brand merek: Apple

  • Sensor Kamera LOFIC dari Apple Janjikan Kualitas Sinema untuk iPhone Masa Depan

    Sensor Kamera LOFIC dari Apple Janjikan Kualitas Sinema untuk iPhone Masa Depan

    JAKARTA – Apple dikabarkan tengah menguji sensor kamera revolusioner buatan sendiri bernama LOFIC, yang diklaim mampu menangkap gambar dengan hingga 20 stop dynamic range. Teknologi ini berpotensi menyamai kualitas kamera sinema profesional dan menandai langkah besar Apple menuju kemandirian dari pemasok sensor pihak ketiga seperti Sony.

    Bayangkan iPhone Anda berikutnya mampu merekam foto dan video dengan detail serta kedalaman seperti dalam film bioskop. Mimpi ini tampaknya semakin mendekati kenyataan. Menurut bocoran terbaru, Apple sedang menguji sensor kamera LOFIC internal, sebuah teknologi yang bisa menjadi lompatan besar dalam kualitas fotografi ponsel.

    Apa itu Teknologi LOFIC?

    LOFIC, singkatan dari Lateral Overflow Integration Capacitor, merupakan teknologi sensor CMOS yang memungkinkan setiap piksel menangani cahaya secara lebih cerdas. Piksel ini mampu menyimpan dan mempertahankan detail di area paling terang sekaligus di area paling gelap dalam satu frame gambar.

    Sebagai contoh, bayangkan memotret pemandangan dalam ruangan dengan jendela yang sangat terang di satu sisi dan sudut gelap di sisi lainnya. Kamera smartphone saat ini umumnya kesulitan menangani kondisi pencahayaan ekstrem seperti ini. Namun, sensor LOFIC diklaim mampu menangkap semua nuansa cahaya dan bayangan dengan presisi tinggi, layaknya kamera profesional.

    Lompatan Besar dalam Dynamic Range

    Jika bocoran ini benar, sensor LOFIC milik Apple bisa menghasilkan hingga 20 stop dynamic range—angka yang jauh melampaui batas saat ini di smartphone. Sebagai perbandingan, iPhone saat ini hanya mampu mencapai sekitar 12–14 stop. Dengan peningkatan ini, kemampuan HDR pada iPhone akan sebanding dengan kamera sinema kelas atas, seperti ARRI Alexa atau RED Digital Cinema.

    Peningkatan ini juga akan berdampak besar pada kualitas foto dan video malam hari, pencahayaan kontras tinggi, dan pengurangan noise, tanpa bergantung sepenuhnya pada pengolahan software yang kadang merusak detail halus.

    Lebih dari sekadar peningkatan teknis, pengembangan sensor LOFIC mencerminkan langkah strategis Apple untuk menjadi lebih mandiri dalam rantai pasok teknologi intinya. Selama bertahun-tahun, Apple bergantung pada Sony sebagai penyedia utama sensor kamera untuk iPhone. Kini, dengan mengembangkan sensor sendiri, Apple dapat mengendalikan seluruh pipeline pencitraan, dari sensor hingga pemrosesan gambar oleh chip A-series mereka.

    Langkah ini sejalan dengan strategi Apple dalam mengembangkan chip sendiri (seperti Apple Silicon), modem 5G, dan bahkan prosesor AI untuk perangkat masa depan.

    Meskipun teknologi ini sangat menjanjikan, kemungkinan besar belum akan hadir di iPhone 17 yang dijadwalkan rilis akhir tahun ini. Namun, iPhone 18 yang akan meluncur pada 2026 diyakini menjadi kandidat kuat untuk debut teknologi LOFIC ini. Selain untuk iPhone, Apple juga dapat menyematkan sensor ini ke perangkat lain seperti Apple Vision Pro generasi berikutnya, guna meningkatkan pengalaman mixed-reality dengan visualisasi lebih realistis.

    Jika Apple benar-benar menghadirkan sensor LOFIC dengan kemampuan sinematik ini, maka standar baru dalam fotografi ponsel akan tercipta. Tentu saja, rival seperti Samsung, Google, hingga Huawei tidak akan tinggal diam. Tahun 2026 bisa menjadi medan pertempuran baru dalam perang kamera flagship, bukan lagi soal megapiksel, melainkan siapa yang mampu mendekatkan pengalaman sinema ke dalam genggaman tangan pengguna.

    Dengan semua inovasi ini, satu hal tampak pasti: masa depan fotografi mobile Apple terlihat sangat menjanjikan.

  • Harga iPhone 17 Naik Gila-gilaan, Cek Bocorannya

    Harga iPhone 17 Naik Gila-gilaan, Cek Bocorannya

    Jakarta, CNBC Indonesia – Harga seri iPhone 17 yang akan dirilis dalam waktu dekat diramal akan naik dari model sebelumnya. Namun tak semua model mengalami kenaikan harga jual nantinya.

    Analis Jefferies Edison Lee memperkirakan harga untuk iPhone 17 Pro dan iPhone 17 Pro Max akan naik sebanyak US$50 (Rp 824 ribu). Sementara model dasar tidak akan ada perubahan harga, sementara tidak diketahui berapa harga model baru iPhone 17 Air.

    Berikut daftar harga seri iPhone 17 jika isu tersebut benar, dikutip dari 9to5Mac, Jumat (1/8/2025):

    iPhone 17: US$799 (Rp 13,1 juta)

    iPhone 17 Pro: US$1.049 (Rp 17,2 juta)

    iPhone 17 Pro Max: US$1.249 (Rp 20,5 juta)

    iPhone 17 Air: Tidak diketahui

    Tarif impor baru Amerika Serikat (AS) untuk produk yang diproduksi di China kemungkinan jadi alasan mengapa harga iPhone naik. Jefferies memperkirakan kenaikan harga itu untuk mengimbangi biaya komponen dan tarif di China.

    Bukan hanya China, AS juga membebankan biaya tambahan 20% khusus untuk iPhone buatan negara tersebut.

    Apple juga telah memindahkan sejumlah produksinya ke India. Diharapkan bisa memenuhi permintaan sebanyak mungkin dari pasar AS.

    Namun laman 9to5Mac mencatat kemungkinan produksi India tak menutup total permintaan untuk AS. Jadi tambahan biaya kemungkinan tetap dirasakan oleh Apple.

    Laman tersebut juga melaporkan Apple sebenarnya sempat memilih untuk menanggung tambahan biaya ini. Perusahaan menanggung kerugian sebesar US$900 juta (Rp 14,8 triliun) pada kuartal II.

    Kemungkinan lain, Apple akan membebankan sebagian biaya tambahan ini kepada konsumen di masa depan.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Google Ditinggal, Siap-siap iPhone Berubah Total

    Google Ditinggal, Siap-siap iPhone Berubah Total

    Jakarta, CNBC Indonesia – Dominasi Google sebagai browser dan mesin pencari nampaknya akan makin ditinggalkan. Apple diketahui tengah berupaya mengembangkan cara pencarian informasi baru melalui rententan produknya sendiri, yakni Safari, Siri, hingga Spotlight.

    Mac Rumors menyebutkan Apple membuka sejumlah lowongan untuk lusinan pekerjaan di Amerika Serikat (AS) dan China.

    Salah satunya adalah Engineer Pembelajaran Mesin (Machine Learning). Peran ini bertanggung jawab meningkatkan kemampuan Siri dalam menjawab pertanyaan pribadi, dikutip Senin (4/8/2025).

    Mereka yang diterima untuk pekerjaan ini akan mengembangkan model bahasa berskala besar. Model akan menjawab pertanyaan pengguna dengan dokumen pribadi mereka yang tetap mengutamakan privasi.

    Mark Gurman dari Bloomberg mengatakan tim tersebut tengah mengembangkan pengalaman pencarian baru mirip ChatGPT. Produk yang disebut sebagai mesin jawaban ini masih dikembangkan dalam tahap awal.

    “Meski masih tahap awal, tim tengah membangun apa yang disebut sebagai mesin jawaban, sistem untuk menjelajahi web yang menjawab pertanyaan-pertanyaan umum,” jelasnya.

    Jika informasi itu benar, nampaknya Apple mencoba membuat aplikasi baru yang mandiri untuk fungsi tersebut.

    Gurman mengatakan aplikasi tengah dibangun dengan infrastruktur back-end baru. Ini didesain mendukung kemampuan pencarian untuk produk Siri, Spotlight dan Safari.

    Sebelumnya, Gurman mengatakan Apple mengembangkan versi Siri yang lebih komunikatif. Produk ini lebih mirip ChatGPT dengan model bahasa yang luas.

    Namun pengguna Apple masih perlu menunggu lama untuk menggunakan produk baru. Karena menurut Gurman, pengembangannya ditundak hingga iOS 27.

    Sementara itu, Apple pernah mengumumkan akan ada versi Siri yang lebih personal. Di mana akan memiliki pemahaman lebih baik soal konteks pribadi pengguna, kesadaran di layar dan kontrol per aplikasi lebih mendalam.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Apple Kembangkan Aplikasi AI Pesaing ChatGPT, Ini Bocorannya

    Apple Kembangkan Aplikasi AI Pesaing ChatGPT, Ini Bocorannya

    Bisnis.com, JAKARTA — Apple dilaporkan tengah mengembangkan aplikasi kecerdasan buatan (AI) serupa ChatGPT, sebagai bagian dari langkah perusahaan untuk mengejar ketertinggalan dalam teknologi AI.

    Melansir TechCrunch, Senin (4/7/2025), Apple disebut telah membentuk tim baru bernama Answers, Knowledge, and Information, yang bertugas membangun mesin penjawab berbasis AI. 

    Mesin ini dirancang untuk menjawab pertanyaan menggunakan informasi dari seluruh web. Aplikasi ini kemungkinan akan hadir sebagai layanan mandiri atau terintegrasi dalam berbagai produk Apple seperti Siri, Safari, dan layanan lainnya.

    Menurut jurnalis teknologi Mark Gurman dari Bloomberg, Apple juga mulai membuka lowongan kerja untuk tim tersebut. Perusahaan sedang mencari talenta dengan keahlian di bidang algoritma pencarian dan pengembangan mesin pencari. 

    Sebelumnya, Apple memang telah mengintegrasikan ChatGPT ke dalam Siri. Namun, peluncuran asisten suara versi baru yang lebih personal dan ditenagai AI telah mengalami sejumlah penundaan. 

    Di sisi lain, Apple juga mungkin perlu meninjau ulang kerja sama pencariannya dengan Google, menyusul kekalahan Google dalam kasus antimonopoli baru-baru ini.

    Diketahui, Apple belakangan memberi sinyal akan lebih agresif mengejar pengembangan AI. CEO Apple, Tim Cook, menyebut AI sebagai salah satu teknologi paling revolusioner saat ini, dan menyatakan komitmen untuk mengintegrasikan AI ke seluruh lini perangkat, platform, serta layanan Apple.

    “Apple selalu berkomitmen mengadopsi teknologi tercanggih dan membuatnya mudah diakses serta digunakan oleh semua orang,” kata Cook dikutip dari TechCrunch, Kamis (1/8/2025).

    Cook menambahkan perusahaan telah memiliki tim pengembangan yang kuat dan akan mengalokasikan sumber daya secara signifikan untuk mendukung pengembangan AI. 

    Meski begitu, Apple mengaku masih menerapkan model hybrid yang mengandalkan kerja sama dengan pihak ketiga dalam investasi modal. Artinya, peningkatan belanja modal tidak akan tumbuh secara drastis dalam waktu dekat.

    Sejalan dengan strategi tersebut, Apple juga membuka diri terhadap aksi merger dan akuisisi (M&A) guna mempercepat ekspansi bisnis AI. 

    Sepanjang tahun ini Apple dilaporkan telah mengakuisisi tujuh perusahaan, meskipun tidak ada satu pun yang bernilai besar.

    Meski telah mengumumkan sejumlah fitur AI seperti Siri versi baru yang ditenagai AI, Apple masih mendapat kritik karena dianggap tertinggal dalam persaingan teknologi AI. Peluncuran berbagai fitur tersebut pun belum dilakukan dalam waktu dekat.

    Namun, Apple membela diri dengan menyatakan mereka lebih memilih untuk meluncurkan produk yang matang dan berfungsi optimal, daripada terburu-buru hanya demi mengejar tren.

    Sejauh ini, Apple mengeklaim telah merilis lebih dari 20 fitur baru dalam kategori Apple Intelligence, termasuk fitur kecerdasan visual, penghapus objek, serta alat bantu penulisan. 

    Pada akhir 2025, perusahaan berencana meluncurkan tambahan fitur AI seperti terjemahan langsung dan teman olahraga virtual, meski peningkatan Siri yang lebih personal baru akan tersedia pada 2026.

    Di tengah ketidakpastian strategi AI tersebut, Apple justru mencatat kinerja keuangan yang positif. Penjualan iPhone pada kuartal III/2025 tercatat lebih tinggi dari perkiraan analis, serta mencetak rekor pendapatan baru, yang turut mendorong lonjakan harga saham perusahaan dalam perdagangan after-hours.

  • Apple Buat “Answers” untuk Jawab Berbagai Pertanyaan, Saingi ChatGPT?

    Apple Buat “Answers” untuk Jawab Berbagai Pertanyaan, Saingi ChatGPT?

    Bisnis.com, JAKARTA – Apple saat ini dikabarkan tengah membangun “mesin penjawab” AI-nya sendiri bernama Answers.

    Hal ini dikatakan oleh Mark Gurman dari Bloomberg, di mana dirinya mengatakan Apple telah membentuk tim baru untuk membangun aplikasi serupa ChatGPT.

    Tim tersebut-yang kabarnya bernama Answers, Knowledge, and Information—sedang berupaya membangun “mesin penjawab” yang dapat menjawab pertanyaan menggunakan informasi dari seluruh web.

    Belum tahu bagaimana pastinya, namun mesin ini bisa berupa aplikasi mandiri, atau akan dijadikan satu di dalam Siri, Safari, dan produk Apple lainnya.

    Gurman juga mencatat bahwa Apple sedang mengiklankan lowongan pekerjaan untuk tim ini, khususnya mencari pelamar yang berpengalaman dengan algoritma pencarian dan pengembangan mesin.

    Melansir MacRumors, lowongan pekerjaan tersebut menyatakan bahwa tim tersebut mengembangkan model bahasa berskala besar yang “bertanggung jawab untuk menjawab pertanyaan pengguna menggunakan dokumen pribadi mereka dengan mengutamakan privasi”.

    Hal ini terdengar sangat mirip dengan fitur Siri yang dipersonalisasi milik Apple, yang ditunda hingga tahun 2026. Namun Mark Gurman mengatakan ada lebih banyak hal yang perlu dipertimbangkan.

    Gurman kemudian mengatakan bahwa ia diberitahu bahwa tim tersebut sedang dalam tahap awal pengembangan “pengalaman pencarian baru yang mirip ChatGPT”

    Meskipun Apple telah mengintegrasikan ChatGPT ke dalam Siri, pembaruan asisten suara yang lebih personal dan bertenaga AI telah berulang kali tertunda.

    Apple mungkin juga harus mengubah kesepakatan pencariannya dengan Google sebagai akibat dari kekalahan perusahaan tersebut dalam kasus antimonopoli.

  • iPhone Tembus 3 Miliar Unit Terjual, Apple Cetak Rekor Baru

    iPhone Tembus 3 Miliar Unit Terjual, Apple Cetak Rekor Baru

    Jakarta

    Apple resmi mencetak tonggak sejarah baru. CEO Apple, Tim Cook, mengungkap bahwa perusahaan telah menjual lebih dari 3 miliar unit iPhone sejak pertama kali diluncurkan pada tahun 2007.

    Pencapaian luar biasa ini diungkapkan langsung oleh Cook dalam panggilan pendapatan Apple untuk kuartal ketiga tahun fiskal 2025. Ia menyebutkan bahwa penjualan iPhone naik dua digit pada periode April-Juni 2025, didorong oleh tingginya minat konsumen di seluruh dunia.

    “Kami dengan bangga melaporkan rekor pendapatan kuartal Juni dengan pertumbuhan dua digit di iPhone, Mac, dan layanan,” ujar Tim Cook.

    Apple pertama kali mencapai 1 miliar iPhone terjual pada tahun 2016. Angka ini kemudian diyakini bertambah menjadi 2 miliar unit pada 2021, meski tanpa konfirmasi resmi. Kini, hanya empat tahun kemudian, angka itu melonjak ke 3 miliar unit, menandai pertumbuhan signifikan dalam waktu singkat.

    Laba Meningkat, iPhone Masih Jadi Andalan

    Apple mencatat pendapatan kuartalan sebesar USD 94 miliar, naik hampir 10% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Dari total pendapatan itu, iPhone menyumbang porsi terbesar: USD 44,6 miliar, tumbuh 13% YoY dan menjadi rekor penjualan untuk kuartal Juni.

    Pertumbuhan iPhone dilaporkan terjadi di seluruh segmen geografis, dengan basis pengguna aktif mencapai rekor tertinggi. Apple menyatakan bahwa banyak pengguna iPhone baru yang melakukan upgrade selama kuartal ini, turut mendorong peningkatan penjualan.

    Selain iPhone, lini produk Mac juga mencatat pertumbuhan signifikan, dengan pendapatan sebesar USD 8 miliar, naik 15% dari tahun lalu. Sementara itu, layanan Apple seperti iCloud, App Store, dan Apple Music menyumbang rekor pendapatan sepanjang masa sebesar USD 27,4 miliar.

    Pengaruh Isu Tarif dan iPhone 17

    Bocoran iPhone 17 Foto: 9to5Mac

    Analis memperkirakan lonjakan penjualan iPhone kuartal ini juga dipengaruhi oleh kekhawatiran publik terhadap potensi lonjakan harga iPhone. Isu yang viral menyebutkan harga iPhone bisa melonjak hingga USD 25.000 akibat kebijakan tarif baru dari pemerintahan Trump.

    Apple sendiri mengaku bahwa kebijakan tarif tersebut telah merugikan mereka sebesar USD 800 juta pada kuartal ini dan bisa mencapai USD 1,1 miliar pada kuartal berikutnya.

    Menariknya, Apple diprediksi akan meluncurkan keluarga iPhone 17 pada September mendatang. Salah satu model yang paling dinantikan adalah iPhone 17 Air, yang dikabarkan hadir dengan desain ultra-tipis dan menggantikan model Plus yang sebelumnya kurang diminati pasar.

    Ekspansi Global dan Rekor Baru

    Apple mencetak rekor pendapatan kuartal Juni di lebih dari dua lusin negara dan wilayah, termasuk AS, Kanada, Eropa Barat, India, dan Asia Selatan. Perusahaan juga berencana membuka toko baru di Uni Emirat Arab dan India pada akhir tahun ini.

    Tim Cook menyatakan bahwa Apple melihat percepatan pertumbuhan di banyak negara berkembang. Basis pelanggan baru terus bertambah, terutama untuk produk seperti iPad dan Apple Watch, yang juga mencatat peningkatan jumlah pengguna baru dan upgrade.

    Dengan pencapaian ini, Apple sekali lagi menunjukkan bahwa iPhone masih menjadi tulang punggung utama bisnis mereka, bahkan setelah hampir dua dekade sejak peluncuran pertamanya.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video: Trump Ancam Apple dengan Tarif 25%, Minta iPhone Dibuat di AS”
    [Gambas:Video 20detik]
    (afr/afr)

  • iOS 26 Bikin AirPods Bisa Kendalikan Kamera iPhone dari Jarak Jauh – Page 3

    iOS 26 Bikin AirPods Bisa Kendalikan Kamera iPhone dari Jarak Jauh – Page 3

    Peningkatan kualitas suara menjadi daya tarik utama dari pembaruan ini. Apple menyebut fitur ini sebagai “studio-quality audio recording” yang tak hanya bermanfaat bagi kreator konten, tetapi juga pengguna umum.

    Fitur ini bekerja di berbagai aplikasi seperti Kamera, Voice Memos, Messages, hingga Webex. Saat diuji oleh Engadget, perbedaan paling terasa muncul ketika merekam di lingkungan bising.

    Hasil rekaman dengan firmware baru terdengar lebih jernih meski ada sedikit noise. Apple tampaknya mengurangi efek noise suppression berlebihan agar suara pengguna tetap alami.

    Tak hanya itu, sampel suara kini direkam dalam kualitas 48kHz. Sebelumnya, beberapa pengguna masih mendapati rekaman dengan kualitas 24kHz.

    Sayangnya, Apple belum menjelaskan secara teknis bagaimana sistem ini bekerja, hanya menyebut penggunaan chip H2, mikrofon beamforming, dan audio komputasional.

  • Warga Minta Kebijakan Royalti Musik di Ruang Publik Dipertimbangkan Ulang

    Warga Minta Kebijakan Royalti Musik di Ruang Publik Dipertimbangkan Ulang

    Warga Minta Kebijakan Royalti Musik di Ruang Publik Dipertimbangkan Ulang
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Sejumlah warga meminta agar pemerintah mempertimbangkan ulang kebijakan yang mewajibkan pelaku usaha yang memutar musik di ruang publik, termasuk restoran, kafe, toko, pusat kebugaran, hingga hotel, untuk membayar royalti kepada pencipta dan pemilik hak terkait.
    Jeni (29), salah satu pengunjung kafe di Tebet, Jakarta Selatan, merasa keberatan apabila banyak kafe memilih untuk tidak memutar lagu karena takut terkena royalti.
    “Ya, sebagai pemerintah kalau mau buat kebijakan dipertimbangkan lah. Masa putar lagu di kafe aja harus bayar. Kan fungsinya lagu buat didengarin, heran kalau apa-apa harus serba bayar dan dipajak,” jelas Jeni kepada
    Kompas.com
    , Minggu (3/8/2025).
    Menurut Jeni, pemerintah seharusnya sadar bahwa pemutaran lagu di kafe atau restoran bisa memberikan dampak positif.
    Sebab, lagu yang sering diputar di kafe dan restoran jadi lebih mudah dikenal serta dihapal banyak orang.
    “Toh, kalau kita dengarin dari YouTube
    channel
    ori penyanyinya, bisa nambah
    adsense
    dia. Kalau dengarin di Spotify kan juga resmi, dia juga dapat uangnya, kenapa harus bayar ke pemerintah,” tegas Jeni.
    Sementara itu, pengunjung kafe lainnya bernama Aulia (25) berharap agar pemerintah menyeleksi penyanyi mana saja yang keberatan lagunya disetel di kafe dan restoran.
    “Mending kasih tahu aja mana penyanyi yang enggak berkenan lagunya disetel di kafe, mana yang enggak masalah, biar pihak kafenya boikot penyanyi itu, jangan semua dipukul rata enggak boleh. aku yakin, pihak kafe bakal otomatis
    aware
    soal ini,” jelas Aulia.
    Ia menambahkan, sebaiknya pemerintah membuat aturan yang mendorong kafe atau restoran memutar lagu dari aplikasi resmi atau berlisensi.
    Diberitakan sebelumnya, Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI) Kementerian Hukum menegaskan bahwa setiap pelaku usaha yang memutar musik di ruang publik, termasuk restoran, kafe toko, pusat kebugaran, dan hotel, wajib membayar royalti kepada pencipta dan pemilik hak terkait.
    Direktur Hak Cipta dan Desain Industri DJKI Kemenkum Agung Damarsasongko mengatakan, aturan tersebut berlaku meskipun pelaku usaha telah berlangganan layanan seperti Spotify, YouTube Premium, Apple Music, atau layanan
    streaming
    lainnya.
    Pasalnya, langganan pribadi seperti Spotify dan YouTube Premium tidak mencakup hak pemutaran musik untuk tujuan komersial di ruang publik.
    “Layanan
    streaming
    bersifat personal. Ketika musik diperdengarkan kepada publik di ruang usaha, itu sudah masuk kategori penggunaan komersial, sehingga dibutuhkan lisensi tambahan melalui mekanisme yang sah,” kata Agung dalam keterangan tertulis, Senin (28/7/2025).
    Agung mengatakan, pembayaran royalti dilakukan melalui Lembaga Manajemen Kolektif Nasional (LMKN) sesuai amanat Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta dan Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2021 tentang Pengelolaan Hak Cipta Lagu dan/atau musik.
    LMKN bertugas menghimpun dan mendistribusikan royalti kepada para pecipta dan pemilik hak terkait.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Kafe di Tebet Pilih Putar Musik Instrumental demi Hindari Royalti, Pengunjung: Bikin Ngantuk

    Kafe di Tebet Pilih Putar Musik Instrumental demi Hindari Royalti, Pengunjung: Bikin Ngantuk

    Kafe di Tebet Pilih Putar Musik Instrumental demi Hindari Royalti, Pengunjung: Bikin Ngantuk
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
     Salah satu kafe di Jalan Tebet Barat, Jakarta Selatan, memilih untuk memutar musik intrumental demi menghidari pembayaran royalti.
    Namun, pengunjung kafe tersebut menilai pemutaran musik instrumental justru membuatnya mengantuk.
    “Kayak sekarang nih, diganti di sini sama musik instrumental, emang sih jadi lebih tenang, cuma kan bikin ngantuk,
    vibes
    -nya kayak enggak kayak biasanya,” ucap salah satu pengunjung kafe bernama Jeni (29) saat diwawancarai di lokasi, Minggu (3/8/2025).
    Padahal, kata Jeni, pemutaran musik di kafe sangat berpengaruh terhadap suasana hati para pengunjung.
    Beruntung, di kafe yang ia kunjungi kali ini, masih sesekali diputar lagu-lagu populer dari penyanyi luar negeri.
    “Untungnya di sini, juga beberapa kali saya dengar masih setel lagu-lagu barat yang
    hits
    . Jadi, 
    vibes
    -nya masih kebantu, enggak tua-tua banget harus instrumental mulu,” jelas Jeni.
    Pengunjung lain bernama Aulia (25) juga mengaku tak setuju apabila pihak kafe memilih tak memutarkan musik karena takut terkena royalti.
    “Aku enggak setuju kalau enggak ada musik sama sekali. Buat aku, yang selalu WFC (
    work

    form

    coffee

    shop
    ), musik itu justru bantu aku enggak fokus sama suara orang di sekitar. Jadi, kayak peredam kuping biar aku fokusnya sama kerjaan,” katanya.
    Aulia merasa pikirannya malah menjadi tak fokus apabila kafe yang ditempatinya untuk bekerja tidak memutar musik.
    Meski begitu, ia tidak keberatan jika musik yang diputar berupa kicauan burung atau instrumental.
    “Kayaknya suka, karena lebih membosankan kalau enggak ada musik soalnya. Misal, kayak instrumen klasik atau instrumen lagu tanpa lirik gitu,” jelas Aulia.
    Diberitakan sebelumnya, Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI) Kementerian Hukum menegaskan bahwa setiap pelaku usaha yang memutar musik di ruang publik, termasuk restoran, kafe toko, pusat kebugaran, dan hotel, wajib membayar royalti kepada pencipta dan pemilik hak terkait.
    Direktur Hak Cipta dan Desain Industri DJKI Kemenkum Agung Damarsasongko mengatakan, aturan tersebut berlaku meskipun pelaku usaha telah berlangganan layanan seperti Spotify, YouTube Premium, Apple Music, atau layanan
    streaming
    lainnya.
    Pasalnya, langganan pribadi seperti Spotify dan YouTube Premium tidak mencakup hak pemutaran musik untuk tujuan komersial di ruang publik.
    “Layanan
    streaming
    bersifat personal. Ketika musik diperdengarkan kepada publik di ruang usaha, itu sudah masuk kategori penggunaan komersial, sehingga dibutuhkan lisensi tambahan melalui mekanisme yang sah,” kata Agung dalam keterangan tertulis, Senin (28/7/2025).
    Agung mengatakan, pembayaran royalti dilakukan melalui Lembaga Manajemen Kolektif Nasional (LMKN) sesuai amanat Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta dan Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2021 tentang Pengelolaan Hak Cipta Lagu dan/atau musik.
    LMKN bertugas menghimpun dan mendistribusikan royalti kepada para pecipta dan pemilik hak terkait.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Warga Keberatan jika Kafe dan Restoran Setop Setel Musik karena Takut Kena Royalti

    Warga Keberatan jika Kafe dan Restoran Setop Setel Musik karena Takut Kena Royalti

    Warga Keberatan jika Kafe dan Restoran Setop Setel Musik karena Takut Kena Royalti
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
     Salah satu pengunjung kafe di Jalan Tebet Barat, Jakarta Selatan, bernama Jeni (29) mengaku keberatan dan tak setuju apabila kafe dan restoran tak lagi menyetel musik karena takut terkena royalti.
    Ia menilai pemutaran lagu di kafe maupun restoran bisa memengaruhi semangatnya.
    “Sebenarnya sih enggak setuju ya, karena kan lagu Indonesia juga banyak yang enak, terus kalo disetel di kafe apalagi kalau WFC (
    work

    form

    cafe
    ), bisa bangkitin semangat juga sambil ikut nyanyi tipis-tipis,” jelas Jeni saat diwawancarai
    Kompas.com
    di lokasi, Minggu (3/7/2025).
    Menurut Jeni, pemutaran lagu Indonesia di sejumlah tempat umum justru membantu mempopulerkan karya musisi Tanah Air.
    “Di sisi lain kan, kalau banyak diputar di kafe-kafe lagu itu jadi makin dikenal dan mudah dihapal juga kan, itu kan ngebantu penyanyinya promosi tanpa sadar dan seharusnya itu yang harus dipertimbangkan,” kata dia.
    Oleh karena itu, dia sangat menyayangkan apabila pemerintah membatasi pemutaran lagu penyanyi Indonesia di kafe atau restoran.
    Sementara itu, pengunjung kafe lain bernama Aulia (25) memiliki pandangan berbeda. Ia setuju jika lagu Indonesia tidak diputar sembarangan di kafe atau restoran.
    “Sejujurnya setuju, kayaknya aku udah terbiasa sih kafe enggak setel lagu Indonesia, karena sejauh aku nongkrong di beberapa kafe sebenernya udah hampir enggak ada kafe yang setel lagu Indo, pasti lagu barat atau enggak
    theme

    song
    kafenya,” kata Aulia.
    Aulia mengatakan, larangan menyetel lagu sembarangan di tempat komersil sebenarnya sudah sempat ramai dibicarakan pada 2022 hingga 2023.
    Meski begitu, ia juga tidak setuju apabila tak ada musik sama sekali di kafe atau restoran yang ia datangi.
    “Tapi, itu mah sampai enggak setel (musik) sama sekali aneh banget, kalau kafe enggak setel musik,” ucap Aulia.
    Diberitakan sebelumnya, Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI) Kementerian Hukum menegaskan bahwa setiap pelaku usaha yang memutar musik di ruang publik, termasuk restoran, kafe toko, pusat kebugaran, dan hotel, wajib membayar royalti kepada pencipta dan pemilik hak terkait.
    Direktur Hak Cipta dan Desain Industri DJKI Kemenkum Agung Damarsasongko mengatakan, aturan tersebut berlaku meskipun pelaku usaha telah berlangganan layanan seperti Spotify, YouTube Premium, Apple Music, atau layanan
    streaming
    lainnya.
    Pasalnya, langganan pribadi seperti Spotify dan YouTube Premium tidak mencakup hak pemutaran musik untuk tujuan komersial di ruang publik.
    “Layanan
    streaming
    bersifat personal. Ketika musik diperdengarkan kepada publik di ruang usaha, itu sudah masuk kategori penggunaan komersial, sehingga dibutuhkan lisensi tambahan melalui mekanisme yang sah,” kata Agung dalam keterangan tertulis, Senin (28/7/2025).
    Agung mengatakan, pembayaran royalti dilakukan melalui Lembaga Manajemen Kolektif Nasional (LMKN) sesuai amanat Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta dan Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2021 tentang Pengelolaan Hak Cipta Lagu dan/atau musik.
    LMKN bertugas menghimpun dan mendistribusikan royalti kepada para pecipta dan pemilik hak terkait.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.