TRIBUNNEWS.COM – Kepala Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus dinyatakan selamat, usai berhasil lolos dari serangan rudal Israel di Bandara Internasional Yaman, Sanaa.
Hal tersebut diungkap langsung oleh Tedros, dalam keterangan yang dikutip dari News Sky, ia menuturkan bahwa ketika terjadi serangan itu, dia bersama rombongan hendak menaiki pesawat.
Namun beberapa saat kemudian, pesawat udara Israel secara membabi buta membombardir bandara Sanaa Yaman .
Peristiwa terjadi sekitar pukul 05.00 waktu setempat, imbas insiden itu Tedros mengatakan salah satu awak pesawat yang hendak ditumpanginya terluka.
Dia juga menyebut ada dua orang tewas di bandara akibat terkena serpihan rudal Israel.
“Salah satu awak pesawat kami terluka. Setidaknya dua orang dilaporkan tewas di bandara,” jelas Tedros.
“Menara kontrol lalu lintas udara, ruang tunggu keberangkatan hanya beberapa meter dari tempat kami berada dan landasan pacu rusak parah.” imbuhnya.
Pasca insiden terjadi, Tedros menyampaikan bahwa dirinya bersama rekan-rekan PBB dan WHO berhasil selamat.
“Rekan-rekan saya di PBB dan @WHO serta saya selamat. Belasungkawa yang sedalam-dalamnya kepada keluarga yang orang-orang terkasihnya kehilangan nyawa dalam serangan itu,” cuitnya.
Sementara Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengutuk serangan itu.
Ia menyerukan penghormatan terhadap hukum internasional, dengan menekankan bahwa warga sipil dan pekerja kemanusiaan tidak boleh menjadi sasaran.
Guterres juga menyesalkan eskalasi baru-baru ini antara Yaman dan Israel, dan menyebut serangan udara di Bandara Internasional Sanaa, pelabuhan Laut Merah, dan pembangkit listrik di Yaman sangat mengkhawatirkan.
Pelabuhan Yaman Dibombardir
Tak hanya bandara Internasional Sanaa yang menjadi target serangan Israel.
Kota Pelabuhan Hodeidah, Salif, dan Ras Kanatib di pantai barat Yaman juga menjadi target serangan.
Media kelompok Houthi, yang menguasai Yaman saat ini melaporkan enam tewas karena serangan itu. Sementara 11 orang dilaporkan terluka.
“Bandara diserang lebih dari enam serangan, dengan serangan juga menargetkan pangkalan udara Al-Dailami yang berdekatan,” kata seorang saksi mata.
“Serangkaian serangan juga dilakukan terhadap sebuah pembangkit listrik di Hodeida,” kata seorang saksi mata lain dan laporan stasiun TV resmi Al-Masirah milik Houthi.
Sementara itu, militer Israel mengatakan jet tempurnya melakukan serangan berdasarkan data intelijen dan mengklaim menarget titik-titik militer rezim Houthi.
Israel mengklaim bahwa wilayah yang dibombardir digunakan oleh rezim teroris Houthi untuk menyelundupkan senjata Iran ke wilayah tersebut, termasuk untuk masuknya pejabat senior Iran.
Houthi Siapkan Serangan Balasan
Merespon serangan yang dilakukan Israel, sayap militer Houthi menyatakan siap melancarkan balasan ke negara zionis itu.
Selain itu, sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh gerakan tersebut mengatakan bahwa serangan dan serangan terhadap negara tersebut “tidak akan menghalangi” rakyat Yaman untuk mendukung rakyat Palestina dan Perlawanan mereka di Gaza.
“Kami siap menghadapi eskalasi dengan eskalasi,” Biro Politik Houthi, menyusul serangkaian serangan Israel yang menargetkan negara tersebut.
Tak hanya melakukan serangan balasan ke Israel, dalam kesempatan itu Anggota Dewan Politik Tertinggi Houthi Mohammed Ali al-Houthi juga mengeluarkan peringatan keras kepada AS.
Dalam postingan X, Ali al-Houthi Memperingatkan Amerika Serikat agar tidak menyerang Yaman.
Adapun pesan itu muncul setelah Houthi pada akhir pekan kemarin mengklaim telah menembak jatuh jet tempur F-18 AS dalam serangan terhadap kapal induk di Laut Merah.
“Kami memperingatkan Amerika agar tidak menyerang Yaman. Jika mereka tidak berhenti, kami akan menyerang kepentingan AS di kawasan itu, mengabaikan garis merah apa pun,” kata al-Houthi.
“Serangan Israel terhadap Gaza dan Yaman akan dihentikan, atau kami akan menyerang aset-aset sensitif Amerika untuk menyampaikan pesan kami,” imbuhnya dikutip dari Anadolu.
(Tribunnews.com / Namira Yunia)