TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Bisnis manajemen kekayaan atau wealth management kini semakin berkembang dipicu oleh bertambahnya jumlah orang kaya di Indonesia.
Knight Frank memprediksi High Net Worth Individuals (HNWI) atau individu dengan jumlah kekayaan sangat tinggi di Indonesia bakal tumbuh 63 persen.
Bank dan perusahaan investasi kini semakin gencar menawarkan platform digital, seperti aplikasi investasi, dan layanan personalisasi berbasis data.
EVP Wealth Management BCA, Indrawan B mengungkapkan kinerja bisnis wealth management BCA yang menunjukkan pertumbuhan dana kelolaan investasi lebih dari 30 persen secara Year on Year (YoY) hingga Desember 2024.
“Ini menunjukkan kebutuhan investasi masyarakat semakin berkembang,” kata Indrawan dalam keterangan tertulis, Rabu (5/3/2025).
Dia mengatakan, nasabah wealth management saat ini memiliki beragam pilihan instrumen investasi mulai dari reksa dana, ETF, saham, obligasi, hingga properti dan aset alternatif.
Investasi berbasis lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG Investing) juga mulai mendapat perhatian lebih dari kalangan investor.
Perbankan sendiri berupaya menghadirkan inovasi dalam layanan wealth management yang solutif dan membantu nasabah mencapai tujuan finansial nasabah.
Seperti yang dilakukan BCA melakukan rebranding fitur Welma di aplikasi myBCA menjadi fitur Investasi mulai 23 April 2025 mendatang.
“Perubahan ini bertujuan memudahkan nasabah dalam memahami dan mengakses layanan investasi yang tersedia di platform digital BCA,” kata Indrawan.
Salah satu fitur yang dihadirkan adalah investment goals hadir sebagai solusi bagi nasabah dalam mengalokasikan investasi secara optimal.
“Nasabah dapat menetapkan berbagai tujuan investasi, seperti dana pendidikan, dana pensiun, atau investasi jangka panjang lainnya,” katanya.