BEI Sebut IPO Masih Menarik di Tengah Isu Ketidakpastian Global

BEI Sebut IPO Masih Menarik di Tengah Isu Ketidakpastian Global

Jakarta, Beritasatu.com – Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Jeffrey Hendrik menanggapi situasi perekonomian global yang berpotensi memengaruhi minat perusahaan untuk mencatatkan saham di BEI. Menurut Jeffrey, pasar saham Indonesia saat ini tetap menarik bagi perusahaan-perusahaan. Bahkan, BEI telah mengidentifikasi belasan perusahaan yang siap melakukan Initial Public Offering (IPO) pada 2025.

“Keputusan untuk melakukan IPO adalah keputusan strategis dari masing-masing calon emiten. Namun, kita melihat bahwa Bursa Indonesia masih menjadi destinasi yang menarik bagi calon perusahaan publik. Dengan target yang sudah kami canangkan, yaitu tahun ini paling tidak ada 66 perusahaan tercatat saham baru di Bursa Efek Indonesia, tentu kita bersama-sama berharap tahun ini dapat mencatatkan emiten yang ke-1.000 di Bursa Efek Indonesia,” ujar Jeffrey kepada Beritasatu.com  di BEI Jakarta, Kamis (23/1/2025).

Berkaca pada tahun sebelumnya, BEI berhasil mencatatkan 41 perusahaan baru IPO sepanjang 2024. Angka ini lebih rendah dibandingkan tahun 2023, di mana sebanyak 79 perusahaan mencatatkan saham di BEI. Jeffrey menegaskan bahwa pihaknya terus melakukan evaluasi untuk menjaga kualitas perusahaan yang tercatat.

“Selama ini, seluruh proses IPO di Bursa Efek Indonesia sudah dilakukan sesuai dengan ketentuan dan prosedur yang ada. Namun, kami menyadari bahwa evaluasi terus-menerus harus dilakukan,” ucap Jeffrey.

Saat ini, BEI mengaku dalam proses meningkatkan ketentuan dan persyaratan untuk pencatatan saham, tidak hanya dari sisi calon emitennya, tetapi juga dari lembaga-lembaga pendukungnya.

“Dengan demikian, seperti yang kita diskusikan sebelumnya, kita berharap kontribusi perusahaan-perusahaan baru ini dapat meningkatkan kapitalisasi pasar secara signifikan,” tambah Jeffrey.

Jeffrey juga menyebutkan bahwa saat ini BEI memiliki pipeline yang berisi 16 perusahaan yang siap IPO menggunakan laporan keuangan per September. Ia optimistis jumlah ini akan bertambah setelah laporan keuangan per Desember selesai.

“Setelah buku Desember selesai, akan ada lebih banyak calon emiten yang mendaftarkan diri menggunakan laporan tersebut,” tutup Jeffrey dalam menanggapi IPO perusahaan di BEI.