Berenang Lewat Waduk Pluit, Tiga Calon ABK yang Disekap Kabur dari Mess di Muara Baru
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com –
Tiga calon anak buah kapal (ABK) asal Majalengka, Jawa Barat, nekat kabur dari penyekapan di sebuah mess kawasan Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara, dengan cara berenang melintasi Waduk Pluit.
“Saya kaburnya lewat Waduk Pluit belakang (mess). Awalnya, saya kontak-kontakan sama teman yang di depan. Saya pastiin aman, dia bilang, ‘aman kalau mau kabur sekarang aja’,” kata salah satu korban, RA (20), saat diwawancarai di kawasan Muara Baru, Rabu (6/8/2025).
Setelah memastikan kondisi aman, RA bersama dua rekannya, AS (18) dan RH (20), menuju bagian belakang mess yang langsung menghadap ke Waduk Pluit sekitar pukul 23.00 WIB.
Setibanya di belakang, mereka menuruni beton di tepi waduk dan menyisir sisi pinggirannya. Namun, setelah tak ada lagi beton yang bisa diinjak, mereka terpaksa berenang sejauh sekitar 200 meter.
Di tengah perjalanan, mereka melihat sebuah bangunan warung di atas waduk. Salah satu dari mereka lalu naik ke atas bangunan itu dan meminta pertolongan warga.
Kebetulan, Wakil RT 19 RW 17 Muara Baru, Hindun, sedang duduk di bangunan tersebut.
“Di kolong ada siapa, eh ternyata ada orang. Akhirnya, baru saya minta tolong sama pemuda-pemuda di sini supaya diangkat ke darat,” kata Hindun.
Hindun mengaku terkejut saat melihat tiga orang dalam kondisi basah kuyup muncul dari bawah waduk dan meminta bantuan.
Diberitakan sebelumnya, ketiga korban berinisial RA (20), AS (18), dan RH (20) disekap setelah tergiur lowongan kerja sebagai ABK yang mereka temukan di Facebook.
Dalam iklan tersebut, mereka dijanjikan pekerjaan sebagai ABK di Muara Baru dengan gaji Rp 6 juta dan kontrak selama empat bulan.
Tertarik dengan tawaran tersebut dan berharap memperbaiki nasib, ketiganya memutuskan merantau ke Jakarta.
Namun, sesampainya di Muara Baru, mereka ditempatkan di sebuah mess berukuran sekitar tiga meter yang dihuni oleh belasan calon ABK lain. Selama empat hari di mess, pergerakan mereka sangat dibatasi dan selalu diawasi secara ketat.
“Disekapnya di mes, enggak boleh keluar, ke warung aja diikutin. Kurang lebih empat hari disekap,” ucap RA.
Menurut mereka, ada sekitar empat orang penjaga yang berjaga di area mess dengan membawa senjata tajam berupa celurit.
Selain disekap, para korban juga mendapati bahwa kontrak kerja yang dijanjikan tidak sesuai. Alih-alih kontrak empat bulan, mereka justru diminta melaut selama satu tahun.
Gaji yang dijanjikan pun ternyata akan dipotong Rp 3 juta oleh calo dan Rp 3 juta lainnya digunakan untuk membeli peralatan pancing yang harus mereka miliki sebelum berangkat.
“Jadi, dia (ABK) di atas kapal itu bilang, enggak tahu kalian pulang bisa bawa duit atau enggak, karena kan buat beli alat pancing aja masih kurang Rp 3 juta,” ujar RH.
Tak hanya itu, si calo juga mengancam akan mengenakan denda Rp 2 juta jika mereka membatalkan keberangkatan dan memutuskan pulang ke kampung halaman.
Merasa kondisi kerja tidak jelas dan penuh tekanan, ketiganya akhirnya nekat melarikan diri diam-diam dengan cara yang ekstrem.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Berenang Lewat Waduk Pluit, Tiga Calon ABK yang Disekap Kabur dari Mess di Muara Baru Megapolitan 6 Agustus 2025
/data/photo/2025/08/06/6892cd568da61.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)