brand merek: Apple

  • Trump Resmi Cabut Semua Sanksi Ekonomi untuk Suriah

    Trump Resmi Cabut Semua Sanksi Ekonomi untuk Suriah

    Washington DC

    Pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump secara resmi mencabut sanksi ekonomi secara menyeluruh terhadap Suriah. Langkah ini menandai perubahan kebijakan dramatis menyusul tumbangnya rezim mantan Presiden Bashar al-Assad dan membuka pintu bagi investasi baru di Suriah.

    Pencabutan sanksi Suriah oleh pemerintahan Trump ini, seperti dilansir AFP, Sabtu (24/5/2025), diumumkan oleh Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, pada Jumat (23/5) waktu setempat.

    “Suriah harus terus berupaya untuk menjadi negara yang stabil dan damai, dan tindakan hari ini diharapkan akan menempatkan negara tersebut pada jalur menuju masa depan yang cerah, makmur, dan stabil,” kata Bessent dalam pernyataannya.

    Pernyataan Bessent ini meresmikan keputusan yang diumumkan oleh Trump pekan lalu. Saat melakukan kunjungan kenegaraan ke Timur Tengah, Trump secara tak terduga mengumumkan keputusannya mencabut sanksi-sanksi “brutal dan melumpuhkan” terhadap Suriah sebagai respons atas permintaan Arab Saudi dan Turki.

    Pencabutan sanksi ini berlaku untuk pemerintahan baru Suriah, yang menurut Departemen Keuangan AS, memiliki syarat yakni negara tersebut tidak menyediakan tempat berlindung bagi organisasi teroris dan memastikan keamanan bagi minoritas agama dan etnis.

    Departemen Luar Negeri AS, secara bersamaan, mengeluarkan keringanan yang memungkinkan mitra dan sekutu asing untuk berpartisipasi dalam rekonstruksi Suriah. Hal ini berarti memberikan lampu hijau kepada perusahaan-perusahaan untuk berbisnis di negara tersebut.

    Menteri Luar Negeri (Menlu) AS Marco Rubio, pada Jumat (23/5), mengatakan bahwa keringanan itu akan “memfasilitasi penyediaan listrik, energi, air dan sanitasi, dan memungkinkan respons kemanusiaan yang lebih efektif di seluruh Suriah”.

    Tonton juga “Trump Ancam Apple dengan Tarif 25%, Minta iPhone Dibuat di AS” di sini:

    Otorisasi tersebut mencakup investasi baru di Suriah, penyediaan layanan keuangan, dan transaksi yang melibatkan produk minyak bumi Suriah.

    “Tindakan hari ini merupakan langkah pertama dalam mewujudkan visi presiden tentang hubungan baru antara Suriah dan Amerika Serikat,” kata Rubio.

    AS memberlakukan pembatasan besar-besaran terhadap transaksi keuangan dengan Suriah selama perang sipil berkecamuk selama 14 tahun di negara tersebut. Washington sebelumnya menegaskan akan menggunakan sanksi untuk menghukum siapa pun yang terlibat dalam rekonstruksi selama Assad masih berkuasa.

    Setelah penyerbuan yang dipimpin kelompok pemberontak Islamis tahun lalu berhasil menggulingkan rezim Assad, pemerintahan baru Suriah berupaya membangun kembali hubungan dengan pemerintah Barat dan mendorong pencabutan sanksi.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Tips Meningkatkan Nilai Jual Mobil Bekas

    Tips Meningkatkan Nilai Jual Mobil Bekas

    Bisnis.com, JAKARTA – Dibandingkan mobil baru, mobil bekas cenderung lebih terjangkau. Tapi, agaknya salah kaprah jika menganggap semua mobil bekas murah. Nyatanya, harga mobil bekas terbilang lebih stabil daripada mobil baru.

    Penurunan harga (depresiasi) pada mobil bekas berkisar antara 10–15 persen. Sementara depresiasi mobil baru di tahun pertama menyentuh 15–20 persen, lalu 8–10 persen di tahun berikutnya. 

    Agar harga mobil yang hendak dijual tidak anjlok, lakukan tips di bawah ini.  

    1. Pertahankan warna dasar

    Mengganti warna mobil sesuai selera memang sah-sah saja. Meski begitu, mobil dengan warna dasar hitam, putih, dan perak cenderung lebih banyak dicari dan punya nilai depresiasi yang lebih rendah. 

    2. Tambah fitur mobil

    Tak sedikit yang memodifikasi mobil untuk meningkatkan performa atau mempercantik tampilan mobil. Jadi, lakukan modifikasi sesuai rekomendasi jenis dan merek mobil. Pembeli cenderung melirik mobil penggerak empat roda dengan snorkel, lift kits, dan bull bar. Sebagai tambahan, berikan sentuhan modern dengan menambahkan Apple CarPlay dan Android Auto untuk fitur hiburan. 

    3. Hindari modifikasi asal-asalan

    Modifikasi yang salah sasaran justru menurunkan harga jual mobil, misalnya penggantian body kit, penggunaan onderdil murah, pemilihan velg ceper, dan modifikasi mesin. Modifikasi semacam ini bisa jadi PR bagi pembeli karena harus mengembalikan kendaraan ke kondisi semula. Belum lagi masalah perawatan. Pembeli umumnya lebih berminat pada mobil standar dibandingkan mobil modifikasi.  

    4. Simpan kelengkapan asli mobil

    Kelengkapan aksesori pabrikan juga memengaruhi nilai jual mobil bekas, termasuk buku servis, buku manual, dan kunci serep. Jadi, simpan semua kunci kendaraan, pastikan surat kendaraan lengkap, dan servis mobil di bengkel resmi.

    5. Gunakan aksesori asli

    Alih-alih onderdil murah yang tidak asli, pilih onderdil aftermarket asli pabrikan sebagai aksesori mobil, misalnya tub liners, paket derek, dan roof racks. Pemasangan aksesori tambahan akan menambah kualitas kendaraan sekaligus harga jualnya. 

    Selain dealer dan marketplace, jual beli mobil bekas bisa dilakukan di IBID – Balai Lelang Serasi. Nikmati promo titip jual kendaraan via lelang online di IBID sepanjang tahun 2025. 

    Beragam keuntungan menanti, seperti gratis pendaftaran, biaya lelang spesial, dan unit cepat terjual. Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi situs web www.ibid.astra.co.id dan ikuti akun media sosial resmi IBID.

  • HP Punah 10 Tahun Lagi, Bos Apple Ungkap Pengganti iPhone

    HP Punah 10 Tahun Lagi, Bos Apple Ungkap Pengganti iPhone

    Jakarta, CNBC Indonesia – Salah satu petinggi Apple memberikan pernyataan mengejutkan soal masa depan iPhone. Eddy Cue, Senior Vice President of Services Apple, mengatakan bahwa iPhone bisa jadi tak lagi relevan dalam 10 tahun ke depan, dan teknologi kecerdasan buatan (AI) jadi alasan utamanya.

    Pernyataan itu disampaikan Cue dalam persidangan antitrust terkait Google Search di Amerika Serikat. Ia menjelaskan bahwa AI berpotensi mengubah peta industri teknologi secara besar-besaran dan membuka peluang bagi pendatang baru untuk bersaing.

    “Kami bukan perusahaan minyak atau pasta gigi, itu produk yang akan bertahan selamanya. Anda mungkin tidak butuh iPhone lagi 10 tahun dari sekarang,” kata Cue dikutip dari The Verge, Juma (9/5/2025).

    Ia bahkan membandingkan situasi ini dengan keputusan Apple di masa lalu untuk “membunuh” iPod, meskipun saat itu merupakan produk andalan.

    “Langkah terbaik Apple adalah menghentikan iPod. Mengapa membunuh angsa emas? Karena ada perubahan yang lebih besar di depan,” ujarnya.

    Pernyataan ini terasa janggal jika melihat bahwa lebih dari separuh pendapatan Apple berasal dari penjualan iPhone. Namun menurut Cue, AI adalah “pergeseran teknologi besar” yang dapat menggoyahkan dominasi perusahaan-perusahaan besar.

    Ia menyebut banyak raksasa teknologi yang dulu berjaya di Silicon Valley seperti HP, Sun Microsystems, dan Intel, kini sudah tak lagi mendominasi atau bahkan menghilang.

    Beberapa perusahaan teknologi telah mencoba menggantikan smartphone dengan perangkat berbasis AI, seperti kacamata pintar Ray-Ban Meta. Meski belum berhasil secara luas, tren ke arah tersebut terus berlanjut. Apple sendiri dikabarkan tengah mengembangkan perangkat alternatif yang mengandalkan AI, termasuk smartwatch, AirPods generasi baru, dan kacamata pintar.

    Jika ramalan Cue benar, masa depan Apple tidak lagi berada di tangan iPhone, melainkan pada perangkat-perangkat berbasis AI yang sepenuhnya mengubah cara manusia berinteraksi dengan teknologi.

    (dem/dem)

  • Perang AS-China Meledak, Proyek Bom Atom Dihidupkan Kembali

    Perang AS-China Meledak, Proyek Bom Atom Dihidupkan Kembali

    Daftar Isi

    Jakarta, CNBC Indonesia – Amerika Serikat (AS) dan China sedang dalam ‘perang’ untuk mendominasi teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI). Kedua negara terus-terusan melancarkan aksi pemblokiran teknologi demi menjegal perkembangan AI satu sama lain.

    Dalam beberapa tahun terakhir, sejak era pemerintahan Joe Biden hingga digantikan Donald Trump, AS berkali-kali mengeluarkan kebijakan pembatasan ekspor chip buatan AS ke China.

    Tak tinggal diam, China balas dendam memblokir ekspor mineral penting seperti galium dan germanium ke AS. Keduanya merupakan komponen penting untuk mengembangkan semikonduktor dalam chip berkecepatan tinggi.

    Sebagai informasi, chip merupakan tulang punggung dalam pengembangan AI. Fungsinya untuk menganalisa data besar (big data) dan melatih AI agar bisa menjalankan perintah secara akurat dan cepat.

    Upaya AS memblokir chip ke China dinilai sebagai cara ampuh untuk membunuh pengembangan AI di China. Pasalnya, AS khawatir China akan mengembangkan AI untuk memperkuat militernya.

    Kendati demikian, China tak habis akal. Presiden Xi Jinping dalam beberapa tahun terakhir sudah menyerukan gerakan untuk mendorong kemandirian lokal dan melepas ketergantungan negaranya ke AS.

    Tak tanggung-tanggung, pemerintahan Xi Jinping meluncurkan program pendanaan yang dibekingi negara bertajuk ‘Big Fund’ untuk menggenjot industri semikonduktor. Fase pendanaan terakhir diluncurkan pada Juli 2024 lalu senilai US$47,5 miliar.

    Perlu diketahui, ketegangan geopolitik antara China dan AS memiliki sejarah panjang, sejak dimulainya Perang Dingin (Cold War) antara Blok Barat penganut kapitalis dan Blok Timur penganut komunis.

    Efek dari Perang Dingin untuk menguasai pengaruh global masih terasa hingga sekarang, dan makin jelas terlihat dalam pertarungan AI antara AS dan China. AI digadang-gadang sebagai teknologi baru yang mengubah cara hidup manusia.

    Potensi ekonomi global dari AI diprediksi mencapai US$19,9 triliun pada 2030, menurut firma riset IDC. Goldmand Sachs memprediksi PDB global akan meningkat sebesar US$7 triliun dalam 10 tahun ke depan.

    Singkatnya, negara yang mampu memenangkan pertarungan AI bisa dibilang merupakan penguasa dunia di masa mendatang.

    Bangkitnya Proyek Manhattan ala Perang Dunia-II

    Pada akhir 2024, US-China Economic and Security Review Commission (USCC) merekomendasikan inisiatif untuk mendanai pengembangan AI dengan kecerdasan setara atau melebihi manusia atau diistilahkan Artificial General Intelligence (AGI).

    USCC merupakan komisi legilatif AS yang fokus memantau, menyelidiki, dan melaporkan ke Kongres AS terkait implikasi keamanan nasional dari relasi ekonomi dan perdagangan antara AS dan China.

    Pendanaan yang diajukan USCC memiliki konsep serupa ‘Proyek Manhattan’ di era Perang Dunia-II. Proyek rahasia itu mengolaborasikan pemerintah AS dan sektor swasta untuk mendanai penelitian dan produksi bom atom pertama.

    Komisioner USCC, Jacob Helberg, mengatakan sejarah membuktikan bahwa negara pertama yang berhasil memanfaatkan periode pertama perubahan teknologi yang cepat akan memimpin pergeseran kekuatan global.

    “China menggenjot implementasi AGI. Sangat penting untuk kita menghadapinya secara serius,” kata Helberg, dikutip dari Reuters.

    Dalam dokumen yang diajukan USCC, ditekankan bahwa pemerintah AS harus terlibat langsung dalam pendanaan untuk memimpin pengembangan AGI. Selain itu, pengembangan AGI juga harus menjadi prioritas nasional di bawah arahan Kementerian Pertahanan.

    “[Kongres AS] mengarahkan Kementerian Pertahanan AS untuk menyediakan Sistem Alokasi dan Prioritas Pertahanan ‘DX Rating’ dalam hal-hal terkait ekosistem AI untuk memastikan proyek ini menjadi prioritas nasional,” tertera dalam rekomendasi USCC ke Kongres AS.

    DX Rating merujuk pada prioritas nasional tertinggi. Perintah DX Rating umumnya krusial untuk pertahanan nasional, seperti peralatan militer dan infrastruktur kritis.

    Berdasarkan dokumen rekomendasi tersebut, USCC mengindikasikan peran krusial AGI dalam sistem pertahanan dan keamanan AS melawan China. Bisa dibilang AGI menjadi ‘bom atom’ baru di era kecerdasan buatan untuk memenangkan pengaruh global.

    Proyek Besar Trump Bernilai US$500 Miliar

    Rekomendasi USCC sepertinya ditanggapi serius oleh Trump. Beberapa saat usai dilantik, Trump bergegas mengumumkan investasi senilai US$500 miliar untuk pembangunan infrastruktur AI dalam melawan China.

    Investasi tersebut, antara lain, didukung oleh pencipta ChatGPT yaitu OpenAI, SoftBank, dan Oracle. Ketiga perusahaan membentuk perusahaan patungan yang diberi nama Stargate dengan tujuan membangun kompleks data center dan menciptakan lebih dari 100.000 lapangan kerja.

    Stargate berkomitmen mengucurkan modal US$100 miliar dalam waktu dekat. Sisanya akan dikucurkan secara bertahap dalam 4 tahun ke depan.

    CEO SoftBank Masayoshi Son, CEO OpenAI Sam Altman, dan pendiri Oracle Larry Ellison berada di sisi Trump saat pengumuman rencana investasi besar-besaran tersebut.

    Proyek pertama Stargate telah dimulai di Texas. Ellison menyatakan secara total ada 20 data center yang akan dibangun dengan luas masing-masing 4,6 hektare. Tiap data center, antara lain, bisa memanfaatkan AI untuk analisis rekam kesehatan dan membantu dokter dalam perawatan pasien.

    Pujian juga muncul dari mulut Altman. “AGI bisa dibangun di sini, kami tak akan bisa melakukannya tanpa Anda Pak Presiden,” kata Altman dalam acara pengumuman tersebut.

    Proyek Stargate sebetulnya sudah diberitakan sebelumnya oleh The Information. Pada Maret 2024, The Information mengabarkan bahwa OpenAI dan Microsoft menjajaki rencana proyek data center US$100 miliar termasuk superkomputer AI bernama Stargate yang akan diluncurkan pada 2028 mendatang.

    Pengumuman dari Trump merupakan bentuk dukungan pemerintah terhadap inisiatif yang dibangun oleh sektor swasta. Hal ini sesuai dengan rujukan USCC untuk memperkuat kolaborasi pemerintah-swasta dalam mendominasi pengembangan AGI melawan China.

    Kemunculan DeepSeek Bikin AS Terguncang

    Tak lama setelah USCC mengeluarkan rekomendasi pengembangan AGI ala Proyek Manhattan, China mengguncang dunia melalui peluncuran model AI R1 DeepSeek pada Januari 2025.

    R1 DeepSeek dirilis sebagai sumber terbuka (open source). Jadi, siapa saja bisa mengunduhnya secara gratis dan menjalankannya di perangkat masing-masing atau untuk melakukan pengembangan sistem lebih lanjut.

    DeepSeek dinilai sebagai sistem AI pertama China yang mampu menyamai akurasi dan kecepatan AI dari AS, namun dengan biaya operasional jauh lebih murah.

    Perusahaan China itu mengaku modal mengembangkan R1 ‘hanya’ senilai US$5,5 juta. Angka itu jauh lebih efisien ketimbang investasi miliaran dolar AS yang digelontorkan raksasa AS untuk mengembangkan sistem AI.

    Hal ini membuat Silicon Valley terguncang. Investor mempertanyakan pengeluaran besar-besaran raksasa AS ketika startup China mampu meluncurkan AI canggih berbiaya rendah.

    Bursa saham AS, Wall Street, langsung ambruk dan kehilangan ratusan miliar dolar AS ketika DeepSeek diluncurkan. DeepSeek juga berhasil mengalahkan ChatGPT dalam review aplikasi gratis terbaik di App Store Apple AS, pada 28 Januari 2025. Dalam waktu singkat, kekayaan 500 orang terkaya dunia rontok sebesar US$108 miliar.

    Hal ini menjadi pukulan telak bagi AS. Lagi-lagi, China mampu membuktikan kekuatannya di tengah gempuran blokir bertubi-tubi dari AS.

    Bumerang Blokir Chip AS ke China

    Kemunculan DeepSeek membuat AS makin murka. Pemerintahan Trump menuduh China berhasil menyelundukan chip-chip Nvidia yang dilarang, sehingga berhasil mengembangkan DeepSeek.

    Hingga kini, penyelidikan terhadap dugaan penyelundupan chip Nvidia ke China masih berlangsung. Di saat bersamaan, Trump makin ganas dan membabi buta memblokir chip ke China.

    Terbaru, Trump mengumumkan pemblokiran chip H20 Nvidia ke China. Padahal, chip yang tak terlalu canggih itu khusus dirancang Nvidia untuk China agar tidak melanggar aturan pemerintah sebelumnya.

    Hal ini bisa menjadi bumerang bagi AS. Nvidia sudah berkali-kali menyuarakan bahaya jika pemerintah AS memblokir total akses chip ke China. Nvidia menilai pemblokiran total hanya akan menumbuhkan kemandirian China dan merugikan raksasa AS.

    China merupakan negara pasar utama bagi Nvidia yang berkontribusi terhadap 22% pendapatannya sebelum kebijakan kontrol ekspor pertama ditetapkan Joe Biden pada 2022. Kontribusi pendapatan dari China pelan-pelan berkurang menjadi 13%.

    CEO Nvidia Jensen Huang mengatakan pasar AI China memiliki potensi senilai US$50 miliar dalam waktu 2-3 tahun ke depan. Jika perusahaan AS tak mengambil peluang, kerugiannya akan sangat besar.

    Kekhawatiran Nvidia bukan tanpa alasan. The Wall Street Journal melaporkan Huawei bersiap menguji chip AI terbaru dan palingg canggih untuk menggantikan Nvidia.

    Huawei dikatakan telah mendekati beberapa perusahaan teknologi China untuk menguji kelayakan teknis chip baru tersebut, yang disebut Ascend 910D, kata laporan itu, mengutip orang-orang yang mengetahui masalah tersebut.

    Sumber Dolar Baru Asia Tenggara

    Di tengah perang yang memanas antara dua kekuatan ekonomi terbesar, negara-negara lain juga turut ambil bagian dalam pengembangan AI. Misalnya Uni Emirat Arab (UEA), Inggris, Jerman, Jepang, Korea Selatan, hingga Indonesia, yang mulai gencar berinvestasi dalam infrastruktur, riset, dan talenta AI.

    Selain chip yang menjadi tulang punggung AI, pusat data (data center) merupakan infrastruktur penting untuk menyimpan dan memroses data yang dijalankan oleh chip. Tak heran, raksasa teknologi berbondong-bondong membangun data center baru.

    Data center untuk menampung chip AI berteknologi canggih membutuhkan lahan luas dan pasokan listrik yang besar. Kawasan Asia Tenggara belakangan dilirik untuk menempatkan data center karena memenuhi dua kriteria tersebut.

    Dalam 3 tahun terakhir, Johor di Malaysia telah menarik sekitar 50 proyek data center, termasuk dari ByteDance dan Microsoft. Menurut firma riset DC Byte, kapasitas total data center di Johor, termasuk yang sedang dibangun dan direncanakan, telah bertumbuh 100 kali lipat dalam 5 tahun terakhir.

    Malaysia menjadi salah satu wilayah yang paling ramai dilirik asing untuk investasi data center karena memiliki kemudahan regulasi. Namun, Singapura sudah lebih dulu menjadi tempat andalan asing menyimpan data center dengan lebih dari 70 proyek.

    Thailand, Vietnam, dan Indonesia juga mulai ramai disorot asing untuk membangun data center, meski belum sebanyak Malaysia dan Singapura.

    Pengembangan AI yang cepat dan dinamis mendatangkan banyak peluang baru. Para pakar menyebut era AI sudah menjadi hal mutlak, sehingga manusia mau tak mau harus beradaptasi menghadapi perubahan zaman.

    Selain itu, setiap negara juga perlu membentuk regulasi konkrit dalam memitigasi risiko negatif dari pengembangan AI. Utamanya dari segi etika, keamanan, hingga ancaman hilangnya pekerjaan manusia.

    (fab/fab)

  • Bangkitnya Raja Ecommerce China Setelah Lama Terpuruk

    Bangkitnya Raja Ecommerce China Setelah Lama Terpuruk

    Jakarta, CNBC Indonesia – Raksasa e-commerce China, Alibaba, sempat berdarah-darah dihantam persaingan sengit dengan pemain e-commerce baru seperti PDD Holdings.

    Selain itu, ketegangan antara pendiri Alibaba Jack Ma dan pemerintah China juga membuat perusahaan hilang arah dalam beberapa waktu. Bahkan, sempat terjadi restrukturisasi besar-besaran dan berakibat pada hengkangnya para petinggi Alibaba.

    Namun, Alibaba pelan-pelan mulai bangkit, seiring dengan membaiknya hubungan pemerintahan Xi Jinping dengan Jack Ma. Mantan orang terkaya nomor 1 di China tersebut juga beberapa kali sudah terlihat di China, setelah lama melalang buana.

    Alibaba juga mulai kencang menggarap sistem kecerdasan buatan (AI), bahkan berkolaborasi dengan Apple untuk membawa Apple Intelligence ke iPhone yang dijual di China.

    Terbaru, Alibaba mengumumkan kemitraan dengan platform konten populer RedNote yang merupakan pesaing Instagram dan TikTok. Kemitraan itu memungkinkan pengguna RedNote mengklik langsung tautan produk untuk berbelanja di Taobao, platform milik Alibaba.

    Dengan kolaborasi Alibaba dan RedNote (Xiaohongshu di China), pengalaman belanja pengguna akan lebih mudah dengan integrasi aplikasi-ke-aplikasi yang lebih seamless.

    “Menggabungkan keahlian e-commerce Taobao dan Tmall dengan kekuatan konten gaya hidup Xiaohongshu akan membantu masing-masing perusahaan menjangkau konsumen secara lebih efektif,” kata Liu Bo, VP Alibaba Group dan Presiden Tmall, dikutip dari Reuters, Kamis (8/5/2025).

    Keputusan kerjasama strategis antara Alibaba dan RedNote terjadi saat raksasa e-commerce China sedang berebut pangsa pasar di tengah melemahnya daya beli konsumen karena ketidakpastian ekonomi.

    Perang ritel kini pelan-pelan mengarah ke ruang ‘ritel instan’ seperti pengiriman makanan, serta pengiriman barang dalam waktu singkat. Alibaba mengekspansi layanan pengiriman singkat di bawah satu jam untuk barang elektronik dan baju di platformnya.

    Selama ini, pasar ritel instan di China dikuasai oleh raksasa pengiriman makanan Meituan. Layanan Ele.me milik Alibaba berada di urutan kedua.

    Pada Februari lalu, raksasa e-commerce China lainnya, JD.com, mulai membawa layanan pengiriman makanan di platformnya dengan nama ‘JD Takeaway’.

    JD.com mengatakan pada April lalu bahwa perusahaan akan menggelontorkan lebih dari 10 miliar yuan dalam tahun ini untuk mengembangkan ritel instan. Pada pekan ini, Alibaba mengatakan telah menyelesaikan 10 juta pemesanan ritel instan dalam 5 hari.

    Fungsi aplikasi-ke-aplikasi antara Taobao dan RedNote merupakan bagian untuk menggenjot pertumbuhan ritel instan. Programnya fokus pada barang konsumen dan produk kesehatan yang bergerak cepat.

    (fab/fab)

  • Gelombang PHK Guncang Google, Ratusan Karyawan Dipecat Demi Perluas Bisnis AI – Halaman all

    Gelombang PHK Guncang Google, Ratusan Karyawan Dipecat Demi Perluas Bisnis AI – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM –  Raksasa teknologi, Google kembali melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK), menargetkan sekitar 200 karyawan dari divisi layanan global mereka.

    Hal tersebut terungkap setelah seseorang yang mengetahui situasi tersebut mengatakan kepada The Information, Kamis (8/5/2025).

    Perusahaan belum menjelaskan alasan mengapa melakukan PHK massal ini.

    Namun laporan Reuters menyebut PHK  dilakukan Google untuk memperluas kemampuan perusahaan dalam pengembangan kecerdasan buatan (AI).

    Selain itu langkah ini diambil sebagai bagian dari strategi restrukturisasi perusahaan untuk meningkatkan efisiensi dan fokus pada teknologi baru.

    “Untuk mendorong kolaborasi yang lebih besar dan memperluas kemampuan kami untuk melayani pelanggan dengan cepat dan efektif,” demikian kata Google.

    PHK seperti ini bukan kali pertama yang dilakukan Google. Sejak awal 2023, Google telah melakukan beberapa gelombang PHK.

    Di tahun 2023 awal Google mengumumkan pemecatan terhadap 12.000 karyawan sebagai bagian dari upaya restrukturisasi dan penyesuaian strategi bisnis.

    Kemudian pada Januari dan April  2024 Google kembali memecat lebih dari 1.000 karyawan dengan alasan restrukturisasi untuk meningkatkan efisiensi dan fokus pada AI generative.

    Dilanjutkan pada bulan lalu, The Information melaporkan bahwa Google telah memberhentikan ratusan karyawan di unit platform dan perangkatnya.

    Termasuk tim Android, ponsel Pixel, dan peramban Chrome.

    Meskipun tidak semua peran dapat digantikan dengan teknologi AI, akan tetapi Google berdalih adopsi ini dapat meningkatkan efisiensi perusahaan.

    Sehingga Google dapat menekan pembengkakan kerugian ditengah lonjakan inflasi pasar global.

    Selain itu Google dapat memfokuskan investasi pada teknologi AI, termasuk tenaga kerja, infrastruktur, dan riset.

    Langkah-langkah ini mencerminkan fokus perusahaan pada efisiensi operasional dan pengembangan teknologi AI.

    PHK Guncang Industri Teknologi

    Pemangkasan yang dilakukan Google menambah daftar panjang efisiensi internal yang dilakukan raksasa teknologi tersebut.

    Setelah sebelumnya sejumlah perusahaan teknologi global telah lebih dulu melakukan pemutusan hubungan kerja.

    Di antaranya ada Meta yang memberhentikan sekitar 5 persen dari karyawan dengan kinerja terendah pada bulan Januari 2025.

    Langkah serupa juga dilakukan perusahaan Salesforce, yang memangkas lebih dari 1.000 karyawan buntut penyesuaian organisasi dan fokus pada AI.

    Kemudian, Microsoft juga memangkas 650 pekerjaan di unit Xbox pada bulan September.

    Selain itu, Amazon turut  memberhentikan karyawan di beberapa unit, termasuk unit komunikasi.

    Sementara Apple memberhentikan sekitar 100 pekerjaan di grup layanan digitalnya tahun lalu.

    (Tribunnews.com / Namira)

  • Google Makin Ditinggal, Ramai-ramai Pindah ke Penggantinya

    Google Makin Ditinggal, Ramai-ramai Pindah ke Penggantinya

    Jakarta, CNBC Indonesia – Kejayaan Google sebagai penguasa mesin pencari mulai runtuh. Kehadiran teknologi kecerdasan buatan (AI) dan media sosial era baru seperti TikTok menjadi alternatif netizen untuk mencari rekomendasi, tutorial, hingga informasi mendalam terkait suatu topik.

    Selain itu, tekanan bertubi-tubi dari Uni Eropa dan AS terkait monopoli Google juga menambah tantangan bagi raksasa Mountain View tersebut.

    Terbaru, Apple berencana memasukkan pencarian berbasis AI ke browser Safari mulai tahun depan, sebagai alternatif pencarian default menggunakan Google.

    Hal ini diungkapkan wakil presiden senior layanan Apple, Eddy Cue dalam persidangan antimonopoli Google. Cue bersaksi untuk pembayaran sebesar US$20 miliar dari Google ke Apple untuk membuat Search sebagai layanan mesin pencari default di Safari.

    Dikutip dari The Verge, Kamis (8/5/2025), sejumlah penyedia layanan pencari AI telah berdiskusi dengan Apple, yakni Perplexity, OpenAI dan Anthropic.

    “Sampai sekarang, fitur itu belum cukup baik,” kata Cue.

    Menurut Cue, pengembangan AI generatif masih dalam tahap awal. Perjanjian dengan sejumlah perusahaan dilakukan Apple untuk memastikan memiliki opsi lain untuk penyedia layanan.

    Apple diketahui ikut serta dalam perkembangan teknologi AI. Salah satunya mengintegrasikan Siri dengan ChatGPT.

    Selain itu, rencananya Gemini milik Google juga akan hadir di iPhone. CEO Sundar Pichai mengonfirmasi Google kian dekat dengan kesepakatan tersebut.

    Cue menambahkan pencarian di Safari mengalami penurunannya bulan lalu. Fenomena itu diklaimnya terjadi baru pertama kali dalam 22 tahun.

    Gen Z Tinggalkan Google Pindah ke Penggantinya

    Terpisah, laporan The Verge berkolaborasi dengan tim Research dan Insights dari Vox Media serta Two Cents Insights, mengungkap adanya perubahan tren dalam cara netizen mencari informasi di tengah pesatnya perkembangan teknologi, termasuk AI.

    Laporan tersebut menyimpulkan, kekuatan kini mulai beralih kembali ke tangan pengguna. Masyarakat makin mengutamakan komunitas yang memiliki nilai dan kredibilitas tinggi dalam menyerap informasi yang dapat dipercaya.

    “Teknologi warisan seperti Google dan platform sosial lainnya mulai kehilangan kepercayaan masyarakat. Banyak orang yang beralih ke chatbot AI dan komunitas kecil, serta platform semacam TikTok,” kata laporan The Verge.

    Kesimpulan yang didapat The Verge dan mitranya dihasilkan dari survey 2.000 pengguna internet di Amerika Serikat. Secara angka, 42% mengatakan mesin pencari seperti Google makin tak berguna.

    Sebanyak 66% mengatakan kualitas informasi di internet kian buruk dan sulit mencari sumber informasi yang bisa diandalkan. Sebanyak 55% memilih bertumpu pada komunitas mereka untuk mencari informasi terbaru, lebih dari platform pencarian seperti Google.

    Sementara itu, 52% telah beralih ke chatbot AI dan platform alternatif seperti TikTok untuk mencari informasi, ketimbang mengandalkan Google.

    Menurunnya tingkat kepercayaan pengguna internet terhadap Google tidak datang dari ruang hampa. Sebanyak 76% responden mengatakan lebih dari seperempat hasil pencarian mereka di Google ketika hendak belanja online menunjukkan konten bersponsor atau sengaja dipromosikan secara berbayar.

    Hanya 14% dari konten bersponsor tersebut yang dinilai benar-benar membantu pengalaman pencarian pengguna.

    Sebanyak 61% Gen Z dan 53% milenial mengatakan mereka menggunakan tool AI untuk menggantikan Google dalam mencari informasi terkait topik yang spesifik.

    Saat ini, sudah banyak tool AI yang beredar di pasaran dan bisa dijadikan alternatif pengganti mesin pencari Google. Selain Perplexity dan OpenAI yang populer, ada juga mesin pencari AI yang relatif belum banyak terdengar. Misalnya iAsk.Ai, Komo AI, Brave Search, Andi Search, hingga You.com.

    (fab/fab)

  • Apple akan Tawarkan Pencarian AI di Browser Safari – Page 3

    Apple akan Tawarkan Pencarian AI di Browser Safari – Page 3

    Rencana ini disebut menjadi pukulan besar bagi Google. Pasalnya, bisnis periklanan Google yang menguntungkannya sangat bergantung pada pelanggan iPhone yang memakai Chrome.

    Hal ini terlihat dari nilai saham Google yang mengalami penurunan hingga 7,3 persen, membuat perusahaan kehilangan USD 150 miliar dari nilai pasarnya.

    Kendati begitu, menurut Cue, Google masih akan tetap menjadi opsi mesin pencari default di Safari. Menurutnya, kini kedua perusahaan juga mulai membicarakan tentang integrasi Google Lens di Visual Intelligence.

    Google sendiri menyebut, ada pertembuhan dalam jumlah kueri pencarian keseluruhan, termasuk yang berasal dari platform APple.

    “Orang-orang melihat, Google Search lebih berguna untuk lebih banyak kueri mereka, dan mereka mengakses untuk hal-hal baru, dengan cara baru,” kata Google dalam pernyataan beberapa waktu lalu.

    Menurut Google, fitur pencarian berbasis suara dan visual menjadi kontributor pertumbuhan total volume penelusuran.

  • Gugat NSO Group Gara-Gara Spyware Pegasus, Meta bakal Dapat Rp 2,7 Triliun – Page 3

    Gugat NSO Group Gara-Gara Spyware Pegasus, Meta bakal Dapat Rp 2,7 Triliun – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Meta, induk dari Facebook, Instagram, dan WhatsApp, menggugat NSO Group yang merupakan pembesut software mata-mata Pegasus. Gugatan ini dilakukan setelah spyware tersebut meretas lebih dari 1.400 pengguna WhatsApp.

    Gara-gara hal itu, NSO Group harus membayar Meta sebesar USD 167,25 juta atau setara Rp 2,7 triliun.

    Mengutip The Verge, Kamis (7/5/2025), juri federal di California memutuskan hal ini pada Selasa, setelah pengadilan menganggap bahwa NSO Group bertanggung jawab atas serangan tersebut tahun lalu

    Sekadar informasi, Meta menggugat NSO Group pada 2019, setelah Citizen Lab menemukan kerentanan yang memungkinkan vendor spyware itu memasang Pegasus melalui telepon, mestipun pengguna tidak mengangkatnya.

    Pegasus sendiri memiliki kemampuan menyalakan kamera dan mikrofon pengguna. Tak hanya itu, Pegasus juga bisa melihat email dan pesan teks, serta mengakses informasi lokasi.

    Peretasan yang dilakukan terhadap pengguna Meta ini menargetkan aktivis, jurnalis, diploma, dan lain-lainnya. Apple juga menggugat NSO Group karena menargetkan pengguna iPhone, melalui Pegasus.

  • Mouse Apple bakal Bisa Dikendalikan dengan Gerakan di Udara – Page 3

    Mouse Apple bakal Bisa Dikendalikan dengan Gerakan di Udara – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Apple dikabaran tengah meriset kemampuan baru Magic Mouse untuk Mac yang nantinya akan bisa mendeteksi gerakan di Udara. Gerakan ini bukan pada permukaan, tetapi pada meja di dekatnya.

    Ketika Apple memperkenalkan Magic Mouse pada 2009, mouse ini dilengkapi dengan gerakan multi-sentuh. Sejak saat itu, Apple mendesain ulang mouse tersebut bahkan kini perusahaan akan meningkatkannya dengan kemampuan baru.

    Kendati demikian, masalah berulang terjadi pada port pengisian daya USB Type C yang berada di bagian bawah. Tak ada tanda-tanda bahwa Apple tengah mempertimbangkan hal hal lain, terutama penambahan gesture di dalamnya.

    Meski begitu sebagaimana dikutip Apple Insider, Kamis (8/5/2025), paten yang baru saja diumumkan mengungkap “Perangkat elektronik dengan kemampuan input-output yang diperluas” yang kini tengah dilakukan oleh Apple.

    Meski begitu, selain ketukan dan gesekan, seluruh idenya adalah adanya gerakan di samping mouse.

    Paten ini menuliskan deskripsi, “Sebuah mouse atau perangkat penunjuk elektronik lainnya mungkin memiliki serangkaian sensor pada dinding samping casing yang diatur untuk mengumpulkan informasi mengenai lokasi jari pengguna di area yang berdekatan dengan perangkat penunjuk elektronik tersebut.”

    “Sensor ini mungkin berupa sensor optik yang berbasis pada sumber cahaya seperti dioda pemancar cahaya atau laser dan detektor cahaya,” imbuh tulisan paten.