brand merek: Apple

  • Kisah Apple Produksi Mac di Amerika, Gagalnya Karena Sekrup

    Kisah Apple Produksi Mac di Amerika, Gagalnya Karena Sekrup

    Jakarta

    Presiden Amerika Serikat Donald Trump menginginkan Apple memproduksi iPhone di negara asalnya itu, namun banyak yang memperkirakan hal itu tak mungkin terjadi.

    Sebenarnya sudah ada contoh kasus yang menunjukkan kalau memindahkan proses produksi dari negara di Asia, seperti China dan Vietnam, adalah sesuatu yang sangat sulit dilakukan. Yaitu pada tahun 2012, saat Apple mulai memproduksi Mac Pro dengan bentuk ikonik mirip tong sampah.

    Mac Pro itu adalah produk Apple pertama yang diproduksi di Amerika Serikat. Rencananya ambisius, namun pada praktiknya, proses produksinya tak mulus dan bahkan sempat tertunda cukup lama karena masalah yang sederhana, yaitu rantai pasokan komponen yang tak lancar.

    Produksi Mac Pro itu terganjal pasokan sekrup yang tak bisa memenuhi kebutuhan. Dilansir New York Times, produksi Mac Pro itu terganjal pada pasokan sekrup dari perusahaan kecil yang hanya bisa memasok 1000 sekrup setiap harinya.

    Ya, ini adalah perusahaan yang benar-benar kecil dengan jumlah pegawai hanya 20 orang. Mac Pro butuh sekrup khusus karena memang desainnya yang tak lazim. Apple kesulitan mencari perusahaan di Amerika yang bisa memasok sekrup dengan jumlah sesuai kebutuhan mereka.

    Akhirnya Apple memesan sekrup itu dari China sembari tetap mencari pemasok baru di Amerika. Akhirnya mereka menemukan perusahaan bernama Caldwell Manufacturing of Lockhart yang bisa memasok 28 ribu sekrup setiap hari.

    Prosesnya pun tak mudah. Caldwell, yang sebelumnya sudah mampu memproduksi sekrup dengan kapasitas besar, tetap harus mengganti mesin cetak baru yang lebih presisi. Padahal sekrup yang dibeli dari China punya kualitas yang sama (atau malah lebih baik) dengan harga lebih murah.

    “Sangat sulit untuk berinvestasi di tingkat (Apple) itu di Amerika, karena hal seperti itu bisa dibeli dengan sangat murah dari luar negeri,” kata Stephen Melo, pemilik dan presiden Caldwell.

    Sekalipun sudah mengganti mesin dengan versi yang paling baru, sekrup yang diproduksi Caldwell itu tak sepenuhnya sesuai dengan yang diinginkan Apple. Bahkan Caldwell pun kelimpungan dalam mengirimkan pasokan sekrup itu, sampai-sampai Melo pun harus turun tangan ikut mengirimkan sekrup itu menggunakan sedan Lexus-nya.

    Salah seorang mantan manajer di Apple menyebut tim yang bekerja di Flextronic — mitra Apple untuk merakit Mac Pro — itu sangat kecil, jauh lebih kecil dibanding tim yang menggarap produk Apple di China.

    Tim yang terlalu kecil itu kemudian kelimpungan untuk mengerjakan tugas-tugas yang terlalu banyak. Diasumsikan tim ini terpaksa berukuran kecil karena gaji pekerja di Amerika yang jauh lebih tinggi dibanding gaji pekerja di China.

    Masalah lainnya adalah produksi di Amerika itu tak bisa dilakukan sepanjang hari atau 24 jam penuh. Ini berbeda dengan di China, di mana para buruh pabriknya bisa tersedia setiap saat, termasuk saat perlu lembur untuk memenuhi target produksi.

    (asj/asj)

  • Trump Pastikan Proses Divestasi TikTok Masih Terus Berjalan

    Trump Pastikan Proses Divestasi TikTok Masih Terus Berjalan

    Bisnis.com, JAKARTA — Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menegaskan bahwa kesepakatan potensial untuk memisahkan operasi TikTok di Amerika Serikat dari perusahaan induknya Bytedance masih berproses.

    Melansir dari Reuters, Jumat (10/4/2025) Trump mengatakan bahwa negosiasi masih berlangsung meskipun batas waktu divestasi semakin dekat dan keterlibatan pihak-pihak berkepentingan dari AS terus berjalan.

    “Kami memiliki kesepakatan dengan beberapa orang yang sangat baik, beberapa perusahaan yang sangat kaya yang akan melakukan pekerjaan dengan baik, tetapi kami harus menunggu dan melihat apa yang akan terjadi dengan China,” kata Trump.

    Pernyataan ini muncul setelah Trump memperpanjang tenggat waktu bagi ByteDance untuk menjual aset TikTok di AS hingga 19 Juni 2025.

    Jika tidak ada kesepakatan tercapai hingga tanggal tersebut, aplikasi video pendek yang digunakan oleh sekitar 170 juta orang Amerika itu menghadapi kemungkinan larangan total.

    Kesepakatan yang sedang dinegosiasikan dikabarkan akan memisahkan operasional TikTok di AS ke dalam entitas baru yang berbasis di Amerika dan dimiliki mayoritas oleh investor AS. 

    Namun, rincian kesepakatan dan struktur kepemilikannya masih menjadi topik sensitif, terutama terkait dengan keterlibatan China.

    Sejumlah Senator AS, termasuk dari Partai Demokrat, menyuarakan keprihatinan. Senator Mark Warner dan Ed Markey mempertanyakan dasar hukum bagi Trump untuk memperpanjang tenggat waktu.

    Sementara, Ketua Komite Intelijen Senat Tom Cotton memperingatkan calon investor AS untuk benar-benar memutuskan hubungan dengan China. 

    “Bagi warga Amerika mana pun yang ingin berinvestasi dalam kesepakatan TikTok yang setengah-setengah, Kongres tidak akan pernah melindungi Anda dari berbisnis dengan China Komunis,” ujar Cotton.

    Sementara itu, TikTok belum memberikan komentar resmi mengenai perkembangan terbaru ini.

    Sumber yang dekat dengan para investor AS dalam ByteDance menyebutkan bahwa diskusi mengenai kesepakatan terus berlangsung, namun masih tergantung pada penyelesaian sengketa tarif antara AS dan China.

    Menurut undang-undang yang berlaku, TikTok harus menghentikan operasinya di AS paling lambat 19 Januari, kecuali ByteDance menyelesaikan divestasi. 

    Namun, pada bulan Januari, Departemen Kehakiman AS telah menginformasikan kepada Apple dan Google bahwa mereka tidak akan menegakkan larangan tersebut, memungkinkan TikTok kembali tersedia untuk diunduh.

  • 11 Fakta Baru Trump Tunda Tarif Dagang, AS-China Saling Balas Dendam

    11 Fakta Baru Trump Tunda Tarif Dagang, AS-China Saling Balas Dendam

    Jakarta, CNBC Indonesia – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali meluncurkan gebrakan baru terkait tarif timbal balik (resiprokal) yang ia gaungkan. Pada Rabu waktu setempat, Trump mengumumkan penundaan pemberian tarif tinggi terhadap puluhan negara selama 90 hari, persis beberapa jam setelah tarif diberlakukan.

    Namun ada satu negara yang tak ditunda. Ya, China malah dikenakan tarif makin tinggi hingga 125%.

     

    Lalu apa saja fakta-faktanya? Bagaimana AS dan China saling dekat?

    Berikut update CNBC Indonesia dari berbagai sumber pada Kamis (10/4/2025).

    1.China Kena Tarif Tambahan hingga 125%

    Berbeda dengan negara lain, Trump justru menaikkan tarif China hingga 125%. Hal ini terjadi setelah Beijing bereaksi, akan membalas tarif Trump dengan mengenakan tarif sebesar 84% pada impor AS, Rabu malam.

    “Berdasarkan kurangnya rasa hormat yang ditunjukkan China kepada Pasar Dunia, dengan ini saya menaikkan Tarif yang dikenakan Amerika Serikat kepada China menjadi 125%, yang berlaku segera,” tulisnya di akun media sosial (medsos) Truth Social.

    “Pada suatu saat, mudah-mudahan dalam waktu dekat, China akan menyadari bahwa hari-hari menipu AS dan negara-negara lain tidak lagi berkelanjutan atau dapat diterima,” tambahnya.

    “Sebaliknya, dan berdasarkan fakta bahwa lebih dari 75 negara telah memanggil perwakilan Amerika Serikat, termasuk Departemen Perdagangan, Keuangan, dan USTR, untuk merundingkan solusi terkait Perdagangan, Hambatan Perdagangan, Tarif, Manipulasi Mata Uang, dan Tarif Non Moneter… atas saran saya yang kuat, membalas dengan cara, bentuk, atau cara apa pun terhadap Amerika Serikat, saya telah mengesahkan PENGHENTIAN selama 90 hari.”

    2.75 Negara Resmi Dapat Penundaan Tarif Balasan Trump

    Trump secara resmi mengumumkan penundaan pemberlakuan tarif balasan atau resiprokal selama 90 hari untuk semua negara terdampak, kecuali China yang justru dinaikkan menjadi 125%. Dalam pernyataan terbarunya, kebijakan tarif baru tersebut akan langsung berlaku.

    Trump menyatakan kebijakan ini merupakan langkah strategis untuk memberi ruang bagi puluhan negara yang ingin bernegosiasi dengan AS. Menurutnya, lebih dari 75 negara mitra dagang AS telah antre untuk menegosiasikan tarif.

    Gedung Putih menegaskan bahwa penundaan ini tidak mencakup seluruh tarif. Tarif umum sebesar 10% atas hampir seluruh barang impor ke AS masih tetap berlaku. Selain itu, tarif yang sudah lebih dahulu diterapkan terhadap mobil, baja, dan aluminium tidak akan diubah.

    Meski menurut Trump ada 75 negara, berdasarkan data Gedung Putih, CNBC Indonesia baru melihat penundaan ke 57 negara. Antara lain: 

    Aljazair 30%
    Angola 32%
    Bangladesh 37%
    Bosnia dan Herzegovina 35%
    Botswana 37%
    Brunei Darussalam 24%
    Kamboja 49%
    Kamerun 11%
    Chad 13%
    China 125% (dikecualikan)
    Pantai Gading (Ivory Coast) 21%
    Republik Demokratik Kongo 11%
    Equatorial Guinea 13%
    Uni Eropa 20%
    Kepulauan Falkland 41%
    Fiji 32%
    Guyana 38%
    India 26%
    Indonesia 32%
    Irak 39%
    Israel 17%
    Jepang 24%
    Yordania 20%
    Kazakhstan 27%
    Laos 48%
    Lesotho 50%
    Libya 31%
    Liechtenstein 37%
    Madagaskar 47%
    Malawi 17%
    Malaysia 24%
    Mauritius 40%
    Moldova 31%
    Mozambik 16%
    Myanmar 44%
    Namibia 21%
    Nauru 30%
    Nikaragua 18%
    Nigeria 14%
    Makedonia Utara 33%
    Norwegia 15%
    Pakistan 29%
    Filipina 17%
    Serbia 37%
    Afrika Selatan 30%
    Korea Selatan 25%
    Sri Lanka 44%
    Swiss 31%
    Suriah 41%
    Taiwan 32%
    Thailand 36%
    Tunisia 28%
    Vanuatu 22%
    Venezuela 15%
    Vietnam 46%
    Zambia 17%
    Zimbabwe 18%

    3.China Beri Tarif 84% ke Barang AS

    Tindakan balasan China terhadap AS mulai berlaku kini. Negeri itu menaikkan tarif pada semua impor AS menjadi 84% sebagai balasan terhadap kenaikan tarif Trump pada impor China hingga ratusan persen.

    Beijing telah berjanji untuk “berjuang sampai akhir” melawan Trump. Negeri Presiden Xi Jinping menolak untuk mundur dalam menghadapi upaya Trump untuk membawa pemerintah dunia ke meja perundingan.

    Angka tarif 84% ini, terjadi setelah sebelumnya China mengumumkan tarif timbal balik sebesar 34% sebagai balasan terhadap tarif resiprokal AS, yang diumumkan 2 April. Trump memperingatkan China untuk menariknya atau dia akan menaikkan tarif mereka lagi.

    Sebelumnya, Beijing juga telah menempatkan 18 perusahaan AS dalam daftar pembatasan perdagangan. Sebuah editorial China Daily yang diterbitkan tadi malam mengatakan “menyerah pada tekanan AS adalah hal yang mustahil bagi Beijing”.

    “Bukan berarti China tidak mengerti apa arti tarif yang sangat tinggi bagi ekspornya dan ekonomi secara umum. Keuntungan industri berorientasi ekspor akan terpukul dan penurunan investasi manufaktur serta sentimen konsumen yang diakibatkannya akan menghambat pertumbuhan ekonomi,” demikian laporan tersebut.

    “Tetapi China juga tahu bahwa tunduk pada intimidasi tarif AS tidak akan menguntungkannya, mengingat bukan rahasia lagi bahwa AS sekarang berniat menyingkirkan China dari pasar konsumennya dan membentuk kembali rantai pasokan global untuk melayani kepentingan sempitnya sendiri,” ujarnya.

    4.Wall Street Cetak Rekor

    Bursa saham Amerika Serikat (AS) melonjak tajam pada Rabu (9/4/2025) setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan penundaan tarif impor selama 90 hari untuk sebagian besar negara. Langkah ini memberi kejutan bagi investor yang khawatir karena ketegangan perang dagang.

    Melansir The Wall Street Journal, Indeks Nasdaq melesat 12%, ini menjadi rekor terbaiknya sejak Januari 2001. Sementara itu, S&P 500 naik 9,5%, pencapaian tertinggi sejak krisis keuangan 2008.

    Indeks Dow Jones juga tak kalah mencetak rekor, dengan kenaikan 7,9% atau 2.963 poin dalam sehari. Menurut data Dow Jones Market Data, kenaikan ini menjadi lonjakan poin terbesar dalam sejarah indeks tersebut. 

    5.Minyak Dunia Melonjak

    Harga minyak dunia melanjutkan reli kenaikan tajamnya pada perdagangan Rabu waktu AS atau Kamis waktu Indonesia. Ini didorong oleh kabar positif dari sisi kebijakan perdagangan Amerika Serikat dan penurunan stok bahan bakar di Negeri Paman Sam.

    Mengutip Refinitiv, harga minyak mentah acuan Brent ditutup di posisi US$64,96 per barel, menguat dibandingkan penutupan sebelumnya di US$65,48. Sementara itu, minyak West Texas Intermediate (WTI) diperdagangkan di US$61,95 per barel, sedikit melemah dibandingkan sehari sebelumnya yang sempat ditutup tinggi di US$62,35.

    Namun secara mingguan, reli yang terjadi sejak awal bulan masih tergolong signifikan. Sejak 1 April, harga Brent sempat menyentuh US$74,49 dan terus berfluktuasi tajam hingga menyentuh titik terendah dalam empat tahun terakhir di kisaran US$58-64 pada awal pekan ini.

    Lonjakan harga minyak terjadi usai Trump mengumumkan kebijakan jeda tarif timbal balik selama 90 hari terhadap mayoritas negara mitra dagang. Kebijakan ini dinilai sebagai sinyal deeskalasi tensi dagang dan memberikan ruang bagi perbaikan prospek ekonomi global, terutama dari sisi permintaan energi.

    6.Pasar Asia Menguat

    Kenaikan juga terjadi dengan pasar Asia. Indeks Nikkei Jepang naik sekitar 8% pada pukul 11 pagi hari Kamis setelah Trump membatalkan sebagian besar tarif global.

    Indeks Kospi di Korea Selatan (Korsel) naik 5,5% sementara bursa Hang Seng Hong Kong naik lebih dari 4%. Komposit SSE Shanghai naik sekitar 1,6% sedangkan ASX 200 Australia naik 4% sesaat setelah pukul 12 siang waktu setempat.

    7.Trump “Kuasai” Pasar Modal

    Sebenarnya Trump sudah memberi tanda-tanda kenaikan bursa saham. Pada Rabu pagi waktu AS, beberapa menit sebelum pembukaan Wall Street, ia memosting sejumlah tanda di Truth Social.

    Pertama, ia menyebut slogannya “MAKE AMERICA GREAT AGAIN”. Lalu setelahnya ia menyinggung JPMorgan dengan postingan “Memperbaiki Perdagangan dan Tarif adalah hal yang baik!” Jamie Dimon, JPMorgan Chase, Chairman & CEO, di Maria B Show!”.

    Setelahnya, ia juga mengatakan “BE COOL! Semuanya akan berjalan dengan baik. AS akan menjadi lebih besar dan lebih baik dari sebelumnya!”. Lalu ia mengatakan “THIS IS A GREAT TIME TO BUY!!!” alias “INI WAKTU YANG TEPAT UNTUK MEMBELI”.

    Postingan saatnya membeli bursa juga diberi tanda “DTJ”. Itu merupakan inisial presiden dan ticker untuk Trump Media & Technology, perusahaan induk Truth Social yang saham mayoritasnya dipegangnya.

    Secara teori, bagi siapa pun yang membeli saham di pasar pada menit itu atas desakan Trump, mereka memperoleh keuntungan besar. Saham melonjak dalam pembalikan historis dalam perdagangan sore setelah Trump mengumumkan penarikan kembali beberapa tarif, perubahan tajam setelah pengungkapan rencananya untuk mengenakan pajak impor minggu lalu menghancurkan pasar.

    David Wagner, manajer portofolio di Aptus Capital Advisors LLC, melihat unggahan Trump pada hari Rabu. Awalnya ia tidak percaya bahwa unggahan itu asli.

    “Apakah itu melanggar aturan? Saya tidak tahu, bukan berarti Trump mematuhi serangkaian aturan apa pun,” kata Wagner, seraya menambahkan bahwa hal itu mengubah aturan keterlibatan di pasar.

    “Jelas sekarang Anda akan melihat Trump untuk mendapatkan tanda apa pun,” tegasnya memberi sinyal ke investor untuk mulai mendengarkan Trump.

    “Hal serupa pada masa jabatan pertamanya adalah sesuatu yang mungkin tidak seharusnya kita lupakan. Dia melakukan hal-hal seperti itu,” jelasnya lagi.

    “Aturan telah berubah terkait pasar dan presiden yang secara langsung ikut campur.”

    8. Korsel Nego Tarif ke Trump

    Penjabat Presiden Korsel Han Duck-soo mengatakan negara itu harus bernegosiasi segera dengan AS. Ini dilakukan agar Seoul lepas dari tarif setelah Trump menghentikan sebagian besar pungutan pada hari Rabu.

    “Selama 90 hari ke depan, kita harus membuat kemajuan dalam semua negosiasi untuk terbebas dari beban tarif, dan kita harus berupaya lebih keras lagi,” kata Han dalam rapat Kabinet pada hari Kamis waktu setempat.

    “Sebagai negara seperti Korea Selatan, yang sangat bergantung pada perdagangan untuk pertumbuhan dan pembangunannya, saya mendesak semua menteri untuk melakukan upaya khusus dan menunjukkan tekad,” kata Han.

    9.Jepang Segera Tinjau Lebih Lanjut Penundaan Tarif Trump

    Kepala sekretaris Kabinet Jepang, Yoshimasa Hayashi, mengatakan pada hari Kamis bahwa pemerintah senang Trump menangguhkan tarif. Namun negeri itu mendesak peninjauan lanjutan.

    “Pertama-tama kami ingin memeriksa dengan saksama rincian tentang apa yang akan diumumkan dalam beberapa hari mendatang,” kata Hayashi, seperti dikutip NBC News.

    “Kami telah menjelaskan kekhawatiran kami di berbagai tingkatan dan telah mendesak agar langkah-langkah ini dipertimbangkan kembali, dan oleh karena itu kami menanggapi pengumuman terbaru oleh pemerintah AS ini secara positif,” katanya kepada wartawan dalam sebuah pengarahan.

    “Kami akan terus mendesak Amerika Serikat untuk meninjau kembali tarif timbal balik dan pungutannya terhadap produk baja dan aluminium, serta mobil dan suku cadang mobil.”

    10.Apple Sewa 5 Pesawat Borong Produk India-China karena Tarif Trump

    Perusahaan Apple dikabarkan menerbangkan lima pesawat. Ini untuk memboyong iPhone dari India dan China menuju AS untuk menghindari tarif Trump.

    Sebagian besar iPhone diketahui diproduksi di pabrik yang ada di India dan China. Kedua negara dikenakan tarif baru oleh AS, yang artinya bisa menaikkan harga jual lebih tinggi nantinya.

    Lima pesawat itu penuh dengan iPhone dan produk Apple lainnya diterbangkan ke AS dalam tiga hari selama minggu terakhir bulan Maret. Seorang pejabat senior India mengonfirmasi laporan tersebut.

    “Pabrik-pabrik di India dan China serta lokasi lainnya telah mengirimkan produk ke AS untuk mengantisipasi tarif yang lebih tinggi,” kata seorang sumber dikutip dari Times of India, Kamis.

    Menurut laporan, langkah ini dilakukan untuk mempertahankan harga produk untuk sementara. Apple mengangkut iPhone tersebut sebelum harga dengan tarif baru ditetapkan.

    Apple telah menganalisa struktur tarif yang berbeda pada tiap pabrik akan berdampak pada rantai pasoknya. Sumber itu juga mengatakan tiap kenaikan harga tidak hanya berdampak pada pasar AS, namun berlaku juga pada seluruh kawasan global.

    “Setiap kenaikan harga mengimbangi dampak tidak bisa terbatas hanya pada pasar AS, namun harus dilakukan untuk seluruh kawasan global termasuk India,” kata sumber itu.

    Sejak pengumuman tarif Trump, spekulasi bermunculan akan adanya kenaikan harga iPhone di AS. Salah satunya diungkapkan dari hasil perhitungan analis UBS, yakni harga iPhone produksi China akan naik 30% untuk ritel.

    11.Orang Dekat Prabowo

    Ray Dalio, pendiri dana lindung nilai terbesar di dunia, menyerukan kesepakatan antara Amerika Serikat (AS) dengan China terkait tarif. Hal ini terjadi di tengah makin panasnya perang dagang keduanya, di mana Washington menerapkan tarif 125% ke Beijing dan Beijing menaikkan tarif 84% ke Washington.

    Pesannya diberikan melalui akun media sosial X-nya, @RayDalio. Penasehat Danantara RI itu menegaskan saat ini adalah waktu yang tepat bagi semua pihak yang terlibat, Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping, untuk mempertimbangkan kembali pendekatan yang dipakai.

    “Ada cara yang lebih baik dan lebih buruk untuk menangani masalah kita (AS) dengan utang dan ketidakseimbangan (neraca perdagangan)…,” ujarnya, dilihat CNBC Indonesia.

    “Dan keputusan Presiden Trump untuk mundur dari cara yang lebih buruk (penundaan tarif) dan bernegosiasi tentang cara menangani ketidakseimbangan ini adalah cara yang jauh lebih baik,” ujarnya.

    “Saya berharap dan mengharapkan bahwa ia akan melakukan hal yang sama dengan China,” katanya lagi.

    “Ini akan menjadi situasi yang menguntungkan bagi kedua belah pihak.”

    Negosiasi keduanya bisa terkait kesepakatan yang menghargai RMB (yuan) terhadap dolar, yang dicapai dengan penjualan aset dolar China sekaligus melonggarkan kebijakan fiskal dan moneter mereka untuk merangsang permintaan. China kemudian bisa merestrukturisasi dan memonetisasi utang pemerintah daerah mereka yang berlebihan untuk mengatasi beban utang mereka.

    “Dengan satu atau lain cara, harus ada perubahan besar pada utang/perintah moneter untuk mengatasi masalah ketidakseimbangan utang, perdagangan, dan modal,” ujarnya.

    “Langkah pemerintahan Trump berikutnya adalah menangani defisit dengan baik dengan memangkas defisit menjadi 3% dari PDB,” jelasnya lagi.

    Khusus untuk investor, ia mengatakan ini menjadi waktu yang tepat untuk mempertimbangkan kembali pendekatan dalam menyusun portofolio. Sehingga mereka tidak menghadapi risiko yang tidak dapat ditoleransi.

    “Saya dapat menjamin bahwa kasus terburuk lain dari pergerakan pasar yang membuat mereka takut akan terjadi pada akhirnya,” tambahnya.

    “Meskipun saya tidak dapat menjelaskan cara menyusun portofolio di sini, saya dapat mengarahkan mereka yang tertarik,” ujarnya.

    (sef/sef)

  • Harga Saham Apple Melonjak Tajam Usai Presiden AS Donald Trump Tunda Tarif Impor – Page 3

    Harga Saham Apple Melonjak Tajam Usai Presiden AS Donald Trump Tunda Tarif Impor – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Saham Apple dilaporkan mengalami lonjakan signifikan pada 10 April 2025, setelah Presiden Trump mengumumkan penundaan sebagian besar tarif impor selama 90 hari.

    Kenaikan harga saham Apple ini disebut beragam, seperti dikutip dari MacRumors, Kamis (10/4/2025). Awalnya, peningkatan itu mencapai 15 persen pada tanggal 9 April 2025 dan 4,43 persen dalam 24 jam terakhir. 

    Hingga berita ini ditayangkan, harga saham perusahaan itu disebut mencapai USD 178,61. Untuk diketahui, lonjakan ini terjadi setelah saham Apple sempat terjun bebas, kehilangan hampir USD 800 miliar dalam kapitalisasi pasar. 

    Untuk itu, penundaan tarif impor ini disebut memberikan dampak positif bagi Apple. Alasannya, perusahaan tersebut memang memproduksi perangkatnya di negara-negara lain seperti India, Vietnam, dan Taiwan. 

    Kendati demikian, penundaan tarif impor ini tidak berlaku untuk China. Padahal, China juga salah satu produsen besar untuk perangkat Apple. 

    Disebutkan, tarif impor dari China ke Amerika Serikat tetap tinggi, mencapai 125 persen. Hal ini tentu masih menjadi tantangan bagi Apple. 

    Selain penundaan tarif, lonjakan saham Apple dilaporkan juga didorong beberapa faktor lain. Optimisme investor terhadap kemajuan perusahaan dalam hal AI disebut jadi salah satu pendorong utama. 

    Selain itu, integrasi ChatGPT dan pengembangan Apple Intelligence diyakini akan meningkatkan penjualan iPhone dan produk Apple lainnya di masa mendatang. Karenanya, saham Apple saat ini masih mendapatkan sentimen positif. 

  • Bocoran Spesifikasi iPhone 17 Pro Max Terbaru: Desain Lebih Ramping dan Performa Super Kencang – Page 3

    Bocoran Spesifikasi iPhone 17 Pro Max Terbaru: Desain Lebih Ramping dan Performa Super Kencang – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Apple memang belum mengonfirmasi kehadiran iPhone 17 series, namun banyak sumber meyakini ponsel flagship ini akan diumumkan pada bulan September 2025

    Walau masih ada beberapa bulan lagi, bocoran iPhone 17 Pro Max sudah mulai tersebar luas di internet.

    Mulai dari desain hingga performa dan kamera, iPhone terbaru ini disebut-sebut akan menjadi lompatan teknologi terbesar Apple dalam beberapa tahun terakhir.

    Spesifikasi iPhone 17 Pro Max Terbaru?

    Mengutip Phone Arena, Kamis (10/4/2025), spesifikasi iPhone 17 Pro Max dimulai dengan bentang layar berukuran 6,9 inci, menjadikannya model iPhone terbesar hingga saat ini.

    Layarnya juga sudah mendukung refresh rate 1-120Hz untuk tampilan lebih halus dan responsif.

    Meski ukurannya besar, Apple disebut akan menggunakan desain iPhone 17 Pro Max lebih ramping dan ringan dibandingkan pendahulunya. Hal ini dimungkinkan berkat penggunaan teknologi panel baru dari Apple.

    Kabar ini diperkuat dengan bocoran analis dari Display Supply Chain Consultants (DSCC), Ross Young, menyebutkan, Apple menggunakan teknologi panel baru untuk menjaga dimensi tetap tipis meskipun layar luas.

    Bersamaan dengan itu, bezel iPhone 17 Pro Max juga kabarnya bakal dibuat lebih ramping hingga hampir tidak terlihat.

    Performa Gahar dengan Chipset A19 Pro

    Apple dikabarkan akan membekali iPhone 17 Pro Max dengan chipset A19 Pro, mengikuti pola penamaan dari generasi sebelumnya.

    Chip ini diperkirakan menggunakan arsitektur 3nm generasi kedua dari TSMC untuk peningkatan performa dan efisiensi.

    Dengan kombinasi CPU dan GPU lebih kencang, iPhone 17 Pro Max menangani tugas berat seperti gaming AAA, editing video, hingga memproses AI.

    Untuk pertama kalinya, Apple juga dikabarkan akan menaikkan kapasitas RAM menjadi 12GB dari sebelumnya hanya 8GB.

    Banyak pihak meyakini, peningkatan RAM ini agar HP baru Apple tersebut bisa menjalankan Apple Intelligence lebih cepat dan lancar.

    Selain itu, Apple disebutkan bakal melengkapi lini ponsel barunya ini dengan chip WiFi 7 buatan mereka sendiri ketimbang memakai modem buatan Qualcomm.

     

     

  • Imbas Tarif Trump, Harga iPhone Buatan Amerika Bisa Tembus Rp 58 Juta – Page 3

    Imbas Tarif Trump, Harga iPhone Buatan Amerika Bisa Tembus Rp 58 Juta – Page 3

    “Anda membangun rantai pasokan itu di AS dengan pabrik di West Virginia dan New Jersey, harga iPhone bisa menjadi USD 3.500,” katanya.

    Bukan hanya harga iPhone yang bakal melambung jika dibuat di Amerika Serikat. Apple juga perlu merogoh kantong yang dalam untuk investasi.

    Pasalnya, Ives mengungkap, Apple bisa saja mengeluarkan biaya sekitar USD 30 miliar dan waktu tiga tahun untuk memindahkan hanya 10 persen rantai pasokan mereka ke AS.

    Perlu diketahui, manufaktur dan perakitan komponen smartphone beralih ke Asia dalam beberapa dekade ke belakang. Pasalnya perusahaan-perusahaan Amerika sebagian besar berfokus pada riset dan pengembangan software serta desain produk. Hal ini dinilai jauh menghasilkan margin keuntungan lebih tinggi.

    Langkah serupa membantu Apple menjadi salah satu perusahaan paling bernilai di dunia sekaligus menjadi produsen smartphone dominan di pasaran.

  • Tarif Trump Ditunda, Saham Apple Langsung Meroket

    Tarif Trump Ditunda, Saham Apple Langsung Meroket

    Jakarta

    Setelah sempat tertekan, harga saham Apple meroket 15% pada hari Rabu waktu Amerika Serikat setelah Presiden Donald Trump mengumumkan jeda 90 hari dalam penerapan tarif ke banyak negara, kecuali China.

    Kenaikan itu menambahkan lebih dari USD 400 miliar ke kapitalisasi pasar Apple, yang sekarang totalnya berada di bawah USD 3 triliun. Itu adalah hari terbaik Apple sejak Januari 1998, ketika mendiang pendiri Steve Jobs menjadi CEO sementara dan tiga tahun sebelum perusahaan meluncurkan iPod pertama.

    Apple memang jadi raksasa teknologi paling menonjol yang terkena dampak tarif Trump. Sebelum hari Rabu, perdagangan empat hari Apple mengalami periode terburuk sejak tahun 2000. Investor cemas lantaran Apple masih memperoleh sebagian besar pendapatan dari penjualan gadget yang harus diimpor ke AS.

    Sebagian besar iPhone dan gadget Apple lainnya masih dibuat di China, yang paling diincar oleh pemerintah Amerika Serikat. Bahkan, Trump menaikkan tarif terhadap China menjadi 125% pada hari Rabu, naik dari 54%. China sendiri menerapkan tarif sebesar 84% terhadap barang-barang AS minggu ini.

    Apple telah berupaya mendiversifikasi rantai pasokan guna mengurangi ketergantungan pada China dalam beberapa tahun terakhir, seperti di Vietnam dan India. Nah tarif untuk Vietnam dikurangi dari 46% menjadi 10%, dan tarif untuk India dipotong 26% menjadi 10%.

    Seperti dikutip detikINET dari CNBC, hal ini meningkatkan harapan bahwa Apple akan dapat memenuhi sebagian besar permintaan pelanggannya di AS dari pabrik-pabrik di luar China dengan tarif yang lebih rendah.

    Apple sendiri belum berkomentar secara terbuka tentang penerapan tarif Trump, tetapi CEO Tim Cook kemungkinan akan membahas topik tersebut pada saat laporan keuangan Apple pada awal Mei mendatang.

    (fyk/fay)

  • Apa Dampak Perang Dagang AS Melawan China yang Digaungkan Donald Trump Terhadap Ekonomi Dunia? – Halaman all

    Apa Dampak Perang Dagang AS Melawan China yang Digaungkan Donald Trump Terhadap Ekonomi Dunia? – Halaman all

    Apa Dampak Perang Dagang AS-China Terhadap Ekonomi Dunia?

    TRIBUNEWS.COM- Perang dagang total antara Amerika Serikat dengan China diperkirakan akan terjadi setelah Presiden Donald Trump mengenakan tarif lebih dari 125 persen pada impor barang China.

    Tiongkok mengatakan akan “berjuang sampai akhir” daripada menyerah pada apa yang dilihatnya sebagai paksaan Amerika Serikat.

    Dan akan menaikkan tarifnya sendiri atas barang-barang Amerika dari 34% menjadi 84% sebagai respons terhadap langkah terbaru Gedung Putih.

    Apa arti konflik perdagangan yang meningkat ini bagi ekonomi dunia? Berapa banyak perdagangan yang mereka lakukan?

    Perdagangan barang antara kedua kekuatan ekonomi tersebut berjumlah sekitar $585 miliar tahun lalu.

    Meskipun AS mengimpor jauh lebih banyak dari China ($440 miliar) dibandingkan China yang mengimpor dari Amerika ($145 miliar).

    Hal ini mengakibatkan AS mengalami defisit perdagangan dengan China – selisih antara barang yang diimpor dan diekspor – sebesar $295 miliar pada tahun 2024. Itu adalah defisit perdagangan yang cukup besar, setara dengan sekitar 1?ri ekonomi AS.

    Namun, jumlah tersebut kurang dari angka $1 triliun yang berulang kali diklaim Trump minggu ini.

    Trump telah memberlakukan tarif yang signifikan terhadap China pada masa jabatan pertamanya sebagai presiden. Tarif tersebut tetap berlaku dan ditambah oleh penggantinya, Joe Biden.

    Secara bersama-sama hambatan perdagangan tersebut membantu menurunkan barang-barang yang diimpor AS dari China dari pangsa 21% total impor Amerika pada tahun 2016 menjadi 13% tahun lalu.

    Jadi ketergantungan AS terhadap China untuk perdagangan telah berkurang selama dekade terakhir.

    Namun para analis menunjukkan bahwa beberapa ekspor barang China ke AS telah dialihkan melalui negara-negara Asia Tenggara.

    Misalnya, pemerintahan Trump mengenakan tarif 30% pada panel surya impor Cina pada tahun 2018.

    Namun, Departemen Perdagangan AS menyajikan bukti pada tahun 2023 bahwa produsen panel surya China telah mengalihkan operasi perakitan mereka ke negara-negara seperti Malaysia, Thailand, Kamboja, dan Vietnam, lalu mengirimkan produk jadi ke AS dari negara-negara tersebut, sehingga secara efektif menghindari tarif.

    Tarif “timbal balik” Trump yang baru yang dikenakan pada negara-negara tersebut karenanya akan menaikkan harga AS atas berbagai macam barang yang pada akhirnya berasal dari Tiongkok.

     

    Apa yang diimpor AS dan China satu sama lain?

    Pada tahun 2024, kategori barang ekspor terbesar dari AS ke Cina adalah kacang kedelai – yang terutama digunakan untuk memberi makan sekitar 440 juta babi di Cina.

    AS juga mengirim produk farmasi dan minyak bumi ke China.

    Sebaliknya, dari Tiongkok ke AS, sejumlah besar barang elektronik, komputer, dan mainan diekspor. Sejumlah besar baterai, yang sangat penting untuk kendaraan listrik, juga diekspor.

    Kategori impor AS terbesar dari Cina adalah telepon pintar, yang mencakup 9?ri total. Sebagian besar telepon pintar ini dibuat di Cina untuk Apple, perusahaan multinasional yang berbasis di AS.

    Tarif AS terhadap China telah menjadi salah satu kontributor utama penurunan nilai pasar Apple dalam beberapa minggu terakhir, dengan harga sahamnya turun sebesar 20% selama sebulan terakhir.

    Semua barang impor ke AS dari China tersebut telah ditetapkan menjadi jauh lebih mahal bagi warga Amerika karena tarif 20% yang telah dikenakan pemerintahan Trump terhadap Beijing.

    Sekarang tarifnya naik menjadi 104%, dampaknya bisa lima kali lebih besar.

    Dan impor AS ke China juga akan naik harganya karena tarif pembalasan China, yang pada akhirnya merugikan konsumen China dengan cara yang sama.

    Namun di luar tarif, ada cara lain bagi kedua negara ini untuk mencoba merugikan satu sama lain melalui perdagangan.

    China memiliki peran utama dalam memurnikan banyak logam penting untuk industri, dari tembaga dan litium hingga tanah jarang.

    Beijing dapat saja menempatkan rintangan untuk menghalangi logam-logam ini mencapai AS.

    Ini adalah sesuatu yang telah dilakukan dalam kasus dua bahan yang disebut germanium dan galium , yang digunakan oleh militer dalam pencitraan termal dan radar.

    Adapun AS, mereka dapat mencoba memperketat blokade teknologi terhadap China yang dimulai oleh Joe Biden dengan mempersulit China mengimpor jenis microchip canggih – yang vital untuk aplikasi seperti kecerdasan buatan – yang hingga kini belum dapat diproduksi sendiri.

    Penasihat perdagangan Donald Trump, Peter Navarro, telah menyarankan minggu ini bahwa AS dapat memberikan tekanan pada negara lain, termasuk Kamboja, Meksiko, dan Vietnam, untuk tidak berdagang dengan China jika mereka ingin terus mengekspor ke AS.

     

    Bagaimana hal ini dapat memengaruhi negara lain?

    AS dan China bersama-sama menyumbang porsi yang sangat besar dalam ekonomi global, sekitar 43% tahun ini menurut Dana Moneter Internasional.

    Jika mereka terlibat dalam perang dagang habis-habisan yang memperlambat pertumbuhan mereka, atau bahkan mendorong mereka ke dalam resesi, hal itu kemungkinan akan merugikan ekonomi negara lain dalam bentuk pertumbuhan global yang lebih lambat.

    Investasi global kemungkinan besar juga akan menderita.

     

    Ada konsekuensi potensial lainnya.

    China merupakan negara manufaktur terbesar di dunia dan memproduksi jauh lebih banyak daripada yang dikonsumsi penduduknya di dalam negeri.

    Negara ini sudah mengalami surplus barang hampir $1 triliun – yang berarti negara ini mengekspor lebih banyak barang ke seluruh dunia daripada yang diimpornya.

    Dan sering kali memproduksi barang-barang tersebut di bawah biaya produksi sebenarnya karena subsidi dalam negeri dan dukungan keuangan negara, seperti pinjaman murah, untuk perusahaan-perusahaan yang disukai.

    Baja adalah contohnya.

    Terdapat risiko bahwa jika produk tersebut tidak dapat masuk ke AS, perusahaan China dapat berupaya untuk “membuangnya” ke luar negeri.

    Meskipun hal itu mungkin menguntungkan bagi sebagian konsumen, hal itu juga dapat merugikan produsen di negara-negara yang mengancam lapangan pekerjaan dan upah.

    Kelompok lobi UK Steel telah memperingatkan bahaya kelebihan baja yang berpotensi dialihkan ke pasar Inggris.

    Dampak limpahan perang dagang habis-habisan antara Tiongkok dan AS akan terasa secara global, dan sebagian besar ekonom menilai bahwa dampaknya akan sangat negatif.

     

     

    SUMBER: BBC

  • iPhone 16, 15, 14 hingga iPhone 12

    iPhone 16, 15, 14 hingga iPhone 12

    JABAR EKSPRES – Apple resmi meluncurkan iPhone 16 series di Indonesia mulai 11 April 2025 pukul 00.01 WIB.

    Kehadiran seri terbaru ini membuat harga seri iPhone sebelumnya mengalami penyesuaian, dengan penurunan harga yang cukup signifikan, terutama pada iPhone 15, 14, hingga iPhone 12.

    Peluncuran iPhone 16 sempat tertunda akibat kendala perizinan dan pemenuhan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN), namun kini masyarakat Indonesia sudah bisa mendapatkan produk terbaru Apple secara resmi melalui mitra seperti iBox dan Digimap.

    Bagi Anda yang sedang mencari iPhone terbaru di bulan April 2025, berikut daftar lengkap harga resmi dari berbagai model dan kapasitas penyimpanan.

    BACA JUGA: Daftar Harga Emas Hari ini Kamis, 10 April 2025, Emas Antam, UBS, dan Galeri24 di Pegadaian

    BACA JUGA: Harga Emas Antam Hari ini 10 April 2025 Melonjak hingga Rp1,8 Juta/gram

    Harga iPhone 16 Series (Rilis Resmi 11 April 2025)

    iPhone 16e

    128 GB: Rp12.499.000

    256 GB: Rp14.999.000

    512 GB: Rp18.999.000

    iPhone 16

    128 GB: Rp14.999.000

    256 GB: Rp17.499.000

    512 GB: Rp21.999.000

    iPhone 16 Plus

    128 GB: Rp16.999.000

    256 GB: Rp19.499.000

    512 GB: Rp23.999.000

    iPhone 16 Pro

    128 GB: Rp18.499.000

    256 GB: Rp21.499.000

    512 GB: Rp25.999.000

    1 TB: Rp30.499.000

    iPhone 16 Pro Max

    128 GB: Rp18.499.000

    256 GB: Rp22.499.000

    512 GB: Rp27.999.000

    1 TB: Rp32.999.000

    BACA JUGA: Ramalan Zodiak Besok Kamis, 10 April 2025: Zodiak Libra, Scorpio, Sagitarius, Capricorn, Aquarius, Pisces

    Harga iPhone 15 Series (April 2025 – Diskon Besar)

    iPhone 15

    128 GB: Rp11.499.000 (dari Rp16.999.000)

    256 GB: Rp13.999.000 (dari Rp17.499.000)

    512 GB: Rp17.999.000 (dari Rp21.499.000)

    iPhone 15 Plus

    128 GB: Rp13.499.000 (dari Rp16.499.000)

    256 GB: Rp15.999.000 (dari Rp19.499.000)

    512 GB: Rp19.999.000 (dari Rp23.499.000)

    iPhone 15 Pro Max

    1 TB: Rp31.999.000 (dari Rp33.999.000)

    BACA JUGA: Ramalan Zodiak Besok Kamis, 10 April 2025: Prediksi Aries, Taurus, Gemini, Cancer, Leo, dan Virgo

    iPhone 14 Series

    iPhone 14

    128 GB: Rp9.749.000 (dari Rp14.499.000)

    256 GB: Rp11.999.000 (dari Rp18.299.000)

    512 GB: Rp16.499.000 (dari Rp21.249.000)

    iPhone 14 Plus

    128 GB: Rp13.999.000 (dari Rp14.249.000)

    256 GB: Rp15.499.000 (dari Rp17.249.000)

    512 GB: Rp18.499.000 (dari Rp21.249.000)

    Harga iPhone 13

    128 GB: Rp8.499.000 (dari Rp10.299.000)

    256 GB: Rp9.999.000 (dari Rp12.799.000)

    Harga iPhone 12

    64 GB: Rp6.499.000 (dari Rp11.499.000)

    128 GB: Rp7.499.000 (dari Rp12.499.000)

    256 GB: Rp14.999.000

    Penurunan harga iPhone lawas seperti iPhone 15, 14, dan 12 membuat April 2025 menjadi waktu yang tepat untuk membeli iPhone, baik seri terbaru maupun model sebelumnya.

  • Bursa Asia Ikut Rebound, Investor Tarik Napas Lega

    Bursa Asia Ikut Rebound, Investor Tarik Napas Lega

    PIKIRAN RAKYAT – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) melesat tajam pada Kamis pagi, 10 April 2025. IHSG dibuka menguat 302,62 poin atau 5,07 persen ke level 6.270,61.

    Kenaikan ini menjadi salah satu lonjakan terbesar yang tercatat sejak awal tahun, mencerminkan sentimen pasar yang sangat positif terhadap perkembangan geopolitik global, khususnya kebijakan perdagangan Amerika Serikat.

    Selain IHSG, indeks LQ45 yang mencerminkan kinerja 45 saham unggulan juga melonjak signifikan. LQ45 dibuka naik 44,78 poin atau 6,69 persen ke posisi 714,15, menandai kepercayaan tinggi investor terhadap saham-saham berkapitalisasi besar dan likuid.

    Pemicu Rebound: Penundaan Tarif Trump

    Kenaikan ini terjadi setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan penundaan implementasi tarif impor selama 90 hari terhadap berbagai negara. Meski tidak berlaku untuk China, kebijakan ini tetap dipandang sebagai langkah meredakan ketegangan dagang global.

    “IHSG hari ini berpotensi rebound mengikuti pergerakan bursa AS karena melemahnya tensi perang dagang setelah Presiden Trump menunda pengenaan tarif 90 hari, kecuali untuk China,” ujar Head of Retail Research BNI Sekuritas, Fanny Suherman di Jakarta, Kamis 10 April 2025.

    Trump memang memberikan ruang jeda bagi beberapa negara dari beban tarif berat, namun tetap mengenakan bea masuk sebesar 10 persen secara luas terhadap hampir semua impor AS. Sementara untuk China, tarif justru dinaikkan menjadi 125 persen.

    Ini disebut sebagai respons atas kebijakan China yang menetapkan bea masuk 84 persen terhadap barang-barang dari AS mulai 10 April 2025.

    Bursa AS dan Asia Ikut Menguat

    Langkah AS ini memberi efek domino ke berbagai bursa global. Pada perdagangan Rabu 9 April 2025, Wall Street mengalami rebound tajam. Indeks S&P 500 naik 9,5 persen, Dow Jones melonjak 7,69 persen, Nasdaq terbang 12,16 persen, dan Russell 2000 menguat 8,66 persen.

    Sektor teknologi memimpin reli dengan kenaikan 14,15 persen, sementara sektor utilitas naik 3,91 persen. Saham Nvidia meroket 18,7 persen dan Apple melonjak 15,3 persen.

    Dampaknya juga terasa hingga Asia. Berikut adalah pergerakan indeks saham utama di kawasan:

    Nikkei (Jepang): Naik 2.630,18 poin atau 4,46% ke 34.344,21 Kuala Lumpur (Malaysia): Naik 62,41 poin atau 4,46% ke 1.463,00 Shanghai (Tiongkok): Naik 47,38 poin atau 1,49% ke 3.234,19 Strait Times (Singapura): Terkoreksi 203,86 poin atau turun 6,01% ke 3.597,55

    Lonjakan indeks ini biasanya turut memengaruhi penguatan nilai tukar rupiah, karena aliran modal asing cenderung masuk kembali ke pasar negara berkembang ketika sentimen global membaik. Investor kini akan mencermati arah kebijakan lanjutan dari Washington dan Beijing serta rilis data ekonomi berikutnya.

    Dengan tensi global yang sedikit mereda, pasar domestik mendapat momentum untuk bangkit. Namun demikian, pelaku pasar tetap perlu berhati-hati terhadap ketidakpastian yang mungkin muncul kembali apabila konflik dagang kembali memanas, khususnya jika jeda tarif AS bersifat sementara.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News