brand merek: Apple

  • Harga Mulai Rp 12 Jutaan, Mending iPhone 16e, 16 Plus, atau Pro Max?

    Harga Mulai Rp 12 Jutaan, Mending iPhone 16e, 16 Plus, atau Pro Max?

    Jakarta

    Apple kembali menghadirkan seri iPhone 16 dengan lima pilihan. Ada iPhone 16e, iPhone 16 & 16 Plus, serta iPhone 16 Pro & Pro Max.

    Dengan rentang harga mulai dari Rp 12 jutaan, mana yang paling worth it? detikINET ngobrol dengan tech reviewer dan Apple enthusiast Indra iTechLife untuk bantu kamu memilih iPhone 16 series.

    Menurutnya, strategi Apple menawarkan beberapa ‘kasta’ iPhone ini bukanlah hal baru. Tujuannya jelas, agar bisa menjangkau segmen pengguna yang lebih luas.

    “Kalau kita flashback ke 2017, Apple pertama kali bikin dua pendekatan dalam satu tahun: iPhone 8 dan iPhone X. Terus berlanjut ke tahun-tahun berikutnya dengan iPhone XR dan XS. Sekarang, Apple nambah satu lagi di kelas entry lewat iPhone 16e,” jelas Indra.

    iPhone 16e: Gerbang Masuk Ekosistem Apple?

    iPhone 16e diposisikan sebagai HP Apple paling terjangkau. Kehadirannya menggantikan posisi iPhone SE.

    “Ini cocok banget buat pengguna baru yang pengen nyobain ekosistem Apple pertama kalinya, atau pengguna yang fokus utamanya di chipset kencang buat pemakaian jangka panjang,” papar Indra.

    Menurutnya, pengguna tipe ini biasanya tidak terlalu mempermasalahkan absennya fitur-fitur premium seperti sistem dua atau tiga kamera canggih, kontrol kamera manual, layar ProMotion 120Hz, atau Dynamic Island.

    “Yang penting iPhone, kencang, dan awet,” tegasnya.

    Indra iTechLife Foto: dok PribadiiPhone 16 & 16 Plus – Kelas Menengah, Warna Ceria, Fitur Mumpuni

    Bagi pengguna yang mencari keseimbangan antara harga dan fitur, iPhone 16 dan 16 Plus adalah jawabannya. Dengan harga yang tidak semahal model Pro, duo ini menawarkan pilihan warna ceria dan fitur yang cukup mumpuni.

    Kamera 48MP dengan 2x digital telephoto zoom memberikan kualitas mendekati lensa optik, sehingga terasa seperti punya tiga kamera.

    “Walaupun masih pakai dual camera system, sekarang udah bisa dapetin feel seperti triple camera. Ini ideal banget buat content creator pemula, atau pengguna harian yang pengen battery life oke dan performa stabil tanpa harus keluar duit terlalu banyak,” tambahnya.,” ujar Indra.

    iPhone 16 Pro & Pro Max: Premium untuk Profesional

    Foto: Rifkianto Nugroho

    Inilah kasta tertinggi di setiap seri iPhone. “Pro model itu ibarat premium series-nya lah. Semua fitur paling lengkap dan canggih pasti ada di sini,” tegas Indra.

    Mulai dari layar ProMotion 120Hz, Always On Display, format video profesional AppleLog, kemampuan rekam video 4K 120fps, lensa telephoto 5x (setara 120mm), hingga chipset terbaru A18 Pro. “Bahkan finishing bodinya juga udah pasti yang paling premium, biasanya pakai material seperti titanium,” imbuhnya.

    Indra juga menyoroti bagaimana pilihan warna model Pro yang cenderung lebih ‘dewasa’ dan elegan seolah memberi identitas.

    “Warnanya seakan-akan ngasih tahu kalau model Pro ini memang untuk pengguna yang lebih ‘serius’ atau kalangan profesional,” katanya.

    Jadi Pilih Mana?

    Menurut Indra, Apple sengaja memberikan lima opsi untuk memenuhi berbagai kebutuhan dan anggaran. iPhone 16e untuk yang baru masuk ekosistem Apple, iPhone 16 & 16 Plus untuk pengguna kasual yang mau fleksibilitas, dan Pro model untuk yang butuh fitur maksimal.

    Ia juga berpesan, memilih iPhone tidak selalu soal harga tertinggi. Dari pengalaman bikin konten di YouTube, iPhone itu soal mengoptimalkan fitur yang ada.

    “Ngejar gengsi nggak ada habisnya, jadi pilih seri yang bener-bener pas buat kebutuhan kamu.” tandasnya.

    Jadi, kamu tim iPhone 16e, iPhone 16/16 Plus, atau langsung sikat Pro Max?

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video: Cek Daftar Harga Jajaran iPhone 16 di Indonesia”
    [Gambas:Video 20detik]
    (afr/afr)

  • Meta Hadapi Ancaman Serius di Pengadilan atas Akuisisi Instagram dan WhatsApp

    Meta Hadapi Ancaman Serius di Pengadilan atas Akuisisi Instagram dan WhatsApp

    JAKARTA — Meta Platforms, perusahaan induk Facebook, menghadapi sidang penting di Washington mulai Senin ini 14 April  dalam kasus yang menuduh perusahaan membentuk monopoli ilegal di sektor media sosial dengan mengakuisisi Instagram dan WhatsApp. Gugatan ini diajukan oleh Komisi Perdagangan Federal AS (FTC) dan berpotensi memaksa Meta untuk membubarkan atau menjual bagian-bagian bisnisnya.

    Akuisisi Instagram pada 2012 dan WhatsApp pada 2014 dinilai FTC sebagai upaya Meta untuk menyingkirkan pesaing yang berpotensi mengancam dominasi Facebook dalam menghubungkan pengguna dengan keluarga dan teman. Kasus ini diajukan pertama kali pada 2020 saat masa pemerintahan pertama Presiden AS, Donald Trump.

    Sidang ini diperkirakan berlangsung hingga Juli dan dinilai sebagai ujian besar terhadap komitmen pemerintahan Trump saat ini dalam menindak dominasi raksasa teknologi. Jika FTC menang, akan ada sidang lanjutan untuk menentukan apakah tindakan seperti penjualan Instagram atau WhatsApp akan efektif memulihkan persaingan.

    Ancaman Investasi Teknologi

    Kepala Divisi Hukum Meta, Jennifer Newstead, menyebut kasus ini lemah dan dapat menghambat investasi di sektor teknologi. Dalam blog-nya, ia menulis, “Sungguh absurd bahwa FTC ingin membubarkan perusahaan besar Amerika saat pemerintah justru sedang mencoba menyelamatkan TikTok yang dimiliki China.”

    Meta disebut menghasilkan sekitar setengah dari pendapatan iklan di AS dari Instagram. Menurut firma riset eMarketer, Instagram diperkirakan menghasilkan pendapatan sebesar 37,13 miliar dolar AS pada 2025, menjadikannya aplikasi dengan pendapatan per pengguna tertinggi dibanding platform lain.

    CEO Meta, Mark Zuckerberg, dijadwalkan akan memberikan kesaksian dalam persidangan ini. Ia akan ditanyai soal email lama yang menunjukkan niatnya mengakuisisi Instagram demi “menetralkan” ancaman terhadap Facebook, serta kekhawatiran bahwa WhatsApp bisa tumbuh menjadi jejaring sosial pesaing.

    Meta berdalih bahwa akuisisi tersebut justru memberi manfaat bagi pengguna dan kini menghadapi persaingan ketat dari TikTok milik ByteDance, YouTube milik Google, dan aplikasi pesan Apple.

    FTC Klaim Meta Kuasai Platform Sosial Privat

    FTC berpendapat Meta memonopoli platform berbagi dengan teman dan keluarga, di mana pesaing utamanya hanyalah Snapchat dan MeWe, aplikasi kecil berbasis privasi. Platform seperti X (Twitter), TikTok, YouTube, dan Reddit dinilai tidak sebanding karena fokusnya adalah siaran publik ke audiens luas berdasarkan minat.

    Hakim Distrik AS, James Boasberg, sebelumnya mengatakan FTC memiliki cukup bukti untuk melanjutkan kasus ini, namun tetap menghadapi “pertanyaan sulit” apakah klaim tersebut akan bertahan dalam proses persidangan.

    Meski WhatsApp belum menghasilkan banyak pendapatan, aplikasi ini memiliki jumlah pengguna harian terbanyak. Meta saat ini sedang meningkatkan monetisasi melalui layanan seperti chatbot bisnis. Zuckerberg menegaskan bahwa “business messaging” bisa menjadi pendorong utama pertumbuhan berikutnya bagi perusahaan.

    Kasus ini adalah satu dari lima gugatan besar yang menargetkan raksasa teknologi. Amazon dan Apple juga sedang digugat, sementara Google menghadapi dua kasus besar, termasuk sidang yang akan dimulai pekan depan terkait upaya pemerintah memaksa Google menjual browser Chrome-nya.

  • Perang Dagang Jilid Baru, Trump Targetkan Cip dan Elektronik, China Naikkan Bea 125 Persen – Halaman all

    Perang Dagang Jilid Baru, Trump Targetkan Cip dan Elektronik, China Naikkan Bea 125 Persen – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China kembali memanas.

    Presiden AS Donald Trump menegaskan bahwa tak ada satu pun negara yang akan lolos dari kebijakan tarif baru yang sedang disiapkan pemerintahannya.

    Melalui unggahan di platform Truth Social, Trump secara terang-terangan menyebut China sebagai negara yang paling buruk memperlakukan produk-produk Amerika.

    “TIDAK ADA satu pun yang bisa lolos dari tarif … terutama China yang sejauh ini memperlakukan kita dengan paling buruk!” tulisnya, dikutip dari AFP.

    Pernyataan ini muncul setelah China meminta AS mencabut tarif tinggi atas barang-barang mereka.

    Namun, pemerintahan Trump hanya memberikan pengecualian sementara terhadap produk teknologi seperti ponsel, laptop, dan perangkat elektronik lain—yang ironisnya sebagian besar diproduksi di China oleh perusahaan-perusahaan AS seperti Apple, Nvidia, dan Dell.

    Pada Minggu (13/4/2025), Trump menyatakan bahwa pengecualian itu tidak akan bertahan lama.

    Ia mengumumkan sedang meninjau seluruh rantai pasok elektronik dan akan menetapkan tarif baru dalam waktu dekat.

    “Kami sedang meninjau semikonduktor dan SELURUH RANTAI PASOK ELEKTRONIK,” ujarnya.

    Menteri Perdagangan AS, Howard Lutnick menambahkan bahwa tarif terhadap cip dan semikonduktor kemungkinan akan diberlakukan dalam satu hingga dua bulan.

    Menurut Trump, produk seperti ponsel dan komputer juga tidak akan sepenuhnya dikecualikan, karena nantinya akan dikenai tarif yang lebih spesifik.

    “Kami ingin membuat cip, semikonduktor, dan produk lainnya di negeri kami sendiri,” katanya kepada wartawan di Air Force One.

    Kebijakan baru ini langsung mengguncang pasar. Indeks S&P 500 dilaporkan turun lebih dari 10 persen sejak Trump kembali menjabat pada Januari lalu.

    Sektor teknologi sempat berharap akan selamat dari tekanan tarif, terutama setelah Gedung Putih mengumumkan pengecualian untuk produk-produk elektronik pada Jumat (11/4/2025).

    Namun harapan itu pupus setelah Lutnick menyatakan bahwa barang-barang tersebut tetap akan dikenakan tarif khusus dalam kebijakan lanjutan.

    Tarif baru ini akan difokuskan pada barang strategis seperti cip semikonduktor, produk farmasi, dan elektronik konsumen.

    Pemerintah AS bahkan telah menerbitkan daftar 20 kategori produk yang untuk sementara dikecualikan, termasuk komputer, cip memori, dan layar datar.

    Namun, Lutnick memastikan sektor-sektor ini tetap akan masuk dalam skema tarif khusus yang tengah disusun.

    Di sisi lain, China tidak tinggal diam. Beijing membalas dengan menaikkan bea masuk atas barang-barang AS hingga 125 persen.

    Kementerian Perdagangan China menyebut AS sebagai pihak yang harus bertanggung jawab meredakan ketegangan.

    “Lonceng yang tergantung di leher harimau hanya dapat dilepaskan oleh tangan yang pernah mengikatnya,” ujar juru bicara kementerian, menyinggung bahwa AS harus menjadi pihak yang menyelesaikan konflik ini.

    Di tengah ketegangan, sejumlah tokoh dan pengamat menyerukan agar kebijakan ini dikaji ulang.

    Investor kawakan Bill Ackman meminta Trump menunda penerapan tarif selama 90 hari dan menurunkan besaran tarif sementara menjadi 10 persen agar pasar tidak makin terguncang.

    Sementara itu, analis pasar Sven Henrich menyindir inkonsistensi kebijakan ekonomi Trump.

    “Sentimen pasar hari ini: Reli saham terbesar tahun ini akan terjadi pada hari Lutnick dipecat,” tulisnya di platform X.

    Dari sisi politik, Senator Elizabeth Warren menyebut kebijakan tarif Trump sebagai bentuk kekacauan dan korupsi ekonomi.

    “Ini bukan kebijakan tarif, melainkan kekacauan dan korupsi,” katanya di acara This Week (ABC).

    Dalam wawancara terpisah di Meet the Press, penasihat perdagangan Gedung Putih, Peter Navarro menyatakan AS telah mengundang China untuk bernegosiasi, tetapi juga menuding Beijing terlibat dalam rantai pasok fentanil yang mematikan.

    Perwakilan Dagang AS Jamieson Greer menegaskan belum ada rencana pembicaraan langsung antara Trump dan Presiden Xi Jinping.

    Ia menuding China sebagai pihak yang memicu konflik lewat tarif balasan, namun tetap membuka kemungkinan kesepakatan dagang dengan negara lain.

    “Tujuan saya adalah mencapai kesepakatan yang berarti sebelum 90 hari berakhir dan saya yakin kita akan mencapainya,” ujarnya dalam program Face the Nation di CBS.

    Meski begitu, kekhawatiran terhadap dampak ekonomi makin menguat.

    Pendiri hedge fund Bridgewater Associates, Ray Dalio, memperingatkan bahwa AS kini berada di ambang resesi.

    “Saat ini kita berada pada titik pengambilan keputusan yang krusial. Bila tidak ditangani dengan tepat, akibatnya bisa lebih buruk dari sekadar resesi,” ungkapnya kepada NBC.

    (Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

  • Trump Selamatkan Tiktok, Meta Terancam Diobrak-abrik

    Trump Selamatkan Tiktok, Meta Terancam Diobrak-abrik

    Jakarta, CNBC Indonesia – Meta masih menghadapi ancaman melepas Instagram dan WhatsApp. Perusahaan diketahui tengah menghadapi persidangan mulai hari Senin ini (14/4/2025) di Washington, AS.

    Instagram dan WhatsApp diakuisisi oleh induk perusahaan Facebook lebih dari satu dekade lalu. Namun Komisi Perdagangan Federal AS (FTC) mengatakan aksi tersebut menjadi cara Meta menyingkirkan pesaing untuk Facebook sebagai platform media sosial utama.

    Seperti dilansir Reuters, FTC berupaya Meta melakukan restrukturisasi atau menjual bisnisnya termasuk Instagram dan WhatsApp.

    CEO Meta Mark Zuckerberg diharapkan untuk bersaksi di persidangan tersebut. Reuters melaporkan kemungkinan Mark Zuckerberg akan ditanya soal email usulan akuisisi Instagram sebagai cara menghapuskan pesaing Facebook dan juga khawatir soal perkembangan WhatsApp.

    Sebelumnya Meta juga telah berpendapatan ucapan Zuckerberg di masa lalu tidak lagi relevan. Mengingat sekarang muncul persaingan ketat pada industri media sosial, seperti Tiktok, Youtube, hingga aplikasi pesan dari Apple.

    Persidangan ini terjadi saat presiden AS Donald Trump justru disebut-sebut berupaya menyelamatkan Tiktok, media sosial asal China, agar bisa beroperasi di negara tersebut. Dia diketahui beberapa kali menunda waktu penjualan platform oleh induk usahanya Bytedance.

    Ini juga yang diucapkan oleh kepala bagian hukum Meta, Jennifer Newstead. Dia juga menyebut kasus ini lemah dan menghalangi untuk investasi teknologi.

    “Tidak masuk akal FTC mencoba memecah perusahaan Amerika yang hebat, namun saat bersamaan pemerintah berusaha menyelamatkan Tiktok milik China,” tulisnya dalam unggahan di blog, dikutip dari Reuters, Senin (14/4/2025).

    Meta diketahui terus menerus berupaya mendekati Trump sejak terpilih kembali menjadi presiden AS kedua kalinya. Misalnya menolak moderasi konten dan menyumbang US$1 juta untuk pelantikan Trump.

    Mark Zuckerberg selaku CEO Meta juga diketahui mengunjungi Gedung Putih dalam beberapa minggu terakhir.

    Kasus ini merupakan satu dari lima kasus di mana FTC dan Departemen Kehakiman AS menuduh perusahaan Big Tech melakukan praktik monopoli ilegal. Amazon dan Apple adalah 2 perusahaan lain yang sedang berurusan dengan FTC. Lalu ada Alphabet yang menaungi Google.

    (dce)

  • Apple Bikin Perangkat Baru Pengganti iPhone, Cek Jadwal Rilisnya

    Apple Bikin Perangkat Baru Pengganti iPhone, Cek Jadwal Rilisnya

    Jakarta, CNBC Indonesia – Apple menyiapkan perangkat baru pengganti iPhone. Proyek kacamata pintar ‘Apple Glass’ dikatakan masih terus dikembangkan.

    Dalam newsletter Bloomberg, analis kawakan Mark Guman mengatakan teknologi realitas tertambah (Augmented Reality/AR) masih menjadi prioritas bagi CEO Apple Tim Cook untuk diproduksi di masa depan.

    Sebelumnya, Apple Vision Pro menjadi salah satu inovasi headset Apple yang menjadi sorotan publik. Meski penjualannya tidak sesuai ekspektasi, tetapi Apple belum menyerah dalam mengembangkan perangkat AR/VR yang menggabungkan kemampuan iPhone.

    Ke depan, Apple berambisi menghadirkan perangkat serupa Vision Pro, tetapi dalam versi lebih ringan dan compact berbentuk kacamata yang disebut Apple Glass.

    Gurman mengatakan Cook ingin produk Apple Glass tercipta dalam satu dekade ke depan, dikutip dari AppleInsider, Senin (14/4/2025).

    Menurut Gurman dalam newsletter-nya mengutip sumber dalam, Cook melakukan berbagai upaya sebisanya untuk mewujudkan kacamata pintar Apple.

    “Tim Cook tak peduli hal lain. Ia benar-benar menghabiskan waktunya untuk membentuk mengembangkan produk ini,” kata sumber dalam yang ditulis Gurman.

    Para engineer Apple memiliki prioritas utama untuk menandingi Meta dalam hal perangkat VR/AR. Meta saat ini sudah memimpin inisiatif headset, tetapi untuk kacamata pintar memang masih sangat menantang dan terbuka untuk kompetisi.

    Meta memang sudah meluncurkan kacamata pintar dengan menggandeng RayBan. Penggunaannya terbatas untuk mengambil gambar dan memanfaatkan teknologi AI.

    Namun, kacamata pintar RayBan yang dikembangkan Meta bukan seperti yang dibayangkan Cook untuk Apple Glass. Cook ingin Apple Glass benar-benar menyerupai fungsi Vision Pro, namun jauh lebih praktis secara desain.

    Untuk menciptakan Apple Glass seperti impian Cook memang bukan hal mudah. Secara singkat, Apple ingin ada kemampuan untuk menampilkan tampilan layar tertambah seperti Vision Pro, tetapi tidak bulky. Selain itu, perangkat itu juga harus memiliki kapabilitas audio dan pemrosesan yang mumpuni.

    Untuk mewujudkannya, perlu dilakukan rancangan desain yang super hati-hati dan efisien. Jika nantinya tercapai, Apple bisa kembali memimpin dalam inovasi perangkat wearable. Tentu saja, jika Apple tak keduluan dengan Meta. Kita tunggu saja!

    (fab/fab)

  • Saham Apple Hingga Nvidia Melonjak Tajam Usai Trump Tunda Tarif Pajak Barang Elektronik – Halaman all

    Saham Apple Hingga Nvidia Melonjak Tajam Usai Trump Tunda Tarif Pajak Barang Elektronik – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Mayoritas saham perusahaan elektronik dilaporkan rebound, melesat ke puncak tertinggi usai Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menunda tarif pajak untuk untuk ponsel, komputer, dan barang elektronik konsumen populer lainnya.

    Dalam pernyataanya resminya yang dirilis akhir pekan kemarin, Trump Penangguhan tarif berlaku untuk barang elektronik konsumen, termasuk barang elektronik China dari tarif 125 persen, dan tarif tetap 10 persen di seluruh dunia.

    Namun penangguhan ini hanya bersifat sementara, Trump mengatakan dalam postingan di Truth Social bahwa produk-produk ini masih tunduk pada Tarif Fentanil 20 persen yang ada, dan mereka hanya pindah ke ’ember’ Tarif yang berbeda.

    “Penangguhan hanya bersifat sementara saya akan tetap mengenakan tarif pada barang elektronik konsumen. Tidak ada yang lolos begitu saja,’” kata Trump dalam unggahan media sosialnya.

    Kendati penundaan hanya di berlakukan sementara, akan tetapi pengumuman ini telah membawa angin segar bagi perusahaan elektronik lantaran pelonggaran tersebut memberi sinyal adanya keterbukaan untuk berunding dengan perusahaan-perusahaan terkait cakupan tarif sektoralnya untuk semikonduktor.

    Usai penangguhan tarif diberlakukan saham-saham teknologi naik dilaporkan naik, seperti misalnya Saham Apple Inc. yang melesat naik lebih dari 6 persen persen.

    Disusul Nasdaq 100 berjangka yang melonjak lebih dari 2,3 persen pada awal jam perdagangan Asia hari Senin (14/4/2025).

    Di Taiwan, perusahaan perakit iPhone, Hon Hai Precision Industry Co. juga ikut terkerek naik sebanyak 7,1 persen. Sementara Produsen komponen Korea Selatan LG Innotek Co, yang mendapatkan sebagian besar pendapatannya dari Apple, melonjak sebanyak 8,9 persen.

    Menyusul yang lainnya, Pemasok Nvidia Corp, Advantest Corp juga rebound 6, persen di Tokyo dan Indeks saham teknologi Asia naik sebanyak 2,6 persen. Pergerakan positif ini lantas mendorong kebangkitan bursa Wall Street.

    Di bursa AS Indeks S&P 500 naik 5,70 persen. Kinerja ini menjadi yang terbaik sejak 3 November 2023, termasuk indeks Dow Jones Industrial Average melesat 4,95 persen. Serta Nasdaq Composite yang ikut naik 7,29 persen

    “Kami berada di posisi yang jauh lebih baik daripada hari Jumat dan para investor teknologi. sekarang dapat bernapas lega,” tulis analis Wedbush, Daniel Ives, dalam sebuah catatan dikutip dari The Guardian.

  • Brand Lokal Hadirkan Aksesoris iPhone Bersertikasi MFi, Janjikan Garansi 3 Tahun – Page 3

    Brand Lokal Hadirkan Aksesoris iPhone Bersertikasi MFi, Janjikan Garansi 3 Tahun – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Di tengah banyaknya pengguna iPhone yang belum menyadari pentingnya sertifikasi Made for iPhone (MFI), brand lokal Apply hadir sebagai solusi dengan menghadirkan charger iPhone bersertifikasi resmi dari Apple.

    Untuk diketahui, sertifikasi MFI menjadi jaminan bahwa aksesori Apple yang digunakan telah lolos uji keamanan dan tidak membahayakan perangkat.

    “Kami menemukan fakta banyak pengguna iPhone tidak menyadari charger non-resmi bisa menyebabkan kerusakan baterai atau overheating. Karena itulah, kami hadir untuk memberikan solusi dan kenyamanan bagi pengguna,” ujar Ilham Razi, pemilik Apply, dalam keterangan resmi di Jakarta, Senin (14/4/2024).

    Menurutnya, charger MFI dari Apply diklaim telah melewati pengujian Apple dan terbukti kompatibel dengan seluruh model iPhone.

    Tak hanya itu, produk ini juga dilengkapi garansi hingga tiga tahun, menawarkan kemudahan tukar unit tanpa proses berbelit jika terjadi kerusakan.

    Tak hanya charger, Apply juga memproduksi beragam aksesori lain seperti powerbank, headset, dan produk lainnya yang dirancang khusus mengikuti kebutuhan pengguna iPhone.

    “Jika charger-nya rusak, bisa ditukar dan kami akan langsung menggantinya. Kami ingin pengguna merasakan kenyamanan dalam menggunakan produk kami,” tutur Razi menambahkan.

    Untuk menjangkau generasi muda yang aktif di media sosial, Apply memilih memasarkan produk-produknya di TikTok Shop dan Shopee. Strategi ini disesuaikan dengan karakter target pasar yang akrab dengan platform digital dan belanja online.

    Tidak hanya itu, Apply juga ingin membangun identitas sebagai brand lokal yang mengerti kebutuhan pengguna iPhone besutan Apple di Indonesia.

    “Kami ingin dikenal sebagai brand yang mengerti kebutuhan pengguna Apple dengan harga terjangkau dan layanan premium,” ujar Razi menutup pernyataan. 

  • Perang Dagang Jilid Baru, Trump Targetkan Cip dan Elektronik, China Naikkan Bea 125 Persen – Halaman all

    Trump Hapus Tarif Barang Elektronik China, Tiongkok: Itu Langkah Kecil AS Perbaiki Kesalahannya – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Kementerian Perdagangan China mengatakan Beijing sedang menilai dampak keputusan pemerintah Amerika Serikat (AS) untuk memberikan pengecualian tarif pada perangkat elektronik, yang sebagian besar berasal dari China.

    Kementerian tersebut menggambarkan keputusan tersebut sebagai langkah kecil AS untuk mengoreksi kesalahan mereka di tengah perang dagang.

    Pemerintahan Presiden AS Donald Trump telah memutuskan untuk memberikan pengecualian tarif pada telepon pintar, komputer, dan impor elektronik lainnya, yang sebagian besar berasal dari China.

    Hal ini memberikan peluang besar bagi perusahaan teknologi seperti Apple, yang mengandalkan produk impor.

    “Keputusan pemerintah AS merupakan langkah kecil AS untuk memperbaiki praktik salahnya dalam menerapkan tarif imbalan secara sepihak,” kata Kementerian Perdagangan China dalam sebuah pernyataan pada Minggu (13/4/2025).

    “Hanya orang yang memasang lonceng di leher harimau yang dapat melepaskannya,” lanjutnya, seperti diberitakan Al Jazeera.

    Melalui pernyataannya, China mendesak AS untuk mengambil langkah besar dalam mengoreksi apa yang disebutnya sebagai kesalahannya dan menghapus tarif dagang sepenuhnya.

    Trump Bebaskan Tarif Impor Elektronik China, usai Naikkan Tarif Impor 145 Persen

    Dalam pemberitahuan kepada perusahaan pelayaran, Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan AS (CBP) menerbitkan daftar kode bea cukai yang akan dibebaskan dari bea masuk, dan pengecualian ini akan berlaku surut sejak tanggal 5 April.

    Artinya barang-barang yang masuk sejak 5 April sudah dianggap mendapat pengecualian bea masuk, meskipun pengumuman atau aturannya baru keluar pada Jumat (11/4/2025) malam.

    CBP memasukkan sekitar 20 produk dalam daftar, termasuk semua komputer, laptop, disk drive, dan perangkat pemrosesan data otomatis, termasuk perangkat semikonduktor, peralatan, chip memori, dan layar panel datar.

    Pemberitahuan itu tidak menyertakan penjelasan mengenai langkah pemerintahan Trump.

    Namun, keringanan tersebut disambut baik oleh perusahaan teknologi besar AS, termasuk Apple, Dell, dan banyak importir lainnya.

    Langkah Trump juga membebaskan barang elektronik ini dari tarif dasar 10 persen atas barang-barang dari sebagian besar negara kecuali China, sehingga mengurangi biaya impor semikonduktor dari Taiwan dan iPhone yang diproduksi Apple di India.

    Sebelumnya, sebuah memo dari CBP menyatakan pengecualian ini terutama menargetkan produk elektronik yang diimpor dari China, meskipun pemerintahan Trump sebelumnya telah mengenakan tarif sebesar 145 persen pada impor China.

    Sementara itu, Trump mengatakan akan menjelaskan alasannya mengecualikan barang-barang tersebut pada hari Senin (14/4/2025).

    “Saya akan memberikan jawaban itu pada hari Senin. Kami akan menjelaskannya secara spesifik pada hari Senin … kami menerima banyak uang, sebagai sebuah negara, kami menerima banyak uang,” kata Trump pada Sabtu (12/4/2025) ketika ditanya tentang alasannya untuk mengecualikan barang-barang tersebut yang diimpor dari China.

    Langkah ini menunjukkan upaya yang jelas dari pemerintah AS untuk mengurangi dampak negatif tarif pada pasar elektronik konsumen, terutama mengingat sulitnya merelokasi jalur produksi barang-barang ini ke Amerika Serikat, sebuah proses yang menurut Bloomberg dapat memakan waktu beberapa tahun.

    (Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

  • Ecommerce China Dilarang Masuk RI, Nasibnya Makin Memprihatinkan

    Ecommerce China Dilarang Masuk RI, Nasibnya Makin Memprihatinkan

    Jakarta, CNBC Indonesia – Aplikasi Temu dan Shein sempat dikabarkan akan mengekspansi layanan di Indonesia. Bahkan, keduanya sudah sempat muncul di toko aplikasi Apple dan Google di Tanah Air.

    Namun, pemerintah langsung melakukan intervensi dengan melarang dua aplikasi itu beroperasi di Indonesia. Pasalnya, Temu dan Shein memiliki bisnis model yang disebut bisa membunuh UMKM lokal.

    Keduanya menjual barang langsung dari produsen di China ke konsumen akhir, tanpa ada perantara. Hal ini membuat harga jualnya sangat murah dan tidak membuka ruang kompetisi yang sehat dengan produsen lokal.

    Di negara lain, Temu dan Shein mendulang popularitas karena barang yang ditawarkan jauh di bawah harga pasar. Kendati demikian, eksistensi Temu dan Shein terancam tumbang gara-gara kebijakan tarif resiprokal yang ditetapkan Presiden AS Donald Trump.

    Trump menetapkan tarif sebesar 145% untuk barang impor dari China. Sebelumnya, Trump juga merencanakan penghapusan kebijakan de minimis yang selama ini dimanfaatkan oleh Temu dan Shein untuk beroperasi di AS.

    Kebijakan de minimis membebaskan barang-barang impor senilai kurang dari US$800 dari tarif dan prosedur bea cukai. Hal ini membantu Temu dan Shein untuk menjaga harga tetap rendah dan meraih pangsa pasar.

    Menurut laporan Reuters, bisnis impor-ekspor yang melibatkan skema e-commerce lintas negara (cross border) memiliki nilai 2,63 triliun yuan (Rp6.039 triliun). Potensi nilai tersebut terancam lenyap dihantap penghapusan de minimis dan lebih luas tarif resiprokal Trump.

    Pedagang China Ramai-ramai Kabur dari AS

    Bukan cuma Temu dan Shein yang terancam, tetapi juga raksasa e-commerce asal AS. Para penjual asal China yang selama ini mengandalkan platform seperti Amazon mulai menaikkan harga dan berencana hengkang dari pasar AS.

    Wang Xin, kepala Shenzhen Cross-Border E-Commerce Association, yang mewakili lebih dari 3.000 penjual Amazon, menyebut kenaikan tarif ini sebagai pukulan yang belum pernah terjadi sebelumnya.

    Menurutnya, struktur biaya produksi dan distribusi kini terguncang, membuat banyak pelaku usaha sulit bertahan di pasar AS.

    “Ini bukan sekadar soal pajak. Tetapi juga seluruh struktur biaya juga akan terbebani,” jelas Wang, dikutip dari Reuters.

    Ia menambahkan bahwa tarif tersebut juga dapat menyebabkan penundaan bea cukai dan biaya logistik yang lebih tinggi.

    China merupakan sumber dari sekitar setengah penjual di Amazon, dengan lebih dari 100.000 bisnis asal Shenzhen saja menyumbang pendapatan hingga US$ 35,3 miliar per tahun. Namun kini, banyak dari mereka mempertimbangkan untuk hengkang.

    Dari lima penjual yang diwawancarai Reuters, tiga di antaranya berencana menaikkan harga hingga 30% untuk pasar AS, sementara dua lainnya akan menarik diri sepenuhnya dari pasar tersebut.

    Salah satunya, Dave Fong, yang menyatakan dirinya akan membiarkan stok habis dan mengurangi belanja iklan Amazon, yang sebelumnya menyerap hingga 40% dari pendapatan AS-nya.

    Ketergantungan Amazon pada penjual China menempatkannya dalam posisi rentan. Tanpa alternatif pasar dengan daya beli sebesar AS, produsen China menghadapi risiko perang harga yang lebih sengit di wilayah lain, yang bisa berujung pada penurunan profitabilitas secara global.

    Reuters melaporkan tak ada negara lain yang menandingi daya konsumsi AS. Membatasi produksi negara-negara lain untuk memenuhi kebutuhan konsumsi AS dikhawatirkan akan meningkatkan risipo perang harga di antara eksportir China.

    Dave Fong yang menjual produk dari tas sekolah hingga speaker Bluetooth mengatakan akan menaikkan harga jual di AS hingga 30%. Ia mengatakan akan menghabiskan invetori barang yang tersisa dan mengurangi pengeluaran iklan di Amazon. Ia mengatakan selama ini biaya iklan di Amazon mengambil sekitar 40% dari pendapatannya di AS.

    “Untuk kami dan banyak orang, sudah tak bisa lagi bergantung pada pasar AS. Ini sangat jelas,” kata Fong.

    “Kami harus mengurangi investasi dan mengalokasikan lebih banyak sumber daya ke wilayah lain seperti Eropa, Kanada, Meksiko, dan wilayah lain di seluruh dunia,” ia menuturkan.

    Brian Miller yang menjual barang di Amazon dari Shenzhen selama 7 tahun mengatakan ia tak punya alasan lagi untuk mengembangkan produk-produk baru di tengah iklim tarif saat ini.

    Ia mengatakan pedagang lain mau tak mau akan menaikkan harga jual secara signifikan dengan mengandalkan inventoris yang ada hingga habis dalam 1 hingga 2 bulan ke depan.

    “Saya tidak melihat skenario, jika keadaan tidak berubah, bahwa melayani AS dari China masih layak dan manufaktur yang melayani AS harus dipindahkan ke negara lain seperti Vietnam, atau Meksiko,” kata Miller.

    Wang mengatakan dampak tarif AS akan berpengaruh besar ke bisnis kecil dan manufaktur. Hal ini bisa menambah tingkat pengangguran di China.

    (fab/fab)

  • Cara Ganti Kartu SIM ke eSIM di HP Tanpa Perlu ke Gerai

    Cara Ganti Kartu SIM ke eSIM di HP Tanpa Perlu ke Gerai

    Jakarta, CNBC Indonesia – Salah satu inovasi dari teknologi telekomunikasi adalah embedded Subscriber Identity Module (eSIM).

    Di Indonesia, migrasi eSIM sendiri kini dipercepat oleh Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) dengan menerbitkan Peraturan Menteri Nomor 7 Tahun 2025 tentang pemanfaatan eSIM dalam penyelenggaraan telekomunikasi.

    Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid mengatakan, saat ini migrasi ke eSIM belum bersifat wajib. Namun, Komdigi sangat menganjurkan masyarakat dengan perangkat yang sudah mendukung eSIM untuk segera beralih.

    “Ini demi keamanan data pribadi dan perlindungan terhadap penyalahgunaan identitas,” kata Meutya.

    Untuk diketahui, pergantian operator dan aktivasi layanan eSIM dapat dilakukan dengan cepat melalui HP pengguna tanpa perlu kunjungan ke gerai fisik.

    Lantas, bagaimana cara ganti eSIM di HP?

    Berikut cara menambahkan eSIM di HP, dirangkum CNBC Indonesia dari berbagai sumber, Senin (14/4/2025).

    Cara menambahkan eSIM di HP Samsung Galaxy

    Beberapa ponsel seri Galaxy telah mendukung penggunaan eSIM. Anda dapat menggunakan jaringan seluler setelah mengaktifkan eSIM. Untuk mengaktifkan eSIM, ikuti langkah-langkah di bawah ini:

    Buka aplikasi Pengaturan, dan pilih menu KoneksiGulirkan lalu klik pengelola SIM atau SIM ManagerKetuk Tambah eSIMLalu akan muncul dua pilihan yakni scan dengan kode QR atau mencari jaringan eSIM (search for eSIMs).Jika Anda sudah memiliki kode QR yang diberikan oleh pihak operator jaringan, pindai kode QR tersebut.eSIM akan diunduh secara otomatis dan diaktivasi pada perangkat Samsung Galaxy Anda.

    Cara mengganti eSIM di iPhone

    Mengutip laman Apple Support, Anda dapat menggunakan kode QR dari operator untuk mengatur eSIM di iPhone.

    Ganti eSIM pakai kode QR

    Pertama, Anda perlu menghubungi operator untuk mendapatkan kode QR. Setelah itu, ikuti langkah-langkah berikut:

    Buka app Kamera dan pindai kode QRKetuk pemberitahuan Paket Seluler Terdeteksi yang munculJika Anda menggunakan iPhone dengan iOS 17.4 atau versi lebih baru dan Anda menerima kode QR dari operator melalui email atau dari halaman web operatorKemudian, pilih dan tahan kode QRLalu ketuk Tambah eSIM.Ketuk Lanjutkan di bagian bawah layarKlik Tambahkan Paket Seluler.Jika Anda diminta untuk memasukkan kode konfirmasi untuk mengaktifkan eSIM, masukkan nomor yang diberikan oleh operator

    Cara lain aktifkan eSIM di iPhone

    Beberapa operator mungkin mengirimkan tautan, bukan kode QR, untuk mengunduh eSIM.

    Di iPhone dengan iOS 17.4 atau versi lebih baru, ketuk tautan untuk mengatur eSIM AndaSaat pemberitahuan Aktifkan eSIM Baru muncul, ketuk Izinkan.Klik Lanjutkan di bagian bawah layar.Jika operator mendukung pengaktifan eSIM menggunakan app, unduh app operator dari App Store, lalu ikuti petunjuknya.

    (dem/dem)