Berjuang dalam Diam, Kisah Masruro Merawat Putra Penyandang Epilepsi di Pelosok Madura
Tim Redaksi
SURABAYA, KOMPAS.com
– Di sebuah rumah sederhana di Desa Jangkar, Kecamatan Tanah Merah, Bangkalan, Madura,
Masruro
(28) duduk dengan tenang sambil sesekali melirik putranya,
Ibnul Karim
(7), yang sedang bermain di sudut ruangan.
Tatapan matanya menyiratkan kewaspadaan yang tidak pernah padam, sebuah insting yang terbentuk selama lima tahun belakangan sejak putra kesayangannya pertama kali mengalami kejang.
“Pertama kali dia kejang saat umurnya sekitar dua tahun,” kata Masruro dengan suara pelan saat ditemui
Kompas.com
pada Senin (17/3/2025).
Matanya menerawang, mengingat momen yang mengubah hidupnya sebagai seorang ibu.
Di desa terpencil ini, akses terhadap fasilitas kesehatan modern masih menjadi tantangan tersendiri.
Ketika Ibnul pertama kali mengalami kejang, keluarga Masruro melakukan apa yang sudah turun-temurun dilakukan oleh masyarakat setempat, yakni membaringkan anak di tanah tanpa alas.
Masruro mengakui bahwa keluarganya tidak pernah membawa Ibnul ke dokter untuk diagnosis formal.
Keterbatasan ekonomi dan jarak ke fasilitas kesehatan menjadi hambatan utama.
Dalam merawat Ibnul, Masruro tidak sendirian.
Seluruh keluarga besar terlibat aktif dalam mendukung dan merawat bocah kecil yang penuh semangat itu.
Rutinitas keluarga mengalami perubahan signifikan sejak Ibnul didiagnosis.
Mereka menjadi lebih waspada dan selalu memastikan ada seseorang yang mengawasi Ibnul setiap saat.
“Kami harus selalu siap sedia kalau-kalau dia kejang lagi,” tambah Masruro.
Meski tanpa penanganan medis, Masruro berusaha mendapatkan pengetahuan sebanyak mungkin tentang kondisi putranya.
“Saya belajar dari pengalaman dan bertanya ke orang-orang yang pernah mengalami hal serupa,” katanya.
Kekhawatiran terbesar Masruro adalah jika kejang terjadi saat tidak ada orang di sekitar Ibnul.
“Saya selalu mengingatkan keluarga dan tetangga untuk waspada. Karena hal tersebut bisa mengakibatkan nyawa si anak tak tertolong jika tidak ditangani dengan benar,” ujarnya dengan nada serius.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Berjuang dalam Diam, Kisah Masruro Merawat Putra Penyandang Epilepsi di Pelosok Madura Surabaya 18 Maret 2025
/data/photo/2025/03/18/67d8faf3c0583.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)