TRIBUNNEWS.COM – Bentrokan yang melibatkan organisasi masyarakat (ormas) Pemuda Pancasila (PP) dan Gerakan Rakyat Indonesia Bersatu (GRIB) Jaya terjadi di perempatan traffic light di Kelurahan Karangjati, Kecamatan Blora, Kabupaten Blora, Jawa Tengah, pada Selasa (14/1/2025).
Dikutip dari Tribun Jateng, bentrokan bermula ketika mobil loreng yang dikendarai anggota Pemuda Pancasila melaju dan berhenti di traffic light perempatan Kelurahan Karangjati.
Lalu, di saat yang bersamaan, mobil tersebut langsung diadang oleh anggota GRIB Jaya.
“Kayaknya mobil Pemuda Pancasila dari arah utara berhenti di bangjo (traffic light) karena lampu merah, kebetulan kepergok sama kelompoknya GRIB dari selatan, terus dimassa,” kata Ketua RT setempat, Sigit, Selasa.
Saat mobil diadang, Sigit mengatakan satu anggota Pemuda Pancasila langsung dikeroyok oleh anggota GRIB.
Akibatnya, kata Sigit, korban mengalami luka di kepalanya akibat dihantam batu.
“Ndelalah (Kebetulan) ada satu (anggota PP) yang tidak bisa lari, dimassa (dihajar), dihantam batu kepalanya, terus dia terkapar di trotoar situ, saya kasihan, saya amankan di teras,” jelasnya.
Sigit juga mengatakan adanya ancaman dari anggota GRIB agar korban melepas atribut Pemuda Pancasila jika tidak ingin dihabisi.
“Ada salah satu kelompoknya GRIB datang minta supaya pemuda tadi melepas atribut Pemuda Pancasila, jaket e dilepas. Akhirna dilepas terus saya suruh sembunyi di belakang. Di perjalanan darah itu kececeran,” terangnya.
Setelah insiden tersebut, beberapa orang yang mengalami luka dibawa ke rumah sakit untuk menjalani perawatan.
Selain korban luka, mobil Pemuda Pancasila bernomor polisi B 1728 UZM juga mengalami kerusakan.
Berdasarkan pantauan Tribun Jateng, seluruh kaca mobil tersebut pecah.
Adapun diduga mobil tersebut milik ormas Pemuda Pancasila cabang Kabupaten Rembang. Selain itu adapula tiga sepeda motor di lokasi juga mengalami kerusakan.
Pengrusakan dan Penganiayaan Dilakukan GRIB Jaya Luar Blora
Masih dikutip dari Tribun Jateng, Ketua DPC GRIB Jaya Blora, Sugiyanto, mengatakan pengrusakan bukan dilakukan oleh anggota GRIB Jaya yang dipimpinnya.
Dia mengklaim anggota GRIB Jaya itu justru diadang terlebih dahulu oleh anggota Pemuda Pancasila.
Namun, anggota GRIB Jaya terlebih dahulu menghajar anggota Pemuda Pancasila.
“Iya (anggota GRIB). Ini kan mau pulang diadang. Ini tadi dari Blora sudah di-rembug (didiskusikan). Yang penting pulang dengan damai, ya sudah pulang.”
“Diaadang sama PP Rembang makanya langsung dihancurkan itu. Polisi tahu itu, kita dari Kudus itu tidak semena-mena, dihadang langsung dihabisin itu,” kata Sugiyanto, Selasa.
Polisi Masih Lakukan Penyelidikan
Di sisi lain, polisi masih melakukan penyelidikan dengan mengumpulkan informasi terkait peristiwa tersebut.
“Untuk sementara rekan-rekan kami masih mengumpulkan informasi yang masuk dari masyarakat, kemudian untuk kejadian di beberapa titik masih dalam tahap penyelidikan.
“Apabila sudah ada titik terang terkait kejadian tersebut, kami akan secepatnya memberikan informasi ke awak media,” kata Kasi Humas Polres Blora, AKP Gembong Widodo, Selasa malam.
Pemuda Pancasila Sempat Tolak Keberadaan GRIB Jaya di Blora
Suasana Ormas Pemuda Pancasila saat menggeruduk markas Ormas GRIB Blora, Senin (13/1/2025).
Sebelum insiden terjadi, Pemuda Pancasila sempat menggeruduk kantor DPC GRIB Jaya di Kecamatan Ngawen, Kabupaten Blora, pada Senin (13/1/2025).
Adapun kedatangan rombongan Pemuda Pancasila tersebut untuk menolak adanya GRIB Jaya di Blora.
Ketua Majelis Pimpinan Cabang (MPC) Pemuda Pancasila, Munaji, mengatakan pihaknya tidak suka adanya GRIB di Kabupaten Blora.
“Perlu diingat yang saya sampaikan, bahwa Pemuda Pancasila dan masyarakat tidak suka hadirnya GRIB di Blora. Kalau ada pasti akan berurusan dengan kita,” jelasnya, Senin (13/1/2025).
Munaji menilai keberadaan ormas GRIB Jaya masih ilegal. Dia mengatakan banyak anggota GRIB Jaya meresahkan masyarakat.
“Kalau mau kepengin jadi organisasi di Blora, izin legalitas harus dipenuhi dulu. Jangan menjadi preman atau seperti itu. Itu saya sampaikan.”
“Kalau menjadi organisasi tolong kepentingan masyarakat diutamakan, jangan kepentingan perut sendiri,” ujarnya.
Munaji menegaskan pihaknya menolak adanya GRIB Jaya di Blora.
“Sekali lagi pesan saya, jangan ada GRIB keluar Blora. Kalau keluar saya sikat, urusan dengan Pemuda Pancasila. Ini Blora mas, tidak sekonyong konyong koder.”
“Kita juga ucapkan terima kasih kepada jajaran TNI dan Polri, sehingga kegiatan ini bisa kondusif, kita juga tidak akan terjadinya anarkis, tidak akan terjadi di sini.”
“Jangan ada berdirinya GRIB di Kabupaten Blora ini. Itu yang kita minta,” tambahnya.
Pihak Pemuda Pancasila mengaku bakal mendatangi Polres Blora untuk melaporkan hal tersebut.
Lebih lanjut, Munaji juga menduga Ketua GRIB Jaya Blora menjadi mafia pupuk bersubsidi.
“Bahwa calon Ketua GRIB menjadi biang kerok pupuk subsidi di Blora. Sarang pupuk subsidi di Kabupaten Blora. Kalau di dalam kita masuki, arak miras banyak di dalam.”
“Biangkerok pupuk subsidi adalah calon Ketua GRIB sendiri. Jangan biarkan preman berkeliaran di Blora,” jelasnya.
Sebagian artikel telah tayang di Tribun Jateng dengan judul “Polisi Buka Suara Terkait Bentrokan Ormas Pemuda Pancasila dengan GRIB Jaya di Blora”
(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)(Tribun Jateng/M Iqbal Shukri)