Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

Beroperasi Terbatas Saat Nataru, Tol Fungsional Probowangi, Gending-Kraksaan Diharapkan Kurangi Waktu Tempuh

Beroperasi Terbatas Saat Nataru, Tol Fungsional Probowangi, Gending-Kraksaan Diharapkan Kurangi Waktu Tempuh

Liputan6.com, Probolinggo – Menteri Pekerjaan Umum (PU) Republik Indonesia Dody Hanggodo melakukan pengecekan kesiapan jalan tol fungsional Probolinggo-Banyuwangi (Probowangi) segmen Gending-Kraksaan. Pengecekan ini dilakukan untuk memastikan kelancaran arus lalu lintas selama libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025. Pengecekan dimulai pada Exit Tol Gending hingga ke Exit Tol Kraksaan.

Menteri PU Dody Hanggodo mengatakan bahwa kedatangannya kali ini bertujuan untuk memastikan kesiapan jalan tol fungsional Probowangi Paket 1 Gending-Kraksaan sepanjang 10,3 kilometer ditambah akses sejauh 3 kilometer. Harapannya ruas tol fungsional ini dapat memberikan manfaat besar bagi masyarakat, terutama dalam memperlancar perjalanan ke Bali dan sebaliknya. “Tol fungsional ini diharapkan dapat mengurangi waktu tempuh dibandingkan dengan jalur nasional serta mengurangi kemacetan yang sering terjadi selama libur Natal dan Tahun Baru tahun 2025,” ujarnya.

Meskipun begitu, Dody mengungkapkan bahwa pembangunan ruas tol fungsional segmen Gending-Kraksaan baru mencapai 84 persen. Oleh karena itu, untuk alasan keselamatan, tol fungsional ini hanya dioperasikan secara terbatas pada jam tertentu mulai pukul 06.00 WIB hingga 16.00 WIB dan diterapkan sistem satu arah (one-way). “Operasional satu arah ini berlaku dari Gending menuju Kraksaan pada tanggal 21-27 Desember 2024 dan saat arus balik dari Kraksaan menuju Gending pada tanggal 28 Desember 2024 hingga 5 Januari 2025. Meski belum 100 persen selesai, keselamatan pengguna jalan tetap menjadi prioritas utama. Kami pastikan jalan ini aman digunakan oleh masyarakat,”tambahnya.

Dody juga menjelaskan bahwa pembangunan ruas jalan tol Probowangi Paket 1, 2 dan 3 ditargetkan selesai pada Juli 2025. “Namun untuk ruas dari Besuki hingga Banyuwangi masih perlu evaluasi lebih lanjut, karena belum pulih pasca Covid-19, terutama terkait dengan biaya yang lebih besar karena melintasi Taman Nasional Baluran,” tegasnya.