brand merek: Apple

  • Qualcomm Proyeksi Pendapatan di Bawah Ekspetasi Imbas Tarif Trump dan Peralihan Apple

    Qualcomm Proyeksi Pendapatan di Bawah Ekspetasi Imbas Tarif Trump dan Peralihan Apple

    Bisnis.com, JAKARTA — Perancang chip seluler, Qualcomm, memperkirakan pendapatan kuartal III/2025 yang tidak memenuhi ekspektasi imbas perang dagang yang dipicu oleh Presiden AS Donald Trump dan langkah Apple yang mulai mengadopsi chip buatannya sendiri.

    Chief Financial Officer Qualcomm, Akash Palkhivala mengatakan kepada analis setelah pengumuman hasil kinerja perusahaan, bahwa perkiraan kuartal ketiga Qualcomm mencerminkan dampak tarif “seperti yang berlaku saat ini.” 

    Namun, dia juga menekankan bahwa situasi ini dapat berubah dengan cepat seiring perkembangan tensi perdagangan AS-China.

    “Kami tidak melihat dampak material dan langsung yang signifikan – ada dampak [kebijakan tarif] langsung yang lebih kecil dan beberapa perubahan kecil dalam permintaan,(Sulit) bagi kami untuk memprediksinya,” kata Palkhivala dikutip dari Reuters, Kamis (1/5/2025). 

    Qualcomm memperkirakan pendapatan kuartal ketiga sedikit di bawah perkiraan Wall Street, dengan ekspektasi permintaan chip ponsel pintar yang lesu. 

    Selain itu, Apple, yang dikenal sebagai pelanggan terbesar Qualcomm, juga telah mulai memproduksi chip modemnya sendiri. 

    Para analis memperkirakan Apple akan membeli lebih sedikit modem dari Qualcomm seiring dengan diperkenalkannya chip buatan sendiri ke lebih banyak produknya.

    Saham Qualcomm, yang sebelumnya telah turun lebih dari 3% sepanjang tahun ini, kembali merosot 6% dalam perdagangan setelah penutupan pasar. 

    Para investor menunjukkan kekhawatiran terhadap gejolak perdagangan global.

    Saat ini, chip Qualcomm dikecualikan dari tarif tinggi yang diberlakukan Trump. Namun, perlambatan pertumbuhan ekonomi kemungkinan akan menekan permintaan. 

    Dalam pengajuan sekuritas pada Rabu, Qualcomm menyatakan ketidakpastian mengenai dampak tarif dan “tindakan terkait” lainnya terhadap bisnisnya.

    Analis Summit Insights Group, Kinngai Chan, berpendapat bahwa “ketidakpastian tarif pasti akan berdampak pada prospek pendapatan Qualcomm karena perusahaan ini terpapar pada pasar akhir ponsel pintar, IoT konsumen, dan otomotif.”

    Untuk kuartal fiskal saat ini, perusahaan yang berbasis di San Diego, California ini memperkirakan kisaran penjualan dengan titik tengah $10,3 miliar, di bawah perkiraan rata-rata analis sebesar $10,35 miliar, menurut data yang dikumpulkan oleh LSEG.

    Qualcomm (QCOM.O), merupakan pemasok chip modem terbesar di dunia yang menghubungkan ponsel pintar ke jaringan data nirkabel.

  • Peluncuran iPhone 17 Air Semakin Dekat, Ini Bocoran Desain dan Spesifikasinya! – Page 3

    Peluncuran iPhone 17 Air Semakin Dekat, Ini Bocoran Desain dan Spesifikasinya! – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Apple rumornya bakal merombak susunan model ponsel mereka saat peluncuran iPhone 17 series pada September 2025 mendatang.

    Salah satu varian paling menarik perhatian adalah iPhone 17 Air, disebut-sebut bakal menggantikan varian Plus dari generasi sebelumnya.

    Berbeda dari model sebelumnya, iPhone 17 Air diposisikan sebagai iPhone tertipis yang pernah dibuat Apple, sekaligus menjadi opsi paling ringan di antara jajaran iPhone 17 lainnya.

    Tanggal Rilis iPhone 17 Air

    Apple memang belum mengonfirmasi kapan tanggal iPhone 17 series diluncurkan. Namun, mengacu pada tradisi perusahaan, iPhone 17 Air, bersama dengan iPhone 17, iPhone 17 Pro, dan iPhone 17 Pro Max debut pada September 2025.

    Rumor juga menyebutkan ponsel baru milik raksasa teknologi berbasis di Cupertino tersebut mungkin bisa saja tampil di ajang WWDC 2025.

    Banyak pihak meyakini, hal ini merupakan bagian dari strategi teaser Apple untuk menarik perhatian pasar tentang ponsel paling tipis buatannya.

    Desain Super Tipis dan Layar 120Hz

    Salah satu paling menonjol dan bikin penasaran dari iPhone 17 Air adalah desainnya. HP Apple ini diklaim memiliki ketebalan hanya 5,5mm hingga 6mm, jauh lebih tipis dibandingkan iPhone 16 yang hanya 7,8mm.

    Apple juga menyematkan layar OLED 6,6 inci dengan teknologi Promotion dan refresh rate 120Hz, sebagaimana dikutip dari 9to5Mac, Kamis (1/5/2025).

    Spesifikasi iPhone 17 Air

    Lalu bagaimana dengan spesifikasi iPhone 17 Air? Kemungkinan besar, ponsel baru ini akan ditenagai oleh chipset A19 dan sudah menggunakan modem 5G buatan mereka sendiri.

    Alih-alih memakai modem C1 seperti iPhone 16 series, iPhone 17 Air bakal memperkenalkan modem buatan Apple sendiri, yaitu C2.

     

  • China Kabarnya Melunak, Bikin Daftar Produk AS Bebas Tarif Tinggi

    China Kabarnya Melunak, Bikin Daftar Produk AS Bebas Tarif Tinggi

    Jakarta

    Tensi Perang dagang China dan Amerika Serikat (AS) nampaknya mulai menurun. China dikabarkan mulai melunak terhadap AS dengan membuat daftar pengecualian produk AS yang kena tarif tinggi 125%.

    Hal itu diungkap dua sumber yang mengetahui persoalan tersebut. Langkah ini disebut sebagai upaya meringankan dampak perang dagang dengan Negeri Paman Sam. Melansir Reuters, Rabu (30/4/2025), China telah memberikan pengecualian tarif pada produk tertentu termasuk obat-obatan tertentu, microchip, dan mesin pesawat terbang asal AS.

    Otoritas China sebelumnya telah meminta perusahaan di China untuk mengidentifikasi barang-barang penting yang dirasa butuh pembebasan pungutan tarif tinggi. Namun, sampai saat ini belum ada pernyataan resmi soal daftar barang yang dibebaskan dari tarif impor.

    Pendekatan diam-diam ini memungkinkan China mempertahankan pesan kekuatan di depan publik dalam perang dagang dengan AS. China telah berulang kali menyatakan akan berjuang sampai titik darah penghabisan hingga AS mencabut tarif 145%.

    Sebuah perusahaan obat yang menjual obat-obatan buatan AS di China kabarnya sempat dihubungi oleh pemerintah Shanghai Pudong pada hari Senin tentang daftar bebas tarif tersebut. Perusahaan tersebut sebelumnya juga telah melobi untuk pengecualian tarif karena mengandalkan teknologi AS untuk beberapa produknya.

    Selain daftar barang yang sudah disebutkan di atas, secara khusus China juga membebaskan tarif impor etana dari AS. Perusahaan pengolahan etana utama di China telah meminta pembebasan tarif dari Beijing karena AS adalah satu-satunya pemasok etana.

    Sebelumnya, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump juga sempat membebaskan tarif tinggi 125% untuk beberapa barang elektronik dari China.

    Smartphone, komputer, semikonduktor, dan beberapa barang elektronik lainnya dikecualikan sepenuhnya dari tarif tinggi yang memicu perang dagang. Dilansir dari Reuters, hal ini diyakini dapat memberikan keringanan besar bagi perusahaan teknologi seperti Apple, Dell Technologies, dan banyak perusahaan teknologi AS yang bergantung pada produk impor untuk produknya.

    Pertengahan April lalu, Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan AS (U.S. Customs and Border Protection) menerbitkan daftar kode tarif yang dikecualikan dari pajak impor, dengan efek retroaktif atau berlaku surut sejak 5 April 2025.

    Daftar tersebut menampilkan 20 kategori produk, termasuk kode 8471 yang umum untuk semua komputer, laptop, drive disk, dan pemrosesan data otomatis, mencakup perangkat semikonduktor, peralatan, chip memori, dan layar panel datar.

    Tindakan tersebut juga mengecualikan barang elektronik tertentu dari tarif dasar 10% yang diterapkan Trump secara umum untuk barang-barang dari sebagian besar negara selain China. Langkah ini dipastikan dapat mengurangi biaya impor untuk semikonduktor dari Taiwan dan iPhone Apple yang diproduksi di India.

    (hal/hns)

  • Xiaomi TV A Pro Series 2026 Siap Hadir di Indonesia, Harga Mulai Rp 3 Jutaan – Page 3

    Xiaomi TV A Pro Series 2026 Siap Hadir di Indonesia, Harga Mulai Rp 3 Jutaan – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Xiaomi bersiap memperkenalkan lini TV terbaru mereka untuk pasar Indonesia dalam waktu dekat. Rencananya, deretan TV anyar tersebut akan diluncurkan pada 5 Mei 2025.

    Dengan tagline ‘Smart Living, Immersive Viewing’, Xiaomi TV A Pro Series 2026 dirancang untuk memberikan pengalaman hiburan rumah kelas premium. Ada empat pilihan ukuran layar yang akan diperkenalkan yakni 43 inci, 55 inci, 65 inci, dan 75 inci.

    “Hadirnya Xiaomi TV A Pro Series 2026 menegaskan komitmen kami dalam menghadirkan inovasi yang bermakna dan dapat diakses oleh lebih banyak masyarakat Indonesia,” tutur Marketing Director Xiaomi Indonesia Andi Renreng dalam siaran pers yang diterima, Kamis (1/5/2025).

    Salah satu keunggulan utama Xiaomi TV A Pro Series 2026 terletak pada teknologi visual dan audionya. Hadir dengan layar 4K QLED dan dukungan HDR10+, TV Xiaomi ini disebut mampu menampilkan warna lebih hidup dan detail tajam.

    Tak hanya itu, bagi para gamer dan penggemar hiburan, TV Xiaomi ini mendukung refresh rate 120Hz, Game Boost Mode via HDMI, serta teknologi MEMC untuk memastikan tampilan gambar tetap mulus dan responsif.

    Sementara untuk urusan audio, Xiaomi menghadirkan dukungan Dolby Audio, DTS:X dan DTS Virtual X untuk menghadirkan suaran yang jernih dan lebih kaya.

    Xiaomi TV A Pro 2026 tampil dengan desain metal bezel-less ultra-slim, sehingga bisa menawarkan kesan modern dan elegan.

    Smart TV ini dilengkapi dengan platform Google TV, serta dukungan Google Cast dan Apple AirPlay 2. Fitur ini memudahkan pengguna mengakses berbagai konten favorit, berbagi layar dari perangkat lain, hingga mengontrol ekosistem rumah pintar.  

  • Google Play Store Catat Penurunan Jumlah Aplikasi hingga 47%, Ada Apa?

    Google Play Store Catat Penurunan Jumlah Aplikasi hingga 47%, Ada Apa?

    Bisnis.com, JAKARTA — Google Play Store, toko aplikasi milik Google,  mengalami penurunan sekitar 47% dalam jumlah aplikasi yang tersedia di platform sejak tahun 2024.

    Melansir dari Techcrunch, Rabu (30/4/2025) berdasarkan laporan terbaru dari penyedia intelijen aplikasi Appfigures, jumlah aplikasi di Google Play turun dari sekitar 3,4 juta menjadi hanya 1,8 juta atau sekitar 47%.

    Laporan ini menunjukkan bahwa penyusutan tersebut bukan bagian dari tren industri secara umum. Sebagai perbandingan, Apple App Store justru mengalami sedikit peningkatan jumlah aplikasi dalam periode yang sama, dari 1,6 juta menjadi 1,64 juta.

    Penurunan tajam di Google Play diperkirakan merupakan hasil dari kebijakan baru yang mulai diberlakukan pada pertengahan 2024. 

    Google meningkatkan standar kualitas minimum untuk aplikasi, dengan menargetkan aplikasi-aplikasi yang dianggap tidak memiliki fungsi jelas, konten terbatas, atau sekadar salinan dari file statis seperti teks dan PDF. 

    Aplikasi yang hanya menawarkan satu wallpaper atau tidak memiliki fitur khas aplikasi pun kini dilarang oleh Google Play.

    Selain standar kualitas yang diperketat, Google juga memperluas proses verifikasi pengembang, menerapkan uji coba aplikasi wajib untuk akun baru, dan memperbesar proporsi peninjauan manusia dalam proses evaluasi aplikasi.

    Google mengonfirmasi bahwa kebijakan barunya berkontribusi langsung pada penurunan jumlah aplikasi.

    Google juga mengklaim bahwa mereka telah mencegah 2,36 juta aplikasi melanggar kebijakan untuk dipublikasikan sepanjang tahun 2024. Lebih dari 158.000 akun pengembang juga telah diblokir karena mencoba menerbitkan aplikasi berbahaya.

    Tak hanya itu, perubahan kebijakan di Uni Eropa juga menjadi salah satu faktor yang memicu penghapusan aplikasi, khususnya aturan baru yang mengharuskan pengembang untuk mencantumkan informasi status pedagang seperti nama dan alamat. 

    Aplikasi yang tidak mematuhi aturan yang sudah ditetapkan akan otomatis dihapus dari Google Play Store di wilayah UE.

    Meski jumlah aplikasi menurun, Appfigures mencatat bahwa volume rilis aplikasi baru justru meningkat sebesar 10.400 atau naik 7,1% dibandingkan tahun lalu hingga April 2025.

  • Xiaomi TV A Pro Series 2026, Pakai 4K QLED Harganya Mulai Rp 3 Jutaan

    Xiaomi TV A Pro Series 2026, Pakai 4K QLED Harganya Mulai Rp 3 Jutaan

    Jakarta

    Xiaomi TV A Pro Series 2026 hadir mulai Rp 3 jutaan. Smart TV ini mengusung teknologi 4K QLED dan cocok bahkan untuk gaming.

    Xiaomi TV A Pro menyuguhkan empat ukuran TV dengan bezel tipis. Ada Xiaomi TV A Pro 43″ yang dihargai Rp 3.599.000, Xiaomi TV A Pro 55″ dengan Rp 5.499.000, Xiaomi TV A Pro 65″ yang dibanderol Rp 7.499.000, dan Xiaomi TV A Pro 75″ dengan Rp 11.999.000.

    “Kami ingin menghadirkan inovasi bagi siapa saja, karena itu dalam beberapa tahun terakhir kami konsisten mengeluarkan rangkaian AI. Kami ingin kehidupan modern, mudah dan nyaman bisa dicapai bantuan perangkat teknologi yang bukan cuma cerdas dan canggih tapi juga praktis,” ujar Falencia Naoenz, Public Relations Manager Xiaomi Indonesia, Rabu (30/4/2025).

    Nah, karena itu, Xiaomi menghadirkan banyak upgrade signifikan dibanding sebelumnya dengan kehadiran Xiaomi TV A Pro Xiaomi TV A Pro Series 2026. Keunggulan yang paling disorot adalah peningkatan pada teknologi display dengan 4K QLED dan motion smoothing technology.

    Kami pun mencoba untuk menggunakan TV tersebut untuk bermain game racing. Permainan terlihat mulus, berjalan smooth dan lebih realistis. Ditambah 120Hz refresh rate di bawah game boost mode via HDMI untuk ukuran 50″ ke atas.

    Remote Smart TV Xiaomi TV A Pro 2026 Series. Foto: Aisyah Kamaliah/detikINET

    Menariknya, tampilan layar auto berbeda ketika dipakai untuk menonton film dengan ‘film maker mode’. Ada juga blue light filter yang membuat pengalaman nonton Netflix jadi lebih nyaman di mata, terutama di kamar dengan minim pencahayaan.

    Xiaomi TV A Pro 2026 Series membawa ‘film maker mode’. Foto: Aisyah Kamaliah/detikINET

    Spek Xiaomi TV A Pro Series 2026

    Display 4K QLED

    Bluelight Filter

    Dolby Audio, DTS:X, dan Virtual X

    Google TV, Google Cast, dan dukungan Apple AirPlay 2

    Chromecast Built-in

    RAM 2 GB

    Konektivitas: Wi-Fi 2.4GHz/5GHz, Bluetooth 5.0.

    “Bodinya juga ramping dan tipis jadi kesannya elegan, mudah dipadupadankan dengan berbagai style rumah yang diinginkan,” tutur Falencia.

    Pembelian Xiaomi TV A Pro Series 2026 dimulai pada 5 Mei 2025 pada pembelian di kanal resmi online mi.com, Blibli, Lazada, Shopee, TikTok Shop, dan Tokopedia. Pembelian offline dapat dilakukan per 25 Mei di Xiaomi Authorized Store dan Erafone.

    (ask/fay)

  • iPhone 17 Pro Batal Dapat Layar Anti-Pantulan, Kenapa Bisa Begitu? – Page 3

    iPhone 17 Pro Batal Dapat Layar Anti-Pantulan, Kenapa Bisa Begitu? – Page 3

    Langkah Apple dalam memperkenalkan iPhone 16E di awal tahun ini memunculkan spekulasi menarik di kalangan pengamat teknologi.

    Dengan hadirnya seri E ini menimbulkan pertanyaan apakah Apple bakal merilis iPhone E baru setiap tahun?

    Menurut analisis terkemuka dari Bloomberg, Mark Gurman, Apple sendiri belum mengambil keputusan final terkait strategi ini.

    Menurutnya, langkah cerdas Apple adalah memasarkan lini iPhone 16, bukan sebagai iPhone SE baru. Dan ini memberikan daya tarik lebih di pasar Tiongkok, jadi Apple belum membuat keputusan akhir.

    Jika Apple memutuskan untuk meluncurkan iPhone 17E, kemungkinan besar perangkat ini bakal debut pada periode akhir musim dingin atau awal musim semi (sekitar Februari), mengikuti pola waktu rilis model iPhone SE sebelumnya dan iPhone 16E saat ini. 

  • Android Vs iOS, Mana yang Lebih Aman?

    Android Vs iOS, Mana yang Lebih Aman?

    Jakarta

    Mengenai keamanan smartphone, banyak pengguna yang masih bingung antara memilih perangkat Android atau iOS. Lantas, mana yang lebih aman di antara keduanya?

    Keamanan adalah salah satu hal penting bagi pengguna smartphone. Sebab, semakin maraknya kejahatan siber membuat orang-orang khawatir soal data pribadinya, sehingga ingin mencari smartphone yang aman.

    Namun, beberapa orang masih kebingungan saat memilih smartphone antara perangkat berbasis Android atau iOS. Di antara keduanya, mana yang lebih aman? Simak pembahasannya dalam artikel ini.

    Android atau iOS, Mana yang Lebih Aman?

    Jurnalis Cybernews, Ernestas Naprys pernah melakukan sebuah eksperimen untuk menguji sistem operasi mana yang lebih aman. Ia menggunakan sebuah iPhone SE dan sebuah ponsel Android merek Samsung, tapi tidak disebutkan model apa. Kedua HP tersebut kemudian di-factory reset sebelum dilakukan pengujian.

    Kedua ponsel tersebut lalu diunduh 100 aplikasi teratas di App Store dan Play Store Jerman, kemudian didiamkan sambil menghitung berapa kali ponsel tersebut menghubungi server yang berada di luar negeri, serta di mana lokasi server tersebut. Ia menggunakan layanan private DNS dari NextDNS untuk memantau sambungan servernya.

    Selama lima hari, Naprys menyebut jika iPhone menghubungi server eksternal rata-rata 3.308 setiap harinya, sedangkan ponsel Android hanya menghubungi 2.323 server setiap hari ketika didiamkan selama tiga hari.

    Meski iPhone lebih banyak menghubungi server, tapi bukan berarti perangkat iOS berbahaya. Menurut Cybernews, server-server yang dihubung iPhone ini berasal dari sejumlah negara yang tergolong aman. Sementara itu, server yang dihubungi oleh Android rata-rata berasal dari negara yang tidak bersahabat dalam hal keamanan siber.

    Sebanyak 60% server yang dihubungi oleh iPhone adalah server punya Apple yang merupakan bagian dari proses kerja iOS. Sedangkan hanya 24% dari server yang dihubungi Android merupakan milik Google, sementara sisanya milik pihak ketiga.

    Sebagai contoh, iPhone menghubungi server di Rusia milik Alibaba satu kali setiap harinya, sementara Android menghubungi server di Rusia 13 kali setiap hari. Bahkan, pernah tercatat ada 39 kali sambungan ke server tersebut dalam periode tiga hari.

    Selama pengujian, iPhone sama sekali tidak menghubungi server yang berlokasi di China. Sementara itu, Android rata-rata menghubungi server di China lima kali setiap harinya.

    Cybernews meyakini jika hal tersebut ada kaitannya dengan daftar 100 aplikasi teratas yang diunduh di App Store dan Play Store. Mengapa?

    Soalnya, 100 aplikasi teratas di App Store tidak ada yang masuk kategori adware, sementara di Android kebanyakan aplikasi tersebut tergolong adware, seperti aplikasi senter, generator prank, dan PDF viewer yang dianggap mencurigakan.

    Dari pengujian tersebut, Apple dinilai punya kebijakan lebih ketat untuk para developer yang memasukkan aplikasinya ke App Store daripada kebijakan Google untuk aplikasi Android di Play Store.

    Naprys juga membandingkan aplikasi TikTok di iPhone dan Android. Di iPhone, TikTok hanya mencoba menghubungi server 36 kali selama lima hari. Sedangkan di perangkat Android, TikTok mencoba menghubungi server 800 kali setiap harinya.

    Begitupun dengan Facebook, percobaan menghubungi ke server di iPhone hanya 20 kali per hari. Sementara di Android hampir mencapai 200 kali setiap harinya.

    Namun sebaliknya, Snapchat lebih aktif di iPhone dengan 100 permintaan setiap hari, sedangkan di perangkat Android tidak mencoba menghubungi server tersebut sama sekali.

    Secara geografis, lokasi server yang paling banyak dihubungi dalam waktu per hari yaitu:

    Amerika Serikat: 679 kaliSwedia: 468 kaliJerman: 136 kaliIrlandia: 96 kaliPolandia: 79 kali.

    Pada umumnya, aktivitas jaringan yang lebih tinggi dapat dikategorikan sebagai aktivitas mencurigakan. Bisa berarti aplikasi yang tidak berfungsi semestinya atau proses-proses nakal yang berjalan di background, termasuk aktivitas berbahaya.

    Perlu diingat, catatan DNS memang tidak dapat memberikan gambaran yang lengkap terhadap aktivitas ponsel karena hanya mengungkap server apa yang dihubungi dan seberapa sering server tersebut dihubungi. Jadi, data yang dikirim atau diterima server tersebut tidak bisa diketahui.

    Dari hasil pengujian keamanan oleh Cybernews, tidak ada jawaban pasti untuk pertanyaan soal mana perangkat yang lebih aman antara Android atau iOS. Pengguna bisa mempertimbangkan saja dari temuan uji coba yang dilakukan Cybernews dan kemana preferensi akan berlabuh: iPhone atau Android.

    “Tanpa meneliti setiap paket data dengan teliti di aplikasi iPhone, tidak mungkin untuk mengetahui hal tersebut. Ini bisa saja hanya berisi laporan crash atau bisa juga berisi data rahasia anda,” tulis mereka.

    Penjelasan mereka soal ponsel Android yang diuji juga kurang lebih sama. Namun, ada satu hal yang dianggap cukup berbahaya, yakni terlalu banyak aplikasi yang meminta akses-akses privasi, termasuk akses ke jaringan internet.

    “Tanpa meneliti setiap paket data dengan teliti di aplikasi iPhone, tidak mungkin untuk mengetahui hal tersebut. Ini bisa saja hanya berisi laporan crash atau bisa juga berisi data rahasia anda,” jelasnya.

    Pihak Cybernews juga mengkonfirmasi jika aktivitas pengiriman data yang berisi lokasi, diagnostik, dan berbagai data lainnya dikategorikan sebagai aktivitas yang dapat dipercaya, selama perusahaan yang ada di balik aplikasi tersebut juga bisa dipercaya.

    (ilf/fds)

  • Apple Hancur Lebur, Jualan iPhone Makin Susah

    Apple Hancur Lebur, Jualan iPhone Makin Susah

    Jakarta, CNBC Indonesia – Kinerja Apple menjadi sorotan para investor karena penjualan iPhone diperkirakan kembali turun untuk kuartal kedua (Q2) 2025.

    Di tengah ancaman tarif dagang baru dari Amerika Serikat (AS), Apple dinilai makin kesulitan menjual iPhone, terutama di pasar penting seperti China.

    Padahal Apple sempat mendapatkan angin segar berkat peluncuran iPhone 16e yang lebih murah pada awal tahun. Namun, itu belum cukup untuk mengangkat total angka penjualan.

    Mengutip laporan Reuters, analis Wall Street memperkirakan, penjualan iPhone pada kuartal Januari-Maret 2025 justru akan mencatatkan penurunan tipis. Di China, laporan Canalys menunjukkan penjualan iPhone di Q1 2025 anjlok 8% secara tahun-ke-tahun (YoY). Namun, di pasar global kinerjanya tumbuh 4% YoY menurut laporan Counterpoint, didorong kinerja moncer dari penjualan iPhone 16e.

    Tekanan terbesar perusahaan datang dari dua sumber, yakni ketidakpastian tarif impor antara AS dan China, serta ketertinggalan Apple dalam perlombaan teknologi kecerdasan buatan (AI).

    “Tarif itu ibarat pedang bermata dua bagi Apple, mengancam, mengganggu, dan sarat muatan politik,” ujar Eric Schiffer, Chairman Patriarch Organization, perusahaan ekuitas swasta yang memegang saham Apple.

    Selama ini, Apple memproduksi sekitar 90% perangkatnya di China. Sementara rencana tarif baru dari AS bisa berdampak pada biaya produksi dan margin keuntungan.

    Untuk mengurangi risiko, Apple mulai mengalihkan sebagian produksi ke India. Namun langkah ini tidak murah dan butuh waktu.

    Masalah tidak berhenti di situ. Apple juga tertinggal dalam mengembangkan fitur AI jika dibandingkan dengan pesaingnya seperti Samsung dan Google.

    Janji pembaruan Siri yang lebih canggih, misalnya, justru ditunda hingga 2026. Bahkan iklan promosi AI Apple ditarik karena menampilkan fitur yang belum tersedia.

    Ketertinggalan ini berdampak nyata di China. Data dari IDC menunjukkan, pengiriman iPhone di China turun 9% pada kuartal pertama. Apple menjadi satu-satunya produsen smartphone besar yang mengalami penurunan di pasar tersebut, sementara pesaing lokal seperti Huawei makin agresif.

    Meski demikian, Apple masih mencatat kabar positif. Berkat permintaan tinggi untuk iPhone 16e di India, Apple berhasil menempati posisi puncak dalam penjualan global smartphone pada kuartal tersebut, menurut laporan Counterpoint Research.

    Secara keseluruhan, pendapatan Apple diperkirakan tumbuh 4,2% secara tahunan untuk kuartal kedua fiskal dengan kontribusi utama dari lini iPad dan bisnis layanan digital. Penjualan iPad diprediksi naik 9,1%, sementara layanan digital, unit dengan kontribusi terbesar setelah iPhone, diperkirakan tumbuh 11,8%.

    (fab/fab)

  • Video: Rosan: Investasi Apple Lanjut Terus, Sudah Beli Tanah di Batam

    Video: Rosan: Investasi Apple Lanjut Terus, Sudah Beli Tanah di Batam

    Jakarta, CNBC Indonesia – Menteri Investasi dan Hilirisasi Rosan Roeslani mengungkapkan, Apple sudah membeli tanah di Batam untuk pembangunan Pabrik Airtag. Ia menegaskan Investasi Apple di Indonesia tetap berlanjut sesuai dengan komitmen, meski ada ketegangan geopolitik dan geokonomi.

    Selengkapnya dalam program Squawk Box CNBC Indonesia (Rabu, 30/04/2025) berikut ini.