brand merek: Apple

  • Bos Ford Blak-blakan Sebut Tertinggal 25 Tahun dari Produsen Mobil China

    Bos Ford Blak-blakan Sebut Tertinggal 25 Tahun dari Produsen Mobil China

    Jakarta

    Chief Executive Officer (CEO) Ford, Jim Farley, belakangan banyak menjajal dan membedah mobil-mobil buatan China. Sebab, sebagai pemain lama, pihaknya khawatir tertinggal jauh dari mereka.

    Namun, faktanya, produsen mobil asal China sudah jauh meninggalkan merek Amerika Serikat seperti Ford. Bahkan, ketika merekrut Doug Field yang pernah kerja di Tesla dan Apple, Farley diberi tahu, teknologi Ford tertinggal 25 tahun atau seperempat abad dari mereka.

    “Doug bilang ke saya, ‘Jim, sistem rilis suku cadang, arsitektur TI, dan alat desain CAD Anda ketinggalan 25 tahun (dari brand China). Anda tidak bisa bersaing dengan BYD. Anda butuh keahlian yang sesungguhnya’,” ujar Farley yang menirukan kalimat Doug, dikutip dari La Nacion Kamis (4/12).

    Mobil Listrik Xiaomi SU7. Foto: Doc. Xiaomi

    Kondisi tersebut membuat Farley makin yakin kompetisi terbesar Ford bukan lagi Tesla atau pemain tradisional, melainkan pabrikan EV China, termasuk Xiaomi yang baru debut tapi langsung tancap gas.

    “Ford telah melewatkan Jepang, Ford telah melewatkan Korea Selatan, jadi kita tidak boleh melewatkan China,” tutur Farley. “Pesan untuk tim saya jelas: jika CEO saja menghormati persaingan dengan China, maka semua orang di perusahaan juga harus melakukan hal serupa.”

    CEO Ford Coba Mobil China

    Sebelumnya, Farley sempat meminta manajemennya mengirim lima EV terbaik China ke AS, diterbangkan ke Chicago dan dikendarai ke markas Ford di Dearborn. Semua dilakukan agar tim Ford merasakan langsung kualitas dan kecepatan inovasi para rival dari Asia.

    Dari lima mobil yang dipinjam, salah satunya merupakan Xiaomi SU7. Dia menganggap, mobil tersebut secanggih Apple dan senyaman Porsche Taycan.

    “Saya sangat terkesan dengan Xiaomi. Tak heran mereka sukses-mereka adalah Apple-nya China,” ungkapnya.

    Masuk mobil, ponsel otomatis dikenali tanpa proses pairing. Sistemnya mendukung pengenalan wajah, punya asisten AI, dan UI/UX yang diklaim “setara Apple” dalam hal konsistensi dan kemudahan penggunaan. Tak hanya digital, performanya pun membuat Farley terkesan.

    “Mobil ini memiliki pengenalan wajah, asisten AI di dalam kendaraan, dan dapat berakselerasi dari 0 hingga 100 km/jam dalam tiga detik dengan satu sentuhan tombol. Rasanya seperti (naik) Porsche Taycan,” kata dia.

    (sfn/dry)

  • Bos Ford Blak-blakan Sebut Tertinggal 25 Tahun dari Produsen Mobil China

    CEO Ford Terpukau Naik Mobil Xiaomi: Apple versi China

    Jakarta

    CEO Ford, Jim Farley, blak-blakan memuji Xiaomi SU7, mobil listrik China yang sukses bikin pasar global heboh. Menurutnya, Xiaomi bukan sekadar pendatang baru, mereka membawa standar tinggi soal pengalaman digital dalam sebuah kendaraan.

    “Saya sangat terkesan dengan Xiaomi. Tak heran mereka sukses-mereka adalah Apple-nya China,” ujar Farley dalam wawancara dengan La Nación, dikutip Rabu (3/12).

    Komentarnya bukan basa-basi. Farley sendiri menggunakan Xiaomi SU7 untuk aktivitas hariannya, termasuk saat pergi ke kantor. Dia menilai kendaraan tersebut menawarkan pengalaman digital terbaik dibanding banyak mobil Eropa dan Amerika.

    Mobil Listrik Xiaomi SU7. Foto: Doc. Xiaomi

    Masuk mobil, ponsel otomatis dikenali tanpa proses pairing. Sistemnya mendukung pengenalan wajah, punya asisten AI, dan UI/UX yang diklaim “setara Apple” dalam hal konsistensi dan kemudahan penggunaan. Tak hanya digital, performanya pun membuat Farley terkesan.

    “Mobil ini memiliki pengenalan wajah, asisten AI di dalam kendaraan, dan dapat berakselerasi dari 0 hingga 100 km/jam dalam tiga detik dengan satu sentuhan tombol. Rasanya seperti (naik) Porsche Taycan,” kata dia.

    Pengalaman itu membuat Farley semakin yakin bahwa kompetisi terbesar Ford bukan lagi Tesla atau pemain tradisional, melainkan pabrikan EV China-termasuk Xiaomi yang baru debut tapi langsung tancap gas.

    “Ford telah melewatkan Jepang, Ford telah melewatkan Korea Selatan, jadi kita tidak boleh melewatkan China,” tutur Farley. “Pesan untuk tim saya jelas: jika CEO saja menghormati persaingan dengan China, maka semua orang di perusahaan juga harus melakukan hal serupa.”

    Farley bahkan meminta manajemennya mengirim lima EV terbaik China ke AS, diterbangkan ke Chicago dan dikendarai ke markas Ford di Dearborn. Semua dilakukan agar tim Ford merasakan langsung kualitas dan kecepatan inovasi para rival dari Asia.

    Pengakuannya tentang Xiaomi SU7 pun sejalan dengan komentar sebelumnya soal ketertinggalan Ford di area teknologi. Ia pernah menyampaikan bahwa setelah merekrut Doug Field (eks Tesla & Apple), Ford sadar mereka tertinggal 25 tahun dalam sistem rilis komponen, arsitektur IT, hingga tools desain.

    (sfn/dry)

  • Akselerasi IPv6 Butuh Dukungan TikTok Hingga Produsen HP

    Akselerasi IPv6 Butuh Dukungan TikTok Hingga Produsen HP

    Bisnis.com, JAKARTA — PT Telkomsel mengungkapkan bahwa akselerasi adopsi Internet Protocol Version 6 atau IPv6 di Indonesia, turut membutuhkan dukungan dari penyedia layanan konten atau over-the-top (OTT) maupun produsen gawai.

    Vice President Global Networks Operations PT Telkomsel Galumbang Pasaribu menyampaikan, langkah adopsi IPv6 oleh Telkomsel dilakukan dengan mengintensifkan komunikasi kepada para produsen perangkat utama atau principle devices. 

    Dalam hal ini, Galumbang meminta kepada para produsen handphone, misalnya, untuk mengatur default perangkat menjadi IPv6—sekalipun masih dual stack.

    “Efeknya adalah di tahun ini kami sudah berada di angka 38% dan Indonesia di angka 18%,” ungkapnya dalam IPv6 Enhanced Net5.5G Conference 2025, Kamis (4/12/2025). 

    Galumbang memaparkan, dari lima perangkat utama yang beredar di Telkomsel dengan inisial A, O, S, V, dan X, baru inisial A (Apple) yang sudah dominan menggunakan IPv6 meskipun populasinya tak begitu besar. 

    Kemudian inisial X, telah mengadopsi IPv6 mencapai 81,5% dari total perangkat yang beredar di Telkomsel.  

    Sementara inisial O, S, dan V yang populasinya cukup besar di Indonesia, justru masih minim mengadopsi IPv6 dan masih dominan menggunakan IPv4. 

    Untuk itu, Galumbang meminta pemerintah untuk mengeluarkan aturan agar para produsen perangkat utama tersebut dapat menggunakan IPv6. 

    “Perlu aturan dari pemerintah agar mereka dapat support kami membantu adoption rate di IPv6 untuk perangkat mereka yang sudah beredar di Indonesia,” tambahnya. 

    Bukan hanya peran para pemegang merek gawai tersebut, Galumbang juga melihat potensi akselerasi adopsi IPv6 dapat melalui OTT yang tengah digandrungi masyarakat, yakni TikTok. 

    Google maupun Meta saat ini sudah siap dengan IPv6, tetapi beberapa aplikasi atau konten lokal perlu didorong agar mereka juga mengaktifkan IP tersebut.

    Dirinya pun tidak menampik saat ini sejumlah OTT besar di Indonesia masih menggunakan IPv4 sebagai default mereka. 

    “Kita tahu kayak TikTok itu masih berbasis IPv4. Sementara dominasi dia, traffic dia sekarang mungkin salah satu yang tertinggi. Otomatisnya juga berimpact kepada penetrasi rate kita di IPv6,” tuturnya, 

    Sebelumnya pada 2023, Telkomsel juga telah melakukan langkah berupa mengaktifkan semua cross domain network yang ada di Telkomsel. 

    Hasilnya, tingkat adopsi IPv6 sukses terakselerasi menjadi 17%, di saat kala itu Indonesia baru mencapai 14%. 

    Asosiasi Internet of Things Indonesia (Asioti) melaporkan, adopsi IPv6 masih menjadi tantangan karena baru mencapai 18% pada 2025. Naik 2% dari 2024 yang mencapai 16%. 

    Ketua Asioti Teguh Prasetya menuturkan, meski capaian tersebut naik 2% dari 2024, tetapi masih jauh tertinggal dari negara tetangga seperti Malaysia yang telah mencapai 72%, Vietnam sebesar 63%, dan Thailand yang telah 50%. 

    Indonesia sendiri menargetkan penetrasi IPv6 mencapai 31% pada 2030. Artinya, Indonesia perlu mengejar penetrasi setidaknya 3% per tahun dalam lima tahun ke depan, untuk mencapai target tersebut. 

  • Bocoran Spesifikasi dan Harga iPhone 18, Kapan Rilis di Indonesia?

    Bocoran Spesifikasi dan Harga iPhone 18, Kapan Rilis di Indonesia?

    Bisnis.com, JAKARTA – Simak bocoran spesifikasi, harga, dan kapan iPhone 18 dirilis di Indonesia berikut ini.

    Setelah heboh dengan kedatangan iPhone 17, kini masyarakat pencinta Apple di seluruh dunia menunggu iPhone 18.

    Rumor menunjukkan bahwa jajaran iPhone 18 Pro sebagian besar akan mempertahankan desain yang sama dengan model iPhone 17 Pro.

    Sistem kamera belakang akan terlihat identik dengan generasi saat ini, menampilkan bagian kamera belakang yang ditinggikan dengan tiga lensa yang tersusun dalam segitiga.

    Ukuran layar juga diperkirakan tidak akan berubah, dengan iPhone 18 Pro dan iPhone 18 Pro Max masing-masing tetap menggunakan panel 6,3 inci dan 6,9 inci.

    Ini adalah dimensi yang sama yang diperkenalkan pada seri iPhone 16 Pro.

    Kemudian pada model iPhone 18 Pro kemungkinan akan meninggalkan tampilan dua warna casing belakang yang ada pada iPhone 17 Pro demi estetika yang lebih mulus.

    Untuk model generasi berikutnya, Apple tampaknya telah memperbarui “proses penggantian” kaca belakang untuk meminimalkan perbedaan warna antara kaca Ceramic Shield 2 dan bingkai aluminium, sehingga menghasilkan tampilan yang lebih menyatu.

    Perubahan pada Dynamic Island

    Rumor lain menunjukkan bahwa perubahan mungkin akan terjadi pada Dynamic Island iPhone.

    Mark Gurman dari Bloomberg dan pengguna Weibo Digital Chat Station mengatakan bahwa Apple mungkin akan mengecilkan ukuran Dynamic Island pada model iPhone 18.

    Hal ini dapat mengakibatkan lubang kecil untuk kamera, karena sensor Face ID mungkin akan ditempatkan di bawah/belakang layar.

    Chip yang Makin Tangguh

    Model iPhone 18 Pro diprediksi akan menggunakan chip A20 Apple, yang berbasis proses 2nm TSMC untuk peningkatan daya dan efisiensi.

    Peralihan ke fabrikasi 2nm akan meningkatkan kepadatan transistor, yang akan memungkinkan kinerja yang lebih tinggi.

    Seri A20 diperkirakan akan memberikan peningkatan kecepatan sekitar 15 persen dan efisiensi sekitar 30 persen lebih baik dibandingkan seri A19 yang digunakan pada model iPhone 17 Apple.

    Chip A20 Apple akan dipaketkan dengan teknologi Wafer-Level Multi-Chip Module (WMCM) TSMC, yang menunjukkan setidaknya beberapa chip A20 akan memiliki RAM yang terintegrasi langsung ke wafer yang sama dengan CPU, GPU, dan Neural Engine.

    Kapan Dirilis di Indonesia?

    Tentu saja belum ada jawaban tentang hal ini. Namun biasanya, iPhone baru akan dirilis di Indonesia beberapa bulan sejak perilisan secara global.

  • YouTube Recap 2025 Mulai Digulirkan, Pengguna Bisa Ikut Tren Rekap Tahunan ala Spotify Wrapped dan Apple Music Replay

    YouTube Recap 2025 Mulai Digulirkan, Pengguna Bisa Ikut Tren Rekap Tahunan ala Spotify Wrapped dan Apple Music Replay

    Di sisi lain, Youtube menambahkan fitur baru untuk membantu pengguna mengatur waktu saat menonton Shorts. Disebutkan, fitur ini hadir untuk menekan kebiasaan menonton video pendek tanpa batas waktu.

    Kebanyakan pengguna membuka Shorts awalnya hanya sebentar, tapi akhirnya malah kebablasan lebih dari waktu yang direncakan. Kini, YouTube memberikan opsi agar pengguna bisa mengatur waktu batas harian untuk menonton.

    Dilansir TechCruch, Jumat (24/10/2025), fitur baru YouTube ini dapat diatur langsung dari menu pengaturan aplikasi platform berbagi video tersebut. Setelah mencapai batas waktu, sebuah pop-up pengingat akan muncul. Namun, pop-up tersebut tetap bisa diabaikan.

    Perusahaan mengonfirmasi, pengujian fitur baru YouTube Shorts ini sudah dilakukan sejak awal tahun. Keberadaanya pertama kali ditemukan oleh Android Authority di dalam file APK aplikasi berbagai video versi Android.

    Untuk saat ini, fitur pembatas waktu belum terintegrasi dengan kontrol orang tua. Karenanya, orang tua belum bisa menetapkan batas waktu spesifik untuk anak-anak menonton. Namun Youtube menjelaskan jika kontrol orang tua akan hadir mulai tahun depan.

    ebelumnya, Youtube sudah menghadirkan beberapa fitur serupa untuk mendukung kesehatan pengguna di ruang digital. Fitur “Take a Break” dan “Time to Sleep” memungkinkan pengguna mengatur pengingat agar berhenti menonton setiap beberapa menit atau sebelum tidur.

    Meskipun fitur-fitur ini menunjukkan rasa tanggung jawab dari perusahaan, karena sifatnya opsional memungkinkan pengguna tidak menggunakannya. Sehingga memungkinkan Youtube untuk mengatasi kekhawatiran tentang desain adiktif.

  • Cara Bikin Apple Music Replay 2025 di iPhone, Android, dan Web dengan Gampang dan Cepat

    Cara Bikin Apple Music Replay 2025 di iPhone, Android, dan Web dengan Gampang dan Cepat

    Pembaruan iOS 26, iPadOS 26, hingga macOS 26 yang baru-baru ini digulirkan Apple membawa banyak perubahan besar-besaran di berbagai aplikasi dan fitur.

    Salah satu aplikasi tersebut adalah Apple Music. Kini, layanan streaming music tersebut semakin personal lewat update iOS 26 dkk, dengan pembaruan fitur Sing.

    Kini, pengguna Apple Music dan gemar bernyanyi atau karaoke mengikuti lantunan musik favorit jadi semakin seru dengan peningkatan ini.

    Terintegrasi langsung di Apple TV, pengguna kini bisa mengubah iPhone menjadi mikrofon karaoke lengkap dengan efek reverb sehingga suara lebih enak didengar.

    Menariknya, fitur ini bisa dinikmati beramai-ramai dengan cukup satu orang berlangganan Apple Music. Sementara lainnya cukup buka aplikasi Apple Music di iPhone masing-masing untuk langsung ikutan bernyanyi, menambah lagu ke antrean, sampai kirim emoji saat yang lainnya bernyanyi.

    Karena tidak dibatasi oleh katalog khusus di Apple Music, pengguna bisa karaokean lagu apa saja memiliki lirik. Sebagai pendukung, perusahaan juga memperkenalkan fitur baru Apple Music, yakni Lyrics Translation & Pronunciation.

  • Cara Melihat Apple Music Wrapped, Spotify Wrapped, dan YouTube Recap Buat Kilas Balik Musik 2025 di Smartphone Anda

    Cara Melihat Apple Music Wrapped, Spotify Wrapped, dan YouTube Recap Buat Kilas Balik Musik 2025 di Smartphone Anda

    Apple Music Wrapped atau Apple Music Replay adalah fitur yang menyusun lagu, album, artis, playlist, genre, dan stasiun teratas pengguna menjadi wawasan akhir tahun. Fitur ini mirip dengan Spotify Wrapped, namun memiliki perbedaan dalam metode pengumpulan data. Apple Music Replay mengumpulkan data secara berkelanjutan sepanjang tahun dan diperbarui setiap minggu, tidak seperti Wrapped yang memiliki periode data tertentu.

    Apple Music Replay 2025 telah dirilis pada 2 Desember 2025. Fitur ini memberikan gambaran dinamis tentang evolusi selera musik Anda sepanjang tahun. Anda bisa melacak perubahan preferensi musik dari waktu ke waktu.

    Langkah-langkah untuk melihat Apple Music Replay di smartphone Anda adalah sebagai berikut:

    Perbarui Perangkat Anda: Pastikan iPhone atau iPad Anda menjalankan iOS 18.1 atau yang lebih baru.

    Aktifkan Riwayat Mendengarkan: Pastikan opsi “Gunakan Riwayat Mendengarkan” diaktifkan di pengaturan aplikasi Musik Anda.

    Di iPhone/iPad: Buka Pengaturan > Aplikasi > Musik, lalu nyalakan “Gunakan Riwayat Mendengarkan”.

    Melalui Aplikasi Apple Music:

    Buka aplikasi Apple Music.
    Buka tab “Home” (Utama).
    Gulir ke bawah hingga menemukan “Replay: Your Top Music” atau “Replay: Your Top Songs by Year”.
    Ketuk “Go back in time” atau “Jump In” untuk membuka statistik mendengarkan Replay Anda.

    Melalui Situs Web:

    Buka peramban web di perangkat Apple Anda dan kunjungi replay.music.apple.com.
    Masuk dengan Apple ID yang sama dengan langganan Apple Music Anda.
    Ketuk atau klik “Jump In” untuk melihat sorotan musik Anda.

    Apple Music Replay memungkinkan Anda melihat lagu, artis, dan album teratas berdasarkan bulan (Replay by Month) dan juga tanggal pertama kali lagu diputar (Date of First Play). Anda juga dapat melihat apakah Anda termasuk dalam 100, 500, atau 1.000 pendengar teratas untuk artis atau genre tertentu secara global, menambah dimensi menarik pada rangkuman Anda.

  • Apple Music Replay 2025 Rilis Lebih Awal dari Spotify Wrapped, Pengguna Bisa Lihat Rekap Musik Setahun Ini

    Apple Music Replay 2025 Rilis Lebih Awal dari Spotify Wrapped, Pengguna Bisa Lihat Rekap Musik Setahun Ini

    Liputan6.com, Jakarta – Apple baru saja meluncurkan rekap tahunan di aplikasi Apple Music, lebih cepat dari jadwal biasanya dan lebih awal ketimbang Spotify Wrapped.

    Fitur rekap tahunan ini sudah langsung tersedia di dalam aplikasi Apple Music, dan pengguna bisa menemukan rangkuman musik selama setahun dengan lebih mudah.

    Apple Music Replay tahun ini tampil lebih detail. Pengguna kini bisa melihat artis yang paling sering didengar, lagu paling sering diputas, genre paling dominan, sampai total waktu yang dihabiskan untuk mendengarkan musik.

    Tak hanya itu, perusahaan berbasis di Cupertino tersebut juga menampilkan statistik lain membantu pengguna memahami kebiasaan mereka di Apple Music.

    Ambil contoh Replay bulanan, ringkasan tahunan dari tahun sebelumnya, serta playlist Replay All Time berisi lagu paling sering diputas sejak pertama kali menggunakan layanan ini.

    Seperti Spotify Wrapped, pengguna juga bisa memamerkan hasil tangkapan layar statistik artis dan lagu apa saja yang didengar selama setahun ini ke platform media sosial (medsos) seperti TikTok atau Instagram.

    Apple juga mengumumkan, lagu teratas tahun 2025 di Apple Music adalah “APT” dari Rose dan Bruno Mars. Kendrick Lamar dan SZA menyusul di posisi kedua dengan “luther.” 

    Lady Gaga dan Bruno Mars melengkapi tiga besar dengan “Die With A Smile.” Posisi keempat diraih oleh “Not Like Us” dari Kendrick Lamar, dan Billie Eilish di posisi kelima dengan “Birds of a Feather.”

     

  • iPadOS 26 Ternyata Bisa Berjalan di iPhone 17 Pro Max: Potensi Multitasking Bergaya macOS

    iPadOS 26 Ternyata Bisa Berjalan di iPhone 17 Pro Max: Potensi Multitasking Bergaya macOS

    Di sisi lain, Penjualan iPhone 17 series di Indonesia berjalan positif dengan catatan rekor baru ketimbang tahun-tahun sebelumnya.

    Joy Wahjudi, CEO Erajaya Digital, mengungkap preorder iPhone 17 di jaringan ritel iBox sudah tembus belasan ribu unit hanya dalam waktu sepekan sejak dibuka 10 Oktober 2025.

    “Angkanya sih udah belasan ribu (unit) lah,” kata Joy saat ditemui setelah acara Midnight Launch iPhone 17 series iBox di The Space, Senayan City, Jakarta, Kamis malam (16/10/2025).

    Dia mengatakan, melanjaknya permintaan iPhone 17 dibandingkan lini iPhone 15 disebabkan oleh perubahan desain dan tampilan baru lebih premium, ditambah peluncuran di Indonesia lebih cepat.

    “Kalau dulu kan kita harus tunggu 1-2 bulan, tahun ini hanya 28 hari setelah global launch. Ini bukti Indonesia semakin diprioritaskan oleh Apple,” paparnya.

    iBox sendiri akan mulai mengirimkan unit iPhone 17 pada 17 Oktober, seminggu setelah pre-order dibuka. Stok awal langsung habis dalam tiga hari, sehingga harus membuka gelombang pre-order kedua.

    “Konsumen tidak perlu khawatir, setiap minggu akan ada kiriman barang baru, termasuk nanti di tanggal 24 Oktober.”

    Dari seluruh varian yang dijual, iPhone 17 Pro Max menjadi paling laris, disusul iPhone 17 Pro. “Hampir semua model dengan kapasitas besar, terutama 512GB ke atas, cepat sekali habis,” ucapnya.

  • Ini 8 Fitur Populer Android yang Ternyata Berasal dari Aplikasi Pihak Ketiga

    Ini 8 Fitur Populer Android yang Ternyata Berasal dari Aplikasi Pihak Ketiga

    Liputan6.com, Jakarta – Android berkembang pesat dari sebuah sistem operasi dasar menjadi ekosistem ponsel pintar. Banyak fitur yang kini dianggap standar ternyata berawal dari munculnya berbagai aplikasi pihak ketiga oleh para pengembang independen, sebelum akhirnya diadopsi Google maupun produsen ponsel besar.

    Berikut delapan fitur, sebagaimana dikutip dari Android Authority, Rabu (3/12/2025), yang lahir dari kreativitas pengembang pihak ketiga:

    1. Always-On Display

    Fitur Always-On Display (AOD) kini menjadi fitur bawaan sebagian besar ponsel Android, bahkan telah diikuti Apple. Namun sebelum panel AMOLED populer, pengguna hanya bisa memperoleh fungsi serupa melalui aplikasi pihak ketiga.

    Salah satu yang paling dikenal adalah AcDisplay, yang menampilkan notifikasi dalam tampilan monokrom di layar gelap.

    Meski konsumsi baterainya tinggi pada layar LCD, aplikasi ini memberi pengalaman serupa AOD modern sebelum Samsung, LG, dan sejumlah produsen lain mulai menghadirkan panel AMOLED.

    2. File Manager

    Android tidak memiliki file manager bawaan selama bertahun-tahun, sehingga pengguna mengandalkan aplikasi seperti ES File Explorer atau file manager buatan masing-masing produsen ponsel.

    Google baru memperkenalkan solusi resmi pada 2017 melalui Files Go, yang kemudian berkembang menjadi Google Files. Aplikasi tersebut menjadi dasar bagi berbagai fitur pengelolaan data, termasuk teknologi berbagi file cepat Quick Share.

    3. Sistem Tema Menyeluruh

    Dukungan tema otomatis berbasis warna wallpaper yang kini dikenal lewat sistem warna Monet, hadir sejak Android 12. Namun jauh sebelum itu, komunitas ROM kustom sudah menghadirkan opsi tema yang dapat mengubah tampilan sistem dan aplikasi secara menyeluruh.

    Platform seperti Substratum dan RRO Layers (dikembangkan Sony) menjadi andalan pengguna yang ingin memodifikasi tampilan perangkatnya. Inovasi tersebut kemudian menginspirasi sistem tema resmi Android yang kini menjadi identitas visualnya.