Jakarta, Beritasatu.com – CEO Ford, Jim Farley, telah mengeluarkan peringatan tegas kepada para manajer perusahaan bahwa mereka akan menghadapi potongan bonus hingga 65% jika kinerja perusahaan tetap tidak berkembang. Dalam upaya untuk meningkatkan kualitas dan menurunkan biaya, Farley memperkenalkan sistem bonus berbasis kinerja yang langsung terhubung dengan pencapaian tujuan kunci perusahaan.
Dikutip Reuters, Minggu (3/11/2024), peringatan tersebut disampaikan Farley dalam pertemuan kota baru-baru ini, di mana ia menekankan pentingnya akuntabilitas di antara para karyawan. “Saya bangga dengan kemajuan yang telah dicapai, tetapi kami sama sekali tidak puas,” ujarnya dalam presentasi earnings kuartal ketiga pekan ini.
Dengan saham Ford yang mengalami penurunan lebih dari 10% dan hanya mampu memenuhi proyeksi keuntungan tahunan di bagian bawah, tekanan terhadap manajemen semakin meningkat. Farley menegaskan bahwa perubahan ini merupakan bagian dari upaya untuk mengubah budaya di Ford, yang telah ada selama 121 tahun, menjadi lebih fokus pada kinerja dan hasil.
Ford Everest Titanium Next Gen dilengkapi dengan fitur keamanan yang tidak dimiliki kompetitor lain – (DOK/RMA Indonesia)
“Ketika kami mencapai atau melebihi target yang ditetapkan, tim akan dihargai,” ujar Farley. “Kami berkomitmen untuk menurunkan biaya, meningkatkan kualitas, dan menjadikan Ford bisnis yang lebih tangguh dan efisien,” sambungnya.
Bonus manajer tidak hanya akan dipengaruhi oleh kinerja perusahaan secara keseluruhan, tetapi juga oleh pencapaian individu mereka. Jika situasi tidak membaik, langkah-langkah tegas seperti pemotongan bonus akan diberlakukan.
Sementara itu, rival Ford, General Motors (GM), telah lebih dulu menyesuaikan paket kompensasi untuk karyawan, memberikan bonus 150% kepada 5% karyawan teratas. Dalam konteks ini, Farley dan Ford tampaknya berusaha untuk tidak tertinggal dalam persaingan industri otomotif yang semakin ketat.