TRIBUNNEWS.COM – Menjadi ibu rumah tangga tidak menghentikan emak-emak untuk berkarya. Seorang ibu asal Palembang, Sumatera Selatan, Romi Fitriyanti (45), membuktikan bahwa peran ibu bisa melampaui batasan tradisional dapur, kasur, dan sumur.
Bermula dari rutinitas harian mengantar anak ke sekolah dan berkumpul dengan sesama orang tua murid, Fitri berhasil menemukan peluang usaha dari kegiatan sederhana yang ia cintai: merajut.
“Awalnya iseng dari ngobrol-ngobrol sama teman (sesama ibu-ibu di sekolah anak), ibu ini kepingin apa, terus aku rajut. Pertama kali itu aku rajut taplak meja buat teman-teman ibu di sekolahan anak saya,” cerita Fitri pertama kali ini memulai bisnis rumahannya, saat dihubungi, Jumat (11/4/2025).
Dari kesederhanaan itu, Fitri mulai merajut berbagai produk—mulai dari tas, suvenir, hingga sepatu. Tak disangka, karyanya mendapat respons positif, bahkan dari luar lingkungan sekolah.
“Merajut itu kan bisa di mana saja. Bisa di mobil saat lampu merah bisa merajut, sambil nonton TV, di kereta atau lagi berkegiatan di mana. Namanya bisnis emak-emak. Yang agak susah kalau di pesawat, kadang-kadang penjaganya (pramugari) lagi lewat, suka tanya. Biasanya paham setelah lihat gunting dan saya bilang perajut. Lanjut lah saya merajut,” kata Fitri sambil terkekeh.
Kini, ia mulai menekuni bisnis rajutan dengan lebih serius dan mulai memasarkan produknya melalui Shopee. Harapannya sederhana namun visioner, agar toko miliknya, Shaksuka Vthree, bisa menjangkau pembeli dari berbagai penjuru Indonesia.
Produk rajutannya juga berkembang dan sudah mulai memproduksi kain jumputan khas Palembang jika ada permintaan. Saat ini, omzet tokonya mencapai 5-10 juta tiap bulannya.
Tak ingin berhenti di titik nyaman, ia pun mengambil langkah lebih jauh dengan mengikuti pelatihan bisnis digital yang diselenggarakan oleh Kementerian UMKM bersama Shopee. Pelatihan ini membuka wawasan baru bagi Fitri tentang potensi pemasaran online yang jauh lebih luas.
Selama dua bulan mengikuti pelatihan digital, Fitri banyak belajar, dari teknik memotret produk dengan menarik, menyusun deskripsi yang persuasif, hingga mengelola stok di platform e-commerce. Bekal itu membangkitkan semangat baru dalam dirinya.
“Di pelatihan kelas online ini yang dimentori Shopee dan Kementerian UMKM, aku jadi tahu produk rajutan saya ini bisa dibeli dari daerah mana saja, menjangkau Indonesia Raya lah, bahkan hingga Papua. Tidak pusing lagi mikirin cara kirimnya, ongkos kirimnya, berkembang dari selama ini sekitar Palembang saja, dari teman-teman dan omong-omongan orang,” ucap Fitri.
“Kemarin di pelatihan belajar untuk memanage waktu. Tidak perlu menemui pembeli tatap muka, kalau yang biasanya saya alami kemarin kan order manual (aplikasi percakapan dan media sosial), kita harus ketemu mereka. Kita juga bagian dari kurirnya. Kalau Shopee kan tidak, ada kurir yang ambil, terus barangnya sampai ke konsumen. Itu praktis kan. Kalau dulu cuma belanja, sekarang kita belajar jadi pedagangnya,” tutur Fitri.
Fitri juga berpesan kepada para ibu rumah tangga yang berkeinginan membangun usaha atau bisnis rumahan seperti dirinya. Ia sadar, ibu rumah tangga seperti dirinya dan ibu yang lain, kerap merasa jenuh karena sering terlalu berlama-lama di rumah.
“Saya awalnya juga kaget kan di rumah terus menerus. Sebelumnya kerja, terus berhenti ketika anak saya masuk TK. Rezeki memang Allah yang atur, bukan tugas kita juga untuk cari nafkah. Tapi, tidak ada salahnya kita membantu suami, walaupun nominalnya tidak terlalu besar,” kata dia.
“Emak-emak seperti saya aja masih mau belajar, siapa pun bisa. Masih bisa urus anak, rumah dan sambil bisnis,” pungkasnya.(*)
