Lebih dari sekadar pertunjukan atraktif, Boles menyimpan makna filosofis yang dalam. KH Fajar Laksana, sang pencipta olahraga tradisional Boles, menjelaskan bahwa bola api yang membara melambangkan hawa nafsu yang harus dikendalikan. “Ketika bolanya itu dimasukkan ke dalam keranjang gawang bermakna ketika hawa nafsu berhasil dikendalikan maka manusia dapat mencapai tujuannya dalam hidup,” tutur KH Fajar.
Filosofi inilah yang menjadikan Boles tidak hanya sebagai hiburan, tetapi juga sebagai sarana edukasi moral dan spiritual. Kesenian asal Sukabumi, Boles sendiri berakar kuat dari sejarah panjang, diadaptasi dari permainan serupa pada abad ke-13 hingga ke-14 Masehi di masa Kerajaan Pajajaran, yang tercatat dalam naskah Kitab Suwasit.
Perjalanan Boles dari pengembangan awal di Perguruan Silat Sang Maung Bodas pada tahun 2010 hingga kini meraih Rekor MURI Dunia, membuktikan dedikasi dan konsistensi dalam melestarikan warisan budaya.
:strip_icc():format(jpeg):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/liputan6/watermark-color-landscape-new.png,1100,20,0)/kly-media-production/medias/5296837/original/008735300_1753618194-IMG-20250726-WA0024.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)