Berburu Peluang di Job Fair, Ratusan Pencari Kerja Gantungkan Harapan Baru
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com –
Ratusan orang mengenakan pakaian rapi mendatangi Jakarta Job Fair di Mal Season City, Tambora, Jakarta Barat, Selasa (18/3/2025).
Lengkap dengan tas gendong di punggung mereka, orang-orang itu juga membawa map berisikan resume dan surat lamaran kerja.
Lewat mata mereka, harapan-harapan baru terpancar.
Salah satunya Arfi (33) memilih meninggalkan pekerjaan lamanya sebagai pekerja bank untuk mencari pekerjaan baru selain perbankan.
Arfi menyebut, sudah tujuh tahun lamanya dia bekerja di bidang perbankan, bidang pekerjaan yang memang sejalan dengan jurusannya ketika kuliah.
Kini, dia datang ke Jakarta Job Fair yang diadakan oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Jakarta Barat untuk mencari pekerjaan baru. Akan tetapi, dia belum punya target pekerjaan.
“Enggak tahu sih (pekerjaan yang ditarget). Kan sebelumnya di bank, kan niatnya mau hijrah, mau ganti pekerjaan selain bank, udah gitu aja sih,” kata dia saat ditemui di Season City, Selasa (18/3/2025).
Arfi sendiri mengaku sudah enam bulan lamanya menjalani masa tanpa pekerjaan setelah dia resign dari kantor lamanya sejak Oktober 2024 silam.
Kini dia harus meluangkan waktunya setiap hari untuk melamar pekerjaan baru selain perbankan.
Selain itu, dia juga beralasan ingin menambah pengalaman barunya dalam dunia kerja.
Dia tidak hanya ingin terpaku dengan pengalaman perbankannya.
“Skill kan (saya) sudah ada kan dari sebelumnya, (sekarang) mau nyoba pengalaman baru aja,” tambah dia.
Namun Arfi sedikit risau lantaran mencari pekerjaan saat ini dibandingkan tujuh tahun lalu, jauh berbeda.
Terdapat kesulitan bagi dirinya ketika melamar pekerjaan baru saat ini.
“Lumayan sih, lumayan sulit. Bisa jadi (karena) umur. Kan kalau mau nyoba sesuatu baru kan umurnya pasti dicari yang lebih muda,” tambah dia.
Sedikit berbeda dari Arfi, Ian (38) merasakan betapa sulitnya mencari kerja selama belasan tahun. Ian mengaku kesulitan mencari kerja karena terpentok umur.
Tiap kali dia mendaftar kerja pada perusahaan, kerap kali proses seleksi dihentikan dengan alasan usia.
“Kalau untuk ngelamar kerja, sebenarnya info lowongan itu banyak. Cuma di saat pas kita udah ngumpulin berkasnya, kita ngelamar, udah interview, pas dilihat umurnya 35 ke atas udah pasti ditolak, pasti ditolak,” kata dia, Selasa (18/3/2025).
Alhasil, Ian harus bertahan hidup dengan bekerja sebagai driver online selama belasan tahun.
Hanya saja, pendapatan yang dia dapatkan dari hasil kerja driver online tidak cukup untuk menghidupi dia dan keluarganya. Dia pun harus ekstra berhemat untuk mengatur uangnya.
“Ya putus asa sih, cuma kan yang namanya di Indonesia memang seperti ini birokrasinya. Mau diapain?” lanjut dia.
Kini dia datang ke Jakarta Job Fair dengan harapan yang sama, mencari pekerjaan baru dan tetap.
Sebelum datang ke Job Fair, dia mengaku sudah riset terlebih dahulu mengenai perusahaan yang bakal dia lamar. Terutama soal usia yang kerap kali menjadi kendalanya.
“Sudah riset dong, cari di Google juga, terus saya cek muter-muter juga, oh rupanya ini lowongan yang paling bisa masuk,” kata dia.
Dia pun berharap agar batas usia tidak lagi menjadi pakem yang membatasi masyarakat Indonesia turut berkontribusi terhadap perekonomian.
Menurutnya, usia tidak bisa dijadikan patokan seorang bekerja dengan baik atau tidak.
“Menyulitkan lah karena yang namanya orang bekerja kan enggak ada batasan umur, yang penting dia bisa bekerja, sehat jasmani, enggak masalah. Mau umur 40 tahun pun kalau dia bisa bekerja kenapa enggak?” tambah dia.
Selain untuk mendapatkan pekerjaan baru, para pekerja juga lebih menyukai pekerjaan yang work-life balance.
Artinya, beban kerja yang ditanggung oleh para pekerja seimbang dengan kehidupannya pribadi sebagai seorang manusia.
Pria asal Semarang, Eka (25) misalnya, ingin mencari pekerjaan yang tidak sekadar ‘baru’, melainkan juga memberikan keleluasaan bagi dirinya untuk mengatur waktu antara kerja dan kehidupan pribadinya.
“Yang penting sih work-life balance-nya ya. Jadi dari pekerjaannya sama dari penghasilannya, terus juga apa yang diberikan perusahaan balance,” kata dia, Selasa (18/3/2025).
Eka sebetulnya sedang bekerja di suatu perusahaan di Jakarta, namun berencana untuk resign dari pekerjaan lamanya untuk mencari pengalaman baru.
Akan tetapi, dia juga menyesuaikan pekerjaan baru yang dia lamar dengan kompetensi yang dia dapatkan dari pekerjaan lamanya.
“Biar dapat keterampilan, pengalaman baru juga. Kalau pekerjaan sesuai dengan keterampilan kita juga nantinya kan akan berjalan lancar,” tambah Eka.
Sementara Rendi (20), memiliki motivasi untuk membantu ekonomi keluarganya dengan bekerja.
Dia sejatinya telah resign dari pekerjaan sebelumnya sejak satu bulan yang lalu.
Kini dia datang kembali ke Job Fair untuk mendapatkan pekerjaan baru.
“Saya sih ingin bantu orang tua juga,” kata dia singkat.
Rendi sendiri mengaku telah melamar pekerjaan dari berbagai platform kerja.
Dengan adanya Job Fair, dia bisa lebih leluasa memilih pekerjaan yang dia minati.
“Soalnya di Job Fair disediakan (pekerjaan), bisa milih-milih perusahaan yang diminati. Biasanya (melihat lowongan kerja) di Instagram, Kitalulus, sama Jobstreet,” katanya.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Berburu Peluang di Job Fair, Ratusan Pencari Kerja Gantungkan Harapan Baru Megapolitan 19 Maret 2025
/data/photo/2025/03/18/67d9175e53e36.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)