Jakarta, CNN Indonesia —
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menggencarkan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) demi memitigasi potensi bencana hidrometeorologi selama periode Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 (Nataru).
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan operasi ini bertujuan untuk mendukung kelancaran perayaan Nataru, terutama di wilayah-wilayah dengan potensi bencana tinggi, seperti Jawa Barat, DKI Jakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.
“Operasi Modifikasi Cuaca ini merupakan langkah mitigasi yang kami ambil untuk mengendalikan curah hujan, meminimalkan dampak bencana, dan melindungi keselamatan masyarakat,” ujar Dwikorita dalam keterangannya, Rabu (25/12).
OMC dilakukan dengan teknologi penyemaian garam NaCl superfine ke dalam awan potensial. Dengan metode ini, BMKG mengupayakan agar lokasi dan intensitas hujan tidak terjadi penumpukan curah hujan di wilayah yang rawan bencana.
OMC sendiri dilaksanakan secara bertahap di beberapa wilayah yang memiliki tingkat kerawanan tinggi terhadap bencana.
Di DKI Jakarta, operasi telah dilakukan pada 7-9 dan 13-16 Desember 2024, dengan total 17 sorti penerbangan yang beroperasi dari Bandara Budiarto Curug, Tangerang.
Di Jawa Barat, operasi berlangsung pada 11-16 Desember 2024 dan direncanakan berlanjut hingga 20 Desember 2024, dengan total 34 sorti penerbangan dari Lanud Halim Perdanakusuma.
Sementara itu, di Jawa Tengah, operasi dimulai pada 11 Desember 2024 dengan total 23 sorti penerbangan dari Bandara Ahmad Yani, Semarang, dan masih berlangsung.
Sedangkan di Jawa Timur, operasi dilaksanakan pada 18 hingga 22 Desember 2024, dengan kemungkinan perpanjangan jika situasi membutuhkan.
Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG Tri Handoko Seto mengatakan OMC adalah solusi adaptif untuk mengurangi dampak buruk bencana hidrometeorologi yang sering terjadi di musim penghujan.
“Selain untuk mitigasi bencana, operasi ini juga mendukung kelancaran infrastruktur transportasi selama periode Natal dan Tahun Baru, memastikan masyarakat dapat beraktivitas dengan aman,” katanya dalam keterangan yang sama.
Seto menjelaskan OMC kali ini dilaksanakan dengan dukungan dari BNPB, BPBD, dan operator-operator swasta yang terlibat dalam modifikasi cuaca.
Selain sebagai langkah mitigasi bencana, OMC juga dilakukan dalam rangka pengamanan jalur transportasi darat, laut, dan udara selama Nataru.
Intensitas hujan tinggi yang kerap terjadi pada akhir tahun seringkali menyebabkan gangguan pada infrastruktur, sehingga upaya ini diharapkan dapat memastikan keselamatan masyarakat yang melakukan perjalanan di periode tersebut.
Untuk mengawal operasi ini, posko operasional didirikan di lokasi strategis untuk memantau pelaksanaan OMC secara real-time sekaligus memastikan efektivitasnya.
Lebih lanjut, Dwikorita mengimbau masyarakat untuk waspada terhadap potensi cuaca ekstrem yang dapat terjadi, terutama di wilayah rawan bencana.
Masyarakat dapat mengakses informasi cuaca lewat berbagai platform resmi BMKG untuk membantu merencanakan aktivitasnya dengan lebih baik.
“Mari kita rayakan Natal dan Tahun Baru dengan penuh kehati-hatian. Hindari aktivitas yang berisiko di tengah cuaca ekstrem, rencanakan perjalanan dengan matang, dan selalu prioritaskan keselamatan bersama,” pungkas Dwikorita.
(lom/sfr)
[Gambas:Video CNN]