brand merek: Apple

  • Tinggalkan Sketsa Manual, Ini Alasan Didiet Maulana Pilih iPad untuk Berkarya – Page 3

    Tinggalkan Sketsa Manual, Ini Alasan Didiet Maulana Pilih iPad untuk Berkarya – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Dalam dunia kreatif bergerak cepat, kemampuan untuk beradaptasi terhadap teknologi sudah menjadi keharusan. Didiet Maulana, desainer busana kenamaan Indonesia, membagikan pengalamannya beralih dari sketsa manual ke iPad.

    “Di awal itu memang merasakan kayaknya lebih original saja kalau pakai sketsa,” ujar Didiet, mengenang masa awalnya. Namun, seiring waktu, ia menyadari untuk maju, perlu dibantu teknologi.

    Founder IKAT Indonesia ini juga mengatakan, iPad bukan hanya mempertahankan, tetapi justru memperkuat esensi kreativitasnya saat mendesain.

    “Seperti yang tadi aku bilang, teknologi ini nanti pelan-pelan akan menjadi background, tapi akan tetap ke depan itu adalah kreativitas kita,” jelasnya.

    Walau saat ini menggunakan iPad, alumni S1 Arsitektur Universitas Katolik Parahyangan tersebut masih tetap mengawali proses desain dari sketsa tangan, lalu memindainya ke iPad untuk pengembangan lebih lanjut.

    Keunggulan lainnya yang dia rasakan dengan ekosistem Apple ini adalah efisien dalam berkolaborasi dengan tim. “Jadi lebih cepata ya, karena asisten desainerku semuanya menggunakan iPad. Jadinya kita bisa bicara dengan bahasa sama,” kata Didiet.

    Ia menekankan, kemudahan dalam melakukan perubahan desain di ekosistem Apple secara langsung menjadi faktor penting dalam mempertahankan kualitas karya.

    “Misalnya klien ada yang, ‘aduh aku agak nggak suka nih sama warnanya’, aku bisa langsung ubah warnanya sesuai dengan keingin klien, tanpa harus merusak misalnya sketsa awal atau desain awal,” jelasnya.

     

  • China Siapkan Taktik Baru, Cegah Apple Lari ke India

    China Siapkan Taktik Baru, Cegah Apple Lari ke India

    Jakarta, CNBC Indonesia – Apple mempercepat rencananya untuk memindahkan produksi iPhone ke India setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan tarif tinggi pada Hari Pelantikannya. Namun, China berupaya menghambat proses pemindahan itu.

    Menurut laporan Financial Times, Apple berencana untuk memasok seluruh iPhone yang dijual di Amerika Serikat dari India pada akhir 2026. Langkah ini menunjukkan keseriusan Apple dalam mengurangi ketergantungan terhadap China.

    Berdasarkan data International Data Corporation, Amerika Serikat menyumbang sekitar 28% dari 232,1 juta unit pengiriman global iPhone pada tahun 2024. Artinya, Apple harus memproduksi lebih dari 60 juta iPhone per tahun di India untuk mencapai target tersebut.

    Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, Apple perlu menggandakan kapasitas produksi iPhone di India. Selama ini, perusahaan telah membangun fasilitas manufaktur bersama kontraktor Tata Electronics dan Foxconn.

    Dorongan mempercepat produksi di India terjadi setelah Trump memberlakukan tarif hingga 125% terhadap impor dari China. Meskipun Trump mengumumkan penangguhan tarif baru selama 90 hari pekan ini, ancaman pembatasan perdagangan tetap membayangi.

    Apple kini berupaya memperbesar jejak manufakturnya di India lebih agresif dari sebelumnya. Reuters melaporkan bahwa sejak Maret, Apple telah menyewa enam penerbangan kargo untuk mengirimkan sekitar 600 ton iPhone dari India ke Amerika Serikat.

    Untuk mendukung pengiriman tersebut, Apple bekerja sama dengan otoritas India untuk membuka “koridor hijau” di Bandara Chennai. Inisiatif ini memangkas waktu proses bea cukai dari 30 jam menjadi hanya enam jam.

    Apple juga memperluas jam operasional pabrik terbesar Foxconn di India hingga mencakup hari Minggu untuk meningkatkan produksi. Upaya ini menunjukkan betapa pentingnya India dalam strategi diversifikasi Apple.

    Namun, otoritas China tampaknya berusaha menghambat upaya Apple untuk memperluas produksi di India. The Information melaporkan bahwa pejabat China menunda atau bahkan memblokir pengiriman peralatan manufaktur iPhone ke India tanpa alasan yang jelas.

    Waktu persetujuan ekspor peralatan dari China ke India kini melonjak dari dua pekan menjadi hingga empat bulan. Penundaan ini memperlambat proses pemindahan kapasitas produksi Apple.

    Dalam satu kasus, otoritas China dilaporkan menolak izin ekspor mesin yang diperlukan untuk produksi percobaan iPhone 17 ke India. Akhirnya, pemasok Apple tersebut mendirikan perusahaan bayangan di Asia Tenggara untuk mengakali hambatan tersebut.

    Saat ini, sekitar 20% produksi iPhone Apple sudah dilakukan di India. Meski begitu, The Information melaporkan bahwa Apple menargetkan untuk memindahkan sekitar 50% produksi iPhone-nya keluar dari China dalam jangka panjang.

    Perubahan besar ini menjadi langkah bersejarah bagi Apple, yang selama hampir dua dekade membangun basis manufakturnya di China. Basis tersebut sebelumnya menjadi kunci pertumbuhan Apple hingga menjelma menjadi perusahaan bernilai triliunan dolar.

    (pgr/pgr)

  • Kisah Stephanie Regina Bangun Agensi Pasca Korporat Dibantu Teknologi

    Kisah Stephanie Regina Bangun Agensi Pasca Korporat Dibantu Teknologi

    Jakarta

    Stephanie Regina bukan nama asing di dunia branding. Sebelum mendirikan Haloka Talks dan Haloka Creativ, ia meniti karier sebagai Brand Manager di perusahaan FMCG ternama. Pengalaman ini membentuk visi membangun agensi yang membantu brand menemukan purpose unik di pasar.

    Dari kantor kecil di Jakarta hingga kini berekspansi ke Yogyakarta dengan klien besar, perjalanan Stephanie penuh inspirasi. Yang menarik, ekosistem Apple, dari MacBook hingga iPhone, menjadi pendamping setia dalam transisinya dari profesional korporat ke entrepreneur sukses.

    Membangun Visi dari Pengalaman FMCG

    Di FMCG, Stephanie belajar bahwa brand yang kuat bukan hanya soal profit, tetapi juga purpose yang membangun ikatan emosional dengan audiens. “Di perusahaan sebelumnya, semua brand punya purpose yang jelas. Itu membuat komunikasi lebih dekat dengan audiens,” ungkapnya.

    Visi ini ia bawa ke Haloka Creativ, agensi yang fokus membantu klien menemukan posisi unik melalui strategi branding berbasis purpose. Berawal dari membuat konten sharing seputar branding, Stephanie kemudian memberanikan diri mendirikan agensinya sendiri.

    Perjalanan bisnisnya dimulai dari Yogyakarta, namun kini ia telah memiliki tim yang berkembang pesat di Jakarta dan melayani banyak klien ternama.

    Stephanie Regina. Foto: Adi Fida Rahman/detikinet

    Ekosistem Apple Dukung Transisi yang Mulus

    Menariknya, teknologi memainkan peran penting dalam transisi karier dan pertumbuhan bisnis Stephanie. Ia menceritakan bagaimana ekosistem Apple, khususnya MacBook, memfasilitasi langkah awalnya sebagai entrepreneur.

    Stephanie awalnya mengaku bukan pengguna Apple. iPhone 11-hadiah dari mantan pacar yang kini jadi suami-adalah perangkat pertamanya. Kini, ia menggunakan iPhone 16 untuk membuat konten dan berkomunikasi dengan klien.

    Saat memulai bisnis, ia pun beralih ke MacBook dan merasakan kemudahan transisi yang luar biasa. “Begitu aku pindah pakai MacBook, transitioning-nya gampang banget, cepat banget, langsung mudah dipakai,” kenang perempuan yang kerap disapa Hannie ini.

    MacBook kini menjadi andalannya untuk brainstorming dengan aplikasi Freeform dan Notes, sementara iPad Mini menggantikan buku catatan untuk mencatat ide di mana saja.

    Ekosistem Apple memungkinkan Stephanie menjaga alur kerja seamless. Fitur AirDrop dan iCloud mempermudah kolaborasi tim, seperti berbagi desain antar anggota tim dengan cepat. Saat meeting online, kamera 12MP pada MacBook dengan fitur Center Stage dan Desk View membuatnya tampil profesional, bahkan saat ia bergerak atau ingin menunjukkan dokumen. Fitur iPhone Mirroring juga jadi game-changer.

    “Saya bisa drag-and-drop file dari iPhone ke MacBook untuk edit konten, bahkan upload Instagram Story langsung dari MacBook,” ungkap lulusan Prasetiya Mulya Business School ini.

    Cerita tentang transformasi Haloka Group pun belum berhenti di sini. Bersama timnya, Stephanie kini aktif mengeksplorasi berbagai inovasi baru, termasuk memanfaatkan ekosistem Apple untuk mempercepat kolaborasi, produksi konten, hingga memperkuat branding klien.

    (afr/fyk)

  • Taktik China Cegah Apple Pindahkan Pabrik iPhone ke India

    Taktik China Cegah Apple Pindahkan Pabrik iPhone ke India

    Jakarta

    Apple berencana memindahkan perakitan semua iPhone yang dijual di Amerika Serikat dari China ke India. Saat ini, perusahaan tersebut masih merakit sebagian besar iPhone-nya di Tiongkok.

    Hal ini berpotensi terjadi tahun depan, di mana Apple berupaya mengurangi ketergantungannya pada China setelah meningkatnya ketegangan perdagangan dan aturan tarif antara AS dan China saat ini.

    Saat ini, Apple menjual lebih dari 60 juta iPhone per tahun di AS, yang nantinya akan diproduksi di India. Jika benar, hal itu tentu merugikan China. Dalam beberapa tahun terakhir, Apple telah berinvestasi secara signifikan di China untuk membangun lini produksi mutakhir.

    Apple memanfaatkan jaringan manufaktur di China, seperti Luxshare Precision Industry dan Foxconn. Pabrik-pabrik ini tersebar di kota-kota seperti Zhengzhou, yang juga dikenal sebagai Kota iPhone. iPhone juga dibuat di kota lain seperti Wuhan, Shenzhen, Kunshan, Beijing, Tianjin, Huizhou, dan Guangzhou.

    Namun, China dikenai tarif AS hingga 145%. Meski pemerintah AS menyatakan bersedia kompromi dan dilaporkan mempertimbangkan menurunkan sebagian tarif ini, rantai pasokan Apple di China masih dapat terpengaruh.

    Pemerintah China sendiri tampaknya tidak rela Apple akan memindahkan banyak produksi Phone ke India. The Information membocorkan awal tahun ini, otoritas China menolak mengizinkan salah satu pemasok peralatan Apple di China mengekspor mesin ke India yang dibutuhkan Apple untuk uji coba produksi iPhone 17.

    Namun pemasok mesin itu tak kurang akal. “Pemasok itu mendirikan perusahaan di Asia Tenggara untuk membeli mesin tersebut. Setelah sampai di negara Asia Tenggara, peralatan itu dikirim ke pabrik di India yang dioperasikan Foxconn, perusahaan Taiwan yang membuat sebagian besar iPhone Apple di China,” tulis The Information.

    Mereka melaporkan bahwa dalam banyak kasus, otoritas China menunda atau memblokir pengiriman peralatan iPhone ke India tanpa penjelasan. Menurut sumber, Foxconn mengalami bahwa waktu persetujuan dari otoritas China untuk mengekspor peralatan pembuatan iPhone dari pabrik-pabriknya di China ke pabrik-pabrik di India meningkat dari dua minggu menjadi empat bulan.

    Di India, dikutip detikINET dari Euro News, Apple meningkatkan fasilitas manufaktur dengan Foxconn dan Tata Electronics. Mereka mendirikan fasilitas di negara bagian India selatan seperti Karnataka dan Tamil Nadu. Foxconn juga memiliki pabrik di Hyderabad, yang fokus pada manufaktur AirPods.

    Beberapa pemasok Apple lain, seperti Pegatron Technology India dan Wistron juga memiliki fasilitas produksi di India. Namun mengingat besarnya pasar iPhone AS, kemungkinan Apple perlu lebih meningkatkan investasinya di fasilitas manufaktur India, untuk memenuhi permintaan dan mengurangi ketergantungan pada China.

    (fyk/fyk)

  • iPhone yang Dijual di AS bakal Dibuat di India, Demi Hindari Tarif Trump – Page 3

    iPhone yang Dijual di AS bakal Dibuat di India, Demi Hindari Tarif Trump – Page 3

    Perlu diketahui, Apple memang begitu bergantung dengan Tiongkok sebagai pusat manufaktur produk iPhone mereka. Apple memproduksi iPhone hingga Mac dan wearable melalui pihak ketiga, dalam hal ini salah satunya Foxconn.

    Sayangnya, ketergantungan terhadap produksi di Tiongkok juga membuat Apple rentan terhadap berlakunya tarif perdagangan yang tinggi, yang belum lama ini diberlakukan oleh Presiden AS Donald Trump.

    Pada awal April, Apple telah berupaya untuk menyetok iPhone di Amerika Serikat dengan mengirimkan beberapa ton atau setidaknya jutaan unit iPhone dengan pesawat langsung dari India. Langkah ini dilakukan segera setelah Trump menabuh genderang perang dagang AS dan Tiongkok.

  • Top 3: Apple Bakal Pindahkan Produksi iPhone AS ke India – Page 3

    Top 3: Apple Bakal Pindahkan Produksi iPhone AS ke India – Page 3

    Harga emas anjlok 2% pada Jumat, 25 April 2025. Seiring koreksi harga emas hari ini Jumat, 25 April 2025 waktu setempat mendorong kinerja mingguan merosot karena dolar Amerika Serikat (AS) yang menguat.

    Selain itu, sentimen negatif lain yang bebani harga emas dipicu meredanya ketegangan perdagangan AS dan China setelah laporan China telah membebaskan beberapa barang AS dari tarifnya.

    Mengutip CNBC, Sabtu (26/4/2025), harga emas di pasar spot turun 1,7% menjadi USD 3.290,43 per ounce pada pukul 3.17 PM ET. Harga emas batangan terpangkas 1,25% pekan ini.

    Di sisi lain, harga emas berjangka AS melemah 1,6% menjadi USD 3.299. “Penurunan tarif yang nyata berdampak negatif pada harga emas. Namun, sejauh ini kami belum melihat likuidasi yang substansial,” ujar Commodity Strategisty TD Securities, Daniel Ghali.

    “Namun, kami tahu mereka terus membeli saat harga sedang turun selama beberapa sesi terakhir, jadi kami pikir emas dapat melanjutkan kenaikannya,” ia menambahkan.

     

    Berita selengkapnya baca di sini

  • Semua iPhone yang Dijual di AS akan Made in India

    Semua iPhone yang Dijual di AS akan Made in India

    Jakarta

    Tarif impor baru yang ditetapkan Presiden Amerika Serikat Donald Trump memaksa Apple memikirkan ulang rantai produksi iPhone. Bahkan Apple dilaporkan akan memindahkan produksi semua iPhone yang dijual di AS dari China ke India.

    Menurut laporan The Financial Times, Apple berencana memproduksi 60 juta iPhone yang ditujukan untuk konsumen di AS di India pada akhir tahun 2026. Mimpi yang ambisius ini mengharuskan Apple menggandakan kapasitas produksi iPhone saat ini di India.

    Apple pertama kali memproduksi iPhone di India pada tahun 2017, dan pada akhir tahun 2023 mereka berkomitmen untuk memproduksi 50 juta iPhone di Negeri Sungai Gangga dalam waktu tiga tahun.

    Dengan mempertimbangkan hal itu, angka tersebut hanya perlu ditingkatkan sebesar 10 juta unit untuk mencapai target baru 60 juta unit.

    Saat ini sebagian besar iPhone diproduksi di China oleh mitra Apple seperti Foxconn. AS merupakan pasar terbesar iPhone yang menyumbang sekitar 28% dari seluruh pengapalan global iPhone yang mencapai 232,1 juta unit pada tahun 2024.

    Pergeseran ini terjadi di tengah konflik dagang antara AS dan China yang kembali memanas. Presiden Trump belum lama ini menetapkan tarif sebesar 145% untuk semua produk yang diimpor dari China, namun kemudian berubah pikiran dan akan mengecualikan produk seperti ponsel dan laptop dari tarif.

    Sebaliknya, India hanya dikenakan tarif impor sebesar 10%. Namun, India masih bisa dikenakan tarif sebesar 26% setelah masa tenggang 90 hari dicabut, seperti dikutip dari Engadget, Sabtu (26/4/2025).

    Apple kabarnya telah menerbangkan enam pesawat berisi iPhone dari India ke AS untuk menghindari tarif. Total ada 600 ton iPhone yang dikirimkan, yang diperkirakan mencapai 1,5 juta unit dengan nilai mencapai USD 2 miliar.

    Tujuan Trump menetapkan tarif gila-gilaan untuk impor dari luar negeri adalah untuk memindahkan produksi ke AS. Namun banyak pakar yang mengatakan mimpi itu sulit diwujudkan, terutama untuk industri elektronik.

    (vmp/vmp)

  • Tim Robotik Apple Pindah dari Divisi AI, Tanda Tim Cook Tak Lagi Percaya pada Giannandrea?

    Tim Robotik Apple Pindah dari Divisi AI, Tanda Tim Cook Tak Lagi Percaya pada Giannandrea?

    JAKARTA – Apple kembali melakukan perombakan internal besar-besaran. Setelah penundaan memalukan terhadap peluncuran fitur Apple Intelligence yang kontekstual, kini muncul kabar bahwa tim robotik Apple dipindahkan dari divisi AI/ML yang dipimpin John Giannandrea ke divisi perangkat keras (hardware) yang dipimpin oleh John Ternus.

    Laporan dari Bloomberg mengungkap bahwa CEO Apple, Tim Cook, tampaknya mulai mengubah arah strategis perusahaan terkait pengembangan kecerdasan buatan. Perubahan ini terjadi tak lama setelah tim Siri dipindahkan ke bawah kepemimpinan Mike Rockwell, bos Vision Pro, dalam upaya menghidupkan kembali asisten digital tersebut.

    Meskipun posisi John Giannandrea sebagai SVP (Senior Vice President) AI dan ML tidak berubah secara resmi, perpindahan ini menandai adanya pergeseran kepercayaan dan prioritas. Kini, tim Giannandrea akan fokus membangun model AI dasar yang menjadi fondasi untuk teknologi masa depan seperti robot dan Siri, namun dengan peran yang lebih terpisah dari tim lainnya.

    Beberapa sumber menyebutkan bahwa langkah ini bisa menjadi awal dari pembubaran total divisi AI dan ML. Ada spekulasi bahwa Tim Cook bisa saja memindahkan Giannandrea ke posisi baru, atau bahkan mendorongnya keluar dari perusahaan.

    Langkah ini disebut sebagai upaya untuk memastikan bahwa tim AI tidak bekerja terlalu luas, dan bahwa pengembangan hardware seperti robotika dapat difokuskan secara optimal di bawah kepemimpinan Ternus.

    Apple Rethink: AI Bukan Lagi Produk, Tapi Fondasi

    Perubahan ini juga mencerminkan filosofi baru Apple terhadap AI — bukan sebagai produk terpisah, tetapi sebagai infrastruktur inti. Seperti perbandingan antara aplikasi dan sistem operasi, AI diposisikan sebagai dasar yang mendukung berbagai layanan Apple, bukan sebagai entitas mandiri.

    Misalnya, lengan robotik yang dikembangkan Apple memang menggunakan AI untuk interaksi dan pengolahan data, tetapi perangkat keras itu sendiri bukanlah AI. Hal yang sama berlaku untuk Siri yang memanfaatkan AI untuk menjawab pertanyaan, tetapi belum menjadi sistem AI murni seperti LLM (large language model).

    Apakah pendekatan ini membutuhkan tim khusus untuk membangun model AI dasar, atau tiap divisi bisa membangun model mereka sendiri, masih menjadi pertanyaan besar. Waktu akan menjawab ke mana arah strategi Apple ini dan apakah Giannandrea akan tetap bertahan.

  • HP iPhone Saling Bunuh, Seri 16 Pro Jadi Tak Laku

    HP iPhone Saling Bunuh, Seri 16 Pro Jadi Tak Laku

    Jakarta, CNBC Indonesia – iPhone 16e, yang dipasarkan dengan harga lebih ramah di kantong, menjadi penyelamat bagi Apple. Menurut laporan firma riset CIRP, 7% dari seluruh penjualan iPhone 16 di AS pada kuartal pertama 2025 berasal dari varian ini.

    Padahal, iPhone 16e baru dirilis pada Februari 2025, namun dalam waktu dua bulan saja, sudah menunjukkan angka penjualan yang mengesankan.

    Di Indonesia, iPhone 16e dijual mulai Rp12,5 juta untuk model 128GB, menawarkan spesifikasi canggih seperti prosesor A18, fitur Apple Intelligence, kamera 48MP dengan zoom digital 10x, FaceID, dan chip internal C1 yang meningkatkan efisiensi.

    Dikutip dari CultofMac, Sabtu (26/4/2025), penjualan iPhone 16e melampaui iPhone SE yang merupakan seri murah iPhone sebelumnya. Hal ini kemungkinan turut disokong kondisi ekonomi yang tidak menentu dan membuat warga AS lebih memilih membeli produk ‘murah’.

    Data CIRP menunjukkan seri iPhone 16 secara keseluruhan berkontribusi terhadap 74% penjualan total iPhone di AS pada kuartal pertama 2025. Kendati demikian, ada konsekuensi yang harus ditanggung.

    iPhone 16 Pro Jadi Tak Laku?

    Banyaknya peminat iPhone 16e membuat pembeli iPhone 16 Pro menurun. Seri iPhone 16 Pro hanya berkontribusi terhadap 17% dari total penjualan iPhone pada kuartal pertama 2025.

    Persentase tersebut jauh lebih rendah ketimbang penjualan iPhone 15 Pro yang menyumbang 22% total penjualan iPhone pada kuartal pertama 2024.

    Secara total, seri iPhone 16 Pro dan Pro Max berkontribusi terhadap 38% penjualan iPhone di kuartal pertama 2025. Sementara itu, penjualan seri iPhone 15 Pro dan Pro Max berkontribusi lebih besar, yakni 45% terhadap penjualan iPhone di kuartal pertama 2024.

    Untuk iPhone 16 reguler, penjualannya berkontribusi terhadap 20% total penjualan iPhone di kuartal pertama 2025. Angka itu naik 6% dibandingkan kinerja penjualan iPhone 15 reguler pada kuartal pertama 2024.

    (dce)

  • iPhone hingga MacBook, Dua Pengusaha Muda Ini Membawa Brand Lokal Tembus Pasar Global! – Page 3

    iPhone hingga MacBook, Dua Pengusaha Muda Ini Membawa Brand Lokal Tembus Pasar Global! – Page 3

    Dalam kegiatan sehari-hari, Stephanie mengandalkan iPad mini untuk mendukung mobilitas kreatifnya. “iPad mini itu ringkas, mudah dibawa ke mana-mana,” jelasnya.

    Dengan Apple Pencil dan aplikasi Freefrom, ia mencatat ide-ide spontan, membuat sketsa desain, hingga mengubahnya menjadi file PDF untuk dibagikan ke tim.

    “Fitur-fitur ini sangat membantu menjaga alur kerja tetap sederhana namun produktif,” tambahnya. Bagi dirinya, iPad mini bukan sekadar tablet, melainkan alat kreatif menghubungkan ide dan realisasi.

    Hal ini terbukti ketika Stephanie dan timnya mengerjakan proyek rebranding kedai mi lokal dari Yogyakarta. Menggunakan brand audit untuk memahami kekuatan dan kelemahan brand, semua data dikumpulkan melalui MacBook.

    “Setelah terkumpul, kita proses informasi dan data yang didapat dan dibagikan ke tim menggunakan iCloud. Airdrop itu seperti darah dalam sistem tubuh kami,” ungkapnya.

    Setelah audit, tim bergerak ke tahap ‘creative recommendation’ dengan menciptakan logo baru, palet warna segar, hingga strategi sosial media relevan. Semua dikerjakan di ekosistem Apple