PIKIRAN RAKYAT – Sejak Presiden Prabowo Subianto dilantik hingga awal 2025, pemerintah telah menyalurkan lebih dari 93 ribu unit rumah subsidi bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Penyaluran ini terus dipercepat untuk mencapai target tahun 2025.
Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP), Maruarar Sirait, menegaskan bahwa pemerintah berupaya mendorong penyediaan rumah subsidi agar jumlahnya terus meningkat.
“Kami sudah berusaha menstimulasi (realisasi rumah murah) dan mencari jalan untuk bagaimana meningkatkan jumlahnya. Setidaknya kami punya target awal itu minimal 220 ribu (unit rumah) yang kami bantu,” ujar Maruarar, dikutip dari Antara.
Manfaat Rumah Subsidi bagi Masyarakat Mengurangi kekurangan perumahan yang pada 2023 tercatat 9,9 juta unit. Menyediakan hunian layak yang meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Mendorong pertumbuhan ekonomi, baik di daerah pembangunan maupun secara nasional. Data Penyaluran Rumah Subsidi
Berdasarkan data dari Kementerian PKP dan BP Tapera, sejak 20 Oktober 2024 hingga 5 Februari 2025, telah tersalurkan 94.484 unit rumah subsidi dengan rincian:
37.956 unit melalui skema KPR FLPP. 1.384 unit khusus untuk ASN. 32.130 unit dalam proses persetujuan akad kredit. 11.783 unit telah selesai dibangun, namun belum akad. 10.232 unit masih dalam tahap pembangunan.
Pemerintah menargetkan penyaluran 220 ribu unit rumah subsidi pada 2025.
Strategi Percepatan Penyaluran Rumah Subsidi
Untuk mencapai target tersebut, pemerintah menerapkan beberapa langkah:
Memberikan suku bunga rendah 5 persen per tahun dengan tenor hingga 20 tahun. Mempermudah skema KPR tanpa uang muka melalui pelonggaran rasio loan-to-value (LTV) hingga akhir 2025. Menurunkan suku bunga acuan Bank Indonesia menjadi 5,75 persen pada Januari 2025 guna meningkatkan daya beli masyarakat.
Dengan berbagai kebijakan ini, program rumah subsidi diharapkan semakin luas jangkauannya, mengurangi backlog perumahan, dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.***
Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News