brand merek: Apple

  • AI Gemini Berisiko Tinggi bagi Anak dan Remaja Menurut Penilaian Keamanan Terbaru

    AI Gemini Berisiko Tinggi bagi Anak dan Remaja Menurut Penilaian Keamanan Terbaru

    Bisnis.com, JAKARTA— Common Sense Media, lembaga nirlaba yang berfokus pada keamanan anak melalui ulasan media dan teknologi, merilis hasil penilaian risiko terhadap produk AI Google Gemini pada Jumat, 6 September 2025. 

    Melansir TechCrunch, Minggu (7/9/2025), laporan tersebut menyebutkan Gemini sudah menegaskan kepada anak-anak bahwa dirinya adalah sebuah komputer, bukan teman. 

    Penegasan ini dinilai penting karena dapat membantu mencegah timbulnya delusi atau gangguan psikologis pada anak yang rentan secara emosional.

    Namun, Common Sense menilai masih ada banyak aspek lain yang perlu diperbaiki.Salah satu sorotan utama adalah layanan “Under 13” dan “Teen Experience” pada Gemini yang ternyata masih berbasis pada versi dewasa, hanya ditambahkan beberapa fitur keamanan di atasnya. 

    Menurut Common Sense, AI yang aman untuk anak seharusnya dibangun sejak awal dengan mempertimbangkan kebutuhan dan perlindungan anak, bukan sekadar modifikasi dari versi dewasa. 

    Analisis lembaga ini juga menemukan bahwa Gemini masih berpotensi memberikan informasi yang tidak pantas dan berbahaya bagi anak-anak, termasuk terkait seks, narkoba, alkohol, hingga saran kesehatan mental yang tidak tepat. 

    Temuan ini menimbulkan kekhawatiran, mengingat AI sempat dikaitkan dengan sejumlah kasus bunuh diri remaja belakangan ini.

    OpenAI, misalnya, sedang menghadapi gugatan atas kematian seorang remaja 16 tahun yang bunuh diri setelah diduga berkonsultasi dengan ChatGPT. Kasus serupa juga menimpa Character.AI.

    Kekhawatiran semakin meningkat karena kabar terbaru menyebutkan Apple mempertimbangkan penggunaan Gemini sebagai large language model (LLM) untuk mendukung Siri bertenaga AI yang akan diluncurkan tahun depan. Hal ini dinilai dapat memperluas paparan risiko bagi remaja, kecuali Apple menambah perlindungan ekstra.

    “Gemini memang sudah memenuhi beberapa hal dasar, tetapi masih lemah pada detailnya,” kata Senior Director of AI Programs Common Sense Media, Robbie Torney. 

    Dia menambahkan platform AI untuk anak seharusnya menyesuaikan dengan tahap perkembangan mereka, bukan menggunakan pendekatan seragam. Selain itu, AI yang aman harus dirancang dengan kebutuhan anak di pusatnya, bukan sekadar versi dewasa yang dimodifikasi.

    Menanggapi laporan tersebut, Google menyatakan tidak sepakat dengan sebagian penilaian Common Sense, meski mengakui masih ada respons Gemini yang tidak sesuai harapan.

    Perusahaan menegaskan telah menambahkan perlindungan baru serta melibatkan tim internal dan pakar eksternal untuk menguji keamanan produknya.

    Google juga menekankan sistemnya sudah memiliki kebijakan khusus untuk pengguna di bawah 18 tahun, termasuk mencegah model AI terlibat dalam percakapan yang menyerupai hubungan nyata. 

    Namun, Google menyebutkan pihaknya tidak mengetahui pertanyaan apa saja yang digunakan Common Sense dalam pengujian sehingga sulit memastikan konteks temuan tersebut.

    Sebagai catatan, Common Sense sebelumnya juga menilai sejumlah layanan AI lain. Meta AI dan Character.AI dinyatakan “tidak dapat diterima” karena risikonya sangat tinggi. Perplexity dikategorikan berisiko tinggi, ChatGPT dinilai risiko sedang, sementara Claude yang memang ditujukan untuk pengguna dewasa dianggap memiliki risiko minimal.

  • iPhone 17 Punya Segmen Pasar Khusus, Tetap Laris di Tengah Pelemahan Daya Beli?

    iPhone 17 Punya Segmen Pasar Khusus, Tetap Laris di Tengah Pelemahan Daya Beli?

    Bisnis.com, JAKARTA — Smartphone teranyar Apple, iPhone 17, diyakini tetap laku di Tanah Air. Target pasar Apple yang merupakan kalangan menengah ke atas, tidak berpikir dua kali untuk membeli smartphone terbaru itu. 

    Direktur Eksekutif ICT Institute sekaligus pengamat ekonomi digital, Heru Sutadi, menilai iPhone memiliki pasar tersendiri di Tanah Air, khususnya di segmen menengah ke atas.

    “iPhone meski mahal tetap ada penggemarnya di Indonesia, karena dianggap menunjukkan kelas dan kualitas tertentu. Jadi meski daya beli menurun tetap ada yang beli, di segmen menengah ke atas,” kata Heru saat dihubungi Bisnis pada Minggu (7/9/2025).

    Heru menambahkan, faktor kepatuhan terhadap aturan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) juga menjadi perhatian. 

    Heru mengatakan hingga kini belum jelas apakah iPhone 17 akan dikenakan aturan TKDN oleh pemerintah. Namun, menurutnya, seharusnya kewajiban tersebut tetap berlaku karena aturan TKDN diterapkan untuk semua produsen ponsel tanpa terkecuali, meskipun ada kesepakatan dagang dengan Amerika Serikat (AS). 

    Dia menambahkan kesepakatan dagang dengan AS sebenarnya justru dinilai kurang menguntungkan bagi Indonesia. 

    “Kesepakatan dagang pun dinilai merugikan Indonesia karena negara lain juga kena 19% tanpa ada kewajiban transfer data, beli Boeing dan BBM dari AS,” katanya.

    TKDN

    Sementara itu, Ketua Umum Indonesian Digital Empowering Community (IDIEC), M. Tesar Sandikapura, menyoroti dua faktor utama yang akan memengaruhi penjualan iPhone 17 di Indonesia, yakni regulasi TKDN dan kondisi ekonomi domestik.

    “Berdasarkan tren sebelumnya, penjualan iPhone di Indonesia selalu dipengaruhi dua faktor utama: proses terhadap aturan TKDN dan kondisi ekonomi domestik,” kata Tesar.

    Dia mencontohkan kasus iPhone 16 yang sempat tertunda perilisannya. Menurut Tesar, apabila proses sertifikasi iPhone 17 berjalan lancar, penjualan bisa cukup signifikan. 

    “Perkiraan penjualan bisa menembus 400–600 ribu unit dalam enam bulan pertama,” imbuhnya.

    Tesar menilai kebijakan moneter Bank Indonesia turut memberi dorongan positif bagi pasar smartphone premium. 

    Penurunan suku bunga acuan menjadi 5,00% dinilainya membuka ruang lebih besar untuk skema cicilan ringan di ritel. Dengan dukungan cicilan panjang serta program trade-in, peluang iPhone 17 tetap laris pun semakin terbuka. 

    Tesar menegaskan, kebijakan tarif impor Presiden AS Donald Trump tidak berdampak langsung pada harga iPhone di Indonesia. 

    “Tarif tersebut berlaku untuk impor ke Amerika Serikat, bukan ke pasar Indonesia,” katanya.

    Menurutnya, harga iPhone di dalam negeri lebih dipengaruhi oleh faktor internal yakni kurs rupiah, pajak (PPN 11% dan PPh 22%), serta biaya distribusi. 

    Dia menekankan bahwa Apple dan mitra distribusi perlu merancang strategi pemasaran yang lebih agresif di tengah melemahnya daya beli. Misalnya saja dengan program cicilan 0% hingga 36 bulan, trade-in dengan nilai tinggi, serta bundling bersama operator seluler menjadi kunci menarik minat konsumen. Selain itu, diferensiasi produk menjadi faktor penting. 

    “Apple perlu menonjolkan diferensiasi fitur iPhone 17 dibanding pendahulunya. Peningkatan di sisi kamera, performa, dan integrasi ekosistem Apple bisa menjadi alasan kuat bagi pengguna lama untuk melakukan upgrade,” pungkas Tesar.

  • iPhone 17 Air hingga Seri Pro Bakal Rilis 9 September, Segini Harganya

    iPhone 17 Air hingga Seri Pro Bakal Rilis 9 September, Segini Harganya

    Bisnis.com, JAKARTA— Apple dikabarkan meluncurkan lini produk iPhone 17 dalam acara pada 9 September mendatang. 

    Melansir laman PCMag pada Minggu (7/9/2025) rumor terbesar dalam peluncuran lini produk IPhone 17 kali ini adalah hilangnya varian Plus. Varian tersebut digantikan dengan model baru bernama iPhone 17 Air atau Slim. Selain itu, varian Pro Max dikabarkan bakal berganti nama menjadi Ultra. 

    Oleh sebab itu, lini terbaru iPhone 17 kali ini akan terdiri dari iPhone 17 berlayar 6,3 inci, iPhone 17 Air berlayar 6,6 inci, iPhone 17 Pro berlayar 6,3 inci, serta iPhone 17 Pro Max (atau Ultra) dengan layar 6,9 inci.

    Lebih lanjut, Bloomberg melaporkan iPhone 17 Air dikabarkan akan memiliki layar 6,6 inci, kamera belakang tunggal 48MP, serta RAM minimal 8GB, bahkan bisa mencapai 12GB untuk mendukung Apple Intelligence. 

    Dengan ketebalan hanya 6,25 mm, iPhone 17 Air diproyeksikan menjadi iPhone paling tipis, mengalahkan iPhone 6 (6,9 mm). Namun desain ramping ini berimbas pada kapasitas baterai yang hanya sekitar 2.800 mAh, atau 20% lebih kecil dibanding iPhone 16. 

    Apple bahkan disebut hanya menyiapkan produksi terbatas, sekitar 10% dari total produksi seri iPhone 17. Untuk mengompensasi kapasitas baterai yang kecil, Apple kemungkinan akan kembali merilis MagSafe Battery Pack. 

    Seri iPhone 17 dikabarkan membawa perubahan besar pada desain, khususnya modul kamera. Varian Air, Pro, dan Pro Max akan menggunakan tonjolan kamera horizontal dari sisi ke sisi, berbeda dari desain kotak yang sudah ada sejak iPhone 11 Pro.

    Warga melihat-lihat smartphone iPhone

    iPhone 17 reguler kemungkinan hadir dalam hitam, perak, hijau, biru muda, ungu, dan abu-abu baja. iPhone 17 Air disebut akan tersedia dalam biru muda dan emas muda. Sementara Pro dan Pro Max diperkirakan hadir dalam hitam, perak, abu-abu, biru tua, dan oranye.

    Semua model iPhone 17 dikabarkan akan memakai panel LTPO dengan refresh rate 120Hz. Bahkan model standar dan Air bisa mendapat fitur always-on display yang sebelumnya eksklusif di varian Pro.

    Seri ini akan menjalankan iOS 26, sistem operasi baru yang menggunakan penamaan sesuai tahun peluncuran. Antarmukanya membawa tema Liquid Glass dengan latar belakang transparan, aplikasi khusus gim, fitur pemblokiran spam di Pesan dan Telepon, serta indikator waktu penuh untuk pengisian daya baterai.

    Kamera depan 24MP iPhone 17 akan menjadi standar di semua model, lengkap dengan posisi lebih tengah pada Dynamic Island.

    Varian Pro Max bahkan disebut akan dibekali tiga kamera 48MP, termasuk lensa Tetraprism untuk zoom optik lebih baik. Ada pula rumor soal dukungan perekaman video 8K serta tombol khusus Camera Control di bagian atas bodi.

    iPhone 17 akan ditenagai chip A19, sementara model Pro mendapat A19 Pro dengan fabrikasi 3nm. RAM untuk iPhone 17 reguler diprediksi tetap 8GB, sedangkan tiga model lainnya akan ditingkatkan menjadi 12GB.

    iPhone 17 Pro Max dikabarkan akan membawa baterai jumbo 5.000 mAh, terbesar dalam sejarah iPhone. Apple juga disebut siap mendukung pengisian cepat hingga 35W serta fitur reverse wireless charging.

    Menurut bocoran laporan JPMorgan, harga hanya akan naik untuk iPhone 17 Pro karena varian ini mulai dari kapasitas 256GB. Diperkirakan harga iPhone 17 akan berada di kisaran US $799 (sekitar Rp 13,1 juta), iPhone 17 Air US $899 (sekitar Rp 14,8 juta), iPhone 17 Pro US $1.099 (sekitar Rp 18,0 juta), dan iPhone 17 Pro Max US $1.299 (sekitar Rp 21,3 juta), dengan asumsi kurs sekitar Rp 16.400 per dollar Amerika Serikat (AS). 

  • Apple Diseret ke Pengadilan Akibat Latih AI Pakai Karya Penulis Secara Ilegal

    Apple Diseret ke Pengadilan Akibat Latih AI Pakai Karya Penulis Secara Ilegal

    Bisnis.com, JAKARTA— Raksasa teknologi Apple Inc. digugat oleh sejumlah penulis di pengadilan federal California Utara terkait dugaan penggunaan karya tulis berhak cipta tanpa izin untuk melatih sistem kecerdasan buatan (AI) miliknya. 

    Gugatan tersebut menambah panjang daftar kasus hukum yang menyoroti perlindungan hak cipta di era AI.

    Melansir laman Reuters pada Minggu (7/9/2025)  dalam gugatan yang diajukan sebagai class action, para penulis menuding Apple menyalin karya mereka tanpa persetujuan, atribusi, maupun kompensasi. 

    “Apple tidak berupaya membayar para penulis atas kontribusi mereka terhadap proyek yang berpotensi sangat menguntungkan ini,” demikian isi gugatan yang diajukan oleh penulis Grady Hendrix dan Jennifer Roberson.

    Hingga 5 September kemarin, Apple maupun kuasa hukum penggugat belum memberikan tanggapan. 

    Kasus ini muncul di tengah gelombang gugatan serupa dari penulis, media, hingga penerbit yang menuduh perusahaan teknologi besar melanggar hak cipta demi melatih model AI.

    Pada hari yang sama, startup AI Anthropic mengungkapkan dalam dokumen pengadilan di California mereka sepakat membayar US$1,5 miliar untuk menyelesaikan gugatan kelompok penulis yang menuding perusahaan menggunakan buku mereka melatih chatbot Claude tanpa izin. 

    Meski begitu, Anthropic tidak mengakui adanya pelanggaran. Pengacara penggugat menyebut kesepakatan tersebut sebagai pemulihan hak cipta terbesar yang pernah dipublikasikan.

    Sebelumnya, pada Juni, Microsoft juga digugat oleh sekelompok penulis yang menuduh buku mereka digunakan tanpa izin untuk melatih model AI bernama Megatron. Meta Platforms dan OpenAI yang didukung Microsoft pun menghadapi tuduhan serupa.

    Dalam kasus Apple, para penggugat menuduh perusahaan menggunakan kumpulan buku bajakan yang sudah dikenal luas sebagai data pelatihan untuk model bahasa besar (large language models) bernama “OpenELM”. Hendrix yang berbasis di New York dan Roberson di Arizona menegaskan karya mereka termasuk dalam dataset bajakan tersebut.

  • Eropa Jatuhi Denda Rp56 Triliun kepada Google Akibat Monopoli Iklan

    Eropa Jatuhi Denda Rp56 Triliun kepada Google Akibat Monopoli Iklan

    Bisnis.com, JAKARTA — Komisi Eropa menjatuhkan denda sekitar US$3,5 miliar atau sekitar Rp56 triliun kepada Google karena diduga melanggar aturan antitrust Uni Eropa.

    Google dinilai menyalahgunakan posisi dominannya dengan memprioritaskan layanan iklan internal, khususnya platform pertukaran iklan AdX, lewat server iklan penerbit maupun alat pembelian iklannya.

    Dalam keputusannya, Komisi Eropa memberi Google waktu 60 hari untuk menghentikan praktik self-preferencing dan menerapkan langkah nyata guna mengatasi konflik kepentingan di rantai pasok layanan iklan digital.

    “Google harus segera mengajukan solusi serius untuk menghapus konflik kepentingan ini. Jika tidak, kami tidak ragu memberlakukan sanksi yang lebih keras,” ujar Wakil Presiden Eksekutif Komisi Eropa untuk Transisi Kompetitif yang Bersih dan Adil Teresa Ribera dilansir dari Techcrunch Minggu (7/9/2025). 

    Dia menyampaikan pasar digital harus berdasarkan kepercayaan dan keadilan, serta tidak boleh didominasi satu pemain besar.

    Sementara pihak Google menegaskan akan mengajukan banding. Juru bicara Google mengatakan kepada Wall Street Journal bahwa tidak ada yang anti-persaingan dalam menyediakan layanan bagi pembeli dan penjual iklan.

    “Faktanya, lebih banyak alternatif tersedia dibanding sebelumnya,” kata Juru Bicara Google.

    Pengumuman putusan ini sebenarnya direncanakan pada 1 September, namun ditunda karena kekhawatiran dapat memengaruhi negosiasi perdagangan antara Uni Eropa dan Amerika Serikat.

    Denda ini tercatat sebagai kasus antitrust terbesar kedua dalam sejarah Komisi Eropa terhadap Google, setelah sebelumnya perusahaan teknologi asal AS itu diganjar denda US$5 miliar pada 2018 terkait penyalahgunaan sistem operasi Android.

    Keputusan terbaru Uni Eropa juga memicu reaksi keras dari Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Lewat akun Truth Social, Trump mengkritik serentetan denda dan pajak yang dikenakan kepada perusahaan teknologi AS, termasuk Google dan Apple.

    “Kita tidak boleh membiarkan hal ini merugikan kecerdikan luar biasa dari perusahaan teknologi Amerika. Jika ini terus terjadi, saya akan mempertimbangkan proses Section 301 untuk membatalkan penalti yang tidak adil itu,” tulis Trump.

  • OpenAI Rombak Tim Riset Pembentuk Kepribadian ChatGPT

    OpenAI Rombak Tim Riset Pembentuk Kepribadian ChatGPT

    Bisnis.com, JAKARTA — OpenAI merombak struktur Model Behavior team, kelompok yang selama ini berperan membentuk cara AI perusahaan berinteraksi dengan pengguna.

    Mengutip laman TechCrunch pada Minggu (7/9/2025), Chief Research Officer OpenAI Mark Chen dalam memo internal Agustus lalu menyampaikan bahwa tim beranggotakan sekitar 14 peneliti tersebut kini digabungkan ke dalam Post Training team. 

    Tim yang lebih besar ini bertanggung jawab menyempurnakan model AI setelah melewati tahap prapelatihan. Dengan perubahan ini, Model Behavior team akan melaporkan langsung kepada Max Schwarzer selaku pimpinan Post Training. OpenAI juga memberi konfirmasi soal restrukturisasi ini.

    Dalam memo yang sama, Chen menegaskan pentingnya mendekatkan pekerjaan tim Model Behavior ke inti pengembangan model. Hal ini menandakan aspek kepribadian kini dianggap sebagai faktor krusial dalam evolusi teknologi AI OpenAI.

    Sementara itu, pemimpin pendiri Model Behavior team, Joanne Jang, berpindah untuk membangun proyek baru di OpenAI.

    Dalam wawancaranya, Jang mengungkapkan dirinya tengah merintis OAI Labs, tim riset baru yang fokus pada pengembangan serta uji coba antarmuka inovatif dalam kolaborasi manusia dengan AI.

    Melalui unggahan di X pekan lalu, Jang mengumumkan peralihan perannya untuk memulai sesuatu yang baru di perusahaan. 

    Dia kini menjabat General Manager OAI Labs dan akan melapor kepada Chen. Meski masih dalam tahap awal, arah riset OAI Labs difokuskan pada penciptaan pola interaksi baru antara manusia dan AI.

    “Saya sangat antusias mengeksplorasi pola yang membawa kita keluar dari paradigma chat, yang saat ini lebih sering dikaitkan dengan peran pendamping atau agen otonom. Saya ingin melihat AI sebagai instrumen untuk berpikir, berkarya, bermain, belajar, dan terhubung,” kata Jang. 

    Ketika ditanya apakah OAI Labs akan berkolaborasi dengan mantan Chief Design Apple Jony Ive, yang kini bekerja sama dengan OpenAI dalam pengembangan perangkat keras berbasis AI, Jang mengatakan dirinya terbuka pada banyak kemungkinan. Namun, dia menekankan akan memulai dengan bidang riset yang lebih ia kuasai.

    Sejak dibentuk, Model Behavior team menjadi salah satu unit riset penting OpenAI. Tugas utama unit ini adalah membentuk kepribadian model AI, mengurangi kecenderungan sycophancy di mana AI hanya menyetujui pandangan pengguna tanpa memberi tanggapan seimbang, menavigasi isu bias politik, hingga membantu perusahaan merumuskan sikap terkait kesadaran AI.

    Beberapa bulan terakhir, OpenAI memang mendapat sorotan publik terkait perilaku model AI. Sejumlah pengguna memprotes perubahan kepribadian pada GPT-5 yang dinilai lebih dingin, meskipun tingkat sycophancy lebih rendah. 

    Kondisi tersebut membuat OpenAI kembali membuka akses ke model lama seperti GPT-4o dan meluncurkan pembaruan agar GPT-5 terasa lebih hangat dan bersahabat tanpa mengorbankan keseimbangan respons.

    Isu kepribadian AI sendiri makin sensitif setelah pada Agustus lalu, orang tua seorang remaja 16 tahun menggugat OpenAI. Gugatan itu menyebutkan bahwa ChatGPT (versi GPT-4o) gagal menanggapi ide bunuh diri putra mereka, Adam Raine, yang akhirnya meninggal dunia.

    Model Behavior team sendiri telah terlibat dalam pengembangan berbagai model sejak GPT-4, termasuk GPT-4o, GPT-4.5, hingga GPT-5. Sebelum memimpin tim tersebut, Jang pernah terlibat dalam proyek Dall-E 2, alat generasi gambar milik OpenAI.

  • Sebentar Lagi iPhone 17 Resmi Dijual, Ini Bocoran Harganya

    Sebentar Lagi iPhone 17 Resmi Dijual, Ini Bocoran Harganya

    Jakarta, CNBC Indonesia – Apple akan segera meluncurkan produk terbaru pada 9 September 2025 mendatang. Sejumlah perangkat kabarnya akan memulai debutnya di panggung Steve Jobs Theatre, Apple Park, Cupertino, California, Amerika Serikat (AS), salah satu yang kemungkinan muncul adalah seri iPhone 17.

    Selain itu, ada juga beberapa model lain yang diprediksi bakal rilis, yakni Apple Watch Seri 11, Apple Watch Ultra 2, Apple Watch SE 3, dan perangkat-perangkat lain.

    ‘Apple Event’ akan diselenggarakan di Steve Jobs Theatre, di markas besar Apple di Cupertino, pada pukul 10.00 pagi waktu California atau 00.00 WIB. Siaran langsungnya bakal tersedia di channel YouTube resmi Apple. Kabarnya akan ada empat model iPhone 17 yang diluncurkan. Lantas berapa harganya?

    Dikutip dari Cult of Mac, Minggu (7/9/2025), berikut daftar produk yang mungkin akan diluncurkan Apple nanti:

    1. iPhone 17

    Model dasar iPhone 17 kabarnya akan memiliki layar lebih besar dan lebih baik. Selain itu juga bakal ada peningkatan pada kamera, banyak pilihan warna dan prosesor yang lebih baik.

    Dikutip dari 9to5Mac, harga iPhone 17 dibanderol mulai US$ 799 atau sekitar Rp 13 juta.

    2. iPhone 17 Air

    Tahun ini bakal jadi pertama kalinya iPhone mengeluarkan model Air. iPhone 17 Air bakal jadi ponsel tertipis dengan layar sebesar 6,6 inci.

    Dikutip dari 9to5Mac, harga iPhone 17 Air belum diketahui harganya.

    3. iPhone 17 Pro

    Layar iPhone 17 Pro dikabarkan akan lebih kecil dari model Air, yakni 6,3 inci. Namun model Pro memiliki lebih banyak fitur, resolusi kamera lebih tinggi, chip A19 Pro baru, serta RAM dan kapasitas penyimpanan tambahan.

    Dikutip dari 9to5Mac, harga iPhone 17 Pro dibanderol mulai US$ 1.049 atau sekitar Rp 17,1 juta.

    4. iPhone 17 Pro Max

    Apple akan menghadirkan ponsel jumbo dan terlengkapnya pada iPhone 17 Pro Max. Layar ponsel berukuran 6,9 inci dengan desain ulang bilah kamera lebih besar, chip A19 Pro dan teknologi pendingin baru, RAM lebih besar untuk Apple Intelligence, serta kamera dengan resolusi tinggi.

    Dikutip dari 9to5Mac, harga iPhone 17 dibanderol mulai US$ 1.249 atau sekitar Rp 20,4 juta.

    Selain itu, sejumlah perangkat lainnya juga akan diluncurkan. Berikut daftarnya:

    1. Apple Watch Ultra 3

    Jam pintar terbaru juga akan memiliki tempat di panggung minggu depan. Apple Watch Ultra 3 dirumorkan memiliki peningkatan signifikan dengan prosesor lebih cepat, pesan satelit dan pemantauan tekan darah.

    2. Apple Watch Seri 11

    Selain itu, Watch Seri 11 bakal diluncurkan juga minggu depan. Apple akan membawa sejumlah fitur dari model premium ke Watch Seri 11, termasuk chip lebih cepat.

    Selain enam produk tadi, kabar yang beredar menyebutkan beberapa nama produk lain bakal diluncurkan tanggal 9 September 2025 nanti. Mulai dari AirPods Pro 3, Apple TV 4K, AirTag 2, dan pengganti casing iPhone FineWoven.

    (wur)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Apple Digugat karena Latih Model AI dengan Buku Bajakan

    Apple Digugat karena Latih Model AI dengan Buku Bajakan

    JAKARTA — Apple harus menghadapi gugatan class action yang diajukan oleh sejumlah penulis buku ke pengadilan federal California Utara. Gugatan ini baru diajukan pada Jumat, 5 September lalu. 

    Dalam gugatan tersebut, Apple dituding menggunakan buku-buku berhak cipta untuk melatih model Kecerdasan Buatan (AI) mereka. Namun, yang dipakai oleh Apple bukan buku biasa yang di jual di pasaran, melainkan data dalam bentuk ilegal. 

    Dua orang yang mengajukan gugatan, yakni penulis Grady Hendrix dan Jennifer Robertson, mengklaim Apple menggunakan kumpulan data bajakan yang dikenal sebagai Books3. Data ini dipakai untuk melatih model bahasa OpenELM-nya.

    Tuduhan ini dibuat berdasarkan informasi yang Apple berikan dalam makalahnya tentang OpenELM. Di makalah tersebut, Apple menyebut RedPajama sebagai salah satu dataset yang mereka gunakan. 

    RedPajama sendiri menggunakan Books3, data yang berisi kumpulan buku bajakan.

    Atas tindakan tersebut, para penulis menuntut ganti rugi finansial dan meminta pengadilan memerintahkan Apple untuk menghancurkan model AI yang menggunakan karya mereka.

    Ini bukan pertama kalinya gugatan atas penggunaan buku untuk melatih model AI muncul. Sebelumnya, Anthropic sempat digugat karena menggunakan buku biasa untuk melatih AI, tetapi hakim memutuskan tindakan perusahaan tersebut merupakan ‘penggunaan wajar’. 

    Anthropic pun hanya diminta untuk membayar denda. Meta juga menjadi salah satu perusahaan yang menang dalam gugatan serupa.

    Seperti Anthropic, tindakan Meta dalam menggunakan buku berhak cipta untuk melatih model AI dinilai sebagai kategori wajar.

     

  • Trump Ancam Tarif Dagang Baru ke Uni Eropa Usai Google Didenda Rp57 Triliun

    Trump Ancam Tarif Dagang Baru ke Uni Eropa Usai Google Didenda Rp57 Triliun

    Bisnis.com, JAKARTA — Presiden Amerika Serikat Donald Trump kembali mengibarkan bendera perang dagang. Kali ini, Uni Eropa jadi sasaran setelah Brussels menjatuhkan denda hampir 3 miliar euro atau sekitar Rp57 triliun (asumsi kurs Rp19.200 per euro) kepada anak usaha Google yaitu Alphabet Inc. atas praktik penyalahgunaan dominasi pasar iklan digital.

    Trump menegaskan tidak akan tinggal diam menghadapi sanksi Uni Eropa. Menurutnya, sanksi itu merupakan diskriminatif terhadap perusahaan teknologi AS. 

    “Sangat tidak adil, dan pembayar pajak Amerika tidak akan diam saja! Pemerintahan saya tidak akan membiarkan tindakan diskriminatif ini terus berlangsung,” tulis Trump di media sosial Truth Social seperti dikutip dari Bloomberg, Sabtu (6/9/2025).

    Trump mengisyaratkan akan membuka investigasi Section 301—instrumen hukum yang kerap dipakai Washington untuk menekan mitra dagang. Jika diterapkan maka langkah itu berpotensi berujung pada pemberlakuan tarif baru atas produk Eropa.

    Sebelumnya, dia telah menggunakan mekanisme yang sama untuk menarget impor Brasil. Kini, Trump kembali memperingatkan negara mana pun yang mengenakan pajak digital terhadap perusahaan Amerika akan dikenai tarif ‘substansial’.

    “Ini bukan soal China atau negara lain. Masalahnya Uni Eropa,” tegas Trump setelah menggelar pertemuan dengan para petinggi teknologi, termasuk CEO Google Sundar Pichai, CEO Meta Mark Zuckerberg, dan CEO Apple Tim Cook.

    Eropa Lawan Dominasi Google

    Adapun Komisi Eropa menyatakan Google melanggar aturan persaingan dengan memberi keunggulan bagi layanan iklannya sendiri.

    “Kebebasan sejati berarti level playing field—semua pemain bersaing setara dan warga punya hak untuk memilih,” ujar Komisioner Antitrust UE Teresa Ribera.

    Google menyatakan akan mengajukan banding atas denda tersebut. Langkah itu menambah panjang daftar penalti dari Brussels terhadap perusahaan teknologi AS, setelah sebelumnya Google diganjar denda Android 4,125 miliar euro dan kasus belanja online 2,42 miliar euro.

    Masalahnya, ancaman tarif baru terhadap UE berpotensi memperlebar ketegangan dagang lintas Atlantik di tengah ekonomi global yang masih rapuh. Total denda yang kini mendekati 10 miliar euro membuat hubungan Washington–Brussels semakin panas, dengan risiko merembet pada stabilitas pasar digital dan perdagangan barang.

  • Sebentar Lagi iPhone 17 Resmi Dijual, Ini Bocoran Harganya

    iPhone 17 Rilis Minggu Depan, Ini Fitur Canggih Barunya

    Jakarta, CNBC Indonesia – Apple akan memamerkan pembaruan perangkat keras terbesarnya dalam beberapa tahun terakhir pada peluncuran produknya pada hari Selasa, 9 September. Fokus utamanya adalah jajaran iPhone 17, yang menampilkan empat model, termasuk iPhone 17 Air yang ultra tipis.

    Mengutip Cryptorank, Apple juga akan merilis pembaruan untuk Apple Watch, AirPods, dan perangkat lainnya. Perusahaan ini semakin gencar mengembangkan perangkat keras seiring dengan upayanya mengatasi kesenjangan akal imitasi (AI) dibandingkan para pesaingnya.

    Peluncuran ini menandai dimulainya siklus tiga tahun desain ulang iPhone, yang menjadi landasan bagi edisi ulang tahun iPhone yang dapat dilipat dan berkaca di masa mendatang.

    Adapun iPhone 17 Air memperkenalkan desain ultratipis dengan ketebalan 5,5 milimeter, sekitar sepertiga lebih ramping daripada iPhone 16 Pro.

    Bingkai yang lebih tipis ini hadir dengan beberapa kompromi, termasuk kapasitas baterai yang lebih rendah dan satu kamera belakang yang ditempatkan di tonjolan berbentuk pil.

    Seri Air akan menggunakan prosesor A19 yang sama dengan iPhone 17 standar, layar 6,6 inci dengan dukungan ProMotion, dan port USB-C. Namun, perangkat ini tidak dapat mengakomodasi kartu SIM fisik, mendorong pengguna untuk beralih ke eSIM.

    Seri ini juga akan mengintegrasikan chip Wi-Fi internal Apple dan modem C1, yang sebelumnya digunakan pada iPhone 16e.

    Diposisikan di antara model dasar dan Pro, Air melanjutkan tradisi branding “Air” Apple dari MacBook dan iPad.

    Dengan selisih harga hanya beberapa ratus dolar dari model Pro, daya tariknya yang khusus dapat menguji kesediaan konsumen untuk memprioritaskan faktor bentuk daripada spesifikasi kamera yang lebih tinggi dan baterai yang lebih kuat.

    Model Pro didesain ulang dengan sistem kamera baru dan bingkai aluminium

    iPhone 17 Pro dan 17 Pro Max akan menghadirkan desain ulang besar pertama Apple sejak iPhone 12 Pro. Sistem kamera belakang baru mereka menjangkau sepertiga bagian atas perangkat, dipasangkan dengan bagian potongan yang berfungsi ganda sebagai area pengisian daya nirkabel.

    Peningkatan utama meliputi prosesor A19 Pro, daya tahan baterai yang lebih baik, peningkatan lensa telefoto dari 12 megapiksel menjadi 48 megapiksel, dan sistem apertur variabel.

    Pengguna juga akan mendapatkan kemampuan perekaman video depan dan belakang secara bersamaan dan peningkatan kamera swafoto terbesar dalam sejarah iPhone.

    Apple juga telah beralih dari titanium ke rangka aluminium, dengan alasan keseimbangan bobot yang lebih baik dan pembuangan panas yang lebih baik. Ukuran layar akan berkisar dari 6,3 inci untuk iPhone 17 dan 17 Pro hingga 6,9 inci untuk Pro Max.

    Menurut Bloomberg, perubahan desain ini menandai dimulainya peta jalan tiga tahun yang pada akhirnya akan mencakup ponsel lipat pada tahun 2025 dan iPhone edisi ulang tahun ke-20 dengan bodi kaca pada tahun 2027.

    Sementara itu, model Apple Watch baru menghadirkan chip dan fitur yang ditingkatkan

    Apple Watch Ultra 3 akan hadir dengan layar yang lebih besar, chip S11 baru, modem 5G Redcap, dan konektivitas satelit untuk mengirim pesan teks dan penggunaan darurat. Peningkatan ini sejalan dengan upaya Apple untuk bersaing dengan Garmin di kategori jam tangan pintar premium.

    Apple Watch Seri 11 akan mempertahankan desain ulang yang diperkenalkan pada Seri 10, dengan menambahkan layar yang lebih cerah dan pilihan warna yang disesuaikan. Watch SE Apple yang terjangkau juga akan menerima chip yang lebih cepat dan layar baru, sehingga tetap mempertahankan harga US$249.

    Di kategori kesehatan, Apple sedang bersiap untuk memperkenalkan layanan Health+ berbayar pada tahun 2025, yang didukung oleh AI, dengan fitur-fitur termasuk asisten kesehatan digital. Deteksi hipertensi masih dalam pengembangan karena kendala regulasi.

    Dalam ajang rilis produk terbaru nanti, Apple juga akan menyegarkan jajaran audionya dengan AirPods Pro 3, menjadi pembaruan pertama dalam tiga tahun. Pembaruan ini akan mencakup pemantauan detak jantung, casing pengisi daya yang lebih kecil, dan teknologi pemasangan baru.

    Fungsi terjemahan langsung juga akan ditambahkan, yang dikembangkan berdasarkan fitur bahasa yang diperkenalkan di iOS 26.

    Pembaruan lain yang akan dirilis termasuk AirTag 2 dengan akurasi lokasi yang lebih baik, iPad Pro yang ditenagai M5 dengan kamera depan ganda, dan headset Vision Pro yang telah direvisi, beralih ke chip M4 atau M5 yang lebih baru.

    Apple juga sedang mengembangkan kacamata pintar yang lebih murah untuk tahun-tahun mendatang.

    Untuk keperluan rumah dan hiburan, Apple TV yang ditingkatkan akan menampilkan prosesor baru yang dirancang untuk integrasi Apple Intelligence. HomePod mini akan menerima peningkatan kualitas audio dan pilihan warna seperti merah.

    Jajaran aksesori iPhone akan diperluas dengan casing yang didesain ulang, opsi bergaya bumper untuk iPhone Air yang ramping, dan tali selempang premium.

    Apple juga akan mengubah strategi warnanya, memperkenalkan nuansa terang dari MacBook Air M4 ke Air dan opsi oranye ke lini Pro.

    (haa/haa)

    [Gambas:Video CNBC]