BEI Optimistis Bursa Karbon Indonesia Bersinar pada 2025

BEI Optimistis Bursa Karbon Indonesia Bersinar pada 2025

Jakarta, Beritasatu.com – Bursa Efek Indonesia (BEI) memulai era baru dalam penyelenggaraan pasar modal dengan meresmikan Bursa Karbon Indonesia (IDXCarbon) pada 2023. Berdasarkan data, hingga 26 September 2024, atau tepat setahun sejak perdagangan IDXCarbon dimulai, tercatat volume transaksi sebesar 613.740 ton karbon ekuivalen (tCO2e).

Memasuki 2025, Direktur Pengembangan BEI Jeffrey Hendrik mengungkapkan optimismenya bahwa IDXCarbon akan semakin diminati investor. Menurut Jeffrey, perdagangan karbon di Indonesia semakin menunjukkan eksistensinya, terutama setelah IDXCarbon meluncurkan perdagangan internasional pada 20 Januari lalu.

“Kami sangat optimistis. Sejak awal tahun hingga saat ini, unit karbon yang ditransaksikan telah mencapai hampir 50% dari total transaksi sepanjang tahun lalu. Artinya, prospek ke depan sangat cerah. Dengan partisipasi pembeli asing, ditambah masuknya unit karbon dari sektor energi terbarukan dan nature-based selain teknologi, kami yakin bursa karbon akan semakin aktif,” ujar Jeffrey kepada Beritasatu.com di BEI Jakarta, Kamis (23/1/2025).

Jeffrey juga percaya bahwa perdagangan di Bursa Karbon Indonesia akan melampaui capaian tahun sebelumnya, meskipun tantangan datang dari kebijakan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, yang cenderung mendukung energi fosil.

“Sampai saat ini, kami belum melihat dampak langsung dari kebijakan tersebut. Hal ini masih tergolong baru, dan kami terus berkomunikasi dengan pelaku perdagangan karbon internasional. Hingga saat ini, minat beli serta aktivitas perdagangan di pasar karbon internasional tetap stabil, sehingga peluangnya masih sangat besar,” tambah Jeffrey.

Jeffrey menyampaikan keyakinannya bahwa IDXCarbon dapat mencapai nilai transaksi yang lebih besar dibandingkan tahun lalu.

“Secara nilai transaksi, hingga saat ini kami telah mencapai sekitar Rp50 miliar. Kami optimistis, dengan perkembangan yang ada, angka tersebut dapat meningkat signifikan pada akhir tahun. Hal ini sangat bergantung pada jumlah dan kualitas suplai yang masuk, terutama dari proyek-proyek berkualitas tinggi. Jika suplai memenuhi ekspektasi, transaksi akan jauh lebih baik,” tutup Jeffrey.

Sebagai informasi, data resmi Bursa Karbon Indonesia atau IDXCarbon per 10 Januari 2025 mencatat total perdagangan unit karbon mencapai 1,13 juta ton CO2 ekuivalen, dengan nilai transaksi sebesar Rp 58,86 miliar.