O Cearbhaill, Kepala Security Lab Amnesty, mengatakan bahwa pihaknya mulai mengumpulkan data forensik dari calon korban.

    Dalam unggahannya di X, ia menyebutkan tanda awal menunjukkan peretasan tersebut mempengaruhi baik pengguna iPhone maupun Android, termasuk individu dari masyarakat sipil.

    Ia menambahkan, aplikasi lain selain WhatsApp juga mungkin terdampak.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Duduk Perkara Iklan Xiaomi Bikin Samsung dan Apple Emosi

    Duduk Perkara Iklan Xiaomi Bikin Samsung dan Apple Emosi

    Jakarta

    Apple dan Samsung biasanya berseteru terkait persaingan panas, tapi kini mereka bersatu menghadapi Xiaomi di India. Keduanya telah mengeluarkan surat teguran hukum kepada Xiaomi atas beredarnya iklan yang secara langsung membandingkan perangkat unggulan Xiaomi dengan produk premium mereka.

    Menurut laporan The Economic Times, kedua perusahaan mengirim surat teguran hukum pada Xiaomi, lantaran keberatan atas apa yang mereka anggap sebagai konten yang merendahkan dalam kampanye iklan Xiaomi.

    Surat teguran hukum formal adalah permintaan untuk segera menghentikan dan tidak melanjutkan aktivitas tertentu yang dianggap melanggar hukum atau melanggar hak cipta. Belum diketahui bagaimana tanggapan Xiaomi terhadap teguran itu.

    Meski iklan perbandingan bukan hal baru dalam industri teknologi, Apple dan Samsung berpendapat bahwa nada promosi Xiaomi tidak fair dan menggambarkan mereka secara negatif. Perbandingan semacam itu menurut mereka, berisiko merusak persepsi premium terhadap merek, terutama di pasar seperti India di mana kedua perusahaan menguasai pangsa pasar dan penjualan yang signifikan di segmen kelas atas.

    Xiaomi beberapa waktu lalu meluncurkan iklan cetak satu halaman penuh di surat kabar terkemuka India. Kampanye tersebut secara langsung menyindir Apple, mengucapkan ‘Selamat April Mop’ kepada siapa pun yang percaya bahwa kamera iPhone 16 Pro Max dapat mengungguli Xiaomi 15 Ultra yang baru diluncurkan.

    Saat peluncuran seri Xiaomi 15 di India, Xiaomi menayangkan pula iklan cetak lain yang secara sarkastis menggambarkan kamera iPhone 16 Pro Max sebagai imut, sebelum memamerkan kehebatan fotografinya sendiri. Iklan tersebut menyebut “Mungkin sudah waktunya untuk melihat melalui lensa yang tepat.”

    Xiaomi juga meluncurkan kampanye iklan provokatif serupa yang menantang Samsung. Xiaomi menggelar kampanye di media cetak dan media sosial untuk membandingkan ponsel Galaxy dan TV Samsung dengan produknya sendiri. Beberapa iklan ini mengklaim produk Xiaomi lebih siap untuk masa depan dibanding produk dari Samsung.

    Dikutip detikINET dari Business Standard, Xiaomi perlahan-lahan mencoba meraih segmen premium India, pasar yang selama ini didominasi Apple dan Samsung. Menurut IDC, Apple dan Samsung bersama-sama menguasai sekitar 95% pasar smartphone premium India, sementara Xiaomi menguasai kurang dari 1%.

    Secara keseluruhan menurut IDC, pada kuartal kedua tahun 2025, Samsung menguasai 14,5 persen pangsa pasar ponsel pintar India, diikuti oleh Xiaomi dengan 9,6 persen dan Apple dengan 7,5 persen.

    (fyk/fyk)

  • Warga India Antusias di Apple Store Perdana Bengaluru, Produk Baru Jadi Rebutan

    Warga India Antusias di Apple Store Perdana Bengaluru, Produk Baru Jadi Rebutan

    FotoINET

    Rengga Sancaya – detikInet

    Rabu, 03 Sep 2025 12:10 WIB

    India – Suasana meriah tampak di Apple Store pertama yang resmi dibuka di Bengaluru, India.

  • Album Baru Petra Sihombing Lahir dari Hidup Melambat di Bali & Teknologi

    Album Baru Petra Sihombing Lahir dari Hidup Melambat di Bali & Teknologi

    Jakarta

    Album terbaru Petra Sihombing bertajuk Senang Oke Sedih Gpp bukan sekadar kumpulan lagu. Ini menjadi catatan perjalanan hidup yang lahir setelah proses kreatif selama lima tahun.

    Berbeda dari proyek sebelumnya, album ini tumbuh dari konsep “melambat” yang Petra temukan setelah pindah dari Jakarta ke sebuah desa di Ubud, Bali – namun dieksekusi cepat dan rapi berkat ekosistem teknologi yang jadi studio pribadinya.

    Petra menceritakan bahwa tak ada tenggat ketat saat mengerjakan album ini. Bertempat tinggal di Ubud memberinya ritme hidup yang lebih tenang dibanding hiruk-pikuk ibu kota.

    Tempo yang lebih santai itu memungkinkan Petra memeriksa setiap detail, memberi napas, dan merenungi arah lagu demi lagu.

    “Ternyata hal-hal itu tuh bisa membuahkan hasil yang sangat baik,” ujarnya saat berbincang online. Konsep ‘melambat’ ini menjadi salah satu tema sentral dalam album yang digarapnya selama lima tahun tersebut.

    Meski proses emosional dan kreatifnya lambat, alur kerja teknis Petra justru sangat efisien berkat perangkat dan aplikasi yang ia gunakan. Semua bermula dari hal sederhana: ide.

    “Kalau ada ide, terus langsung ke situ [voice notes],” kata Petra.

    Petra Sihombing Foto: dok Pribadi

    Ia merekam gagasan lagu menggunakan Voice Notes di iPhone, lalu memindahkan rekaman itu ke Mac dengan cepat lewat AirDrop. Lirik yang ditulis di Notes juga otomatis tersinkronisasi ke laptop, sehingga tidak ada ide yang hilang.

    Sebagai pusat produksi, Petra mengandalkan Logic Pro di MacBook Pro. Familiaritasnya dengan Logic-sejak versi lama-membuat proses mixing dan pengolahan berjalan cepat.

    “Jadi aku udah tahu mencet apa tuh jadinya apa, shortcut, apa di luar kepala,” ujarnya.

    Petra memanfaatkan stock plugins dan synthesizer bawaan Logic, tapi fitur yang disebutnya paling mengubah permainan adalah Stem Splitter-yang memudahkan pemisahan elemen seperti drum, bass, atau vokal dari satu file audio. Fitur itu sangat berguna ketika ia menerima demo dalam bentuk MP3 dan perlu segera mengekstrak instrumen.

    Ekosistem Apple Petra tidak hanya berhenti di iPhone dan MacBook. Ia juga memakai iPad Mini untuk mobilitas, AirPods Max untuk mengecek detail suara, dan HomePod Mini yang dipasang stereo untuk mendengarkan hasil rekaman di ruang-ruang tak terduga-misalnya di meja makan-agar mendapat perspektif baru soal kualitas mix. Dengan kombinasi perangkat ini, Petra berhasil membangun workflow yang menghemat waktu dan biaya, tanpa perlu studio rekaman besar.

    Petra Sihombing Foto: dok Pribadi

    Selain produksi musik, Petra merekam sejumlah konten sendiri-termasuk video lirik-hanya dengan iPhone. Kemampuan menggarap hampir seluruh proses mulai dari ide, rekaman, mixing sampai materi promosi membuatnya tetap mandiri sebagai musisi independen. Integrasi antar-perangkat memungkinkannya segera mengeksekusi ide kapan pun muncul, di mana pun ia berada.

    Lewat pengalamannya, Petra menyampaikan pesan sederhana tapi kuat: kreativitas tak harus menunggu peralatan mahal atau lokasi mewah.

    “Apa yang gue pengen tuh bisa tercapai dengan apa yang gue punya, dengan devices yang gue punya,” ucapnya. “Tidak ada alasan untuk tidak bikin musik kalau emang mau.”

    Album Senang OK, Sedih Gpp jadi bukti bahwa perpaduan proses yang alami – melambat untuk mengasah isi – dan alat yang tepat – teknologi yang mempercepat eksekusi – dapat melahirkan karya yang otentik dan relevan.

    (afr/afr)

  • Nyawa Gadis 16 Tahun Terselamatkan iPhone 14 dari Kecelakaan Maut

    Nyawa Gadis 16 Tahun Terselamatkan iPhone 14 dari Kecelakaan Maut

    Jakarta

    Teknologi kembali membuktikan perannya dalam menyelamatkan nyawa. Seorang gadis berusia 16 tahun di Amerika Serikat selamat dari kecelakaan maut setelah iPhone 14 miliknya otomatis menghubungi layanan darurat lewat fitur Crash Detection.

    Peristiwa ini dialami Lindsay Leskovac saat ia mengemudi pulang dalam kondisi lelah. Tanpa disadari, Lindsay tertidur di balik kemudi hingga mobilnya keluar jalur, menabrak tiang, dan menghantam pohon.

    Benturan keras membuatnya tak sadarkan diri dengan luka serius, termasuk patah kaki dan cedera tulang belakang leher. Di momen kritis itu, iPhone 14 miliknya menjadi penyelamat.

    Fitur Crash Detection langsung mendeteksi tabrakan dan secara otomatis menghubungi layanan darurat 911. Tak hanya itu, ponsel tersebut juga mengirimkan lokasi kejadian, sehingga tim penyelamat bisa segera meluncur ke tempat kecelakaan.

    Menurut laporan WFMJ, panggilan darurat berlangsung selama 22 menit, memastikan petugas medis tiba tepat waktu untuk memberikan pertolongan pertama yang menyelamatkan nyawa Lindsay.

    “Saya sangat terkejut mengetahui ponselnya punya fitur ini,” ujar ibu Lindsay dikutip dari Wccftech. Ia pun mengimbau agar orang-orang memastikan fitur ini aktif di perangkat mereka, karena bisa menjadi penentu hidup dan mati dalam situasi darurat.

    Fitur Crash Detection tersedia pada iPhone 14 dan model lebih baru (dengan iOS 16 atau lebih tinggi), serta Apple Watch Series 8, Apple Watch SE (generasi ke-2), dan Apple Watch Ultra (dengan watchOS 9 atau lebih tinggi).

    Kisah Lindsay menjadi pengingat bahwa inovasi kecil pada perangkat sehari-hari dapat membawa dampak besar. Pastikan fitur keselamatan seperti Crash Detection aktif, karena Anda tidak pernah tahu kapan teknologi ini bisa menjadi penyelamat.

    (afr/afr)

  • Miliarder John Malone Ramal Big Tech Rebut Masa Depan TV – Page 3

    Miliarder John Malone Ramal Big Tech Rebut Masa Depan TV – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Persaingan di dunia layanan streaming semakin sengit. Tak semua pemain diyakini mampu bertahan di tengah gempuran kompetisi dan dominasi raksasa teknologi.

    Dilansir dari Yahoo Finance, Selasa (2/9/2025), Chairman Liberty Media, John Malone, dalam podcast Opening Bid, mengatakan bahwa konsolidasi besar-besaran di industri ini tidak bisa dihindari.

    “Saya rasa akan ada banyak konsolidasi. Kalau menurut tebakan saya, kita bahkan belum melihat gelombang besar terakhir, karena saya pikir media sosial pada akhirnya juga akan menjadi hiburan streaming,” ujar Malone yang merupakan veteran industri media yang dikenal gemar mengakuisisi bisnis hiburan besar.

    Menurut miliarder ini, jumlah pemain streaming saat ini sudah terlalu banyak dan menimbulkan inefisiensi ekonomi. Peralihan ke streaming muncul dari kebutuhan perusahaan media besar untuk mengendalikan hubungan dengan pelanggan.

    “Masalahnya, secara realistis, tidak ada ruang bagi enam, lima, bahkan mungkin empat perusahaan sekaligus untuk memiliki hubungan langsung dengan pelanggan,” tambahnya.

    Senada dengan itu, analis media dan telekomunikasi Craig Moffett menilai langkah menuju streaming memang didorong oleh kebutuhan perusahaan media besar untuk menguasai hubungan dengan konsumen. Namun, dominasi raksasa teknologi kian sulit terbendung.

    Amazon, misalnya, sudah mengamankan kontrak kerja sama jangka panjang dengan NFL. Apple juga gencar mendorong produksi program orisinal. TKO Group Holdings (TKO) baru saja meneken kesepakatan hak siar senilai USD 7,7 miliar dengan Paramount untuk menayangkan UFC.

    Sebelumnya, Disney lewat ESPN juga berhasil mengikat kontrak dengan WWE.