JAKARTA – Apple dikabarkan tengah menguji sensor kamera revolusioner buatan sendiri bernama LOFIC, yang diklaim mampu menangkap gambar dengan hingga 20 stop dynamic range. Teknologi ini berpotensi menyamai kualitas kamera sinema profesional dan menandai langkah besar Apple menuju kemandirian dari pemasok sensor pihak ketiga seperti Sony.
Bayangkan iPhone Anda berikutnya mampu merekam foto dan video dengan detail serta kedalaman seperti dalam film bioskop. Mimpi ini tampaknya semakin mendekati kenyataan. Menurut bocoran terbaru, Apple sedang menguji sensor kamera LOFIC internal, sebuah teknologi yang bisa menjadi lompatan besar dalam kualitas fotografi ponsel.
Apa itu Teknologi LOFIC?
LOFIC, singkatan dari Lateral Overflow Integration Capacitor, merupakan teknologi sensor CMOS yang memungkinkan setiap piksel menangani cahaya secara lebih cerdas. Piksel ini mampu menyimpan dan mempertahankan detail di area paling terang sekaligus di area paling gelap dalam satu frame gambar.
Sebagai contoh, bayangkan memotret pemandangan dalam ruangan dengan jendela yang sangat terang di satu sisi dan sudut gelap di sisi lainnya. Kamera smartphone saat ini umumnya kesulitan menangani kondisi pencahayaan ekstrem seperti ini. Namun, sensor LOFIC diklaim mampu menangkap semua nuansa cahaya dan bayangan dengan presisi tinggi, layaknya kamera profesional.
Lompatan Besar dalam Dynamic Range
Jika bocoran ini benar, sensor LOFIC milik Apple bisa menghasilkan hingga 20 stop dynamic range—angka yang jauh melampaui batas saat ini di smartphone. Sebagai perbandingan, iPhone saat ini hanya mampu mencapai sekitar 12–14 stop. Dengan peningkatan ini, kemampuan HDR pada iPhone akan sebanding dengan kamera sinema kelas atas, seperti ARRI Alexa atau RED Digital Cinema.
Peningkatan ini juga akan berdampak besar pada kualitas foto dan video malam hari, pencahayaan kontras tinggi, dan pengurangan noise, tanpa bergantung sepenuhnya pada pengolahan software yang kadang merusak detail halus.
Lebih dari sekadar peningkatan teknis, pengembangan sensor LOFIC mencerminkan langkah strategis Apple untuk menjadi lebih mandiri dalam rantai pasok teknologi intinya. Selama bertahun-tahun, Apple bergantung pada Sony sebagai penyedia utama sensor kamera untuk iPhone. Kini, dengan mengembangkan sensor sendiri, Apple dapat mengendalikan seluruh pipeline pencitraan, dari sensor hingga pemrosesan gambar oleh chip A-series mereka.
Langkah ini sejalan dengan strategi Apple dalam mengembangkan chip sendiri (seperti Apple Silicon), modem 5G, dan bahkan prosesor AI untuk perangkat masa depan.
Meskipun teknologi ini sangat menjanjikan, kemungkinan besar belum akan hadir di iPhone 17 yang dijadwalkan rilis akhir tahun ini. Namun, iPhone 18 yang akan meluncur pada 2026 diyakini menjadi kandidat kuat untuk debut teknologi LOFIC ini. Selain untuk iPhone, Apple juga dapat menyematkan sensor ini ke perangkat lain seperti Apple Vision Pro generasi berikutnya, guna meningkatkan pengalaman mixed-reality dengan visualisasi lebih realistis.
Jika Apple benar-benar menghadirkan sensor LOFIC dengan kemampuan sinematik ini, maka standar baru dalam fotografi ponsel akan tercipta. Tentu saja, rival seperti Samsung, Google, hingga Huawei tidak akan tinggal diam. Tahun 2026 bisa menjadi medan pertempuran baru dalam perang kamera flagship, bukan lagi soal megapiksel, melainkan siapa yang mampu mendekatkan pengalaman sinema ke dalam genggaman tangan pengguna.
Dengan semua inovasi ini, satu hal tampak pasti: masa depan fotografi mobile Apple terlihat sangat menjanjikan.






:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5276499/original/032468600_1751953832-howard-bouchevereau-5ba6j8d_oXY-unsplash__1_.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
/data/photo/2025/08/03/688ee2c57d2e9.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
/data/photo/2025/08/03/688f34ba34a07.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
/data/photo/2025/08/03/688f020a4316b.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)