Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

Birokrasi Jepang Belum ‘Move On’, Menteri Nyatakan Perang pada Disket

Birokrasi Jepang Belum ‘Move On’, Menteri Nyatakan Perang pada Disket

Jakarta, CNN Indonesia

Sebaiknya tunda dulu kekaguman Anda pada kecanggihan dan inovasi teknologi Jepang. Fakta terbaru mengungkap birokrasinya masih memakai floppy disk atau disket sebagai media penyimpan data.

Menteri Transformasi Digital Jepang Kono Taro pun menyatakan, dalam akun Twitter-nya, “Digital Minister declares a war on floppy discs”. Menurut dia, saat ini sekitar 1.900 prosedur pemerintah masih mengharuskan bisnis menggunakan perangkat penyimpanan, ditambah CD dan mini-disc.

Dia mengatakan peraturan akan diperbarui untuk memungkinkan orang menggunakan layanan online.

Floppy disk, dinamakan demikian karena perangkat penyimpanan dapat ditekuk, dibuat pada akhir 1960-an tetapi mulai ketinggalan zaman tiga dekade kemudian berkat solusi penyimpanan yang lebih efisien seperti hardisk maupun komputasi awan.

Warisan perangkat berbentuk persegi ini masih dapat disaksikan hingga hari ini karena bentuknya menjadi logo ikonik sebagai simbol ‘simpan’ (save).

Sebuah komite pemerintah Jepang telah menemukan sekitar 1.900 sektor di mana bisnis diharuskan menggunakan media penyimpanan seperti floppy disk saat membuat aplikasi atau menyimpan data.

Selama konferensi pers pada Selasa (6/9), Kono juga mengkritik penggunaan teknologi usang lainnya di negara itu.

“Saya ingin menyingkirkan mesin faks, dan saya masih berencana untuk melakukannya,” katanya.

Ini bukan pertama kalinya Jepang menjadi berita utama karena kebiasaan kunonya. Hal ini dianggap menjadi paradoks, mengingat kemampuan negara itu dalam mengembangkan produk baru yang terbilang modern.

Berbagai cara telah ditanggulangi pemerintah Jepang, termasuk rendahnya literasi digital dan budaya birokrasi dengan sikap konservatif, menurut laporan BBC.

Dikutip The Guardian, Taro mengatakan dia akan memperluas usahanya untuk membersihkan birokrasi dari alat-alat usang dengan menghapus disket bertahap dan memindahkan prosedur administrasi online.

“Menteri Digital menyatakan perang terhadap disket. Digital Agency akan mengubah peraturan tersebut sehingga Anda dapat menggunakan secara online.” katanya dalam kicauannya pada pekan lalu.

[Gambas:Twitter]

Jepang tidak sendirian dalam mempertahankan disket setelah sebagian besar bisnis dan badan publik menganggapnya ketinggalan zaman.

Angkatan udara AS hanya mengganti floppy disk yang digunakan untuk mengelola persenjataan nuklir negara itu pada 2019, hampir satu dekade setelah Sony berhenti memproduksinya.

“Disket hampir tidak pernah rusak atau kehilangan data,” kata Yoichi Ono, seorang pejabat di lingkungan Meguro Tokyo, kepada Nikkei Asia, ketika pemerintah daerah memutuskan untuk menghapus disket dan data penyimpanan fisik lainnya.

(can/fea)

[Gambas:Video CNN]